BAB III Stasiun Pemurnian

download BAB III Stasiun Pemurnian

of 24

Transcript of BAB III Stasiun Pemurnian

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    1/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    BAB III

    STASIUN PEMURNIAN

    A. Pengertian

    Stasiun pemurnian merupakan tempat untuk memisahkan kotoran atau bukan

    gula dalam nira mentah sebanyak – banyaknya dengan mencegah kerusakan

    gula sedikit – dikitnya. Pemisahan bukan gula dilakukan secara fisika, kimia

    maupun kimia fisika.

    Secara Fisika : Dengan pemanasan, pengendapan, penyaringan.Secara Kimia : Mereaksikan nira mentah dengan suatu bahan untuk 

    membentuk endapan.

    Secara Kimia Fisika : Proses penyerapan adsorbsi! kotoran oleh endapan.

    "gar proses pemisahan bukan gula di stasiun pemurnian dapat maksimal dan

    kerusakan gula seminimal mungkin maka harus memperhatikan dan mengatur 

     p#, suhu, serta $aktu tinggal seoptimal mungkin.

    B. Peralatan di Stasiun Pemurnian

    %. &imbangan 'ira Mentah

    &imbangan nira mentah bertu(uan untuk mengetahui berapa banyaknya

    nira yang dihasilkan, sehingga bisa dipergunakan untuk menghitung

    angka – angka penga$asan dan dapat mengetahui kondisi pabrik.

    &imbangan nira mentah di Pabrik )ula Pagottan menggunakan flo$

    meter.

    *ontoh perhitungan berat dari nira mentah :

    +. Pemanas pendahuluan

    29

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    2/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    Pemanas pendahuluan uice #eater! yang terdapat di pabrik gula

    Pagottan sebanyak - buah dimana (uice heater nomor % sampai dengan

    dapat digunakan sebagai pemanas pendahuluan / dan // sedang untuk 0

    sampai - digunakan untuk pemanas pendahuluan ///. Suhu dan fungsi

    dari pemanas pendahuluan adalah :

    Suhu nira yang diharapkan setelah keluar dari pemanas pendahuluan /, //,

    /// dengan tu(uannya :

    a. Pemanas Pendahuluan / 012* – 342* !

    %. Mempercepat reaksi susu kapur dengan phospat.

    +. Membunuh (asad – (asad renik.

     b. Pemanas Pendahuluan // %4+2* – %%12* !

    %.5ntuk mempercepat pengendapan bukan gula.

    +.Memudahkan gas – gas udara keluar melalui flash tank.

    c. Pemanas Pendahuluan /// 6 %%12* !

    %. Memperingan ker(a dari e7aporator.

    *ara ker(a dari pemanas pendahuluan adalah :

     'ira mentah masuk melalui pipa pemasukan dan mengalir di dalam pipa

    nira. 5ap bekas masuk ke ruang pemanas melalui pipa uap pemanas dan

    memenuhi ruang pemanas. &er(adi perpindahan panas antara lain nira

    dalam pipa nira dan uap dalam ruang pemanas. 'ira bersikulasi melalui

    sekat8sekat sirkulasi yang berada dalam alat pemanas. Satu kali sirkulasi

    adalah satu kali naik satu kali turun. Dalam hal ini maka luas pemanas

    men(adi hal sangat diperhatikan sehingga suhu yang diharapkan dapattercapai. 9esarnya luas pemanas yang diharapkan dapat tergangu oleh

     beberapa hal antara lain :

    • &er(adinya pengerakan baik disisi nira maupun disisi pemanas

    • Pengeluaran air konden yang tidak lancar.

    • "danya gelembung – gelembung gas pada nira yang mengakibatkan

    transfer panas terganggu.

    Data spesifikasi (uice heather :

    30

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    3/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    *ontoh perhitungan luas pemanas dan kebutuhan uap di (uice heater 

    umus ;uas pemanas uice heater 

    S= P x C 

    k   x ln

     T −¿T − t 

    S < ;uas pemanas m=!

    P < umlah nira dipanaskan Kg>(am!

    & < Suhu uap pemanas 2*!

    to < Suhu a$al nira 2*!t < Suhu akhir nira 2*!

    * < Panas (enis kcal>kg 2*!

    k < Koefisiensi perpindahan panas Kcal>m=.2*.(am!

    dimana :

    C =1−(0,006 x brix)

    k =6 x T x

    (

      u

    1,8

    )

    0,8

    & < Suhu uap pemanas 2*!

