Post on 06-Jul-2018
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
1/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
BAB III
STASIUN PEMURNIAN
A. Pengertian
Stasiun pemurnian merupakan tempat untuk memisahkan kotoran atau bukan
gula dalam nira mentah sebanyak – banyaknya dengan mencegah kerusakan
gula sedikit – dikitnya. Pemisahan bukan gula dilakukan secara fisika, kimia
maupun kimia fisika.
Secara Fisika : Dengan pemanasan, pengendapan, penyaringan.Secara Kimia : Mereaksikan nira mentah dengan suatu bahan untuk
membentuk endapan.
Secara Kimia Fisika : Proses penyerapan adsorbsi! kotoran oleh endapan.
"gar proses pemisahan bukan gula di stasiun pemurnian dapat maksimal dan
kerusakan gula seminimal mungkin maka harus memperhatikan dan mengatur
p#, suhu, serta $aktu tinggal seoptimal mungkin.
B. Peralatan di Stasiun Pemurnian
%. &imbangan 'ira Mentah
&imbangan nira mentah bertu(uan untuk mengetahui berapa banyaknya
nira yang dihasilkan, sehingga bisa dipergunakan untuk menghitung
angka – angka penga$asan dan dapat mengetahui kondisi pabrik.
&imbangan nira mentah di Pabrik )ula Pagottan menggunakan flo$
meter.
*ontoh perhitungan berat dari nira mentah :
+. Pemanas pendahuluan
29
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
2/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
Pemanas pendahuluan uice #eater! yang terdapat di pabrik gula
Pagottan sebanyak - buah dimana (uice heater nomor % sampai dengan
dapat digunakan sebagai pemanas pendahuluan / dan // sedang untuk 0
sampai - digunakan untuk pemanas pendahuluan ///. Suhu dan fungsi
dari pemanas pendahuluan adalah :
Suhu nira yang diharapkan setelah keluar dari pemanas pendahuluan /, //,
/// dengan tu(uannya :
a. Pemanas Pendahuluan / 012* – 342* !
%. Mempercepat reaksi susu kapur dengan phospat.
+. Membunuh (asad – (asad renik.
b. Pemanas Pendahuluan // %4+2* – %%12* !
%.5ntuk mempercepat pengendapan bukan gula.
+.Memudahkan gas – gas udara keluar melalui flash tank.
c. Pemanas Pendahuluan /// 6 %%12* !
%. Memperingan ker(a dari e7aporator.
*ara ker(a dari pemanas pendahuluan adalah :
'ira mentah masuk melalui pipa pemasukan dan mengalir di dalam pipa
nira. 5ap bekas masuk ke ruang pemanas melalui pipa uap pemanas dan
memenuhi ruang pemanas. &er(adi perpindahan panas antara lain nira
dalam pipa nira dan uap dalam ruang pemanas. 'ira bersikulasi melalui
sekat8sekat sirkulasi yang berada dalam alat pemanas. Satu kali sirkulasi
adalah satu kali naik satu kali turun. Dalam hal ini maka luas pemanas
men(adi hal sangat diperhatikan sehingga suhu yang diharapkan dapattercapai. 9esarnya luas pemanas yang diharapkan dapat tergangu oleh
beberapa hal antara lain :
• &er(adinya pengerakan baik disisi nira maupun disisi pemanas
• Pengeluaran air konden yang tidak lancar.
• "danya gelembung – gelembung gas pada nira yang mengakibatkan
transfer panas terganggu.
Data spesifikasi (uice heather :
30
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
3/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
*ontoh perhitungan luas pemanas dan kebutuhan uap di (uice heater
umus ;uas pemanas uice heater
S= P x C
k x ln
T −¿T − t
S < ;uas pemanas m=!
P < umlah nira dipanaskan Kg>(am!
& < Suhu uap pemanas 2*!
to < Suhu a$al nira 2*!t < Suhu akhir nira 2*!
* < Panas (enis kcal>kg 2*!
k < Koefisiensi perpindahan panas Kcal>m=.2*.(am!
dimana :
C =1−(0,006 x brix)
k =6 x T x
(
u
1,8
)
0,8
& < Suhu uap pemanas 2*!
