BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Perencanaan program kepegawaian
Tabel 4.1 : Gambaran Indikator Perencanaan Program Kerja Kepegawaian
nNo. Indikator Skor ideal Skor Capaian Persentase Kesimpulan
1 Penyusunan rencana Program 20 17 85% Baik
2 Tujuan program 20 19 95% Sangat Baik
3 Sasaran program 20 12 60% Cukup Baik
4 Identifikasi Sasaran program 20 14 70% Cukup Baik
Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian diatas, maka dapat digambarkan hasil
olahan data penelitian pada indikator pelaksanaan program pada tabel dibawah
ini:
2
Tabel 4.2 : Hasil olahan data pada Indikator Perencanaan Program
No
4 3 2 1
Jmlh Skala ( % )
Kesimpulan f x % f x % f x % f x %
1 3 12 60 1 3 20 1 2 20 - - - 17 85 Baik
2 4 16 80 1 3 20 - - - - - - 19 95 Sangat baik
3 - - - 2 6 40 3 6 60 - - - 12 60 Cukup baik
4 1 4 20 2 6 40 2 4 40 - - - 14 70 Cukup baik
JUMLAH 62 78 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui dan dapat menggambarkan
bahwa pada tahap perencanaan program kepegawaian telah memenuhi criteria
baik. Hal ini bisa dilihat dari jumlah skor capaian yang diperoleh sebesar 62 dan
persentase skor evaluasi tahap perencanaan program adalah sebesar 78% yang
dimana berada pada rentang skor baik, yaitu (76 -90%). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kinerja kepegawaian dilihat dari indicator perencanaan
program sudah dilaksanakan dengan baik. Meskipun pada dua indicator yaitu
indicator ke 3 (sasaran) dan indicator ke 4 (identifikasi sasaran) hanya menjawab
60 dan 70% yang masuk pada kategori cukup baik.
Responden menjawab “Cukup Baik “ karena penyusunan rencana program
tidak dilihat dari rencana tunggal, kepegawaian sendiri tidak mengacu pada
rencana tunggal tapi mengacu pada rencana induk (umum) yang ada didinas. Dan
untuk awal penyusunan program tidak menjabarkan satuan biaya pada masing-
masing kegiatan, identifikasi dalam hal ini hanyalah melihat sasaran program
3
mana yang akan dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan melalui
penjabaran program secara terinci.
Untuk rincian hasil dari tiap-tiap deskritor pada tahap perencanaan program
adalah di dukung dengan wawancara sebagai berikut baik Sekretaris dinas,
Kepala Sub Bagian Kepegawaian, dan tiga Staf Kepegawaian di peroleh
gambaran tentang perencanaan program kepegawaian dapat diuraikan berikut:
1. Penyusunan rencana program
Persiapan awal penyusunan rencana program seperti yang dipaparkan oleh
Sekretaris Dinas Pendidikan (Mohamad Husain.S.Pd, M.MPd) Bone Bolango
bahwa :
“Pada penyusunan rencana program kerja di Dinas Pendidikan Bone
Bolango sebelumnya di susun dengan memperhatikan visi dan misi
daripada dinas itu sendiri yang kemudian dari visi dan misi inilah di
rancang/susun kegiatan-kegiatan atau program kerja dari masing-masing
sub bagian yang penyusunannya dituangkan dalam Renja ( rencana kerja ).
Renja inilah yang menjadi pedoman setiap sub bagian untuk melaksanakan
setiap kegiatan di masing-masing bidang termasuk kepegawaian. Dalam
renja (rencana kerja) memuat/berisi tujuan dari kegiatan/program,
kemudian sasaran kegiatan yang ingin dicapai misalnya kegiatan mana
yang menjadi prioritas utama dalam jangka waktu satu tahun ke depan,
itulah yang akan menjadi sasaran kegiatan utama yang harus dilaksanakan,
ada juga identifikasi sasaran, indikator kinerja kegiatan serta target
pencapaian kegiatan. “
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian maka diperoleh
informasi bahwa:
“Pada kepegawaian penyusunan programnya dikoordinasikan secara
langsung dengan bagian perencanaan, artinya bukan sepenuhnya tanggung
jawab penyusunan dibebankan pada bagian perencana tapi ada kerjasama
antar keduanya. Untuk penyusunan rencana semua tidak lepas dari renstra
dalam renstra inilah memuat visi dan misi, kebijakan, tujuan, sasaran
program, target, identifikasi, dan indicator kinerja”
4
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian bagian system informasi
maka diperoleh informasi bahwa:
“program kerja/kegiatan yang ada di sub bagian kepegawaian, bagian
kepegawaian mengkoordinasikannya dengan bidang perencanaan, karena
semua program kerja dari masing-masing bidang yang ada di Dinas itu
disusun oleh bidang perencanaan yang kemudian oleh bidang perencanaan
setelah dirumuskan maka kegiatan/program-program tersebut dibagikan
pada masing-masing sub bagian yang ada. Jadi yang lebih berperan dalam
penyusunan program adalah sub bagian perencanaan, dan untuk dinas
sendiri memiliki renja atau rencana kerja, dalam renja tersebut dimuat
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, gambaran kegiatan, tujuannya
maupun target pencapaian kinerjanya.
Selain itu, setelah melakukan wawancara dengan salah satu staf
kepegawaian khusus pengelola kenaikan pangkat (yusuf gobel) diperoleh
informasi bahwa :
“Terkait dengan perencanaan program yang ada di dinas, bidang
perencanaan bertanggung jawab penuh terhadap penyusunan
program/kegiatan-kegiatan di masing-masing bidang yang ada di dinas
baik program yang ada dibidang TK/SD, SMP/SM, bidang PMPTK, PNF,
Subag umum, kepegawaian, dan keuangan. Semuanya di susun oleh
bagian perencanaan yang di susun dalam renja(rencana kerja tahunan).
Rencana di tahun 2012 ataupun ditahun 2013 itu telah disusun sebelum-
sebelumnya oleh bidang perencanaan, setiap bidang lainnya hanya tinggal
melaksanakan program yang telah disusun oleh bidang perencanaan,
penyusunannya menggambarkan tujuan dari program, sasaran dari
program, identifikasiprogram, maupun target pencapaian program, agar
setiap program terlihat lebih jelas untuk dilaksanakan.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari Staf kepegawaian di
bagian mutasi (Sofya Suleman), yang menyatakan bahwa:
“Masing-masing bidang memiliki program yang berbeda, untuk
kepegawaian penyusunannya tidak disusun oleh staf kepegawaian tapi oleh
bidang perencanaan.Staf kepegawaian hanya melaksanakan uraian
program, uraian kegiatan yang sudah ada dan didalamnya ada tujuan
kegiatan, sasaran, serta target pencapaian kerja atau program”.
5
Berdasarkan informasi dari beberapa informan diatas dapat
disimpulkan bahwa dalam penyusunan rencana program untuk dinas
dituangkan dalam renja ( rencana kerja tahunan ). Penyusunan rencana
kerja dibuat atau disusun mengikuti alur kerja yang ada dimana untuk
penyusunannya dikoordinasikan langsung dengan bidang perencanaan.
Program kerja dimasing-masing bidang atau bagian di susun oleh staf
bidang perencanaan dan oleh bidang perencanaan setelah disusun maka
program-program kerja tersebut dibagikan pada masing-masing sub bagian
atau bidang yang ada di dinas. Jadi untuk kepegawaian sendiri hanya
melaksanakan tugas-tugas yang sudah disusun oleh bidang perencanaan,
karena alur kerjanya telah ditentukan sebelumnya.Dalam rencana kerja
memuat tujuan dan kegiatan atau program, sasaran kegiatan, identifikasi
sasaran, indikator kinerja kegiatan, serta target pencapaian kegiatan.Hal
inilah yang menjadi dasar pertimbangan untuk menyusun setiap program.
