BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

15
37 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen1 Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok eksperimen2 yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2013:77). Penelitian eksperimen1 ini dilakukan pada kelas yang akan diberi perlakuan (Treatment) yang disebut kelompok eksperimen1 (experiment group) dan kelas kelompok pembanding yang disebut kelompok eksperimen2 (control group). Desain penelitian yang akan digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Digunakannya desain penelitian ini karena hanya pada desain ini kelompok eksperimen1 maupun kelompok eksperimen2 tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013:79). Hasil penelitian benar-benar dapat dipercaya jika peneliti mengontrol validitas eksperimen1, baik validitas internal maupun validitas eksternal. Berikut pemaparan mengenai validitas internal dan validitas eksternal: a. Validitas Internal Menurut Sanjaya (2013: 96) validitas internal berkaitan dengan eksperimen2 yang dilakukan peneliti terhadap variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen1. Validitas internal menunjukkan bahwa variabel terikat benar- benar merupakan penyebab dari hasil pembelajaran atau hanya pengaruh dari variabel bebas yang dimanipulasikan. Upaya mengontrol validitas internal menurut Gay (1987: 289) antara lain interaction, history, masturation, dan testing. Empat upaya yang telah disebutkan dilakukan dengan cara

Transcript of BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

Page 1: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

37

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi

Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2, tetapi tidak

dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen1 Quasi Experimental Design digunakan

karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok eksperimen2 yang

digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2013:77).

Penelitian eksperimen1 ini dilakukan pada kelas yang akan diberi perlakuan

(Treatment) yang disebut kelompok eksperimen1 (experiment group) dan kelas

kelompok pembanding yang disebut kelompok eksperimen2 (control group).

Desain penelitian yang akan digunakan adalah Nonequivalent Control Group

Design. Digunakannya desain penelitian ini karena hanya pada desain ini

kelompok eksperimen1 maupun kelompok eksperimen2 tidak dipilih secara

random (Sugiyono, 2013:79). Hasil penelitian benar-benar dapat dipercaya jika

peneliti mengontrol validitas eksperimen1, baik validitas internal maupun

validitas eksternal. Berikut pemaparan mengenai validitas internal dan validitas

eksternal:

a. Validitas Internal

Menurut Sanjaya (2013: 96) validitas internal berkaitan dengan eksperimen2

yang dilakukan peneliti terhadap variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil

eksperimen1. Validitas internal menunjukkan bahwa variabel terikat benar-

benar merupakan penyebab dari hasil pembelajaran atau hanya pengaruh dari

variabel bebas yang dimanipulasikan. Upaya mengontrol validitas internal

menurut Gay (1987: 289) antara lain interaction, history, masturation, dan

testing. Empat upaya yang telah disebutkan dilakukan dengan cara

Page 2: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

38

mengidentifikasi dan mengesampingkan sebanyak mungkin perlakuan

terhadap validitas internal.

b. Validitas Eksternal

Menurut Sanjaya (2013: 97) validitas eksternal berkaitan dengan teknik

sampling yang dilakukan oleh peneliti. Kesalahan anggota sampel dapat

mempengaruhi generalisasi hasil eksperimen1. Validitas eksternal berkaitan

dengan hubungan kekuatan hasil eksperimen1 untuk digeneralisasikan ke

populasi yang lebih luas. Upaya untuk mengontrol validitas eksternal adalah

pengambilan sampel yang mewakili populasi, dengan tujuan agar generalisasi

yang dihasilkan tidak hanya berlaku bagi subjek sampel penelitian saja.

Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design adalah:

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen1 1 X2.1 X1.1 Y1

Eksperimen1 2 X2.2 X1.2 Y2

Keterangan:

X1.1 = Perlakuan kelas eksperimen1 model Make a Match

X1.2= Pemberian pretest eksperimen2 model Make a Match

X2.1 = Perlakuan kelas eksperimen1 model Picture and Picture

X2.2 = Pemberian Posttest eksperimen2 model Picture and Picture

Y1 = Posttest kelas eksperimen1 model Make a Match

Y2 = Posttest kelas eksperimen2 model Picture and Picture

3.1.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi obyek dari penelitian ini adalah SD Negeri 1

Nambuhan Kelas 3 Semester II Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. SD

Negeri 1 Nambuhan terletak di Jl.Danyang-Kuwu Km7, dan terdapat dalam

kelompok Gugus Ahmad Yani.

Page 3: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

39

3.1.3 Waktu Penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 dan dilakukan secara

bertahap. Adapun tahapannya meliputi:

1. Tahap Persiapan

Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrument,

permohonan ijin, serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai

tempat penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah, seperti

pengambilan data.

3. Tahap Penyusunan

Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan

dan persiapan ujian.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2013:38).

Macam-macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat) (Sugiyono, 2013:39).

2. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:39).

Berdasarkan judul dalam penelitian ini yaitu “Efektivitas penerapan model

Cooperative Learning tipe Make a Match dan Picture and Picture terhadap hasil

Page 4: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

40

belajar IPA pada siswa kelas 3 SD Negeri 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016”, dapat dilihat bahwa:

1. Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match dan

Picture and Picture sebagai variabel X (variabel bebas).

2. Hasil belajar siswa sebagai variabel Y (variabel terikat).

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80). Populasi

pada penelitian ini adalah Gugus Ahmad Yani, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten

Grobogan. Berikut macam-macam SD yang berada pada Gugus Ahmad Yani

yaitu SD N 1 Nambuhan, SD N 2 Nambuhan, SD N 3 Nambuhan, SD N 4

Nambuhan. SD N 1 Waru, SD N 2 Waru, SD N 1 Nglobar, SD N 2 Nglobar, dan

SD N 3 Nglobar.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Dalam penelitian ini cara untuk menentukan sampel

menggunakan teknik cluster sampling (Area Sampling). Cluster Sampling

digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber

data sangat luas (Sugiyono, 2013:81-84).

Peneliti mengambil sampel dari SD Gugus Ahmad Yani, Kecamatan

Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Dari Gugus Ahmad Yani peneliti mengambil

sampel yaitu SD N 1 Nambuhan, kelas 3A dijadikan kelas eksperimen2 dan kelas

3B dijadikan kelas eksperimen1.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil belajar IPA SD

kelas 3. Untuk memperoleh data tersebut peneliti menggunakan teknik tes sebagai

metode pengumpulan datanya. Tes adalah sejumlah persyaratan yang

membutuhkan jawaban atau sejumlah pertanyaan yang harus diberkan tanggapan

Page 5: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

41

dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang untuk mengungkap aspek

tertentu dari orang yang dikenai tes. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan

ganda yang terdiri dari prestest dan posttest.

Untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, maka peneliti menentukan metode pengumpulan data sesuai dengan masalah

yang diteliti, yaitu:

a) Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, terlebih dahulu peneliti melakukan subyek dari

penelitian yang akan dilakukan. Setelah menentukan obyek dari penelitian,

dilakukan observasi terhadap subyek penelitian dengan cara wawancara.

Setelah dilakukan wawancara kemudian membuat kisi-kisi instrumen soal

tes berdasarkan silabus dan program semester yang berlaku untuk

selanjutnya dibuat istrumen pretest dan posttest berupa soal yang kemudian

diuji cobakan di SD N 3 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan

untuk mengetahui kelayakan soal yang akan diujikan di kelas eksperimen1

dan kelas eksperimen2.

b) Tahap Pelaksanaan

Untuk memperoleh data dalam tahap pelaksanaan, diperlukan instrumen

dalam bentuk lembar observasi yang berfungsi untuk mengetahui apakah

dalam pembelajaran sudah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan model

pembelajaran make a match dan picture and picture. Selain itu juga

dibutuhkan dokumentasi yang menggambarkan model pembelajaran make a

match dan picture and picture yang bisa digunakan untuk menguatkan data

yang telah diperoleh.

c) Tahap Akhir

Untuk memperoleh data dalam tahap akhir dari pembelajaran, diperlukan

instrumen dalam bentuk hasil belajar pretest dan posttest siswa, dan juga

hasil dari observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran make a match dan picture and picture yang kemudian

diolah dan didapatkan hasil penelitian.

Page 6: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

42

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah lembar soal pre-test dan post-test berupa tes pilihan ganda. Guna menjamin

bahwa instrumen tes berupa pilihan ganda ini layak digunakan dalam penelitian,

maka terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen yang digunakan

melalui tahapan: 1) penyusunan kisi-kisi soal, 2) uji coba instrumen soal, 3) uji

coba validitas, 4) uji reliabilitas. Untuk menguji validitas soal tidak dilakukan di

SD yang menjadi subyek penelitian, tetapi diujikan di SD luar subyek penelitian.

Instrumen tersebut akan diuraikan berdasarkan variabel yang telah ditentukan oleh

peneliti.

a) Variabel Bebas (X)

Instrumen yang digunakan dalam variabel X adalah lembar observasi.

Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Make

a Match dan Picture and Picture. Dalam penelitian ini pembelajaran harus

mencerminkan tahap pembelajaran Make a Match dan Picture and Picture

mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Instrumen penelitian lembar observasi diisi menggunakan cara penskoran

yang terletak pada kriteria skor 1-4.

b) Variabel Terikat (Y)

Intrumen yang digunakan dalam variabel Y adalah tes pilihan ganda. Tes ini

digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA

dengan pokok bahasan cuaca.

Penyusunan kisi-kisi soal uji coba yang nantinya digunakan sebagai pre-test

dan post-test berdasarkan pada Standar Kompetensi yang telah dipilih yaitu

memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia

serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah menjelaskan hubungan antara keadaan

awan dan cuaca, serta mendiskripsikan pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia.

Kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 7: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

43

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Soal Ilmu Pengetauan Alam (IPA) kelas 3 SD N

Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan

Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Nomor

Item

3. Memahami

kenampakan

permukaan

bumi, cuaca, dan

pengaruhnya

bagi manusia,

serta

hubungannya

dengan cara

manusia

memelihara dan

melestarikan

alam.

6.2 Menjelaskan

hubungan antara

keadaan awan

dan cuaca

Mengidentifikasi

kondisi cuaca

3, 5, 8, 9,

13, 15, 19,

22, 23, 24,

39, 41, 46,

47, 48

Menggambar

secara sederhana

simbol yang bisa

digunakan untuk

menunjukkan

kondisi cuaca

4, 6, 16, 28,

30, 31

6.3 Mendeskripsikan

pengaruh cuaca

bagi kehidupan

manusia

Mengidentifikasi

kehidupan

manusia yang

sesuai dengan

keadaan cuaca

tertentu.

7, 12, 20,

27, 34, 35

Mendeskripsikan

hubungan antara

pakaian yang

dikenakan dengan

keadaan cuaca.

10, 17, 21,

29, 44, 49,

50

Jumlah Soal 50

Page 8: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

44

Peneliti juga menggunakan instrumen observasi yang digunakan untuk

mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment

(perlakuan) di dalam kelas. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dan Make a

Match. Jadi, saat guru kelas mengajar dengan menggunakan model pembelajaran

Picture and Picture dan Make a Match di dalam kelas, peneliti mengamati dan

mengisi lembar pengamatan. Lembar pengamatan ini dibuat hanya untuk

mengatahui apakah proses belajar mengajar sudah sesuai sintak atau belum.

Berikut adalah tabel kisi-kisi guru dalam melakukan observasi:

3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian

3.5.1 Uji Validitas Tes

Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi

tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Instrumen yang baik

harus memenuhi dua prasyarat yang penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen

yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)

itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013: 121).

Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara

mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah

dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation). Dalam

penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya

dilakukan uji signifikansi koefesien signifikansi 0,05, artinya suatu item diangap

valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Menurut Azwar (2010: 90)

semua item yang mencapai koefesien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya

dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum

mencukupi, kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25, tetapi

menurunkan batas kriteria 0,20 sangat tidak disarankan.

Page 9: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

45

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Soal Pretest SD Negeri 1 Nambuhan Kecamatan

Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II Tahun ajaran

2015/2016

Bentuk Soal Item Soal Valid Soal Tidak

Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20, 21,

22, 23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 32, 33,

34, 35, 36, 37, 38, 39,

40, 41, 42, 43, 44, 45,

46, 47, 48, 49, 50

1, 4, 5, 7, 9, 10,

11, 12, 15, 16, 18,

20, 21, 24, 25, 27,

29, 30, 31, 33, 34,

35, 36, 37, 39, 41,

42, 46, 49, 50

2, 3, 6, 8, 13,

14, 17, 19, 22,

23, 26, 28, 32,

38, 40, 43, 44,

45, 47, 48

Data di atas adalah rancangan instrumen validitas pretest yang telah

diujicobakan pada siswa kelas 3 SD Negeri 3 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten

Grobogan. Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 20.0 for windows dapat

dilihat kolom Corrected Item-Total Correlation terdapat 20 soal yang jumlah

itemnya ≤ 0,25 dan terdapat 30 soal yang jumlah itemnya ≥ 0,25 dengan demikian

dapat diartikan bahwa terdapat 20 soal tidak valid, dan 30 soal valid. 20 item soal

yang tidak valid terdapat pada nomor 2, 3, 6, 8, 13, 14, 17, 19, 22, 23, 26, 28, 32,

38, 40, 43, 44, 45, 47, 48 sedangkan yang valid adalah 30 soal yaitu nomor 1, 4, 5,

7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 24, 25, 27, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39,

41, 42, 46, 49, 50.

3.5.2 Uji Reliabilitas Tes

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama, maka akan menghasilkan data yang

sama/konsisten (Sugiyono, 2013: 121). Setelah melakukan uji validitas, kemudian

dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi alat ukur.

Page 10: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

46

Menurut Azwar (2010: 98) ketentuan reliabilitas pada penelitian ini

mengacu pada pendapat menyatakan bahwa reliability dari 0,6 adalah kurang

baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik. Berikut tabel

kriteria Reliabilitas berdasarkan nilai Alpha:

Tabel 3.3

Kriteria Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Koefesien Reliabilitas Kriteria

α ≤ 0.6 Kurang Baik

0.7 ˂ α ≤ 0,8 Dapat Diterima

α ≥ 0.8 Baik

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode Alpha (Cronbach’s). Pengujian reliabilitas tes tersebut

menggunakan SPSS for windows version 20.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale –

Reliability Analys kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrumen reliabel

atau tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan pada kolom Reliability

Statistic apabila alpha kurang dari 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest Siswa Kelas 3 SD Negeri 1

Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan

Semester II Tahun ajaran 2015/2016

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,869 30

Page 11: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

47

Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 20.0 for windows hasil

reliabilitas instrumen dinyatakan reliabilitas bagus. Dengan melihat nilai

Cronbach’s Alpha yaitu berada pada nilai 0,869. Berdasarkan pendapat dari

Azwar nilai aplha yang terletak pada koefisien 0,800 – 0,1000 dinyatakan

mempunyai kriteria sangat reliabel. Dengan demikian berdasarkan hasil uji coba

30 item soal dengan nilai alpha 0,869 dapat dinyatakan bahwa item soal reliabel

dan dapat diterima.

3.6 Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi

validitas dan reliabilitas juga harus mempertimbangkan dari tingkat kesulitan soal

tersebut. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan

siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.

Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah

penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.

Menurut Sudjana (2014: 137) cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat

kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

I =

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal;

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal;

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.

Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit

soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal

tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:

a. 0,0 – 0,30 = soal kategori soal;

b. 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang;

c. 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah.

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal siklus I dapat dilihat hasil

indeks kesukaran instrumen pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Page 12: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

48

Tabel 3.5

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,0 – 0,30 Sukar 2, 3, 6, 8, 13, 14, 17, 19, 22, 23, 26,

28, 32, 38, 40, 43, 44, 45, 47, 48

20

0,31 – 0,70

Sedang 1, 4, 5, 9, 10, 12, 15, 20, 21, 25, 27,

29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 41,

49, 50

23

0,71 – 1,00 Mudah 7, 11, 16, 18, 24, 42, 46 7

Total 50

Dari data tabel 3.5 hasil analisis tingkat kesukaran soal dapat diuraikan

bahwa hasil uji tingkat kesukaran item soal pilihan ganda dengan jumlah soal

sebanyak 50 soal terdapat 20 soal dengan kategori sukar, 25 soal dengan kategori

sedang, dan 7 soal dengan kategori mudah.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik dan

deskriptif kualitatif. Analisis statistik yang dilakukan dalam penelitian ini

dilaksanakan dengan bantuan SPSS 16.0 dor windows. Adapun analisis deskriptif

kualitatif dipergunakan untuk menganalisis data dan informasi dari hasil

pengamatan dan wawancara serta hasil dari interpretasi analisis statistik dengan

SPSS.

Teknik analisis data ini terdiri atas Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis. Uji

Prasyarat terdiri atas uji normalitas untuk menentukan apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui tingkat

kesetaraan subyek yang akan diteliti. Setelah dilakukan uji asumsi/uji prasyarat

kemudian dapat dilaksanakan uji t (beda rata-rata) sebagai acuan untuk menguji

hipotesis.

Page 13: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

49

3.7.1 Uji Normalitas Data Penelitian

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap sample yang

dianalisis mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Uji normalitas

bertujuan untuk menentukan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi

normal dan berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis

data Non Parametrik. Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS

for windows version 16.0 yaitu Analyze-non parametric test-One Sample KS-

masukkan variabel pada jendela variabel- klik normal pada test distribution. Uji

normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov Z. Menurut Priyatno,

D (2010: 71) suatu data dikatakan berdistribusi normal jika memiliki signifikansi

>0,05, sebaliknya jika suatu data dikatakan tidak berdistribusi normal jika

memiliki signifikansi <0,05.

3.7.2 Uji Homogenitas Varian Data

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas yaitu

kelas eksperimen1 dan kelas eksperimen2 yang dijadikan penelitian tersebut

homogen, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara kelas

eksperimen2 dan kelas eksperimen1. Hal ini sangat penting dilakukan karena

penelitian ini, kedua kelas harus seimbang (homogen). Data yang digunakan

untuk uji homogenitas adalah nilai posttest yang dilakukan di kelas eksperimen2

dan kelas eksperimen1. Pengukuran uji homogenitas menggunakan program SPSS

16.0 for windows yaitu dengan melihat tabel Test of Homogenety of Variances.

Menurut Dwi Priyatno (2010: 76) kaidah keputusan adalah jika = 0,05

lebih besar sama dengan nilai Sig (α= 0,05 ≥ Sig) artinya tidak homogen, Jika α =

0,05 lebih kecil sama dengan nilai Sig (α= 0,05 Sig) artinya homogen .

3.7.3 Uji Hipotesis

Dalam uji hipotesis, untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara

kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 analisis data yang digunakan

adalah uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean

antara kelas eksperimen1 dan kelas eksperimen2. Uji t-test yang digunakan adalah

Page 14: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

50

uji dua sampel tidak berhubungan (Independent Samples T Test). Uji t-test dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0.

Langkah-langkahnya adalah Analyze-Compare Means – Independent – Sample T-

Test.

Uji hipotesis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan uji t. Menurut Ridwan dan Sunarto (2009: 126) tujuan uji t dua

variabel bebas adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua

variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji kemampuan

generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan dua rata-rata

sampel).

Menurut Ridwan dan Sunarto (2009: 128) uji t ini dilakukan dengan

membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat = 0,05. Jika thitung ttabel

dan Sig ≤ 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak.

Ketika sudah diperoleh hasil uji t kemudian dilakukanlah analisis uji

hipotesis untuk mengetahui apakah H0 diterima atau ditolak. Langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match dan model

pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA siswa

kelas 3 SD N 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten

Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match dan model

pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA siswa

kelas 3 SD N 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten

Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Melakukan uji t menggunakan Equal Variances Assumed dengan kriteria

pengujian berikut:

Ho diterima jika t hitung < t tabel

Ha diterima jika t hitung > t tabel

Page 15: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi ... - UKSW

51

Berdasarkan signifikansi:

Ho diterima jika signifikansi >0,05

Ha diterima jika signifikansi <0,05

3. Kesimpulan

Setelah dianalisis hasil uji hipotesis statistik, maka dapat dirumuskan

sebagai berikut:

a. H0 : μ1 = μ2 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam

penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a

Match dan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas 3 SD N 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016

b. Ha : μ1 ≠ μ2 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dalam

penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a

Match dan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas 3 SD N 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016.

3.8 Kriteria Keefektifan Model

Model pembelajaran dikatakan efektif apabila suatu model dapat

memberikan pengaruh yang efektif di dalam sebuah pembelajaran. Dapat

dinyatakan efektif jika tingkat koefisien korelasi minimal 0,30 atau 0,25 daya

pembedanya. Di bawah 0,25 tidak dapat dikatakan efektif. Suatu model dapat

dinyatakan lebih efektif satu sama lain jika memiliki selisih koefisien antara

model pembelajaran Make a Match dengan model lainnya yaiu model

pembelajaran Picture and Picture. Jika Ho diterima dan Ha ditolak maka artinya

model tersebut memiliki pengaruh yang efektif dalam pembelajaran, dan kedua

model tersebut harus dilihat mana yang lebih unggul.