Post on 21-Nov-2020
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Dinna Ariyani (2012). Analisis pengaruh pertumbuhan pinjaman
Qardh, pembiayaan murabahah dan bagi hasil terhadap pertumbuhan laba
bersih pada bank syariah periode triwulan I 2011 sampai triwulan IV 2013.
Metode yang digunkana dalam penelitian adalah metode deskriptif kuantitatif.
Dengan menggunakan data sekunder. Adapun kesimpulan yang peneliti buat
sebagai berikut a) pertumbuhan pembiayaan murabahah secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba bersih. b) pertumbuhan
pembiayaan bagi hasil secara persial berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba bersih. c) pertumbuhan pinjaman qardh secara persial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.7
Andita Yuni Santoso, S.H (2005). Pelaksanaan akad pembiayaan Qardh
pada bank Bri Syariah cabang semarang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan metode penelitian yuridis empiris, dimana pendekatan yuridis
digunakan untuk menganalisa berbagai peraturan tentang pembiayaan
berdasarkan bagi hasil pada bank syariah, sedangkan pada pendakatan empiris
digunakan untuk menganalsis hukum yang dilihat dari perilaku masyarakat
dalam kehidpuan masyarakat, selalu berintrakasi dan berhubungan dengan
aspek kemasyarakatan. Peneleliti ini membuat kesimpulan sebagai berikut.
7 Dinna Ariyani, (2012). Analisa Pengaruh Pertumbuhan Pembiayaan Murabahah, Bagi Hasil
dan Pinjaman Qardh Terhadap Pertumbuhan Laba Bersih Pada Bank Syariah Periode
Triwulan I 2011 sampai Triwulan IV 2013.
9
Pertama, Qardh diperuntuhkan bagi nasabah Bank BRI Syariah cabang
semarang yang memiliki usaha kecil namun kurang mampu secara ekonomi,
kurang memiliki pengetahuan tentang bisnis namun ingin mengembangkan
usahanya. Kedua, dana qardh berasal dari pendapatan non halal yang diperoleh
bank Bri Syariah melalui denda atau penalty dari nasabah sehingga tidak dapat
dimasukkan dalam dana halal.8
Meirsia Fiqih Wahdany, (2015). Analisis pengaruh pembiayaan Qardh,
pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan murabahah terhadap perubahan laba
bersih pada bank syariah. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif dengan sumber daya yang digunakan adalah data sekunder.
Kesimpulan yang dibuat oleh penelitian ini adalah. Untuk pembiayaan bagi
hasil berpengaruh terhadap perubahan laba bersih perbankan syariah,.
pembiayaan qardh tidak berpengaruh terhadap perubahan laba bersih
perbankan syariah.9
Ikhwan Arif, (2015). Analisis pinjaman dana Qardh, murabahah,
musyarakah dan mudharabah terhadap perubahan laba pada bank syariah yang
terdaftar di bank Indonesia periode 2011-2014. Pada penelitian ini metode yang
digunakan adalah kuantitatif ada pun jenis data yang digunakan adalah data
sekunder. Pada kesimpulannya bahwa pada akad Murabahah tidak ada
pengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada bank Syariah di Indonesia,
8 Andita Yuni Santoso, (2005). Pelaksanaan Akad Pembiayaan Qardh Pada Bank BRI Syariah
Cabang Semarang. 9 Meirisia Fiqih Wahdany, (2015). Analisis Pengaruh Pembiayaan Qardh, Pembiayaan Bagi Hasil
dan Pembiayaan Murbahah Terhadap Pertumbuhan Laba Bersih
10
di bandingkan dengan musyarakah dan dana Qardh memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap laba pada bank Syari‟ah yang terdaftar di Indonesia.10
Januar Daningrum & Mikhriani, (2018). Metode penyisihan piutang tak
tertagih pada produk Qardh di Bank pembiayaan rakyat Syariah Barokah dana
sejahtera Yogyakarta Periode 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan metode ini untuk meneliti dan
menemukan secara rinci. Kesimpulannya adalah hasil analisis piutang tak
tertagih pada produk qardh dengan menggunakan metode penyisihan daftar
umur piutang dapat diketahui jumlah kerugian piutang pada tahun 2017 sebesar
Rp. 47.689.690,00. Jumlah cadangan kerugian piutang sebesar
Rp.55.034.690,00. Cadangan kerugian piutang akan digunakan untuk menutup
kerugian yang akan terjadi pada periode yang akan datang.11
B. Landasan Teori
1. Pengertian Bank Syariah
Menurut SK Menkeu RI No.792 Tahun 1990, lembaga keuangan
adalah semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan
penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan.12
Meski dalam peraturan tersebut
lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan,
10
Ikhwan Arif, (2015). Analisis Mudharabah, Musyarakah dan pinjaman dana Qardh terhadap
perubahan laba Pada Bank Syariah Yang terdaftar di Bank Indonesia Periode 2011-
2014. 11
Januar Daningrum & Mikhriani, (2018). Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada Produk
Qardh Di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Barokah Dana Sejahtera Yogyakarta
Periode 2017. 12
Y. Sri Susilo, dkk. Bank dan Lembaga Keuangan Latin. (Jakarta : Salemba Empat) Hal. 2-3
11
namun tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan.
