BAB II LANDASAN PENELITIAN 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51069/3/BAB II.pdf · Museum...
Transcript of BAB II LANDASAN PENELITIAN 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51069/3/BAB II.pdf · Museum...
5
BAB II
LANDASAN PENELITIAN
2.1 Penelitian Terdahulu
Mustikowati & Sarwoko (2011) meneliti pengaruh kualitas layanan
terhadap kepuasan pelanggan dan konsekuensinya pada loyalitas (studi pada objek
wisata di Kabupaten Malang). Tujuannya untuk mengetahui pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan pelanggan dan konsekuensinya pada loyalitas pada
pengunjung objek wisata di Kabupaten Malang. Variabel yang dianalisis yaitu
variabel harapan pelanggan dan kualitas layanan dengan metode analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan mempunyai
pengaruh langsung terhadap kepuasan konsumen, sedangkan variabel harapan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen, kepuasan pelanggan
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Perbedaan penelitian terdahulu dengan
saat ini yaitu pada variabel yang dianalisis dan penggunaan metode analisis data.
Penelitian ini menambahkan variabel harga, lokasi, dan produk. Metode analisis
data yang digunakan yaitu CSI (Customer Satisfaction Index) dan analisis PLS
(Partial Least Square).
Setiawan (2014) meneliti tentang pengaruh service quality dan customer
relationship management terhadap customer loyalty dengan customer satisfaction
sebagai variabel interving di Kampoeng Kidz, Batu-Jawa Timur. Tujuannya 1)
mengetahui pengaruh kualitas layanan dan customer relationship management
terhadap kepuasan pelanggan di Kampoeng Kidz dan 2) mengetahui pengaruh
kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di Kampoeng Kidz. Variabel
6
yang dianalisis yaitu variabel kualitas layanan (responsiveness, reliability,
empathy, tangible dan assurance) dan Customer Relationship Management
(social benefit, financial benefit, structural ties) dengan metode SEM (Structural
Equation Model). Hasil penelitian yaitu 1) Kualitas layanan Kampoeng Kidz
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen, 2) Customer Relationship
Management pada Kampoeng Kidz berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen. Perbedaan penelitian terdahulu dengan saat ini yaitu pada variabel
yang dianalisis dan penggunaan metode analisis data. Penelitian ini
menambahkan variabel lokasi, produk dan harga. Metode analisis data yang
digunakan yaitu CSI (Customer Satisfaction Index) dan analisis PLS (Partial
Least Square).
Susila et al. (2014) menganalisis kepuasan konsumen terhadap Brand
Switching Behavior minuman teh dalam kemasan. Tujuannya untuk mengetahui
pengaruh dimensi bauran pemasaran terhadap kepuasan dan switching behavior
konsumen. Variabel yang dianalisis yaitu variabel kualitas produk, komunikasi,
ketersediaan, harga dan reputasi merek dengan metode Structural Equation Model
(SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi bauran pemasaran yang
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen adalah kualitas produk dan
reputasi merek. Perbedaan penelitian terdahulu dengan saat ini adalah pada
variabel yang dianalisis. Penelitian ini tidak menganalisis variabel komunikasi,
ketersediaan dan reputasi merek namun menambahkan variabel lokasi dan
pelayanan serta menambahkan metode analisis CSI (Customer Satisfaction Index).
