Post on 30-Mar-2019
70
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di hall beladiri UNY, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Tempat penelitian sekaligus dijadikan sebagai tempat
diselenggarakannya proses latihan serta pengambilan data penelitian
2. Waktu Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data selama 1 minggu. Waktu
pelaksanaan perlakuan yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jum’at. Pelaksanaan
penelitian mulai tanggal 20 sampai 27 Desember 2015. Penelitian dilaksanakan
pada sore hari dari pukul 15.00 s/d 16.30. Secara keseluruhan kegiatan perlakuan
berlangsung selama 3 kali pertemuan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik studi
korelasional. Ali Maksum (2012: 73) menyatakan, “Melalui studi korelasional
dapat diketahui suatu penelitian yang menghubungkan satu atau lebih variabel
bebas dengan satu variabel terikat tanpa ada upaya mempengaruhi variabel tersebut.
Hubungan antara variabel ditentukan dengan menggunakan koefisien korelasi yang
dihitung dengan teknik analisis statistik”. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan
mengenai hubungan dan besarnya sumbangan antara koordinasi mata-kaki,
kecepatan, kekuatan, fleksibilitas dan rasio panjang tungkai-tinggi badan dengan
kemampuan tendangan dollyo chagi taekwondoin
70
71
Gambar. 3.1 Desain Penelitian Korelasional
Keterangan garnbar:
X1 : Fleksibilitas
X2 : Kecepatan
X3 : Rasio panjang tungkai dan tinggi badan
X4 : Kekuatan
X5 : Koordinasi mata-kaki
Y : kemampuan tendangan dollyo chagi
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 5 variabel bebas
(Independent) dan satu variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu :
1. Variabel bebas (independent)
a. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi beberapa unsur diantaranya
adalah sebagai berikut :
1) Fleksibilitas : X1
X1
Y
X4
X3
X2
X5
72
2) Kecepatan : X2
3) Rasio panjang tungkai dan tinggi badan : X3
4) Kekuatan : X4
5) Koordinasi mata kaki : X5
2. Variabel terikat (dependen)
Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu kemampuan tendangan dollyo
chagi : Y
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti, atau mendeskripsikan kegiatanya, atau memberikan
keterangan cara mengukur variabel tersebut. Ali maksum (2012: 34). Untuk
memberikan penafsiran yang sama tentang variabel-variabel dalam penelitian ini
maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut
:
1. Koordinasi Mata Kaki
a. Definisi
Koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan
beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras.
Koordinasi mata kaki merupakan kemampuan fisik yang sangat
berpengaruh dalam cabang olahraga taekwondo. Koordinasi tersebut
merupakan dasar untuk mencapai suatu keterampilan yang tinggi dalam
taekwondo.
b. Instrumen
Instrumen yang perlu dipersiapkan yaitu dinding tembok,
handycam, formulir, alat tulis, dan stopwatch.
c. Satuan Ukuran
Dalam mengukur koordinasi mata-kaki bisa menggunakan
jumlah.
2. Kekuatan
a. Definisi
Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk
mengatasi beban atau tahanan. Kekuatan merupakan salah satu
73
komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam cabang olahraga
taekwondo.
b. Instrumen
Instrumen yang perlu dipersiapkan yaitu leg dynamometer,
formulir, dan alat tulis .
c. Satuan Ukuran
Dalam mengukur koordinasi mata-kaki bisa menggunakan
satuan ukuran kilogram.
Kecepatan
a. Definisi
Kecepatan adalah kemampuan kemungkinan kecepatan
tercepat. Gerakan seseorang dalam mengubah arah posisi tubuhnya
dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak sesuai dengan situasi
yang dihadapi di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan
tubuhnya. Kecepatan sangat diperlukan taekwondoin dalam
melakukan tendangan, khususnya tendangan dollyo chagi
b. Instrumen
Instrumen yang perlu dipersiapkan yaitu lintasan lari,
formulir, stopwatch, dan alat tulis .
c. Satuan Ukuran
Dalam mengukur kecepatan menggunakan satuan detik.
