Post on 04-Dec-2021
27
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan jenis Quasi-experimen designs. Menurut Sugiyono (2006: 6)
metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.
Seperti yang telah dinyatakan oleh Sugiono diatas penelitian dengan jenis
eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang membandingkan adanya suatu
pengaruh dari subyek yang ingin diteliti setelah dilakukan suatu treatment pada
subyek tersebut. Pengaruh perlakuan tertentu di eksperimenkan terhadap
perlakuan yang lain tetapi dalam kondisi yang terkendalikan.
Alasan penelitian eksperimen ini menggunakan Quasi-experimen designs
adalah untuk membandingkan pengaruh antara kedua kelompok yang berbeda
yang telah diberi perlakuan tertentu. Kemudian hasil dari perlakuan tersebut
dibandingkan bagaimana pengaruhnya setelah diberikan perlakuan yang berbeda
pada tiap kelompok.
3.1.2 Desain Eksperimen
Pada penelitian ini desain eksperimen yang digunakan adalah Quasi-
experimen designs yaitu menggunakan Two-group posttest only. Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang masing-masing diberikan perlakuan yang berbeda.
Alasan penelitian ini menggunakan desain Two-group posttest only adalah pada
kedua kelompok yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol haruslah
setara (homogen). Cara mengetahui agar kedua kelompok tersebut setara atau
homogen dengan menggunakan uji homogenitas, yang berupa soal kesetaraan.
Setelah kedua kelompok tersebut setara, kemudian kedua kelompok itu diberikan
perlakuan yang berbeda dan selanjutnya baru diukur perbedaan hasil belajar
setelah dilakukan perlakuan dengan menggunakan soal post-test. Kelompok yang
diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
28
perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment)
adalah ( : ). Pengaruh treatment di analisis dengan uji beda, memakai
statistik t test. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh
secara signifikan.
Untuk memperjelas gambaran mengenai desain penelitian yang
menggunakan Two-group posttest only maka dapat disajikan pada tabel berikut
ini.
Tabel. 3.1Desain penelitian Two-group posttest only
RX1 OX1
X2 OX2
Keterangan :
R : Random assignment
X1 : Perlakuan (metode Two Stay Two Stray)
X2 : Perlakuan (metode konvensional)
OX1 : Pengukuran hasil eksperimen
OX2 : Pengukuran hasil kontrol
Pengaruh perlakuan adalah :
Alasan penelitian eksperimen ini menggunakan desain Two-group posttest
only adalah bahwa pada kedua kelompok baik yang digunakan sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang diperlakukan menggunakan metode Two
Stay Two Stray dan yang tidak diperlakukan menggunakan metode Two Stay Two
Stray berada pada tingkat yang sama atau setara. adapun perinciannya akan di
jelaskan pada bab 3.3.
29
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya tentang informasi yang terkumpul.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan ada dua jenis yaitu variabel bebas
dan variabel terikat.
Variabel bebas atau Independent variable merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel
dependen. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah pembelajaran matematika
dengan menerapkan metode Two Stay Two Stray atau lebih dikenal dengan teknik
Dua Tinggal Dua Tamu, yaitu teknik yang menggunakan metode pembelajaran
dengan cara pembentukan kelompok kecil secara heterogen dan dalam kegiatan
pembelajarannya kelompok saling berkunjung ke kelompok lain untuk bertukar
informasi.
Variabel Terikat atau Dependen Variable merupakan variabel yang
tergantung pada variabel bebas atau dalam kata lain variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar
siswa pada dua kelas di masing-masing sekolah dasar pada kelas lima SD Negeri
Sidorejo Lor 04 dan SD Negeri Pulutan 02 kecamatan Sidorejo.
Untuk mempermudah dan membedakan antara kedua variabel dalam
penelitian ini variabel bebas dilambangkan dengan huruf X dan untuk variabel
terikatnya dilambangkan dengan huruf Y dimana untuk variabel bebas atau X
adalah metode Two Stay Two Stray dan untuk variabel terikat atau Y adalah hasil
belajar siswa secara kognitif.
3.2.2 Definisi Operasional
Seperti yang telah di jelaskan pada sub bab 3.2.1 penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas atau Independent variabel dan
variabel terikat atau Dependen Variabel. Dalam penelitian ini metode yang
digunakan untuk pemberian treatment atau perlakuan pada kelompok eksperimen
adalah dengan memberikan perlakuan menggunakan metode Two Stay Two Stray
30
yang diterapkan pada kelas lima di SD Negeri Sidorejo Lor 04 pada mata
pelajaran matematika dengan materi bangun datar.
Sedangkan metode yang digunakan untuk memberikan perlakuan pada
kelompok kontrol adalah dengan menerapkan metode konvensional atau metode
yang sudah biasa diterapkan guru dalam proses pembelajaran pada kelas tersebut.
Kelas yang dalam proses pembelajarannya menggunakan metode konvensional
adalah pada kelompok kontrol yaitu di SD Negeri Pulutan 02 pada mata pelajaran
matematika dengan materi bangun datar. Perlakuan tersebut khususnya pada
kelompok eksperimen merupakan variabel bebas atau Independen variabel yang
akan mempengaruhi variabel terikat.
