Post on 07-Jan-2016
description
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 1/17
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Ruang danPengembanganWilayah Pesisir
Ruang merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan wilayah.
Konsep ruang mempunyai unsur, yaitu jarak, lokasi, bentu, dan ukuran. Konsep
ruang sangat berkaitan dengan waktu, karena pemanfaatan bumi dan segala
kekayaannya membutuhkan organisasi/pengaturan ruang dan waktu. Unsur-unsur
diatas secara bersama-sama menyusun unit tata ruang yang disebut wilayah
(adillah, !""#$.
Konsep pengembangan wilayah di %ndonesia merupakan penggabungan
dari berbagai teori dan model yang senantiasa berkembang yang telah
diujiterapkan dan kemudian dirumuskan kembali menjadi suatu pendekatan yang
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pembangunan di %ndonesia (&'',
!""#$.
&efinisi wilayah pesisir yang baku sampai sekarang belum ada. )amun
demikian, terdapat kesepakatan umum di dunia bahwa wilayah pesisir adalah
suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. *pabila ditinjau dari garis
pantai (coastline$, maka suatu wilayah pesisir memiliki dua macam batas
(boundaries$, yaitu + batas yang sejajar garis pantai (longshore$ dan batas yang
tegak lurus terhadap garis pantai (crossshore$ (adillah, !""#$.
Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir adalah wilayah
pertemuan antara daratan dan laut ke arah darat wilayah pesisir
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 2/17
6
meliputi bagian daratan, baik kering. maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi oleh sifatsifat laut seperti pasang surut,
angin laut, dan perembesan air asin! Sedangkan ke arah laut
wilayah pesisir men"akup bagian laut yang masih dipengaruhi
oleh proses alami yang ter#adi di darat seperti sedimentasi dan
aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan
manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pen"emaran!
B. Pengembangan Kawasan
ecara alamiah kawasan pesisir pada dasarnya bukan semata-mata
merupakan kawasan peralihan ekosistem daratan dan laut, namun sekaligus titik
temu antara aktifitas ekonomi masyarakat berbasis daratan dan laut. Kawasan
pesisir merupakan tempat pendaratan ikan serta berbagai sumberdaya laut maupun
aliran sumberdaya lainnya untuk kemudian dialirkan ke daratan. &ari arah daratan
mengalir sumberdaya untuk disalurkan ia lautan (dan juga udara$ melalui
kawasan-kawasan pesisir. *kibatnya, kawasan pesisir secara global telah
cenderung menjadi konsentrasi aktifitas perekonomian dan peradaban manusia.
Kawasan pesisir dalam kenyataannya menampung sekitar " populasi dunia.
ecara historis, kawasan pesisir telah menjadi hamparan konsentrasi berbagai
kota-kota pelabuhan dan pusat-pusat pertumbuhan global (Rustiadi, !""#$.
&alam rangka mewujudkan konsep pengembangan wilayah yang
didalamnya memuat tujuan dan sasaran yang bersifat kewilayahan di %ndonesia!,
maka ditempuh melalui upaya penataan ruang yang terdiri dari # (tiga$ proses
utama (&'', !""#$, yakni +
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 3/17
7
0. Proses perencanaan tata ruang wilayah, yang menghasilkan rencana tata
ruang wilayah (R1R$. &isamping sebagai 2 guidance of future actions3
R1R pada dasarnya merupakan bentuk interensi yang dilakukan agar
interaksi manusia/makhluk hidup dengan lingkungannya dapat berjalan
serasi, selaras, seimbang untuk tercapainya kesejahteraan
manusia/makhluk hidup serta kelestarian lingkungan dan keberlanjutan
pembangunan (development sustainability$.
!. Proses pemanfaatan ruang , yang merupakan wujud operasionalisasi
rencana tata ruang atau pelaksanaan pembangunan itu sendiri,
#. Proses pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas mekanisme
perizinan dan penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap
sesuai dengan R1R dan tujuan penataan ruang wilayahnya.