3. Fleksibilitas
a. Definisi
Fleksibilitas adalah luas gerak persendian. Dalam
pelaksanaannya, fleksibilitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu
fleksibilitas statis dan dinamis. Fleksibilitas statis ditentukan oleh
ukuran dari luas gerak satu persendian atau beberapa persendian.
Dalam cabang taekwondo, fleksibilitas menjadi salah satu
komponen penting karena dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
tendangan.
b. Instrumen
Instrumen yang perlu dipersiapkan yaitu formulir dan alat tulis .
74
c. Satuan Ukuran
Dalam mengukur kecepatan menggunakan satuan cm (centimeter).
4. Rasio Panjang Tungkai dan Tinggi Badan
a. Definisi
Panjang tungkai adalah jarak vertical antara telapak kaki
sampai dengan pangkal paha yang hubungan sangat erat kaitanya
sebagai pengungkit saat melompat. Diukur dari tulang belakang
terbawah atau dapat diukur dengan tritrochanter sampai ke lantai.
Tinggi badan merupakan faktor yang mutlak diperlukan dalam
cabang olahraga yang memiliki ciri mengatasi ketinggian seperti
taekwondo. Menurut Barry L Johnson (1976) berpendapat bahwa
tinggi badan merupakan ukuran posisi tubuh berdiri (vertical) dengan
kaki menempel pada lantai, posisi kepala dan leher tegak, pandangan
rata-rata air, dada dibusungkan, dan tarik nafas beberapa saat.
b. Instrumen
Instrumen yang perlu dipersiapkan yaitu, formulir, dan alat tulis
c. Satuan Ukuran
Dalam mengukur kecepatan menggunakan satuan cm (centimeter).
5. Kemampuan Tendangan Dollyo Chagi
a. Definisi
Kemampuan tendangan dollyo chagi adalah proses melakukan
serangkaian gerakan dikombinasikan dengan tendangan serong atau
memutar dengan baik, benar, dan selaras.
b. Instrumen
Instrumen yang diperlukan dalam melakukan tes kemampuan
tenangan dollyo chagi adalah sansak,stopwatch, dan peluit.
c. Satuan ukuran
Dalam mengukur kemampuan tendangan menggunakan satuan detik.
75
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono,
2007:80) Populasi didefinisikan sebagai keseluruhan subjek atau objek yang
menjadi sasaran penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu.
Sedangkan menurut Arikunto (2006: 108); “populasi adalah keseluruhan
objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UKM
taekwondo UNY.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut Sugiyono (2007: 81). Menurut Sundayana (2014:
15) “Sampel adalah sejumlah (tidak semua) hal yang di observasi/diteliti
yang relevan dengan masalah penelitian, dan tentunya subyek atau obyek
yang diteliti tersebut mempunyai karakteristik yang dimiliki populasi”.
Sampel yang digunakan pada penelitian adalah mahasiswa UKM
taekwondo UNY kategori kyorugi sebanyak 30 orang. Sampel akan
diperoleh dengan menggunakan sistem purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2007: 85) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan untuk sampel
penelitian ini sebagai berikut :
a) Jenis kelamin laki-laki
b) Bersedia mengikuti prosedur penelitian
c) Sehat jasmani dan rohani
d) Bersedia menjadi sampel penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu
76
penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2007: 224). Melalui pengumpulan data, peneliti dapat melihat
gejala atau perkembangan yang terjadi pada sampel yang diteliti. Untuk
memperoleh data yang akurat dibutuhkan suatu alat ukur yang sesuai dengan
apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara tes
dan pengukuran. Pelaksanaan tes dilakukan di hall bela diri FIK UNY.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk pengumpulan data ini ada
6 macam, yaitu :
1. Tes koordinasi mata-kaki
Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dan
hubungan saling berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama
melakukan kerja, yang ditujukan dengan berbagai tingkat keterampilan.
Koordinasi dalam penelitian ini adalah koordinasi mata-kaki.
