BAB II ku + - Copy
-
Upload
khanjeng-mustofa -
Category
Documents
-
view
125 -
download
9
description
Transcript of BAB II ku + - Copy
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penjelasan dan Dasar-dasar Instalasi Penerangan
Instalasi Listrik adalah Kumpulan dari beberapa komponen listrik yang
membentuk suatu rangkaian atau sistem dan mempunyai tujuan yaitu
menyalurkan energi listrik dari pembangkit hingga pelayanan kepada konsumen.
2.1.1 Prinsip dasar Instalasi Penerangan
Perencanaan instalasi penerangan harus memenuhi ketentuan yang ada pada
PUIL 2000 dan ketentuan-ketentuan lainnya. Selain itu agar instalasi yang
dipasang dapat digunakan secara optimal harus memenuhi hal-hal mendasar yaitu
sebagai berikut :
a. Keselamatan ( Keamanan )
Kesiapan keamanan secara elektrik terhadap manusia, hewan, dan hal
lainnya.
b. Keandalan
Kesiapan baik secara elektrik maupun mekanik yang dapat bekerja pada
nilai nominal yang telah ditetapkan tanpa menimbulkan kerusakan yang
akan membuat instalasi penerangan tersebut mengalami kerusakan.
c. Ketersediaan
Kesiapan suatu instalasi melayani kebutuhan baik daya, pengaman,
hingga perluasan
5
d. Ketercapaian
Kesiapan suatu instalasi dalam usaha untuk mencapai kemudahan
dalam hal pemasangan, pengawasan, pemeriksaan, dan pemeliharaan
serta pada saat perbaikan.
e. Keindahan
Kerapian dalam pemasangan peralatan dan mengacu pada jenis serta
bentuk peralatan yang berlaku.
f. Ekonomis
Kesiapan dalam hal pembiayaan yang dikeluarkan untuk instalasi
penerangan tersebut haruslah sehemat dan seefisien mungkin.
2.2 Cara Menghitung Penerangan Dalam
2.2.1 Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat dimana pekerjaannya
akan dilakukan. Bidang kerja umumnya diambil 80 cm di atas lantai. Bidang kerja
ini bisa berupa sebuah meja, bangku kerja, atau juga bisa suatu bidang horizontal
khayalan, 80 cm di atas lantai.
Intensitas penerangan E dinyatakan dalam satuan lux, sama dengan jumlah
lm/m2. Jadi flux cahaya yang diperlukan untuk suatu bidang kerja seluas A m2
adalah :
Φ = E x A lm
(2.1)
Keterangan : Φ = flux cahaya
6
E = intensitas penerangan (lux)
A = luas bidang kerja (m2)
Flux cahaya yang dipancarkan lampu-lampu tidak semuanya mencapai
bidang kerja yang diinginkan. Sebagian dari flux cahaya itu akan
dipancarkan ke dinding dan langit-langit.
η = ΦgΦo (2.2)
Keterangan : Φo = flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber
cahaya yang ada dalam ruangan.
Φg =flux cahaya berguna yang mencapai bidang kerja,
langsung atau tak langsung setelah dipantulkan oleh
dinding dan langit-langit.
Untuk menentukan intensitas penerangan dan efisiensi penerangan yang
dibutuhkan adalah seperti Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.
Tabel 2.1 Intensitas Panerangan
No. sifat penerangan
penerangansangat baik
peneranganbaik
1 Kantor Ruangan gambar 2000 lux 1000 lux
Ruangan kantor (untuk pekerjaan kantor biasa, pembukuan, mengetik
Pembukuan, surat menyurat, membaca, menulis, melayani
Mesin-mesin kantor) 1000 lux 500 lux
Ruangan yang tidak digunakan terus-menerus untuk
Pekerjaan(ruang arsip, tangga, gang,ruangan tunggu) 250 lux 150 lux
2 Ruangan sekolah
7
Ruangan kelas 500 lux 250 lux Ruangan gambar 1000 lux 500 lux Ruangan untuk pelajaran jahit-menjahit 1000 lux 500 lux3 Industri
Pekerjaan sangat halus(pembuatan jam tangan, 5000 lux 2500 lux
instrument kecil dan halus mengukir)
Pekerjaan halus (pekerjaan pemasangan halus, menyetel 2000 lux 1000 lux
mesin bubut otomatis, pekerjaan bubut halus, kempa halus, poles)
Pekerjaan biasa (pekerjaan bor, bubut kasar, pemasangan biasa) 1000 lux 500 lux
Pekerjaan kasar (menempa dan menggiling) 500 lux 250 lux4 Toko
Ruang jual dan pamer : Toko-toko besar 1000 lux 500 lux Toko-toko lain 500 lux 250 lux Etalase : Toko-toko besar 2000 lux 1000 lux Toko-toko lain 1000 lux 500 lux5 Masjid, gereja dan sebagainya 250 lux 125 lux