    5 < Kecepatan nira dalam pipa % – + ! m>s

    31

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    4/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    32

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    5/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    5ntuk menperoleh suhu yang diharapkan maka berdasarkan hitungan

    diperlukan luas pemanas pada pemanas pendahuluan / sebesar +44 m=

    sehingga di(alankan dua unit (uice heater sebagai faktor amannya.

    umus Kebutuhan uap (uice heater 

    Gmp=Q n . c .(t 2−t 1)

     Pl

    Dimana :

    )mp < umlah uap dibutuhkan kg>(am!

    ?n < 9erat nira dipanaskan kg>(am!c < Panas (enis nira kcal>kg. 2*!

    t% < Suhu nira masuk 2*!

    t+ < Suhu nira keluar 2*!

    Pl < Panas laten uap pemanas kcal>kg!

    33

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    6/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    5ntuk memanaskan nira mulai dari pemanas pendahuluan / sampai

    34

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    7/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    dengan ke pemanas pendahuluan /// diperlukan uap sebesar +4.0%@,3

    kg>(am atau +4,0 ton>(am.

    Problematika yang ter(adi di pemanas pendahuluan dan cara

    mengatasinya :

    5ap bekas atau bleeding kurang

    ika hal ini ter(adi maka suhu di (uice heater tidaka akan tercapai dampak 

    yang ditimbulkan antara lain:

    • &er(adi periode buih di defikator 

    • eaksi tidak ber(alan sempurna sehingga turbidity nira tidak 

     bagus.

    &er(adi mubal pada single tray karena ter(adi perbedaan suhu.• Memperberat ker(a dari e7aporator karena suhu yang masuk 

    e7aporator terlalu rendah dan kotoran yang terikut dalam nira

    masih banyak sehingga e7aporator lebih cepat kotor.

    *ara mengatasi dengan menambah suplesi uap baru atau menghentikan

     penggunaan bleeding dan menggantinya dengan uap bekas. #al ini

    diharapkan agar suhu pada pemanas pendahuluan dapt tercapai.

    @. Defikator  

    Defikator merupakan alat yang digunakan dalam proses defikasi, yaitu

     proses pemurnian nira yang paling sederhana, hanya terdiri dari proses

     penghilangan sifat asam yang terdapat pada nira. #al ini dilakukan

    karena sifat dari sukrosa sendiri dapat rusak karena asam. Sifat asam

    yang terdapat pada nira berasal dari asam organik, anorganik maupun

    koloid yang bermuatan negatif bersifat asam! oleh karena itu untuk 

    mencegah rusaknya sukrosa tersebut maka dalam peti defikator ditambahdengan susu kapur *aA#+! yang memiliki sifat basa. eaksi kimia yang

    ter(adi :

    *aA#!+ *aA#B B A#8

    *aA#8  *aBB B A#8

    eaksi pada Phospat :

    #@PAC #B B #+PAC8

    35

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    8/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    #+PAC8   #BB B #PAC

    +8

    #PAC+8   #B B PAC@8

    Sehingga ter(adi reaksi :

    *a+B B #+PAC8  *aPAC!@

    *a+B B #PAC+8  *a#PAC

    *a+B B PAC@8  *a@PAC!+

    *a@PAC!+ mempunyai sifat adsorbsi kotoran yang melayang dan sangatkuat, ini yang disebabkan bila kadar PAC  rendah maka hanya sedikit

    endapan yang terbentuk dan masih banyak kotoran yang terdapat pada

    nira.

    Data spesifikasi alat :

    36

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    9/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    Proses yang ter(adi didefikator :

    • Defikator /

    Diberi penambahan susu kapur sampai p# 6 0,+ dengan harapan nira

    yang semula bersifat asam akan men(adi netral sehingga kerusakan

    sukrosa akan semakin kecil, selain itu dengan pemambahan susu

    kapur akan ter(adi ikatan antara *aA#!+  dengan #@PAC  sehingga

    terbentuk ikatan *a@PAC!+ yang dapat mengadsorbsi kotoran yang

    melayang.

    • Defikator //

    Di defikator dua tidak ter(adi penambahan susu kapur, didefikator ini

     berfungsi untuk menyempurnakan reaksi dan percampuran akan

    lebih homogen.

    • Defikator ///

    5ntuk defikator tiga diberi penambahan susu kapur hingga 6 -,+

    dengan tu(uan kotoran yang tidak terikat pada defikator satu akan

    terikat di defikator tiga karena titik isoelektris pada kotoran berbeda

     – beda. Sesuai hukum 9AS&" bah$a kerusakan nira pada alkalis

    tinggi rendah atau diabaikan (ika $aktu tinggal kurang dari % menit.

