BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis...

22
BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis 1.Pengertian Supervisi Klinis Sebelum istilah supervisi dipopulerkan dalam dunia pendidikan, kegiatan supervisi lebih dikenal dengan istilah inspeksi. Supervisi dan inspeksi diterjemahkan menjadi pengawasan, namun mempunyai ciri-ciri dan hakekat yang berbeda. Inspeksi lebih menekankan pada aspek pengawasan sedangkan supervisi lebih berfokus pada aspek pembinaan (Masaong, 2000:8) sedangkan menurut Nawawi (1981:103) melihat supervisi secara etiemologis diartikan sebagai melihat dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan (yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan. Istilah supervisi yang berasal dari bahasa inggris terdiri dari dua kata, yaitu: Super yang artinya “di atas: dan Vision, mempunyai arti “melihat” maka secara keseluruhan supervisi diartikan “melihat dari atas”, dengan demikian pengertian itulah maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh supervaisor dalam hal ini pengawas dan kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan diatas atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru. Sergiavonni (1979:21) mengemukakan bahwa supervisi klinis sebagai suatu pertemuan tatap muka antara supervisor dan guru untuk membahas tentang hal-hal mengajar di dalam kelas supervisi klinis adalah suatu bentuk pembinaan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhan atas pelaksanaan

Transcript of BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A.Konsep Dasar Supervisi Klinis

1.Pengertian Supervisi Klinis

Sebelum istilah supervisi dipopulerkan dalam dunia pendidikan, kegiatan

supervisi lebih dikenal dengan istilah inspeksi. Supervisi dan inspeksi

diterjemahkan menjadi pengawasan, namun mempunyai ciri-ciri dan hakekat yang

berbeda. Inspeksi lebih menekankan pada aspek pengawasan sedangkan supervisi

lebih berfokus pada aspek pembinaan (Masaong, 2000:8) sedangkan menurut

Nawawi (1981:103) melihat supervisi secara etiemologis diartikan sebagai

melihat dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan (yang memiliki kelebihan)

terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan.

Istilah supervisi yang berasal dari bahasa inggris terdiri dari dua kata,

yaitu: Super yang artinya “di atas: dan Vision, mempunyai arti “melihat” maka

secara keseluruhan supervisi diartikan “melihat dari atas”, dengan demikian

pengertian itulah maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

supervaisor dalam hal ini pengawas dan kepala sekolah sebagai pejabat yang

berkedudukan diatas atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi

pekerjaan guru.

Sergiavonni (1979:21) mengemukakan bahwa supervisi klinis sebagai

suatu pertemuan tatap muka antara supervisor dan guru untuk membahas tentang

hal-hal mengajar di dalam kelas supervisi klinis adalah suatu bentuk pembinaan

profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhan atas pelaksanaan

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

dan pengkajian balikan tentang penampilan mengajarnya yang nyata untuk

meningkatkan profesionalisme guru melalui proses belajar mengajar.

Kata klinis mengikuti kata supervisi didalamnya tersirat cara kerja bidang

medis, dimana yang memerlukan pertolongan itu datang atau atas permintaan

sendiri karena menyadari akan sesuatu kekurangan (gangguan kesehatan). Dokter

akan menganalisis berdasarkan keluhan pasien dan pada akhirnya memberikan

terapi untuk dilakukan oleh pasien sendiri. Dalam bidang supervisi diharapkan

guru yang mempunyai permasalahan atau kekurangan serta kebutuhan

peningkatan akan mendatang supervisor untuk meminta bantuannya. Supervisor

menerima keluhan guru dan dijadikan dasar daam mendiagonosis apa yang

menjadi kebutuhan guru selanjutnya memberikan terapi. Berdasarkan kondisi

yang demikian maka untuk terlaksananya supervisi klinis di sekolah maka terlebih

dahulu harus ditumbuhkan kesadaran kepada masing-masing pihak terutama

kepada guru-guru. Karena insiatif dimulainya pelaksanaanya supervisi klinis

muncul dari guru itu sendiri walaupun dalam proses pelaksanaanya dibutuhkan

kerjasama yang baik.

