Isolasi Dan Pemurnian Mikroba
-
Upload
ayu-maulida-putri -
Category
Documents
-
view
7.048 -
download
3
Transcript of Isolasi Dan Pemurnian Mikroba
ISOLASI DAN PEMURNIAN MIKROBA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
OLEH :
NAMA : AYU MAULIDA PUTRI
NIM : H1E107001
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
ASISTEN : DESY FITRIYANI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
OKTOBER, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-
ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh
kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sebagai contoh, sekali bersin
dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu tinja dapat mengandung jutaan
bakteri (Pelczar, 1986).
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu
sel tunggal (Pelczar, 1986).
Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang
baru harus dilakukan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-
alat yang ada sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-
benar steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya
mikkroorganisme yang tidak diinginkan (Budiarti, 2009).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari teknik-teknik isolasi
mikroba dan pemurniannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak
mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut,
atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap
zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misatnya daging
maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Terhadap bakteri yang hanya terdapat
dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat tersebut
dicelupkan/ direndam. Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan
membuka cawan Petri yang berisi media agar steril beberapa saat.
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu
sel tunggal (Pelczar, 1986).
Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu
untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri
cultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu popolasi yang
terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Hadioetomo, 1993). Sifat organisme
dalam suatu biakan murni dapat dipelajari dengan metode yang amat keras dengan
hasil yang sangat akurat karena pengaruh sel hidup yang lain dapat ditiadakan (Volk,
1993).
Terdapat beberapa cara untuk mencegah masuknya mikroorganisme yang
tidak diinginkan dan untuk menanam suatu species yaitu :
1. Penanaman dengan penggoresan
Merupakan cara rutin yang dipakai untuk mengasingkan mikroba agar
didapatkan biakan murni.
2. Penanaman lapangan
Dilakukan dengan membasahi seluruh permukaan lempeng agar
dengan suspensi mikroba.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan biakan murni terdapat
beberapa, yaitu :
1. Pengenceran
2. Penuangan
3. Penggesekan
4. Single cell isolatiom
5. Inokulasi hewan (Budiarti, 2009)
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba
yaitu:
1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi
2. Tempat hidup atau asal mikroba tersebut
3. Medium pertumbuhan yang sesuai
4. Cara menginokulasi mikroba
5. Cara menginkubasi mikroba
6. Cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah berupa kultur
murni dan sesuai dengan yang dimaksud
7. Cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan
kultur murni
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain, misalnya untuk isolasi, seleksi,
evaluasi, dan deferensiasi biakan yang didapatkan. Artinya penggunaan beberapa
jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba, banyak dilakukan dan dipergunakan. Sehingga tiap-tiap
media mempunyai sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai dengan maksudnya (Baker,
1986).
Bakteri adalah salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan memiliki
bentuk yang beragam. Pada umumnya bakteri berhubungan dengan makanan.
Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak
diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat
melangsungkan fermentasi yang menguntungkan (Buckle, 1987).
Dilakukan serangkaian pengenceran terhadap zat tersebut untuk mengisolasi
bakteri dari tanah/benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut atau zat cair.
Misalnya suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran diencerkan dalam
suatu tabung tersendiri secara berkelanjutan dari suatu tabung ke tabung lain
(Dwidjoseputro, 1994). Pertumbuhan bakteri pada medium agar pada umumnya
berbentuk koloni berupa lendir dan mengkilap. Pemurnian dengan suhu inkubasi
30ºC selama 2 x 24 jam (Cappuccino & Sherman, 1983).
Selain bakteri, di alam masih terdapat mikroorganisme lain seperti khamir
dan fungi. Khamir termasuk fungi, tetapi dapat dibedakan dari kapang karena
bentuknya yang uniseluler, dan memiliki ukuran 5 dan 20 mikron (Fardiaz, 1992).
Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri. Sumber khamir
terutama terdapat pada daun-daun, bunga-bunga, eksudat dari tanaman, buah lewat
masak, tanah kebun buah, serta khamir yang banyak di jual dipasaran.