    Masalah yang ter(adi di defikator dan cara mengatasi :

    • &er(adi buih

    #al diatas sering ter(adi hal ini disebabkan panas nira yang masuk 

    defikator kurang, sehingga reaksi tidak sempurna atau kurang cepat,

    37

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    10/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    untuk menghindari hal tersebut maka pemanas pendahuluan pertama

    ditambah atau mungkin panas kurang sehingga perlu suplesi.

    •  p# tidak tercapai

    ika hal ini yang ter(adi maka kemungkinan adalah kualitas dan

    kuantitas dari susu kapur kurang sehingga perlu dilakukan

     penambahan *aA.

    C. Drum pemadam kapur  

    Fungsi dari alat ini sebagai penyedia susu kapur untuk keperluan reaksi

    di defikator.

    Kapasitas giling :

    Q=2750 x D ² x δ x t  φ

    ? < Kapasitas giling tcd!

    D < diameter drum m!

    < 9erat (enis susu kapur ton>mE!

    t < ;ama $aktu pemadaman (am!

    < Pemakaian susu kapur G tebu

    Data alat :

    1. Sulfitator  

    Fungsi dari alat ini adalah tempat ter(adinya reaksi antara SA +  dengan

    *a+B berlebih sehingga terbentuk endapan *[email protected] gas SA+ bertu(uan untuk :

    • Mendapatkan reaksi lan(ut antara kelebihan kapur dengan SA+

    sehingga didapatkan p# netral untuk menghindari kerusakan sukrosa

    yang lebih banyak.

    • Membentuk endapan garam kalsium sulfit *aSA@ ! yang bertu(uan

    untuk menyelubungi endapan yang telah terbentuk dalam proses

    defikasi.

    38

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    11/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    Data spesifikasi alat :

    eaksi yang terdapat dalam peti sulfitator adalah sebagai berikut :

    *aA#!+  *aA#B B A#8

    *aA# *a+B  B A#8 

    *aA#!+ *a+B  B +A#8

    SA+ B #+A #+SA@ 

    39

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    12/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    #+SA@  #B B #SA@

    8

    #SA@  #B B SA@

    +8

    *a+B B +SA@8  +*aSA@

    Fungsi dari endapan *aSA@  adalah menyelubungi endapan *a@PAC!+

    dimana endapan yang dulunya bersifat incompresible men(adi

    compresible sehingga endapan dapat dipisahkan dengan penapisan.

    )ambar peti sulfitasi dengan reaktor &homson :

    Kebutuhan gas dari reactor &homson :

    • Kebutuhan gas < 1 H Iolume nira.

    • % m@ SA+ mensirkulasi : @ m@ nira.

    40

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    13/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    • @ m@ nira memerlukan 1 m@ SA+.

    umlah nira yang bersikulasi dalam peti sulfiter C+,C1 mE tiap menitnya.

    Masalah yang ter(adi di sulfitator :

    Masalah yang sering muncul p# tidak tercapai hal ini disebabkan antara

    lain penyempitan pipa akibat kerak cara mengatasinya dengan melakukan

    korek secara rutin, suplay SA+ kurang mengecek kondisi belerang dalam

    tobong masih atau sudah habis! dan melakukan pengecekan pada pompa

    A+ tekanan udara keyel angin 6 4,1 Kg>cm= (ika kurang maka perlu

    ditambah.

    . &obong belerang

    Fungsi alat ini sebagai pembuat gas SA+.

    )as SA+ berasal dari pembakaran belerang dengan oHigen dimana akan

    terbentuk rekasi :

    41

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    14/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    S B A+  SA+  eaksi ini berlangsung dalam phase dan

    merupakan reaksi eksoterm yang mengeluarkan panas < +.+%,0 Kcal per 

    kg belerang yang terbakar. eaksi pembakaran berlangsung pada suhu 6

    @@2* (ika terlampau tinggi maka akan terbentuk sulfat yang merupakan

    komponen yang sangat tidak disukai karena :

    • eakti7itas sulfat lebih tinggi sehingga perusakan gula dan alat

    lebih banyak.

    • Kualitas kristal gula terpengaruhi karena kadar sulfat yang tinggi.

    Kelebihan panas (uga dapat menyebabkan meningkatnya gas belerangsehingga dapat berpengaruh :

    •  'aiknya kebutuhan belerang karena pemakaian yang banyak.

    • "kan tersublimnya gas belerang yang mengakibatkan buntu pada

     pipa – pipa yang terle$ati gas belerang.