Variabel Terikat atau Dependen Variabel pada penelitian ini adalah hasil
belajar siswa yang lebih menekankan pada ranah kognitif pada kedua sekolah
yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu hasil
belajar siswa pada SD Negeri Sidorejo Lor 04 yang diberi perlakuan
menggunakan metode Two Stay Two Stray dan pada SD Negeri Pulutan 02 yang
diajar menggunakan metode konvensional. Hasil belajar yang lebih menekankan
pada ranah kognitif pada kedua sekolah tersebut kemudian dibandingkan apakah
ada perbedaan yang menjadikan penerapan metode tertentu lebih baik. Variabel
terikat saling berhubungan dengan variabel bebas karena adanya perlakuan
tertentu yang diterapkan dan berpengaruh terhadap variabel terikat. Dalam kata
lain penerapan metode pembelajaran yang berbeda akan menghasilkan hasil
belajar yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.
3.3 Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Sidorejo tepatnya di SD Negeri
Sidorejo Lor 04 Salatiga Jalan Soka sari 5 RT 02 RW 07 dan pada SD Negeri
Pulutan 02 Kecamatan Sidorejo pada semester II tahun pelajaran 2011/2012,
alasan yang menjadi pertimbangan pemilihan kedua sekolah tersebut untuk diteliti
yaitu pada kedua sekolah setara dalam tingkat akademik khususnya pada kelas V
yang dilihat pada uji homogenitas dengan soal uji kesetaraan. Kemudian untuk
penelitian menggunakan metode Two Stay Two Stray belum pernah di laksanakan
sehingga peneliti ingin menguji cobakan metode Two Stay Two Stray. Berawal
31
dari alasan tersebut ditetapkanlah kedua sekolah itu sebagai subyek penelitian.
Adapun perincian dari data mengenai siswa pada kedua sekolah yang dijadikan
subyek penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2Data Siswa Pada SD Negeri Sidorejo Lor 04 dan SD Negeri Pulutan 02
Sekolah Kelompok Jenis Kelamin Jumlah
SiswaLaki-laki Perempuan
SD Negeri Sidorejo Lor 04 Eksperimen 9 12 21
SD Negeri Pulutan 02 Kontrol 7 13 20
Jumlah Seluruhnya 41
Berdasarkan Tabel 3.2, dapat dilihat bahwa jumlah keseluruhan siswa pada
kedua sekolah berjumlah 41 siswa, dimana pada SD Negeri Sidorejo Lor 04
terdapat 21 siswa yang terbagi atas siswa laki-laki yang berjumlah 9 dan siswa
perempuan berjumlah 12 siswa. Kemudian untuk SD Negeri Pulutan 02 terdapat
20 siswa yang terbagi atas 7 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan
Selanjutnya kedua sekolah tersebut dirancang sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun perinciannya untuk kelompok
eksperimen ditetapkan pada mata pelajaran matematika pada kelas lima SD
Negeri Sidorejo Lor 04 yang kemudian diberi perlakuan menggunakan metode
Two Stay Two Stray (TSTS). alasan ditetapkannya SD Negeri Sidorejo Lor 04
dipilih sebagai kelompok eksperimen adalah bahwa metode Two Stay Two Stray
belum pernah di uji cobakan untuk penelitian di sekolah ini.
Kelompok kontrol ditetapkan pada kelas lima pada pembelajaran
matematika di SD Negeri Pulutan 02 yang menggunakan metode konvensional
atau metode yang sudah biasa guru berikan selama proses pembelajaran
berlangsung. Alasan ditetapkannya kelompok kontrol pada sekolah ini yaitu untuk
digunakan sebagai pembanding hasil penelitian dengan kelompok eksperimen.
Dari penjabaran mengenai subjek penelitian yang telah diuraikan maka
dapat disimpulkan bahwa semua siswa pada kelas lima dari masing-masing
sekolah yaitu SD Negeri Sidorejo Lor 04 dan pada SD Negeri Pulutan 02
32
Kecamatan Sidorejo merupakan subjek dalam penelitian ini. Sesuai dengan desain
penelitian subjek penelitian ini diuji kesetaraan menggunakan uji t pada mata
pelajaran matematika dengan materi pecahan atau materi yang sudah diajarkan
pada pertemuan sebelumnya untuk mengetahui apakah ada kesamaan pada
kelompok yang dijadikan kelompok eksperimen yaitu SD Negeri Sidorejo Lor 04
dan kelompok kontrol yaitu SD Negeri Pulutan 02 pada siswa kelas lima di dua
sekolah tersebut. Namun sebelum uji kesetaraan diujikan yang dianalisis
menggunakan uji t, syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan
uji normalitas dan uji homogenitas.
Menurut Priyatno (2010:71) Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan
untuk menganalisis data nilai siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yang digunakan sebagai acuan kedua kelompok tersebut normal atau tidak
baik dalam uji kesetaraan maupun dalam pengolahan data hasil nilai uji post-test.
Menurut Priyatno (2010:71) data berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar
dari 0,05.
Berdasarkan tes uji kesetaraan yang sudah di uji cobakan pada kedua
sekolah yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
yang kemudian data tersebut diolah menggunakan explore pada SPSS 19
(statistical product and service solution) dihasilkan sebuah tabel yang
menyatakan kedua sekolah tersebut berdistribusi normal. Adapun hasil dari
pengolahan tersebut disajikan pada tabel uji kenormalan berikut.