Pengukuran koordinasi mata-kaki dilakukan dengan menggunakan
soccer wall volley test.
Tes Koordinasi Mata Kaki
4 m
Gambar 3.2 Tes koordinasi mata kaki
Tata cara pelaksanaan tes koordinasi mata kaki
a. Tujuan : Mengukur kemampuan koordinasi mata kaki
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
Target
tendangan
Garis batas
menendang
77
c. Alat/fasilitas :Bola kaki, stop watch, alat tulis untuk menulis hasil
d. Pelaksanaan :
a) Testee siap dengan membawa bola kaki di belakang garis batas dengan
jarak 4 meter dari dinding (sasaran/target)
b) Setelah aba-aba "Ya", Testee secepat mungkin melakukan gerakan
menendang bola ke arah sasaran/target (dinding) secara terus menerus
selama 20 detik)
2. Tes Fleksibilitas
Tes fleksibilitas ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
fleksibilitas dari sampel dengan menggunakan sit and reach. Sit reach
adalah suatu bentuk tes yang digunakan untuk melihat kemampuan
fleksibilitas. Berikut adalah tatacara melakukan tes sit and reach :
a. Tujuan : Mengukur fleksibilitas
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Alat/fasilitas : Meja untuk sit and reach dan Penggaris
d. Pelaksanaan :
a) sampel duduk di lantai dengan punggung dan kepala merapat di
dinding , kaki sepenuhnya diluruskan sampai alat sit and reach.
b) Setelah itu tempatkan tangan di atas satu sama lain,
c) gerakan Perlahan-lahan menekuk dan mencapai maju sejauh
mungkin menggeser jari di sepanjang papan, Tahan posisi akhir
selama 2 detik. Catat jarak mencapai ke terdekat. Ulangi tes sebanyak
2 kali dan catat jarak terbaik
Gambar 3.3. tes Fleksibilitas
Sumber : Brian Mackenzy 101 Evaluation Test, London ( 2005:73-74)
78
3. Tes Kekuatan
Tes kekuatan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
streght taekwondoin dengan menggunakan leg dynamometer.
Tata Cara Pelaksanaan Tes Kekuatan
a. Tujuan : Mengukur kekuatan otot tungkai
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Alat/fasilitas : Leg Dynamometer
d. Pelaksanaan :
a) Teste memakai pengikat pinggang, kemudian berdiri dengan
membengkokkan kedua lututnya hingga membentuk sudut ± 450,
kemudian alat pengikat pinggang tersebut dikaitkan pada leg
dynamometer.
b) Setelah itu teste berusaha sekuat-kuatnya meluruskan kedua
tungkainya.
c) Setelah teste itu meluruskan kedua tungkainya dengan maksimum,
lalu kita lihat jarum alat-alat tersebut menunjukkan angka berapa.
d) Angka tersebut menyatakan besarnya kekuatan otot tungkai teste.
5. Penilaian : Skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor
dalam satuan kg (kilogram)
4. Tes kecepatan
Tes kecepatan ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan berlari
yang dimiliki taekwondoin. tes kecepatan dalam berlari akan
membuktikan seberapa besar terhadap kemampuan tendangan dollyo
chagi taekwondoin. Dalam tes kecepatan ini taekwondoin berlari
secepat-cepatnya pada lintasan lari berjarak 30 meter
Tatacara pelaksanaan tes kecepatan 30 meter :
a. Tujuan : Mengukur kecepatan maksimal
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
79
c. Alat/fasilitas : Track Atletik 400 meter, stopwatch, peluit, cone
d. Pelaksanaan :
a) Tes berlari secepat-cepatnya 30 m dari awal berdiri start sampai
garis finish
b) Asisten harus mencatat waktu untuk atlet untuk menyelesaikan
30m tersebut.
c) Analisis hasilnya adalah dengan membandingkannya dengan
hasil tes sebelumnya.