Supervisi klinis merupakan bentuk supervisi yang lebih manusiawi dan

bersifat membimbing dalam pelaksanaan supervisi, karena upaya pembinaan guru

ditemukan seindiri oleh guru. Dengan kata lain, guru diberikan kesempatan dan

perioritas utama untuk berinsiatif secara bebas mengemukakan pendapat probadi

kepada supervaisor. Makna supervisi klinis menurut Pidarta (2009:111) bahwa

supervisi klinis sebagai suatu model supervisi klinis adalah suatu proses

bimbingan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru dengan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

mengoptimalkan kinerja guru dalam mengajar, mendesain pembelajaran secara

sistematis dan terarah, mulai dari persiapan sampai pada evaluasi pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat di atas, Weller (dalam Starratt, 1991:15) mengemukakan

bahwa Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan

pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan,

pengamatan, dan analisis intelektual yang insiatif terhadap penampilan mengajar.

Beberapa pengertian di atas supervisi klinis yang telah dikemukakan di

atas terkandung makna supervisi klinis mempunyai beberapa komponen yaitu: (1)

supervisi dilakukan antara pihak yaitu supervaisor dan guru dengan face to face,

(2) supervisi dilakukan secara langsung pada saat proses pembelajaran, supervisi

dapat mengetahui kualitas guru, keperibadiannya, wataknya dan bakatnya, (3)

adanya komunikasi antara guru dengan supervaisor dalam perencanaan, tentang

hasil supervisi maupun sebelum mengadakan supervisi agar kedua diskusi

merupakan umpan balik guru untuk meningkatkan kinerjanya dan bersifat

keberlanjutan sampai target optimal.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis

adalah suatu model supervisi yang ditujukan untuk memperbaiki kegiatan belajar

mengajar dengan melakukan pembinaan profesional yang diberikan kepada guru

berdasarkan kebutuhan melalui siklus yang sistematik dalam perencanaan,

observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian balikan segera dan

objektif tentang penampilan mengajar yang guru laksanakan, untuk memperkecil

kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dan tingkah laku mengajar

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

yang ideal dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar

mengajar.

B. Sasaran dan Tujuan Supervisi Klinis

Sasaran pembinaan supervisi klinis adalah (1) dilaksanakan dalam suatu

hubungan tatap muka antara supervisi dan guru yang intim dan terbuka, (2)

terpusat pada kebutuhan, (3) observasi dilakukan secara langsung dan cermat, (4)

data observasi terpusat pada tingkah laku aktual guru sewaktu mengajar dan

dideskripsikan secara rinci, (5) analisis interperensi data hasil observasi dilakukan

secara bersama, bukan instruksi (Lasulo, 1995:6).

Disisi lain meskipun menggunakan kata “Klinis” tidaklah dimaksudkan

hanya terbatas pada usaha-usaha perbaikan remedial terhadap kekurangan atau

kesalahan guru saja dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar akan tetapi guru

dapat lebih memperbaiki dan mengembangkan lebih lanjut tentang kegiatan

pembelajaran terhadap peserta didik.

Tujuan supervisi klinis adalah dalam rangka membina pertumbuhan dan

perkembangan para guru secara optimal sehingga diharapkan dapat berimplikasi

pada peningkatan prestasi belajar peserta didik. Sargiovanni (dalam Pidarta

1992:20) mengemukakan tujuan supervisi sebagai berikut: (1) mencapai

pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik secara total, (2) membantu

kepala sekolah dalam menyesuaikan program pendidikan dari waktu kewaktu

secara kontinyu, (3) bekerjasama mengembangkan proses belajar mengajar

dengan tepat, (4) membina guru-guru agar dapat mendidik peserta didik dengan

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

baik, atau menegakkan disiplin dan merepakan nilai-nilai karakter pada diri

peserta didik.

Menurut Pidarta (1995:251) mengemukan supervisi klinis bertujuan untuk

memperbaiki prilaku guru-guru dalam proses belajar mengajar secara aspek demi

aspek dengan insiatif sehingga guru-guru dapat mengajar dengan baik.

Selanjutnya menurut Acheson dan Gall seperti dikutip Bolla (1995:5)

mengemukakan bahwa tujuan supervisi klinis meliputi: (1) menyediakan bagi

guru suatu balikan yang obejektif dari kegiatan mengajar mereka yang baru saja

jalankan. Ini merupakan cermin agar guru dapat melihat apa sebenarnya yang

mereka perbuat sementara mengajar, (2) mendiagonosis dan memecahkan

masalah-masalah mengajar, (3) membantu guru mengembangkan keterampilan

dalam menggunakan strategi-strategi mengajar, (4) sebagai dasar untuk menilai

guru dalam kemajuan pendidikan, promosi jabatan atau pekerjaan, (5) membantu

guru mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan diri secara terus

menerus dalam karir dan profesi mereka secara mandiri. Dengan demikian tujuan

supervisi itu sendiri adalah memberikan pembinaan terhadap guru untuk

membentuk berbagai keterampilan mengajar, menyempurnakan berbagai

kekurangan serta mengembangkan keterampilan mengajar yang harus berjalan

secara terpadu dan terintegrasi pada proses mengajar dan mutlak dikuasai dan

diterapkan oleh guru. Keterampilan itu antara lain: (1) ketarmpilan membuka dan

menutup pelajaran, (2) keterampilan mengelolah kelas, (3) ketarmpilan

bertanya,(4) keterampilan menjelaskan, (5) keterampilan meberi penguatan, (6)

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

keterampilan bervariasi, (7) keterampilan memimpin diskusi kecil, (8)

keterampilan mengajar dikelompok kecil.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dan teori yang telah diuraikan

tentang supervisi klinis dapat dikemukakan bahwa supervisi klinis merupakan

kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks ini

supervaisor maupun guru-guru yang terlibat dalam proses supervisi klinis dapat

bekerja sama mewujudkan tujuan proses pembelajaran secara umum untuk

memperbaiki prilaku guru dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi klinis adalah untuk meningkatkan

profesionalitas guru dengan memfokuskan pada perbaikan penampilan guru

mengajar dikelas secara lebih efektif dan efisien.

Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru memberikan

pelayanan profesional kepada guru-guru supervaisor akan menaruh perhatian

terhadap aspek-aspek proses belajar mengajar yang merupakan kondisi bagi

terwujudnya proses belajar mengajar yang efektif. Dalam hal ini tigas dari seorang

supervisor pendidikan adalah mempelajari secara objektif dan terus menerus

tentang proses belajar mengajar dan atas dasar memberikan pelayanan dan

bimbingan profesional yang diperlukan kepada guru-guru. Bantuan supervsi ini

untuk mengenal kesulitan bagi guru dalam menyampaikan bahan pelajaran yang

menyangku aspek psikologi baik guru maupun peserta didik, kemudian

bagaimana tehnik-tehnik mengatasi kesulitan belajar peserta didik dengan

berbagai latar belakang kesulitan yang dihadapi oleh guru. Supervaisor harus

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

mempunyai kemampuan untuk menyeleksi berbagai sumber materi yang

digunakan oleh guru untuk menngajar. Kegiatan menyeleksi ini dilakukan dengan

cara bedah kurikulum dimulai dengan menganalisis standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta materi pelajaran yang dirumuskan oleh guru dalam silabus

mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan demikian seorang

supervaisor hanya akan efektif apabila mampu memahami persoalan belajar

mengajar yang dihadapi oleh guru-guru selanjutnya memberikan bimbingan

profesional yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh guru.

Dalam hal ini dapat dilihat dalam diagram supervisi sebagai bagian dari

sistem pembelajaran.

Pengkajian Perbaikan

dan

Ide baru

pengembangan

Pemecahan Masalah Identifikasi

Masalah

S= Supervisor

G= Guru

Masalah KBM

Dialog Profesional

S-S, S-G,G-G

Hasil Pemecahan

Masalah

(saran,ide,gagasan)

KBM

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

Supervaisor bersama guru mengindentifikasi masalah kesulitan guru

dalam kegiatan belajar mengajar, yang pada akhirnya ditemukan bersama model

perbaikan dan pengembangan pembelajaran. Supervisi sebagai sebagai bagian

sistem pengajaran harus menjamin adanya hasil pemecahan masalah (saran, ide,

gagasan). Pemecahan masalah ini, dilakukan dengan cara dialog profesional

antara supervaisor dengan guru untuk pengkajian ide baru. Sehingga ditemukan

cara perbaikan dan pengembangan kegiatan belajar mengajar. Supervisor secara

teliti mengidentifikasi masalah kegiatan belajar mengajar, dan menentukan

pemecahan masalah KBM dengan cara-cara profesional.

C. Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis

Masalah-masalah yang dihadapi dalam supervisi banyak macam dan

ragamnya dengan gejalah-gejalah yang berlainan dan faktor yang berbeda pula.