&engan demikian, selain merupakan proses untuk mewujudkan tujuan-
tujuan pembangunan, penataan ruang sekaligus juga merupakan produk yang
memiliki landasan hukum (legal instrument $ untuk mewujudkan tujuan
pengembangan wilayah.
. Pengelolaan Wilayah Pesisir Se!ara Terpadu
ecara keruangan dan ekologis wilayah pesisir memiliki keterkaitan antara
lahan atas (daratan$ dan laut lepas. 4al ini disebabkan karena wilayah pesisir
merupakan daerah pertemuan antara daratan dan laut. &engan keterkaitan
kawasan tersebut, maka pengelolaan kawasan pesisir dan laut tidak lepas dari
pengelolaan lingkungan yang dilakukan di kedua kawasan tersebut. 5erbagai
dampak lingkungan yang mengenai kawasan pesisir dan laut adalah akibat dari
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 4/17
$
dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan yang dilakukan di lahan
atas, seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, industri, pemukiman dan
sebagainya. &emikian juga dengan kegiatan yang dilakukan di laut lepas, seperti
kegiatan pengeboran minyak lepas pantai dan perhubungan laut (akumoto !"00$.
'engelolaan ilayah 'esisir secara 1erpadu ( Integrated Coastal Zone
Management/ %678$ adalah pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan
jasajasalingkungan (environmental service$ yang terdapat di kawasan pesisir
dengancara melakukan penilaian menyeluruh (comprehensive assesment $
tentangkawasan pesisir beserta sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang
terdapatdi dalamnya, menentukan tujuan dan sasaran pemanfaatan, dan
kemudianmerencanakan serta mengelola segenap kegiatan pemanfataan guna
mencapaipembangunan yang optimal dan berkelanjutan. 'roses pengelolaan ini
dilakukansecara kontinyu dan dinamis, dengan mempertimbangkan segala aspek
sosial,ekonomi, budaya, dan aspirasi masyarakat pengguna ( stakeholders$, serta
konflikkepentingan dan konflik pemanfaatan kawasan pesisir yang mungkin
ada(orensen dan 8c 6reary, 099": %''6, 099; dalam &ahuri et al., !""0$.
'erencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu memiliki
pengertian bahwa pengelolaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan pesisir
dan laut dilakukan melalui penilaian secara menyeluruh (comprehensive
assessment $, merencanakan tujuan dan sasaran, kemudian merencanakan serta
mengelola segenap kegiatan pemanfaatannya guna mencapai pembangunan yang
optimal dan berkelanjutan. 'erencanaan dan pengelolaan tersebut dilakukan
secara kontinyu dan dinamis dengan mempertimbangkan aspek social-ekonomi-
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 5/17
%
budaya dan aspirasi masyarakat pengguna wilayah pesisir ( stakeholders$ serta
konflik kepentingan dan pemanfaatan yang mungkin ada (akumoto !"00$.
&alam pengelolaan wilayah pesisir terpadu, mengintegrasikan antara
kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, perencanaan ertikal dan
horisontal, ekosistem darat dan lalut, sains dan manajemen, merupakan proses
pengelolaan sumberdaya alam pesisir yang mengacu pada pengelolaan yang
berkelanjutan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berdomisili
di wilayah tersebut (%dha, !""<$. =leh karenanya pengelolaan dan pemanfaatan
ruang wilayahpesisir Kabupaten 5arru khususnya Kecamatan 1anete Rilau harus
terintegrasi dan harus melibatkan semua sektor serta stakeholders yang ada,
sehingga dapat mencapai pembangunan yang berkelanjutan serta dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
". Ta#sonomi dan $or%ologi Rumpu& 'au&
ecara biologi rumput laut ( seaweed $ termasuk dalam anggota
alga.'ertumbuhan dan penyebaran rumput laut sangat tergantung dari faktor-
faktoroseanografi (fisik, kimia, dan pergerakan atau dinamika air laut$ serta
jenissubstrat dasarnya (&K', !""$. ecara morfologi rumput laut
tidakmemperlihatkan perbedaan secara isual antara akar, batang, dan daun
sejati.Keseluruhan dari tubuh rumput laut memiliki bentuk yang mirip,
walaupunsebenarnya berbeda.