7
Sulistiyana et al. (2015) meneliti pengaruh fasilitas wisata dan harga
terhadap kepuasan konsumen (studi pada Museum Satwa). Tujuannya 1)
mengetahui pengaruh fasilitas wisata secara parsial terhadap kepuasan konsumen
Museum Satwa, 2) mengetahui pengaruh harga secara parsial terhadap kepuasaan
konsumen Museum Satwa dan 3) mengetahui pengaruh secara bersama-sama
fasilitas wisata dan harga terhadap kepuasan konsumen Museum Satwa. Variabel
yang dianalisis yaitu fasilitas wisata dan harga dengan metode analisis regresi
linier berganda. Hasil penelitian yaitu 1) Fasilitas Wisata (X1) dan Harga (X2)
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen, 2) Fasilitas
Wisata (X1) dan Harga (X2) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
kepuasan konsumen, 3) Variabel harga mempunyai pengaruh yang paling kuat
dibandingkan dengan variabel yang lainnya, sehingga variabel harga mempunyai
pengaruh yang dominan terhadap kepuasan konsumen. Perbedaan penelitian
terdahulu dengan saat ini yaitu pada variabel yang dianalisis dan penggunaan
metode analisis data. Penelitian ini menambahkan variabel produk, lokasi dan
pelayanan serta meggunakan metode analisis data yaitu CSI (Customer
Satisfaction Index) dan analisis PLS (Partial Least Square).
Rahayu (2015) dengan meneliti pengaruh harga Queen Star Waterpark
terhadap kepuasan konsumen. Tujuannya yaitu 1) mengetahui tanggapan
pengunjung mengenai harga tiket Queen Star waterpark, 2) mengetahui kepuasan
konsumen terhadap harga tiket masuk dan 3) mengetahui pengaruh harga Queen
Star waterpark terhadap kepuasan konsumen. Variabel yang dianalisis yaitu harga
dengan metode analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan
8
bahwa variabel harga berpengaruh nyata terhadap kepuasan konsumen. Perbedaan
penelitian terdahulu dengan saat ini yaitu pada variabel yang dianalisis dan
penggunaan metode analisis data. Penelitian ini menambahkan variabel
pelayanan, lokasi dan produk. Metode analisis data yang digunakan yaitu CSI
(Customer Satisfaction Index) dan analisis PLS (Partial Least Square).
Wahyundari et al. (2015) meneliti pengaruh bauran pemasaran terhadap
kepuasan wisatawan mancanegara di Pantai Pandawa, Kabupaten Badung, Bali,
Tujuannya untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan
wisatawan mancanegara di Pantai Pandawa. Variabel yang dianalisis yaitu harga,
produk, tempat, promosi, proses, orang serta sarana fisik dengan metode analisis
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serentak atau
simultan ketujuh unsur bauran pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan wisatawan dan secara parsial menunjukkan bahwa variabel sarana fisik,
produk, proses, harga berpengaruh secara signifikan sedangkan variabel orang
tempat, dan promosi berpengaruh secara tidak signifikan terhadap kepuasan
wisatawan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan saat ini yaitu pada variabel
yang dianalisis dan metode analisis data yang digunakan. Penelitian ini tidak
menganalisis variabel proses, sarana fisik, orang, promosi namun menambahkan
variabel pelayanan serta meggunakan metode analisis data yaitu CSI (Customer
Satisfaction Index) dan analisis PLS (Partial Least Square).
Gultom et al. (2016) meneliti pengaruh service quality, product quality dan
perceived value terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan industri kayu
perhutani. Tujuannya 1) menganalisis pengaruh service quality dan perceived
9
value terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan industri kayu perhutani, 2)
menganalisis tingkat kepuasan dan loyalitas para konsumen. Variabel yang
dianalisis yaitu product quality, service quality dan perceived value dengan
metode Partial Least Square (PLS), CLI, CSI dan IPA. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa 1) variabel product quality dan service quality berpengaruh
terhadap kepuasan, kepuasan konsumen tidak berpengaruh terhadap loyalitas, 2)
CLI= 74,12% dan CSI= 80,85% artinya pelanggan puas dan loyal terhadap
service quality, perceived value serta product quality yang diberikan industri kayu
perhutani. Perbedaan penelitian terdahulu dengan saat ini adalah pada variabel
yang dianalisis dan metode analisis data yang digunakan. Penelitian ini tidak
menganalisis perceived value namun menambahkan variabel lokasi dan harga
serta hanya menggunakan metode analisis data CSI (Customer Satisfaction Index)
dan analisis PLS (Partial Least Square).
Alvianna (2017) menganalisis pengaruh harga, produk dan kualitas layanan
terhadap kepuasan wisatawan di Taman Wisata Air Wendit Kabupaten Malang.
Tujuannya untuk menganalisis pengaruh harga, produk dan kualitas layanan
terhadap kepuasan wisatawan. Variabel yang dianalisis yaitu harga, kualitas
layanan dan produk dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa harga, kualitas layanan dan produk berpengaruh
terhadap kepuasan wisatawan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan saat ini
adalah pada variabel yang dianalisis dan metode analisis data yang digunakan.
Penelitian ini menambahkan variabel lokasi dan menggunakan metode analisis
data CSI (Customer Satisfaction Index) serta analisis PLS (Partial Least Square).
10
Dekanawati & Wahono (2017) meneliti kepuasan pelayanan pelanggan
berbasis bauran pemasaran. Tujuannya untuk menguji kepuasan taruna dari
perspektif pelayanan sebagai intervening berbasis bauran pemasaran. Variabel
yang dianalisis yaitu harga, promosi, tempat dan pelayanan dengan metode
analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat, promosi, harga dan
pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan
saat ini adalah pada variabel yang dianalisis dan metode analisis data yang
digunakan. Penelitian ini tidak menganalisis variabel promosi namun
menambahkan variabel produk dan menggunakan metode analisis CSI (Customer
Satisfaction Index) serta analisis PLS (Partial Least Square).
Purnamasari et al. (2018) meneliti pengaruh bauran pemasaran (produk,
harga, tempat dan promosi) terhadap kepuasan pelanggan berubah menjadi
loyalitas pelanggan pada Coldplay Juice Soji. Tujuannya yaitu 1) menganalisis
tentang pengaruh bauran pemasaran (harga, tempat, produk dan promosi) terhadap
kepuasan pelanggan pada Coldplay Juice Soji dan 2) menganalisis kepuasan
pelanggan berubah menjadi loyalitas pelanggan pada Coldplay Juice Soji.
Variabel yang dianalisis yaitu harga, produk, promosi dan tempat dengan metode
Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produk,
promosi dan tempat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas
pelanggan sedangkan untuk harga tidak berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan dan loyalitas pelanggan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan saat ini
yaitu pada variabel. Penelitian ini tidak menganalisis variabel promosi namun
menambahkan variabel pelayanan.
11
Nugraha et al. (2019) meneliti kualitas layanan wisata medis yang
mempengaruhi kepuasan dan loyalitas wisatawan mancanegara di Bali. Tujuannya
yaitu 1) mengetahui pengaruh antara kualitas pelayanan medis dan kepuasan
wisatawan, 2) mengetahui pengaruh antara kepuasan wisatawan mancanegara dan
loyalitas wisatawan dan 3) mengetahui pengaruh kualitas layanan dan loyalitas
wisatawan mancanegara. Variabel yang dianalisis yaitu kualitas layanan,
kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan dengan metode Structural Equation
Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kualitas layanan dan
kepuasan wisatawan berpengaruh langsung, positif dan signifikan, 2) hubungan
antara kepuasan wisatawan dan loyalitas berpengaruh langsung, positif dan
signifikan dan 3) terdapat hubungan tidak langsung, positif dan signifikan antara
kualitas layanan dan loyalitas wisatawan mancanegara. Perbedaan penelitian
terdahulu dengan saat ini yaitu pada variabel. Penelitian ini tidak menganalisis
variabel loyalitas wisatawan namun menambahkan variabel lokasi, harga dan
produk.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen (consumen behavior) dapat didefinisikan sebagai
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang/jasa yang termasuk di dalamnya yaitu proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Ada dua elemen penting dari perilaku konsumen yaitu: proses pengambilan
12
keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan dan mempergunakan barang/jasa secara ekonomis. Perilaku
konsumen yang loyal terhadap suatu produk tentu akan menguntungkan bagi
produsennya karena konsumen akan terus berusaha mencari produk yang
diinginkannya. Namun demikian jika konsumen terus-menerus kesulitan mencari
produk yang diinginkannya, maka lama kelamaan konsumen akan beralih untuk
mencoba merek lain. Sementara itu perilaku konsumen yang tidak loyal atau
dengan kata lain membeli suatu produk hanya karena kebiasaannya saja, perlu
memerhatikan aspek-aspek lain secara lebih serius (Sunyoto, 2012).
Perkembangan dalam konsep pemasaran yang mutakhir, konsumen
ditempatkan sebagai sentral perhatian. Untuk itulah perilaku konsumen sangat
perlu dipelajari karena mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Membantu para manajer dalam pengambilan keputusannya
2. Memberi pengetahuan kepada para peneliti pemasaran dengan dasar
pengetahuan analisis konsumen
3. Membantu legislator dan regulator dalam menciptakan hukum dan peraturan
yang berkaitan dengan pembelian hingga penjualan barang dan jasa
4. Membantu konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian yang lebih
baik (Sunyoto, 2012).
2.2.2 Pemasaran
Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi keinginan dan
kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besar
organisasi dan menentukan berbagai produk/jasa dan program yang tepat untuk
13
melayani pasar tersebut. Jadi, pemasaran berperan sebagai penghubung antara
kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban industri yang bersangkutan. Salah
satu cara untuk memahami pemasaran adalah bahwa pemasaran itu disiplin ilmu
yang dipergunakan oleh perusahaan untuk mengubah kebutuhan orang menjadi
peluang yang menguntungkan bagi perusahaan (Kotler, 1989). Definisi pemasaran
yang lainnya menurut William J. Stantion (1991), pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang/jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Aktivitas pemasaran merupakan salah satu aktivitas pokok dalam
melakukan bisnis, karena pemasaran menjadi ujung tombak bagi sebuah
perusahaan untuk menjual produk yang dihasilkan. Konsep yang paling mendasar
dalam pemasaran yaitu kebutuhan manusia, dimana kebutuhan manusia (human
need) adalah keadaan seperti perasaan kehilangan dalam diri seseorang.
Kebutuhan manusia itu luas dan kompleks yang meliputi kebutuhan dasar, sosial,
penghargaan, rasa aman dan aktualisasi diri, sedangkan keinginan manusia
(human want) adalah bentuk yang berasal dari kebutuhan manusia yang dibentuk
oleh budaya dan pribadi seseorang (Sunyoto, 2012).
Pemasaran berurusan dengan pengidentifikasian, pemenuhan kebutuhan
manusia dan kebutuhan sosial. Salah satu definisi paling singkat tentang
pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”.
Pemasaran umumnya diartikan sebagai tugas untuk menciptakan,
memperkenalkan dan menyerahkan barang/jasa kepada konsumen dan
14
perusahaan. Sesungguhnya, orang-orang pemasaran melakukan pemasaran dari 10
jenis wujud yang berbeda: barang, jasa, peristiwa, pengayaan, tempat, orang,
organisasi, kepemilikan, informasi dan gagasan. Pemasaran adalah suatu proses
sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002).
2.2.3 Pariwisata
Pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dari satu tempat ke tempat lainnya yang bertujuan untuk
menikmati waktu luang, bersenang-senang, tidak untuk mencari nafkah dan
kunjungan tidak lebih dari enam bulan (Prabowo et al., 2016). Pariwisata
merupakan salah satu sektor penggerak perekonomian yang perlu diberi perhatian
lebih agar dapat berkembang dengan baik (Zakaria & Suprihardjo, 2014).
Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan unutk menyelenggarakan
jasa pariwisata, menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata,
usaha barang pariwisata dan usaha lain yang terkait dengan bidang tersebut.
Pariwisata di daerah-daerah sangatlah banyak bila mampu memanfaatkan potensi-
potensi yang ada, pemerintah dan masyarakat daerah saling membantu dalam
pengembangannya tersebut sehingga akan mengangkat segi ekonomi, budaya dan
pendidikan daerah itu. Pariwisata sangatlah mampu dalam mengatasi masalah
kesejahteraan bila dikembangkan secara professional (Prasetya & Rani, 2014).
15
2.2.4 Agrowisata
Agrowisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petani sebagai daya
tarik wisata dan melibatkan penduduk lokal dalam perencanaan hingga
pengelolaan kawasan agrowisata. Agrowisata juga dapat menghadirkan potensi
sumber pendapatan dan meningkatkan keuntungan masyarakat. Salah satu prinsip
pengembangan agrowisata yang berkelanjutan adalah berupa adanya partisipasi
masyarakat dalam perencanaan (Bimbi et al., 2017). Agrowisata merupakan
rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian sebagai objek
wisata, baik potensi berupa pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun
kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertaniannya serta
budaya masyarakat petaniannya (Palit et al., 2017).
Aspek yang perlu dilaksanakan untuk pengembangan wisata agro menurut
Situs Departemen Pertanian (2007) yaitu aspek pengembangan sumberdaya
manusia, aspek sumberdaya alam, aspek promosi, baik melalui media informasi
atau dari mulut ke mulut, aspek sarana transportasi, aspek kelembagaan, baik
pemerintah, swasta maupun masyarakat.
2.2.5 Desa Wisata
Desa wisata merupakan kawasan pedesaan yang memiliki berbagai macam
atraksi wisata. Atraksi wisata tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung, menetap, menghabiskan waktu berhari-
hari, mengenal lebih dekat budaya desa, dan melakukan aktivitas yang dilakukan
masyarakat desa (Prabowo et al., 2016).
16
Desa wisata merupakan salah satu bentuk penerapan pembangunan
pariwisata berbasis masyarakat dan berkelanjutan. Melalui pengembangan desa
wisata diharapkan terjadi pemerataan yang sesuai dengan konsep pembangunan
pariwisata yang berkesinambungan. Selain itu, keberadaan desa wisata
menjadikan produk wisata lebih bernilai budaya pedesaan sehingga
pengembangan desa wisata berniali budaya tanpa merusaknya. Masyarakat lokal
berperan sebagai tuan rumah dan menjadi pelaku penting dalam pengembangan
desa wisata dalam keseluruhan tahapan mulai dari tahap perencanaan,
pengawasan hingga implementasi (Dewi & Fandeli, 2013). Keterlibatan
masyarakat dalam pengembangan desa wisata menjadi hal yang sangat penting
karena dari masyarakatlah yang lebih mengetahui dan memahami akan potensi
wilayahnya. Selain itu, keterlibatan masyarakat ini sangat penting untuk
mendapatkan dukungan dan memastikan bahwa hal yang akan diperoleh selaras
dengan kebutuhan dan keuntungan masyarakat setempat. Partisipasi masyarakat
hakikatnya bukan semata-mata mendorong terjadinya proses penguatan kapasitas
masyarakat lokal, tetapi merupakan sebuah mekanisme guna untuk meningkatkan
pemberdayaan bagi masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan secara
bersama (Raharjana, 2012).
2.2.6 Kepuasan Konsumen
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja atau
hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Setelah dijelaskan dalam definisi
tersebut, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi/kesan atas kinerja dan harapan.