Supervaisor memiliki pedoman tertentu yang disebut dengan prinsip-prinsip

supervisi. Menurut Rivai (1982:53) membagi prinsip-prinsip supervisi dua bagian

yaitu prinsip positif dan prinsip neagatif. Prinsip positif memiliki profil keharusan

dalam hal: (1) konstruksi dan kreaktif, (2) lebih berdasarkan pada sumber kolektif

atau kelompok daripada usaha-usaha supervaisor sendiri, (3) didasarkan atas

hubungan professional, bukan atas dasar hubungan pribadi, (4) dapat

mengembangkan segi-segi kelebihan yang dipimpin, (5) dapat memberikan

perasaan aman pada anggota-anggota kelompok, (6) didasarkan pada keadaan rill

dan sebenarnya, (7) sederhana dan informal, (8) objektif dan sanggunp

mengadakan evaluasi. Sementara prinsip negatif memiliki profil tidak dizinkan

atau jangan dilakukan yaitu: (1) bersifat mendesak, (2) didasarkan atas kekuasaan/

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

kedudukan atau dasar kekuasaan pribadi, (3) dilepaskan dari tujuan pendidikan

dan pengajaran, (4) terlalu banyak mengenal soal-soal yang mendetail mengenai

cara-cara mengajar dan bahan pengajaran. Selanjutnya menurut pendapat

Purwanto (1998:35) mengemukakan prinsip-prinsip supervisi klinis yaitu: (1)

dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru, (2) hubugan supervaisor dan guru

didasarkan atas kerabat kerja, (3) supervaisor ditunjang sifat keteladanan dan

terbuka, (4) dilakukan secara terus menerus, (5) dilakukan melalui berbagai

wadah yang ada, (6) dipelancar melalui peningkatan koordinasi dan vertikal baik

tingkat pusat maupun daerah. Sejalan dengan pendapat Purwanto, Arikunto

(2004:19) menegaskan pula bahwa agar supervisi dapat memenuhi bahwa

supervisi dapat memenuhi fungsi seperti yang disebutkan terlebuh dahulu

sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) supervisi bersifat

bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk

mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, dan bukan mencari-cari kesalahan,

(2) pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung artinya bahwa

bimbingan dan bantuan tersebut tidak diberikan secara langsung tetapi harus

diupayakan agar pihak yang bersangkutan tanpa paksa atau dibukakan hatinya

sendiri dan dapat merasa sendiri untuk dapat mengatasi masalah sendiri, (3)

apabila supervaisor atau kepala sekolah merencanakan akan memberikan saran

atau umpan balik, sebaiknya disampaikan segera mungkin agar tidak lupa, (4)

kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala, (5) suasana yang terjadi

selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang

baik antara supervaisor dengan disupervisi, (6) untuk menjaga agar apa yang

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor

membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat

laporan.

Prinsip-prinsip yang telah diuraikan di atas, menujukan bahwa

pelakasanaan supervisi klinis seharusnya supervaisor memperhatikan prinsip-

prinsip dalam hal menerapkan supervisi klinis. Dengan adanya prinsip dalam

kegiatan supervisi ini dapat mengarahkan pelaksanaan supervisi sehingga tidak

terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaannya sehingga supervaisor tidak terkesan

bahwa hanya mencari-cari kesalahan yang terjadi pada guru dalam kegiatan

belajar mengajar.

D. Pelaksanaan Model Supervisi Klinis

Supervisi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru

dalam proses pembelajaran melalui pemberiaan pembinaan profesional kepada

guru. Wiles (dalam Imron 1995:45) mengatakan secara umum supervisi bertujuan

untuk memberikan bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar lebih

baik. Untuk pelaksanaan supervisi supervaisor mampu mengetahui model-model

pelaksanaan supervisi klinis dalam mengembankan kemampuan profesional guru .

1. Model-model siupervisi

Sebagai wacana perbandingan dalam memilih model yang tepat, dalam

pelaksanaan supervisi di sekolah, maka secara ringkas akan dibahas model-model

supervisi yang terdiri atas:

a. Model supervisi klinis

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

supervisi klinis adalah suatu bentuk supervisi yang difokuskan pada

peningkatan kualitas mengajar dengan siklus yang sistematik yang meliputi

langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan pengamatan serta analisis intensif dan

cermat tentang penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan untuk

mengadakan perubahan dengan rasional. Waller (dalam Purwonto, 1987:90)

memberikan definisi tentang supervisi klinis sebagai berikut: supervisi difokuskan

pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap

perencanaan, pengamatan dan analisis intelektual yang intensif terhadap

penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi

yang rasional. Selanjutnya. Selanjutnya menurut Ackeson dan Gall (dalam

Nurtain, 1989:253) mengatakan supervisi klinis sebagai proses membantu guru

memperkecil ketimpangan (kesenjangan) antara perilaku mengajar yang nyata

dengan prilaku mengajar yang ideal. Secara tehinikmodel supervisi yang terdiri

dari tiga fase yaitu: (1) pertemuaan perencanaan, (2) observasi kelas dan (3)

pertemuan balikan. Bolla (dalam Purwanto 1987:91) menyimpulkan supervisi

klinis sebagai proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan

profesional guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi

dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pengangan untu perubahan

tingkah laku.

b. Model Cooperative Profesional Development (CPD)

Allan Glatthon (Masaong, 2001:72) mengemukakan model kerjasama

pengembangan profesional diartikan sebagai proses yang diformulasikan secara

moderat oleh dua atau lebih guru yang setuju bekerjasama untuk menumbuhkan

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

keprofesionalan, biasanya melalui saling mengadakan observasi kelas, saling

memberikan serta diskusi mengenai masalah-masalah supervisi. Dengan demikian

guru-guru dapat berunding saling memberikan balikan secara informal dan

mendiskusikan isu-isu pembelajaran.

Kerjasama pengembangan profesional memiliki berbagai keuntungan

antara lain: (1) merupakan wahana bagi guru untuk mengetahui pekerjaan guru

lainya, (2) memberikan suatu mekanisme bagi guru untuk berkomunikasi satu

sama lain mengenai belajar dan pembelajaran, (3) kegiatannya yang bersifat

kontinyu akan sangat meningkatkan motivasi bagi guru-guru, (4) interaksi

intelektual akan memberi efek induksi, karena akan saling mnerima dan saling

memberi, (5) melalui kerjasama pengembangan profesi akan menimbulkan kesan

adanya upaya perbaikan inovatif, disiplin, self control dalam pelaksanaan tugas

mengajar.

Dalam merencanakan dan menerapkan supervisi model CPD, kepala

sekolah/supervaisor hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) guru

diikutkan dalam menentukan siapa yang dapat diajak kerjasama, (2) kepala

sekolah hendaknya bertindak sebagai penanggungjawab terakhir dalam

pembentukan tim CPD, (3) struktur CPD hendaknya bersifat formal serta

memberikan deskripsi umum tentang kegiatan CPD, (4) kepala

sekolah/supervaisor hendaknya memberikan sumber-sumber yang diperlukan dan

dukungan administrasi, (5) kepala sekolah/supervisor tidak menerima informasi

mengenai hasil kerja tim, (6) kepala sekolah/supervisor perlu mengadakan

evaluasi data, (7) masing-masing guru hendaknya mencatat sendiri perkembangan

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

profesional sebagai hasil dari kegiatan CPD, (8) kepala sekolah/supervaisor

mengadakan pertemuan dengan tim.

c. Model individualized profesional develpoment (IPD)

Dalam model ini guru bekerja sendiri memikul tanggung jawab

pengembangan profesionalnya. Guru yang dipilih dalam supervisi ini adalah guru-

guru yang mengembangkan rencana tahunan, target atau tujuan dari kebutuhan-

kebutuhan personal guru menurut penilaiannya sendiri.

Langkah-langkah proses supervisi model IPD adalah sebagai berikut:

1. Perangkat target, bertolak dari observasi, pertemuan, ringkasan laporan,

episode, supervisi klinis atau cara-cara penilaian pribadi lainnya dari tahun

sebelumnya, maka guru mengembangkan target atau tujuan yang ingin dicapai

dalam memperbaiki pembelajarannya. Semua target harus ditinjau.

2. Meninjau kembali perangkat target. Setelah meninjau kembali setiap target dan

perkiran waktu, kepala sekolah/supervisor menyampaikan tanggapan tertulis

kepada guru. Selanjutnya pertemuan dijadwalkan untuk membicarakan semua

target dan rencana.

3. Pertemuan dan membicarakan perangkat target. Pertemuan ini membicarakan

target, perkiraan waktu, dan tanggapan yang dilakukan oleh guru dan kepala

sekolah sebagai cek dan ricek semua target untuk disepakati bersama.

Mungkin merupakan gagasan jika kepala sekolah/supervaisor menyampaikan

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

ringkasan hasil pertemua itu secara tertulis kepada guru dan kepala

sekolah/supervaisor sebaiknya menyampaikan ringkasan tertentu.

4. Proses penilaian. Penilaian pada saat kesimpulan dari pertemuan membicarakan

perangkat target dan dilanjutkan sesuai dengan perkiraan wakru. Khususnya

penilaian itu tergantung pada setiap target dan mencakup observasi kelas,

analisis kegiatan kelas, evaluasi penilaian. Informasi dan penyusunannya

dalam suatu daftar guna untuk memperoleh masukan dan atau koreksi dari

kepala sekolah.

3 Ringkasan penilaian. Kepala sekolah/supervaisor dan guru meninjau catatan

setiap target, kemudian guru dan kepala sekolah/supervisor merencanakan

siklus IPD. Pendekatan supervisi yang sangat tergantung pada perangkat target

tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Perangkat target yang dimaksudkan

adalah untuk membantu dan memudahkan, bukan untuk menghalangi proses

perbaikan itu sendiri

d. Model informal supervision (IS).

Supervisi informal mestinya masuk kedalam model supervisi sistem

terpisah. Supervisi ini secara relatif dilakukan oleh kepala sekolah/supervisor pada

saat guru bekerja yaitu observasi terhadap guru yang sering dilakukan secara

singkat dan informal.model ini tidak melalui perjanjian dan perkunjungan tidak

melalui pembicaraan terlebih dahulu menurut Glatthon (Masaong 2001:81)

merujuk supervisi informal sebagai “pemantauan administrasi dan menyatakan

bahwa hal itu barangkali lebih bersifat mekanisme pengawasan daripada suatu

proses perbaikan.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

e. Model Supportive supervision (SS)

Supportive supervision adalah salah satu sistem dimana supervaisor dan

guru bekerja sama mengukur dan memaksimalkan kinerja guru. Supervisi lainnya

yang berpusat pada prilaku guru dalam pembelajaran. Sipervision berpusat pada

prilaku peserta didik, sikap dan hasil belajar peserta didik dianalisis untuk

dikembangkan. Selama proses supervisi lebih diorientasikan pada tindakan

peserta didik, sedangkan guru dan supervaisor tidak menganalisis atau mengkritik

secara negatif.

Aspek penilaian peserta didik dapat dilihat pada aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik sebagaimana yang dikembangkan oleh taksonomi Bloom. Aspek

kognitif mengacu pada tingkat pemahaman secara konseptual/teoritis peserta

didik. Aspek afektif mengacu pada sikap dan komitmen peserta didik dan

komitemen peserta didik terhadap nilai-nilai kandungan dari berbagai konsep

yang diberikan oleh guru. Aspek psikomotorik berorientasi pada tingkat

keterampilan penggunaan motorik peserta didik mengaplikasikan berbagai

teori/konsep yang telah diberikan saat pembelajaran berlangsung.

E. Prosedur Pelaksanaan Supervisi Klinis

Supervisi klinis dilaksanakan menurut suatu prosedur tertentu, yakni suatu

rangkaian langkah-langkah yang akan ditempuh pada waktu melaksanakan

supervisi klinis. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: (1) guru yang

merasakan mempunyai masalah mendatang supervaisor untuk minta dibimbing

dalam mengatasi masalah yang dialami, (2) supervaisor mengajak guru untuk

berdiskusi, sampai pada tahap kesepakan, (3) guru melakukan percobaan tentang

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

cara mengatasi masalah, sedangkan supervaisor mengamati dan membuat catatan,

(4) supervaisor dan guru mengadakan kesepakatan dalam mengatasi masalah yang

dihadapi oleh guru, (5) guru melaksanakan uji coba pemecahan masalah yang

disepakati dengan supervaisor pada pertemuan awal.

Menurut Cogan (1973:12) terdapat delapan langkah dalam prosedur

supervisi klinis yaitu: (a) pembinaan hubungan guru dengan supervaisor, (b)

perencanaan dengan guru, (c) perencanaan strategi observasi, (d) mengobservasi

pengajaran, (e) analisis proses pembelajaran, (f) perencanaan strategi pertemuan,

(g) pertemuan, (h) perencanaan ulang. Selanjutnya menurut Lasulo (1998:10)

supervisi klinis berlangsung dalam siklus dengan tiga tahapan yaitu: (1) tahap

pertemuan, (2) tahap observasi, (3) tahap pertemuan balikan.