    Aleh karena hal tersebut maka tobong belerang maupun yang keluar 

    tobong segera didinginkan dengan air mengalir, akan lebih baik (ika suhu

    gas keluar tobong sekitar 6 34 2*.Kapasitas tobong menurut LANDHEER  :

    • Sulfitasi nira mentah : 4,% m= > ;9 > %444 kui tebu > +C (am.

    • Sulfitasi nira kental : 4,41 m= > ;9 > %444 kui tebu > +C

     (am.

    Sehingga untuk kapasitas @444 &*D luas bakar yang diperlukan adalah :

    • 4,% m= > %44 &*D H @444 &*D < @ m= untuk nira mentah.

    • 4,41 m= > %44 &*D H @444 &*D < %,1 m= untuk nira kental.

    Kebutuhan tekanan udara :

    42

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    15/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    0. Flash tank  

    "lat ini berfungsi sebagai tempat melepaskan gas8gas>udara yang

    terdapat dalam nira sebelum men(alani proses pengendapan di clarifier.

    "danya udara atau gas8gas dalam nira yang akan diendapkan dapat

    mengganggu proses pengendapan karena bergerak berla$anan arah

    dengan endapan.

    43

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    16/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    Desain flash tank sangat dipengaruhi oleh luas area dari pada 7olumenya,

    formula La Musse :

     A= 4,168 x W x(t  1−t 2)

     L

    Dimana :

    " < ;uas area untuk flashing m=!

    J < 9erat nira ton per (am

    t% < Suhu masuk *!

    t+ < Suhu keluar *!

    ; < Panas laten uap pada t+ kcal>kg!

    3. Single tray

    Kapasitasnya ditentukan oleh $aktu tinggal nira dalam ruang pengendap.

    9e(ana ini untuk memisahkan kotoran8kotoran dari dalam nira melalui

     proses pengendapan. "gar ter(adi proses pengendapan yang lebih cepat

    nira sebelum masuk ditambahkan floculant. Dari proses ini akan didapat

    nira (ernih dan nira kotor.

    Faktor8faktor yang mempengarui proses pengendapan

    • 5kuran gumpalan endapan

    •Densitas endapan

    • Iiscositas

    • &emperatur 

    Data spesifikasi alat :

    44

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    17/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    Masalah yang sering ter(adi di single tray :

    Masalah yang sering muncul adalah sering mubalnya endapan biasanya

    hal ini disebabkan oleh panas yang tidak tercapai untuk mengatasinya

    maka dengan memaksimalkan ker(a dari pemanas pendahuluan, terutama

     pada saat skrap harus bener – bener bersih. &er(adinya perubahan p#

     pada saat p# keluar dari peti sulfitator harus sesuai dengan yang

    diharapkan 6 0,+ (ika tidak maka akan ter(adi rekasi di be(ana pengendap.

    -. DSM Screen

    45

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    18/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    Saringan nira encer berfungsi menyaring ampas halus pada nira (ernih

    yang berasal dari peti pengendap, sebelum dipanaskan di PP /// sampai

    suhu %41 2*, karena ampas halus mengandung tannin  dan  saccharetin

    yang apabila dipanaskan akan menghasilkan $arna.

    Perhitungan kapasitas saringan dengan ketentuan 0144 ltr nira per lebar 

    %4 cm atau %44 ton > (am per lebar % m Hugot! hal @1

    Data spesifikasi alat

    Kebutuhan saringan DSM di pabrik gula Pagottan untuk nira encer 

    sebanyak + buah.

    %4. otary 7acuum filter  

    "lat penapis yang digunakan di Pabrik )ula Pagottan berupa adalah

    rotary 7acuum filter, dari penapisan diperoleh nira tapis dan blotong

    46

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    19/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    dengan syarat pol L + G. Sebelum ditapis nira kotor di campur oleh

    ampas halus 9agasillo! yang gunanya untuk membentuk media tapis

    kotoran agar mempermudah proses penapisan.

    Q=22 x F x n x η

    10 x q

    Dimana : F =π x D x L

    ? < Kapasitas giling tcd !

    F < ;uas saringan m=!

    ; < Pan(ang IF

    D < Diameter IF

    n < umlah rotary yang dipakai

    < "ngka penyaringan rata – rata < C44 kg>m=>(am

    N < 'ira kotor G tebu.

    Data spesifikasi alat :

    47

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    20/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    Kapasitas rotary 7acuum filter di pabrik gula pagotta sebesar C%40 tcd

    sehingga cukup untuk kapasitas @444 tcd.