17
Jika kinerja berada di bawah harapan dapat dikatakan pelanggan tidak puas. Jika
kinerja memenuhi harapan maka pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan,
pelanggan amat puas atau senang. Banyak perusahaan memfokuskan pada
kepuasan tinggi karena para pelanggan yang kepuasannya hanya pas mudah untuk
berubah pikiran dan beralih bila mendapat tawaran yang lebih baik. Mereka yang
amat puas lebih sukar untuk mengubah pilihannya. Kepuasan tinggi atau
kesenangan yang tinggi menciptakan kelekatan emosional terhadap merek
tertentu, bukan hanya kesukaan/preferensi rasional. Hasilnya adalah kesetiaan
pelanggan yang tinggi. Harapan pembeli dipengaruhi oleh nasihat teman dan
kolega, pengalaman pembelian mereka sebelumnya serta janji dan informasi
pemasar dan para pesaingnya (Kotler, 2002).
Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh penentuan harga, kualitas pelayanan
dan kualitas produk. Harga merupakan salah satu faktor yang sangat penting
karena sifatnya sensitif bagi konsumen. Harga sebagai atribut dapat diartikan
bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi
konsumen tergantung karakteristik konsumen, situasi dan produk. Kualitas
pelayanan adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan
yang berpengaruh terhadap kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat. Kualitas produk juga sebagai faktor penentu tingkat
kepuasan yang diperoleh konsumen setelah melakukan pembelian (Kotler, 1997).
Banyak manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat
kepuasan pelanggan yang tinggi. Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi dapat
meningkatkan loyalitas pelanggan dan mencegah perputaran pelanggan,
18
mengurangi biaya kegagalan pemasaran, mengurangi sensitivitas pelanggan
terhadap harga, meningkatkan efektivitas iklan, mengurangi biaya operasi yang
diakibatkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan dan meningkatkan reputasi
bisnis (Soegoto, 2013).
Menganalisis sikap konsumen merupakan salah satu hal utama yang
mendukung perkembangan strategi pemasaran suatu perusahaan. Seorang
manager pemasaran harus mengetahui dan memahami sikap konsumen yang
dilayani demi mencapai kepuasan baik bagi pihak perusahaan maupun konsumen.
Produsen harus mengetahui atribut apa dari sebuah produk yang bisa membuat
pelanggan puas atau tidak puas (Setiawan & Harahab, 2013).
Eksistensi dan kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka
panjang, secara tidak langsung dipengaruhi oleh perusahaan tersebut dalam
memuaskan kebutuhan konsumen, hal yang sering diistilahkan dengan konsep
pemasaran. Ada pandangan lain yang mengatakan bahwa tujuan sistem pemasaran
adalah untuk menambah kepuasan konsumen, bukan konsumsi. Tetapi kepuasan
konsumen sulit sekali diukur, karena para pakar pun tidak berhasil mengukur
kepuasan total yang diciptakan oleh produk tertentu atau oleh kegiatan pemasaran.
Di samping itu kepuasan langsung yang diperoleh setiap konsumen dari produk
tertentu tidak bisa mengemukakan kelemahan-kelemahannya dan kepuasan yang
dialami seseorang ketika mengkonsumsi produk tertentu tidak tergantung
bagaimana orang memiliki produk serupa (Sunyoto, 2012).
Upaya dalam memenuhi kepuasan pelanggan, perusahaan memang dituntut
kejeliannya untuk mengetahui pergeseran kebutuhan dan keinginan pelanggan
19
yang hampir setiap saat berubah. Pembeli akan bergerak setelah membentuk
persepsi terhadap nilai penawaran, kepuasan sesudah pembelian tergantung dari
kinerja penawaran dibandingkan dengan harapannya, maka definisi kepuasan
pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan (kinerja
atau hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan (Sunyoto,
2012). Pengertian harapan pelanggan di sini adalah memegang peranan penting
dan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kualitas produk (barang dan
jasa) dan kepuasan pelanggan. Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan
menggunakan harapan sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapan
pelangganlah yang melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang
sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannnya. Faktor-faktor yang menentukan
pelanggan meliputi rekomendasi dari mulut-mulut dan iklan, kebutuhan pribadi,
pengalaman masa lampau (Tjiptono, 2005).