Kegiatan-kegiatan dari ketiga tahap dapat diuraikan berikut ini:

1 Tahap Pertemuan Awal

Tujuan observasi pra observasi awal untuk menyusun tindakan pra

observasi adalah untuk menyusun tindakan-tindakan pada supervisi klinis.

Sementara konsultasi pada pra observasi adalah untuk membangun kerjasama

menentukan tujuan khusus pada observasi awal untik itu tempat dan waktu

observasi ditentukan dengan seksama. Dengan tujuan dari observasi harus dapat

melahirkan ide-ide yang dapat membantu guru mengontrol kelasnya. Data

tersebut disusun untuk menjawab kebutuhan guru. Aktivitas-aktivitas yang

dilaksanakan supervaisor pada pertemuan awal adalah: (1) supervisor membentuk

repport (kepercayaan diri) guru, sehingga terdapat suasana kolegalitas antara

keduanya. Dengan adanya pembentukan report ini, maka supervaisor dan guru

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

bisa saling terbuka mengenai apa saja, guru akan terbuka tentang diri mereka, jika

supervaisor juga terbuka atas dirinya, (2) supervaisor bersama-sama dengan guru

membicarakan rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru setiap

komponennya secara berurutan, (3) supervaisor bersama guru menggenali jenis-

jenis keterampilan mengajar dengan maksud agar dapat memilih jenis

keterampilan tertentu didalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, (4)

supervaisor dengan guru mengembangkan instrumen yang akan dipakai sebagai

panduan untuk mengobeservasi keterampilan mengajar guru.

2. Tahap Observasi Kelas (Pengamatan Proses Pembelajaran)

Dalam pelaksanaan observasi mengajar, adanya langkah-langkah yang

ditempuh oleh supervaisor sebagai berikut: (1) memasuki ruangan kelas yang

dimana guru sementara melaksanakan kegiatan mengajar secara bersama-sama,

(2) guru memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang maksud supervsior

keruang kelas, (3) guru mempersilakan kepada supervisor menempati tempat yang

telah disediakan, (4) supervaisor mengobservasi penampilan mengajar guru

dengan menggunakan format observasi yang telah disepakati, (5) setelah proses

pembelajaran selesai, guru bersama supervaisor meninggalkan ruang kelas dan

berpindah keruangan khusus untuk melaksanakan aktivitas pembinaan.

3, Tahap Pertemuan Balikan

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

Langkah-langkah pada tahap pertemuan balikan ini meliputi (1)

supervaisor memberikan penguatan kepada guru yang baru saja mengajar, (2)

supervaisor bersama-sama dengan guru membicarakan kembali bentuk program

pembelajaran yang pernah dilakukan, mulai dari tujuan pengajaran yang pernah

dirumuskan dan bermaksud dicapai dalam pengajaran, materi pengajaran yang

disajikan, metode serta media yang dipergunakan dan evaluasi pengajaran, (3)

supervisor menujukan hasil observasi yang dilakukan berdasarkan format atau

instrumen observasi yang pernah disepakati, (4) supervaisor menanyakan kepada

guru, bagaimana perasaanya dengan hasil observasi tersebut, (5) supervisor

bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pencapaian latihan pengajaran

yang telah dilakukan. Setelah itu guru dan supervaisor bersama-sama menyusun

kembali rencana kegiatan berikutnya. Agar penerapan supervisi klinis benar-benar

mencapai tingkat optimalisasi, maka seorang supervisor haruslah menguasai

beberpa tehinik dasar observasi klinis dengan menggunakan pendekatan tak

langsung.