2. Tujuan
Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris dinas mengatakan bahwa:
“Dalam penyusunan program mengandung tujuan dari pada program,
tujuan dalam hal ini adalah merupakan pernyataan tentang keadaan atau
situasi yang akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan.Dengan adanya tujuan
maka kinerja menjadi lebih terarah. Misalnya untuk kepegawaian memiliki
program pengembangan profesi maka untuk melaksankannya ada satu
keinginan atau satu gambaran akan seperti apa kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mengembangkan profesi pegawai tersebut. Maka perlu
untuk menentukan kegiatan apa yang akan dicapai untuk pengembangan
profesi, setelah kegiatan ditentukan maka ada harapan atau hasil akhir
daripada kegiatan misalkan dari program pengembangan profesi tersebut
diharapkan agar setiap pegawai lebih profesional dalam bekerja sehinnga
berdampak positif terhadap kinerjanya, serta melakukan usaha-usaha atau
pengarahan terhadap kerja.Demikian seterusnya sehingga apa yang di
inginkan dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan”
6
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian maka diperoleh
informasi bahwa:
“pada dokumen renstra dimasukkan tujuan yang artinya menggambarkan
kegiatan-kegiatan atau program yang akan dicapai, usaha-usaha yang
dilakukan, maupun hasil akhir dari program yang akan dilaksanakan”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian bagian SIM , maka
diperoleh informasi bahwa:
“Dari penyusunan rencana kerja memang harus ada tujuan yang
menggambarkan kemana dan sampai dimana proses kerja tersebut
berlangsung. Tujuan yang dimaksud dalam hal ini adalah melihat kepada
sejauh mana kegiatan yang akan dilakukan, langkah apa yang kita tempuh
untuk mencapai tujuan daripada program, dan tentu ada hasil yang
diinginkan dari program tersebut. Untuk itulah tujuan tersebut harus ada
dalam renja(rencana kerja)”
Selain itu, setelah melakukan wawancara dengan staf kepegawaian khusus
pengelola pangkat diperoleh informasi bahwa :
“Dalam penyusunan rencana kerja salah satu aspek yang perlu untuk
dimasukkan adalah tujuan, karena tujuan menggambarkan kegiatan-
kegiatan yang ingin dicapai oleh dinas itu sendiri, kemudian usaha-
usaha(arahan) yang perlu untuk dilakukan, serta hasil yang dinginkan dari
setiap program yang akan direncanakan. Setiap kegiatan memiliki tujuan,
baik itu program/kegiatan secara umum menyangkut dinas maupun
program/kegiatan di masing-masing bidang.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian di
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
“Penyusunan rencana memang ada tujuannya dan semua telah dijabarkan
dalam renja dinas. Untuk bidang kepegawaian sendiri tidak menyusun
renja secara khusus, renja disusun secara umum oleh dinas, akan tetapi
untuk setiap program kerja memiliki tujuan masing-masing sesuai dengan
bidang yang ada di dinas. Kegiatan yang akan dicapai serta hasil akhir
yang diinginkan dari setiap program kerja pun berbeda-beda.
7
Berdasarkan informasi dari beberapa informan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa pada tahap penyusunan rencana program mengandung
tujuan yang didalamnya menggambarkan kegiatan-kegiatan yang akan
dicapai, hasil akhir yang diinginkan dari setiap program, serta usaha atau
arahan yang akan dilakukan selama melaksanakan program, tujuan
tersebut menjadi salah satu aspek yang digunakan dalam penyusunan
program.
3. Sasaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris dinas bahwa:
“Penyusunan rencana program selain ada tujuan dimasukkan pula sasaran,
dalam sasaran program kepegawaian ada sasaran dan rencana induknya
artinya untuk setiap program kerja yang disusun itu memiliki sasarannya
sendiri, jadi untuk sasaran program kepegawaian secara keseluruhan
memiliki sasarannya masing-masing dan untuk penyusunan rencananya
dilihat dari rencana induk yang ada di dinas. Rencana induk dalam hal ini
adalah rencana program secara umum yang ada di dinas. Kepegawaian
tidak memiliki rencana tunggal, alasannya adalah karena kepegawaian
adalah staf/bagian yang melaksanakan kegiatan ketatausahaan
kepegawaian, semua yang berhubungan dengan pegawai, jadi untuk
program kerja sendiri/yang sekali dilaksanakan itu tidak ada, semua
dilaksanakan berdasarkan rencana induk”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian, maka diperoleh
informasi bahwa:
“penyusunan program disusun berdasarkan rencana induk yaitu rencana
secara keseluruhan dari program dinas”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian bagian system informasi
kepegawaian, maka diperoleh informasi bahwa:
“ Sasaran program kepegawaian secara umum mengandung sasaran dan
rencana induk artinya, sasaran program secara umum dijabarkan lagi
kedalam sasaran khusus artinya sasaran program secara umum dipilih lagi
8
program mana yang menjadi target utama yang diprioritaskan untuk
dilaksanakan dalam periode waktu tertentu. Sasaran program dilihat dari
rencana induk secara umum/program secara keseluruhan..bagian
kepegawaian tuganya adalah melaksanakan urusan administrasi
kepegawaian jadi tidak ada rencana tunggal dalam bidang tersebut.
Selain itu dikonfirmasi dengan Staf kepegawaian khusus pengelola
kenaikan pangkat, yang menyatakan bahwa:
“Program kepegawaian disusun dengan melihat rencana induk atau
rencana umum, tidak ada rencana tunggal untuk bidang kepegawaian
karena tugasnya rutin dilaksankan setiap tahun.Tugas kepegawaian adalah
mengurus segala urusan administrasi kepegawaian.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian di
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
“ Sasaran yang dimaksud adalah mana program yang menjadi target utama
dalam periode waktu tertentu untuk dilaksanakan, sasaran program kerja
tersebut dapat dilihat dalam rencana induk yang ada di dinas”.
Berdasarkan informasi dari beberapa informan dapat disimpulkan
bahwa sasaran yang dimasukkan dalam penyusunan rencana program
adalah untuk melihat program mana yang menjadi target utama untuk
dilaksanakan dalam periode waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Identifikasi Sasaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris dinas bahwa:
“Sebelum menentukan program kerja, jadi perlu dilakukan identifikasi
yaitu menjabarkan program secara rinci. Artinya sasaran program
sebelumnya yang ada di tentukan mana program yang akan dijalankan
pada satu atau sampai dua tahun ke depan dan mana program kerja yang
untuk lima tahun kedepan. Jadi program tersebut dipilih atau di
identifikasi”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian, maka diperoleh
informasi bahwa:
9
“setelah program dirumuskan secara keseluruhan maka setiap program
perlu untuk dilihat di identifikasi dengan menguraikan secara rinci
program-program yang ada, yang kemudian dilihat program mana yang
didahulukan untuk satu atau tiga tahun kedepan”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian bagian system informasi,
maka diperoleh informasi bahwa:
“Tidak hanya secara umum akan tetapi bagian kepegawaian juga
mengidentifikasi sasaran mana yang harus dimasukkan dalam program
kerja, yaitu dengan menjabarkan seluruh program, mengetahui biaya
masing-masing kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya.
Selain itu dikonfirmasi dari Staf kepegawaian khusus pengeola kenaikan
pangkat, yang menyatakan bahwa:
“Dilakukannya identifikasi program adalah untuk melihat/mengukur
program mana yang harus dilaksanakan untuk setiap jangka waktu tertentu
dan untuk mengetahuinya maka perlu dilakukan penjabaran sasaran dari
kegiatan dimana melihat keseluruhan program yang ada, kemudian
merumuskan kegiatan yang akan dilaksankan sampai pada
mengidentifikasi biaya pada masing-masing kegiatan.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian di
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
“Setelah menentukan sasaran program yang ingin dilakukan maka langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi apakah program tersebut layak untuk
dilaksanakan pada periode waktu tertentu atau tidak, diuraikan kembali
secara rinci program-program yang menjadi target untuk dikerjakan”.
Berdasarkan informasi sebelumnya dari beberapa informan dapat
disimpulkan bahwa sebelum penentuan program kerja dimasing-masing bidang
dilaksanakan maka terlebih dulu program tersebut di identifikasi atau dilihat
secara khusus dengan menjabarkan setiap program secara terinci.