Dalam kenyataannya, kegiatan usaha lembaga keuangan bisa
diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan
distribusi barang dan jasa.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa lembaga keuangan adalah
setiap perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan bidang
keuangan. Kegiatan usaha lembaga kegiatan dapat berupa menghimpun
dana dengan menawarkan berbagai skema, menyalurkan dana dengan
berbagai skema atau melakukan kegiatan menghimpun dana dan
menyalurkan dana sekaligus, dimana kegiatan usaha lembaga keuangan
diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan
distribusi barang dan jasa. Sesuai dengan sistem keuangan yang ada, maka
dalam operasionalnya lembaga keuangan dapat berbentuk lembaga
keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan
Syariah secara esensial berbeda dengan lembaga keuangan konvensional
baik dalam tujuan, mekanisme, kekuasaan, ruang lingkup serta tanggung
jawabnya. Setiap institusi dalam lembaga keuangan syariah menjadi bagian
integral dari sistem keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah bertujuan
membantu mencapai tujuan sosio ekonomi masyarkat Islam.
Pengertian bank syariah menurut beberapa ahli yaitu sebagai
berikut :
12
a. Syafi‟I Antonio : bank syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak untuk
penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.13
b. Muhammad : bank islam adalah bank yang didirikan untuk
operasionalnya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur‟an
dan Hadits Nabi Muhammad Saw.14
c. Syarif Arbi : bank syariah adalah bank yang didirikan untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan jasa perbankan, dengan
teknik perbankan yang dilakukan jauh dari hal yang
bertentangan dengan ajaran Islam.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada Al-
qur‟an dan Hadits.15
Kegiatan operasional perbankan syariah adalah
memberikan pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat
dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Bank syariah yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
islam yang dimaskud adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti
ketentuan ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara
bermuamalah secara Islam. Tata cara bermuamalat itu dijauhi dari praktik-
13
Syafi‟I Antonio, (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta : Gema Insani Press).
Hal.1 14
Muhammad, (2000). Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer. (Yogyakarta : UII
Press). Hal.12 15
Edy Wibowo, 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah. (Bogor Ghalia Indonesia). Hal 33
13
praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba, untuk diisi
dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan atau praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman
Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi
tidak dilarang oleh beliau.16
Menurut undang-undang No. 21 tahun 2008, bank syariah adalah
bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah.17
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
menhimpun dan menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan
dana dengan berlandasakan syariat Islam. Pengertian mengenai pembiayaan
yang diberikan oleh bank syariah yaitu penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu yaitu berupa :
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah
b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bitamlik
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istisnha’
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah dalam bentuk
multijasa.