Khamir/yeast dapat tumbuh dalam media cair dan pada dengan cara yang
sama dengan bakteri. Penampakan pada medium akan tampak seperti koloni bakteri,
hanya saja koloninya tidak mengkilap (Buckle, 1987).
Fungi/kapang sangat berlawan dengan bakteri dan khamir/yeast, seringkali
dapat dilihat oleh mata. Bentuk khas yang dimiliki oleh kapang adalah adanya
filamen (miselium) (Fardiaz, 1992). Inilah yang membedakannya dengan
mikroorganisme lainnya.
Fungi mempunyai bentuk seperti kapas dan biasanya terlihat pada kertas-
kertas koran basah, kulit yang sudah usang, dinding basah, buah-buahan yang
membusuk dan bahan pangan lain seperti keju dan selai. Sumber fungi hampir sama
dengan bakteri, hanya saja perbedaannya populasi fungi di air lebih sedikit dan fungi
lebih menyukai pH lingkungan yang rendah (Buckle, 1987). Pemurniannya dengan
suhu inkubasi 28ºC selama 2 x 24 jam.
Pengukuran kuantitatif populasi suatu mikroba dapat dilakukan dengan
penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel (Fardiaz, 1992). Ada berbagai macam
cara untuk mengukur jumlah sel antara lain dengan hitungan cawan, hitungan
mikroskopis langsung, atau dengan alat colony counter (Hadioetomo, 1993).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009
bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Unlam Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi steril,
cawan petri steril, vortex mixer, ependorp pipet, pipet volumetric, kertas label,
holly stick, jarum inokulasi, labu erlenmenyer, karet gelang, waterbath,
inkubator, lampu spritus, aluminium foil, kapas.
Bahan - bahan yang digunakan adalah medium nutrient agar (NA), alkohol
70%, spritus, aquadest/larutan fisiologis steril, sumber bakteri, media PDA,
bayklin.
3.3 Prosedur Kerja
Isolasi dan Pemurnian Bakteri
1. Dibuat medium Nutrient Agar
2. Dimasukkan sebagian ke dalam tabung reaksi @ 5 ml
3. Dimasukkan sebagian ke dalam labu erlenmeyer
4. Disterilkan pada 121oC selama 15 menit.
5. Dibuat serangkaian pengenceran sampel 101-105
6. Disuspensikan ke dalam cawan petri steril sebanyak 1 ml dari pengenceran
tertinggi
7. Diratakan pada dasar cawan dengan menggoyangnya
8. Dituang 10-15 ml sampel agar bersuhu 45oc
9. Digoyang membentuk angka 8
10. Dibiarkan hingga memadat
11. Diinkubasi terbalik pada 30oc selama 24 jam
12. Dimurnikan secara goresan koloni yang terpisah
13. Dipindah ke media agar miring
Isolasi dan Pemurnian Yeast / Khamir
1. Dibuat medium PDA
2. Dimasukkan sebagian ke dalam tabung reaksi @ 5 ml
3. Dimasukkan sebagian ke dalam labu erlenmeyer
4. Disterilkan pada 121oC selama 15 menit.
5. Dibuat serangkaian pengenceran sampel 101-105
6. Dimasukkan dari pengenceran tertinggi 1 ml suspensi khamir ke dalam cawan
petri steril
7. Diratakan pada dasar cawan dengan menggoyangnya
8. Dituang cawan-cawan yang berisi suspensi dengan 10-15 ml dengan media
PDA bersuhu 45 oC
9. Dibiarkan hingga memadat
10. Diinkubasi terbalik pada 30oC selama 2x24 jam
11. Dimurnikan secara goresan koloni yang terpisah
12. Dipindah ke media agar miring
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
Table 1. Hasil PraktikumTabel 1.1 Sampel Air Kemasan (1x24 jam)
No. Gambar Konsentrasi Jumlah Koloni
1.
10-2(1) 1
2.
10-2(2) 8
3.
10-3(1) 3
4.
