BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Perilaku Intrapersonal Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo
a. Kepribadian guru
Suasana pendidikan dan pengajaran yang menyebabkan terjadinya
interaksi antara siswa dengan guru atau antara peserta didik dengan pendidik.
Interaksi ini sesungguhnya merupakan interaksi dua kepribadian yaitu
kepribadian siswa sebagai anak yang belum dewasa dan sedang berkembang
mencari bentuk kedewasaan dengan guru yang telah memiliki kepribadian
dewasa.
Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru
mengenai kepribadian guru dalam menghadapi siswa diuraikan sebagai berikut:
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah yang menuturkan bahwa :
Guru yang ada di sekolah ini memiliki kepribadian yang berbeda, jadi
perilaku mereka menghadapi siswa juga agak berbeda. Pada dasarnya
semua guru baik, hanya mereka berbeda dalam cara menghadapi siswa,
ada guru yang memiliki karakter agak keras, dengan suara khasnya yang
keras, sehingga terkesan ada rasa takut dalam diri siswa untuk menghadapi
guru ini. Ada juga guru yang karakternya lemah lembut, tapi tetap tegas
dalam menghadapi siswa, khususnya siswa yang cukup menyita perhatian
guru. (1.1/W/KS/25.04.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas I menuturkan bahwa :
Sebagai guru kelas I, saya berusaha untuk menghadapi siswa lebih lemah
lembut, dan juga lebih sabar, mengingat siswa kelas I di sekolah ini
banyak yang tidak melalui sekolah TK, sehingga untuk memegang alat
tulis saja, masih banyak yang perlu dibimbing dan hal ini tentu
membutuhkan kesabaran. (1.1/W/RK/25.04.2012
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :
Dalam menghadapi siswa, tentulah tidak sama, karena siswa yang ada di
sekolah ini, khususnya di kelas V, memiliki karakter yang berbeda-beda,
ada siswa yang pendiam, yang aktif bahkan hiperaktif juga ada, jadi cara
dalam menghadapi mereka juga berbeda, kecuali dalam kelas ketika
pembelajaran, guru memberikan instruksi untuk semua siswa, dan jika ada
yang mengganggu kegiatan pembelajaran, guru akan memperingatkan saat
itu juga, dan akan memberikan arahan kembali setelah kegiatan
pembelajaran. (1.1/W/SB/02.05.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :
Dalam menghadapi siswa khususnya siswa di kelas IV, guru berusaha
untuk memperlakukan mereka sama, kecuali ada beberapa siswa yang sulit
diatur, bahkan hanya mengganggu temannya di saat pembelajaran sedang
berlangsung. Terkadang guru harus memberi hukuman agar siswa jera dan
tidak mengulangi lagi perbuatannya. Di kelas IV ini ada siswa yang
perilakunya cukup mengganggu teman-temannya. Guru sudah berusaha
untuk bicara dengan keluarganya, dalam hal ini tantenya, karena siswa ini
sudah tidak memiliki bapak lagi karena sudah meninggal. Dia tinggal
dengan saudara bapaknya. Mungkin karena kehilangan kasih sayang dari
orang tua, anak ini menjadi berperilaku seperti sekarang, kurang perhatian
dalam pelajaran. (1.1/W/SP/02.05.2012).
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa kepribadian guru di
sekolah ini berbeda-beda sehingga perilaku mereka dalam menghadapi siswa
juga berbeda. Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,
memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Sikap guru yang lemah
lembut, penuh kesabaran akan menunjukkan kepribadian yang berwibawa.
Siswa juga memiliki karakter yang berbeda sehingga diperlukan sikap yang
berbeda pula dalam menghadapinya, sehingga ketegasan seorang guru dan
hukuman yang mendidik juga diperlukan untuk menghadapi siswa yang
bermasalah.
2. Cara guru mengatasi permasalahan
Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru
tentang mengatasi permasalahan yang dihadapi guru di kelas diuraikan sebagai
berikut :
Permasalahan yang dihadapi guru pada umumnya di setiap kelas hampir
sama, masalah yang datang dari guru itu sendiri, dan juga masalah dari
siswa. Contoh masalah yang dihadapi guru adalah masalah kurang
terampilnya guru menggunakan media atau mengadakan media yang
sesuai dan mudah diperoleh, untuk mengatasinya guru bertanya pada guru
lainnya yang lebih mampu cara penggunaan beberapa media, contoh
masalah lainnya adalah kurangnyanya buku sumber di dalam kelas
sehingga tidak mencukupi kebutuhan siswa, dan cara mengatasinya guru
menggunakan bahan copian materi dan dibagikan untuk siswa. Sedangkan
masalah dari siswa contohnya di setiap kelas itu pasti ada siswa yang
menonjol, suka berkelahi, dan usil mengganggu temannya. Untuk
mengatasinya guru mengajak siswa untuk berbicara dan memberikan
pengarahan kepada siswa, guru juga berusaha menjalin komunikasi dengan
orang tua siswa. Masalah lainnya adalah siswa yang lambat menerima
pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II, guru kelas berupaya untuk
menambah jam belajar mereka dan memberikan bimbingan. Masih banyak
lagi permasalahan yang dihadapi guru di dalam kelas yang membutuhkan
kerja sama semua guru dan juga orang tua siswa dalam mengatasinya.
(1.2/W/KS/25.04.2012).
Menurut wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :
Masalah yang dihadapi di kelas I, yang paling menonjol adalah masih
banyaknya siswa yang belum lancar membaca dan menulis, untuk
mengatasinya guru membimbing mereka setelah jam pulang kelas I, guru
menambah jam belajar mereka paling lama satu jam. Untuk membantu
siswa lebih lancar lagi membaca, pada setiap pagi sebelum masuk kelas
dan sebelum pulang sekolah siswa terlebih dahulu membaca pias kata yang
disiapkan guru. (1.2/W/RK/25.04.2012).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :
Beberapa permasalahan yang dihadapi guru dalam kelas adalah masalah
siswa yang suka membolos, untuk mengatasinya, guru mendatangi rumah
siswa dan berbicara secara pribadi dengan siswa dan juga orang tua siswa.
Masalah lainnya adalah masalah siswa yang sulit diatur sehingga selalu
menimbulkan kegaduhan dalam kelas karena suka mengganggu teman
lainnya yang sedang menerima pelajaran, untuk mengatasinya, guru
berusaha untuk selalu memberikan arahan dan untuk perbuatannya guru
memberikan hukuman yang mendidik dengan memberikan tugas rumah
pada siswa dan ditanda tangani oleh orang tua, agar siswa dapat
mengerjakan tugas yang diberikan guru dibawah pengawasan orang tua.
(1.2/W/SB/02.05.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas IV menuturkan bahwa :
Ada bermacam-macam masalah yang dihadapi guru di dalam kelas, seperti
masalah buku paket untuk sumber belajar siswa di kelas masih kurang,
untuk mengatasinya guru menyajikan materi di papan tulis dan siswa
menyalinnya. Pada kegiatan seperti ini ada siswa yang suka mengganggu
temannya dan tidak menyalin materi yang diberikan guru, untuk
mengatasinya guru meminjamkan buku pada siswa tersebut dan
ditugaskan guru untuk menyalinnya di rumah dengan catatan siswa
menjaga buku dengan baik. Ketika diperiksa, terkadang siswa masih juga
lupa untuk mengerjakannya. (1.2/W/SP/02.05.2012).
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa ada beberapa masalah
yang dihadapi guru di kelas dan cara penyelesaian yang dilakukan guru untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Masalah dalam kelas tidak hanya bersumber
dari siswa saja, tapi juga dari guru, dan juga merupakan masalah sekolah.
Kurangnya sarana seperti buku sumber belajar yang masih kurang, dan kurang
terampilnya guru dalam menggunakan media. Untuk mengatasi kurangnya
buku sumber, guru menyiapkan materi dan juga menyalin materi di papan tulis
untuk di salin siswa. Masalah-masalah yang bersumber dari siswa juga
beragam, seperti pada kelas I dan kelas II, siswa yang belum lancar membaca,
menulis dan berhitung, untuk mengatasinya, guru memberikan penambahan
jam belajar untuk lebih meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca,
menulis dan berhitung. Masalah siswa yang suka membolos dan juga masalah
siswa yang suka berkelahi, cara mengatasinya yaitu guru memberikan arahan
dan mengajak siswa untuk berbicara secara pribadi serta melibatkan orang tua
siswa dalam memberikan dorongan dan pengawasan pada tugas yang diberikan
guru. Masalah siswa yang kurang disiplin melaksanakan tugas yang diberikan
guru, diberikan tugas kembali untuk mengerjakannya di rumah.
3. Perilaku guru memberi motivasi
Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru
mengenai perilaku guru dalam memotivasi siswa untuk rajin belajar diuraikan
sebagai berikut :
Hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :
Ada beberapa perilaku guru dalam memotivasi belajar siswa, seperti dalam
menyajikan pelajaran guru menggunakan media pembelajaran yang
menarik buat siswa agar mereka tertarik untuk mengikuti pelajaran, guru
juga menggunakan berbagai model pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa. Sekolah juga berusaha untuk menjalin komunikasi
dengan orang tua untuk mendorong dan mendampingi siswa ketika belajar.
(1.3/W/KS/25.04.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :
Dalam memotivasi belajar siswa, guru menggunakan media yang menarik
dalam pembelajaran, meskipun tidak setiap waktu tapi guru berusaha
untuk memanfaatkan berbagai media yang tersedia di sekolah. Guru
memberikan pujian pada siswa yang mampu dan tepat waktu dalam
mengerjakan tugas. Guru juga berusaha memberikan kesempatan kepada
siswa yang melakukan kesalahan agar dapat memperbaikinya. Beberapa
siswa yang masih lambat dalam menerima pelajaran di kelas, memperoleh
jam tambahan, khususnya siswa kelas I dan Kelas II, memperoleh
bimbingan membaca, menulis dan berhitung. (1.3/W/RK/25.04.2012).
Menurut hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :
Tidak semua siswa memiliki motivasi belajar yang baik, ada yang masih
perlu dimotivasi terus oleh guru, dan hal ini tentulah perlu upaya keras dan
berkesinambungan mengingat beberapa siswa di sekolah ini berlatar
belakang ekonomi lemah, orang tua mereka sibuk dengan pekerjaan
menghidupi keluarga sehingga banyak siswa yang kurang mendapat
perhatian dari orangtuanya, hai ini tentulah berdampak pada semangat
belajar mereka. Dengan kapasitas yang dimiliki, guru berusaha
membimbing siswa tersebut di sekolah. (1.3/W/SB/02.05.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas IV menuturkan bahwa :
Pada setiap pembelajaran guru selalu mengingatkan siswa dan
memberikan pemahaman kepada mereka akan pentingnya belajar. Dimana
saja, dan kapan saja, untuk itu terkadang guru mengajak siswa untuk
belajar di luar kelas, agar siswa tidak jenuh dengan suasana pembelajaran
di dalam kelas, seperti pada pembelajaran IPA, siswa diajak untuk
mengamati lingkungan sekitar sekolahnya. Kegiatan ini menunjukkan
siswa sangat menikmati suasana pembelajaran di luar kelas.Pembelajaran
sekarang sudah model PAKEM, jadi guru berusaha untuk menyajikan
kegiatan yang bernuansa PAKEM pada siswa, agar motivasi belajar
mereka menjadi lebih baik. (1.3/W/SP/02.05.2012).
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa perilaku guru yang
berbeda dalam memotivasi belajar siswa dengan menggunakan beberapa cara
serta bervariasi seperti dengan menggunakan media yang menarik pada
pembelajaran yang dilakukan guru, memberikan kesempatan kepada siswa
yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki kesalahannya. Guru juga
melakukan model-model pembelajaran yang sesuai agar siswa memiliki
motivasi belajar yang baik. Pendekatan pembelajaran PAKEM digunakan guru
di dalam kelas maupun di luar kelas untuk membantu memotivasi belajar
siswa. Guru juga memberikan pujian atau reward kepada siswa yang mampu
mengerjakan tugas tepat waktu.
2. Perilaku interpersonal Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo
a. Interaksi guru dengan siswa
Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru
tentang hubungan interaksi guru dengan siswa untuk mengembangkan
pembelajaran diuraikan sebagai berikut :
Hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :
Hubungan interaksi guru dengan siswa di kelas dalam mengembangkan
pembelajaran sudah cukup baik. Dalam melaksanakan pembelajaran guru
menggunakan strategi belajar secara berkelompok dan berdiskusi dengan
pendekatan PAKEM untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa. Pada pembelajaran yang dilakukan, guru
berusaha untuk memanfaatkan media yang menarik agar siswa tertarik dan
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Guru juga melakukan
bimbingan kepada siswa pada setiap pembelajaran.