5 < Kecepatan nira dalam pipa % – + ! m>s
31
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
4/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
32
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
5/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
5ntuk menperoleh suhu yang diharapkan maka berdasarkan hitungan
diperlukan luas pemanas pada pemanas pendahuluan / sebesar +44 m=
sehingga di(alankan dua unit (uice heater sebagai faktor amannya.
umus Kebutuhan uap (uice heater
Gmp=Q n . c .(t 2−t 1)
Pl
Dimana :
)mp < umlah uap dibutuhkan kg>(am!
?n < 9erat nira dipanaskan kg>(am!c < Panas (enis nira kcal>kg. 2*!
t% < Suhu nira masuk 2*!
t+ < Suhu nira keluar 2*!
Pl < Panas laten uap pemanas kcal>kg!
33
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
6/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
5ntuk memanaskan nira mulai dari pemanas pendahuluan / sampai
34
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
7/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
dengan ke pemanas pendahuluan /// diperlukan uap sebesar +4.0%@,3
kg>(am atau +4,0 ton>(am.
Problematika yang ter(adi di pemanas pendahuluan dan cara
mengatasinya :
5ap bekas atau bleeding kurang
ika hal ini ter(adi maka suhu di (uice heater tidaka akan tercapai dampak
yang ditimbulkan antara lain:
• &er(adi periode buih di defikator
• eaksi tidak ber(alan sempurna sehingga turbidity nira tidak
bagus.
•
&er(adi mubal pada single tray karena ter(adi perbedaan suhu.• Memperberat ker(a dari e7aporator karena suhu yang masuk
e7aporator terlalu rendah dan kotoran yang terikut dalam nira
masih banyak sehingga e7aporator lebih cepat kotor.
*ara mengatasi dengan menambah suplesi uap baru atau menghentikan
penggunaan bleeding dan menggantinya dengan uap bekas. #al ini
diharapkan agar suhu pada pemanas pendahuluan dapt tercapai.
@. Defikator
Defikator merupakan alat yang digunakan dalam proses defikasi, yaitu
proses pemurnian nira yang paling sederhana, hanya terdiri dari proses
penghilangan sifat asam yang terdapat pada nira. #al ini dilakukan
karena sifat dari sukrosa sendiri dapat rusak karena asam. Sifat asam
yang terdapat pada nira berasal dari asam organik, anorganik maupun
koloid yang bermuatan negatif bersifat asam! oleh karena itu untuk
mencegah rusaknya sukrosa tersebut maka dalam peti defikator ditambahdengan susu kapur *aA#+! yang memiliki sifat basa. eaksi kimia yang
ter(adi :
*aA#!+ *aA#B B A#8
*aA#8 *aBB B A#8
eaksi pada Phospat :
#@PAC #B B #+PAC8
35
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
8/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
#+PAC8 #BB B #PAC
+8
#PAC+8 #B B PAC@8
Sehingga ter(adi reaksi :
*a+B B #+PAC8 *aPAC!@
*a+B B #PAC+8 *a#PAC
*a+B B PAC@8 *a@PAC!+
*a@PAC!+ mempunyai sifat adsorbsi kotoran yang melayang dan sangatkuat, ini yang disebabkan bila kadar PAC rendah maka hanya sedikit
endapan yang terbentuk dan masih banyak kotoran yang terdapat pada
nira.
Data spesifikasi alat :
36
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
9/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
Proses yang ter(adi didefikator :
• Defikator /
Diberi penambahan susu kapur sampai p# 6 0,+ dengan harapan nira
yang semula bersifat asam akan men(adi netral sehingga kerusakan
sukrosa akan semakin kecil, selain itu dengan pemambahan susu
kapur akan ter(adi ikatan antara *aA#!+ dengan #@PAC sehingga
terbentuk ikatan *a@PAC!+ yang dapat mengadsorbsi kotoran yang
melayang.
• Defikator //
Di defikator dua tidak ter(adi penambahan susu kapur, didefikator ini
berfungsi untuk menyempurnakan reaksi dan percampuran akan
lebih homogen.
• Defikator ///
5ntuk defikator tiga diberi penambahan susu kapur hingga 6 -,+
dengan tu(uan kotoran yang tidak terikat pada defikator satu akan
terikat di defikator tiga karena titik isoelektris pada kotoran berbeda
– beda. Sesuai hukum 9AS&" bah$a kerusakan nira pada alkalis
tinggi rendah atau diabaikan (ika $aktu tinggal kurang dari % menit.
Masalah yang ter(adi di defikator dan cara mengatasi :
• &er(adi buih
#al diatas sering ter(adi hal ini disebabkan panas nira yang masuk
defikator kurang, sehingga reaksi tidak sempurna atau kurang cepat,
37
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
10/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
untuk menghindari hal tersebut maka pemanas pendahuluan pertama
ditambah atau mungkin panas kurang sehingga perlu suplesi.
• p# tidak tercapai
ika hal ini yang ter(adi maka kemungkinan adalah kualitas dan
kuantitas dari susu kapur kurang sehingga perlu dilakukan
penambahan *aA.
C. Drum pemadam kapur
Fungsi dari alat ini sebagai penyedia susu kapur untuk keperluan reaksi
di defikator.
Kapasitas giling :
Q=2750 x D ² x δ x t φ
? < Kapasitas giling tcd!
D < diameter drum m!
< 9erat (enis susu kapur ton>mE!
t < ;ama $aktu pemadaman (am!
< Pemakaian susu kapur G tebu
Data alat :
1. Sulfitator
Fungsi dari alat ini adalah tempat ter(adinya reaksi antara SA + dengan
*a+B berlebih sehingga terbentuk endapan *aSA@.Pemberian gas SA+ bertu(uan untuk :
• Mendapatkan reaksi lan(ut antara kelebihan kapur dengan SA+
sehingga didapatkan p# netral untuk menghindari kerusakan sukrosa
yang lebih banyak.
• Membentuk endapan garam kalsium sulfit *aSA@ ! yang bertu(uan
untuk menyelubungi endapan yang telah terbentuk dalam proses
defikasi.
38
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
11/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
Data spesifikasi alat :
eaksi yang terdapat dalam peti sulfitator adalah sebagai berikut :
*aA#!+ *aA#B B A#8
*aA# *a+B B A#8
*aA#!+ *a+B B +A#8
SA+ B #+A #+SA@
39
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
12/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
#+SA@ #B B #SA@
8
#SA@ #B B SA@
+8
*a+B B +SA@8 +*aSA@
Fungsi dari endapan *aSA@ adalah menyelubungi endapan *a@PAC!+
dimana endapan yang dulunya bersifat incompresible men(adi
compresible sehingga endapan dapat dipisahkan dengan penapisan.
)ambar peti sulfitasi dengan reaktor &homson :
Kebutuhan gas dari reactor &homson :
• Kebutuhan gas < 1 H Iolume nira.
• % m@ SA+ mensirkulasi : @ m@ nira.
40
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
13/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
• @ m@ nira memerlukan 1 m@ SA+.
umlah nira yang bersikulasi dalam peti sulfiter C+,C1 mE tiap menitnya.
Masalah yang ter(adi di sulfitator :
Masalah yang sering muncul p# tidak tercapai hal ini disebabkan antara
lain penyempitan pipa akibat kerak cara mengatasinya dengan melakukan
korek secara rutin, suplay SA+ kurang mengecek kondisi belerang dalam
tobong masih atau sudah habis! dan melakukan pengecekan pada pompa
A+ tekanan udara keyel angin 6 4,1 Kg>cm= (ika kurang maka perlu
ditambah.
. &obong belerang
Fungsi alat ini sebagai pembuat gas SA+.
)as SA+ berasal dari pembakaran belerang dengan oHigen dimana akan
terbentuk rekasi :
41
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
14/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
S B A+ SA+ eaksi ini berlangsung dalam phase dan
merupakan reaksi eksoterm yang mengeluarkan panas < +.+%,0 Kcal per
kg belerang yang terbakar. eaksi pembakaran berlangsung pada suhu 6
@@2* (ika terlampau tinggi maka akan terbentuk sulfat yang merupakan
komponen yang sangat tidak disukai karena :
• eakti7itas sulfat lebih tinggi sehingga perusakan gula dan alat
lebih banyak.
• Kualitas kristal gula terpengaruhi karena kadar sulfat yang tinggi.
Kelebihan panas (uga dapat menyebabkan meningkatnya gas belerangsehingga dapat berpengaruh :
• 'aiknya kebutuhan belerang karena pemakaian yang banyak.
• "kan tersublimnya gas belerang yang mengakibatkan buntu pada
pipa – pipa yang terle$ati gas belerang.
Aleh karena hal tersebut maka tobong belerang maupun yang keluar
tobong segera didinginkan dengan air mengalir, akan lebih baik (ika suhu
gas keluar tobong sekitar 6 34 2*.Kapasitas tobong menurut LANDHEER :
• Sulfitasi nira mentah : 4,% m= > ;9 > %444 kui tebu > +C (am.
• Sulfitasi nira kental : 4,41 m= > ;9 > %444 kui tebu > +C
(am.
Sehingga untuk kapasitas @444 &*D luas bakar yang diperlukan adalah :
• 4,% m= > %44 &*D H @444 &*D < @ m= untuk nira mentah.
• 4,41 m= > %44 &*D H @444 &*D < %,1 m= untuk nira kental.
Kebutuhan tekanan udara :
42
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
15/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
0. Flash tank
"lat ini berfungsi sebagai tempat melepaskan gas8gas>udara yang
terdapat dalam nira sebelum men(alani proses pengendapan di clarifier.
"danya udara atau gas8gas dalam nira yang akan diendapkan dapat
mengganggu proses pengendapan karena bergerak berla$anan arah
dengan endapan.
43
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
16/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
Desain flash tank sangat dipengaruhi oleh luas area dari pada 7olumenya,
formula La Musse :
A= 4,168 x W x(t 1−t 2)
L
Dimana :
" < ;uas area untuk flashing m=!
J < 9erat nira ton per (am
t% < Suhu masuk *!
t+ < Suhu keluar *!
; < Panas laten uap pada t+ kcal>kg!
3. Single tray
Kapasitasnya ditentukan oleh $aktu tinggal nira dalam ruang pengendap.
9e(ana ini untuk memisahkan kotoran8kotoran dari dalam nira melalui
proses pengendapan. "gar ter(adi proses pengendapan yang lebih cepat
nira sebelum masuk ditambahkan floculant. Dari proses ini akan didapat
nira (ernih dan nira kotor.
Faktor8faktor yang mempengarui proses pengendapan
• 5kuran gumpalan endapan
•Densitas endapan
• Iiscositas
• &emperatur
Data spesifikasi alat :
44
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
17/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
Masalah yang sering ter(adi di single tray :
Masalah yang sering muncul adalah sering mubalnya endapan biasanya
hal ini disebabkan oleh panas yang tidak tercapai untuk mengatasinya
maka dengan memaksimalkan ker(a dari pemanas pendahuluan, terutama
pada saat skrap harus bener – bener bersih. &er(adinya perubahan p#
pada saat p# keluar dari peti sulfitator harus sesuai dengan yang
diharapkan 6 0,+ (ika tidak maka akan ter(adi rekasi di be(ana pengendap.
-. DSM Screen
45
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
18/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
Saringan nira encer berfungsi menyaring ampas halus pada nira (ernih
yang berasal dari peti pengendap, sebelum dipanaskan di PP /// sampai
suhu %41 2*, karena ampas halus mengandung tannin dan saccharetin
yang apabila dipanaskan akan menghasilkan $arna.
Perhitungan kapasitas saringan dengan ketentuan 0144 ltr nira per lebar
%4 cm atau %44 ton > (am per lebar % m Hugot! hal @1
Data spesifikasi alat
Kebutuhan saringan DSM di pabrik gula Pagottan untuk nira encer
sebanyak + buah.
%4. otary 7acuum filter
"lat penapis yang digunakan di Pabrik )ula Pagottan berupa adalah
rotary 7acuum filter, dari penapisan diperoleh nira tapis dan blotong
46
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
19/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
dengan syarat pol L + G. Sebelum ditapis nira kotor di campur oleh
ampas halus 9agasillo! yang gunanya untuk membentuk media tapis
kotoran agar mempermudah proses penapisan.
Q=22 x F x n x η
10 x q
Dimana : F =π x D x L
? < Kapasitas giling tcd !
F < ;uas saringan m=!
; < Pan(ang IF
D < Diameter IF
n < umlah rotary yang dipakai
< "ngka penyaringan rata – rata < C44 kg>m=>(am
N < 'ira kotor G tebu.
Data spesifikasi alat :
47
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
20/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
Kapasitas rotary 7acuum filter di pabrik gula pagotta sebesar C%40 tcd
sehingga cukup untuk kapasitas @444 tcd.
Menurut ". ;andheer hal @%3 kebutuhuan luas saringan 7acuum filter
+,1 m+>%44 ton tebu > +C (am.
Perhitungan kebutuhan luas saringan berdasarkan ;andheer :
Dengan kapasitas giling @444 tcd berdasarkan hitungan ;andheer
maka keperluan luas saringan pada rotary 7acuum filter sebesar 01 m=.
Masalah yang sering muncul di rotary 7acuum filter :
Masalah yang timbul pol blotong O + G hal ini dimungkinkan karena
;o$ dan #igh 7acuum yang tidak tercapai, proses pemberian afsoed
yang tidak merata dan suhu air afsoed yang tidak tercapai, saringan
48
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
21/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
sobek. Dari penyebab diatas dapat diatasi dengan diperbaiki untuk lo$
dan high 7acuum untuk lo$ 7acuum 6 %1 cm#g dan high 7acuum 6 @4
cm#g. 5ntuk pemberian siraman yaitu dengan perbaikan spuyer yang
buntu atau rusak, untuk suhu yang tidak tercapai air dikrengseng
dengan uap sehingga suhu dapat tercapai dan unutk saringan yang
robek dilakukan penggantian.
C. Baan Pem!antu Proses
9ahan pembantu yang digunakan dalam proses pemurnian adalah :
• Kapur tohor *aA!.
• 9elerang S!.
• Flukulant.
Pemakaian kapur tohor
49
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
22/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
5ntuk standart penggunaan bahan pembantu sebagai berikut :
• Pemakaian kapur < 6 %@4 kg>%44 &&.
• Pemakaian belerang < 6 1 kg>%44 &&.
50
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
23/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
• Pemakaian flucolant < 6 +,1 ppm.
#asil ker(a dari pemurnian nira dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
• "lat
• 9ahan pembantu
• Mutu nira mentah
• Aperator
5ntuk menilai kiner(a dari stasiun pemurnian dapat dilihat secara 7isual atau
dengan cara perhitungan analisa.
%. *ara Iisual
Pengamatan hasil dari stasiun pemurnian yang dilakukan secra 7isual
dengan mata antara lain :
• Kecepatan dan 7olume endapan makin cepat pengendapan akan
semakin baik!.
• Kekeruhan nira encer nira encer yang baik (ernih dan dapat tembus
pandang!.
• Jarna nira encer $arna seperti air teh tetapi tidak gelap!.
+. *ara perhitungan dan analisa
5ntuk semua analisa mempunyai angka standart dan angka perhitungan
digunakan sebagai perbandingan :
• Kadar kapur nira encer L %444 ppm• fek pemurnian P! < %+ – %1 G untuk proses sulfitasi.
• &on bukan gula diasingkan dalam nira mentah > ton *aA. Semakin
tinggi nilai ini atau (umlah bukan gula nira mentah diasingkan lebih
banyak dengan pemakaian kapur, maka hasil pemurnian semakin
baik.
• Selisih #K nira encer dengan hk nira mentah 6 + – @ point.
Sesuai dengan standart angka – angka normal diatas maka hasil
pemurnian Pabrik )ula Pagottan berdasar data ;aporan Periode //sebagai berikut :
'ira mentah : G briH : %%,%-
G pol : 0,4
#K : 0,-+
'ira encer : G briH : %%,
G pol : 3,+0
#K : 04,-@
9) 'ira mentah : %%,%- – 0,4! > %44 H CC.++-,3 ton
: %.130,3 ton
9) 'ira encer : %%, – 3,+0! > %44 H @-.-CC,@ ton
: %.@1C,% ton
51
8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian
24/24
Laporan Magang III
PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan
BAB III – Stasiun Pemurnian
• fek pemurnian P ! :
G %C,0%44H3,130.%
%,@1C.%3,130.%=
−
• Kadar kapur nira encer : %.41% mg *aA> ltr nira, kadar kapur nira
encer O dari %444.
• G pol blotong : %,@ G, sesuai angka standart dengan pol blotong 6
+ G maka pol blotong sedikit diatas yang diharapkan.
• Kenaikan #K : selisih #K ne – #K nm : 04,-@ – 0,-+ < @,4% point,
yang berarti selisih #K tersebut memenuhi syarat.