16
Edy Wibowo, 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah. (Bogor Ghalia Indonesia). Hal 33 17
M. Nur Rianto Al-Arif. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis. (Bandung:
CV Pustaka Setia) Hal. 98
14
C. Qardh
1) Pengertian Qardh
Seacara epistimologis qardh merupakan bentuk masdar dari qaradha
asy-sya’i-yaqridhu, yang berarti dia memutuskannya. Qardh adalah bentuk
masdar yang berarti memutuskan. Di katakana, qaradhu asy-syaia bil-miqradh,
atau memutus sesuatu dengan gunting, Al-qardh adalah sesuatu yang diberikan
oleh pemilik untuk dibayar.
Adapun qardh secara terminologis adalah memberikan harta kepada
orang yang akan memanfaatkannya dan mengembalikan gantinya dikemudian
hari.18
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, qardh adalah penyediaan
dana atau tagihan antar lembaga keuangan syariah dengan pihak peminjam
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melakukan pembayaran secara tunai
atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.19
Definisi yang di kemukakan dalam
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah bersifat aplikatif dalam akan pinjam-
meminjam antara nasabah dan lembaga keuangan syariah.
2) Fatwa MUI Tentang Pinjaman Qardh
1. Ketentuan Umum
a. Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (
muqtarudh ) yang memerlukan.
b. Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang
diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.
18
Abdullah bin Muhammad ath-„Thayyar, 2009. Ensiklopedi Fiqh Muammalah dalam Pandangan
4 mazhab. hal. 153. 19
Pasal 20 ayat (36) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
15
c. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah
d. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang
perlu.
e. Nasabah al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan)
dengan sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam
akad.
f. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh
kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah
memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat :
Memperpanjang jangka waktu pengembalian
Menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.
2. Sanksi
a. Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidak
mampuannya, LKS dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah.
b. Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana dimaksud
butir 1 dapat berupa – dan tidak terbatas pada – penjualan barang
jaminan.
c. Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus
memenuhi kewajibannya secara penuh.
3. Sumber Dana
Dana al-Qardh dapat bersumber dari :
16
a. Bagian modal dari LKS
b. Keuntungan LKS yang disisihkan
c. Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran
infaqnya kepada LKS.
d. Laba bank dari pendapatan non halal
4. Ketentuan
a. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika
terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelsaiannya
dilakukan melalui badan arbitrasi Syari‟ah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
b. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliuran, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.20
3) Rukun dan Syarat Transaksi Qardh
Rukun Qardh ada tiga, yaitu:
a. Shighat
Yang dimaksud dengan shighat adalah ijab dan Kabul. Tidak
ada perbedaan di antara fukaha bahwa ijab Kabul itu sah dengan lafaz
utang dan dengan semua lafaz yang menunjukkan maknanya, seperti
kata, “aku memberimu utang,” atau “ aku mengutangimu.” Demikian
pula Kabul sah dengan semua lafaz yang menunjukkan kerelaan,
20
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI
17
seperti “aku berutang” atau “aku menerima,” atau “ aku ridha” dan
lain sebagainya.
b. ‘Aqidain
Pengertian „akidain (dua pihak yang melakukan transaksi)
adalah pemberi utang dan pengutang. Adapun syarat-syarat bagi
pengutang adalah merdeka, baligh, berakal sehat,pandai (rasyid, dapat
membedekan baik dan buruk).
c. Harta yang diutangkan
Rukun harta yang diutangkan adalah sebagai berikut ;
a) harta yang berupa harta yang ada padanya. Maksudnya harta yang
satu sama lain dalam jenis yang sama tidak banyak berbeda yang
mengakibatkan perbedaan nilai, seperti uang, barang-barang yang
dapat ditakar, ditimbang, ditanam, dan dihitung
b) Harta yang diutangkan disyaratkan berbentuk benda, tidak syah
mengutangkan manfaat (jasa).