Nosifat penerangan
penerangansangat baik
peneranganbaik
6 Rumah tinggal
Kamar tamu Penerangan setempat (bidang kerja) 1000 lux 500 luxPenerangan umum, suasana 100 lux 50 luxDapurPenerangan setempat 500 lux 250 luxPenerangan umum 250 lux 125 lux Ruangan-ruangan Lain 500 lux 250 luxKamar tidur, kamar mandi, kamar rias (penerangan setempat) 500 lux 250 lux Gang, tangga, gudang, garasi 250 lux 125 luxPenerangan setempat untuk pekerjaan-pekerjaan ringan (hobby, dan sebagainya) 500 lux 250 lux
Penerangan umum 250 lux125
xP. Van Harten , E. Setiawan. Ir, Instalasi Arus Kuat II Bina Cipta Bandung 1986
8
2.2.2 Efisiensi Penerangan
Dari :
η = Φ gΦo (2.3)
dan
Φg = E x A lm (2.4)
Maka didapat rumus flux cahaya :
Φo=E x Aη
lm (2.5)
Keterangan :
A = luas bidang kerja dalam m2
E = intensitas penerangan yang diperlukan di bidang kerja
Tabel 2.2 Efisiensi Penerangan
*) P. Van Harten , E. Setiawan. Ir, Instalasi Arus Kuat II Bina Cipta Bandung 1986
9
2.2.3 Indeks Ruangan atau Indeks Bentuk
Indeks ruangan atau indeks bentuk (k) menyatakan perbandingan antara
ukuran-ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar.
K¿ p .lh( p+l) (2.6)
Keterangan :
p = panjang ruangan (m)
l = lebar ruangan (m)
h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m)
2.2.4 Menentukan Jumlah Armatur
Untuk menentukan jumlah armature yang digunakan, maka dapat
menggunakan persamaan berikut :
narmatur = ∅ o
∅ armatur (2.7)
Keterangan :
Φo = flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber
cahaya yang ada dalam ruangan.
Φarmatur = fluks cahaya per armatur
2.2.5 Penentuan Banyak Lampu
Dalam menentukan banyak lampu digunakan metode interpolasi. Pada
metode interpolasi dapat diketahui efisiensi suatu penerangan melalui tabel, tetapi
jika nilai indeks ruangan (k) yang kita peroleh tidak terdapat di dalam tabel maka
10
untuk mencari nilai efisiensinya diambil nilai tengah aantara nilai-nilai untuk
indeks ruangan satu tingkat diatasnaya dan satu tingkat dibawahnya.
Jika telah diketahui efisiensi penerangan untuk nilai tertentu dari indeks
ruangan maka dapat dihitung jumlah lampu yang diperlukan dengan rumus :
n= φoφlampu
= E×Aφlampu×η×d (2.8)
sedangkan untuk jumlah armatur dapat diketahui dengan menggunakan
rumus:
n= φoφarmatur
= E×Aφarmatur×η×d (2.9)
Flux cahaya yang diperlukan untuk keadaan baru :
φo=E×A
η (2.10)
Sedangkan untuk keadaan terpakai :
φo=E×Aη×d (2.11)
2.3 Faktor-faktor Refleksi
Faktor-faktor refleksi rw dan rp masing-masing menyatakan bagian yang
dipantulkan dari fluks cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit dan
kemudian mencapai bidang kerja.
Faktor refleksi semu bidang pengukuran atau bidang kerja rm, ditentukan oleh
refleksi lantai dan refleksi bagian dinding antara bidang kerja dan lantai.
Umumnya untuk rm ini diambil 0,1.
11
2.4 Sistem Penerangan
Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada konstruksi
sumber cahaya itu sendiri dan pada konstruksi armature yang digunakan.
Konstruksi armaturnya antara lain tergantung oleh hababarapa hal sebagai berikut
1. Cara pemasangannya pada dinding atau langit-langit.
2. Cara pemasangan fiting atau fiting-fiting di dalam armatur.
3. Perlindungan sumber cahayanya.
4. Penyesuaian bentuknya dengan lingkungan.
5. Penyebaran cahayanya.
Sebagian besar cahaya yang ditangkap oleh mata, tidak datang langsung dari
sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan oleh lingkungan. Karena besarnya
luminansi sumber-sumber cahaya modern, cahaya langsung dari sumber cahaya
biasanya akan menyilaukan mata. Oleh karena itu, bahan-bahan armature haruslah
dipilih sedemikian rupa sehingga sumber cahayanya terlindung dan cahayanya
terbagi secara tepat.
Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh sumber cahayanya dan armatur
yang digunakan, dapat dibedakan sistem-sistem penerangan dibawah ini :
2.4.1 Penerangan Langsung
Pada penerangan langsung 90 hingga 100% cahaya yang dipancarkan ke
bidang kerja. Pada penerangan langsung terjadi efek terowongan (tunneling
effect) pada langit-langit yaitu: tepat di atas lampu terdapat bagaian yang gelap.
12
Peneranagan langsung dapat dirancang menyebar atau terpusat, tergantung
reflector yang digunakan seperti gambar 2.1
Gambar 2.1 Penerangan langsung
Kelebihan pada penerangan langsung: efisiensi penerangan tinggi,
memerlukan sedikit lampu untuk bidang kerja luas. Kelemahannya: bayangannya
gelap, karena jumlah lampunya sedikit maka jika terjadi gangguan sangat
berpengaruh
2.4.2 Penerangan Setengah Langsung
Penerangan setengah langsung 60 sampai 90% cahaya diarahkan ke bidang
kerja selebihnya diarahkan ke langit-langit. Penerangan jenis ini adalah efisien.
Pemakaian penerangan setengah langsung antara lain pada: kantor, kelas, toko dan
tempat kerja lainnya seperti Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Penerangan setengah langsung
2.4.3 Penerangan Tak Langsung
13
Pada penerangan tak langsung 90 hingga 100% cahaya dipancarkan ke
langit-langit ruangan sehingga yang dimanfaatkan pada bidang kerja adalah
cahaya pantulan. Pancaran cahaya pada penerangan tak langsung dapat pula
dipantulkan pada dinding sehingga cahaya yang sampai pada permukaan bidang
kerja adalah cahaya pantulan dari dinding.
Penerangan tak langsung menjadi tidak efisien jika cahaya yang sampai ke
langit-langit merupakan cahaya pantulan dari bidang lain. Penerangan jenis ini
diperlukan pada: ruang gambar, perkantoran, rumah sakit, hotel seperti Gambar
2.3.
Gambar 2.3 Penerangan tak langsung
2.4.4 Penerangan Setengah Tak Langsung
Pada penerangan setengah tak langsung 60 hingga 90% cahaya di arahkan
ke langit-langit. Distribusi cahaya pada penerangan ini mirip sdengan distribusi
penerangan tak langsung tetapi lebih efisien dan kuat penerangannya lebih tinggi.
Perbandingan kebeningan antara sumber caahaya dengan sekelilingnya tetap
14
memenuhi syarat tetapi pada penerangan ini timbul bayangan walaupun tidak
jelas.
Penerangan setengah tak langsung digunakan pada ruangan yang
memerlukan modeling shadow. Penggunaan penerangan setengah tak langsung
pada took buku, ruang baca, ruang tamu seperti Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Penerangan setengah tak langsung
2.4.5 Penerangan Menyebar (difus)
Pada penerangan difus distribusi cahaya ke atas dan bawah relatif merata
yaitu berkisar 40 hingga 60%. Perbandingan ini tidak tepat masing-masing 50%
karena armatur yang berbentuk bola yang digunakan ada kalanya ada terbuka pada
bagian bawah atau atas. Armatur terbuat dari bahan yang tembus cahaya, antara
lain: kaca embun, fiberglas, plastik. Penerangan difus menghasilkan cahaya redup
dengan bayangan lebih jelas dibandingkan yang dihasilkan 2 penerangan yang
dijelaskan sebelumnya. Penggunaan penerangan difus antara lain pada : tempat
ibadah seperti Gambar 2.5.
15
Gambar 2.5 Penerangan difus
2.5 Komponen yang digunakan
Dalam instalasi penerangan suatu bangunan yang baru, maka ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Jenis lampu
2. Armatur
3. Saklar
4. Kotak kontak
5. Pipa instalasi
6. Kotak sambung
7. Panel
2.5.1 Jenis Lampu
Dalam memperhitungkan biaya operasi dari lampu, misalnya harus
mengetahui effisiensi dan umur dari lampu, maka biaya operasinya akan lebih
tinggi, karena adanya penggantian lampu yang dilakukan lebih sering sehingga
untuk mengatasi hal ini maka harus dilakukan dan memilih lampu yang
mempunyai umur lebih panjang dan efisiensi lebih tinggi, dengan efisiensi lampu
dan warna cahaya saling bersaing.
Dan berdasarkan prinsip kerjanya, lampu listrik dibedakan menjadi dua
macam, yaitu ;
lampu pijar dan lampu tabung / neon sign.
16
Sedangkan lampu tabung cahaya yang dihasilkan berbeda dengan filamen
lampu pijar, tetapi melalui proses eksitasi gas atau uap logam yang terkandung
dalam tabung lampu yang terletak diantara 2 elektroda yang bertegangan cukup
tinggi.