    Menurut ". ;andheer hal @%3 kebutuhuan luas saringan 7acuum filter 

    +,1 m+>%44 ton tebu > +C (am.

    Perhitungan kebutuhan luas saringan berdasarkan ;andheer :

    Dengan kapasitas giling @444 tcd berdasarkan hitungan ;andheer 

    maka keperluan luas saringan pada rotary 7acuum filter sebesar 01 m=.

    Masalah yang sering muncul di rotary 7acuum filter :

    Masalah yang timbul pol blotong O + G hal ini dimungkinkan karena

    ;o$ dan #igh 7acuum yang tidak tercapai, proses pemberian afsoed

    yang tidak merata dan suhu air afsoed yang tidak tercapai, saringan

    48

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    21/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    sobek. Dari penyebab diatas dapat diatasi dengan diperbaiki untuk lo$

    dan high 7acuum untuk lo$ 7acuum 6 %1 cm#g dan high 7acuum 6 @4

    cm#g. 5ntuk pemberian siraman yaitu dengan perbaikan spuyer yang

     buntu atau rusak, untuk suhu yang tidak tercapai air dikrengseng

    dengan uap sehingga suhu dapat tercapai dan unutk saringan yang

    robek dilakukan penggantian.

    C. Baan Pem!antu Proses

    9ahan pembantu yang digunakan dalam proses pemurnian adalah :

    • Kapur tohor *aA!.

    • 9elerang S!.

    • Flukulant.

    Pemakaian kapur tohor 

    49

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    22/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    5ntuk standart penggunaan bahan pembantu sebagai berikut :

    • Pemakaian kapur < 6 %@4 kg>%44 &&.

    • Pemakaian belerang < 6 1 kg>%44 &&.

    50

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    23/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    • Pemakaian flucolant < 6 +,1 ppm.

    #asil ker(a dari pemurnian nira dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

    • "lat

    • 9ahan pembantu

    • Mutu nira mentah

    • Aperator 

    5ntuk menilai kiner(a dari stasiun pemurnian dapat dilihat secara 7isual atau

    dengan cara perhitungan analisa.

    %. *ara Iisual

    Pengamatan hasil dari stasiun pemurnian yang dilakukan secra 7isual

    dengan mata antara lain :

    • Kecepatan dan 7olume endapan makin cepat pengendapan akan

    semakin baik!.

    • Kekeruhan nira encer nira encer yang baik (ernih dan dapat tembus

     pandang!.

    • Jarna nira encer $arna seperti air teh tetapi tidak gelap!.

    +. *ara perhitungan dan analisa

    5ntuk semua analisa mempunyai angka standart dan angka perhitungan

    digunakan sebagai perbandingan :

    • Kadar kapur nira encer L %444 ppm• fek pemurnian P! < %+ – %1 G untuk proses sulfitasi.

    • &on bukan gula diasingkan dalam nira mentah > ton *aA. Semakin

    tinggi nilai ini atau (umlah bukan gula nira mentah diasingkan lebih

     banyak dengan pemakaian kapur, maka hasil pemurnian semakin

     baik.

    • Selisih #K nira encer dengan hk nira mentah 6 + – @ point.

    Sesuai dengan standart angka – angka normal diatas maka hasil

     pemurnian Pabrik )ula Pagottan berdasar data ;aporan Periode //sebagai berikut :

     'ira mentah : G briH : %%,%-

    G pol : 0,4

    #K : 0,-+

     'ira encer : G briH : %%,

    G pol : 3,+0

    #K : 04,-@

    9) 'ira mentah : %%,%- – 0,4! > %44 H CC.++-,3 ton

    : %.130,3 ton

    9) 'ira encer : %%, – 3,+0! > %44 H @-.-CC,@ ton

    : %.@1C,% ton

    51

  • 8/18/2019 BAB III Stasiun Pemurnian

    24/24

     Laporan Magang III 

     PTPN XI (Persero) Pabrik Gula Pagottan

     BAB III – Stasiun Pemurnian

    • fek pemurnian P ! :

    G %C,0%44H3,130.%

    %,@1C.%3,130.%=

    • Kadar kapur nira encer : %.41% mg *aA> ltr nira, kadar kapur nira

    encer O dari %444.

    • G pol blotong : %,@ G, sesuai angka standart dengan pol blotong 6

    + G maka pol blotong sedikit diatas yang diharapkan.

    • Kenaikan #K : selisih #K ne – #K nm : 04,-@ – 0,-+ < @,4% point,

    yang berarti selisih #K tersebut memenuhi syarat.