Tabel 3.3Hasil Uji Normalitas Skor Kesetaraan Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
33
Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan menggunakan explore
dilihat pada Kolmogrov Smirnov dapat dilihat dari Tabel 3.3 menyatakan bahwa
pada nilai signifikan untuk kelompok eksperimen sebesar 0,200 dan untuk
kelompok kontrol nilai signifikasinya sebesar 0,200. Berarti hasil pengolahan skor
kesetaraan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukan data
yang berdistribusi normal, karena data tersebut pada kolmogrov smirnov yang
dilihat pada signifikansinya melebihi 0,05. Gambaran visual penyebaran data
karakteristik nilai dari perolehan tes kesetaraan yang dijadikan sebagai data yang
menunjukan tingkat kenormalan pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol disajikan dalam gambar grafik berikut ini:
Gambar 3.1Persebaran Kenormalan Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen
Berdasarkan Gambar 3.1 mengenai hasil penyebaran kenormalan uji
kesetaraan pada kelompok eksperimen. Di dapatkan gambar persebaran
kenormalan seperti disajikan pada gambar 3.1 bahwa pesebaran skor kenormalan
tidak menjauhi atau tidak menyimpang jauh dari garis kenormalan sehingga skor
perolehan uji kesetaraan pada kelompok eksperimen setelah diolah melalui
explore pada SPSS 19 (statistical product and service solution) menunjukan
persebaran data yang normal.
34
Gambar 3.2 Persebaran Kenormalan Uji Kesetaraan Kelompok Kontrol
Seperti halnya pada Gambar 3.1 gambar 3.2 juga menyajikan persebaran
mengenai hasil kenormalan uji kesetaraan pada kelompok kontrol. Di dapatkan
gambar persebaran kenormalan seperti disajikan pada gambar 3.2 bahwa
pesebaran skor kenormalan tidak menjauhi atau tidak menyimpang jauh dari garis
kenormalan sehingga skor perolehan uji kesetaraan pada kelompok kontrol setelah
diolah melalui explore pada SPSS 19 (statistical product and service solution)
menunjukan persebaran data yang normal.
Sesudah uji kenormalan dilakukan pada kedua kelompok syarat untuk uji t
yang lain adalah uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
apakah kedua kelompok yang digunakan untuk penelitian merupakan kelompok
yang setara atau tidak. Kedua kelompok yang akan dijadikan penelitian harus
setara atau homogen. Hal ini penting untuk dilakukan dalam penelitian. Apabila
kedua kelompok yang digunakan untuk penelitian setara yaitu pada SD Negeri
Sidorejo Lor 04 dan SD Negeri Pulutan 02 maka kedua kelompok tersebut berada
dalam kondisi yang sama, sehingga untuk proses penelitian dapat dilihat
perbedaannya setelah dilakukan perlakuan pada kedua kelompok.
35
Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan melalui soal uji
kesetaraan, kemudian data dari hasil soal tersebut di olah dan disimpulkan setara
atau tidaknya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang telah di beri soal
kesetaraan. Untuk pengujian uji kesetaraan dapat menggunakan program SPSS 19
(statistical product and service solution Pengujian kesetaraan pada kedua
kelompok tersebut menggunakan prosedur sebagai berikut:
1. Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi yang homogen
H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.
2. Tingkat Signifikansi : (α) = 5% atau 0,05
3. Keputusan Uji
Ho diterima jika hasil uji > 0.05 yang berarti populasi terdiri dari satu variansi
(populasi homogen).
Dari prosedur pengujian kesetaraan tersebut maka pada kedua sekolah data
yang digunakan untuk menguji kesetaraan pada kedua kelompok dalam penelitian
ini adalah skor soal kesetaraan pada mata pelajaran matematika kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan materi pecahan pada Kompetensi Dasar
(KD) 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Uji
kesetaraan menggunakan uji t-test, Dengan F hitung levene test dan ketentuan
probabilitas jika signifikasi > 0,05 maka kedua kelompok tersebut memiliki
variance sama atau dengan kata lain kedua kelompok tersebut setara atau
homogen. Berikut ini adalah hasil pengolahan data untuk uji homogenitas.
Uji kesetaraan yang dilakukan menggunakan independent Samples T-Test
yang telah diolah menggunakan SPSS 19 (statistical product and service solution)
tersajikan pada tabel berikut ini.
36
Tabel 3.4Hasil Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan data pada Tabel 3.4 diketahui F hitung levene test sebesar
0,028 dengan probabilitas 0,868 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelompok setara
(homogen). Pernyataan tersebut sesuai dengan prosedur uji kesetaraan bahwa HO
diterima apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 Dengan demikian analisis uji
beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Dari Tabel 3.4
terlihat bahwa nilai t-tes adalah 0,295 dengan probabilitas signifikasi 0,770, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam nilai uji kesetaraan. Jadi
kedua kelompok homogen, atau dengan kata lain kedua kelompok memiliki
kemampuan awal yang sama sehingga pada kedua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dapat diteliti dan dapat di terapkan desain
penelitian menggunakan two grup posttest only.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik pengumpulan data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang hasil belajar
siswa. Penelitian ini menggunakan teknik observasi dan tes untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan dan kesesuaian dengan sintaks metode Two Stay Two
37
Stray selama proses pembelajaran yang dijadikan peneliti sebagai data yang akan
diolah.
Observasi diberikan selama proses belajar mengajar khususnya pada
kelompok eksperimen untuk memperoleh data tentang pencapaian pembelajaran
di dalam kelas yang menggunakan metode Two Stay Two Stray yaitu pada SD
Negeri Sidorejo Lor 04. Alasan dilakukannya observasi selama proses
pembelajaran pada penerapan metode Two Stay Two Stray adalah untuk melihat
pencapaian pembelajaran guru selama proses pembelajaran dan kesesuaian
pembelajaran berdasarkan langkah-langkah metode Two Stay Two Stray.
Teknik tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar
matematika pada pokok bahasan pecahan untuk uji kesetaraan dan bangun datar
untuk post-test. Pada uji kesetaraan tes yang diberikan adalah pada materi yang
sudah pernah diajarkan sebelumnya untuk menguji kesetaraan pada kedua
sekolahan yaitu di SD Negeri Sidorejo Lor 04 dan SD Negeri Pulutan 02. Hasil
tes tersebut diolah dan dianalisis untuk mengetahui apakah kedua sekolah tersebut
setara atau tidak. Tes yang digunakan untuk pos-test diberikan sesudah
diberikanya perlakuan pada kedua sekolah tersebut, soal post-test digunakan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Two Stay Two Stray (TSTS)
dalam pembelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa kelas V SD
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II tahun ajaran 2011/2012.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Dalam Upaya untuk mendapatkan data yang akurat untuk jalanya proes
penelitian dengan baik dan lancar harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Kriteria yang baik dalam pengumpulan data untuk pengujian
hasil belajar dan uji kesetaraan digunakan suatu instrument. Instrumen-instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi dan soal tes yang
digunakan untuk mengumpulkan data di dalam kelas dan data hasil belajar untuk
mengetahui tingkat kesetaraan (homogen) siswa pada kedua sekolah yaitu SD
Negeri Sidorejo Lor 04 dan SD Negeri Pulutan 02 dan untuk mengukur
kemampuan siswa setelah diperlakukan menggunakan metode Two Stay Two
Stray (TSTS) dan metode konvensional.
38
3.4.2.1 Lembar Soal Tes
Jenis tes yang digunakan adalah tes formatif berupa soal pilihan ganda.
Untuk menjamin bahwa instrument test yang berupa soal pilihan ganda ini adalah
intrumen yang baik maka disusunlah langkah-langkah dalam penyusunan soal.
Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah 1) penyusunan kisi-kisi, 2) uji
coba instrument, 3) uji reliabilitas dan validitas.
Kisi-kisi soal tes dibuat supaya soal yang digunakan selaras dan tidak
menyimpang dengan materi yang akan dijadikan sebagai soal tes dalam proses
penelitian. Soal tes bertujuan untuk mengumpulkan data baik yang digunakan
sebagai dasar untuk mengolah uji kesetaraan maupun untuk mengetahui
perbedaan pengaruh perlakuan tertentu melalui hasil belajar yang diperoleh siswa.
Adapun kisi-kisi soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.5Kisi-Kisi Instrument Uji Soal Kesetaraan Mata Pelajaran
Matematika Kelas V
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Item soal
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
- Menjumlahkan pecahan yang penyebutnya sama
3,12,20,
- Menjumlahkan pecahan yang penyebutnya berbeda
5,15,23,25
- Menjumlahkan pecahan desimal
4,10,19
- Menjumlahkanberbagai bentuk pecahan
2,16,21
- Mengurangi pecahan yang penyebutnya sama
1,9,24
- Mengurangi pecahan yang penyebutnya berbeda
8,14,18
- Mengurangi pecahan decimal
6,11,22
- Mengurangi berbagai bentuk pecahan
7,13,17
39
Pada Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa jumlah soal pada masing-masing
indikator yang akan dibuat untuk soal kesetaraan telah diacak. keseluruhan soal
yang terdapat dalam indikator diuji cobakan pada SD Negeri Sidorejo Lor 05 yang
kemudian hasilnya di uji validitas dan reliabilitas agar keseluruhan soal yang
dijadikan untuk soal kesetaraan adalah soal yang benar-benar baik dan dapat
dipertanggung jawabkan. Dari hasil uji validitas yang diolah dengan SPSS 19
(statistical product and service solution) dipilih soal yang valid untuk dijadikan
soal kesetaraan. Dalam Tabel 3.5 terdapat 25 butir soal pilihan ganda yang akan
diuji cobakan.
Tabel 3.6Kisi-kisi Instrument Soal Post-test Mata Pelajaran Matematika Kelas V
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Item Soal
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
- Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
10, 12, 25,30, 7,26,5,27,6,23,33,29,15,34,39,14,36, 21,37,39
- Menggambar berbagai bentuk bangun datar.
1, 31,9,8,11,19,18,17,16,
- Memberi contoh benda dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk bangun datar.
3,32, 2,38,4,28,20,13,35,40, 22,24.
Tabel 3.6 merupakan kisi-kisi soal yang digunakan untuk pengujian soal
yang digunakan untuk soal post-test. Seperti pada kisi-kisi untuk soal kesetaraan,
kisi-kisi soal post-test ini digunakan untuk memperoleh soal yang baik dan dapat
dipertanggung jawabkan. Kemudian soal yang benar-benar baik dipilih untuk
dijadikan sebagai soal post-test. Jumlah soal dalam uji coba butir soal yang
digunakan untuk soal post-test berjumlah 40 butir soal pilihan ganda. Kemudian
soal tersebut di uji cobakan untuk mengetahui soal yang valid. Uji coba validitas
40
di ujikan pada SD Negeri Sidorejo Lor 05 dan hasil dari uji coba tersebut harus
mewakili setiap indikator dalam kisi-kisi tersebut.
Berdasarkan kisi-kisi soal yang digunakan untuk uji coba soal kesetaraan
dan uji coba soal post-test untuk mendapatkan sebuah instrument yang baik dan
dapat dipertanggung jawabkan maka soal tersebut di uji cobakan yang kemudian
hasil dari uji coba instrument tersebut diolah menggunakan SPSS 19 (statistical
product and service solution) guna mengetahui soal yang valid dan mengetahui
tingkat reliabelitas dari uji coba soal tersebut.
Instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid
dan reliable agar soal tersebut dapat diterapkan dalam rangka pengumpulan data
dalam proses penelitian. Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument
yang telah disusun, instrument-instrumen tersebut diuji cobakan di seklolah yang
tidak menjadi subjek penelitian. Uji coba instrument penelitian ini dilakukan di
kelas V pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Sidorejo Lor 05 dengan
jumlah siswa pada kelas V berjumlah 44 siswa.
Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam
kuisioner atau sekala, apakah item-item pada kuisioner tersebut sudah tepat dalam
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan untuk menguji instrumen
tiap item soal yang nantinya akan digunakan untuk bahan uji yang diberikan
dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian ini. Tahapan uji validitas
dilakukan menggunakan program SPSS 19 (statistical product and service
solution). Validitas item tes yang di teskan kepada siswa berdasarkan suatu acuan
tertentu.
Menurut Azwar dalam Priyatno (2010: 90) untuk menentukan layak atau
tidaknya suatu item yang akan digunakan, atau suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total. Adapun acuannya adalah sebagai
berikut:
> 0,30 : Validitas Tinggi
> 0,25 : Validitas Sedang
< 0,25 : Validitas Rendah
< 0,20 : Tidak Valid
41
Pengujian soal kesetaraan di lakukan dengan cara mengujikan soal yang
berjumlah 25 soal pilihan ganda sesuai dengan kisi-kisi pada Tabel 3.5. soal uji
kesetaraan diuji cobakan pada kelas V di SD Negeri Sidorejo Lor 5. Setelah di
lakukan uji coba soal dan kemudian diambil datanya untuk dianalisis dan diolah
menggunakan SPSS 19 (statistical product and service solution). Data hasil
pengolahan tersebut dapat diketahui, butir soal mana yang dinyatakan valid dan
tidak valid. Selanjutnya butir soal yang valid digunakan sebagai soal kesetaraan
untuk digunakan dalam pengujian ini apakah kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen setara (homogen). Adapun data hasil analisis validitas untuk soal
kesetaraan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7Validitas Instrument Soal Kesetaraan
IndikatorItem soal
Hasil uji validitas
ValidTidakValid
- Menjumlahkan pecahan yang penyebutnya sama
3,12,20 3,12,20
- Menjumlahkan pecahan yang penyebutnya berbeda
5,15,23,25
5,15,23,25
- Menjumlahkan pecahan decimal 4,10,19 4,10,19- Menjumlahkan berbagai bentuk pecahan 2,16,21 2,16,21- Mengurangi pecahan yang penyebutnya sama 1,9,24 1,9,24- Mengurangi pecahan yang penyebutnya
berbeda8,14,18 8,18 14
- Mengurangi pecahan decimal 6,11,22 6,22 11- Mengurangi berbagai bentuk pecahan 7,13,17 7,13,17
Dari data yang disajikan pada Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa dari 25
butir soal pilihan ganda yang telah di uji cobakan dan telah diolah melalui aplikasi
SPSS 19 (statistical product and service solution). Soal yang nilai signifikasinya
lebih dari 0,20 dinyatakan valid dan dibawah kriteria itu dinyatakan tidak valid
maka terdapat 23 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid karena dibawah
kriteria soal yang valid yaitu dibawah 0,20. Untuk soal yang valid ditunjukan
dengan soal bernomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25. Dari uraian data validitas tersebut, soal kesetaraan diambil 20 soal
42
yang telah dinyatakan valid dan tersebar dalam setiap indikator atau mewakili
indikator dalam kisi-kisi soal kesetaraan tersebut. Kemudian untuk soal yang tidak
valid tidak digunakan, karena soal tersebut bukan merupakan soal yang baik untuk
soal kesetaraan. Untuk memperjelas tentang hasil pengolahan data validitas soal
uji kesetaraan dapat dilihat pada lampiran 18.
Pengujian validitas soal post-test sama langkahnya dengan pengujian
validitas soal uji kesetaraan. Soal yang di ujikan sebagai soal post-test berjumlah
40 soal pilihan ganda, kemudian soal tersebut diuji cobakan untuk diambil
hasilnya dan diolah kemudian dianalisis tentang valid tidaknya soal tersebut.
Setelah memperoleh data tentang hasil uji coba soal post-test kemudian hasilnya
diolah menggunakan SPSS 19 (statistical product and service solution), baru
diketahui soal mana yang valid dan soal mana yang tidak valid yang dijadikan
sebagai soal post-test. Adapun soal yang valid menurut acuan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8Validitas Instrumen Soal Post-test
Indikator Item SoalHasil uji validitas
Valid Tidak valid- Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun datar.10, 12, 25,30, 7,26,5,27, 6,23,33,29, 15,34,39, 14,36, 21,37,39.
10,12,25,3314,15,29,36,37,39
5,6,7,23,26,27,21,30,34
- Menggambar berbagai bentuk bangun datar.
1, 31,9,8,11,19,18,17,16.
8,9,16,17,18 1,11,19,31
- Memberi contoh benda dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk bangun datar.
3,32, 2,38, 4,28,20, 13,35,40, 22,24.
13,20,22,28,35
2,3,4,24,32,38,40
Dari Tabel 3.8 dapat diketahui bahwa dari 40 butir soal pilihan ganda yang
telah diuji cobakan dan telah diolah berdasarkan soal yang nilai signifikasinya
lebih dari 0,20 dinyatakan valid dan dibawah kriteria itu dinyatakan tidak valid
maka terdapat 20 soal yang tidak valid dan 20 soal yang valid. Untuk soal yang
valid ditunjukan dengan soal bernomor 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 22,
43
25, 28, 29, 33, 35, 36, 37, 39. Dari uraian data validitas tersebut, soal post-test
diambil 20 soal yang telah dinyatakan valid dan untuk soal yang tidak valid tidak
digunakan atau tidak layak untuk dijadikan sebagai soal post-test. Untuk lebih
jelasnya pengolahan data tentang validitas soal post-test dapat dilihat pada
lampiran 19.
Menurut Priyatno (2010: 97) uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
konsisten alat ukur, apakah alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan
tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas adalah uji yang
dimaksudkan untuk menjamin sebuah instrumen merupakan instrumen handal,
konsisten, stabil dan dependibalitas, sehingga menghasilkan data yang sama jika
di gunakan berkali-kali. Tahap uji reliabilitas ini menggunakan program SPSS 19
(statistical product and service solution). Dengan menggunakan teknik alpha uji
reliabilitas dapat digunakan untuk menentukan tingkat reliabilitas suatu
instrumen. Berikut adalah kriteria uji reliabilitas menurut Sekaran dalam Priyatno
(2010: 97) adalah sebagai berikut:
α < 0,6 : tidak reliabel
α 0,6 – 0,7 : reliabelitas dapat diterima
α > 0,8 : reliabilitas baik
Instrument yang digunakan dalam penelitian harus valid dan juga harus
reliabel agar instrument atau soal yang digunakan adalah soal yang baik dan
berkualitas. Kesimpulan dari kriteria uji reliabilitas adalah tingkat reliabel yang
dilihat berdasarkan Cronbach's Alpha harus melebihi dari 0,6 agar reliabel dapat
diterima. Berikut ini adalah hasil reliabelitas uji coba soal untuk kesetaraan dan
uji coba soal untuk soal post-test.
Tabel 3.9Hasil Uji Reliabilitas Soal Kesetaraan
Berdasarkan Tabel 3.9 tentang uji reliabilitas yang diambil dari soal yang
berjumlah 20 soal yang valid yang digunakan sebagai soal kesetaraan, nilai
44
Cronbach's Alpha sebesar 0,876 dengan demikian dapat diartikan reliabilitas
tersebut baik yang berarti soal tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
Sehingga 20 soal yang digunakan dalam uji kesetaraan mempunyai reliabilitas
yang baik.
Tabel 3.10Hasil Uji Reliabilitas Soal Post-test
Berdasarkan Tabel 3.10 uji reliabilitas soal post-test mempunyai nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,817. Ukuran reliabilitas tersebut menurut kriteria
pengujian reliabilitas adalah baik dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha yang
melebihi 0,80. Sehingga soal yang digunakan untuk soal post-test adalah soal
yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dari kesimpulan pengujian tentang validitas dan reliabilitas dapat
disimpulkan bahwa instrument yang digunakan untuk pengambilan data dalam
penelitian ini adalah instrument yang dapat diandalkan dan baik. Karena untuk uji
validitas dan reliabilitas hasil pengolahan data yang diolah menggunakan SPSS
19 (statistical product and service solution) melebihi dari acuan yang sudah di
tentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji validitas dan
reliabilitas butir soal untuk uji kesetaraan dan untuk soal post-test yang telah
dinyatakan valid merupakan soal yang baik dan handal untuk dipakai dalam
pengambilan data pada penelitian ini.
3.4.2.2 Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal
Analisis kesukaran butir soal dapat diketahui dari banyak siswa yang
menjawab benar. Taraf keukaran butir soal dinyatakan dalam suatu bilangan
indeks, yang disebut indeks kesukaran yang sering disingkat IK. Indeks kesukaran
yang dimaksud adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara
jawaban benar yang diperoleh siswa dengan jawaban benar yang seharusnya
diperoleh dari suatu item soal. Untuk menghitung bilangan kesukaran suatu item
soal dipergunakan rumus sebgai berikut:
45
I =
Keterangan rumus:
I = indeks kesukaran untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan. Sudjana (2008:137).
Kriteria tingkat kesukaran butir soal:
P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
Untuk contoh perhitungannya sebagai berikut:
Misal untuk soal kesetaraan nomor 1.
I = = = 0,9
Hasil uji tingkat kesukaran dari soal dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.11Hasil Uji Tingkat Kesukaran Untuk Soal Kesetaraan
Kategori Nomor itemMudah 1,2,3,5,14,15,17,19Sedang 4,6,7,8,9,10,11,12,13,16,18,20Sukar
Berdasarkan hasil dari uji kesukaran butir soal untuk soal kesetaraan yang
telah dianalisis pada tabel 3.11 maka sebagian besar soal yang digunakan untuk
menguji kesetaraan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol merupakan
jenis soal yang sedang dari hasil kategori sedang terdapat 12 dan yang berkategori
mudah ada 8 soal.
Tabel 3.12Hasil Uji Tingkat Kesukaran Untuk Soal Post-test
Kategori Nomor itemMudah 1,2,5,8,9,10,14,17,18Sedang 3,4,6,7,11,12,13,15,16,19,20Sukar
46
Tabel 3.12 merupakan analisis kesukaran soal untuk soal post-test, dari
hasil analisis tersebut terdapat 9 soal dengan kriteria mudah dan 11 soal dengan
kriteria sedang yang terdapat pada soal nomor 3,4,6,7,11,12,13,15,16,19,20. Lebih
dari setengah soal yang digunakan untuk soal post-test merupakan soal yang
sedang.
3.4.2.3 Lembar Observasi
Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung
didalam kelas selama pemberian treatment atau perlakuan pada kedua kelompok
yaitu pada kelompok eksperimen dan pada kelompok kontrol maka disusunlah
lembar observasi guru. Alasan adanya lembar observasi ini adalah agar selama
proses belajar mengajar dapat diketahui bagaimana guru menyampaikan materi
yang menggunakan perlakuan tertentu. Perlakuan yang diterapkan pada proses
pembelajaran adalah dengan menggunakan metode yang berbeda pada kedua
kelompok.
Pada kelompok eksperimen diperlakukan menggunakan metode Two Stay
Two Stray (TSTS) dan untuk kelompok kontrol diperlakukan menggunakan
metode konvensional atau metode yang sudah sering dipakai guru yang
bersangkutan dalam memberikan materi ajar kepada siswa.
Lembar observasi ini bertujuan untuk melihat kesesuaian sintaks atau
langkah-langkah dalam metode yang diterapkan. Sehingga dalam penelitian ini
dapat diketahui bagaimana pencapaian pembelajaran yang berlangsung didalam
kelas. Adapun kisi-kisi untuk lembar observasi guru pada SD Negeri Sidorejo Lor
04 yang diperlakukan menggunakan metode Two Stay Two Stray dan pada SD
Negeri Pulutan 02 yang menggunakan metode konvensional disajikan pada tabel
berikut:
47
Tabel 3.13Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran Guru Pada Kelas V Mata Pelajaran
Matematika SD Negeri Sidorejo Lor 04
Aspek yang di observasiKegiatan awalKesiapan guru sebelum pembelajarana. Guru tampak siap dan tenang saat memulai pelajaran
b. Guru menyediakan Materi dan Lembar kerja siswa
Kemampuan membuka pelajarana. Guru mereview pekerjaan rumah (PR) jika ada PR pada pelajaran sebelumnya.b. Guru memberikan Apersepsi tentang bangun datar.c. Guru memberikan materi tentang bangun datar.Kegiatan intiKetepatan penerapan langkah-langkah metode Two Stay Two Straya. Guru membimbing siswa kedalam beberapa kelompok dan setiap kelompok
terdiri dari empat orang siswa.b. Guru menjelaskan pembelajaran matematika menggunakan metode Two Stay
Two Stray (TSTS).c. Guru membagi kelompok secara heterogen.d. Guru mengarahkan siswa untuk mencocokan dan mendiskusikan hasil
pekerjaan siswae. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai hasil yang
telah siswa dapatkan.f. Beberapa siswa mengemukakan hasil dari kesimpulan pembelajaran saat itu.g. Guru mengamati dan membimbing siswa dalam pembelajaran matematika
menggunakan motode Two Stay Two Stray (TSTS).- Siswa bekerjasama dalam kelompok kecil (boleh ganjil dan boleh genap).- Siswa dalam kelompok dibagi menjadi dua bagian (satu bagian kelompok
menjadi tamu dan satu bagian kelompok memberikan informasi kepada tamu yang berkunjung).
- Anggota kelompok yang tinggal dalam kelompok memberikan informasi kepada tamu yang berkunjung.
- Tamu mohon diri dan setelah semua kelompok dikunjungi hasil dari bertamu didiskusikan dengan anggota kelompoknya.
- Dalam kelompok siswa membahas dan mencocokan hasil temuan mereka untuk diteliti dan membagikan hasil (share) kepada anggota kelompoknya.
- Siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi.Kebijakan guru terhadap siswaa. Guru menanggapi secara positif kesimpulan-kesimpulan siswa.b. Guru berkeliling ke setiap kelompok dan sekali kali bergabung secara fisik
melakukan aktivitas matematika.c. Guru memberikan materi yang berbeda pada setiap kelompok tentang bangun
datar.d. Guru menanggapi secara positif tentang pernyataan siswa.
48
Tabel 3.13 merupakan kisi-kisi untuk lembar observasi guru yang
digunakan dalam penelitian di dalam kelas pada kelompok eksperimen yang
menggunakan metode Two Stay Two Stray dengan tujuan untuk mengobservasi
kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung apakah sudah sesuai
dengan sintaks atau langkah-langkah metode Two Stay Two Stray. Sehingga dapat
diketahui data tentang pencapaian proses pembelajaran dengan menerapkan
metode tersebut. Untuk memperjelas tentang hasil observasi dapat dilihat pada
lampiran 14 dan lampiran 15.
Kedisiplinan dan keaktifan siswa selama proses pembelajarana. Membimbing siswa untuk mengemukaan apa yang telah mereka dapat dari
membaca sekilas tentang materi bangun datar.b. Guru memotivasi siswa khususnya kelompok yang kurang motivasi untuk
aktif berperan serta.c. Sebagian besar siswa aktif dalam kelompoknya.d. Guru mengarahkan siswa untuk beraksi (mendebat baik setuju maupun tidak
setuju) tentang jawaban temannya.e. Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.f. Guru membimbing siswa untuk kembali menata ruangan kelas.g. Siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi bangun datar.h. Semua siswa mengerjakan soal-soal yang relevan mengenai konsep
pembelajaran yang dilakukan.i. Semua siswa mengumpulkan lembar jawab mereka setelah guru memberikan
komando.Penghargaan guru kepada siswaa. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang berani maju
mempresentasikan hasil diskusinya.Kegiatan akhirKetepatan waktu selama pembelajaran berlangsunga. Guru menggunakan waktu yang tersedia dengan efisien.Ketepatan mengahiri pembelajarana. Ketepatan guru untuk mengahiri pembelajaran.b. Guru memberikan penguatan kepada siswa tentang bangun datar.c. Guru menyimpulkan pelajaran berdasarkan pada solusi dari hasil siswa setelah
diskusi.