5. Penilaian : Skor terbaik dari 2 kali percobaan dicatat sebagai skor
Start 30 meter Finish
Gambar 3.4 . Diagram lapangan lari 30 meter
5. Tes rasio panjang tungkai dan tinggi badan
Tungkai merupakan anggota gerak bawah yang terdiri dari
seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai dengan kaki. Yang
dimaksud dengan tungkai adalah anggota gerak badan bagian bawah
yang terdiri dari tulang anggota gerak bawah bebas (skeleton extremitas
inferior liberae). Tinggi badan adalah ukuran panjang tubuh saat
permukaan tempat testi berdiri tegak hingga bagian atas kepala (vertex)
dalam besaran centimeter. Rasio panjang tungkai dan tinggi badan
merupakan perbandingan antara panjang tungkai dan tinggi badan.
Perbandingan atau rasio tersebut didapat dengan membagi panjang
tungkai dengan tinggi badan di kali 100%. Panjang tungkai dan tinggi
badan diukur dalam satuan cm
80
6. Tes Kemampuan Tendangan Dollyo Chagi
Langkah yang dilakukan pada tes kemampuan tendangan dollyo
chagi yaitu :
1) Sebelum tes dimulai subyek penelitian dikumpulkan untuk
mendapatkan informasi tentang apa saja yang harus dikerjakan
selama tes berlangsung.
2) Setelah diberi penjelasan kemudian disuruh melakukan persiapan
dan pemanasan sesuai dengan petunjuk yang sudah diinstruksikan
oleh pelatih. Hal ini dilakukan agar selama melakukan tes tidak
terjadi cidera. Selain itu juga agar subyek tes dalam kondisi siap
untuk melaksanakan tes.
3) Untuk langkah-langkah dalam pelaksanaan tes subjek penelitian
akan diberi penjelasan tentang cara melakukan gerakan dari start
sampai finish. Adapun pelaksanaan tes sebagai berikut :
Gambar Tahapan Pelaksanaan Gerak
Sikap Awal a. Sikap siap, kedua kaki berada
dibelakang garis dengan kuda
kuda kaki kanan di belakang.
Arah pandangan melihat sansak.
Testi berdiri di belakang garis
(1,5 m) dari sansak
Pelaksanaan b. Kedua kaki melakukan move
(langkah ke depan) hingga kaki
depan melewati batas garis yang
sudah ditentukan. Stopwatch
dimulai ketika testi mulai
melakukan gerakan awalan
81
c. Lutut diangkat ke depan
menyamping. Perputaran
pinggul searah dengan
pergerakan tungkai. Lutut yang
diangkat, dilecutkan ke arah
depan/sasaran dengan lintasan
dari tengah dengan posisi badan
tetap tegak menyamping
menggunakan seluruh bagian
punggung kaki.
d. Setelah melakukan tendangan
dollyo chagi , kaki yang
digunakan untuk menendang
turun di depan kaki yang
menumpu.
e. Kedua kaki melakukan langkah
mundur (back step) hingga ke
dua kaki melewati batas garis
yang telah ditentukan.
f. Kembali ke posisi awal.
g. Kedua kaki melakukan move
(langkah ke depan) hingga kaki
depan melewati batas garis yang
sudah ditentukan.
82
h. Lutut diangkat ke depan
menyamping. Perputaran
pinggul searah dengan
pergerakan tungkai.. Lutut yang
diangkat, dilecutkan ke arah
depan/sasaran dengan lintasan
dari tengah dengan posisi badan
tetap tegak menyamping
menggunakan seluruh bagian
punggung kaki
i. Setelah melakukan tendangan
dollyo chagi , kaki yang
digunakan untuk menendang
turun di depan kaki yang
menumpu.
j. Kedua kaki melakukan langkah
mundur (back step) hingga ke
dua kaki melewati batas garis
yang telah ditentukan.