*da banyak spesies dari rumput laut yang telah berhasil dibudidayakan,
namun pada tahun-tahun terakhir Eucheuma lebih mudah dikembangkan. 5erbeda
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 6/17
&0
dengan ganggang lain, rumput laut tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
ecara keseluruhan tubuhnya disebut sebagai thallus. 6iri-ciri Eucheuma cottonii
yaitu thallus silindris, permukaan tubuh licin, warna hijau terang, hijau kuning,
dan cokelat kemerahan (&K', !""$.
'ercabangan thallus berujung runcing atau tumpul, ditumbuhi nodulus
(tonjolan-tonjolan$, dan duri-duri lunak. 'ercabangan bersifat alternates
(berseling$, tidak teratur, serta dapat bersifat dichotomus (percabangan dua-
dua$atau trichotomus (percabangan tiga-tiga$. Untuk pertumbuhan, rumput
lautmengambil nutrisi dari sekitarnya secara difusi melalui dinding thallus.
Rumputlaut ini hanya dapat hidup pada lapisan fotik yaitu pada kedalaman
dimana sinarmatahari masih dapat mencapainya, tumbuhan ini memerlukan
cahaya matahariguna proses fotosintesis untuk tubuhnya (*nggadiredja et al .,
!""$.
(. Parame&er (#ologis dan $e&ode Budidaya Rumpu& 'au&
eiring kebutuhan rumput laut yang semakin meningkat, baik untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri, sekaligus memperbesar
deisa negara dari sektor non-migas, maka cara terbaik untuk tidak selalu
menggantungkan persediaan dari alam adalah dengan melakukan budidaya
rumput laut.
). Parame&er (#ologis Budidaya Rumpu& 'au&
'arameter ekologis yang perlu diperhatikan dalam mendukung pertumbuhan
rumput laut antara lain+
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 7/17
&&
0. *rus: >erakan airakan membawa unsur hara, menghilangkan kotoran yang
menempel pada thallus, membantu pengudaraan, dan mencegah adanya
fluktuasi suhu air yang besar. %ndikator suatu lokasi yang memiliki arus
yang baik adalah adanya pertumbuhan karang lunak dan padang lamun
yang bersih dari kotoran dan cenderung miring ke satu arah. *rus
merupakan gerakan mengalir suatu masa air yang dapat disebabkan oleh
tiupan angin, perbedaan densitas air laut dan pasang surut yang
bergelombang panjang dari laut terbuka (*yu, !"0!$. Kecepatanarus yang
baik adalah !"-;" cm/detik dengan suhu berkisar !"-!?"6 dan p4 berkisar
<,#-?,! (&K', !""$.
!. &asar 'erairan: &asar perairan yang sesuai adalah berupa pecahan-
pecahan karang dan pasir kasar (*yu, !"0!$.Kondisi perairan tersebut juga
merupakan indikator kejernihan air yang relatif baik memiliki adanya
gerakan air yang baik.&asar perairan yang didominasi oleh lumpur dapat
mengakibatkan kekeruhan yang tinggi. &asar perairan yang hanya terdiri
dari pasir menunjukkan pergerakan air yang sedikit, dan lumpur
menunjukkan pergerakan air yang lebih rendah lagi. 'erairan dengan dasar
karang ataupun karang mati.