Pidarta (1995:45) mengemukakan bahwa proses supervisi klinis dapat

ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) pertemuan awal atau

perencanaan; pertemuan awal ini langkah-langkah yang diambil sebagai berikut:

(a) supervaisor menciptakan hubungan yang baik secara akrab dan terbuka dengan

cara menjelaskan makna supervisi klinis sehingga guru yang disupervisi dapat

meningkatkan partisipasinya, (b) supervisor dengan guru membicarakan tentang

rencana mengajar yang akan dilaksanakan sehingga bisa di angkat aspek-aspek

yang akan diperbaiki, (c) membuat prioritas aspek-aspek prilaku yang akan

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

diperbaiki, (d) membentuk hipotesis sebagai cara atau bentuk perbaikan pada sub

topic bahan pelajaran tertentu, (2) persiapan kegiatan ini mencakup: (a) bagi guru

tentang cara mengajar yang baru dihipotesis, (b) bagi supervaisor tentang cara dan

alat observasi seperti tape recprder, daftar cek, (3) pelaksanaan kegiatan terdiri

dari: (a) guru mengajar dengan tekanan khusus pada aspek prilaku yang

diperbaiki, (b) supervaisor mengobservasi. (4) menganalisis hasil belajar secara

terpisah, (5) pertemuan akhir. Pertemuan ini dilakukan melalui kegiatan sebagai

berikut: (a) guru memberi tanggapan, penjelasan dan pengakuan (b) supervisor

memberikan ulasan/tanggapan, (c) menyimpulkan bersama-sama hasil yang telah

dicapai, (d) menentukan rencana berikutnya berupa mengulang, dan memperbaiki

aspek-aspek lain.

F. Kompetensi Supervaisor Dalam Penerapan Supervisi Klinis

Peratutan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2007 Tentang Kompetensi Pengawas, meyebutkan bahwa ada sejumlah

kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang pengawas atau supervaisor, yaitu:

(1) kompetensi keperibadian, (2) kompetensi manajerial, (3) kompetensi supervisi

akademik, (4) kompetensi evaluasi pendidikan, (5) kompetensi penelitian

pengembangan, serta (6) kompetensi sosial, penjabaran dari sejumlah kompetensi

tersebut dapat dijelaskan berikut ini:

Kompetensi keperibadian meliputi: (a) memiliki tanggung jawab sebagai

pengawas satuan pendidikan, (b) kreaktif dalam bekerja dan memecahkan

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

masalah baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas

jabatannya, (c) memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggung

jawabnya, (d) menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder

pendidikan.

Kompetensi manajerial yang meliputi: (a) penguasaan metode, tehnik dan

prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah,

(b) menyusun program pengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan program

pendidikan di sekolah, (c) menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan

untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah, (d) membina

kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di

sekolah, (e) mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil

yang dicapainya untuk menentukan kelebihan dan kekurangan dalam

melaksanakan tugas pokoknya di sekolah.

Kompetensi supervisi akademik yang meliputi: (a) memahami konsep,

prinsip, teori, dasar, karakteristik dan kecenderungan perkembangan proses

pembelajaran setiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah, (b)

membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas atau

dilapangan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

Kompetensi evaluasi pendidikan meliputi: (a) membimbing guru dalam

menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran, (b) menilai

kinerja kepala sekolah, guru dan staf dalam melaksanakan tugas pokok dan

tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran, (c)

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks

memantau pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik serta

menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran di setiap bidang

pengembangan mata pelajaran di sekolah, (d) membina guru dalam memanfaatkan

hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran.

Kompetensi penelitian pengembangan meliputi: (a) menguasai berbagai

pendekatan, jenis, metode penelitian dalam pendidikan, (b) memberikan

bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan

maupun pelaksanaannya di sekolah.

Kompetensi sosial yaitu: (a) bekerjasama dengan berbagai pihak dalam

rangka peningkatan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya, (b) aktif dalam kegiatan organisasi profesi seperti: PGRI, ISPI dan

organisasi kemasyarakatan lainnya

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemikakan bahwa kompetensi pada

dasarnya merupakan deskripsi tentang berbagai hal yang seyognya dapat

dilakukan sesorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil

yang dapat ditampilkan atau ditunjukan. Agar dapat melakukan sesuatu dalam

pekerjaannya, sesorang dituntut memiliki kemampuan (ablitity) dalam bentuk

pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai

dengan bidang pekerjaannya. Mengacu dari kompetensi di atas, maka dalam hal

ini kompetensi pengawas sekolah dapat dimaknai sebagai deskripsi tentang

berbagai hal yang seyognya dapat dilakukan seorang pengawas sekolah dalam

melaksanakan pekerjannya, baik berupa kegiatan maupun hasil yang dapat

ditunjukan dalam mencapai kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisen.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIS A.Konsep Dasar Supervisi Klinis …eprints.ung.ac.id/4925/12/2012-1-86204-131407063-bab2... · kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam konteks