k. Kembali ke posisi awal
kemudian melakukan gerakan
yang sama dengan arah sasaran
kepala. dengan total tendangan
4x tendangan. Stopwatch
83
Gambar 3.5 Tes Kemampuan Tendangan dollyo chagi
Sumber. Okky Indera (2014)
G. Teknik analisis data
Analisis data dalam penelitian ini adalah korelasi, korelasi parsial dan
regresi berganda. Teknik analisis korelasi yang dimaksud adalah analisis statistik
untuk mengetahui apakah ada keterkaitan antar variabel bebas dan variabel terikat
dalam penelitian, maka dilakukan analisis korelasi Analisis korelasi parsial adalah
suatu statistik parametrik yang digunakan untuk menguji taraf hubungan antar
variabel bebas dengan variabel terikat pada kondisi variabel bebas yang lain
sebagai variabel yang fungsinya untuk memurnikan hubungan anatar variabel
bebas dengan variabel terikat tersebut. Analisis regresi ganda adalah
pengembangan dari analisis sederhana. Kegunaanya yaitu untuk meramalkan nilai
variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Menurut Ali
Maksum (2012: 172) analisis regresi ganda digunakan untuk menelaah hubungan
antar dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang
modelnya belum diketahui secara sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana
variasi dari beberapa variabel bebas (X1), (X2), (X3) .... (Xa) mempengaruhi
variabel terikat dalam suatu fenomena yang kompleks. Adapun langkah-langkah
analisis data yang dilakukan dalam penelitian adalah :
dihentikan ketika kedua kaki
testor berada dibelakang garis.
Istirahat antar set 60 detik.
Penilaian dengan Mencatat
waktu pelaksanaan dari start
sampai selesai. Setiap sampel
melakukan dua kali dan diambil
waktu terbaik.
84
1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan uji analisis dengan rumus regresi, terlebih dahulu
dilakukan sejumlah uji persyaratan untuk mengetahui kelayakan data meliputi
uji reliabilitas, uji normalitas dengan kolmogorov smirnov, dan uji linieritas
dengan rumus varians. Untuk keperluan perhitungan tersebut digunakan
program bantu statistik SPSS (Statistical Packages For Social Sciences) Release
19.00
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan
bahwa data sampel berasal dari berasal dari populasi yang
berdistribusi normal normal. Menurut Ali Maksum (2012:161) uji
normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
berdistribusi simetris atau normal, yakni sebaran angka sebagian
besar ada di tengah, dan semakin ke kanan atau ke kiri, sebaran
angka akan semakin kecil. Pengujian normalitas menggunakan
kolmogorov smirnov. Kriteria uji jika signifikansi > 0,05 data
dinyatakan normal, sebaliknya jika data <0,05 dinyatakan tidak
normal.
b. Uji Linieritas
Menurut Ali Maksum (2012:163) uji linearitas bertujuan untuk
memastikan linier tidaknya sebaran data yang ada. Uji ini biasanya
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji linearitas adalah:
1) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel X
dengan Y adalah linear.
2) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel X
dengan Y adalah tidak linear.
85
2. Uji Hipotesis
a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan sesuatu instrumen yang dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik (Ghozali, 2011). Instrumen yang baik tidak akan bersifat
tendensius mengarahkan pada responden untuk memilih jawaban tertentu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan
yang ada di lapangan, maka apabila diuji berulang kali hasilnya akan tetap
sama. Reliabilities menunjuk pada tingkat keandalan sesuatu. Reliabel
artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Pengertian umum
menyatakan bahwa instrumen penelitian harus reliabel.
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji instrumen penelitian guna
mengetahui konsistensi alat ukur dalam mengungkapkan gejala yang sama
dari objek yang diukur jika dilakukan pengukuran ulang. Uji reliabilitas
dalam penelitian ini diuji dengan mempergunakan Cronbach Alpha.
Cronbach Alpha adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa
baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu variabel
dengan variabel yang lain. Sekaran (2006) berpendapat bahwa Cronbach
Alpha dihitung dalam hal rata-rata interkorelasi antar-item yang mengukur
konsep.
