BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...

37
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Perencanaan program kepegawaian Tabel 4.1 : Gambaran Indikator Perencanaan Program Kerja Kepegawaian nNo. Indikator Skor ideal Skor Capaian Persentase Kesimpulan 1 Penyusunan rencana Program 20 17 85% Baik 2 Tujuan program 20 19 95% Sangat Baik 3 Sasaran program 20 12 60% Cukup Baik 4 Identifikasi Sasaran program 20 14 70% Cukup Baik Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian diatas, maka dapat digambarkan hasil olahan data penelitian pada indikator pelaksanaan program pada tabel dibawah ini:

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Perencanaan program kepegawaian

Tabel 4.1 : Gambaran Indikator Perencanaan Program Kerja Kepegawaian

nNo. Indikator Skor ideal Skor Capaian Persentase Kesimpulan

1 Penyusunan rencana Program 20 17 85% Baik

2 Tujuan program 20 19 95% Sangat Baik

3 Sasaran program 20 12 60% Cukup Baik

4 Identifikasi Sasaran program 20 14 70% Cukup Baik

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian diatas, maka dapat digambarkan hasil

olahan data penelitian pada indikator pelaksanaan program pada tabel dibawah

ini:

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

2

Tabel 4.2 : Hasil olahan data pada Indikator Perencanaan Program

No

4 3 2 1

Jmlh Skala ( % )

Kesimpulan f x % f x % f x % f x %

1 3 12 60 1 3 20 1 2 20 - - - 17 85 Baik

2 4 16 80 1 3 20 - - - - - - 19 95 Sangat baik

3 - - - 2 6 40 3 6 60 - - - 12 60 Cukup baik

4 1 4 20 2 6 40 2 4 40 - - - 14 70 Cukup baik

JUMLAH 62 78 %

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui dan dapat menggambarkan

bahwa pada tahap perencanaan program kepegawaian telah memenuhi criteria

baik. Hal ini bisa dilihat dari jumlah skor capaian yang diperoleh sebesar 62 dan

persentase skor evaluasi tahap perencanaan program adalah sebesar 78% yang

dimana berada pada rentang skor baik, yaitu (76 -90%). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kinerja kepegawaian dilihat dari indicator perencanaan

program sudah dilaksanakan dengan baik. Meskipun pada dua indicator yaitu

indicator ke 3 (sasaran) dan indicator ke 4 (identifikasi sasaran) hanya menjawab

60 dan 70% yang masuk pada kategori cukup baik.

Responden menjawab “Cukup Baik “ karena penyusunan rencana program

tidak dilihat dari rencana tunggal, kepegawaian sendiri tidak mengacu pada

rencana tunggal tapi mengacu pada rencana induk (umum) yang ada didinas. Dan

untuk awal penyusunan program tidak menjabarkan satuan biaya pada masing-

masing kegiatan, identifikasi dalam hal ini hanyalah melihat sasaran program

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

3

mana yang akan dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan melalui

penjabaran program secara terinci.

Untuk rincian hasil dari tiap-tiap deskritor pada tahap perencanaan program

adalah di dukung dengan wawancara sebagai berikut baik Sekretaris dinas,

Kepala Sub Bagian Kepegawaian, dan tiga Staf Kepegawaian di peroleh

gambaran tentang perencanaan program kepegawaian dapat diuraikan berikut:

1. Penyusunan rencana program

Persiapan awal penyusunan rencana program seperti yang dipaparkan oleh

Sekretaris Dinas Pendidikan (Mohamad Husain.S.Pd, M.MPd) Bone Bolango

bahwa :

“Pada penyusunan rencana program kerja di Dinas Pendidikan Bone

Bolango sebelumnya di susun dengan memperhatikan visi dan misi

daripada dinas itu sendiri yang kemudian dari visi dan misi inilah di

rancang/susun kegiatan-kegiatan atau program kerja dari masing-masing

sub bagian yang penyusunannya dituangkan dalam Renja ( rencana kerja ).

Renja inilah yang menjadi pedoman setiap sub bagian untuk melaksanakan

setiap kegiatan di masing-masing bidang termasuk kepegawaian. Dalam

renja (rencana kerja) memuat/berisi tujuan dari kegiatan/program,

kemudian sasaran kegiatan yang ingin dicapai misalnya kegiatan mana

yang menjadi prioritas utama dalam jangka waktu satu tahun ke depan,

itulah yang akan menjadi sasaran kegiatan utama yang harus dilaksanakan,

ada juga identifikasi sasaran, indikator kinerja kegiatan serta target

pencapaian kegiatan. “

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian maka diperoleh

informasi bahwa:

“Pada kepegawaian penyusunan programnya dikoordinasikan secara

langsung dengan bagian perencanaan, artinya bukan sepenuhnya tanggung

jawab penyusunan dibebankan pada bagian perencana tapi ada kerjasama

antar keduanya. Untuk penyusunan rencana semua tidak lepas dari renstra

dalam renstra inilah memuat visi dan misi, kebijakan, tujuan, sasaran

program, target, identifikasi, dan indicator kinerja”

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

4

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian bagian system informasi

maka diperoleh informasi bahwa:

“program kerja/kegiatan yang ada di sub bagian kepegawaian, bagian

kepegawaian mengkoordinasikannya dengan bidang perencanaan, karena

semua program kerja dari masing-masing bidang yang ada di Dinas itu

disusun oleh bidang perencanaan yang kemudian oleh bidang perencanaan

setelah dirumuskan maka kegiatan/program-program tersebut dibagikan

pada masing-masing sub bagian yang ada. Jadi yang lebih berperan dalam

penyusunan program adalah sub bagian perencanaan, dan untuk dinas

sendiri memiliki renja atau rencana kerja, dalam renja tersebut dimuat

kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, gambaran kegiatan, tujuannya

maupun target pencapaian kinerjanya.

Selain itu, setelah melakukan wawancara dengan salah satu staf

kepegawaian khusus pengelola kenaikan pangkat (yusuf gobel) diperoleh

informasi bahwa :

“Terkait dengan perencanaan program yang ada di dinas, bidang

perencanaan bertanggung jawab penuh terhadap penyusunan

program/kegiatan-kegiatan di masing-masing bidang yang ada di dinas

baik program yang ada dibidang TK/SD, SMP/SM, bidang PMPTK, PNF,

Subag umum, kepegawaian, dan keuangan. Semuanya di susun oleh

bagian perencanaan yang di susun dalam renja(rencana kerja tahunan).

Rencana di tahun 2012 ataupun ditahun 2013 itu telah disusun sebelum-

sebelumnya oleh bidang perencanaan, setiap bidang lainnya hanya tinggal

melaksanakan program yang telah disusun oleh bidang perencanaan,

penyusunannya menggambarkan tujuan dari program, sasaran dari

program, identifikasiprogram, maupun target pencapaian program, agar

setiap program terlihat lebih jelas untuk dilaksanakan.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari Staf kepegawaian di

bagian mutasi (Sofya Suleman), yang menyatakan bahwa:

“Masing-masing bidang memiliki program yang berbeda, untuk

kepegawaian penyusunannya tidak disusun oleh staf kepegawaian tapi oleh

bidang perencanaan.Staf kepegawaian hanya melaksanakan uraian

program, uraian kegiatan yang sudah ada dan didalamnya ada tujuan

kegiatan, sasaran, serta target pencapaian kerja atau program”.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

5

Berdasarkan informasi dari beberapa informan diatas dapat

disimpulkan bahwa dalam penyusunan rencana program untuk dinas

dituangkan dalam renja ( rencana kerja tahunan ). Penyusunan rencana

kerja dibuat atau disusun mengikuti alur kerja yang ada dimana untuk

penyusunannya dikoordinasikan langsung dengan bidang perencanaan.

Program kerja dimasing-masing bidang atau bagian di susun oleh staf

bidang perencanaan dan oleh bidang perencanaan setelah disusun maka

program-program kerja tersebut dibagikan pada masing-masing sub bagian

atau bidang yang ada di dinas. Jadi untuk kepegawaian sendiri hanya

melaksanakan tugas-tugas yang sudah disusun oleh bidang perencanaan,

karena alur kerjanya telah ditentukan sebelumnya.Dalam rencana kerja

memuat tujuan dan kegiatan atau program, sasaran kegiatan, identifikasi

sasaran, indikator kinerja kegiatan, serta target pencapaian kegiatan.Hal

inilah yang menjadi dasar pertimbangan untuk menyusun setiap program.

2. Tujuan

Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris dinas mengatakan bahwa:

“Dalam penyusunan program mengandung tujuan dari pada program,

tujuan dalam hal ini adalah merupakan pernyataan tentang keadaan atau

situasi yang akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan.Dengan adanya tujuan

maka kinerja menjadi lebih terarah. Misalnya untuk kepegawaian memiliki

program pengembangan profesi maka untuk melaksankannya ada satu

keinginan atau satu gambaran akan seperti apa kegiatan yang harus

dilaksanakan untuk mengembangkan profesi pegawai tersebut. Maka perlu

untuk menentukan kegiatan apa yang akan dicapai untuk pengembangan

profesi, setelah kegiatan ditentukan maka ada harapan atau hasil akhir

daripada kegiatan misalkan dari program pengembangan profesi tersebut

diharapkan agar setiap pegawai lebih profesional dalam bekerja sehinnga

berdampak positif terhadap kinerjanya, serta melakukan usaha-usaha atau

pengarahan terhadap kerja.Demikian seterusnya sehingga apa yang di

inginkan dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan”

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

6

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian maka diperoleh

informasi bahwa:

“pada dokumen renstra dimasukkan tujuan yang artinya menggambarkan

kegiatan-kegiatan atau program yang akan dicapai, usaha-usaha yang

dilakukan, maupun hasil akhir dari program yang akan dilaksanakan”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian bagian SIM , maka

diperoleh informasi bahwa:

“Dari penyusunan rencana kerja memang harus ada tujuan yang

menggambarkan kemana dan sampai dimana proses kerja tersebut

berlangsung. Tujuan yang dimaksud dalam hal ini adalah melihat kepada

sejauh mana kegiatan yang akan dilakukan, langkah apa yang kita tempuh

untuk mencapai tujuan daripada program, dan tentu ada hasil yang

diinginkan dari program tersebut. Untuk itulah tujuan tersebut harus ada

dalam renja(rencana kerja)”

Selain itu, setelah melakukan wawancara dengan staf kepegawaian khusus

pengelola pangkat diperoleh informasi bahwa :

“Dalam penyusunan rencana kerja salah satu aspek yang perlu untuk

dimasukkan adalah tujuan, karena tujuan menggambarkan kegiatan-

kegiatan yang ingin dicapai oleh dinas itu sendiri, kemudian usaha-

usaha(arahan) yang perlu untuk dilakukan, serta hasil yang dinginkan dari

setiap program yang akan direncanakan. Setiap kegiatan memiliki tujuan,

baik itu program/kegiatan secara umum menyangkut dinas maupun

program/kegiatan di masing-masing bidang.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian di

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

“Penyusunan rencana memang ada tujuannya dan semua telah dijabarkan

dalam renja dinas. Untuk bidang kepegawaian sendiri tidak menyusun

renja secara khusus, renja disusun secara umum oleh dinas, akan tetapi

untuk setiap program kerja memiliki tujuan masing-masing sesuai dengan

bidang yang ada di dinas. Kegiatan yang akan dicapai serta hasil akhir

yang diinginkan dari setiap program kerja pun berbeda-beda.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

7

Berdasarkan informasi dari beberapa informan sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa pada tahap penyusunan rencana program mengandung

tujuan yang didalamnya menggambarkan kegiatan-kegiatan yang akan

dicapai, hasil akhir yang diinginkan dari setiap program, serta usaha atau

arahan yang akan dilakukan selama melaksanakan program, tujuan

tersebut menjadi salah satu aspek yang digunakan dalam penyusunan

program.

3. Sasaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris dinas bahwa:

“Penyusunan rencana program selain ada tujuan dimasukkan pula sasaran,

dalam sasaran program kepegawaian ada sasaran dan rencana induknya

artinya untuk setiap program kerja yang disusun itu memiliki sasarannya

sendiri, jadi untuk sasaran program kepegawaian secara keseluruhan

memiliki sasarannya masing-masing dan untuk penyusunan rencananya

dilihat dari rencana induk yang ada di dinas. Rencana induk dalam hal ini

adalah rencana program secara umum yang ada di dinas. Kepegawaian

tidak memiliki rencana tunggal, alasannya adalah karena kepegawaian

adalah staf/bagian yang melaksanakan kegiatan ketatausahaan

kepegawaian, semua yang berhubungan dengan pegawai, jadi untuk

program kerja sendiri/yang sekali dilaksanakan itu tidak ada, semua

dilaksanakan berdasarkan rencana induk”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian, maka diperoleh

informasi bahwa:

“penyusunan program disusun berdasarkan rencana induk yaitu rencana

secara keseluruhan dari program dinas”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian bagian system informasi

kepegawaian, maka diperoleh informasi bahwa:

“ Sasaran program kepegawaian secara umum mengandung sasaran dan

rencana induk artinya, sasaran program secara umum dijabarkan lagi

kedalam sasaran khusus artinya sasaran program secara umum dipilih lagi

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

8

program mana yang menjadi target utama yang diprioritaskan untuk

dilaksanakan dalam periode waktu tertentu. Sasaran program dilihat dari

rencana induk secara umum/program secara keseluruhan..bagian

kepegawaian tuganya adalah melaksanakan urusan administrasi

kepegawaian jadi tidak ada rencana tunggal dalam bidang tersebut.

Selain itu dikonfirmasi dengan Staf kepegawaian khusus pengelola

kenaikan pangkat, yang menyatakan bahwa:

“Program kepegawaian disusun dengan melihat rencana induk atau

rencana umum, tidak ada rencana tunggal untuk bidang kepegawaian

karena tugasnya rutin dilaksankan setiap tahun.Tugas kepegawaian adalah

mengurus segala urusan administrasi kepegawaian.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian di

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

“ Sasaran yang dimaksud adalah mana program yang menjadi target utama

dalam periode waktu tertentu untuk dilaksanakan, sasaran program kerja

tersebut dapat dilihat dalam rencana induk yang ada di dinas”.

Berdasarkan informasi dari beberapa informan dapat disimpulkan

bahwa sasaran yang dimasukkan dalam penyusunan rencana program

adalah untuk melihat program mana yang menjadi target utama untuk

dilaksanakan dalam periode waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Identifikasi Sasaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris dinas bahwa:

“Sebelum menentukan program kerja, jadi perlu dilakukan identifikasi

yaitu menjabarkan program secara rinci. Artinya sasaran program

sebelumnya yang ada di tentukan mana program yang akan dijalankan

pada satu atau sampai dua tahun ke depan dan mana program kerja yang

untuk lima tahun kedepan. Jadi program tersebut dipilih atau di

identifikasi”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian, maka diperoleh

informasi bahwa:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

9

“setelah program dirumuskan secara keseluruhan maka setiap program

perlu untuk dilihat di identifikasi dengan menguraikan secara rinci

program-program yang ada, yang kemudian dilihat program mana yang

didahulukan untuk satu atau tiga tahun kedepan”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian bagian system informasi,

maka diperoleh informasi bahwa:

“Tidak hanya secara umum akan tetapi bagian kepegawaian juga

mengidentifikasi sasaran mana yang harus dimasukkan dalam program

kerja, yaitu dengan menjabarkan seluruh program, mengetahui biaya

masing-masing kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya.

Selain itu dikonfirmasi dari Staf kepegawaian khusus pengeola kenaikan

pangkat, yang menyatakan bahwa:

“Dilakukannya identifikasi program adalah untuk melihat/mengukur

program mana yang harus dilaksanakan untuk setiap jangka waktu tertentu

dan untuk mengetahuinya maka perlu dilakukan penjabaran sasaran dari

kegiatan dimana melihat keseluruhan program yang ada, kemudian

merumuskan kegiatan yang akan dilaksankan sampai pada

mengidentifikasi biaya pada masing-masing kegiatan.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian di

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

“Setelah menentukan sasaran program yang ingin dilakukan maka langkah

selanjutnya adalah mengidentifikasi apakah program tersebut layak untuk

dilaksanakan pada periode waktu tertentu atau tidak, diuraikan kembali

secara rinci program-program yang menjadi target untuk dikerjakan”.