49
Tabel 3.14Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran Guru Pada Kelas V Mata Pelajaran
Matematika SD Negeri Pulutan 02
Aspek yang di observasi
Kegiatan awalKesiapan guru sebelum pembelajarana. Guru tampak siap dan tenang saat memulai pelajaran.
b. Guru menyediakan Materi dan Lembar kerja siswa.
Kemampuan membuka pelajarana. Guru mereview pekerjaan rumah (PR) jika ada PR pada pelajaran sebelumnya.b. Guru memberikan Apersepsi tentang bangun datar.c. Guru memberikan materi tentang bangun datar.Kegiatan intiKetepatan penerapan langkah-langkah metode konvensionala. Guru menjelaskan materi kepada siswa dengan berceramah.Kebijakan guru terhadap siswaa. Guru menyimpulkan pelajaran berdasarkan pada solusi dari hasil siswa.b. Guru menanggapi secara positif kesimpulan-kesimpulan siswa.c. Guru menanggapi secara positif tentang pernyataan siswa.d. Guru mengamati dan membimbing siswa dalam pembelajaran matematikaKedisiplinan dan keaktifan siswa selama proses pembelajarana. Semua siswa mengumpulkan lembar jawab mereka setelah guru memberikan
komando.b. Siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi bangun datar.c. Guru menyuruh siswa untuk membuat kesimpulan mengenai hasil yang telah
siswa dapatkan.d. Beberapa siswa mengemukakan hasil dari kesimpulan pembelajaran saat itu.e. Guru mengarahkan siswa untuk mencocokan dan mendiskusikan hasil
pekerjaan siswaf. Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil kerja siswa.g. Guru mengarahkan siswa untuk beraksi (mendebat baik setuju maupun tidak
setuju) tentang jawaban temannya.h. Sebagian besar siswa aktif dalam pembelajarani. Guru menyuruh siswa untuk mengemukaan apa yang telah mereka dapat dari
membaca sekilas tentang materi bangun datar.j. Semua siswa mengerjakan soal-soal yang relevan mengenai konsep
pembelajaran yang dilakukan.Penghargaan guru kepada siswaa. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang berani maju
mempresentasikan hasil pekerjaanya.Kegiatan akhirKetepatan waktu selama pembelajaran berlangsunga. Guru menggunakan waktu yang tersedia dengan efisien.
50
Tabel 3.14 merupakan kisi-kisi untuk lembar observasi yang digunakan
dalam penelitian di dalam kelas pada kelompok kontrol yang digunakan untuk
mengobservasi kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung apakah
sesuai dengan langkah-langkah metode konvensional ataukah sebaliknya.
Observasi ini digunakan untuk melihat pencapaian proses pembelajaran di dalam
kelas kontrol. Untuk memperjelas mengenai hasil observasi dapat dilihat pada
lampiran 14 dan lampiran 15.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis parametric yang diukur
menggunakan uji t. alasan diterapkanya kedua analisis ini adalah data yang
diperoleh merupakan data untuk mencari pengaruh metode tertentu sehingga
untuk memperjelas pengumpulan data mengenai ada tidaknya pengaruh
penggunaan metode tertentu digunakanlah kedua analisis tersebut.
Langkah-langkah dalam analisis deskriptif ini adalah dengan menganalisis
skor post-test yang dirangkum dalam distribusi data post-test dari hasil
pengolahan statistik deskriptif pada SPSS 19 (statistical product and service
solution).
Sesudah itu sebelum melakukan uji parametrik yang dilakukan dengan uji
t, terlebih dahulu melakukan uji prasyarat, yaitu dengan menguji homogenitas dan
menguji normalitas pada kelompok kontrol dan kelompok ekspeimen. Uji
homogenitas digunakan untuk memastikan apakah kedua kelompok sama atau
tidak uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah pada kedua kelompok
sebaran data yang akan dianalisis adalah sebaran data yang normal.
Uji homogenitas menggunakan uji t menggunakan independent sample test
yang dilihat pada levene test, kriterianya adalah probabilitas untuk data tersebut
melebihi dari 0,05. Yang berarti variance pada kedua kelompok sama atau
Ketepatan mengahiri pembelajarana. Ketepatan guru untuk mengahiri pembelajaran.b. Guru memberikan penguatan kepada siswa tentang bangun datar.
51
homogen. Uji normalitas menggunakan explore dengan kriteria apabila
signifikansi lebih dari 0,05 maka data tersebut adalah normal. Data tersebut dapat
dilihat pada Kolmogrov Smirnov
Untuk uji parametrik digunakan Uji t independent sample t test yang
dilakukan dengan bantuan SPSS Windows Version 19 (statistical product and
service solution) . Uji t ini dipilih karena digunakan untuk mengamati perbedaan
rata-rata kedua sampel yang tidak berhubungan satu dengan yang lainya yaitu
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode Two Stay
Two Stray (TSTS) dan metode konvensional. Melalui uji t ini diharapkan dapat
mengetahui pengaruh yang signifikan dalam penerapan metode Two Stay Two
Stray (TSTS) terhadap hasil belajar siswa.