(2.1/W/KS/25.04.2012).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :
Guru sebagai orang tua siswa di sekolah berusaha untuk menjalin interaksi
yang positif dengan siswa. Interaksi guru dengan siswa terjadi ketika
sebelum pembelajaran, selama pembelajaran dan setelah pembelajaran.
Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, guru meminta siswa untuk
menyiapkan segala keperluan pembelajaran seperti buku, pensil dan
penghapus untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Di saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa
khususnya yang berhubungan dengan materi pelajaran, jika ada siswa yang
belum memahami, guru menjelaskan kembali. Guru juga memberikan
bimbingan pada siswa dengan sabar, khususnya siswa kelas awal yang
masih banyak membutuhkan bimbingan gurunya (2.1/W/RK/25.04.2012).
Menurut hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :
Untuk mengembangkan pembelajaran, guru berusaha merancang
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa agar siswa dapat menikmati
pembelajaran dan aktif di dalamnya yang dapat ditunjukkan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ungkapkan, khususnya pada beberapa
hal yang belum mereka pahami. Guru memberikan jawaban atas
pertanyaan siswa, jika memang ada kesulitan yang dialami untuk
menjelaskan, guru akan berusaha untuk belajar dari berbagai sumber.
Dalam interaksi dengan siswa guru berusaha untuk memberikan pujian
pada siswa yang mengerjakan tugas dengan tepat, jawabannya maupun
tepat waktu dan tidak memberikan kritikan langsung pada beberapa hasil
pekerjaan siswa yang kurang tepat tapi memberikan saran perbaikan.
(2.1/W/SB/02.05.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :
Guru adalah sebagai pendidik disekolah, bisa juga berperan sebagai orang
tua dan juga teman mereka. Sebagai pendidik tentulah guru akan selalu
memberikan ilmu yang mereka butuhkan, memberikan bimbingan kepada
mereka. Guru dapat juga berperan sebagai orang tua dan juga sebagai
teman. Di dalam kegiatan pembelajaran, tidak semua siswa dapat
mengikutinya dengan baik, ada yang rajin ada juga siswa yang terkesan
malas. Guru berusaha mendekati, mengajak berbicara dan bertanya. guru
berperan menjadi seperti seorang teman, agar siswa mau mengungkapkan
masalahnya, dan guru dapat memberikan solusi pada siswa apa yang harus
dilakukan. (2.1/W/SP/02.05.2012).
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa informan diatas
serta pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa menunjukkan interaksi guru
dengan siswa dalam mengembangkan pembelajaran terjadi disaat sebelum
pembelajaran, selama pembelajaran, dan setelah pembelajaran. Sebelum
pembelajaran guru selalu mengingatkan siswa untuk menyiapkan alat tulis
menulis untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Pendekatan PAKEM
digunakan guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
dengan strategi belajar secara berkelompok. Interaksi guru dan siswa terjadi
selama pembelajaran, guru memberikan bimbingan pada siswa, memberikan
pujian atau reward pada siswa yang tepat dalam mengerjakan tugasnya dan
memberikan kesempatan pada siswa yang belum tepat mengerjakan tugas
untuk memperbaikinya sebagai saran perbaikan. Selain sebagai pendidik, guru
juga dapat berperan sebagai orang tua dan juga teman untuk siswa, terutama
disaat menghadapi siswa yang bermasalah, guru harus mampu berinteraksi
positif dengan siswa.
b. Komunikasi guru
Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru serta
dua orang siswa tentang komunikasi guru dengan kepala sekolah, dengan guru
lainnya, dan dengan siswa dalam mengembangkan pembelajaran diuraikan
sebagai berikut :
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :
Kepala sekolah selalu menyampaikan kepada guru untuk
mengkomunikasikan berbagai permasalahan yang dihadapi guru di dalam
kelas agar dicarikan solusi bersama. Dengan adanya kebesamaan akan
terbina kekompakkan di sekolah. Jika ada informasi yang penting yang
harus disampaikan untuk semua guru, khususnya penyampaian dari
Diknas, kepala sekolah segera mengadakan rapat dan menyampaikannya
langsung kepada guru. Demikian juga halnya jika ada sesuatu hal yang
ingin disampaikan guru, khususnya dalam pembelajaran siswa, kepala
sekolah memberikan kesempatan pada guru untuk menyampaikannya pada
kegiatan rapat ini, tapi jika memang hal yang akan disampaikan bersifat
agak pribadi, guru akan menyampaikannya di ruang kepala sekolah.
(2.2/W/KS/25.04.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :
Komunikasi guru dengan kepala sekolah berlangsung cukup baik. Kepala
sekolah selalu mengajak guru untuk bertukar pikiran mengenai masalah-
masalah yang dihadapi guru di dalam kelas khususnya masalah siswa,
kegiatan ini biasanya dilakukan pada rapat dewan guru, agar masalah-
masalah yang dihadapi dapat dipecahkan bersama-sama dengan rekan guru
lainnya karena guru saling bertukar pendapat dan saran. Komunikasi guru
dengan siswa lebih banyak terjadi di saat kegiatan pembelajaran, guru
berusaha untuk menyajikan pembelajaran yang menyenangkan untuk
siswa agar memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan
menggunakan LKS dan media yang menarik, siswa dapat lebih mudah
memahami materi yang diajarkan. (2.2/W/RK/25.04.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :
Komunikasi guru dengan kepala sekolah cukup lancar. Ada berbagai
kebutuhan guru dalam kelas untuk menunjang kegiatan pembelajaran telah
disampaikan guru kepada kepala sekolah, meskipun tidak semuanya bisa
dipenuhi, tetapi kepala sekolah sudah menerima masukan dari guru dan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan kelas. Sedangkan komunikasi guru
dengan siswa dalam pembelajaran terjadi ketika guru menyampaikan
pelajaran, guru memberikan pertanyaan dan siswa dapat memberikan
jawaban, begitu pula sebaliknya, jika dalam pembelajaran, ada siswa yang
bertanya, guru memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Komunikasi
juga terjadi ketika guru banyak memberikan arahan dan bimbingan pada
siswa. (2.2/W/SB/02.05.2012).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :
Guru berkomunikasi dengan kepala sekolah disaat formal maupun non
formal. Disaat formal ketika rapat guru dan disaat nonformal lebih banyak
dilakukan sebelum saat masuk kelas, dalam suasana santai sebelum jam
pembelajaran dimulai. Sekitar sepuluh menit hampir setiap hari terjadi
komunikasi antara guru dan kepala sekolah. Sedangkan komunikasi guru
dengan siswa terjadi ketika guru berinteraksi dengan siswa. Guru berusaha
berkomunikasi dengan siswa dengan bahasa yang dimengerti siswa,
terutama dalam menjelaskan suatu materi pelajaran, agar siswa mengerti
dan memahami materi yang diajarkan. Untuk siswa yang lambat menerima
pelajaran, susah diatur, dan tidak mengerjakan tugas rumah, guru berusaha
untuk selalu mengingatkan dan mengarahkan. Jika perlu guru akan
memberikan hukuman pada siswa agar mengerjakan kembali tugas yang
diberikan pada jam istirahat. (2.2/W/SP/02.05.2012).
Peneliti juga mengadakan wawancara pada dua orang siswa untuk
memperkaya informasi yang diperoleh peneliti dalam masalah ini khususnya
komunikasi guru dengan siswa, hasil wawancara diuraikan sebagai berikut :
Hasil wawancara dengan salah seorang siswa kelas V mengatakan bahwa :
Ibu guru selalu berpesan kepada kami untuk selalu belajar, untuk banyak
membaca, mengulangi pelajaran yang sudah diperoleh di rumah. Kalau di
dalam kelas, ada pelajaran yang tidak dimengerti, akan ditanyakan kembali
kepada guru, dan ibu guru akan menjelaskan kembali, dan jika di rumah
pesan guru untuk belajar dan mengulangi pelajaran akan kami lakukan.
(2.2/W/Al/02.05.2012).
Sedangkan menurut wawancara dengan salah seorang siswa kelas IV
mengatakan bahwa :
Setiap hari ibu guru selalu berkata agar saya rajin belajar, di sekolah atau
di rumah. Ibu guru juga berpesan, jangan lupa mengerjakan pekerjaan
rumah, tapi kadang-kadang saya lupa. Saya ingat setelah ditanya ibu guru
di sekolah, ibu guru memberikan hukuman pada saya untuk mengerjakan
kembali tugas yang diberikan. (2.2/W/Ag/03.05.2012).
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain di kehidupan sehari-hari, begitu juga yang terjadi
di sekolah. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti tentang komunikasi di
sekolah ini menunjukkan bahwa komunikasi guru dengan kepala sekolah
berlangsung cukup baik. Komunikasi dilakukan secara formal melalui kegiatan
rapat dan nonformal pada waktu sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kepala sekolah sebagai pemimpin mengedepankan kebersamaan demi
kekompakan di sekolah ini. Sehingga berbagai masalah yang dihadapi guru
dapat diungkapkan dalam pertemuan rapat dewan guru dan untuk dicari
solusinya bersama. Begitu pula jika ada informasi penting yang harus diketahui
guru berupa penyampaian dinas dari Pendidikan Nasional Kecamatan Tibawa,
kepala sekolah segera mengadakan rapat untuk menyampaikan informasi ini,
dalam kegiatan rapat ini juga terjadi komunikasi antara guru, terjadi tukar
pikiran khususnya mengenai masalah yang terjadi dalam kelas. Mengenai
komunikasi guru dengan siswa juga berlangsung cukup baik. Dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas guru berusaha menyajikan kegiatan pembelajaran
yang menyenangkan bagi siswa dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa dan
media yang menarik demi memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran.
Untuk siswa yang mengalami masalah dalam kedisiplinan melaksanakan tugas
yang diberikan, guru selalu membimbing dan mengarahkan juga selalu
mengingatkan siswa untuk mengulangi kembali dirumah pelajaran yang telah
diterimanya di sekolah.
3. Dampak Perilaku Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo
a. Peningkatan motivasi
Hasil wawancara peneliti dengan tiga orang guru tentang dampak perilaku
guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa diuraikan sebagai berikut :
Hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :
Perilaku guru yang sabar menghadapi siswa akan membantu meningkatkan
motivasi belajar mereka, karena mereka merasa di hargai dan diberi
kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya. Setelah mereka
menunjukkan kemampuannya guru harus memberikan pujian, jika perlu
memberikan hadiah sebagai pemberian motivasi bagi mereka.
(3.1/W/RK/25.04.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :
Pemberian kesempatan dan bimbingan pada siswa diberikan guru untuk
melakukan perbaikan pada hasil pekerjaan yang belum tepat agar dapat
membantu memotivasi belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan siswa
mengerjakan tugas mereka walaupun guru harus menambah jam belajar.
Guru memberikan kesempatan untuk perbaikan di luar jam belajar siswa
sekitar setengah jam, agar tidak mengganggu jam pelajaran. Beberapa
siswa yang agak lambat menerima pelajaran memang membutuhkan
perhatian seperti ini. Walaupun guru sudah menggunakan strategi kerja
berkelompok agar siswa dapat belajar bekerja sama dan mendiskusikan
tugas kelompok, tapi masih ada juga siswa yang sulit untuk mengerti dan
memahami pelajaran, sehingga mereka perlu di bimbing di luar jam
belajar, meskipun tidak dilakukan setiap saat, tapi guru berupaya untuk
bisa mewujudkannya demi membantu meningkatkan motivasi belajar
siswa. Sedangkan siswa yang dapat menyelesaikan tugas tepat waktu,
memperoleh pujian dari guru. (3.1/W/SB/02.05.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :
Ada beberapa siswa yang suka membolos bahkan putus sekolah dengan
beberapa alasan, setelah guru mengadakan home visit dan berbicara
dengan siswa dan juga orang tua siswa, untuk mengetahui latar belakang
siswa tidak masuk sekolah, siswa tersebut kembali masuk sekolah, ada
juga yang tidak. Siswa yang telah kembali masuk akan selalu di ingatkan
guru agar lebih giat ke sekolah. Ada juga siswa yang sulit untuk
konsentrasi dalam belajar, sehingga tampak tidak memiliki motivasi untuk
belajar, begitu di tanyakan ternyata siswa belum sarapan, hal ini tentu
mengganggu konsentrasi belajarnya, agar siswa dapat mengikuti pelajaran
seperti teman-temannya, guru mengajak siswa tersebut ke kantin sekolah.
(3.1/W/SP/02.05.2012).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa ada guru yang melakukannya dengan
sabar. Guru memberikan pujian pada siswa yang mengerjakan tugas tepat
waktu, dan untuk siswa yang mengerjakan tugas tidak tepat waktu guru
memberikan arahan dan memberikan bimbingan serta kesempatan untuk
memperbaiki tugas mereka.
b. Hasil belajar siswa
Berdasarkan wawancara peneliti dengan tiga orang guru tentang dampak
perilaku guru terhadap hasil belajar siswa diuraikan sebagai berikut :
Hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :
Karena kesabaran guru membimbing siswa, hasil belajar siswa juga
meningkat karena kemampuan mereka dalam menerima pelajaran juga
meningkat. Pemberian pujian dan hadiah bagi siswa yang telah
meningkatkan motivasi belajar mereka mengakibatkan siswa lebih
semangat dalam menerima pelajaran dan memperoleh nilai yang
memuaskan. (3.2/W/RK/25.04.2012).
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :
Bimbingan yang diberikan guru pada siswa akan membantu siswa
memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Guru memberikan arahan untuk
siswa agar siswa lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
Memberikan bimbingan dan penghargaan atas prestasi siswa agar motivasi
belajar siswa lebih baik yang akan berdampak pada meningkatnya hasil
belajar siswa. (3.2/W/SB/02.05.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :
Dengan mengajak siswa berbicara dan mengkomunikasikan berbagai
masalah, dan hambatan yang dihadapi siswa, guru dapat menemukan
solusi untuk membantu siswa mengatasi masalahnya sehingga siswa bisa
memiliki motivasi yang baik dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil
belajarnya. (3.2/W/SP/02.05.2012).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak perilaku guru
seperti sabar dalam menghadapi siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Perilaku guru yang mengajak siswa untuk berbicara dan mengkomunikasikan
masalah siswa akan berdampak pada rasa nyaman pada diri siswa dan mereka
bisa mengungkapkan masalah apa yang dihadapi, perilaku yang ditunjukkan ini
dapat memotivasi belajar siswa akan berdampak pada meningkatnya hasil
belajar siswa.
c. Kenyamanan belajar siswa
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan tiga orang guru tentang
dampak perilaku guru dalam memberikan kenyamanan belajar siswa diuraikan
sebagai berikut :
Hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :
Dengan sikap sabar yang ditunjukkan guru dalam menghadapi siswa, akan
menyebabkan siswa merasa nyaman dalam mengikuti pelajaran, karena
guru tidak menyikapi kekurangan siswa dengan sikap yang berlebihan atau
memarahi mereka. Dan pemberian pujian dan penghargaan pada siswa
akan membuat siswa merasa nyaman karena merasa di hargai oleh guru.
(3.2/W/RK/25.04.2012).
Hasil wawancara denga guru kelas V mengatakan bahwa :
Bimbingan dan arahan yang diberikan guru akan membantu siswa merasa
nyaman ketika melakukan kegiatan yang dilakukan guru, terutama siswa
yang masih berada di dalam kelas untuk memperbaiki tugas yang
diberikan sedangkan teman lainnya sudah pulang karena telah selesai
menyelesaikan tugasnya. (3.2/W/SB/02.05.2012).
Hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :
Siswa akan merasa nyaman dalam belajar jika pelajaran yang diterimanya
dapat dimengerti, dan siswa dalam keadaan siap untuk belajar, siswa
dalam keadaan sehat dan juga sudah sarapan. Hampir semua siswa yang
ada di sekolah ini, tidak pernah sarapan di rumah. Mereka telah diberi
uang jajan orang tuanya untuk makan di sekolah. Jika ada siswa yang
belum sarapan, siswa tersebut akan merasa gelisah di dalam kelas. Jadi
guru mengingatkan siswa sebelum bel masuk agar siswa segera makan di
kantin setelah mereka mengerjakan tugas untuk melakukan kegiatan
membersihkan halaman sekolah bersama dan mencuci tangan mereka
dengan bersih. Hampir seluruh kelas, memiliki kebiasaan yang
ditanamkan guru sebelum pulang sekolah, yaitu untuk menyapu kelasnya,
agar esok harinya, kelas sudah dalam keadaan bersih, siswa hanya
membersihkan bagian halaman saja, ini dilakukan agar siswa selalu merasa
nyaman belajar dalam kelas. (3.2/W/SP/02.05.2012).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa
perilaku guru yang menunjukkan kesabaran dalam menghadapi siswa dapat
membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, begitu juga dengan reward atau
pujian yang diberikan guru karena siswa merasa dihargai. Kekurangan siswa di
salah satu kelas dihadapi dengan sikap sabar. Perilaku guru sangat siswa
bimbingan dan arahan guru serta penanaman kedisiplinan pada siswa utuk
menjaga kebersihan lingkungan sekolah dapat membantu memberikan
kenyamanan belajar siswa.
B. Pembahasan
Guru merupakan sosok yang dihormati dan memiliki andil yang sangat
besar terhadap keberhasilan siswa di sekolah. Perilaku guru, keseharian guru,
merupakan teladan bagi siswa yang akan dapat memotivasi belajar siswa.
1. Perilaku Intrapersonal Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo
Guru sebagai orang yang dipercayakan untuk mempersiapkan generasi
yang berkualitas untuk masa depan bangsa harus memiliki perilaku yang juga
dapat mempengaruhi perilaku siswa. Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas
utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang berpengaruh
terhadap pengembangan sumber daya manusia. Kesabaran, lemah lembut,
kewibawaan, ketegasan, dan sikap guru yang selalu mengarahkan dan
membimbing siswa sangat diperlukan demi untuk menghadapi siswa yang juga
memiliki karakter yang berbeda-beda. Hukuman dapat diberikan tapi
merupakan hukuman yang mendidik dan bukan suatu hukuman yang
menyakiti.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kepribadian guru yang ada di
sekolah ini berbeda-beda sehingga perilaku mereka dalam menghadapi siswa
juga berbeda. Ada guru yang bisa berperilaku sabar dalam menghadapi siswa,
dengan sikap sabarnya membimbing dan memotivasi siswa agar memiliki
kemampuan seperti teman-temannya. Terdapat juga karakter guru yang agak
keras sehingga perilaku guru juga cenderung keras terhadap siswa dan
menimbulkan kesan ditakuti siswa.
Harus disadari bahwa tidak semua guru mempunyai perilaku dan
kepribadian yang sama, demikian pula siswa, tapi dalam sudut pandang guru,
seorang guru harus mengerti dan memahami karakter kepribadian anak satu
persatu, agar bisa membantu anak yang memang benar-benar mengalami
kesulitan dalam belajar atau berinteraksi dengan guru, siswa lain atau cara
belajar di sekolah. Guru harus bisa berjiwa besar untuk menerima saran dan
usul yang bagus untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar dari muridnya.
Sikap inilah yang akan membuat dunia pendidikan bangsa kita semakin maju
(Utomo, 2009:246).
Seseorang dapat memahami orang lain terlebih dahulu harus memahami
dirinya sendiri. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi.
Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan,
bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek. Aktivitas dari komunikasi
intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi
diantaranya adalah ; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau
perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas,
dan berimajinasi secara kreatif. Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan
dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir
dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi perilaku kita selama ini
memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri
pribadi ini.
Seorang guru yang memiliki konsep diri yang baik dan positif akan
memiliki perilaku yang positif pula, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk
orang lain.
Konsep diri adalah Brooks (Rakhmat, 1991) menyatakan bahwa konsep
diri adalah suatu pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya serta
persepsi tentang dirinya, ini dapat bersifat psikis maupun sosial. Sejalan
dengan pendapat tersebut dikemukakan oleh Cawangas (Pudjijogyanti, 1988)
bahwa konsep diri merupakan seluruh pandangan individu akan dimensi
fisiknya, karakteristik kepribadiannya, motivasinya, kelemahannya,
kepandaiannya dan kegagalannya. Konsep diri itu seseorang akan diupayakan
mencapai keinginan yang optimal serta untuk merealisasikan hidupnya. Dapat
dikatakan bahwa konsep diri juga merupakan kerangka kerja untuk
mengorganisasikan pengalaman-pengalaman yang diperoleh seseorang.
Temuan penelitian lainnya adalah ada beberapa masalah yang dihadapi
guru di kelas, baik masalah yang bersumber dari siswa, maupun masalah yang
bersumber dari guru dan juga merupakan masalah sekolah. Masalah-masalah
yang bersumber dari siswa sangat beragam. Seperti masalah pada siswa kelas I
dan kelas II yang belum lancar membaca, menulis dan berhitung, guru
memberikan penambahan jam belajar untuk lebih meningkatkan kemampuan
mereka. Masalah siswa yang suka membolos dan juga masalah siswa yang
suka berkelahi, cara mengatasinya yaitu guru memberikan arahan dan
mengajak siswa untuk berbicara secara pribadi serta melibatkan orang tua
siswa dalam memberikan dorongan dan pengawasan pada tugas yang diberikan
guru. Masalah siswa yang kurang disiplin melaksanakan tugas yang diberikan
guru, diberikan tugas kembali untuk mengerjakannya di rumah. Kurangnya
buku sumber atau buku paket untuk beberapa mata pelajaran dan kurang
terampilnya guru dalam menggunakan media merupakan masalah guru dan
menjadi masalah sekolah yang harus dipikirkan bersama. Untuk mengatasi
kekurangan buku sumber, guru menggunakan copian materi dari buku sumber
yang ada untuk dibagikan kepada siswa sebagai materi yang akan dipelajari
siswa. Masalah lainnya adalah masalah siswa yang sulit diatur, dan suka
berkelahi, guru mengajak siswa untuk berbicara secara pribadi dan
memberikan pengarahan serta menjalin komunikasi dengan orang tua siswa.
Masalah ada dimana saja dan kapan saja. Cara paling cerdas dari kiat
apapun dalam memecahkan masalah adalah dengan cara menghadapinya,
begitupula dengan guru yang menghadapi berbagai masalah di kelas. Masalah
harus dihadapi dengan lapang hati, dan sadar diri serta melakukan introspeksi
diri, dan yakin semua akan berlalu.
Seorang guru yang sudah mampu menata pemikiran kreatifnya, akan
memiliki kemampuan konsentrasi yang bagus dan dapat menjalani profesinya
dengan baik. Kemampuan berkonsentrasi memegang peranan penting dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan. Konsentrasi tinggi juga dibutuhkan
untuk menyelesaikan masalah secara mendesak. Saat terdesak hanya orang
yang dapat berkonsentrasilah yang dapat bertindak cepat. Dengan tenang ia
akan melakukan tindakan tepat untuk menyelesaikan masalah dengan baik.
Sikap tenang dan konsentrasi ketika menghadapi masalah di kelas akan
membuat penyelesaian masalah menjadi lancar. Sebaliknya, saat guru tidak
tenang, dikhawatirkan tindakannya malah akan memicu kepanikan (A.Z.
Mulyana, 2010:145).
Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku guru dalam
memotivasi belajar siswa juga berbeda. Dengan menggunakan beberapa cara
serta bervariasi seperti dengan menggunakan media yang menarik pada
pembelajaran yang dilakukan guru. Guru juga melakukan model-model
pembelajaran yang sesuai agar siswa memiliki motivasi belajar yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan peneliti
pada beberapa kegiatan belajar mengajar, guru juga memberikan reward yang
berupa pujian, dalam bentuk kata-kata atau tepuk tangan untuk memotivasi
siswa. Tapi pemberian reward ini belum dilakukan oleh seluruh guru di dalam
kelas, kecuali pada penerimaan Buku Laporan Pendidikan, semua siswa yang
memperoleh Juara I, II, dan III, memperoleh hadiah sebagai penghargaan dan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Prinsip pujian atau imbalan atau the anticipation of reward menegaskan
bahwa manusia secara universal terdorong oleh melakukan sesuatu karena ada
imbalan. Guru seringkali lupa memberi reward dalam bentuk pujian kepada
siswa. Imbalan yang paling ampuh dalam memepengaruhi keberhasilan belajar,
yaitu motivasi intrinsik, dorongan untuk melakukan kegiatan sesuatu atas dasar
keinginan yang muncul dari dirinya (FIP-UPI, 2007:87).
Gambar 4.1 Diagram Perilaku Intrapersonal Guru
2. Perilaku Interpersonal Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo
Proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara
guru dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-model
pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru mempunyai
peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan siswa.
Perilaku
Intrapersonal Guru
Perilaku Guru
Memberi Motivasi
Pemberian Reward
Kepribadian guru
menghadapi siswa
Sikap berjiwa besar
dan memiliki
konsep diri
cara guru mengatasi
permasalahan di kelas
Kemampuan
Berkonsentrasi
Peran dimaksudkan adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru
sebagai sejawat belajar.
Interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan pembelajaran terjadi
disaat sebelum pembelajaran, selama pembelajaran, dan setelah pembelajaran.
Pembelajaran terwujud dalam bentuk interaksi timbal balik secara dinamis
antara guru dengan siswa dan atau siswa dengan kondisi belajarnya. Guru pada
saat tertentu berposisi sebagai perangsang atau stimulasi yang memancing
siswa untuk bereaksi sebagai wujud aktivitasnya yang disebut belajar. Interaksi
dinamis guru dan siswa dalam pembelajaran dapat terwujud dalam berbagai
bentuk hubungan langsung dan tidak langsung.
Temuan dalam penelitian menunujukkan guru menggunakan pendekatan
PAKEM dengan strategi belajar secara berkelompok untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan dimana terjadi interaksi dengan
siswa secara langsung maupun tidak langsung. Berbicara tentang pembelajaran,
tidak terlepas dari proses interaksi antara guru dan siswa. Karena dalam proses
belajar mengajar secara otomatis melibatkan antara guru dan siswa, baik secara
langsung atau tidak langsung. Pembelajaran PAKEM selalu harus tersedia
media pembelajaran. Walaupun alat peraga sederhana, terjadi interaksi timbal
balik antar guru dan siswa. Siswa lebih dominan aktif dalam pembelajaran dan
adanya manfaat atau kesan khususnya bagi siswa setelah mengikuti pelajaran
tersebut. Adapun tujuan dari pembelajaran PAKEM itu sendiri adalah agar
pembelajaran tidak vakum, monoton, dan siswa lebih termotivasi dalam
belajar. Di sini, guru dituntut untuk juga kreatif dalam mencari media
pembelajaran.
PAKEM menjadikan peserta didik lebih kritis dan menjadi lebih kreatif,
suasana dan pengalaman belajar akan semakin bervariasi, dapat meningkatkan
kematangan emosional/sosial, produktivitas peserta didik akan tinggi, siap
menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan (Sagala,
2011:169).
Sejalan dengan permasalahan-permasalahan pembelajaran di kelas.
sekolah cenderung hanya mendorong siswa untuk ”belajar untuk tahu” atau
learning to know. Strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk senang
untuk belajar dan menguasai kemampuan bagaimana belajar dilakukan
(learning how to learn) tidak banyak dilakukan, sehingga pada saat mereka
telah menempuh ujian dan dinyatakan lulus, maka mereka menganggap tugas
belajar telah selesai. Mereka tidak memiliki kemauan dan kemampuan belajar
mandiri untuk mengembangkan dirinya, baik di lingkungan masyarakat
maupun di lingkungan dunia kerjanya. Dalam konsep pembelajaran PAKEM,
tugas guru adalah membelajarkan siswa. Artinya berbagai upaya yang
dilakukan guru dalam rangka mengkondisikan para siswanya untuk belajar.
Dengan demikian, fokus dari interaksi dan komunikasi ”di dalam kelas” ada
pada siswa, yaitu melakukan aktifitas belajar. Melalui penerapan konsep
pembelajaran ini maka siswa akan menjadi aktif melakukan berbagai aktifitas
belajar, yang tidak hanya mendengarkan, tetapi mereka harus terlibat secara
aktif mencari, menemukan, mendiskusikan, merumuskan, dan melaporkan
hasil belajarnya. Melalui proses seperti ini maka kegiatan belajar anak akan
menjadi lebih bermakna (meaningfull learning).
PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru
perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM).
1. Aktif.
Ciri aktif dalam PAKEM berarti dalam pembelajaran memungkinkan
siswa berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek
yang ada di dalamnya serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah
dilakukan. Guru terlibat secara aktif dalam merancang, melaksanakan maupun
mengevaluasi proses pembelajarannya. Guru diharapkan dapat menciptakan
suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa aktif bertanya.
2. Kreatif
Kreatif merupakan ciri ke-2 dari PAKEM yang artinya pembelajaran yang
membangun kreativitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan
ajar serta sesama siswa lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas
pembelajarannya. Gurupun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa.
3. Efektif
Ciri ketiga pembelajaran PAKEM adalah efektif. Maksudnya
pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
4. Menyenangkan
Menyenangkan merupakan ciri ke empat dari PAKEM dengan maksud
pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.
Menyenangkan berarti tidak membelenggu, sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan demikian waktu untuk
mencurahkan perhatian (time of task) siswa menjadi tinggi. Dengan demikian
diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Pembelajaran terwujud dalam bentuk interaksi timbal balik secara dinamis
antara guru dengan siswa dan atau siswa dengan kondisi belajarnya. Guru pada
saat tertentu berposisi sebagai perangsang atau stimulasi yang memancing
siswa untuk bereaksi sebagai wujud aktivitasnya yang disebut belajar. Interaksi
dinamis guru dan siswa dalam pembelajaran dapat terwujud dalam berbagai
bentuk hubungan langsung dan tidak langsung.
Temuan dalam penelitian juga ini adalah guru menggunakan pendekatan
PAKEM dengan strategi belajar secara berkelompok untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan dimana terjadi interaksi dengan
siswa secara langsung maupun tidak langsung. Berbicara tentang pembelajaran,
tidak terlepas dari proses interaksi antara guru dan siswa. Karena dalam proses
belajar mengajar secara otomatis melibatkan antara guru dan siswa, baik secara
langsung atau tidak langsung. Pembelajaran PAKEM akan sangat membantu
guru dalam pembelajaran yang dijalannya. Karena kalau kita berbicara tentang
pembelajaran PAKEM, tidak terlepas dari peran guru sebagai motivator dalam
memberikan dorongan semangat kepada peserta didiknya. Karena dalam
pembelajaran PAKEM, disini peserta didik lebih aktif dari gurunya. Guru
hanya memberi pengarahan dan tuntunan saja, selebihnya murid yang bekerja
menyelesaikannya. Pembelajaran PAKEM selalu harus tersedia media
pembelajaran. Walaupun alat peraga sederhana, terjadi interaksi timbal balik
antar guru dan siswa. Siswa lebih dominan aktif dalam pembelajaran dan
adanya manfaat atau kesan khususnya bagi siswa setelah mengikuti pelajaran
tersebut. Adapun tujuan dari pembelajaran PAKEM itu sendiri adalah agar
pembelajaran tidak vakum, monoton, dan siswa lebih termotivasi dalam
belajar. Di sini, guru dituntut untuk juga kreatif dalam mencari media
pembelajaran.
PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik‖. Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru
perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM).
PAKEM menjadikan peserta didik lebih kritis dan menjadi lebih kreatif,
suasana dan pengalaman belajar akan semakin bervariasi, dapat meningkatkan
kematangan emosional/sosial, produktivitas peserta didik akan tinggi, siap
menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan (Sagala,
2011:169).
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain di kehidupan sehari-hari, begitu juga yang terjadi
di sekolah. Dalam hal ini temuan penelitian tentang komunikasi guru dalam
mengembangkan pembelajaran di sekolah ini menunjukkan bahwa terjadi
komunikasi guru dengan kepala sekolah yang dilakukan secara formal dan
nonformal. Kepala sekolah sebagai pemimpin mengedepankan kebersamaan
demi kekompakan di sekolah ini. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam mengembangkan pembelajaran, kepala sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran telah memfasilitasi pembelajaran siswa, dan bertukar pikiran
mengenai masalah pembelajaran di kelas. Sehingga berbagai masalah yang
dihadapi guru dapat dicari solusinya bersama. Begitu pula komunikasi yang
terjadi antar guru ditunjukkan juga dengan adanya tukar pikiran khususnya
mengenai masalah yang terjadi dalam kelas. Mengenai komunikasi guru
dengan siswa juga berlangsung baik. Dalam kegiatan pembelajaran di dalam
kelas guru berusaha menyajikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
bagi siswa. Guru selalu mengingatkan kepada siswa akan kewajibannya untuk
belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah. Siswa yang tidak disiplin akan
diberi hukuman yang mendidik oleh guru.
Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis.
Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam
usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu
kelompok. Pembelajaran juga merupakan suatu proses komunikasi.
Komunikasi merupakan proses pengiriman informasi dari satu pihak kepada
pihak lain untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan efektif apabila
komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan
munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Perilaku interpersonal guru
dilihat dari kemampuannya berkomunikasi secara interpersonal. Komunikasi
interpersonal merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua belah
pihak, cenderung lebih fleksibel dan informal menghasilkan suatu hubungan
produktif secara terus menerus.
Kemampuan berkomunikasi bagi setiap guru sangat dibutuhkan agar
kinerja dalam memajukan sekolah berjalan dengan baik. Jika hubungan kinerja
antar guru dapat berjalan dengan baik maka diharapkan produk yang dihasilkan
sekolah menjadi lebih baik (Mulyana A.Z. 2010:100).
Gambar 4.2 Diagram Perilaku Intrapersonal Guru
3. Dampak Perilaku Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo
Perilaku dan kata-kata guru kepada siswa baik positif maupun negatif akan
berdampak pula pada perilaku siswa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa
dampak perilaku guru yang sabar dalam menghadapi siswa, memberikan pujian
pada siswa yang mengerjakan tugas tepat waktu, memberikan arahan,
bimbingan serta kesempatan pada siswa yang belum tepat mengerjakan tugas
untuk memperbaiki tugas mereka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dalam proses belajar mengajar, guru melakukan tindakan mendidik seperti
memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum atau memberi nasihat.
Tindakan guru tersebut berarti menguatkan motivasi intrinsik. Tindakan guru
tersebut juga berarti mendorong siswa untuk belajar, suatu penguatan motivasi
ekstrinsik. Siswa tertarik belajar karena ingin memperoleh hadiah atau
menghindari hukuman. Dalam hal ini siswa menghayati motivasi intrinsik atau
Perilaku Interpersonal Guru
Interaksi Guru
dengan Siswa
Pendekatan PAKEM
Komunikasi Guru
Komunikasi
Efektif
motivasi ekstrinsik. Dan bertambah semangat untuk belajar. Sesuai dengan
tugas perkembangan maka siswa dapat bangkit untuk beremansipasi menjadi
mandiri. Emansipasi mandiri tersebut berlangsung sepanjang hayat sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dalam memenuhi kebutuhan pribadi.
Keberhasilan belajar siswa juga sangat ditentukan oleh motivasi siswa
dalam belajar. Bila siswa memiliki motivasi intrinsik, keinginan belajar akan
muncul dengan sendirinya dari diri siswa. Pada tahap awal biasanya siswa
belajar bukan karena atas kehendaknya sendiri tapi karena adanya dorongan
dari luar dirinya yang disebut motivasi ekstrinsik (FIP-UPI, 2007:85).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku guru
berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Perilaku yang ditunjukkan
guru yang dapat memotivasi belajar siswa akan berdampak pada meningkatnya
hasil belajar siswa. Karena telah adanya motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam
diri siswa akan berdampak pada perilaku belajar siswa sehingga hasil belajar
siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Brown dalam (FIP-UPI,
2007:85) bahwa bila motivasi instrinsik telah berkembang pada diri siswa, guru
tidak perlu cape-cape lagi untuk menyuruh siswa belajar karena keinginan
untuk belajar datang dari dirinya karena sudah menjadi satu kebutuhan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa
perilaku guru yang menunjukkan kesabaran dalam menghadapi siswa dapat
membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, begitu juga dengan reward yang
diberikan guru karena siswa merasa dihargai. Bimbingan dan arahan guru serta
penanaman kedisiplinan pada siswa utuk menjaga kebersihan lingkungan
sekolah juga dapat membantu memberikan kenyamanan belajar siswa.
Pembiasaan disiplin pada siswa dimulai dari keteladanan guru memiliki
kedisiplinan di sekolah.
Disiplin yang diberikan guru merupakan instruksi sistematis yang
diberikan pada siswa dalam rangka untuk mengontrol perilakunya dan
mengarahkannya ke hal yang baik dan dapat diterima secara sosial. Disiplin
perlu diterapkan oleh guru, dengan mempertimbangkan konsistensi, rasa saling
menghargai dan keadilan (Fridani, 2009:131).
Gambar 4.3 Diagram Dampak Perilaku Guru
Dampak
Perilaku Guru
Peningkatan Motivasi
Motivasi intrinsik dan
ekstrinsik siswa
Hasil Belajar Siswa
Meningkat karena
adanya kesadaran
belajar menjadi satu
kebutuhan
Kenyamanan
Belajar Siswa
Kebiasaan Disiplin