Menurut Sekaran (2006), kategori koefisien alpha dari suatu
pengujian adalah sebagai berikut ini:
1) 0.8 – 1.0 : reliabilitas baik
2) 0.6 – 0.799 : reliabilitas dapat diterima
3) < 0.6 : reliabilitas kurang baik
86
b. Menghitung Koefisisen Korelasi Masing-Masing Prediktor
Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan
perhitungan koefisien korelasi dari variasi terikat yang dapat diterangkan oleh
variabel bebas, serta untuk mengetahui tingkat hubungan yang ada antara
variabel X dan Y. Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r)
dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -
1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r
= 1 berarti korelasinya sangat kuat.
Keterangan :
Rxy = korelasi antar x dan y
X = Hasil Tes
Y = Hasil Retest
Sigma = jumlah
N = jumlah sampel
c. Uji Analisis Koefisien Korelasi Parsial
Koefisien korelasi parsial dimaksudkan untuk mencari tahu seberapa
kuatkah hubungan salah satu variabel bebas terhadap variabel terikat secara
parsial.
Keterangan
Ry1.23= koefisiem korelasi y1 dengan 2 dan 3 netral
Ry2.31= koefisien korelasi y2 dengan 3 dan 1 netral
Ry3.12=koefisien korelasi y3 dengan 1 dan 2 netral
Koefisien korelasi menunjukan berapa besar varians total satu variabel
berhubungan dengan variabel lain. Hal ini berarti tiap nilai r perlu
ditafsirkan posisinya dalam keterkaitan tersebut. Untuk memberikan tafsiran
pada nilai hasil koefisien parsial, maka harus dilakukan uji signifikansi
melalui nilai t dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
- jika thitung >ttabel ,akan terdapat hubungan yang signifikan antara x1 dengan y
pada taraf x2 dan x3 tertentu.
87
- jika t hitung<t tabel maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
X1 dengan Y pada taraf X2 dan X3 tertentu.
d. Uji Analisis Koefisien Regresi Berganda
Suatu penelitian membutuhkan analisis data interpretasi yang
bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rangka
mengungkap fenomena sosial tertentu. Analisis data adalah proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan. Metode yang dipilih untuk menganalisis data harus sesuai
dengan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti (Ghozali, 2011).
Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis regresi berdasarkan langkah-
langkah yang dianjurkan oleh Baron dan Kenny (1986). Berikut persamaan
model regresinya :
Y : α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε
Keterangan:
α : Konstanta regresi
X1 : Variabel Kecepatan Lari
X2 : Variabel Power Otot Tungkai
X3 : Variabel Kekuatan Otot Perut
X4 : Variabel Fleksibilitas Togok
Y : Variabel Prestasi Tendangan
β1, β2, β3 β4 : Koefisien regresi
ε : Error
e. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi menunujukkan berapa besar persentase
variasi dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi
variabel independent. Nilai R2 berada antara 0 dan 1, jika nilai R2 semakin
mendekati 1 artinya semakin besar variasi dari variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen.
88
f. Sumbangan Relatif
Sumbangan Relatif
(1) Prediktor X1 = SR % = ∑
(2) Prediktor X2 = SR % = ∑
(3) Prediktor X3 = SR % = ∑
g. Sumbangan Efektif
Sumbangan Efektif X1, X2, X3 terhadap Y dengan rumus:
(1) SE % X1 = SR % X1. R2
(2) SE % X2 = SR % X2. R2
(3) SE % X3 = SR % X3. R2
Keterangan :
SR % = Sumbangan relatif dalam persen
SE % = Sumbangan efektif dalam persen
JKreg = Jumlah kuadrat regresi
Y = Kriterium
∑ x1Y = Jumlah produk skor deviasi antara prediktor 1 dengan
kriterium
∑ x2Y = Jumlah produk skor deviasi antara predikator 2 dengan
kriterium
∑ x3Y = Jumlah produk skor deviasi antara predikator 3 dengan
kriterium
a1 = Bilangan kofisien prediktor 1
a2 = Bilangan kofisien prediktor 2
a3 = Bilangan kofisien prediktor 3
R = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor