Post on 07-Jun-2019
26
BAB II
KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT
WADASLINTANG TAHUN 1998-2011
A. Kondisi Geografis Kelurahan Wadaslintang
Kelurahan Wadaslintang terletak di Kecamatan Wadaslintang,
Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan Wadaslintang
merupakan Kecamatan terjauh dan terluas di Kabupaten Wonosobo dan
wilayah paling selatan Kabupaten Wonosobo.
Luas kecamatan Wadaslintang adalah 12.716 Ha, terletak pada
ketinggian 275 m diatas permukaan lautsehingga merupakan wilayah yang
paling rendah di kabupaten Wonosobo. Kecamatan Wadaslintang merupakan
wilayah yang udaranya cukup panas dari pada kecamatan-kecamatan lain yang
berada di kabupaten Wonosobo, hal ini disebabkan karena posisi wilayahnya
yang paling rendah dari permukaan laut. Curah hujan pada tahun 2000
sebanyak 3.293 milimeter dengan jumlah hujan sebanyak 136 hari.
Jarak ibukota kecamatan Wadaslintang ke ibukota kabupaten adalah 37
km kearah timur dan merupakan kecamatan terjauh dari kota Wonosobo.
Kecamatan Wadaslintang ini berbatasan dengan beberapa wilayah, antara lain:
pada sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kaliwiro, sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, sebelah selatan dan barat berbatasan
dengan Kabupaten Kebumen. Penduduk Kecamatan Wadaslintang akhir tahun
2005 sebanyak 53.811 jiwa yang tersebar di 16 desa dan 1 kelurahan dengan
21
26
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
27
sex ratio 99,47% dengan kepadatan rata-rata 423 jiwa/km2. Kelurahan
Wadaslintang adalah satusatunya kelurahan yang berada di Kecamatan
Wadaslintang. Kelurahan Wadaslintang sendiri mempunyai luas 442,000 Ha
dengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa dan
perempuan dengan jumlah 2.370 jiwa, sehingga kepadatan penduduknya
adalah 1.062 jiwa/km2 pada akhir tahun 2005. Batas-batas wilayah Kelurahan
Wadaslintang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 9. Peta Kelurahan Wadaslintang Sumber : Kelurahan Wadaslintang
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa Kelurahan Wadaslintang
berbatasan dengan: sebelah utara berbatasan dengan Desa Trimulyo dan Hutan
Pinus milik Kehutanan Kedu Selatan, sebelah barat berbatasan dengan Desa
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
28
Plunjaran, sebelah selatan berbatasandengan Desa Panerusan dan Waduk
Wadaslintang dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Tirip.
Kelurahan Wadaslintang terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun
Wadaslintang, Cangkring, Dadapgede dan Paras serta terdiri dari 39 RT dan
10 RW. Masingmasing dusun dikepalai oleh seorang kepala dusun. Jabatan
kepala dusun sebenarnya sudah tidak berlaku lagi jika wilayahnya berstatus
kelurahan karena jika suatu desa mempunyai status kelurahan maka yang
membawahi suatu lingkungan dibawah Kelurahan adalah Kepala Lingkungan
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.
Proses perubahan status desa Wadaslintang menjadi kelurahan
Wadaslintang itu sangat panjang dan tidak mudah maka kelurahan
Wadaslintang masih menggunakan Kepala Dusun untuk membawahi suatu
Lingkungan Warga. Kepala dusun tersebut masing-masing masih mempunyai
hak atas tanah bengkok yang merupakan “bondo desa”sehingga mereka tidak
mendapatkan gaji dari pemerintah seperti halnya Kepala Lingkungan.
B. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Wadaslintang
1. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan masyarakat Wadaslintang, sebagian besar
menitikberatkan kepada sektor pertanian, sehingga masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai petani. Jenis tanah di Wadaslintang sebagian besar
adalah tanah kering yang digunakan sebagai areal pemukiman, bangunan,
pekarangan, hutan, perkebunan dan waduk. Kegiatan pertanian masyarakat
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
29
adalah pertanian tegalan dan perkebunan.
Pertanian tanaman pangan untuk wilayah Wadaslintang lebih
rendah kalau dibandingkan dengan daerah laindi Kabupaten Wonosobo.
Hal tersebut disebabkan oleh kondisi lahan pertaniannnya yang kering dan
terpengaruh pada keadaan iklim yang kurang mendukung, khususnya
untuk lahan sawah/padi, yang sebagian besar adalah sawah tadah hujan.
Pertanian perkebunan cukup bagus terutama pada tanaman keras/tanaman
tahunan seperti kelapa, cengkeh, kopi dan sebagian telah dikembangkan
tanaman lada.
Sektor yang mendukung perekonomian masyarakat Wadaslintang
selain sektor pertanian adalah dibidang perdagangan dan jasa.
Pengembangan sektor perkebunan dan perikanan juga cukup baik.
Masyarakat Wadaslintang juga mempunyai pekerjaan sambilan lainnya.
Pekerjaan sambilan adalah pekerjaan yang dilakukan bila pekerjaan
disawah sudah selesai artinya menunggu waktu bersawah yang akan
datang atau menunggu waktu panen tiba. Adapun pekerjaan sambilan yang
dilakukan oleh masyarakat petani kelurahan Wadaslintang adalah beternak
dan berdagang yang biasanya dilakukan seminggu sekali yaitu di Pasar
Tradisional Wadaslintang, dan lain-lain. Para petani ini biasanya
menghentikan aktivitas pertaniannya pada hari pasaran wage. Pada hari itu
mereka melakukan kegiatannya di Pasar Wadaslintang, untuk menjual
hasil pertaniannya. Keadaan perekonomian masyarakat Wadaslintang
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
30
Tabel 4. Komposisi Penduduk Kelurahan Wadaslintang Menurut
Mata Pencaharian Tahun 1998 dan Tahun 2011
No. Mata pencaharian Tahun 1998 Tahun 2011
1 Petani Sendiri 749 1.030
2 Buruh Tani 98 100
3 Nelayan 17 14
4 Pengusaha 11 25
5 Industri 76 68
6 Bangunan 27 98
7 Perdagangan 176 190
8 Transportasi 38 120
9 Pegawai Negri Sipil 49 74
10 POLRI - 3
11 Pensiun 43 47
12 Lainnya 1620 68
Jumlah 2.904 1.825
Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo tahun 1998 dan 2011
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa petani yang memiliki
lahan sendiri pada tahun 1998 berjumlah 749 dan naik pada tahun 2011
menjadi 1030. Petani yang tidak mempunyai lahan sendiri atau buruh tani
pada tahun 1998 berjumlah 98 dan naik pada tahun 2011 menjadi
100,orang yang bekerja sebagai nelayan pada tahun 1998 berjumlah 17
sedankan pada tahun 2011 turun menjadi 14, pengusaha pada tahun 1998
sebanyak 11 sedangkan pada tahun 2011 menjadi 25, lalu pada bidang
perdagangan pada tahun 1998 berjumlah 176 dan pada tahun 2011 naik
menjadi 190.
Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa mata pencaharian
pokok masyarakat kelurahan Wadaslintang adalah sebagai petani.
Pertanian yang dilakukan adalah persawahan dan pertanian ladang.
Kebanyakan masyarakat Wadaslintang membudidayakan tanaman tahunan
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
31
seperti kelapa.
Kehidupan ekonomi masyarakat Wadaslintang terlihat jelas dengan
adanya pasar. Pasar mempunyai peran dalam kegiatan ekonomi, sosial.
Terdapatnya peranan pasar yang bermacam-macam maka pasar dapat
dilihat sebagai suatu sistem. Adapun yang dimaksud dengan sistem ialah
organisasi yang saling terkait dan tergantung antar bagiannya yang
membentuk suatu kesatuan. Pasar sebagai suatu sistem merupakan suatu
kesatuan dari komponen-komponen yang mempunyai fungsi untuk
mendukung fungsi secara keseluruhan. Sistem pasar oleh karenaitu dapat
dirumuskan sebagai sistem pertukaran barang dan jasa yang diperlukan
untuk spesialisasi karakteristik fungsi ekonomi dari masyarakat yang
kompleks dan diatur oleh norma-norma sosial yang telah dilembagakan
(Nastiti, 2003 : 53).
Sistem pasar tampak sebagai suatu kesatuan yang saling
berhubungan sehingga terjadi saling ketergantungan antara masing-masing
komponen. Adapun komponen-komponen yang ada di pasar adalah
produksi, distribusi, transportasi, transaksi, dan rotasi serta konsumsi.
Masing-masing komponen yang terdapat dalam sistem pasar, misalnya
faktor produksi sangat tergantung pada faktor distribusi dan untuk
lancarnya suatu distribusi sangat diperlukan sarana transportasi yang baik
sehinggahasil produksi dapat mencapai pasar, begitulah seterusnya sampai
barang tersebut sampai di tangan konsumen.
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
32
a. Sistem Produksi
Bagi masyarakat pedesaan di Wadaslintang, keberadaan Pasar
Tradisional Wadaslintang mempunyai peranan yang sangat penting. Pasar
merupakan tempat bertemunya penjual atau pembeli atau dapat dikatakan
sebagai tempat dimana produsen dan konsumen bertemu untuk melakukan
transaksi jual-beli. Pasar berperan sebagai tempat pengumpulan hasil
usaha tani dan sebagai tempat pembagian barang untuk konsumsi lokal.
Pada awalnya pasar hadir dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Wadaslintang dari hasil bumi masyarakat Wadaslintang itu
sendiri. Pasar tradisional ini dalam perkembangannya tidak hanya
menampung hasil bumi dan produksi masyarakat Wadaslintang saja
melainkan juga menampung hasil bumi dan produksi daerah lain yang
diperlukan masyarakat Wadaslintang.
Pelaku pasar pun yang semula hanya oleh dan untuk masyarakat
Wadaslintang, dalam perkembangannya selanjutnya hadir pelaku pasar
dan pembeli dari daerah-daerah sekitar,misal Kelurahan Kaliwiro,
Wonosobo, Prembun (Kebumen), Banjarnegara dan lain-lain. Pasar
Tradisional Wage pada akhirnya merupakan pusat pertemuan dari
beberapa daerah disekitar Wadaslintang.
Komoditi yang diperdagangkan di Pasar Tradisional Wadaslintang
adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari. Wadaslintang termasuk
dalam kategori daerah pedalaman, sehingga komoditi yang banyak
diperjualbelikan adalah hasil produksi agraris (pertanian) seperti padi atau
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
33
beras, sayur-mayur, buah-buahan dan lain-lain. Sayur-mayur dan buah-
buahan yang diperjualbelikan berasal dari Kecamatan Garung, Kalikajar
dan Dieng. Daerah Wadaslintang tanahnya tidak cocok untuk menanam
sayur-mayur karena daerahnya cukup panas dibandingkan dengan
Kecamatan lain yang berada di Kabupaten Wonosobo. Sayur-mayur dan
buah-buahan yang produksi sendiri adalah sayur daun singkong, buah
kelapa, durian, duku dan lain-lain. Sayur dan buah-buhana yang ditanam
disesuaikan dengan tanah dan cuaca di Wadaslintang. Wadaslintang
terletak didaerah pedalaman, namun di pasar dijualbelikan juga berbagai
jenis ikan, baik ikan laut ataupun tambak 10. Jenis ikan laut berasal dari
Kebumen, ikan tambak diproduksi sendiri dengan memanfaatkan Waduk
Wadaslintang.
Jenis-jenis komoditi yang diperdagangkan dapat dibedakan oleh
produksinya, yaitu produksi primer dan produksi sekunder. Produksi
primer yaitu barang-barang yang dihasilkan oleh usaha manusia atau
kelompok masyarakat yang berhubungan dengan alam seperti pertanian,
perikanan, atau bahan mentah lainnya; sedangkan produksi sekunder
adalah suatu barang yang dihasilkan oleh usaha industri yang berupa
barang-barang yang dihasilkan oleh usaha industri yang berupa barang-
barang konsumsi seperti makanan dan pakaian (Syamsidar, 1991: 48).
1) Bidang Pertanian
Kondisi geografis dan geologis serta tersedianya sumber-sumber
bahan untuk keperluan pertanian menyebabkan pertanian sudah dikenal di
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
34
Indonesia sejak masa sebelum Masehi. Pertanian tanaman pangan untuk
wilayah Wadaslintang bisa dikatakan lebih rendah kalau dibandingkan
dengan daerah atau kecamatan lain di Wonosobo. Hal ini disebabkan
karena memang kondisi lahan pertaniannya sangat terpengaruh pada
keadaan dan iklim yang kurang mendukung, khususnya untuklahan sawah
atau padi, yang sebagian besar sawah tadah hujan.
Berdasarkan pada perbedaan sifat dari masing-masing jenis
tanamannya, secara umum dikenal adanya pertanian basah dan pertanian
kering. Pertanian kering tidak memerlukan irigasi baik dari sumber mata
air atau sungai atau air hujan secara teratur, sebaliknya pertanian basah
sangat menggantungkan pada penggunaan irigasi yang sangat teratur.
Termasuk dalam jenis pertanian kering adalah: (1) pertanian di tanah
tegalan, yaitu kegiatan penanaman tanaman pangan secara tetap pada
daerah lahan kering dan perlu adanya pengolahan tanah sebelum ditanami,
jenis tanamannya juga lebih bervariasi; (2) pertanian di ladang, yaitu jenis
kegiatan pertanian yang dilakukan secara berpindahpindah dengan
penanaman berbagai tanaman berumur pendek, terutama tanaman pangan,
dan tanah yang akan ditanami tidak diolah sehingga tingkat kesuburannya
makin lama makin berkurang; dan (3) pertanian di kebun, yaitu kegiatan
pertanian yang menggarap tanaman perdu berusia panjang atau tanaman
penghasil panenan yang ditanam pada lahan tetap, biasanya letaknya
berdekatan dengan dengan suatu bangunan tempat penghunian. Sebaliknya
yang termasuk jenis pertanian basah adalah pertanian yang dilakukan di
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
35
sawah. Jenis pertanian basah biasanya dihubungkan dengan jenis tanaman
padi pada suatu lahan yang di sebut sawah.tanaman padi memerlukan
banyak air maka air merupakan faktor penting di dalam pertanian sawah,
baik air dari sumber mata air dan sungai maupun air hujan. Jenis sawah
yang mendapatkan air dari aliran sungai atau sumber mata air disebut
sawah sorotan, sedang sawah yang menggantungkan pada air hujan
disebut sawah tadahan.
Masyarakat Wadaslintang telah mengenal ragam sistem pertanian,
akan tetapi hasil produksi bidang pertanian terutama didapat dari hasil
bersawah dan berkebun. Hasil pertanian bersawah adalah padi atau beras
yang merupakan salah satu jenis hasil bumi yang menjadi bahan komoditi
di pasar Tradisional Wadaslintang. Hasil pertanian perkebunan cukup
bagus terutama pada tanaman keras 12 atau tanaman tahunan seperti
kelapa, cengkeh, kopi dan sebagian telah dikembangkan tanaman lada.
Wadaslintang merupakan daerah sentra penghasil buah kelapa/kopra selain
Kaliwiro, sehingga komoditas utama di Pasar Tradisional Wadaslintang
selain padi adalah buah kelapa. Masyarakat Wadaslintang kemudian
memanfaatkan pohon kelapa untuk pembuatan gula Jawa (gula hitam).
Wadaslintang juga terkenalsebagai sentra penghasil Gula Jawa.
Penghasilan dari penjualan Gula Jawa dapat membantu memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Banyak masyarakat Wadaslintang terutama yang
tinggal didekat Waduk Wadaslintang dalam pengolahan sawah, tidak
sedikit yang memanfaatkan keberadaan Waduk Wadaslintang untuk
mengairi sawah-sawah pertanian mereka.
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
36
Bila musim panen tiba, maka berbagai jenis tanaman akan
berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat. Hasil panen itu mereka jual di
pasar Wadaslintang, baik untuk konsumsilokal maupun bukan sehingga
segala macam barang yang dibutuhkan dapat dibeli,mulai dari kebutuhan
yang kecil sampai kebutuhan yang besar. Pada umumnya kebutuhan
sehari-hari itu dapat diperoleh di Pasar Wadaslintang, sedang kebutuhan
sekunder seperti kendaraan bermotor misalnya mereka beli di ibu kota
Kabupaten.
2) Bidang Peternakan
Di sektor peternakan wilayah kecamatan Wadaslintang pada
umumnya sangat cocok untuk beternak sapi maupun kambing. Hal ini
disebabkan karena kondisi alam yang sangat mendukung antara lain
rumput tumbuh liar secara alami cukup banyak dan rumput yang
dikembangkan juga dapat tumbuh subur seperti Kunggres 13 dan
sejenisnya. Peternakan ayam pedaging dan burung puyuh juga mulai
dikembangkan oleh masyarakat Wadaslintang.
3) Bidang Perikanan
Masyarakat Wadaslintang selain memproduksi hasil pertanian dan
peternakan, juga membudidayakan sistemperikanan. Jadi komoditi di pasar
selain dibidang pertanian dan peternakan juga bidang perikanan walaupun
bukan dari hasil laut. Hasil perikanan masyarakat Wadaslintang sebagian
besar dihasilkan dari sistem karamba (tambak) yang memanfaatkan
genangan air Waduk Wadaslintang, selain dimanfaatkan untuk pengairan
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
37
sawah. Pengembangan sektor perikanan dengan sistem karambapada
genangan waduk cukup baik, sebagai contoh pada PT. Acua Pam dengan
sistem pembesaran ikan jenis Nila merah di Karamba dengan hasil cukup
baik, rata-rata perhari bisa meningkat 5-8 ton ikan segar (BPS Kab.
Wonosobo tahun 2012).
4) Bidang Industri
Sektor indutri dan jasa masih relatif kecil, penyebabnya karena
sektor industri masih terbatas pada Industri Kecil dan Industri Rumah
Tangga. Indutri ini dikelola oleh para perajin yang bergerak dalam
berbagai bidang usaha. Jenis usaha rumah tangga antara lain, Industri
Tahu, Industri Tempe dan lain-lain.
Sektor perdagangan sangat berkembang, hal ini disebabkan karena
wilayah Wadaslintang yang sangat strategis berada di jalur alternatif
Wonosobo-Kebumen sehingga menjadi persinggahan orang-orang yang
melewatinya. Apalagi dengan difungsikannya Waduk Wadaslintang
sebagai obyek wisata maka sektor perdaganganpun semakin berkembang.
Sarana ekonomi yang menunjang kegiatan perekonomian di
kelurahan Wadaslintang antara lain berupa 2 buah pasar, yaitu pasar
umum Kelurahan Wadaslintang atau sering disebut Pasar Wadaslintang
dan Pasar Hewan Wadaslintang serta beberapa toko atau kios dan
beberapa koperasi serta Bank. Adapun Koperasi yang ada di wilayah pasar
adalah berupa kios, toko serta wartel milik KUD Gemah Ripah
Wadaslintang. Bank yang ada di dalam pasar adalah Bank Pasar
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
38
sedangkan yang beradadiluar lokasi pasar adalah BRI, BKK, dan Bank
Muamalat.
2. Sistem Distribusi
Pasar mempunyai peranan penting dalam mendistribusikan barang
kebutuhan masyarakat. Distribusi pada dasarnya ialah proses penyebaran
dan penyaluran bahan baku dari tempat asalnya ke tempat pembuatan atau
langsung ke tempat pemakaian atau dapat pula dikatakan sebagai
penyaluran barang hasil produksi kepada konsumen. Distribusi adalah
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produksi (Syarifuddin,1990: 84).
Sistem distribusi mengenal dua macam sistem distribusi, yaitu
distribusi langsung dan distribusi tak langsung. Distribusi langsung adalah
beredarnya barang atau benda hasil suatu produksi sampai ketangan
konsumen dari produsen langsung tanpa melalui perantara atau pedagang.
Barang biasanya dibawa langsung oleh produsen kepada konsumen atau
konsumen mendatangi produsen untuk mendapatkan suatu produk tertentu.
Distribusi tak langsung adalah suatu distribusi barang dari produsen yang
tidak langsung diterima oleh konsumen, melainkan melalui jasa pihak
ketiga. Hal ini dapat terjadi bila produsen memerlukan pihak ketiga
sebagai perantara barang produksinya sampai kepada konsumen. Pihak
ketiga dalam distribusi tak langsung ini biasanya adalah agen, distributor
ataupun seorang pengecer dan untuk sampai pada konsumen, suatu produk
tertentu dapat berkali-kali melalui pihak perantara ini baru sampaipada
pengguna atau konsumen sebagai mata rantai terakhir dari suatu proses
distribusi.
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
39
Kedua macam sistem distribusi ini sangat dipengaruhi oleh
diferensiasi kerja yang ada pada masyarakat Wadaslintang dan sistem
transportasi yang ada. Lancarnya sistem transportasi dan semakin jelasnya
pembagian kerja suatu masyarakat memungkinkan sistem distribusi tak
langsung semakin berkembang. Kenyataan ini yang sekarang dijumpai di
Wadaslintang, seperti yang terlihat pada jenis produksi hasil pertanian dan
produksi Industri Rumah Tangga seperti produksi tahu, tempe serta hasil
peternakan.
Para pedagang di kelurahan Wadaslintang yang menjual barang-
barang kebutuhan pokok adalah pihak perantara dalam jaringan distribusi
tidak langsung. Hal ini terjadi karena barang-barang yang mereka jual
bukan hasil produksinya sendiri melainkan mereka membeli barang
dagangan dari tempat lain. Sarana distribusi merupakan unsuryang sangat
penting dalam proses penyebaran barang produksi. Hal ini karena
memungkinkan suatu barang menyebar sampai kepada para konsumen.
Sarana distribusi ini dapat berujud yang terutama adalah alat transportasi
dan kondisi jalan, sedangkan alat tukar, alat ukur dan tempat juga
merupakan pendukung dimungkinkannya distribusi berlangsung.
Alat transportasi adalah alat untuk memudahkan barang atau
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Alat ini sangat berperan
dalam perekonomian, terutama kendaraan bermotor, sebab kecepatannya
tinggi sehingga dapat memperlancar distribusi (Utomo, 1991: 59).
Jalan merupakan sarana yang sangat penting bagi transportasi,
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
40
semakin baik kondisi jalan akan semakin memperlancar transportasi
sehingga akan semakin memperlancar proses distribusi. Di kelurahan
Wadaslintang mempunyai kondisi jalan yang baik dan sudah beraspal serta
armada angkutan yang cukup banyak. Hal inilah yang mendukung
lancarnya barang keluar masuk dari dan ke kelurahan Wadaslintang.
namun masih ada sebagian jalan-jalan antar desa ke pasar Pasar
Tradisional Wadaslintang yang masih sulit terjangkau dan rusak. Kendala
ini membuat keluar masuknya hasil bumi para petani ke pasar terhambat.
Tempat berlangsungnya distribusi di kelurahan Wadaslintang ini
ada dua macam, yaitu adanya pasar Wadaslintang dan toko, kios serta
warung. Pasar Wadaslintang tidak setiap hari buka karena hanya buka
pada hari pasaran wage saja sehingga masyarakat Wadaslintang tidak
dapat setiap saat berbelanja disana. Masyarakat Wadaslintang dapat
berbelanja setiap haridi toko, kios dan warung yang hampir setiap saat
selaludibuka. Kedua tempat ini merupakan bertemunya antara penjual dan
pembeli sehingga proses distribusi berlangsung.
3. Sistem Konsumsi
Pada dasarnya sistem konsumsi dibedakan menjadi dua yaitu
konsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan primerdan konsumsi sebagai
pemenuhan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primeratau kebutuhan-
kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang keberadaanyaharus dipenuhi
untuk dapat terselenggaranya sebuah kehidupan. Kebutuhan sekunder atau
kebutuhan tambahan adalah kebutuhan yang keberadaanya tidak harus
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
41
dipenuhi dan kehidupan tetap dapat terselenggara meskipun kebutuhan
tersebut tidak dipenuhi (Syarifuddin, 1990 : 94).
Kebutuhan primer masyarakat kelurahan Wadaslintang sebagian
besar pemenuhannya dengan membeli dan sebagian kecil diusahansendiri.
Jenisjenis barang yang tidak dapat diproduksi di kelurahan Wadaslintang
ini misalnya kain, minyak tanah, garam, dan lain-lain. Kebutuhan akan
barangbarang yang dapat diproduksi di kelurahan ini adalahkelapa, beras/
padi, cengkeh, kopi dan lain-lain.
Jenis barang kebutuhan pokok yang tidakdapat diproduksi di
kelurahan ini oleh para pedagang dibelinya dari daerah lain kemudian
dijual kembali di kelurahan ini. Hal inilah yang mendorong munculnya
warung pada rumahrumah penduduk (rumah toko/ruko) yang menyediakan
barang-barang kebutuhan pokok.
Kebutuhan sekunder atau kebutuhan tambahan adalah kebutuhan
yang keberadaannya tidak mutlak harus ada untuk dapat terselenggaranya
suatu kehidupan. Jenis kebutuhan sekunder ini muncul setelah kebutuhan-
kebutuhan pokok terpenuhi, oleh karena itu fungsi kebutuhan ini adalah
tidak untuk mempertahankan hidup melainkan untuk mempertinggi mutu
hidup. kebutuhan sekunder ini dapat berupa Televisi, Radio, Telepon/ HP,
Sepeda motor, mobil dan lain-lain.
Kehidupan manusia pada umumnya dan masyarakat Wadaslintang
pada khususnya tidak cukup dipenuhi kebutuhan pokoknya untuk
menjadikan hidup lebih berkualitas, tetapi mereka juga memerlukan
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
42
hiburan, informasi, pendidikan, perawatan kesehatan dan kebutuhan
pelengkaplainnya. Barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhansekunder
masyarakat Wadaslintang ini biasanya diperoleh dari membeli. Pasar
merupakan suatu sarana yang dapat menyerap dan menyediakan semua
hasil serta kebutuhan masyarakat. Jika diperhatikan secara seksama,
kehadiran pedagang dan petani produsen di Pasar Wadaslintang hanya
ingin mendapatkan tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Bagi pedagang, kelebihan harga dari harga beli tiap unit
barang yang didapatkan merupakan rejeki yang diperoleh melalui
perdagangan.. kebanyakan pembeli di Pasar Wadaslintang adalah petani
sehingga pedagang dan petani adalah dua unsur yang tak dapat dipisahkan
dalam gerak ekonomi pasar rakyat.
Adanya Pasar Tradisional Wadaslintang menambah pendapatan
Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo melalui retribusi pasar yang di
setor ke Dinas Pengelola Pasar Kabupaten Wonosobo. Retribusi pasar ini
didasarkan atas Peraturan Daerah (Perda) No. 24 Tahun 2001 tentang
Karcis Pasar Daerah Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Dari
parapedagang ditarik retribusi pasar Rp. 1000 rupiah tiap pedagang pada
hari peuken Wage (wawancara tanggal 30 Mei 2013).
Hasil penarikan retribusi pasar dipergunakan untuk kebersihan
pasar, sebagian dipergunakan untuk gaji pegawai yang membersihkan
pasar dan sebagian lagi disetorkan ke Dinas Pengelola Pasar Kabupaten
Wonosobo (Mardi, wawancara tanggal 30 Mei 2013).
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
43
Kesimpulan dapat diambil bahwa Pasar Wadaslintang merupakan
tempat Masyarakat Wadaslintang berbelanja dan tempat menjual barang
hasil usaha tani. Keberadaan Pasar juga berfungsi untuk menambah
pendapatan pemerintah, karena setiap pedagang yang berjualan dikenakan
retribusi pasar atau uang kebersihan.
4. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Wadaslintang
Masyarakat Wadaslintang masih menerapkan sistem gotong
royong dalam kehidupan sosial dan Ekonomi. Sistem gotong royong ini
sekarang sudah mulai berkurang di sebagian wilayah Wadaslintang
terutama di Dusun Cangkring dan Dusun Wadaslintang. Masyarakat
Dusun ini sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang yang
membuka kios/warung yang buka setiap hari. Mereka tinggal di sekitar
pasar, mereka saling bersaing dalam mendapatkan pelanggan sehingga
merekacenderung individual. Kegiatan gotong royong pada masyarakat
Wadaslintang sudah mulai berkurang, akan tetapi pada saat salah satu
keluarga masyarakat Wadaslintang memiliki hajat, berkabung dan lain-
lain, tetangga sekitar tempat tinggal keluarga tersebut secara serempak
bergotong royong untuk membantu.
Bentuk gotong royong ini dapat diwujudkan berupa tenaga, bahan
material (barang) maupun uang. Gotong royong dalam bentuk kerja bakti
seperti membersihkan lingkungan, memperbaiki jalan (krigan) biasanya
tokoh pemrakarsanya adalah tokoh masyarakatdan aparat kelurahan.
Adapun peran lembaga desa yang ada di kelurahan Wadaslintang dan
dipandang cukup aktif dalam kegiatan pembiayaan terhadap masyarakat
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
44
seperti lembaga PKK, Posyandu, Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD), dan lain-lain sehingga hubungan sosial masyarakat
Wadaslintang sudah berjalan dengan baik. Hubungan sosial antar warga
ditujukkan apabila ada diantara warga tersebut yang mempunyai hajat atau
ada yang meninggal dunia.
Mayoritas penduduk Wadaslintang beragama Islam walaupun ada
beberapa perbedaan penganut agama, namun toleransi antar umat
beragama sangat terjaga. Terbukti dengan adanya Masjid Muhammadiyah
dan Gereja Katholik yang berdiri berdampingan di RT 2 RW I Kelurahan
Wadaslintang. Berdampingannya kedua tempat beribadah ini semakin
menunjukkan bahwa toleransi yang terjaga sangat tinggi dan kerukunan
antara umat beragama semakin terjalin. Adapun keadaan penduduk
Kelurahan Wadaslintang berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5. Penduduk Kelurahan Wadaslintang Dirinci Menurut Agama
Tahun 1998 dan Tahun 2011
No Agama Tahun 1998 Tahun 2011
1 Islam 4672 4.640
2 Katholik 12 24
3 Kristen Protestan 28 48
Jumlah 4.712 4.692
Sumber : Kecamatan Wadaslintang Dalam Angka Tahun 1998 dan 2011
Sarana tempat ibadah dirasa cukup memadai bila dilihat dari data
akhir tahun 2011. Jumlah masjid ada 6 buah, musholla 29 buah, dan gereja
2 buah. Lembaga-lembaga Islam yang terdapat di Wadaslintang antara lain
NU, Muhamadiyah dan LDII. Penduduk Wadaslintang sebagian besar
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
45
beragama Islam sehingga adat istiadat/ tradisi masyarakat mulai dari acara
perkawinan, khitanan, tujuh bulanan dan upacara kematian semua
didasarkan pada ajaran Islam, walaupun tidak semua masyarakatnya
melakukan tradisi tersebut.
Tingkat kemajuan masyarakat salah satunya dapat diperhatikan
dari tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan di Wadaslintang tergolong
masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 6. Komposisi Penduduk Kelurahan Wadaslintang menurut
Tingkat Pendidikan bagi penduduk usia 5 tahun keatas tahun 1998
dan tahun 2011
No. Pendidikan Tahun 1998 Tahun 2011
1 Tamat AK/PT 16 120
2 Tamat SMA 107 209
3 Tamat SMP 384 1.025
4 Tamat SD 1.798 2.507
5 Tidak tamat SD 588 267
6 Belum tamat SD 496 607
7 Tidak sekolah 194 93
Jumlah 3.583 4.828
Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo tahun 2012
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat
kelurahan Wadaslintang dari tahun 1998 sampai 2011 sudah menamatkan
pendidikan minimal di Sekolah Dasar.Jumlah ini terus meningkat diikuti
lulusan SMP dan lulusan SMA. Pemerintah tetap berusaha memacu
ketinggalan dengan latar belakang pendidikan masyarakat Wadaslintang
seperti ini dengan Otonomi Daerah. Hal ini dapat dilihat dari prasarana
pendidikan yang berangsur-angsur dibenahi dan dipenuhi untuk
mengimbangi minat anak sekolah untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih
tinggi. Sarana pendidikan di kelurahan Wadaslintang cukup memadai
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
46
dibandingkan dengan tahun-tahun lalu sampai akhir tahun 2011 dengan
adanya fasilitas/sarana pendidikan berupa sekolah-sekolah antara lain:
sekolah TK sampai MA, dengan rincian TK 5 buah, SD 3 buah, MI 1
buah, SMP 1 buah, Mts 1 buah dan MA 1 buah serta terdapat 1 pondok
pesantren.
Kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Wadaslintang
terlihat melalui cara berinteraksi, penyebaran informasi maupun adanya
hiburan yang didapatkan dengan keberadaan dan peranan pasar
Wadaslintang. Peranan pasar tidak terbatas pada kegiatan ekonomi saja,
tetapi juga dalam kegiatan sosial budaya. Setiap orang yang pergi ke pasar
tidak selalu akan membeli barang, tetapi ada yang datang hanya sekedar
main saja, atau ingin berjumpa dengan seseorang guna menadapatkan
informasi tentang sesuatu. Hal ini merupakan pertemuan sosial. Jadi dalam
kehidupan bermasyarakat, pasar merupakan pranata yang penting, dimana
secara berkala atau insidental warga masyarakat saling berhubungan.
1. Interaksi Sosial
Interaksi merupakan prasyarat dari segala macam aktivitas sosial,
oleh sebab itu suatu interaksi sosial umumnya mengacu pada hubungan-
hubungan sosial yang terjadi di antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, dan di antara kelompok dengan kelompok dalam
masyarakat sehingga terjadi komunikasi dan respons di antara keduanya.
Ada dua hal yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial, yaitu kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat bersifatpositif dan ada yang
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
47
bersifat negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu
kerjasama sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu
pertentangan atau bahkan tidak menghasilkan suatu interaksi sosial. Suatu
kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila
yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka,
sedangkan kontak sekunder dapat dilakukan dengan melalui perantara,
baik oleh orang lain maupun benda-benda budaya (Nastiti,2003 : 102).
Pasar Tradisional Wadaslintangsebagai tempat bertemunya antara
warga masyarakat Wadaslintang maupun warga masyarakat dari desa-desa
sekitarnya, dan dengan sendirinya menimbulkan interaksi diantara mereka.
Interaksi tersebut dapat berhubungan langsung dengan masalah transaksi
jual beli atau berhubungan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan kehidupan sosial dalam masyarakat.
Mengingat kontak yang terjadi baik antara penjual dan pembeli,
pembeli dan pembeli, maupun penjual dan penjual lebih mungkin
berhadapan muka langsung, maka interaksi sosial yang terdapat di Pasar
Tradisional Wadaslintang, lebih cenderung ke dalam kontak primer.
Meskipun sebenarnya, dapat saja kontak itu bersifat sekunder, misalnya
jika seorang menitipkan membeli sesuatu kepada tetangganya yang pergi
ke pasar, maka yang terjadi adalah kontak tidak langsung antara si pembeli
dan si penjual. Hal ini terjadi di kelurahan Wadaslintang. Menurut Ratmi
seorang ibu rumah tangga, warga RT 3 RW 1 Wadaslintang yang
mengatakan bahwa,
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
48
“Setiap kali saya pergi ke pasar wage pasti ada saja tetangga nitip
belanjaan. Biasanya yang nitip belanjaan adalah tetangga yang tidak
sempat pergi ke pasar. Mereka nitip dibelikan sayuran, bumbu dapur atau
buah-buahan” (Wawancara, 20 Mei 2013).
Rupanya interaksi yang terjadi di pasar tidak hanya melibatkan
warga desa yang masuk dalam sistem panatur desasaja, tetapi yang datang
dari luar sistem itu. Pada sistem produksi, adanyaproduk pesisir yang di
dapatkan di pasar Wadaslintang yang notabene merupakan daerah
pedalaman, menandakan adanya distribusi komoditi, baik yang dilakukan
oleh pedagang dari pesisir, pedagang dari pedalaman/ pegunungan maupun
perantara. Adanya pedagang ataupun perantara yang datang dari pesisir ke
pegunungan/ pedalaman untuk menjual hasil produksi mereka atau
sebaliknya, menggambarkan adanya interaksi di antara warga masyarakat
yang tercakup dalam sistem pasar dengan orang-orang dari luar sistem
tersebut. Menurut penuturan Ahmad Toyib, yang mengatakan bahwa:
“Pedagang yang berjualan di Pasar Wadaslintang ini tidak hanya para
pedagang yang terdapat di pasar-pasar desa di kecamatan Wadaslintang,
tapi mereka juga parapedagang yang biasanya berjualan di Pasar Pahing
Kaliwiro, Pasar Wonosobo, Pasar Kertek, Pasar Banjarnegara, bahkan
adapula yang berasal dari Semarang. Jadi mereka tidak hanya berasal dari
kecamatanWadaslintang” (Wawancara, 20 Mei 2013).
Pasar Tradisonal Wadaslintang sebagai Interaksi Sosial Masyarakat
Wadaslintang dan sekitarnya. Gambar suasana pasar di bawah ini
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
49
merupakan contoh interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli di
Pasar Tradisional Wadaslintang. Interaksi yang paling sering terjadi antara
penjual dan pembeli adalah tawar menawar, yang dilakukan untuk
mencapai kesepakatan harga. Proses tawar-menawar antara penjual dan
pembeli merupakan hal yang sangat lumrah dijumpai di Pasar Tradisional
Wadaslintang.
Penjual dan pembeli yang melakukan aktivitas di pasar biasanya
berasal dari masyarakat petani walaupun tidak sedikit yang merupakan
pedagang. Pada umumnya mereka mengenal satu sama lain baik antara
penjual dan pembeli, maupun antara pembeli dengan pembeli ataupejual
dengan penjual. Hal ini menyebabkan rasa ketergantungan antara penjual
dan pembeli yang menimbulkan rasa keterikatan satu sama lainnya.
Keterikatan itu dapat mempengaruhi tingkah laku penjual dan pembeli
dalam menentukan harga dalam tawar menawar.
Salah satu bentuk yang memperlihatkan adanya ikatan-ikatan yang
erat dalam interaksi antara penjual dan pembeli yang dibina oleh
kepercayaan yang tinggi di antara mereka adalah dengan adanya penjual
yang berusaha menyediakan barang-barang yang dipesan oleh si-pembeli,
meskipun barangbarang pesanan itu bukanlah jenis komoditi yang
dijualnya. Ikatan-ikatan seperti itu terjadi pula pada pedagang pakaian, hal
ini terjadi pada Sa’adah seorang pedagang pakaian. Seorang pelanggannya
membutuhkan baju daster padahal Sa’adah adalah pedagang pakaian
sekolah. Hasil pengamatan di Pasar Tradisional Wadaslintang
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
50
menunjukkan bahwa kadang-kadang pesanan itu tidak dipesan langsung ke
si produsen, akan tetapi melalui pedagang pakaian yang lain yang
berjualan di Pasar Wadaslintang. Pada kasus semacam ini, pedagang lebih
cenderung sebagai perantara sehingga besarkecilnya keuntungan yang
diperoleh si pedagang tergantung dari hubungan si pedagang dan si
pelanggan. Biasanyamakin baik hubungan si pedagang dengan si
pelanggan, makin sedikit keuntungan yang akan diambil. Interaksi sosial
yang terjadi dalam masyarakat menyebabkan adanya kontrak diadik
(dyadic contract) atau hubungan yang terjalin antara dua orang dalam
kurun waktu yang telah ditentukan atau pun dalam waktu yang tidak
terbatas. Kontrak diadik ini sifatnya informal dan tidak dilandasi hukum,
serta dilakukan kedua belah pihak tanpa paksaan. Kontrak diadik tersebut
dapat berupa simetris dan asimetris. Adapun yang dimaksud hubungan
simetris adalah hubungan dua pihak yang mempunyai kedudukan sama
dan diantara keduanya saling melengkapi, sedangkan hubungan asimetris
jika salah satu pihak mempunyai kedudukan yang lebih tinggi sehingga
hubungannya lebih menyerupai patron-klien (patron-client) (Nastiti, 2003:
109)
Seseorang dapat melakukan kontrak diadik dengan beberapa orang
sekaligus dalam waktu yang bersamaan, umpamanya seorang pedagang
melakukan kontrak diadik dengan istrinya, yaitu selama mereka terikat
dalam pernikahan, si suami mencari nafkah dan si istri mengurus rumah
tangga. Kontrak diadik selain itu juga dapat dilakukan dengan tetangganya
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
51
yaitu saling tolong-menolong dalam suka dan duka, juga ia, jika seorang
pedagang, dapat mengadakan kontrak diadik dengan langganannya,
dengan pedagang-pedagang lainnya, dengan pemasok barangnya, dan
sebagainya.
Interaksi sosial menyebabkan pula adanya kontak budaya dalam
masyarakat, diantara mereka saling memperkenalkan barang-barang baru
hasil produksi mereka. Hasil produksi yang menjadi komoditi dapat
menyebabkan difusi atau penyebaran pengetahuanmengenai produksi dan
pengetahuan mengenai konsumennya. Berbekal pengetahuan mengenai
produksi yang disukai konsumen, produsen dapat menciptakan sesuatu
yang bersifat inovatif yang diperkirakan laku di pasar. Difusi pengetahuan
dapat terjadi di dalam satu komunitas yang tinggal dalam satu desa, atau
dapat juga antara satu komunitas dengan komunitas lainnya yang tinggal
di beberapa desa.
Adanya difusi pengetahuan yang diakibatkan oleh interaksi yang
terjadi dalam masyarakat dapat mempengaruhipola pikir dan pola tingkah
laku yang terus menerus akan mengakibatkan adanya inovasi yang dapat
membawa masyarakat kearah kemajuan. Pengetahuan mengenai produksi
suatu barang, misalnya, dapat diperoleh secara turun temurun, dapat
diperoleh dari tetangga dalam satu desa, atau dari warga desa tetangga.
Keahlian ini kemudian dikembangkan terus menerus oleh warga
masyarakat desa tersebut sehingga barang-barang yang diproduksi
merupakan ciri khas dari desanya. Wadaslintang merupakan sentra
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
52
produksi kelapa sehingga ciri khas Kelurahan Wadaslintang adalah buah
kelapa.
Seringnya warga masyarakat Wadaslintang dari berbagai lapisan
bertemu di pasar Tradisional Wadaslintang, orang-orang yang tadinya
tidak mengenal satu sama lain menjadi saling mengenal sehingga terjadi
ikatan-ikatan yang erat diantara mereka. Apalagi interaksi ini terjadi pada
masyarakat pedesaan yaitu masyarakat Wadaslintang yang belum begitu
kompleks sehingga interaksi di antara mereka lebih mudah terjadi.
Interaksi ini dapat berlanjut dalam aktivitas sosial yang terdapat di luar
pasar, misalnya dalam perkawinan maupun kemalangan/ musibah. Hasil
penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi sosial yang terjadi
di Pasar Tradisional Wadaslintang pada umumnya adalah berdagang untuk
mengambil keuntungan sekaligus berinteraksi untuk mendapatkan teman.
Kemungkinan penyebabnya adalah ciri khas masyarakat pedesaan yang
bergotong royong sehingga mereka selalu merasa membutuhkan orang
lain. Adanya pelanggan juga membuat para pedagang merasa di untungkan
tanpa harus memasang iklan. Mengapa dikatakan demikian karena dengan
banyaknya teman yang dimiliki maka para teman inilah yang akan
memberitahukan jenis dagangan para pedagang ke orang lain.
2. Informasi dan Komunikasi
Bertemunya antara pedagang dan penjual di pasar, yang berasal
dari berbagai kalangan, kelas sosial dan latar belakang budaya menjadikan
fungsi pasar tidak sekedar sebagai tempat yang berfungsi ekonomis tetapi
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
53
juga informatif. Sumber informasi tidak hanya melalui media cetak (koran,
majalah) ataupun media elektronik (televisi dan radio), tetapi juga tidak
kalah pentingnya adalah sumber informasi yang diperoleh dari seseorang.
Bagi masyarakat Wadaslintang, Pasar Wadaslintang secara
otomatis berfungsi sebagai tempat berkomunikasi dan juga sebagai sumber
informasi. Interaksi sosial yang terjadi di Pasar Tradisional Wadaslintang,
baik antara penjual dan pembeli atau antara sesama pembeli ataupun
sesama penjual, secara tidak langsung di antara mereka telah terjadi
pertukaran informasi. Informasi ini dapat berupa informasi penting atau
hanya informasi-informasi tentang berbagai kejadian yang mereka alami.
Masyarakat Wadaslintang selama berinteraksi di pasar tidak hanya
membicarakan masalah-masalah ekonomi semata, tetapi juga
membicarakan semua aspek kehidupan. Berbagai macam informasi dapat
secara cepat menyebar di pasar yang berlangsung dari mulut ke mulut
sehingga pasar menjadi tempat mendapatkan sekaligus menyebarkan
informasi.
Bahwa keberadaan pedagang obat yang menawarkan dagangannya
melalui suara speaker dengan suara yang keras di Pasar Wadaslintang
ternyata mampu menarik perhatian pengunjung sehingga Informasi yang
akan disampaikan yaitu mengenai barang dagangannya yaitu obat-obatan
yang ditawarkan akan tersampaikan.
Pasar Tradisonal Wadaslintang sebagai tempat berkumpulnya
warga masyarakat Wadaslintang, masyarakat sekitar Wadaslintang
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
54
maupun masyarakat dari daerah luar Wadaslintang, disadari ataupun tidak
ternyata Pasar Wadaslintang merupakan sarana yang paling baik untuk
menyebarkan suatu pesan atau berita walaupun dalam era sekarang ini
sudah tersedia alat komunikasi yang maju, misalnya Telepon ataupun HP
ternyata pasar tradisional masih merupakan sarana informasi yang baik.
Multifungsi yang dimiliki pasar secara tidak langsung sangat
menguntungkan pihak pemerintah dalam menyebarkan pesan-pesan
pembangunan dan hasil yang telah tercapai.
3. Hiburan
Pasar Tradisional Wadaslintang pada umumnya selain menawarkan
kebutuhan pokok (primer) maupun pelengkap (sekunder), juga
menawarkan hiburan yang dapat dinikmati meskipun hanya untuk melihat-
lihat keramaian di pasar untuk menonton pertunjukan. Hiburan bagi
masyarakat sampai sekarang masih merupakan unsur penting dalam
kehidupan. Masyarakat Wadaslintang memanfaatkan hari pasar sebagai
selingan dari pekerjaan rutin yang harus dilakukan, seperti yang
dinyatakan oleh Sukirman seorang buruh tani yang mengatakan bahwa :“
Saya setiap wage pasti pergi ke pasar Wadaslintang untuk menjual hasil
kebun, selain itu juga untuk mencari selingan hiburan. Saya jarang sekali
bahkan tidak pernah ke pasar selainwage kecuali kalau ada keperluan
mendesak” (Wawancara, 15 Mei 2013).
Pengunjung Pasar Wadaslintang sangat bervariasi. Anak-anak,
pemudapemudi, orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Diantara
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
55
pengunjung pasar, ada yang sengaja untuk mencari hiburan (rekreasi)
dipasar. Rekreasi merupakan kebutuhan setiap individu dimana saja
berada, bukan hanya berlaku bagi orang yang tinggal di kota (Majid, 1988:
311).
Di Wadaslintang, selain Waduk Wadaslintang tidak ada tempat wisata
untuk hiburan yang dikunjungi banyak orang sehingga yang menjadi
sasaran tempat untuk mencari hiburan hanyalah pasar Wadaslintang.
Kehadiran orangorang yang mencari hiburan di pasar Wadaslintang
didorong oleh beberapa faktor antara lain disebabkan karena dikampung
selalu dipacu dalam bekerja, tidak waktu kosong untuk bersantai, kecuali
saat tertentu seperti pada acara hajatan seperti perkawinan atau khitanan.
Jika hari pasar tiba, para pemuda-pemudi banyak yang datang ke pasar
Wadaslintang, kendatipun tidak ada maksud apa yang dibeli, seperti yang
diutarakan oleh Ari seorang remaja putri dari desa Trimulyo yang
mengatakan bahwa :“Saya berasal dari desa Trimulyo. Saya datang ke
pasar jalan kaki. Saya masih kuliah, jadi kalau saya di rumah ketika
liburan hampir setiap hari wage saya pasti pergi ke Pasar
WageWadaslintang, sebab kalau saya di rumah terus-terusan bosan tidak
ada kerjaan. Saya pergi ke pasar biasanya untuk jalan-jalan sambil cuci
mata kecuali kalau dititipi belanja sama ibu saya” (Wawancara, 15 Mei
2013).
Datangnya pengunjung di Pasar Wadaslintang yang hanya sekedar
mencari hiburan di pasar tampaknya sangat berpengaruh terhadap
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016
56
keramaian pengunjung pasar. Apalagi dengan keadaan jalan yang sempit
semakin menambah kesulitan bagi orang yang berbelanja ataupun para
pengunjung pasar yang hanya sekedar cuci mata sehingga disana-sini
terjadi desak-desakan.
Para pelajar sekolah juga tidak sedikit yang masuk pasar. Apalagi
dengan keberadaan pasar yang dekat dengan sekolah-sekolah yaitu dekat
dengan SD 1, SD 2, MI, SMP, dan MTs serta SMA Maarif sehingga kalau
hari pasaran Wage tiba frekuensi pelajar yang masuk ke pasar banyak.
Para pelajar biasanya hanya sekedar jalan-jalan, walaupun mungkin ada
yang berbelanja. Tujuan mereka untuk berbelanja kemungkinan sangat
kecil. Mereka ke pasar biasanya setelah pulang sekolah, akan tetapi dari
hasil penelitian kebanyakan para pelajar yang masuk ke pasar paling
banyak ditemui pada hari jum’at. Hal ini disebabkan pada hari Jum’at
mereka pulang lebih awal sehingga pasar Wadaslintang masih ramai. Hal
ini berbeda dengan pada hari peken yang jatuh pada hari selain Jum’at,
para pelajar ini pulang siang sehingga pasar sudah sepi.
Adanya beberapa kemungkinan yang ditawarkan di pasar, maka tujuan
orang-orang pergi kepasar tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari dengan berbelanja barang-barang yang diperlukan, tetapi juga untuk
mencari hiburan.
Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016