10
2. Deskripsi data hasil Penelitian terkait pelaksanaan program kepegawaian
Tabel 4.3: Gambaran Indikator Pelaksanaan Program Kerja Kepegawaian
No Indikator Skor Idea
Skor Capaian
Persentase Kesimpulan
1 Perencanaan
kepegawaian 20 17 85 % Baik
2 Pembinaan
Kepegawaian 20 20 100 % Sangat Baik
3 Ketatausahaan
Kepegawaian 20 18 90 % Baik
4 Pengembangan
Profesi 20 15 75 % Cukup Baik
5 Penunjang Tugas
Analis Kepegawaian 20 16 80 % Baik
Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian diatas, maka dapat digambarkan hasil
olahan data penelitian pada indikator pelaksanaan program pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.4 : Hasil Olahan Data pada Indikator Pelaksanaan Program Kerja Kepegawaian
No Soal
4 3 2 1 Jumlah
Skala (%)
Kesimpulan f X % f X % F X % f x %
1 2 8 40 3 9 60 - - - - - - 17 85 % Baik
2 5 20 100 - - - - - - - - - 20 100 % Sangat baik
3 3 12 60 2 6 40 - - - - - - 18 90 % Baik
4 - - - 5 15 100 - - - - - - 15 75 % Cukup baik
5 2 8 40 2 6 40 1 2 20 - - - 16 80 % baik
JUMLAH SKOR CAPAIAN 86 86 %
11
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahap pelaksanaan
program telah memenuhi kriteria baik. Hal ini bisa dilihat dari jumlah skor
capaian sebesar 86 dan jumlah persentase skor evaluasi tahap pelaksanaan
program sebesar adalah 86% yang dimana berada pada rentang skor baik yaitu
(76-90). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepegawaian dilihat
dari indicator pelaksanaan program sudah dilaksanakan dengan baik. Meskipun di
indicator ke empat hanya memenuhi 3 aspek dimana masuk pada kategori cukup
baik.
Responden mengatakan “cukup baik” alasannya karena pada pengembangan
profesi tidak semua staf melaksanakannya dan untuk menterjemahkan buku atau
bahan-bahan lain di bidang kepegawaian tidak dilakukan.
Untuk rincian hasil dari tiap-tiap deskritor pada tahap pelaksanaan program
adalah di dukung dengan wawancara sebagai berikut baik Sekretaris dinas,
Kepala Sub Bagian Kepegawaian, dan tiga Staf Kepegawaian di peroleh
gambaran tentang perencanaan program kepegawaian dapat diuraikan berikut:
1. Perencanaan Kepegawaian
Pelaksanaan program seperti yang dipaparkan oleh sekretaris dinas
pendidikan bone bolango bahwa :
“Bagian kepegawaian adalah bagian yang melaksanakan segala urusan
administrasi kepegawaian, dibagian tersebut ditempati oleh beberapa orang
staf kepegawaian yang masing-masing staf memiliki tugas/kegiatannya
masing-masing.Untuk yang mengelola urusan perencanaan pegawai
tugasnya adalah mengukur kebutuhan dan beban kerja pegawai jadi setiap
pegawai memiliki beban kerjanya masing-masing, kemudian ada juga
melaksanakan formasi pegawai, mengadakan pelayanan penyusunan
formasi dan pengadaan pegawai serta pengadaan pegawai.Tugas dari
12
kepegawaian sendiri itu disesuaikan dengan aturan/ sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan teknis kepegawaian.”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian, diperoleh
informasi bahwa :
“perencanaan kepegawaian memang tugasnya adalah mengukur kebutuhan
dan beban kerja pegawai, formai pegawai, pelayanan penyusunan formasi
pegawai dan pengadaan pegawai, semua dilakukan susuai dengan
pedoman yang ada”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola
kenaikan pangkat, diperoleh informasi bahwa :
“Untuk bagian kepegawaian memiliki tugas dan fungsinya sendiri-sendiri,
dibagi atas beberapa orang yang setiap orang memiliki tanggung jawab
terhadap tugasnya.Untuk tugas/kegiatan pengukuran kebutuhan dan beban
kerja pegawai, penyusunan rencana formasi pegawai, serta pengadaan
pegawai termasuk dalam kategori perencanaan kepegawaian, jadi satu
orang staf memiliki tanggung jawab terhadap kegiatannya tersebut.
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“Porsi untuk tugas staf kepegawaian sudah diatur, setiap pegawai memiliki
tugas dan fungsinya masing-masing sesuai dengan porsi tugas yang telah
disusun/ diatur sebelumnya. Untuk kegiatan/tugas yang berhubungan
dengan mengukur kebutuhan dan beban kerja pegawai, pelaksanaan
formasi pegawai, dan pengadaan pegawai adalah tugas tim perencana
kepegawaian. Semua tugas dilaksanakan berdasar atas acuannya dari pusat
dan menjadi pedoman untuk pegawai khususnya bagian kepegawaian.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
“Staf kepegawaian memiliki tugas masing-masing, untuk tugas
pengukuran kebutuhan dan beban kerja pegawai, kemudian rencana
formasi pegawai, serta pengadaan pegawai adalah tugas tim perencana.
Jadi tugasnya hanya khusus melaksanakan tugas-tugas tersebut.
13
Berdasarkan informasi dari beberapa informan dapat disimpulkan bahwa
uraian tugas atau kegiatan tim perencana kepegawaian adalah melaksanakan
formasi untuk pegawai, mengukur kebutuhan dan beban kerja pegawai, serta
melaksanakan pelayanan penyusunan formasi untuk pegawai.
2. Pembinaan Kepegawaian
Pembinaan kepegawaian seperti yang dipaparkan oleh sekretaris dinas
pendidikan bone bolango bahwa :
“Tugas pembinaan kepegawaian tidak hanya melaksanakan pelatihan atau
pengembangan terhadap pegawai saja, akan tetapi tugasnya digolongkan
kedalam beberapa bagian yaitu menyangkut mutasi pegawai, pendidikan
dan pelatihan pegawai, penyusunan pola karir pegawai, pemantapan karir
pegawai, kesejahteraan pegawai, serta pemberhentian pegawai. Semua
tugas-tugas tersebut dimasukkan kedalam pembinaan pegawai dan semua
tugas-tugas tersebut telah dilaksankan oleh sub bagian kepegawaian”
kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh informasi
bahwa :
“pembinaan kepegawaian terbagi atas beberapa tugas dan semua tugas-
tugas tersebut telah dilaksanakan oleh staf kepegawaian, karena
kegiatan/program tersebut bersifat umum.salah satunya adalah mutasi dan
cuti , jadi di lingkungan staf kepegawaian melayani pegawai yang ingin
melakukan cuti. Cuti pegawai pun banyak, tergantung dari pegawai sendiri
ingin mengurus cuti apa,dan masing-masing cuti tersebut prosedur
pengurusannya berbeda-beda”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola
kenaikan pangkat, diperoleh informasi bahwa :
“Tugas-tugas mutasi pegawai , pendidikan dan pelatihan pegawai,
penyusunan pola karir pegawai, pemantapan karir pegawai, kesejahteraan
pegawai sampai pada pemberhentian pegawai adalah sebagian dari tugas
staf kepegawaian. Seorang staf ditugaskan untuk melaksanakan tugas-
tugas tersebut, jadi pegawai yang dimaksud dalam lingkup ini adalah
secara keseluruhan pegawai yang ada di dinas. Untuk mutasi misalnya itu
tidak berlaku hanya pada pegawai yang ada dilingkungan internal dinas
saja akan tetapi untuk seluruh guru yang ada ditiap sekolah yang ada
14
dikabupaten bone bolango yang berhak untuk dimutasikan karena mereka
juga termasuk pegawai dinas pendidikan.
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“Dijelaskan sebelumnya bahwa tugas kepegawaian sangatlah banyak,
sebelumnya dijelaskan mulai dari pengadaan pegawai dan sebagainya,
sama halnya dengan tugas-tugas mutasi, pendidikan dan pelatihan,
penyusunan pola karir pegawai, pemantapan karir, kesejahteraan, dan
pemberhentian pegawai, dimana seorang staf dipilih untuk melaksanakan
tugas-tugas tersebut. Dan hal ini diberlakukan di staf kepegawaian yang
ada di dinas. Setiap perioe waktu tertentu, bahkan mungkin setiap tahun
uraian tugas-tugas tersebut dilaksanakan oleh staf kepegawaian.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
“Mutasi pegawai, pendidikan dan pelatihan pegawai, penyusunan pola
karir pegawai, pemantapan karir pegawai, kesejahteraan pegawai dan
pemberhentian pegawai digolongkan dalam uraian tugas pembinaan
pegawai dan semua tugas-tugas tersebut telah dilaksankan oleh staf
kepegawaian.
Berdasarkan informasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembinaan kepegawaian dibagi lagi dalam beberapa uraian tugas yaitu dimana
tugasnya adalah melaksanakan mutasi untuk pegawai, mengadakan maupun
melaksanakan pendidikan dan pelatihan, menyusun pola karir pegawai,
pemantapan karir pegawai, memperhatikan kesejahteraan pegawai, serta
mengurus pemberhentian kerja terhadap pegawai. Semua rumusan kegiatan
tersebut masuk dalam kategori pembinaan pegawai yang dirumuskan dalam juknis
kepegawaian.
15
3. Ketatausahaan Kepegawaian
Dalam ketatausahaan kepegawaian seperti yang dipaparkan oleh sekretaris
dinas pendidikan bone bolango bahwa :
“Tugas-tugas kepegawaian disusun berdasarkan petunjuk pelaksanaan
tekhnis yang mengacu pada tugas kepegawaian negara, hampir diseluruh
SKPD bagian staf kepegawaian tugasnya sama. Sebelumnya dikatakan ada
yang mengurus urusan perencanaan kepegawaian, pembinaan
kepegawaian, dan adapun juga ketatausahaan kepegawaian. Dalam
ketatausahaan kepegawaian tersebut diuraikan beberapa kegiatan yang
dilaksanakan diantaranya adalah mengelola informasi kepegawaian,
mengelola data mutasi kepegawaian, mengelola dokumen kepegawaian,
dan menetapkan identitas pegawai yang ada di dinas terkait. Segala bentuk
data pegawai yang ada di dinas di kelola oleh staf kepegawaian yang
ditunjuk langsung oleh pimpinan”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh
informasi bahwa :
“sama halnya dengan pembinaan kepegawaian, di bagian ketatausahaan
pun demikian, ada tugas masing-masing yang dilakukan.dibagian tata
usaha itu lebih banyak mengelola dokumen-dokumen pegawai, mengelola
informasi, dan tugas-tugas tersebut dilaksanakan oleh staf yang diberi
wewenang atau tanggung jawab untuk kegiatan tersebut”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan
pangkat, diperoleh informasi bahwa :
“Setiap tugas kepegawaian digolongkan kedalam beberapa bagian dan dari
bagian tersebut diuraikan lagi kegiatan-kegiatan apa saja yang harus
dilakukan oleh setiap staf atau pegawai kepegawaian. Misalnya untuk
ketatausahaan kepegawaian, diuraikan lagi kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dalam kegiatan ketatausahaan, seperti mengelola informasi
kepegawaian, mengelola data mutasi pegawai, mengelola segala bentuk
dokumen kepegawaian, dan bahkan menetapkan identitas untuk setiap
pegawai, hal tersebut dilakukan agar setiap orang yang membutuhkan data
kepegawaian menjadi lebih mudah untuk mencari, atau memperoleh
informasi.
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
16
“Urusan ketatausahaan kepegawaian sama halnya dengan mengurus semua
urusan yang menyangkut administrasi kepegawaian, tugasnya banyak, dan
yang ada di dinas sendiri diantaranya mengelola data-data mutasi pegawai,
cuti pegawai, mengelola informasi pegawai misalnya untuk menghitung
kebutuhan PNS sesuai dengan formasi dan kompotensi yang diperlukan,
kemudian untuk penetapan NIP pegawai, kenaikan pangkat, penetapan
identitas pegawai juga termasuk dalam tugas ketatausahaan kepegawaian.
Semua tugas tersebut dikelola oleh setiap staf yang diberikan tanggung
jawab.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegwaian
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
“Ketatausahaan kepegawaian tugasnya adalah melaksanakan pengendalian
surat menyurat, mengelola kearsipan pegawai dinas seperti mengolah
surat-surat menyangkut mutasi pegawai, surat-surat cuti pegawai, kenaikan
gaji berkala, disiplin pegawai, dan hal-hal lainnya menyangkut pegawai
yang ada di dinas. Tidak hanya itu juga sub bagian kepegawaian juga
mengelola sistem informasi kepegawaian, menetapkan identitas pegawai.
Semua tugas-tugas tersebut adalah menjadi kegiatan rutin yang setiap
tahun dilaksanakan oleh setiap staf kepegawaian yang diberikan tanggung
jawab pada masing-masing staf.”
Berdasarkan informasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang
termasuk dalam tugas ketatausahaan kepegawaian adalah mengelola informasi
kepegawaian, mengelola data mutasi kepegawaian, mengelola dokumen
kepegawaian, dan menetapkan identitas pegawai.Semua rumusan kegiatan
tersebut dilaksanakan beradasar atas acuan petunjuk pelaksana tekhnis
kepegawaian.
4. Pengembangan Profesi
Dalam pengembangan profesi seperti yang dipaparkan oleh sekretaris
dinas pendidikan bone bolango bahwa :
“Untuk pengembangan profesi pegawai, dinas pendidikan berusaha
melakukan atau melaksanakan berbagai inovasi agar setiap pegawai
mampu mengembangkan profesinya dan dapat bekerja secara
profesional.Hal tersebut dilaksanakan melalui kegiatan karya tulis ilmiah,
17
baik untuk pegawai secara umum termasuk guru-guru, dimana dari setiap
mereka yang mampu memberikan penulisan terbaik maka menjadi langkah
untuk mengembangkan profesinya sehingga berpengaruh juga terhadap
kinerjanya kedepan.”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian, diperoleh informasi
bahwa :
“pengembangan profesi dilakukan guna meningkatkan kinerja individu,
jadi dinas atau kepala bagian tidak pernah memaksakan seorang staf harus
mengembangkan profesinya, akan tetapi di himbau untuk masing-masing
staf itu melaksanakan karya tulis ilmiah khusus bidang kepegawaian dan
bagi tenaga yang sudah berpengalaman memberikan petunjuk pada tenaga
yang dibawah jenjang jabatannya sehingga secara tidak langsung tanpa
disadari staf tersebut mengembangkan ilmunya pada orang lain”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan
pangkat, diperoleh informasi bahwa :
“Pengembangan profesi khusus untuk kepegawaian dilaksanakan melalui
kegiatan-kegiatan karya tulis ilmiah, dengan adanya kegiatan seperti ini
dapat membantu pegawai untuk meningkatkan kinerjanya secara
profesional, selain itu untuk mengembangkan profesinya staf kepegawaian
dapat membantu membimbing analis kepegawaian yang posisinya dibawah
jenjang jabatannya, serta juga menyusun petunjuk tekhnis pelaksanaan
pengelolaan kepegawaian”
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“Untuk mengembangkan profesi pegawai sehingganya lebih berkualitas
dalam bekerja dinas pendidikan berusaha melaksanakan kegiatan-kegiatan
melalui penulisan karya ilmiah dari setiap pegawai khususnya bagian
kepegawaian, kemudian menyusun juknis (petunjuk pelaksanaan teknis)
kepegawaian, serta membimbing analis kepegawaian lainnya yang berada
dibawah jenjang jabatannya”.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
“Penulisan karya ilmiah sering dilaksanakan oleh kepegawaian guna
mengembangkan profesi masing-masing pegawai, akan tetapi tidak semua
18
pegawai dapat mengikutinya karena berbagai macam alasan.Dinas
pendidikan selalu berusaha memberikan inovasi terhadap pegawai agar
tidak hanya selalu bekerja akan tetapi juga dapat mengembangkan
profesinya masing-masing, selain yang disebutkan sebelumnya bagian
kepegawaian juga menyusun juknis dan berusaha membantu atau
memberikan masukan pada bawahan, artinya membimbing pegawai yang
berada dibawah jenjang jabatan”.
Berdasarkan informasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan profesi kepegawaian dinas dilaksanakan melalui berbagai macam
kegiatan diantaranya adalah melaksanakan kegiatan-kegiatan karya tulis ilmiah,
menyusun juknis kepegawaian, serta membimbing analis kepegawaian lainnya
yang berada dibawah jenjang jabatannya.
5. Penunjang tugas analis kepegawaian
Dalam penunjang tugas analis kepegawaian seperti yang dipaparkan oleh
sekretaris dinas pendidikan bone bolango bahwa :
“Untuk menunjang tugas analis kepegawaian, sub bagian kepegawaian
biasanya melaksanakan kegiatan-kegiatan diluar kegiatan harian yang ada
didinas seperti mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan
kepegawaian, mengikuti seminar-seminar atau lokakarya, dan bahkan ada
juga yang mengikutsertakan diri menjadi anggota organisasi.satu atau dua
orang pegawai sering melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut”.
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh
informasi bahwa :
“untuk menunjang tugas staf kepegawaian, staf diberikan kebebasan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan diluar kantor akan tetapi kegiatan tersebut
juga saling terkait dengan bidang kepegawaian misalnya dengan mengikuti
seminar, mengajar dan sebagainya”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan
pangkat, diperoleh informasi bahwa :
19
“Bagian kepegawaian sering melaksanakan atau mengikuti seminar atau
lokakarya, melibatkan diri menjadi anggota organisasi profesi, mengajar
dan melatih pada pendidikan dan pelatihan kepegawaian, semua
dilaksankan guna sebagai penunjang tugas kepegawaian.Dengan
melaksanakan kegiatan tersebut dapat menambah wawasan bagi setiap
pegawai guna mengembangkan profesi juga agar dapat bekerja secara
profesional”.
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“Sebagai langkah dalam menunjang tugas kepegawaian, staf kepegawaian
melaksanakan kegiatan-kegiatan diluar pekerjaan tanpa harus menganggu
pekerjaan staf kepegawaian secara khusus diantaranya adalah dengan
melibatkan diri menjadi anggota organisasi, mengikuti seminar-seminar
atau lokakarya, mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan
kepegawaian”.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
“Staf kepegawaian sering melakanakan seminar atau lokakarya, mengajar
atau melatih pada pendidikan dan pelatihan kepagawaian hal demikian
dilakukan sebagai penunjang tugas kepegawaian, jadi selain kegiatan
rutinitas dikantor, staf kepegawaian juga dapat melaksanakan kegiatan-
kegiatan tersebut”.
Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa penunjang tugas
analis kepegawaian sebagai tambahan ilmu pengetahuan serta pengalaman untuk
pegawai dalam mengembangkan profesi dan pribadinya dengan melalui kegiatan
seperti mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan kepegawaian,
mengikuti seminar atau lokakarya dan melibatkan diri menjadi anggota organisasi.
20
3. Deskripsi data hasil Penelitian terkait evaluasi program kepegawaian
Tabel 4.5 : Gambaran Indikator evaluasi Program Kerja Kepegawaian
NO INDIKATOR SKOR IDEAL
SKOR CAPAIAN
PERSENTASE KESIMPULN
1 Pelaporan pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat analis kepegawaian
20 19 95 Sangat Baik
2 Pengajuan usul penetapan angka kredit
20 19 95 Sangat Baik
3 Cara pengajuan usul penetapan angka kredit
20 20 100 Sangat Baik
4 Penetapan angka kredit 20 16 80 Baik
5 Penyesuaian dalam jabatan 20 16 80 Baik
6 Pengangkatan dalam jabatan 20 16 80 Baik
7 Pengajuan Usul
Pengangkatan Dalam Jabatan
Analis Kepegawaian
20 20 100 Sangat Baik
Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian diatas, maka dapat digambarkan hasil
olahan data penelitian pada indikator evaluasi program pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 : Hasil Olahan Data pada Indikator Pelaksanaan Program Kerja Kepegawaian
NO 4 3 2 1
JML SKALA
(%) KESMPLAN
f X % f x % f x % F x %
1 4 16 80 1 3 20 - - - - - - 19 95 % Sangat baik
2 4 16 80 1 3 20 - - - - - - 19 95 % Sangat baik
3 5 20 100 - - - - - - - - - 20 100 % Sangat baik
4 3 12 60 - - - 2 4 40 - - - 16 80 % Baik
5 2 8 40 2 6 40 1 2 20 - - - 16 80 % Baik
6 2 8 40 2 6 40 1 2 20 - - - 16 80 % Baik
7 5 20 100 - - - - - - - - - 20 100 % Sangat baik
Jumlah 126 90 %
21
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahap evaluasi
program telah memenuhi kriteria baik. Hal ini bisa dilihat dari jumlah skor
capaian sebesar 126 dan jumlah persentase skor evaluasi tahap evaluasi program
sebesar adalah 90 % yang dimana berada pada rentang skor baik. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepegawaian dilihat dari indicator
evaluasi program sudah dilaksanakan dengan baik.
Untuk rincian hasil dari tiap-tiap deskritor pada tahap evaluasi program
adalah di dukung dengan wawancara sebagai berikut baik Sekretaris dinas,
Kepala Sub Bagian Kepegawaian, dan tiga Staf Kepegawaian di peroleh
gambaran tentang perencanaan program kepegawaian dapat diuraikan berikut:
1. Pelaporan pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan
pangkat analis kepegawaian
Pelaporan pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan seperti yang
dipaparkan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Bone Bolango bahwa :
“Untuk evaluasi program ada bagian khusus yang melaksanakannya. Sama
halnya degan perencanaan, dimana sub bagian tersebut bertanggung jawab
merencanakan program dinas secara keseluruhan dimasing-masing bidang.
Evaluasi ada yang dilaksanakan secara umum menyangkut kinerja dinas
maupun evaluasi dimasing-masing bidang. Untuk kepegawaian biasanya
yang dievaluasi adalah pelaksanaan pengangkatan dalam j\abatan,
kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala, mutasi dan lain-lain.
Untuk pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat
misalnya pegawai harus mengajukan usul penetapan angka kredit, setelah
itu menetapkan angka kredit, setelah ditetapkan maka disesuaikandalam
jabatan, jika sudah sesuai baru diangkat dalam jabtannya, dari berbagai
prosedur inilah maka dibentuk laporan bahwa pegawai yang bersangkutan
dinyatakan layak untuk dinaikkan jabatannya”.
22
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian, diperoleh
informasi bahwa :
“semua kegiatan dalam kepegawaian ada pelaporannya, salah satunya
adalah dalam pengangkatan, sebelum mengangkat jabatan seorang staf
maka dilakukan penilaian terlebih dulu terhadap staf tersebut. Paling
tidak dia mengajukan usul penetapan angka kredit dan hal-hal lainnya
yang mendukung”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola
kenaikan pangkat, diperoleh informasi bahwa :
“Banyak program yang dapat dievaluasi dalam sub bagian kepegawaian,
salah satunya adalah pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan dan
kenaikan pangkat. Dalam pengangkatan jabatan seorang staf atau pegawai
maka perlu dilakukan evaluasinya dengan melihat pada kinerjanya selama
periode waktu terterntu.Untuk mengangkat jabatan seorang pegawai maka
hal yang perlu dilakukan adalah mengajukan usul penetapan angka kredit,
penetapan angka kredit, penyesuaian dalam jabatan, pengangkatan dalam
jabatan, kenaikan jabatan dan pangkat.
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“Pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat dapat
dilaksanakan dengan melalui pengajuan usul penetapan angka kredit,
penetapan angka kredit, penyesuaian dalam jabatan, pengangkatan dalam
jabatan, dan kenaikan jabatan dan pangkat. Hal inilah yang akan dilihat
nantinya apakah angka kreditnya memenuhi syarat atau tidak, jika
memenuhi maka akan disesuaikan jabatannya dengan jabatan sebelumnya.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegwaian
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
“Pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat mengacu pada juknis
kepegawaian negara dimana pada setiap pegawai yang melaksanakan
pengangkatan mengajukan usul penetapan angka kredit, kemudian
ditetapkan angka kreditnya, setelah itu disesuaikan dalam jabatannya, baru
kemudian diangkat dalam jabatannya dengan dibuktikan dengan laporan
kenaikan dalam jabatan.
23
Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengangkat
jabatan seorang pegawai ada beberapa kriteria atau penilaian yang harus di nilai
diantaranya adalah dengan melihat kredit dari pegawai yang bersangkutan, setelah
melihat angka kredit pegawai maka baru bisa ditetapkan angka kreditnya sesuai
dengan jumlah yang ditentukan, setelah penetapan dilakukan maka disesuaikan
dalam jabatannya, setelah itu baru bisa diangkat dalam jabatannya.