10-3(2) 2
Tabel 1.2 Sampel Air Sumur (1x24 jam)
No. Gambar Konsentrasi Jumlah Koloni
1. 10-4(1) -
2. 10-4(2) -
3. 10-5(1) -
4.
10-5(2) 1
5.
10-6(1) 2
6. 10-6(2) -
Tabel 1.3 Sampel Air Ledeng (1x24 jam)
No
.Gambar Konsentrasi Jumlah Koloni
1.
10-4(1) 1
2.10-4
(2) -
3.
10-5(1) 16
4.10-5
(2) 29
5.10-6
(1) 12
6.10-6
(2) 9
Tabel 1.4. Sampel Tanah Kebun (2x24 jam)
No. Gambar Konsentrasi Jumlah Koloni
1.
10-4(1) -
2.
10-4(2) 2
3.
10-5(1) -
4.
10-5(2) -
5.
10-6(1) -
6.
10-6(2) rusak
Table 1.5 Sampel Tanah Dekat Sampah (2x24 jam)
No. Gambar Konsentrasi Jumlah Koloni
1.
10-4(1) 3
2.
10-4(2) 2
3.
10-5(1) 2
4.
10-5(2) -
5.
10-6(1) -
6.
10-6(2) Rusak
4.2 Pembahasan
Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan
murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan
dari satu sel tunggal.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara
lain dengan cara goresan (streak plate), cara tuang atau taburan (pour plate), cara
pengenceran (dilution method), serta micromanipulator.
Beberapa teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada
teknik pengenceran, apabila kita hanya mengambil 1 ml, kemungkinan akan di dapat
satu koloni saja, tetapi apabila kita tidak yakin dengan koloni tersebut kita dapat
melakukan pengenceran ulang. Piaraan murni yang dihasilkan akan lebih terjamin
apabila kita melakuka isolasi dengan penuangan. Dimana metode ini yaitu dengan
mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan dan sampel itu
kemudian disebarkan di dalam suatu medium. Dulu digunakan medium kaldu atau
gelatin, sekarang digunakan dengan medium agar. Metode dengan penggesekan,
sekarang banyak digunakan karena hemat waktu, tetapi bakteri anaerob tidak dapat
tumbuh. Dengan metode micromanipulator, kita memerlukan kesabaran dalam
pengerjaannya selain itu harganya sangat mahal, tetapi dengan menggunakan alat
micromanipulator ini kita dapat dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak,
dengan tiada ikut sertanya bakteri lain.
Percobaan kali ini digunakan beberapa sampel tanah dan air. Teknik yang
digunakan dalam pengisolasiannya adalah metode tuang untuk sampel air dan
metode sebar untuk sampel tanah. Sampel yang digunakan adalah air ledeng, air
sumur, air kemasan, tanah kebun dan tanah dekat sampah. Pertama-tama dilakukan
pengenceran beberapa kali terhadap sampel yang digunakan. Kemudian disebarkan
ke dalam media. Untuk air menggunakan media Nutrient Agar (NA) dan tanah
menggunakan media Potato Dextrose Agar (PDA).
Pertama-tama yang dilakukan adalah membuat medium. Dalam percobaan ini
dibuat medium Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Setelah dibuat,
medium tersebut kemudian dimasukkan sebanyak 5 ml masing-masing ke dalam 5
tabung reaksi yang berbeda selanjutnya disterilkan dengan otoklaf. Kemudian 1 ml
sampel air dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1, 1 ml sampel dari tabung reaksi 1
dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2, begitu seterusnya. Hal ini bertujuan untuk
melakukan pengenceran terhadap sampel air.
Setelah mencapai titik pengenceran yang tertinggi, diambil 1 ml dan
dimasukkan ke dalam cawan petri, langkah selanjutnya cawan petri diisikan dengan
medium NA dan medium PDA. Medium yang sudah diiisi dengan mikrobia harus
diletakkan terbalik saat diinkubasi di dalam inkubator, hal ini dimaksudkan agar
cairan yang dihasilkan dari metabolisme mikrobia pada medium tersebut tidak jatuh
pada medium, sehingga akan menyebabkan rusaknya medium tumbuh tersebut.
Harus diingat, dalam melakukan percobaan ini dilakukan sterilisasi terhadap alat-alat
yang digunakan dengan menggunakan lampu spiritus. Sterilisasi dilakukan baik
sebelum atau pun sesudah memasukkan bahan ke dalam alat. Kondisi yang steril dari
alat, bahan, maupun praktikan mutlak diperlukan dalam pengisolasian dan pemurnian
mikrobia. Hal ini berguna untuk menjaga atau mencegah terjadinya kontaminasi.
Karena itu dalam setiap prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat menyebar
mikrobia ke dalam medium perlu kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi yang
dapat merusak hasil percobaan.
Media NA menggunakan sampel air dan media PDA menggunakan sampel
tanah. Hal ini dilakukan karena media NA berfungsi sebagai media pertumbuhan
bakteri, sehingga dengan menggunakan media ini dapat diketahui bakteri apa saja
yang ada di dalam sampel air yang digunakan. Sedangkan untuk media PDA
berfungsi sebagai media pertumbuhan jamur, sehingga dengan menggunakan media
ini dapat diketahui ada tidaknya jamur dari tanah sampel yang digunakan.
Pengamatan pun dilakukan terhadap sampel selama 2 x 24 jam. Pada
pengamatan pertama yaitu pada saat 1 x 24 jam, terlihat pertumbuhan bakteri pada
semua sampel baik air maupun tanah. Untuk media NA yang digunakan sebagai
media pertumbuhan bakteri dengan sampel air, pertumbuhan bakteri yang paling
banyak terdapat pada air ledeng dengan titik pengenceran 10-5 (2). Hal ini terjadi
karena dalam sistem distribusi air dari reservoir ke pelanggan melalui sistem
perpipaan dapat terjadi kontaminasi di sepanjang pipa. Sementara untuk air sumur,
sampel yang diambil berasal dari sumur bor (air tanah dalam) sehingga kontaminasi
bakteri sangat sedikit.
Jumlah koloni yang paling sedikit terdapat pada air kemasan. Hal ini karena
untuk air kemasan telah dilakukan sterilisasi sebelum pengemasan oleh pabrik. Air
kemasan dapat langsung diminum sehingga diusahakan agar benar-benar terbebas
dari bakteri untuk memenuhi standar kelayakan air minum. Pada pengamatan ini
dilakukan 3 kali pengenceran saja karena jika dilakukan pengenceran lebih tinggi,
kemungkinan sudah tidak terdapat bakteri lagi. Terlihat dari sedikitnya jumlah koloni
yang tampak hanya dengan pengenceran sampai 10-3. Pengamatan untuk media NA
hanya dilakukan sekali, yaitu 1 x 24 jam. Sedangkan untuk pengamatan media PDA
dilakukan selama 2 x 24 jam.
Setelah pengamatan selama 2x24 jam terhadap media PDA didapatkan hasil
bahwa hanya tanah kebun dengan pengenceran 10-4 (2), tanah dekat sampah dengan
pengenceran 10-4 (1), 10-4 (2), dan 10-5 (1) yang ditumbuhi oleh jamur. Dengan masing-
masing jumlah koloninya untuk tanah kebun 2, tanah dekat sampah berturut-turut 3,
2, dan 2.
Koloni jamur yang paling banyak terdapat pada tanah sampah dengan
konsentrasi 10-4 (1) yaitu sebanyak 3. hal ini dikarenakan tanah yang berada di dekat
sampah umumnya lembab sehingga mudah ditumbuhi oleh jamur. Sedangkan untuk
jumlah koloni yang paling sedikit terdapat pada tanah kebun dengan konsentrasi 10-4
(2). Hal ini dikarenakan tanah kebun memiliki tingkat kelembaban yang lebih sedikit
dibanding tanah dekat sampah, karena pada tanah kebun hanya ditanami oleh
tanaman yang ada di kebun itu saja, sedangkan pada tanah dekat sampah terdapat
beberapa macam sampah yang memiliki komposisi yang berbeda sehingga lebih
lembab dan memudahkan jamur untuk tumbuh.
Kebanyakan dari hasil percobaan terhadap sampel tanah tidak hanya
ditumbuhi oleh jamur, tetapi juga oleh mikroba lain seperti bakteri. Hal ini
disebabkan karena terjadi kontaminasi pada saat pengerjaan, baik sterilisasi alat yang
tidak benar, atau kesalahan praktikan saat mengerjakan percobaan ini serta tidak
menggunakan antibiotik ketika mengerjakannya. Selain itu pula pada sampel tanah
kebun dengan pengenceran 10-6 (2) dan tanah dekat sampah dengan pengenceran yang
sama terjadi kerusakan media. Hal ini juga dikarenakan kesalahan praktikan saat
menuang media ke dalam cawan petri terlalu banyak atau teralu keras pada saat
menggoyangnya.
Dilakukannya isolasi dan pemurnian mikroba memiliki alasan tersendiri. Hal
ini karena dalam setiap percobaan yang menggunakan mikroba haruslah mempunyai
persediaan mikroba yang diperlukan. Untuk menggampangkan praktikan dalam
melakukan percobaan dengan menggunakan mikroba. Sehingga tidak perlu susah
lagi dalam mengerjakannya.
Manfaat dilakukannya isolasi dan pemurnian mikroba adalah setelah
mendapatkan kultur murni maka dapat ditelaah dan diidentifikasi mikroorganisme,
termasuk penelahaan ciri-ciri cultural, morfologis, fisiologis maupun serologis,
karena untuk itu diperlukan suatu pupolasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
2. Teknik isolasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah teknik sebar untuk
isolasi sampel air dan tuang untuk isolasi sampel tanah.
3. Media yang digunakan dalam percobaan ini adalah media Nutrient agar (NA)
untuk sampel air dan media Potato Dextrose Agar (PDA) untuk sampel tanah.
4. Dari hasil percobaan didapatkan untuk sampel air jumlah koloni bakteri yang
tumbuh paling banyak terdapat pada sampel air ledeng dengan pengenceran
10-5 (2) dengan jumlah koloni 29, dan yang paling sedikit pada sampel air
kemasan.
5. Dari hasil percobaan didapatkan untuk sampel tanah jumlah koloni jamur
yang tumbuh paling banyak terdapat pada sampel tanah dekat sampah dengan
pengenceran 10-4 (1) dengan jumlah koloni 3, sedangkan yang paling sedikit
pada sampel tanah kebun 10-4 (2) dengan jumlah koloni 2.
6. Banyaknya sampel yang tidak ditumbuhi oleh mikroba, atau ditumbuhi oleh
mikroba lain, disebabkan terjadinya kontaminasi pada saat pengerjaannya
atau sterilisasi alat yang tidak benar. Selain itu penuangan media yang terlalu
banyak juga menyebabkan rusaknya media, sehingga tidak dapat ditumbuhi
oleh mikroba.
7. Pemurnian dan isolasi mikroba penting dilakukan agar didapatkan kultur
murni dan sebagai stock mikroba, sehingga tidak perlu repot lagi ketika
melakukan percobaan yang menggunakan mikroba.
5.2 Saran
Dalam pengerjaan percobaan isolasi dan pemurnian mikroba ini harus
benar-benar steril sehingga tidak terjadi kontaminasi dan kerusakan media dan di
dapatkan kultur murni sesuai yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Baker Fj, Silverton RE, 1986. Microssopy and Microbiology. Saunder Collage
Publishing, London.
Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Budiarti, Lia Yulia. 2009. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Terintegrasi. Penerbit
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru.
Cappuccino, J. G. dan Natalie. S. 1983. Microbiology A Laboratory Manual.
Addison-Wesley Publishing Company, New York.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hadietomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia, Jakarta.
Pelczar, Jr et al. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia
(UI Press), Jakarta.
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.