#. Kedalaman: Kedalaman perairan sangat tergantung dari metode budi daya
yang akan dipilih. 8etode lepas dasar dilakukan pada kedalaman perairan
tidak kurang dari #"-" cm pada waktu surut terendah, sedangkan metode
rakit apung, rawai dan jalur pada perairan dengan kedalaman sekitar !-0@
m, dan untuk metode rawai (long-line$ @-!" meter (&K', !""$.
;. alinitas perairan pada lokasi sebaiknya dalam kondisi kadar garam air
lautsekitar !? - #@ ppt (&K', !""$.
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 8/17
&2
@. Kecerahan perairan yang baik untuk pertumbuhan rumput laut harus
jernih,terhindar dari sedimentasi atau intrusi air sungai yang besar.
Kecerahanperairan optimal pada kisaran ! A @ meter (&K', !""$.
. =rganisme 'engganggu: Bokasi budidaya diusahakan pada perairan yang
tidak banyak terdapat organisme pengganggu misalnya ikan beronang,
bintang laut, bulu babi dan penyu serta tanaman penempel.
<. Bokasi budidaya sebaiknya secara alamiah ditumbuhi tumbuhan lain
sepertilamun/alang-alang laut ( seagrass$ dan perlu diperhatikan adanya
hewanherbiora misalnya bulu babi ( Diadema spp$, ikan beronang/lingkis
(iganusspp$, binatang laut lainnya serta penyu laut (Chelonia mydas$
yang dapatmenjadi hama tanaman budidaya (ulistijo, !""!$.
*. $e&ode Budidaya Rumpu& 'au&
8etode penanaman rumput laut pada dasarnya disesuaikan dengan kondisi
perairan pantai setempat. *da tiga macam metode penanaman rumput laut yaitu
sistem dasar, sistem lepas dasar, sistem rakit apung (Kadi, !"";$. )amun untuk
jenis Eucheuma ada tiga metode (sistem$ yang dikenal masyarakat serta
dikembangkan secara luas yaitu + sistem lepas dasar, sistem rakit bambu (apung$,
dan sistem tali rawai (long-line$ (*nggadiredja et al ., !""$.
0. istem lepas dasar
Kerangka dibuat dengan patok kayu atau bambu di dasar perairan
untukmengikatkan tali ris, jarak antar tali ris !@ cm dan jarak antar rumpun
tanaman 0@-!@ cm, sedangkan jarak tanaman dengan dasar perairan #"-@" cm.
ketsapenanaman rumput laut dengan sistem lepas dasar dapat dilihat pada
gambar 0.
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 9/17
&'
>ambar 0. 5udidaya rumpyt laut metode lepas dasar
istem ini diterapkan pada lokasi yang dasar perairannya pasir berbatu
karangmati, air jernih, dan pergerakan arus kuat dan terus menerus. istem ini
diterapkandi 5ali ()usa &ua, )usa Bembongan, )usa 6eningan, dan )usa
'edina$ dan diBombok (>erupuk Bombok 1engah$ (ulistijo, !""!$. istem lepas
dasar cocokdigunakan pada daerah dengan substrat pasir dengan pecahan karang,
dikelilingikarang pemecah gelombang (barrier ree! $ sehingga daerah tersebut
terlindungdari hempasan gelombang, dan kedalaman perairan sekitar ",@ m pada
surutterendah dan # m pada saat pasang tertinggi (*nggadiredja et al ., !""$.
!. istem rakit bamboo (apung$
Kerangka rakit dapat dibuat ukuran yang berariasi, misalnya @ m C !,@
m,@ m C @ m, tali ris berjarak !@ cm satu dengan yang lainnya, jarak antar
rumpuntanaman 0@-!@ cm, biasanya kedalaman perairan sekitar !-0@ m.
ketsapenanaman rumput laut dengan sistem rakit bambu dapat dilihat pada
gambar !.
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 10/17
&
>ambar !. 5udidaya rumput laut metode rakit apung
istem ini banyak diterapkan di Bampung, Kepulauan eribu, 8adura,
5anyuwangi, Bombok 1imur dan 1engah, ulawesi 1enggara, dan ulawesi
elatan (ulistijo, !""!$.