Berdasarkan informasi sebelumnya dari beberapa informan dapat

disimpulkan bahwa sebelum penentuan program kerja dimasing-masing bidang

dilaksanakan maka terlebih dulu program tersebut di identifikasi atau dilihat

secara khusus dengan menjabarkan setiap program secara terinci.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

10

2. Deskripsi data hasil Penelitian terkait pelaksanaan program kepegawaian

Tabel 4.3: Gambaran Indikator Pelaksanaan Program Kerja Kepegawaian

No Indikator Skor Idea

Skor Capaian

Persentase Kesimpulan

1 Perencanaan

kepegawaian 20 17 85 % Baik

2 Pembinaan

Kepegawaian 20 20 100 % Sangat Baik

3 Ketatausahaan

Kepegawaian 20 18 90 % Baik

4 Pengembangan

Profesi 20 15 75 % Cukup Baik

5 Penunjang Tugas

Analis Kepegawaian 20 16 80 % Baik

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian diatas, maka dapat digambarkan hasil

olahan data penelitian pada indikator pelaksanaan program pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.4 : Hasil Olahan Data pada Indikator Pelaksanaan Program Kerja Kepegawaian

No Soal

4 3 2 1 Jumlah

Skala (%)

Kesimpulan f X % f X % F X % f x %

1 2 8 40 3 9 60 - - - - - - 17 85 % Baik

2 5 20 100 - - - - - - - - - 20 100 % Sangat baik

3 3 12 60 2 6 40 - - - - - - 18 90 % Baik

4 - - - 5 15 100 - - - - - - 15 75 % Cukup baik

5 2 8 40 2 6 40 1 2 20 - - - 16 80 % baik

JUMLAH SKOR CAPAIAN 86 86 %

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

11

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahap pelaksanaan

program telah memenuhi kriteria baik. Hal ini bisa dilihat dari jumlah skor

capaian sebesar 86 dan jumlah persentase skor evaluasi tahap pelaksanaan

program sebesar adalah 86% yang dimana berada pada rentang skor baik yaitu

(76-90). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepegawaian dilihat

dari indicator pelaksanaan program sudah dilaksanakan dengan baik. Meskipun di

indicator ke empat hanya memenuhi 3 aspek dimana masuk pada kategori cukup

baik.

Responden mengatakan “cukup baik” alasannya karena pada pengembangan

profesi tidak semua staf melaksanakannya dan untuk menterjemahkan buku atau

bahan-bahan lain di bidang kepegawaian tidak dilakukan.

Untuk rincian hasil dari tiap-tiap deskritor pada tahap pelaksanaan program

adalah di dukung dengan wawancara sebagai berikut baik Sekretaris dinas,

Kepala Sub Bagian Kepegawaian, dan tiga Staf Kepegawaian di peroleh

gambaran tentang perencanaan program kepegawaian dapat diuraikan berikut:

1. Perencanaan Kepegawaian

Pelaksanaan program seperti yang dipaparkan oleh sekretaris dinas

pendidikan bone bolango bahwa :

“Bagian kepegawaian adalah bagian yang melaksanakan segala urusan

administrasi kepegawaian, dibagian tersebut ditempati oleh beberapa orang

staf kepegawaian yang masing-masing staf memiliki tugas/kegiatannya

masing-masing.Untuk yang mengelola urusan perencanaan pegawai

tugasnya adalah mengukur kebutuhan dan beban kerja pegawai jadi setiap

pegawai memiliki beban kerjanya masing-masing, kemudian ada juga

melaksanakan formasi pegawai, mengadakan pelayanan penyusunan

formasi dan pengadaan pegawai serta pengadaan pegawai.Tugas dari

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

12

kepegawaian sendiri itu disesuaikan dengan aturan/ sesuai dengan

petunjuk pelaksanaan teknis kepegawaian.”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian, diperoleh

informasi bahwa :

“perencanaan kepegawaian memang tugasnya adalah mengukur kebutuhan

dan beban kerja pegawai, formai pegawai, pelayanan penyusunan formasi

pegawai dan pengadaan pegawai, semua dilakukan susuai dengan

pedoman yang ada”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola

kenaikan pangkat, diperoleh informasi bahwa :

“Untuk bagian kepegawaian memiliki tugas dan fungsinya sendiri-sendiri,

dibagi atas beberapa orang yang setiap orang memiliki tanggung jawab

terhadap tugasnya.Untuk tugas/kegiatan pengukuran kebutuhan dan beban

kerja pegawai, penyusunan rencana formasi pegawai, serta pengadaan

pegawai termasuk dalam kategori perencanaan kepegawaian, jadi satu

orang staf memiliki tanggung jawab terhadap kegiatannya tersebut.

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“Porsi untuk tugas staf kepegawaian sudah diatur, setiap pegawai memiliki

tugas dan fungsinya masing-masing sesuai dengan porsi tugas yang telah

disusun/ diatur sebelumnya. Untuk kegiatan/tugas yang berhubungan

dengan mengukur kebutuhan dan beban kerja pegawai, pelaksanaan

formasi pegawai, dan pengadaan pegawai adalah tugas tim perencana

kepegawaian. Semua tugas dilaksanakan berdasar atas acuannya dari pusat

dan menjadi pedoman untuk pegawai khususnya bagian kepegawaian.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

“Staf kepegawaian memiliki tugas masing-masing, untuk tugas

pengukuran kebutuhan dan beban kerja pegawai, kemudian rencana

formasi pegawai, serta pengadaan pegawai adalah tugas tim perencana.

Jadi tugasnya hanya khusus melaksanakan tugas-tugas tersebut.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

13

Berdasarkan informasi dari beberapa informan dapat disimpulkan bahwa

uraian tugas atau kegiatan tim perencana kepegawaian adalah melaksanakan

formasi untuk pegawai, mengukur kebutuhan dan beban kerja pegawai, serta

melaksanakan pelayanan penyusunan formasi untuk pegawai.

2. Pembinaan Kepegawaian

Pembinaan kepegawaian seperti yang dipaparkan oleh sekretaris dinas

pendidikan bone bolango bahwa :

“Tugas pembinaan kepegawaian tidak hanya melaksanakan pelatihan atau

pengembangan terhadap pegawai saja, akan tetapi tugasnya digolongkan

kedalam beberapa bagian yaitu menyangkut mutasi pegawai, pendidikan

dan pelatihan pegawai, penyusunan pola karir pegawai, pemantapan karir

pegawai, kesejahteraan pegawai, serta pemberhentian pegawai. Semua

tugas-tugas tersebut dimasukkan kedalam pembinaan pegawai dan semua

tugas-tugas tersebut telah dilaksankan oleh sub bagian kepegawaian”

kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh informasi

bahwa :

“pembinaan kepegawaian terbagi atas beberapa tugas dan semua tugas-

tugas tersebut telah dilaksanakan oleh staf kepegawaian, karena

kegiatan/program tersebut bersifat umum.salah satunya adalah mutasi dan

cuti , jadi di lingkungan staf kepegawaian melayani pegawai yang ingin

melakukan cuti. Cuti pegawai pun banyak, tergantung dari pegawai sendiri

ingin mengurus cuti apa,dan masing-masing cuti tersebut prosedur

pengurusannya berbeda-beda”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola

kenaikan pangkat, diperoleh informasi bahwa :

“Tugas-tugas mutasi pegawai , pendidikan dan pelatihan pegawai,

penyusunan pola karir pegawai, pemantapan karir pegawai, kesejahteraan

pegawai sampai pada pemberhentian pegawai adalah sebagian dari tugas

staf kepegawaian. Seorang staf ditugaskan untuk melaksanakan tugas-

tugas tersebut, jadi pegawai yang dimaksud dalam lingkup ini adalah

secara keseluruhan pegawai yang ada di dinas. Untuk mutasi misalnya itu

tidak berlaku hanya pada pegawai yang ada dilingkungan internal dinas

saja akan tetapi untuk seluruh guru yang ada ditiap sekolah yang ada

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

14

dikabupaten bone bolango yang berhak untuk dimutasikan karena mereka

juga termasuk pegawai dinas pendidikan.

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“Dijelaskan sebelumnya bahwa tugas kepegawaian sangatlah banyak,

sebelumnya dijelaskan mulai dari pengadaan pegawai dan sebagainya,

sama halnya dengan tugas-tugas mutasi, pendidikan dan pelatihan,

penyusunan pola karir pegawai, pemantapan karir, kesejahteraan, dan

pemberhentian pegawai, dimana seorang staf dipilih untuk melaksanakan

tugas-tugas tersebut. Dan hal ini diberlakukan di staf kepegawaian yang

ada di dinas. Setiap perioe waktu tertentu, bahkan mungkin setiap tahun

uraian tugas-tugas tersebut dilaksanakan oleh staf kepegawaian.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

“Mutasi pegawai, pendidikan dan pelatihan pegawai, penyusunan pola

karir pegawai, pemantapan karir pegawai, kesejahteraan pegawai dan

pemberhentian pegawai digolongkan dalam uraian tugas pembinaan

pegawai dan semua tugas-tugas tersebut telah dilaksankan oleh staf

kepegawaian.

Berdasarkan informasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pembinaan kepegawaian dibagi lagi dalam beberapa uraian tugas yaitu dimana

tugasnya adalah melaksanakan mutasi untuk pegawai, mengadakan maupun

melaksanakan pendidikan dan pelatihan, menyusun pola karir pegawai,

pemantapan karir pegawai, memperhatikan kesejahteraan pegawai, serta

mengurus pemberhentian kerja terhadap pegawai. Semua rumusan kegiatan

tersebut masuk dalam kategori pembinaan pegawai yang dirumuskan dalam juknis

kepegawaian.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

15

3. Ketatausahaan Kepegawaian

Dalam ketatausahaan kepegawaian seperti yang dipaparkan oleh sekretaris

dinas pendidikan bone bolango bahwa :

“Tugas-tugas kepegawaian disusun berdasarkan petunjuk pelaksanaan

tekhnis yang mengacu pada tugas kepegawaian negara, hampir diseluruh

SKPD bagian staf kepegawaian tugasnya sama. Sebelumnya dikatakan ada

yang mengurus urusan perencanaan kepegawaian, pembinaan

kepegawaian, dan adapun juga ketatausahaan kepegawaian. Dalam

ketatausahaan kepegawaian tersebut diuraikan beberapa kegiatan yang

dilaksanakan diantaranya adalah mengelola informasi kepegawaian,

mengelola data mutasi kepegawaian, mengelola dokumen kepegawaian,

dan menetapkan identitas pegawai yang ada di dinas terkait. Segala bentuk

data pegawai yang ada di dinas di kelola oleh staf kepegawaian yang

ditunjuk langsung oleh pimpinan”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh

informasi bahwa :

“sama halnya dengan pembinaan kepegawaian, di bagian ketatausahaan

pun demikian, ada tugas masing-masing yang dilakukan.dibagian tata

usaha itu lebih banyak mengelola dokumen-dokumen pegawai, mengelola

informasi, dan tugas-tugas tersebut dilaksanakan oleh staf yang diberi

wewenang atau tanggung jawab untuk kegiatan tersebut”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan

pangkat, diperoleh informasi bahwa :

“Setiap tugas kepegawaian digolongkan kedalam beberapa bagian dan dari

bagian tersebut diuraikan lagi kegiatan-kegiatan apa saja yang harus

dilakukan oleh setiap staf atau pegawai kepegawaian. Misalnya untuk

ketatausahaan kepegawaian, diuraikan lagi kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan dalam kegiatan ketatausahaan, seperti mengelola informasi

kepegawaian, mengelola data mutasi pegawai, mengelola segala bentuk

dokumen kepegawaian, dan bahkan menetapkan identitas untuk setiap

pegawai, hal tersebut dilakukan agar setiap orang yang membutuhkan data

kepegawaian menjadi lebih mudah untuk mencari, atau memperoleh

informasi.

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

16

“Urusan ketatausahaan kepegawaian sama halnya dengan mengurus semua

urusan yang menyangkut administrasi kepegawaian, tugasnya banyak, dan

yang ada di dinas sendiri diantaranya mengelola data-data mutasi pegawai,

cuti pegawai, mengelola informasi pegawai misalnya untuk menghitung

kebutuhan PNS sesuai dengan formasi dan kompotensi yang diperlukan,

kemudian untuk penetapan NIP pegawai, kenaikan pangkat, penetapan

identitas pegawai juga termasuk dalam tugas ketatausahaan kepegawaian.

Semua tugas tersebut dikelola oleh setiap staf yang diberikan tanggung

jawab.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegwaian

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

“Ketatausahaan kepegawaian tugasnya adalah melaksanakan pengendalian

surat menyurat, mengelola kearsipan pegawai dinas seperti mengolah

surat-surat menyangkut mutasi pegawai, surat-surat cuti pegawai, kenaikan

gaji berkala, disiplin pegawai, dan hal-hal lainnya menyangkut pegawai

yang ada di dinas. Tidak hanya itu juga sub bagian kepegawaian juga

mengelola sistem informasi kepegawaian, menetapkan identitas pegawai.

Semua tugas-tugas tersebut adalah menjadi kegiatan rutin yang setiap

tahun dilaksanakan oleh setiap staf kepegawaian yang diberikan tanggung

jawab pada masing-masing staf.”

Berdasarkan informasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang

termasuk dalam tugas ketatausahaan kepegawaian adalah mengelola informasi

kepegawaian, mengelola data mutasi kepegawaian, mengelola dokumen

kepegawaian, dan menetapkan identitas pegawai.Semua rumusan kegiatan

tersebut dilaksanakan beradasar atas acuan petunjuk pelaksana tekhnis

kepegawaian.

4. Pengembangan Profesi

Dalam pengembangan profesi seperti yang dipaparkan oleh sekretaris

dinas pendidikan bone bolango bahwa :

“Untuk pengembangan profesi pegawai, dinas pendidikan berusaha

melakukan atau melaksanakan berbagai inovasi agar setiap pegawai

mampu mengembangkan profesinya dan dapat bekerja secara

profesional.Hal tersebut dilaksanakan melalui kegiatan karya tulis ilmiah,

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

17

baik untuk pegawai secara umum termasuk guru-guru, dimana dari setiap

mereka yang mampu memberikan penulisan terbaik maka menjadi langkah

untuk mengembangkan profesinya sehingga berpengaruh juga terhadap

kinerjanya kedepan.”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian, diperoleh informasi

bahwa :

“pengembangan profesi dilakukan guna meningkatkan kinerja individu,

jadi dinas atau kepala bagian tidak pernah memaksakan seorang staf harus

mengembangkan profesinya, akan tetapi di himbau untuk masing-masing

staf itu melaksanakan karya tulis ilmiah khusus bidang kepegawaian dan

bagi tenaga yang sudah berpengalaman memberikan petunjuk pada tenaga

yang dibawah jenjang jabatannya sehingga secara tidak langsung tanpa

disadari staf tersebut mengembangkan ilmunya pada orang lain”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan

pangkat, diperoleh informasi bahwa :

“Pengembangan profesi khusus untuk kepegawaian dilaksanakan melalui

kegiatan-kegiatan karya tulis ilmiah, dengan adanya kegiatan seperti ini

dapat membantu pegawai untuk meningkatkan kinerjanya secara

profesional, selain itu untuk mengembangkan profesinya staf kepegawaian

dapat membantu membimbing analis kepegawaian yang posisinya dibawah

jenjang jabatannya, serta juga menyusun petunjuk tekhnis pelaksanaan

pengelolaan kepegawaian”

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“Untuk mengembangkan profesi pegawai sehingganya lebih berkualitas

dalam bekerja dinas pendidikan berusaha melaksanakan kegiatan-kegiatan

melalui penulisan karya ilmiah dari setiap pegawai khususnya bagian

kepegawaian, kemudian menyusun juknis (petunjuk pelaksanaan teknis)

kepegawaian, serta membimbing analis kepegawaian lainnya yang berada

dibawah jenjang jabatannya”.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

“Penulisan karya ilmiah sering dilaksanakan oleh kepegawaian guna

mengembangkan profesi masing-masing pegawai, akan tetapi tidak semua

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

18

pegawai dapat mengikutinya karena berbagai macam alasan.Dinas

pendidikan selalu berusaha memberikan inovasi terhadap pegawai agar

tidak hanya selalu bekerja akan tetapi juga dapat mengembangkan

profesinya masing-masing, selain yang disebutkan sebelumnya bagian

kepegawaian juga menyusun juknis dan berusaha membantu atau

memberikan masukan pada bawahan, artinya membimbing pegawai yang

berada dibawah jenjang jabatan”.

Berdasarkan informasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pengembangan profesi kepegawaian dinas dilaksanakan melalui berbagai macam

kegiatan diantaranya adalah melaksanakan kegiatan-kegiatan karya tulis ilmiah,

menyusun juknis kepegawaian, serta membimbing analis kepegawaian lainnya

yang berada dibawah jenjang jabatannya.

5. Penunjang tugas analis kepegawaian

Dalam penunjang tugas analis kepegawaian seperti yang dipaparkan oleh

sekretaris dinas pendidikan bone bolango bahwa :

“Untuk menunjang tugas analis kepegawaian, sub bagian kepegawaian

biasanya melaksanakan kegiatan-kegiatan diluar kegiatan harian yang ada

didinas seperti mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan

kepegawaian, mengikuti seminar-seminar atau lokakarya, dan bahkan ada

juga yang mengikutsertakan diri menjadi anggota organisasi.satu atau dua

orang pegawai sering melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut”.

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh

informasi bahwa :

“untuk menunjang tugas staf kepegawaian, staf diberikan kebebasan untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan diluar kantor akan tetapi kegiatan tersebut

juga saling terkait dengan bidang kepegawaian misalnya dengan mengikuti

seminar, mengajar dan sebagainya”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan

pangkat, diperoleh informasi bahwa :

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

19

“Bagian kepegawaian sering melaksanakan atau mengikuti seminar atau

lokakarya, melibatkan diri menjadi anggota organisasi profesi, mengajar

dan melatih pada pendidikan dan pelatihan kepegawaian, semua

dilaksankan guna sebagai penunjang tugas kepegawaian.Dengan

melaksanakan kegiatan tersebut dapat menambah wawasan bagi setiap

pegawai guna mengembangkan profesi juga agar dapat bekerja secara

profesional”.

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“Sebagai langkah dalam menunjang tugas kepegawaian, staf kepegawaian

melaksanakan kegiatan-kegiatan diluar pekerjaan tanpa harus menganggu

pekerjaan staf kepegawaian secara khusus diantaranya adalah dengan

melibatkan diri menjadi anggota organisasi, mengikuti seminar-seminar

atau lokakarya, mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan

kepegawaian”.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

“Staf kepegawaian sering melakanakan seminar atau lokakarya, mengajar

atau melatih pada pendidikan dan pelatihan kepagawaian hal demikian

dilakukan sebagai penunjang tugas kepegawaian, jadi selain kegiatan

rutinitas dikantor, staf kepegawaian juga dapat melaksanakan kegiatan-

kegiatan tersebut”.

Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa penunjang tugas

analis kepegawaian sebagai tambahan ilmu pengetahuan serta pengalaman untuk

pegawai dalam mengembangkan profesi dan pribadinya dengan melalui kegiatan

seperti mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan kepegawaian,

mengikuti seminar atau lokakarya dan melibatkan diri menjadi anggota organisasi.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

20

3. Deskripsi data hasil Penelitian terkait evaluasi program kepegawaian

Tabel 4.5 : Gambaran Indikator evaluasi Program Kerja Kepegawaian

NO INDIKATOR SKOR IDEAL

SKOR CAPAIAN

PERSENTASE KESIMPULN

1 Pelaporan pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat analis kepegawaian

20 19 95 Sangat Baik

2 Pengajuan usul penetapan angka kredit

20 19 95 Sangat Baik

3 Cara pengajuan usul penetapan angka kredit

20 20 100 Sangat Baik

4 Penetapan angka kredit 20 16 80 Baik

5 Penyesuaian dalam jabatan 20 16 80 Baik

6 Pengangkatan dalam jabatan 20 16 80 Baik

7 Pengajuan Usul

Pengangkatan Dalam Jabatan

Analis Kepegawaian

20 20 100 Sangat Baik

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian diatas, maka dapat digambarkan hasil

olahan data penelitian pada indikator evaluasi program pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 : Hasil Olahan Data pada Indikator Pelaksanaan Program Kerja Kepegawaian

NO 4 3 2 1

JML SKALA

(%) KESMPLAN

f X % f x % f x % F x %

1 4 16 80 1 3 20 - - - - - - 19 95 % Sangat baik

2 4 16 80 1 3 20 - - - - - - 19 95 % Sangat baik

3 5 20 100 - - - - - - - - - 20 100 % Sangat baik

4 3 12 60 - - - 2 4 40 - - - 16 80 % Baik

5 2 8 40 2 6 40 1 2 20 - - - 16 80 % Baik

6 2 8 40 2 6 40 1 2 20 - - - 16 80 % Baik

7 5 20 100 - - - - - - - - - 20 100 % Sangat baik

Jumlah 126 90 %

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

21

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahap evaluasi

program telah memenuhi kriteria baik. Hal ini bisa dilihat dari jumlah skor

capaian sebesar 126 dan jumlah persentase skor evaluasi tahap evaluasi program

sebesar adalah 90 % yang dimana berada pada rentang skor baik. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepegawaian dilihat dari indicator

evaluasi program sudah dilaksanakan dengan baik.

Untuk rincian hasil dari tiap-tiap deskritor pada tahap evaluasi program

adalah di dukung dengan wawancara sebagai berikut baik Sekretaris dinas,

Kepala Sub Bagian Kepegawaian, dan tiga Staf Kepegawaian di peroleh

gambaran tentang perencanaan program kepegawaian dapat diuraikan berikut:

1. Pelaporan pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan

pangkat analis kepegawaian

Pelaporan pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan seperti yang

dipaparkan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Bone Bolango bahwa :

“Untuk evaluasi program ada bagian khusus yang melaksanakannya. Sama

halnya degan perencanaan, dimana sub bagian tersebut bertanggung jawab

merencanakan program dinas secara keseluruhan dimasing-masing bidang.

Evaluasi ada yang dilaksanakan secara umum menyangkut kinerja dinas

maupun evaluasi dimasing-masing bidang. Untuk kepegawaian biasanya

yang dievaluasi adalah pelaksanaan pengangkatan dalam j\abatan,

kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala, mutasi dan lain-lain.

Untuk pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat

misalnya pegawai harus mengajukan usul penetapan angka kredit, setelah

itu menetapkan angka kredit, setelah ditetapkan maka disesuaikandalam

jabatan, jika sudah sesuai baru diangkat dalam jabtannya, dari berbagai

prosedur inilah maka dibentuk laporan bahwa pegawai yang bersangkutan

dinyatakan layak untuk dinaikkan jabatannya”.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

22

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian, diperoleh

informasi bahwa :

“semua kegiatan dalam kepegawaian ada pelaporannya, salah satunya

adalah dalam pengangkatan, sebelum mengangkat jabatan seorang staf

maka dilakukan penilaian terlebih dulu terhadap staf tersebut. Paling

tidak dia mengajukan usul penetapan angka kredit dan hal-hal lainnya

yang mendukung”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola

kenaikan pangkat, diperoleh informasi bahwa :

“Banyak program yang dapat dievaluasi dalam sub bagian kepegawaian,

salah satunya adalah pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan dan

kenaikan pangkat. Dalam pengangkatan jabatan seorang staf atau pegawai

maka perlu dilakukan evaluasinya dengan melihat pada kinerjanya selama

periode waktu terterntu.Untuk mengangkat jabatan seorang pegawai maka

hal yang perlu dilakukan adalah mengajukan usul penetapan angka kredit,

penetapan angka kredit, penyesuaian dalam jabatan, pengangkatan dalam

jabatan, kenaikan jabatan dan pangkat.

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“Pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat dapat

dilaksanakan dengan melalui pengajuan usul penetapan angka kredit,

penetapan angka kredit, penyesuaian dalam jabatan, pengangkatan dalam

jabatan, dan kenaikan jabatan dan pangkat. Hal inilah yang akan dilihat

nantinya apakah angka kreditnya memenuhi syarat atau tidak, jika

memenuhi maka akan disesuaikan jabatannya dengan jabatan sebelumnya.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegwaian

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

“Pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat mengacu pada juknis

kepegawaian negara dimana pada setiap pegawai yang melaksanakan

pengangkatan mengajukan usul penetapan angka kredit, kemudian

ditetapkan angka kreditnya, setelah itu disesuaikan dalam jabatannya, baru

kemudian diangkat dalam jabatannya dengan dibuktikan dengan laporan

kenaikan dalam jabatan.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

23

Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengangkat

jabatan seorang pegawai ada beberapa kriteria atau penilaian yang harus di nilai

diantaranya adalah dengan melihat kredit dari pegawai yang bersangkutan, setelah

melihat angka kredit pegawai maka baru bisa ditetapkan angka kreditnya sesuai

dengan jumlah yang ditentukan, setelah penetapan dilakukan maka disesuaikan

dalam jabatannya, setelah itu baru bisa diangkat dalam jabatannya.