c) Harta yang diutangkan diketahui, yaitu diketahui kadarnya dan
diketahui sifatnya.21
4) Hikmah dan Manfaat Disyariatkan Qardh
Hikmah disyariatkan qard yaitu sebagai berikut
a) Melaksanakan kehendak Allah agar kaum muslimin saling
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
21
DR. Mardani, 2012. “Faiqh Ekonomi Syariah : Fiqh Muamalah”. (Jakarta: Kencana) Hal.335
18
b) Menguatkan ikatan ukhuwah (persaudaraan) dengan cara
mengulurkan bantuan kepada orang yang membutuhkan dan
mengalami kesulitan dan meringankan beban orang yang tengah
dilanda kesulitan.22
5) Aplikasi Qardh dalam Perbankan
Akad Qardh biasanya diterapkan sebagai berikut:
a. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti
loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera
untuk masa yang relative pendek. Nasabah tersebut akan
mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu.
b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia
tidak bisa menarik dananya karena, misalnya, tersimpan dalam bentuk
deposito.23
Atau pinjaman qardh biasanya diberikan oleh bank kepada
nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman talangan pada saat nasabah
mengalami over draft. Fasilitas ini merupakan bagian dari satu paket
pembiayaan lain, untuk memudahkan nasabah bertransaksi. 24
c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau
membantu sektor sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah
dikenal suatu produk khusus yaitu al-qardh al-hasan.25
22
DR. Mardani, 2012. “Faiqh Ekonomi Syariah : Fiqh Muamalah”. (Jakarta: Kencana) Hal.336 23
Muhammad Syafi‟i Antonio,2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani)
hal 133 24
Ascarya,2007. Akad dan Produk Perbankan Syariah. (Jakarta: Rajawali pers.) hal.48 25
Muhammad Syafi‟i Antonio,2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani)
hal 133
19
6) Sumber Dana untuk Qardh pada Perbankan Syariah
Sifat al-qard tidak memberi keuntungan financial. Karena itu,
pendanaan Qard dapat diambil menurut kategori sebagai berikut:
a) Al - qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah
secara cepat dan berjangka pendek. Talangan dana di atas
diambilkan dari modal.
b) Al-qardh yang diperlukan untuk membentuk usaha sangat kecil dan
keperluan social, dapat bersumber dari dana zakat, infak, dan
sedekah. Disamping memberi dana umat, para praktisi perbankan
syariah, demikian juga ulama, melihat adanya sumber dana lain
yang dialokasikan untuk al-qardh al-hasan, yaitu pendapatan-
pendapatan yang diragukan, seperti jasa nostro dibank koresponden
yang konvensional, bunga atas jaminan L/C dibank asing, dan
sebagainya. Salah satu pertimbangan pemanfaatan dana-dana ini
adalah kaidah akhaful dhararain (mengambil darurat yang lebih
kecil). Hal ini mengingat jika dana umat islam dibiarkan
dilembaga-lembaga non muslim mungkin dapat digunakan untuk
sesuatu yang merugikan islam, misalnya dana kaum muslimin Arab
di bank-bank Yahudi di Switzerland. Oleh karenanya, dana yang
parkir tersebut lebih baik diambil dan dimanfaatkan untuk
penanggulangan bencana alam atau membantu duafa.
20
7) Manfaat Qardh
Manfaat Qardh dalam praktik perbankan syariah banyak sekali
diantaranya sebagai berikut:
a. Memungkinan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak
untuk mendapat talangan jangka pendek
b. Al-qard al-hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara
bank syariah dan bank konvensional yang didalamnya terkandung
misi sosial, di samping misi komersial.
c. Adanya misi sosial-kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra
baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank
syariah.26
D. Laporan Keuangan Bank Syariah
1) Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah lembaga keuangan atau sebuah
perusahaan yang menggambarkan kondisi keuangannya dan hasil usaha
yang diperoleh pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Ikatan
akuntansi mengemukakan laporan keuangan merupaka struktur yang
menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas.
Analisis laporan keuangan berarti menguraikan akun-akun laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dai meligat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara
yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-
26
ibid hal 27
21
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputuan yang tepat.27
Adapun analisis keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan
keuangan antara lain :
a) Neraca merupakan ringakasan aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemilik pada satu titik tertentu, biasanya pada akhir tahun.
b) Laporan laba rugi terdiri dari penghasilan dan biaya perusahaan pada
periode waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun takwin. Dari
kedua laporan tersebut, beberapa laporan turunan dapat dihasilkan
seperti laporan laba ditahan, laporan sumber dan penggunaan dana
dan laporan arus kas.
2) Komponen Laporan Keuangan Bank Syariah
Berdasarkan PSAK No.59 tahun 2007, laporan keuangan Bank
Syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
a. Neraca
Neraca merupakan laporan yang meliputi unsur-unsur asset,
kewajiban, investasi tidak terikat dan ekuitas bank syariah
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja
dan kegiatan usaha bak syariah suatu periode tertentu yang meliputi
27
Sofyan Syafri Harahap, 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada) hal.190
22
pendapatan dan beban yang timbul pada operasi utama bank dan operasi
lainnya.
c. Laporan Arus Kas
Menurut PAPSI 2013, laporan arus kas merupakan laporan yang
menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada bank
syariah selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan.
d. Laporan Perubahan Ekuitas
Merupakan laporan yang menyajikan peningkatan dan
penurunan asset bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan
prinsip pengkuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.
e. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana
investasi terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi
berdasarkan jenisnya. Menurut PAPSI tahun 2003, investasi terikat
adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan
sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai manajer investasi
berdasarkan mudharabah muqayyadah atau sebagai agen investasi.
f. Laporan Pengunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah
Laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan dana
selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS pada tanggal
tertentu.
23
g. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan dana
selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo qardh pada tanggal
tertentu.
h. Catatan atas Laporan Keuangan
Penjelasan mengenai gambaran umum bank syariah, ikhtisar
kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi
penting lainnya dan disajikan secara sistematis.28
E. Laba
1) Pengertian Laba
Definisi standar akuntansi keuangan, menyatakan pengertian laba
sebagai berikut :
Definisi penghasilan meliputi baik pendapatan keuntungan.
Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktifitas perusahaan yang biasa dan
dikenal dengan sebutan berbeda, dengan penjualan, penghasilan jasa,
bunga, royalty, dan sewa, keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat
ekonomi dan yang demikian pada hakekatnya tidak berbeda dengan
pendapatan, oleh karena itu pos tersebut tidak dipandang sebagai unsur
terpisah dalam kerangka dasar.
Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya
untuk seluruh priode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang
28
Syamsu Iskandar, 2013. Akuntansi Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing. (Jakarta : IN
MEDIA) hal.91-97
24
disajikan dalam laporan laba rugi.29
Laba akuntansi yang merupakan selisih
pengukuran pendapatan dan biaya. Besarnya laba sebagai pengukur
kenaikan aktiva sangat tergantung atas ketepatan pengukuran dan biaya.30
Bahwa pada dasarnya ada tiga konsep laba yang digunakan dalam
ilmu ekonomi. Ketiga konsep laba tersebut adalah.
a. Psychic Income
Psychic Income menunjukkan konsumsi barang atau jasa yang
dapat memenuhi kepuasan dan keinginan dari individu.
b. Real Income
Real Income menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi
yang ditunjukkan oleh kenaikan biaya hidup (cost of living).
c. Money Income
Menunjukkan kenaikan nilai moneter sumber-sumber ekonomi
yang digunakan untuk konsumsi sesuai biaya hidupnya.
Laba akuntansi secara operasional dapat didefinisikan sebagai tumbuh
dari transaksi-transaksi selama periode berlangsung histori yang berhubungan.
Hal tersebut menungjukkan bahwa laba akuntansi memiliki lima karakteristik
sebagai berikut.
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi actual yang dilakukan
oleh perusahaan (laba muncul dari penjualan barang atau jasa
29
Manurung, Indah Agustin dan Hasan Sakti Siregar, 2009. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas
Operasi terhadap kebijakan Deviden. Jurnal Akuntansi 3. Universitas Sumatera Utara.
Hal 4 30
Chairi, Anis, dan Imam Ghozali, 2001. Teori Akuntansi Edisi Revisi. (Semarang: Badan Penerbit
UNDIP). Hal 213
25
dikurang biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penjualan
tersebut).
b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periode dan mengacu pada
kinerja keuangan dari perusahaan selama satu periode tertentu.
c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan
definisi, pengukuran dan pengakuan pendapat.
d. Laba akuntansi meminta penghasilan yang terealisasi di periode
tersebut dihubungkan dengan biaya-biaya relevan yang terkait.
e. Laba akuntansi meminta adanya pengukuran beban-beban dari segi
biaya historisnya terhadap perusahaan, yang menungjukkan ketaatan
yang tinggi pada prinsip biaya.31
2) Tujuan Pelaporan Laba
Terdapat banyak sekali tujuan yang diharapkan dari pelaporan laba
itu sendiri. Bila dilihat dari sudut pandang manajemen, laba dimaksudkan
agar kegiatan operasional perusahaan dapat terus berjalan. Dengan
kestabilan atau bahkan meningkatnya laba setiap tahun, diharapkan akan
membawa perusahaan kea rah yang lebih maju sehingga kepentinga-
kepentingam dari manajemen dan pemilik modal, pelaporan laba harus
selalu dilakukan secara teratur agar pemilik modal dapat melihat sejauh
mana uang yang mereka investasikan dapat dipertanggung jawabkan oleh
manajemen perusahaan sehingga pengembalian atau pembagian laba dapat
31
Belaoui, Ahmed Riahi, 2007. Accounting Theory (buku 2). Edisi Kelima. (Jakarta: selemba
Empat). Hal.229
26
berjalan secara transparan. Pembagian laba yang dilakukan secara periode
berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan investor.
Informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi
berbagai tujuan. Tujuan perlaporan laba adalah untuk menyediakan
informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang
laba perusahaan dapat digunakan untuk berbagai hal.
a. Sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertanam dalam
perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on
invested capital).
b. Sebagai pengukur prestasi manajemen, umumnya prestasi manajemen
dinilai berdasarkan tingakt laba yang dihasilkan perusahaan. Sebagai
salah satu indicator dalam menilai prestasi manajemen, informasi laba
sangat dibutuhkan oleh banyak orang.
c. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak, besarnya pajak
dapat dihitung berdasarkan laporan laba perusahaan. Semakin besar laba
perusahaan maka pajak yang dikenakan juga akan semakin besar.
d. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus, laba perusahaan
menentukan berapa banyak jumlah bonus yang akan dibagikan kepada
laryawan perusahaan. Semakin banyak jumlah laba maka bonus yang
akan didapat oleh karyawan juga akan semakin meningkat secara
signifikan.
e. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan,
perusahaan yang berfluktuasi akan menimbulkan kekhawatiran
27
manajemen. Agar stabilitas perusahaan tidak terganggu maka diperlukan
pengendalian yang baik dari perusahaan. Berfluktuasinya laba ini dapat
dijadikan sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian
perusahaan.
f. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran, kemakmuran karyawan
perusahaan dapat dipengaruhi dari tingkat laba yang diproleh
perusahaan. Semakin tinggi laba maka bonus yang diberikan kepada
karyawan akan semakin tinggi dan mengakibatkan meningkatnya
kemakmuran karyawan yang bersangkutan.
3) Elemen Laba
Prestasi keberhasilan dari suatu perusahaan salah satunya dapat dari
laba yang dilaporkan setiap tahunnya. Perushaan yang telah go public
sudah semestinya menjaga kepercayaan pemegang saham dengan car
melaporkan dan mempertanggung jawabkan laba perusahaan kepada
masyarakat luas. Di Indonesia sendiri sudah tersedia situs resmi yang
dilaporkan tentang laba perusahaan yang telah go public. Sudah merupaka
kewajiban bahwa tindakan yang menyangkut kepentingan perusahaan dapat
diakses secara transparan oleh pemangku kepentingan dari perusahaan
tersebut.
Ada dua konsep yang digunakan untuk menentukan elemen laba
perusahaan, yaitu current operating concept (Earnings) dan all inclusive
28
concept of income (laba kompherensif). Kedua konsep tersebut dapat
diartiakn sebagai berikut.32
a. Konsep Laba Periode (earnings)
Tujuan dari konsep laba periode adalah untuk mengukur
efisiensi dari suatu perusahaan. Efisiensi itu sendiri sangat berkaitan
erat dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi dari suatu
perushaan untuk memperoleh laba. Konsep laba periode
menitikberatkan pada laba operasi berjalan yang berasal dari kegiatan
normal perusahaan. Segala aktifitas normal perusahaan merupakan
dasar dalam penentuan laba pada akhir periode. Oleh karena itu,
dalam konsep ini yang termasuk elemen laba adalah peristiwa atau
perubahan nilai yang dapat dikendalikan majanemen dan berasal dari
keputusan-keputusan periode berjalan. Kesalahan dalam menghitung
laba periode sebelumnya tidak menunjukkan efisiensi manajemen
periode berjalan. Kesalahan tersebut merupakan ukuran untuk menilai
efisiensi periode sebelumnya. Bersadasarkan praktik akuntansi
konvensional, beberapa pengaruh kumulatif akibat perubahan
penggunaan sistem akuntansi dimaksudkan dalam laba rugi periode
terjadinya perubahan. Laba periode tidak mamasukkan pengaruh
kumulatif perubahan akuntansi tersebut. Jadi yang menjadi penentu
32
Chairi, Anis, dan Imam Ghozali, 2001. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Semarang: Badan Penerbit
UNDIP. Hal 213-214
29
laba periode adalah pendapatan, biaya, untung dan rugi yang benar-
benar terjadi pada periode berjalan.
b. Konsep Laba Komprehensif (confrehensive Income)
Laba periode dan laba komprehensif mempunyai komponen
utama yang sama yaitu:pendapatan, biaya untung dan rugi.
Perbedaannya yaitu ada beberaoa komponen yang menjadi elemen
laba komprehensif tidak dimasukkan dalam perhitungan laba periode.
Komponen tersebut adalah:
a) Pengaruh penyesuaian akuntansi tertentu untuk periode lalu
yang dialami dalam periode berjalan diperlukan sebagai
penentu besarnya laba bersih.
b) Perubahan aktiva bersih tertentu (holding gains and losses)
yang diakui dalam periode berjalan seperti untung rugi
perubahaan harga pasar invetasi saham sementara, dan untung
atau rugi penjabaran mata uang asing.
Menurut FASB dalam satu periode seperangkat laporan keuangan
dikatan lengkap apabila terirdiri dari laporan yang menunjukkan :
a. Posisi keuangan pada akhir periode tertentu
b. Laba periode (earning) untuk periode tertentu
c. Laba komprehensif untuk periode tersebut
d. Aliran kas selama periode tersebut.
30
4) Analisis Petumbuhan Laba Bersih
Pertumbuhan dan penurunan laba bersih secara empiris cukup erat
kaitannya dengan pergerakan asset Bank Bri Syariah. Jika ekspektasi
terhadap pertumbuhan laba bersih Bank Bri Syariah di masa yang
mendatang mendominasi sentiment asset maka seringkali menjadi
penyebab kenaikan asset di Bank Bri Syarah. Namun jika actual laba bersih
lebih rendah dari ekspektasi seringkali menyebabkan penurunan nilai asset.
Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode
sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba
periode sebelumnya.33
F. Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka pemikiran ini, peneliti menggunakan 2 (dua) variabel
yang terdiri dari variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).
Dimana variabel dependen ini adalah laba bersih (X) dan variabel independen
adalah pinjaman Qardh (Y). Adapun keterikatan antara variabel bebas dan
variabel terikat dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.0
Kerangka Pemikiran
Varibel Bebas dan Variabel terikat
Gambar 3.0 : Kerangka Pikir
33
Warsidi dan Pramuka, 2000. Pembiayaan Bank Syariah. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama).
PINJAMAN QARDH (Y) LABA BERSIH (X)
31
Pada variabel bebas yaitu pinjaman Qardh merupakan pembiayaan
yang berbasis pinjaman kepada nasabah yang membutuhkan, dan ini adalah
strategi perusahaan untuk menambah laba yang ada pada perusahaan tersebut.
G. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh
pinjaman Qardh terhadap laba bersih pada bank BRI Syariah.