2. Pengajuan Usul Penetapan Angka Kredit
Pengajuan usul penetapan angka kredit seperti yang dipaparkan oleh
Sekretaris Dinas Pendidikan Bone Bolango bahwa :
“Untuk pengajuan usul penetapan angka kredit pegawai maka harus ada
pernyataan bahwa mereka benar-benar telah melakukan kegiatan
perencanaan, pembinaan, ketatausahaan, pengembangan profesi dan atau
kegiatan penunjang analis kepegawaian, selain itu juga memberikan
ijazah/STTPL atau mungkin penghargaan yang pernah diperoleh, jadi
untuk mengangkat jabatan seorang pegawai maka harus melewati prosedur
yang telah ada untuk kemudian diadakan evaluasi, dinilai, dilihat apakah
layak atau tidak dinaikkan jabatannya”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh
informasi bahwa :
“untuk mengajukan usul angka kredit maka pegawai membuat surat
pernyataan bahwa telah benar-benar melakukan kegiatan perencanaan,
pembinaan,ketatausahaan,serta memberikan bukti-bukti lain yang dapat
mendukung kegiatannya”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan
pangkat, diperoleh informasi bahwa :
“Dalam mengajukan usul penetapan angka kredit maka dimasing-masing
bidang memberikan pernyataan bahwa telah melaksanakan program atau
kegiatan yang ada didinas, sama halnya dengan sub bagian kepegawaian
dimana staf kepegawaian memberikan bukti bahwa benar-benar telah
melaksanakan kegiatan perencanaan, pembinaan ketatausahaan,
pengembangan profesi dan atau kegiatan penunjanganaliskepegawaian,
24
selain itu juga memberikan ijazah atau STTPL atau penghargaan,
kemudian bukti lainnya yang mendukung sehingganya menjadi standar
penilaian atau pengukuran untuk dinaikkan jabatannya.
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“Untuk pengangkatan jabatan seorang pegawai maka ada prosedur yang
harus dilakukan oleh seorang pegawai diantaranya adalah mengajukan usul
angka kredit, dalam pengajuannya pun ada prosedur lagi yang harus
diukur.Khusus untuk kepegawaian hal yang perlu dilihat dalam
mengajukan usul adalah bahwa yang bersangkutan benar-benar telah
melaksanakan tugas yang ada distaf kepegawaian, diantaranya telah
melaksanakan kegiatan atau tugas diperencanaan, pembinaan,
ketatausahaan, pengembangan profesi dan hal lainnya. Selain pernyataan
tersebut yang bersangkutan juga membuktikannya dengan ijazah atau
STTPL atau mungkin penghargaan yang diperoleh atau bahkan bukti-bukti
lain yang dapat mendukung kegiatan staf kepegawaian karena hal tersebut
adalah sebagai satu syarat dan menjadi penilaian untuk mengangkat
jabatan seorang pegawai”
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegwaian bagin
mutasi, yang menyatakan bahwa:
“Pengajuan usul penetapan angka kredit dipertimbangkan melalui surat
pernyataan telah melaksanakan kegiatan atau program dimasing-masing
bidang, bukti ijazah/STTPL atau penghargaan serta bukti lain yang
mendukung”.
Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
pengangkatan dalam jabatan pada penetapan angka kredit hal yang dinilaiadalah
bahwa pegawai yang bersangkutan benar-benar telah melaksanakan kegiatan di
kepegawaian, baik itu dari segi perencanaan, pembinaan, ketatausahaan,
pengembangan profesi dan atau kegiatan penunjang analis kepegawaian.
3. Cara Pengajuan Usul Penetapan Angka Kredit
Cara Pengajuan usul penetapan angka kredit seperti yang dipaparkan oleh
Sekretaris Dinas Pendidikan Bone Bolango bahwa :
25
“Untuk mengajukan usul penetapan angka kredit maka analis kepegawaian
mencantumkan perhitungan sementara angka kredit yang diperoleh
kedalam data usul penetapan angka kredit atau yang biasa oleh
kepegawaian disebut dupak, setelah itu usul penilaian dan penetapan angka
kredit diajukan kepada tim penilai, pengajuan usul penetapan angka kredit
harus sampai pada pihak yang berwenang menetapkan angka kredit,
sedangkan penyampaiannya dapat diajukan oleh pimpinan unit atau
perorangan”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh
informasi bahwa :
“agar memperoleh penetapan angka kredit staf kepegawaian
mencantumkan perhitungan sementara angka kredit yang diperoleh ke
dalam data usul penetapan angka kredit (DUPAK)”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan
pangkat, diperoleh informasi bahwa :
“Dalam mengajukan usul penetapan angka kredit, acuannya adalah pada
juknis kepegawaian dimana dalam juknis ditliskan secara jelas bahwa sfat
kepegawaian yang dinaikkan jabatannya harus mencantumkan perhitungan
angka kredit yang dimuat dalam dupak, setelah itu penilaian dan penetapan
angka kredit diajukan pada tim penilai, pengajuannya pun harus sampai
pada pejabat yang berwenang dan disampaikan oleh pimpinan unit atau
perorangan”
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“Langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dalam pengangkatan
jabatan dilaksanakan berdasarkan acuan secara umum pada juknis
kepegawaian, dimana untuk pengajuannya harus memenuhi syarat
diantaranya adalah perhitungan angka kredit yang diperoleh sementara
dicantumkan dalam dupak, penilaian dan penetapannya diajukan pada tim
penilai, pengajuannya harus telah sampai pada pejabat yang berwenang
dan penyampaian angka kredit dapat diasampaikan oleh pimpinan atau
perorangan”
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
26
“Hal-hal yang perlu dinilai dalam pengajuan angka kredit adalah apakah
sudah sesuai dengan prosedur yang ada atau tidak. Seperti halnya prosedur
yang ada dalam juknis yaitu untuk mengajukan usul penetapan angka
kredit harus memenuhi prosedur yaitu analis kepegawaian mencantumkan
peritungan sementara angka kredit kedalam dupak, kemudian
mengajukannya pada tim penilai dan sebelmunya sudah diketahui oleh
pejabat yang berwenang menetapkan kredit, penyampaiannya dapat
disampaikan perorangan atau pimpinan unit”.
Berdasarkan informasi diatas dapat di simpulkan bahwa dalam
mengajukan penetapan angka kredit maka pegawai mencantumkan perhitungan
sementara angka kredit yang diperoleh ke dalam DUPAK ( data usul penetapan
angka kredit), setelah menyediakn data tersebut maka pegawai yang bersangkutan
mengajukannya pada tim penilai, dapat juga diajukan oleh pimpinan atau pegawai
itu sendiri.
4. Penetapan Angka Kredit
Penetapan angka kredit seperti yang dipaparkan oleh Sekretaris Dinas
Pendidikan Bone Bolango bahwa :
“Setelah melewati dan melaksanakan berbagai macam prosedur maka pada
tahap penetapan angka kredit dilakukan persidangan dimana melihat
segala bentuk persyaratan atau prosedur telah sesuai dengan acuan yang
ada atau tidak, dari hasil persidangan maka dilakukan pegambilan
keputusan oleh yang berwenang, jika layak untuk di naikkan jabatan maka
ada penandatanganan penetapan angka kredit”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh
informasi bahwa :
“untuk menetapkan kredit seorang staf dilakukan melalui persidangan
disitulah akan diambil keputusan bersama, dan kemudian di tandatangani
penetapan angka kreditnya”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan
pangkat, diperoleh informasi bahwa :
27
“ Dalam penetapan angka kredit maka hal-hal yang perlu dilakukan
selanjutnya adalah pengambilan keputusan oleh yang berhak atau yang
berwenang dalam memutuskan apakah layak atau bisa untuk dinaikkan
pangkatnya atau tidak, setelah itu dilakukan penandatanganan penetapan
angka kredit, jika dilakukan penandatanganan maka yang bersangkutan
cukup memenuhi untuk dinaikkan jabatannya”
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“Setelah melaksanakan tahap-tahap sebelumnya maka pada saat penetapan
angka kredit maka dilakukan persidangan, dengan mempertimbangkan
pengajuan yang ada sebelumnya, dengan begitu pihak penilai atau yang
berwenang dapat mengambil keputusan sekaligus menandatangani
penetapan angka kredit”
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian
bagian mutasi, yang menyatakan bahwa:
“Penetapan angka kredit dilaksanakan setelah semua prosedur atau
prasyarat sebelumnya telah dilaksanakan, seperti pengajuan usul
penetapan angka kredit berikut dengan cara-caranya, dalam penetapan
angka kredit maka dilakukan pengambilan keputusan oleh yang berhak
menaikkan pangkat seorang pegawai, setelah semua ditetapkan maka
dilakukan langkah terakhir adalah penandatanganan penetapan angka
kredit”.
Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa penetapan angka
kredit dilakukan melalui persidangan, yang dihadiri oleh pimpinan atau pejabat
yang berwenang termasuk pegawai itu sendiri, dimana dalam persidangan tersebut
dinilai apakah pegawai yang bersangkutan sudah memenuhi ketentuan atau tidak
untuk dinaikkan dalam jabatannya, dalam persidangan tersebut pimpinan atau
pejabat yang berwenang mengambil keputusan dengan mempertimbangkan
prosedur yang telah dilakukan sebelumnya, setelah pihak yang berwenang
melakukan pengambilan keputusan maka ada penandatanganan angka kredit
didalamnya.
28
5. Penyesuaian dalam jabatan
Penyesuaian dalam jabatan seperti yang dipaparkan oleh Sekretaris Dinas
Pendidikan Bone Bolango bahwa :
“Setelah dilaksanakannya penetapan angka kredit maka langkah
selanjutnya adalah menyesuaikan jabatan pegawai dimana bagi setiap PNS
yang telah melaksanakan tugas atau kegiatan pengelolaan kepegawaian
beradasarkan keputusan atau surat pernyataan melakukan tugas dari
pejabat berwenang dan pada saat ditetapkan keputusan masih
melaksanakan tugas jabatannya, jenjang jabatan dan jumlah angka kredit
dalam penyesuaian untuk analis kepegawaian terampil dan analis
kepegawaian didasarkan pada pendidikan, pangkat, dan masa kerja
pangkat terakhir, masa kerja pangkat terakhir untuk penyesuaian dihitung
dalam satuan bulan, barulah bisa dilakukan penetapan”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh
informasi bahwa :
“penyesuaian jabatan dilakukan ketika staf / PNS telah melaksanakan
tugas/kegiatan kepegawaian serta melihat masa kerja terakhir dari pegawai
yang bersangkutan”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola
kenaikan pangkat, diperoleh informasi bahwa :
“ Pada masa penyesuaian dalam jabatan ada ketententuan yang di ikuti
yang sesuai dengan aturan atau acuan yang ada yaitu jenjang jabatan dan
jumlah angka kredit dalam penyesuaian untuk analis kepegawaian terampil
dan kepegawaian ahli didasarkan pada pendidikan, pangkat, dan masa
kerja pangkat terakhir dan masa kerja pada pangkat terakhir dihitung
dalam satuan bulan setelah itu dilakukan penetapan”
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“ Setelah dilakukannya penetapan angka kredit maka untuk selanjutnya
dilakukan penyesuaian dalam jabatan dimana apabila pegawai atau PNS
telah melaksanakan tugas beradasarkan surat pernyataan melakukan tugas
dari pejabat yang berwenang dan pada saat ditetapkan keputusan MENKO
WASBANG-PAN Nomor 53/KEP/MK.WASPAN/9/1999 masih
melaksanakan tugas jabatannya serta jenjang jabatan dan jumlah angka
29
kredit dalam penyesuaian untuk analis kepegawaian terampil dan analis
kepegawaian ahli didasarkan pada pendidikan, pangkat, dan masa kerja
terakhir dihitung dalam satuan bulan”
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian
bagian kepegawaian, yang menyatakan bahwa:
“ Penyesuaian dalam jabatan diukur dengan didasarkan pada pendidikan,
pangkat, dan masa kerja pangkat terakhir dan masa kerja pangkat terakhir
dihitung dalam satuan bulan, kemudian untuk analis terhitung masih
melaksanakan tugasnya”.
Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian dalam
jabatan dilakukan apabila pegawai yang bersangkutan telah melalui beberapa
penilaian, diantaranya adalah telah memenuhi angka kreditnya, penyesuaian
dilakukan untuk melihat dimana seorang pegawai tersebut layak untuk diposisikan
dalam suatu jabatan. Penyesuaian dilakukan apabila pegawai yang bersangkutan
telah melaksanakan tugas atau kegiatan pengelolaan dibidang kepegawaian, dan
jenjang jabatan serta jumlah angka kredit dalam penyesuian untuk kepegawaian
terampil .
6. Pengangkatan dalam jabatan
Pengangkatan dalam jabatan seperti yang dipaparkan oleh Sekretaris Dinas
Pendidikan Bone Bolango bahwa :
“ Untuk pengangkatan dalam jabatan kepegawaian maka hal-hal yang
harus dipenuhi adalah staf yang bersangkutan memiliki pangkat serendah-
rendahnya pengatur muda tingkat satu dengan golongan ruang II/b, telah
melaksanakan pendidikan dan pelatihan dibidang administrasi
kepegawaian, DP3 atau daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam satu tahun terakhir, semua telah
dicantumkan dalam juknis kepegawaian”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh
informasi bahwa :
30
“seorang diangkat dalam jabatannya apabila telah memiliki pangkat
serendahnya pengatur muda tingkat I dengan golongan ruang II/b serta
telah lulus pada pendidikan dibidanng administrasi kepegawaian”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan
pangkat, diperoleh informasi bahwa :
“ Pada pengangkatan jabatan seorang pegawai maka ia telah memnuhi
syarat dan kriteria tertentu diantaranya telah selesai atau telah
melaksanakan pendidikan dan pelatihan fungsional dibidang administrasi
kepegawai, dan memiliki penilaian pekerjaan yang cukup baik selama
melaksanakan tugas, minimal dalam waktu satu tahun terakhir”
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“ Pengangkatan dalam jabatan dilihat dari pangkat dan DP3 yaitu dimana
pegawai yang bersangkutan memiliki pangkat serendah-rendahnya
pengatur muda tingkat 1 dengan golongan ruang II/b, dilihat dari DP3
artinya setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan bernilai baik dalam
kurun waktu satu tahun”
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian
bagian kepegawaian, yang menyatakan bahwa:
“Untuk pegawai pada bagian staf kepegawaian sendiri diangkat jabatannya
apabila telah melaksanakan pendidikan dan pelatihan fungsional dibidang
administrasi kepegawaian, dan memiliki penilaian yang baik terhadap
pekerjaan”
Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa pengangkatan
dalam jabatan dapat dilakukan apabila pegawai yang bersangkutan telah memiliki
pangkat serendah-rendahnya pengatur muda tingkat satu golongan ruang II/b,
telah melaksanakan pendidikan dan pelatihan, serta memiiki penilaian terhadap
pekerjaan yang baik yang dituangkan dalam DP3.
31
7. Pengajuan usul pengangkatan dalam jabatan kepegawaian
Pengajuan usul Pengangkatan dalam jabatan seperti yang dipaparkan oleh
Sekretaris Dinas Pendidikan Bone Bolango bahwa :
“ Untuk mengajukan usul pengangkatan ada beberapa tahp yang harus
dilalui yaitu PNS yang bertugas pada unit pengelola kkepegawaian
memenuhi persyaratan untuk diangkat dalam jabatan analis kepegawaian
mempersiapkan berkas yang diperlukan serta DUPAK yang sudah
ditandatangani pejabat yang berwenang, emudian pejabat yang berwenang
menyiapkan surat pengantar usul pengangkatan dalam jabatan analis
kepegawaian dan angka kreditnya untuk ditandatangani pimpinan unit
pengelola kepegawaian, setelah menandatangani surat pengantar usul
pengangkatan dalam jabatan analis kepegawaian, pimpinan unit pengelola
kepegawaian mengirimkan berkas yang diperlukan serta dupak kepada
biro atau bagian kepegawaian masing-masing selanjutnya kepada pejabat
fungsional kepegawaian, pejabat yang berwenang menyerahkan usul
pengangkatan dalam jabatan dan angka kredit kepada tim enilai, tim
penilai menyelesaikan usul pengangkatan dalam jabatan dan angka kredit
dan selanjutnya diserahkan kembali kepada pejabat berwenang untuk
disahkan atau ditetapkan menjadi PAK, pejabat yang berwenang
menyerakan PAK kepada kepala bagian kepegawaian dan setelah
menerima PAK maka segera menyiapkan surat keputusan pengangkatan
dalam jabatan”
Kemudian dikonfirmasi dengan kasubag kepegawaian diperoleh
informasi bahwa :
“untuk mengajukan usul pengangkatan jabatan banyak prosedur atau
langkah-langkah yang dilewati diantaranya yaitu ketika staf dinyatakan
memenuhi syarat maka ia harus mempersiapkan berkas yang diperlukan
serta Dupak yang sudah ditandatangani ebelumnya oleh tim penilai”
Setelah dikonfirmasi dengan staf kepegawaian khusus mengelola kenaikan
pangkat, diperoleh informasi bahwa :
“Dalam pengajuan usul pengangkatan hal yang perlu untuk dilakukan
adalah analis kepegawaian mempersiapkan Dupak yan sudah
ditandatangani, kemudian menyiapkan surat pengantar usul pengangkatan
dalam jabatan, setelah ditandatangani maka pengelola kepegawaian
mengirimkan berkas serta dupak kepada biro ke\\pegawaian yang
selanjutnya tim penilai menyelesaikan usul pengangkatan dalam jabatan
dan ditetapkan menjadi PAK, setelah dirubah menjadi PAK maka kepada
pejabat yang berwenang segera menandatangani atau disahkan”
32
Selain itu dikonfirmasi juga dengan staf kepegawaian lainnya khusus
pengelola SIM kepegawaian, diperoleh informasi bahwa :
“ Untuk pengangkatan dalam jabatan kita mengikuti prosedur sesuai
dengan acuan dari pusat dimana untuk pengajuan pengangkatan dalam
jabatan dilihat dari DUPAK (data usul penetapan angka kredit) yang
kemudian dupak tersebut dikirimkan pada biro atau bagian kepegawaian
untuk selanjutnya dikirim kepada pejabat yang berwenang mengangkat
pejabat fungsional sehingga ditetapkan menjadi pak.