#. istem tali rawai (long line"
1ali nilon sebagai tali ris yang direntangkan pada dua ujung patok ataupun
jangkar sepanjang !@-0"" m, rumpun rumput laut diikat pada tali ris denganjarak
antar tanaman !"-@" cm dan pada jarak tiap !-@ m diberi pelampung
(botolplastik$. 1ali rawai ini dapat dirangkai antara ;-@ jalur, jarak tiap tali rawai
antara0-! m. istem ini kini sangat populer pengembangannya, hampir di seluruh
lokasiyang kedalamnnya antara !-0" m yang mudah dijumpai di wilayah
perairan%ndonesia. &isamping itu sistem ini dapat menghemat kerangka rakit
bambu yangcukup mahal dan terbatas. ketsa penanaman rumput laut dengan
sistem talirawan/rentang dapat dilihat pada gambar # (ulistijo, !""!$.
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 11/17
&5
>ambar #. budidaya rumput laut metode long line
5erdasarkan tiga metode penanaman rumput laut di atas, budidaya rumput
laut dengan sistem rakit bambu dan sistem tali rawai lebih baik dibandingkan
dengan sistem lepas dasar. 4al ini disebabkan pencahayaan yang diterima untuk
proses metabolisme pada lapisan dekat permukaan lebih besar dari pada dekat
dasar perairan. juga tampak penumpukan partikel yang menutupi rumpun rumput
laut di dekat dasar perairan lebih banyak sehingga membuat rumput laut menjadi
rusak (ulistijo, !""!$.
'ada saat ini sistem tali rawai banyak digunakan untuk budidaya rumput
laut pada perairan dangkal di %ndonesia, sebenarnya sistem ini sama baiknya
dengan sistem rakit bambu. )amun, sistem tali rawai lebih efisien karena sistem
ini dapat menghemat kerangka rakit bambu yang harganya cukup mahal dan
jumlahnya terbatas (ulistijo, !""!$.
+. Kondisi (#sis&ing Wilayah Budidaya Rumpu& 'au& Ke!ama&an Tane&e
Rilau, Kabupa&en Barru
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 12/17
&6
Kondisi perairan Kabupaten 5arru khususnya Kecamatan 1enete Rilau
secara teknis masih layak untuk lokasi budidaya rumput laut (udarmi, !"0!$.
&asar perairan pada Kabupaten 5arru khususnya Kecamatan 1anete Rilau adalah
lempung berpasir disertai pecahan cangkang serta sedikit berlumpur. 4al ini
sesuai dengan pendapat *nggadireja (!""$ bahwa dasar perairan yang
berkarakter lempung berpasir disertai pecahan cangkang serta sedikit berlumpur
sangat cocok untuk budidaya rumput laut.
Kecerahan peraiaran di Kecamatan 1aneterilau rata-rata # meter, kecuali
lokasi yang berada di dekat muara sungai kecerahannya mencapai 0,!@ meter
(udarmi, !"0!$. uhu dan salinitas pada perairan Kecamatan 1anete Rilau
berkisar !?-#" "6 dan !#-!@ ppt pada bulan februari dan maret (udarmi, !"0!$.
1inggi gelombang dan kecepatan arus untuk perairan Kabupaten barru
berkisar ",@ A 0,@ dan kecepatan arus ","# A ",@ meter/detik. 8enurut *nggadireja
(!""$ kecepatan arus yang baik untuk dilakukannya budidaya rumput laut
berkisar ",! A ",; meter/detik.
Kecamatan 1anete Rilau memiliki dermaga yang digunakan sebagai
tempat berlabunya kapal-kapal nelayan. namun perairan di Kecamatan 1anete
Rilau bukan merupakan daerah perlintas kapal-kapal besar, sehingga aman dan
berpotensial untuk diadakannya budidaya rumput laut.