2. Pengajuan Usul Penetapan Angka Kredit

Pengajuan usul penetapan angka kredit seperti yang dipaparkan oleh

Sekretaris Dinas Pendidikan Bone Bolango bahwa :

“Untuk pengajuan usul penetapan angka kredit pegawai maka harus ada

pernyataan bahwa mereka benar-benar telah melakukan kegiatan

perencanaan, pembinaan, ketatausahaan, pengembangan profesi dan atau

kegiatan penunjang analis kepegawaian, selain itu juga memberikan

ijazah/STTPL atau mungkin penghargaan yang pernah diperoleh, jadi

untuk mengangkat jabatan seorang pegawai maka harus melewati prosedur

yang telah ada untuk kemudian diadakan evaluasi, dinilai, dilihat apakah

layak atau tidak dinaikkan jabatannya”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh

informasi bahwa :

“untuk mengajukan usul angka kredit maka pegawai membuat surat

pernyataan bahwa telah benar-benar melakukan kegiatan perencanaan,

pembinaan,ketatausahaan,serta memberikan bukti-bukti lain yang dapat

mendukung kegiatannya”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan

pangkat, diperoleh informasi bahwa :

“Dalam mengajukan usul penetapan angka kredit maka dimasing-masing

bidang memberikan pernyataan bahwa telah melaksanakan program atau

kegiatan yang ada didinas, sama halnya dengan sub bagian kepegawaian

dimana staf kepegawaian memberikan bukti bahwa benar-benar telah

melaksanakan kegiatan perencanaan, pembinaan ketatausahaan,

pengembangan profesi dan atau kegiatan penunjanganaliskepegawaian,

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

24

selain itu juga memberikan ijazah atau STTPL atau penghargaan,

kemudian bukti lainnya yang mendukung sehingganya menjadi standar

penilaian atau pengukuran untuk dinaikkan jabatannya.

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“Untuk pengangkatan jabatan seorang pegawai maka ada prosedur yang

harus dilakukan oleh seorang pegawai diantaranya adalah mengajukan usul

angka kredit, dalam pengajuannya pun ada prosedur lagi yang harus

diukur.Khusus untuk kepegawaian hal yang perlu dilihat dalam

mengajukan usul adalah bahwa yang bersangkutan benar-benar telah

melaksanakan tugas yang ada distaf kepegawaian, diantaranya telah

melaksanakan kegiatan atau tugas diperencanaan, pembinaan,

ketatausahaan, pengembangan profesi dan hal lainnya. Selain pernyataan

tersebut yang bersangkutan juga membuktikannya dengan ijazah atau

STTPL atau mungkin penghargaan yang diperoleh atau bahkan bukti-bukti

lain yang dapat mendukung kegiatan staf kepegawaian karena hal tersebut

adalah sebagai satu syarat dan menjadi penilaian untuk mengangkat

jabatan seorang pegawai”

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegwaian bagin

mutasi, yang menyatakan bahwa:

“Pengajuan usul penetapan angka kredit dipertimbangkan melalui surat

pernyataan telah melaksanakan kegiatan atau program dimasing-masing

bidang, bukti ijazah/STTPL atau penghargaan serta bukti lain yang

mendukung”.

Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

pengangkatan dalam jabatan pada penetapan angka kredit hal yang dinilaiadalah

bahwa pegawai yang bersangkutan benar-benar telah melaksanakan kegiatan di

kepegawaian, baik itu dari segi perencanaan, pembinaan, ketatausahaan,

pengembangan profesi dan atau kegiatan penunjang analis kepegawaian.

3. Cara Pengajuan Usul Penetapan Angka Kredit

Cara Pengajuan usul penetapan angka kredit seperti yang dipaparkan oleh

Sekretaris Dinas Pendidikan Bone Bolango bahwa :

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

25

“Untuk mengajukan usul penetapan angka kredit maka analis kepegawaian

mencantumkan perhitungan sementara angka kredit yang diperoleh

kedalam data usul penetapan angka kredit atau yang biasa oleh

kepegawaian disebut dupak, setelah itu usul penilaian dan penetapan angka

kredit diajukan kepada tim penilai, pengajuan usul penetapan angka kredit

harus sampai pada pihak yang berwenang menetapkan angka kredit,

sedangkan penyampaiannya dapat diajukan oleh pimpinan unit atau

perorangan”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh

informasi bahwa :

“agar memperoleh penetapan angka kredit staf kepegawaian

mencantumkan perhitungan sementara angka kredit yang diperoleh ke

dalam data usul penetapan angka kredit (DUPAK)”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan

pangkat, diperoleh informasi bahwa :

“Dalam mengajukan usul penetapan angka kredit, acuannya adalah pada

juknis kepegawaian dimana dalam juknis ditliskan secara jelas bahwa sfat

kepegawaian yang dinaikkan jabatannya harus mencantumkan perhitungan

angka kredit yang dimuat dalam dupak, setelah itu penilaian dan penetapan

angka kredit diajukan pada tim penilai, pengajuannya pun harus sampai

pada pejabat yang berwenang dan disampaikan oleh pimpinan unit atau

perorangan”

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“Langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dalam pengangkatan

jabatan dilaksanakan berdasarkan acuan secara umum pada juknis

kepegawaian, dimana untuk pengajuannya harus memenuhi syarat

diantaranya adalah perhitungan angka kredit yang diperoleh sementara

dicantumkan dalam dupak, penilaian dan penetapannya diajukan pada tim

penilai, pengajuannya harus telah sampai pada pejabat yang berwenang

dan penyampaian angka kredit dapat diasampaikan oleh pimpinan atau

perorangan”

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

26

“Hal-hal yang perlu dinilai dalam pengajuan angka kredit adalah apakah

sudah sesuai dengan prosedur yang ada atau tidak. Seperti halnya prosedur

yang ada dalam juknis yaitu untuk mengajukan usul penetapan angka

kredit harus memenuhi prosedur yaitu analis kepegawaian mencantumkan

peritungan sementara angka kredit kedalam dupak, kemudian

mengajukannya pada tim penilai dan sebelmunya sudah diketahui oleh

pejabat yang berwenang menetapkan kredit, penyampaiannya dapat

disampaikan perorangan atau pimpinan unit”.

Berdasarkan informasi diatas dapat di simpulkan bahwa dalam

mengajukan penetapan angka kredit maka pegawai mencantumkan perhitungan

sementara angka kredit yang diperoleh ke dalam DUPAK ( data usul penetapan

angka kredit), setelah menyediakn data tersebut maka pegawai yang bersangkutan

mengajukannya pada tim penilai, dapat juga diajukan oleh pimpinan atau pegawai

itu sendiri.

4. Penetapan Angka Kredit

Penetapan angka kredit seperti yang dipaparkan oleh Sekretaris Dinas

Pendidikan Bone Bolango bahwa :

“Setelah melewati dan melaksanakan berbagai macam prosedur maka pada

tahap penetapan angka kredit dilakukan persidangan dimana melihat

segala bentuk persyaratan atau prosedur telah sesuai dengan acuan yang

ada atau tidak, dari hasil persidangan maka dilakukan pegambilan

keputusan oleh yang berwenang, jika layak untuk di naikkan jabatan maka

ada penandatanganan penetapan angka kredit”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh

informasi bahwa :

“untuk menetapkan kredit seorang staf dilakukan melalui persidangan

disitulah akan diambil keputusan bersama, dan kemudian di tandatangani

penetapan angka kreditnya”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan

pangkat, diperoleh informasi bahwa :

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

27

“ Dalam penetapan angka kredit maka hal-hal yang perlu dilakukan

selanjutnya adalah pengambilan keputusan oleh yang berhak atau yang

berwenang dalam memutuskan apakah layak atau bisa untuk dinaikkan

pangkatnya atau tidak, setelah itu dilakukan penandatanganan penetapan

angka kredit, jika dilakukan penandatanganan maka yang bersangkutan

cukup memenuhi untuk dinaikkan jabatannya”

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“Setelah melaksanakan tahap-tahap sebelumnya maka pada saat penetapan

angka kredit maka dilakukan persidangan, dengan mempertimbangkan

pengajuan yang ada sebelumnya, dengan begitu pihak penilai atau yang

berwenang dapat mengambil keputusan sekaligus menandatangani

penetapan angka kredit”

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian

bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:

“Penetapan angka kredit dilaksanakan setelah semua prosedur atau

prasyarat sebelumnya telah dilaksanakan, seperti pengajuan usul

penetapan angka kredit berikut dengan cara-caranya, dalam penetapan

angka kredit maka dilakukan pengambilan keputusan oleh yang berhak

menaikkan pangkat seorang pegawai, setelah semua ditetapkan maka

dilakukan langkah terakhir adalah penandatanganan penetapan angka

kredit”.

Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa penetapan angka

kredit dilakukan melalui persidangan, yang dihadiri oleh pimpinan atau pejabat

yang berwenang termasuk pegawai itu sendiri, dimana dalam persidangan tersebut

dinilai apakah pegawai yang bersangkutan sudah memenuhi ketentuan atau tidak

untuk dinaikkan dalam jabatannya, dalam persidangan tersebut pimpinan atau

pejabat yang berwenang mengambil keputusan dengan mempertimbangkan

prosedur yang telah dilakukan sebelumnya, setelah pihak yang berwenang

melakukan pengambilan keputusan maka ada penandatanganan angka kredit

didalamnya.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

28

5. Penyesuaian dalam jabatan

Penyesuaian dalam jabatan seperti yang dipaparkan oleh Sekretaris Dinas

Pendidikan Bone Bolango bahwa :

“Setelah dilaksanakannya penetapan angka kredit maka langkah

selanjutnya adalah menyesuaikan jabatan pegawai dimana bagi setiap PNS

yang telah melaksanakan tugas atau kegiatan pengelolaan kepegawaian

beradasarkan keputusan atau surat pernyataan melakukan tugas dari

pejabat berwenang dan pada saat ditetapkan keputusan masih

melaksanakan tugas jabatannya, jenjang jabatan dan jumlah angka kredit

dalam penyesuaian untuk analis kepegawaian terampil dan analis

kepegawaian didasarkan pada pendidikan, pangkat, dan masa kerja

pangkat terakhir, masa kerja pangkat terakhir untuk penyesuaian dihitung

dalam satuan bulan, barulah bisa dilakukan penetapan”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh

informasi bahwa :

“penyesuaian jabatan dilakukan ketika staf / PNS telah melaksanakan

tugas/kegiatan kepegawaian serta melihat masa kerja terakhir dari pegawai

yang bersangkutan”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola

kenaikan pangkat, diperoleh informasi bahwa :

“ Pada masa penyesuaian dalam jabatan ada ketententuan yang di ikuti

yang sesuai dengan aturan atau acuan yang ada yaitu jenjang jabatan dan

jumlah angka kredit dalam penyesuaian untuk analis kepegawaian terampil

dan kepegawaian ahli didasarkan pada pendidikan, pangkat, dan masa

kerja pangkat terakhir dan masa kerja pada pangkat terakhir dihitung

dalam satuan bulan setelah itu dilakukan penetapan”

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“ Setelah dilakukannya penetapan angka kredit maka untuk selanjutnya

dilakukan penyesuaian dalam jabatan dimana apabila pegawai atau PNS

telah melaksanakan tugas beradasarkan surat pernyataan melakukan tugas

dari pejabat yang berwenang dan pada saat ditetapkan keputusan MENKO

WASBANG-PAN Nomor 53/KEP/MK.WASPAN/9/1999 masih

melaksanakan tugas jabatannya serta jenjang jabatan dan jumlah angka

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

29

kredit dalam penyesuaian untuk analis kepegawaian terampil dan analis

kepegawaian ahli didasarkan pada pendidikan, pangkat, dan masa kerja

terakhir dihitung dalam satuan bulan”

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian

bagian kepegawaian, yang menyatakan bahwa:

“ Penyesuaian dalam jabatan diukur dengan didasarkan pada pendidikan,

pangkat, dan masa kerja pangkat terakhir dan masa kerja pangkat terakhir

dihitung dalam satuan bulan, kemudian untuk analis terhitung masih

melaksanakan tugasnya”.

Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian dalam

jabatan dilakukan apabila pegawai yang bersangkutan telah melalui beberapa

penilaian, diantaranya adalah telah memenuhi angka kreditnya, penyesuaian

dilakukan untuk melihat dimana seorang pegawai tersebut layak untuk diposisikan

dalam suatu jabatan. Penyesuaian dilakukan apabila pegawai yang bersangkutan

telah melaksanakan tugas atau kegiatan pengelolaan dibidang kepegawaian, dan

jenjang jabatan serta jumlah angka kredit dalam penyesuian untuk kepegawaian

terampil .

6. Pengangkatan dalam jabatan

Pengangkatan dalam jabatan seperti yang dipaparkan oleh Sekretaris Dinas

Pendidikan Bone Bolango bahwa :

“ Untuk pengangkatan dalam jabatan kepegawaian maka hal-hal yang

harus dipenuhi adalah staf yang bersangkutan memiliki pangkat serendah-

rendahnya pengatur muda tingkat satu dengan golongan ruang II/b, telah

melaksanakan pendidikan dan pelatihan dibidang administrasi

kepegawaian, DP3 atau daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang-

kurangnya bernilai baik dalam satu tahun terakhir, semua telah

dicantumkan dalam juknis kepegawaian”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh

informasi bahwa :

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

30

“seorang diangkat dalam jabatannya apabila telah memiliki pangkat

serendahnya pengatur muda tingkat I dengan golongan ruang II/b serta

telah lulus pada pendidikan dibidanng administrasi kepegawaian”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan

pangkat, diperoleh informasi bahwa :

“ Pada pengangkatan jabatan seorang pegawai maka ia telah memnuhi

syarat dan kriteria tertentu diantaranya telah selesai atau telah

melaksanakan pendidikan dan pelatihan fungsional dibidang administrasi

kepegawai, dan memiliki penilaian pekerjaan yang cukup baik selama

melaksanakan tugas, minimal dalam waktu satu tahun terakhir”

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“ Pengangkatan dalam jabatan dilihat dari pangkat dan DP3 yaitu dimana

pegawai yang bersangkutan memiliki pangkat serendah-rendahnya

pengatur muda tingkat 1 dengan golongan ruang II/b, dilihat dari DP3

artinya setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan bernilai baik dalam

kurun waktu satu tahun”

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian

bagian kepegawaian, yang menyatakan bahwa:

“Untuk pegawai pada bagian staf kepegawaian sendiri diangkat jabatannya

apabila telah melaksanakan pendidikan dan pelatihan fungsional dibidang

administrasi kepegawaian, dan memiliki penilaian yang baik terhadap

pekerjaan”

Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa pengangkatan

dalam jabatan dapat dilakukan apabila pegawai yang bersangkutan telah memiliki

pangkat serendah-rendahnya pengatur muda tingkat satu golongan ruang II/b,

telah melaksanakan pendidikan dan pelatihan, serta memiiki penilaian terhadap

pekerjaan yang baik yang dituangkan dalam DP3.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

31

7. Pengajuan usul pengangkatan dalam jabatan kepegawaian

Pengajuan usul Pengangkatan dalam jabatan seperti yang dipaparkan oleh

Sekretaris Dinas Pendidikan Bone Bolango bahwa :

“ Untuk mengajukan usul pengangkatan ada beberapa tahp yang harus

dilalui yaitu PNS yang bertugas pada unit pengelola kkepegawaian

memenuhi persyaratan untuk diangkat dalam jabatan analis kepegawaian

mempersiapkan berkas yang diperlukan serta DUPAK yang sudah

ditandatangani pejabat yang berwenang, emudian pejabat yang berwenang

menyiapkan surat pengantar usul pengangkatan dalam jabatan analis

kepegawaian dan angka kreditnya untuk ditandatangani pimpinan unit

pengelola kepegawaian, setelah menandatangani surat pengantar usul

pengangkatan dalam jabatan analis kepegawaian, pimpinan unit pengelola

kepegawaian mengirimkan berkas yang diperlukan serta dupak kepada

biro atau bagian kepegawaian masing-masing selanjutnya kepada pejabat

fungsional kepegawaian, pejabat yang berwenang menyerahkan usul

pengangkatan dalam jabatan dan angka kredit kepada tim enilai, tim

penilai menyelesaikan usul pengangkatan dalam jabatan dan angka kredit

dan selanjutnya diserahkan kembali kepada pejabat berwenang untuk

disahkan atau ditetapkan menjadi PAK, pejabat yang berwenang

menyerakan PAK kepada kepala bagian kepegawaian dan setelah

menerima PAK maka segera menyiapkan surat keputusan pengangkatan

dalam jabatan”

Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh

informasi bahwa :

“untuk mengajukan usul pengangkatan jabatan banyak prosedur atau

langkah-langkah yang dilewati diantaranya yaitu ketika staf dinyatakan

memenuhi syarat maka ia harus mempersiapkan berkas yang diperlukan

serta Dupak yang sudah ditandatangani ebelumnya oleh tim penilai”

Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan

pangkat, diperoleh informasi bahwa :

“Dalam pengajuan usul pengangkatan hal yang perlu untuk dilakukan

adalah analis kepegawaian mempersiapkan Dupak yan sudah

ditandatangani, kemudian menyiapkan surat pengantar usul pengangkatan

dalam jabatan, setelah ditandatangani maka pengelola kepegawaian

mengirimkan berkas serta dupak kepada biro ke\\pegawaian yang

selanjutnya tim penilai menyelesaikan usul pengangkatan dalam jabatan

dan ditetapkan menjadi PAK, setelah dirubah menjadi PAK maka kepada

pejabat yang berwenang segera menandatangani atau disahkan”

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

32

Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus

pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :

“ Untuk pengangkatan dalam jabatan kita mengikuti prosedur sesuai

dengan acuan dari pusat dimana untuk pengajuan pengangkatan dalam

jabatan dilihat dari DUPAK (data usul penetapan angka kredit) yang

kemudian dupak tersebut dikirimkan pada biro atau bagian kepegawaian

untuk selanjutnya dikirim kepada pejabat yang berwenang mengangkat

pejabat fungsional sehingga ditetapkan menjadi pak.

Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian

bagian kepegawaian, yang menyatakan bahwa:

“ Pengajuan usul pengangkatan jabatan di lihat dari dupak yang dimiliki

masing-masing pegawai, kemudian dikirim pada pejabat yang berwenang

untuk ditandatangani setelah itu dikirm pada biro kepegawaian sehingga

dirubah menjadi PAK setelah dirubah menjadi pak maka dikembalika lagi

pada masing-masing kepala bagian kepegawaian untuk kemudian

ditandatangani oleh pejabat yang berwenang”.

Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa pengajuan usul

pengangkatan dalam jabatan dapat dilakukan dengan mengajukan berkas yang

diperlukan disertai dengan DUPAK ( data usul penetapan angka kredit ) yang

sudah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.

4. Temuan Lapangan

a. Kinerja pegawai (kepegawaian) dilihat dari perencanaan program

Penyusunan rencana program dinas dilaksanakan dengan mengacu pada

renstra yang kemudian dituangkan kedalam renja (rencana kerja tahunan) , dalam

renstra tersebut menggambarkan visi dan misi, tujuan, sasaran, dan sebagainya.

Penyusunan rencana kerja dikoordinasikan langsung dengan bidang perencanan

yang seterusnya melibatkan setiap bidang yang ada.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

33

Berdasarkan temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan

program harus dipersiapkan secara matang, dengan mempertimbangkan segala

macam aspek baik untuk menunjang serta mendukung program yang

disusun.Kerjasama antar bidang perlu untuk ditingkatkan khususnya dengan

bidang perencanaan itu sendiri, karena untuk menyusun program tersebut

merupakan suatu hal yang tidak mudah, banyak hal yang perlu dipertimbangkan

diantaranya adalah anggaran, waktu, serta keterlibatan sumber daya manusianya.

b. Kinerja pegawai (kepegawaian) dilihat dari pelaksanaan program

Proses pelaksanaan program telah terlaksana dengan baik, hal tersebut

dapat dilihat dari kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh kepegawaian, dimana sub

bagian kepegawaian melksanakan pelayanan administrasi untuk semua pegawai

dinas yang ada. Pelayanan yang dilaksanakan diantaranya adalah melayani urusan

cuti pegawai, mengurus pengangkatan pegawai, kenaikan pangkat, kenaikan gaji

berkala dan sebagainya.Masing-masing pegawai diberikan wewenang dan

tanggung jawabnya masing-masing.

c. Evaluasi program

Pada evaluasi ada satu bidang khusus yang mengelola segala bentuk

evaluasi, untuk dinas pendidikan sendiri secara umum bentuk evaluasinya adalah

dengan menguraikan segala bentuk kegiatan dari tiap-tiap bidang, dari masing-

masing bidang tersebut diuraikan keseluruhan anggaran yang digunakan, serta

dapat diketahui hasil akhir kinerja dari tiap-tiap bidang tersebut. Pada

kepegawaian hal-hal yang dievaluasi berbeda dengan evaluasi program secara

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

34

umum, kegiatan-kegiatan yang dievaluasi pada kepegawaian diantaranya adalah

pengangkatan jabatan pegawai dan kenaikan pangkat.

B. Pembahasan

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja

sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana

stratejik, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan

tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan

untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.

Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan

kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya

dalam tahun tertentu.

Dokumen rencana kinerja memuat informasi tentang : sasaran yang ingin

dicapai dalam tahun yang bersangkutan: indikator kinerja sasaran, dan rencana

capainya. Selain itu dimuat pula keterangan yang antara lain menjelaskan

keterkaitan kegiatan, dengan sasaran, kebijakan dengan programnya serta

keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi.

Adapun komponen rencana kinerja meliputi : 1) Sasaran : sasaran yang

dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran sebagaimana dimuat dalam

dokumen renstra. Selanjutnya diidentifikasi sasaran mana yan akan diwujudkan

pada tahun yang bersangkutan beserta indikator dan rencana tingkat capainya

(targetnya), 2) Program : program-program yang ditetapkan merupakan program-

program yang berada dalam lingkup kebijakan tertentu sebagaimana dituangkan

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

35

dalam strategi yang diuraikan pada dokumen rencana strategi. Selanjutnya perlu

diidentifikasi dan ditetapkan program-program yang akan dilaksanakan pada

tahun bersangkutan, sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

3) Kegiatan : kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang

dilakukan oleh instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang

telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai

sasaran dan tujuan tertentu. Dalam komponen kegiatan ini perlu ditetapkan

indikator kinerja kegiatan dan rencana capainya. 4) Indikator Kinerja Kegiatan :

indikator kinerja kegiatan adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan.

Dari hasil penlitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada

perencanaan program kepegawaian sudah dapat dikatakan Baik, hal ini didasarkan

pada beberapa jawaban informan yang dijabarkan sebelumnya pada tabel

indikator perencanaan, yang masing-masing dapat dilihat dari penyusunan awal

program, tujuan program, sasaran program, identifikasi sasaran program, selain itu

juga dapat dilihat dari jumlah persentase skor evaluasi tahap perencanaan program

yang diperoleh sebesar 78%.

Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi. pencapaian

tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja/prestasi organisasi dan menunjukan

kinerja organisasi. Hasil kerja organisasi diperoleh dari serangkaian aktivitas yang

dijalankan. Aktivitas tersebut dapat berupa pengelolaan sumber daya organisasi

maupun proses pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan

organisasi. Dari hasil penlitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

36

pelaksanaan program kepegawaian sudah dapat dikatakan baik, hal ini didasarkan

pada beberapa jawaban informan yang dijabarkan sebelumnya pada tabel

indikator pelaksanaan, yang masing-masing dapat dilihat dari kegiatan yang

dijalankan yaitu, perencanaan kepegawaian, pembinaan kepegawaian,

ketatausahaan kepegawian, pengembangan profesi, serta penunjang tugas analis

kepegawaian lainnya. selain itu juga dapat dilihat dari jumlah persentase skor

evaluasi tahap perencanaan program yang diperoleh sebesar 86%.

Dalam penilaian terhadap hasil kerja, dipilih bentuk yang lebih formal dan

lebih objektif, yang di istilahkan dengan penilaian kinerja, penilaian karya,

evaluasi kinerja atau penilaian prestasi atau penilaian unjuk kerja. Formal berarti

mempunyai kriteria atau patokan tertentu, yang jelas dan pasti ukuranya. Dengan

demikian penilaian tidak terlalu banyak tergantung pada siapa yang menilai, tetapi

lebih banyak dipandu oleh patokan-patokan, meskipun dalam kenyataannya unsur

subyektifitas tidak bisa dihilangkan sama sekali dan tidak mudah untuk

mengkuantifikasi aspek yang akan dinilai.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian tersebut masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari

kata sempurna.Kekurangan tersebut berasal dari peneliti sendiri maupun aspek-

aspek lainnya. Kekurangan tersebut antara lain adalah :

1. Kemampuan peneliti yang terbatas untuk memperoleh data atau informasi

pada saat melakukan wawancara

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/2216/10/2013-1-86204-131409104-bab4-31072013013811.pdf · 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi

37

2. Keterbatasan waktu dari setiap informan disebabkan banyaknya aktifitas

kantor yang harus diselesaikan, sehingga menjadi sulit untuk memperoleh

informasi secara akurat.

3. Kurangnya pemahaman peneliti terhadap metode penelitian yang digunakan.