2.3 Kerangka Pemikiran
Persaingan bisnis yang semakin kompetitif menuntut para pelaku usaha
untuk dapat menunjukkan keunggulan bersaing atas produk maupun layanannya.
Pengelola Cafe Sawah harus mampu memenangkan persaingan dengan para
pesaingnya dan mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya agar tempat
tersebut dapat terus beroperasi. Selain itu, pengelola dituntut untuk mengetahui
hal apa saja yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan mengetahui
seberapa besar tingkat kepuasan konsumen. Hal tersebut dilakukan agar dapat
20
menjadi acuan dalam melakukan evaluasi sehingga diharapkan dapat
mempertahankan bahkan meningkatkan angka kunjungan ke Cafe Sawah. Salah
satu teori menjelaskan bahwa pelaku usaha dapat meningkatkan kepuasan
konsumen dengan cara penetapan harga yang sesuai, meningkatkan kualitas
pelayanan dan meningkatkan kualitas produk.
Penelitian ini meneliti variabel lokasi, harga, produk, pelayanan terhadap
kepuasan konsumen. Penilaian terhadap lokasi meliputi keterjangkauan lokasi,
suasana dan kelengkapan fasilitas. Penilaian terhadap harga meliputi
keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas, daya saing harga dan
kesesuaian harga dengan manfaat. Penilaian terhadap produk meliputi rasa, variasi
dan selera. Penilaian terhadap pelayanan meliputi keandalan, bukti langsung, daya
tanggap, jaminan dan empati. Penilaian terhadap kepuasan konsumen meliputi
tingkat kepuasan konsumen dan minat konsumen untuk berkunjung kembali.
Variabel tersebut akan dianalisis menggunakan CSI (Customer Satisfaction Index)
dan analisis PLS (Partial Least Square). Hasil dari penelitian ini diharapkan
konsumen minat untuk berkunjung kembali. Kerangka pemikiran dalam penelitian
ini dapat dilihat pada Bagan 1.
21
Bagan 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Cafe Sawah
Desa Wisata Pujon Kidul
Teori
Menurut Kotler (1997)
kepuasan konsumen
dipengaruhi oleh:
1. Penentuan harga
2. Kualitas pelayanan
3. Kualitas produk
Penelitian Terdahulu:
1. Harga: keterjangkauan
harga, kesesuaian
harga dengan kualitas
layanan, daya saing
harga, kesesuaian
harga dengan manfaat
2. Pelayanan: keandalan,
bukti langsung, daya
tanggap, jaminan,
empati 3. Produk: rasa, menu,
selera
Produk (X3)
1. Rasa
2. Menu
3. Selera
Pelayanan (X4)
1. Keandalan
2. Bukti
langsung
3. Daya
tanggap
4. Jaminan
5. Empati
Harga (X2)
1. Keterjangkaua
n harga
2. Kesesuaian
harga dengan
kualitas
3. Daya saing
harga
4. Kesesuaian
harga dengan
manfaat
Lokasi (X1)
1. Keterjangkau
an lokasi
2. Suasana
3. Kelengkapan
fasilitas
Kepuasan Konsumen (Y)
Analisis PLS (Partial
Least Square)
CSI (Customer
Satisfaction Index)
Konsumen Berkunjung Kembali
22
2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya dan mengacu
pada kerangka pemikiran yang diajukan, maka hipotesis sementara dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Diduga terdapat pengaruh antara lokasi terhadap kepuasan konsumen Cafe
Sawah
H2 : Diduga terdapat pengaruh antara harga terhadap kepuasan konsumen Cafe
Sawah
H3 : Diduga terdapat pengaruh antara produk terhadap kepuasan konsumen Cafe
Sawah
H4 ; Diduga terdapat pengaruh antara pelayanan terhadap kepuasan konsumen
Cafe Sawah