-. Apli#asi Pengindraan Jauh dan SI- un&u# Budidaya Rumpu& 'au&
&alam penentuan kesesuaian lokasi budidaya rumput laut
harusdiperhatikan beberapa parameter yang mendukung bagi pertumbuhan
rumput lauttersebut. 'engambilan data insitu untuk cakupan area yang luas akan
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 13/17
&7
meyebabkanbanyaknya dana yang harus dikeluarkan dan memerlukan waktu yang
lebih lamadalam pengambilan data insitu. &ewasa ini teknologi penginderaan jauh
danistem %nformasi >eografis (%>$ dapat memudahkan dalam memperoleh
datamaupun mengolah data dengan cakupan area yang luas (amad, !"00$.
1eknologi penginderaan jauh membantu dalam memperoleh data lebih
cepat dalam waktu bersamaan dengan areal yang luas. &ata penginderaan jauh
dapat diproses sesuai dengan faktor yang akan ditampilkan. &ata yang dapat
dihasilkan oleh citra satelit (Bandsat < D18E$ untuk budidaya laut
bermacammacam seperti + klorofil-a, suhu permukaan laut, dan muatan padatan
tersuspensi (*rief dan Baksmi, !""$. &ata lain yang dapat dihasilkan yaitu data
keterlindungan lokasi dan kedalaman perairan (ulma et al ., !""@$, adanya
pengolahan data kedalaman perairan dan keterlindungan lokasi maka dapat
diperoleh pula informasi (data$ substrat dasar perairan dangkal. 4asil olahan atau
analisis suatu data tersebut harus memiliki suatu rujukan seperti peta tematik, data
statistik, dan data lapang ('urwadhi, !""0$. &ata yang di dapat dari pengolahan
citra kemudian diolah dengan bantuan sistem informasi geografis.
istem %nformasi >eografis merupakan salah satu pilihan dalam penentuan
lokasi ideal untuk pengembangan budidaya laut. %> dapat digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi
geografis berikut atribut-atributnya ('rahasta, !""!$. &alam penentuan kesesuaian
lokasi budidaya rumput laut, %> menjadi pilihan yang tepat dalam pengambilan
keputusan kesesuaian lahan budidaya rumput laut , %> dapat memadukan
beberapa data dan informasi tentang budidaya perikanan dalam bentuk lapisan
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 14/17
&$
(layer $ yang nantinya dapat ditumpanglapiskan (overlay$ dengan data lainnya,
sehingga menghasilkan suatu keluaran baru dalam bentuk peta tematik yang
mempunyai tingkat efisiensi dan akurasi yang cukup tinggi (*riyatiet al ., !""<$.
. Analisis Pengembangan Wilayah Pesisir
Untun pengembangan suatu wilayah, ada beberapa metode yang
digunakan sebagai acuan untuk menganalisis suatu wilayah. salah satunya yaitu
analisis =1. *nalisis =1 (trenght #eakness $pportunities %hreats$
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
organisasi/perusahaan. *nalisis tersebut didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (trenght $ dan peluang ($pportunities$, namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (#eakness$ dan ancaman (%hreats$
(alusu, 099$. edangkan menurut Kotler, 09??: heelen dan 4unger, 099@
dalam Kajanus (!""0$ analisa =1 adalah suatu alat yang umum digunakan
untuk penganalisaan lingkungan yang internal dan eksternal dalam rangka
mencapai suatu pendekatan sistematis dan dukungan untuk suatu
situasipengambilan keputusan.
nalisis S*+ dapat dilakukan dengan menggunakan salah
satu dari 2model matriks, yaitu matriks S*+ atau matriks
+*S! Model matriksmendahulukan faktorfaktor eksternal
(an"aman dan peluang), kemudian melihatkapabilitas internal
(kekuatan dan kelemahan)! Suatu strategi dirumuskan
setelah+*S selesai dianalisis (Salusu, &%%6)!Matriks +*S
menghasilkan strategi (-angkuti, 200), yaitu.
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 15/17
&%
&! trategi $, memanfaatkan kekuatan untuk merebut
peluang!2! trategi #$& memanfaatkan peluang yang ada dengan "ara
meminimalkankelemahan yang ada!'! trategi % , memanfaatkan kekuatan untuk menghindari atau
memperke"ildampak dari an"aman eksternal!
! trategi #% , didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif
dan berusahamemperke"il kelemahan, serta menghindari
an"aman!
I. Kerangka Konseptual
'engembangan budidaya rumput laut di kawasan pesisir Kecamatan
1anete Rilau, Kabupaten 5arru didasarkan pada kondisi potensi supply& demand&
dan e'isting . 'otensi supply adalah kondisi sumberdaya alam kawasan pesisir baik
secara fisik, kimia maupun biologi yang mempunyai interaksi satu sama lain,
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
edangkan potensi demand meliputi kondisi social ekonomi masyarakat serta
stakeholders lain yang dalam perkembangannya membutuhkan pasokan
sumberdaya alam yang memadai serta pengaturan pemanfaatan agar dapat
terjamin kelestariannya. Kondisi eCisting adalah kondisi pemanfaatan saat ini
yaitu budidaya rumput laut long line (%dha, !""<$. elanjutnya dilakukan analisis
terhadap ketiga komponen tersebut untuk menetapkan Fonasi dan arahan
pengembangan kawasan, yang sesuai dengan kondisi ('otensi dan status$
sumberdaya alam dan prioritas kebutuhan masyarakat.
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 16/17
20
'engkajian pemanfaatan lahan digunakan pendekatan analisis spasial dan
analisis arahan pengembangan. *nalisis spasial bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian lahan dilakukan dengan menggunakan sistem informasi geografis
(%>$. &engan analisis tersebut akan dapat ditentukan prioritas kegiatan
pemanfaatan ruang yang optimal.
'enelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendapatkan
karakteristik kawasan pesisir Kecamatan 1anete Rilau, Kabupaten 5arru dengan
berdasarkan pada kondisi biogeofisik yang ada. Karakteristik kawasan merupakan
salah satu acuan dalam istem %nformasi >eografis (%>$ untuk menentukan
kesesuaian lahan agar sesuai dengan peruntukannya.
'enentuan arahan pengembangan digunakan analisis =1 untuk
memperoleh strategi arahan pengembangan kawasan pesisir Kecamatan 1anete
Rilau, Kabupaten 5arru. *nalisis =1 dilakukan untuk mengidentifikasi faktor
internal (kekuatan dan kelemahan$ serta faktor eksternal ('eluang dan ancaman$
dalam rencana pengembangan kawasan pesisir Kecamatan 1anete Rilau,
Kabupaten 5arru.
*dapun gambaran kerangka konseptual analisis kesesuaian dan
pengembangan wilayah budidaya rumput laut di Kecamatan 1anete Rilau,
Kabupaten 5arru dapat dilihat pada diagram alir berikut.
7/17/2019 BAB II - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-copy-568d7d7cdbb6c 17/17
2&
>ambar ;. Kerangka konseptual analisis kesesuaian dan pengembangan wilayah
budidaya rumput laut di Kecamatan 1anete Rilau, Kabupaten 5arru.
/ondisi ksisting *ilayah1esisir
/e"! anete -ilau, /ab!
/riteria/esesuaian ahan
1roses nalisis/esesuaian ahan
1engembangan3udidaya -umput aut
yang 3erkelan#utan
/esesuaian ahan
3udidaya -umput aut
nalisis /esesuaian
lahan (S4)
saha 3udidaya-umput aut
isika kimia1erairan
• Suhu
• Salinitas
• /edalama
n
• rus
• /e"erahan
• 8era#ar
/easaman(p9)
• kloro:l
nalisis
Strategi