Informasi tersebut didukung dengan penjelasan dari staf kepegawaian
bagian kepegawaian, yang menyatakan bahwa:
“ Pengajuan usul pengangkatan jabatan di lihat dari dupak yang dimiliki
masing-masing pegawai, kemudian dikirim pada pejabat yang berwenang
untuk ditandatangani setelah itu dikirm pada biro kepegawaian sehingga
dirubah menjadi PAK setelah dirubah menjadi pak maka dikembalika lagi
pada masing-masing kepala bagian kepegawaian untuk kemudian
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang”.
Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa pengajuan usul
pengangkatan dalam jabatan dapat dilakukan dengan mengajukan berkas yang
diperlukan disertai dengan DUPAK ( data usul penetapan angka kredit ) yang
sudah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
4. Temuan Lapangan
a. Kinerja pegawai (kepegawaian) dilihat dari perencanaan program
Penyusunan rencana program dinas dilaksanakan dengan mengacu pada
renstra yang kemudian dituangkan kedalam renja (rencana kerja tahunan) , dalam
renstra tersebut menggambarkan visi dan misi, tujuan, sasaran, dan sebagainya.
Penyusunan rencana kerja dikoordinasikan langsung dengan bidang perencanan
yang seterusnya melibatkan setiap bidang yang ada.
33
Berdasarkan temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan
program harus dipersiapkan secara matang, dengan mempertimbangkan segala
macam aspek baik untuk menunjang serta mendukung program yang
disusun.Kerjasama antar bidang perlu untuk ditingkatkan khususnya dengan
bidang perencanaan itu sendiri, karena untuk menyusun program tersebut
merupakan suatu hal yang tidak mudah, banyak hal yang perlu dipertimbangkan
diantaranya adalah anggaran, waktu, serta keterlibatan sumber daya manusianya.
b. Kinerja pegawai (kepegawaian) dilihat dari pelaksanaan program
Proses pelaksanaan program telah terlaksana dengan baik, hal tersebut
dapat dilihat dari kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh kepegawaian, dimana sub
bagian kepegawaian melksanakan pelayanan administrasi untuk semua pegawai
dinas yang ada. Pelayanan yang dilaksanakan diantaranya adalah melayani urusan
cuti pegawai, mengurus pengangkatan pegawai, kenaikan pangkat, kenaikan gaji
berkala dan sebagainya.Masing-masing pegawai diberikan wewenang dan
tanggung jawabnya masing-masing.
c. Evaluasi program
Pada evaluasi ada satu bidang khusus yang mengelola segala bentuk
evaluasi, untuk dinas pendidikan sendiri secara umum bentuk evaluasinya adalah
dengan menguraikan segala bentuk kegiatan dari tiap-tiap bidang, dari masing-
masing bidang tersebut diuraikan keseluruhan anggaran yang digunakan, serta
dapat diketahui hasil akhir kinerja dari tiap-tiap bidang tersebut. Pada
kepegawaian hal-hal yang dievaluasi berbeda dengan evaluasi program secara
34
umum, kegiatan-kegiatan yang dievaluasi pada kepegawaian diantaranya adalah
pengangkatan jabatan pegawai dan kenaikan pangkat.
B. Pembahasan
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja
sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana
stratejik, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan
tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan
untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.
Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan
kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya
dalam tahun tertentu.
Dokumen rencana kinerja memuat informasi tentang : sasaran yang ingin
dicapai dalam tahun yang bersangkutan: indikator kinerja sasaran, dan rencana
capainya. Selain itu dimuat pula keterangan yang antara lain menjelaskan
keterkaitan kegiatan, dengan sasaran, kebijakan dengan programnya serta
keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi.
Adapun komponen rencana kinerja meliputi : 1) Sasaran : sasaran yang
dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran sebagaimana dimuat dalam
dokumen renstra. Selanjutnya diidentifikasi sasaran mana yan akan diwujudkan
pada tahun yang bersangkutan beserta indikator dan rencana tingkat capainya
(targetnya), 2) Program : program-program yang ditetapkan merupakan program-
program yang berada dalam lingkup kebijakan tertentu sebagaimana dituangkan
35
dalam strategi yang diuraikan pada dokumen rencana strategi. Selanjutnya perlu
diidentifikasi dan ditetapkan program-program yang akan dilaksanakan pada
tahun bersangkutan, sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
3) Kegiatan : kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang
dilakukan oleh instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang
telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai
sasaran dan tujuan tertentu. Dalam komponen kegiatan ini perlu ditetapkan
indikator kinerja kegiatan dan rencana capainya. 4) Indikator Kinerja Kegiatan :
indikator kinerja kegiatan adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan.
Dari hasil penlitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada
perencanaan program kepegawaian sudah dapat dikatakan Baik, hal ini didasarkan
pada beberapa jawaban informan yang dijabarkan sebelumnya pada tabel
indikator perencanaan, yang masing-masing dapat dilihat dari penyusunan awal
program, tujuan program, sasaran program, identifikasi sasaran program, selain itu
juga dapat dilihat dari jumlah persentase skor evaluasi tahap perencanaan program
yang diperoleh sebesar 78%.
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi. pencapaian
tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja/prestasi organisasi dan menunjukan
kinerja organisasi. Hasil kerja organisasi diperoleh dari serangkaian aktivitas yang
dijalankan. Aktivitas tersebut dapat berupa pengelolaan sumber daya organisasi
maupun proses pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Dari hasil penlitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada
36
pelaksanaan program kepegawaian sudah dapat dikatakan baik, hal ini didasarkan
pada beberapa jawaban informan yang dijabarkan sebelumnya pada tabel
indikator pelaksanaan, yang masing-masing dapat dilihat dari kegiatan yang
dijalankan yaitu, perencanaan kepegawaian, pembinaan kepegawaian,
ketatausahaan kepegawian, pengembangan profesi, serta penunjang tugas analis
kepegawaian lainnya. selain itu juga dapat dilihat dari jumlah persentase skor
evaluasi tahap perencanaan program yang diperoleh sebesar 86%.
Dalam penilaian terhadap hasil kerja, dipilih bentuk yang lebih formal dan
lebih objektif, yang di istilahkan dengan penilaian kinerja, penilaian karya,
evaluasi kinerja atau penilaian prestasi atau penilaian unjuk kerja. Formal berarti
mempunyai kriteria atau patokan tertentu, yang jelas dan pasti ukuranya. Dengan
demikian penilaian tidak terlalu banyak tergantung pada siapa yang menilai, tetapi
lebih banyak dipandu oleh patokan-patokan, meskipun dalam kenyataannya unsur
subyektifitas tidak bisa dihilangkan sama sekali dan tidak mudah untuk
mengkuantifikasi aspek yang akan dinilai.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tersebut masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna.Kekurangan tersebut berasal dari peneliti sendiri maupun aspek-
aspek lainnya. Kekurangan tersebut antara lain adalah :
1. Kemampuan peneliti yang terbatas untuk memperoleh data atau informasi
pada saat melakukan wawancara
37
2. Keterbatasan waktu dari setiap informan disebabkan banyaknya aktifitas
kantor yang harus diselesaikan, sehingga menjadi sulit untuk memperoleh
informasi secara akurat.
3. Kurangnya pemahaman peneliti terhadap metode penelitian yang digunakan.