Beberapa jenis lampu antara lain ;
1. Lampu Pijar
2. Lampu Tabung
a. Hologen
b. Merkuri
2.5.2 Armatur
Penetapan armatur-armatur lampu dapat dibagi menurut beberapa cara,
yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan Sifat Penerangannya.
2. Berdasarkan Konstruksinya.
3. Berdasarkan Penggunaanya.
4. Berdasarkan Bentuknya.
5. Berdasarkan Cara Pemasangannya.
Bentuk sumber cahaya dan armatur harus sedemikian rupa sehingga tidak
menyilaukan mata.
2.5.3 Sakelar
Sakelar adalah salah satu jenis peralatan listrik yang berfungsi untuk
memutuskan dan menghubungkan arus listrik ke beban atau rangkaian listrik.
Sakelar harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
17
1. Harus dapat dilayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu.
2. Dalam keadaan terbuka, bagian-bagian sakelar yang bergerak harus
tidak bertegangan.
3. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena
pengaruh gaya berat.
Pada instalasi penerangan umumnya yang digunakan adalah sakelar kotak,
dan pemakaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dari instalasi penerangan yang
terpasang. Adapun beberapa jenis sakelar yang sering digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Sakelar Tunggal
Sakelar ini digunakan sebagai pengatur rangkaian pada satu tempat
pengoperasian untuk menghidupkan dan mematikan lampu dengan sistem
penerangan satu arah. Adapun simbol lokasinya seperti Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Simbol Sakelar Tunggal
2. Sakelar Seri atau Doubel
Dengan saklar seri, dua pemakai atau kelompok pemakai dapat diatur
secara terpisah, tersendiri atau secara bersamaan. Saklar seri ini biasanya
18
digunakan dalam ruangan –ruangan yang membutuhkan penerangan secara
terpisah. Adapun simbolnya seperti Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Simbol Sakelar Seri atau Doubel
3. Sakelar Tukar / Hotel
Selain disebut saklar dua arah, umumnya juga menyebutnya sebagai
saklar tukar atau saklar ganda satu kutub. Saklar ini dapat melayani satu lampu
atau golongan lampu dari dua tempat, misalnya dalam gang-gang, dalam kamar-
kamar dengan dua pintu, maka kita dapat memakai dua penghubung bertukar.
Simbol dari sakelar seri seperti Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Simbol Sakelar Tukar
2.5.4 Kotak Kontak
19
Kotak kontak atau yang sering disebut stop kontak digunakan untuk
menerima arus listrik dan pada umumnya untuk bangunan gedung kotak kontak
ditanam dalam dinding.
Tinggi pemasangan kotak kontak pada dinding yaitu 1,25 meter dari
permukaan lantai, jika pemasangannya kurang dari 1,25 meter maka kotak kontak
harus tertutup guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk menghindari kesalahan dalam memasukkan kontak tusuk ke dalam
lubang kotak kontak yang tidak seharusnya, maka dilakukan :
1. Dalam suatu sistem instalasi hanya ada satu macam kotak kontak yang
dipergunakan
2. Kotak kontak dan tusuk kontak diberi tanda yang jelas untuk
membedakan tegangan atau arus nominalnya masing-masing
3. Kontak dari tusuk kontak mempunyai konstruksi yang berlainan
sehingga lubang kotak kontak tidak dapat dimasuki oleh tusuk kontak yang
tegangan atau arus nominalnya berlainan.
Jenis kotak kontak yang umumnya digunakan pada instalasi adalah kotak
kontak satu fasa dan tiga fasa, disesuaikan dengan kebutuhan dan peralatan yang
digunakan seperti Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Simbol Kotak Kontak
20
2.5.5 Pipa Instalasi
Penggunaan pipa instalasi di dalam gedung atau rumah adalh tempat
penyaluran kabel instalasi. Pipa instalasi sendiri dibedakan sebagai berikut :
1. Pipa PVC
Pipa instalasi harus cukup kuat terhadap tekanan mekanis, tahan panas
dan lembab serta tidak boleh menjalarkan api. Pada permukaan luar ataupun pada
bagian dalamnya harus licin sehingga tidak merusak atau melukai isolasi kabel.
Pipa instalasi PVC mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
a. Daya isolasinya kuat, sehingga dapat mengurangi terjadinya
gangguan tanah yang dapat menyebabkan bahaya kebakaran
b. Tahan tehadap hampir semua bahan kimia, jadi tidak perlu
dilindungi dengan pengecatan.
c. Tidak menjalarkan api
d. Mudah digunakan dan dibentuk.
Pembengkokan pipa instalasi PVC harus sedemikain rupa sehingga tidak
terjadi kerusakan pada bagian yang dibengkokan, ini dapat dilakukan dengan
pemanasan ataupun dengan memakai spring bending.
Dalam pemasangan pipa instalasi harus sedemikian rupa sehingga
penghantar dapat ditarik dengan mudah setelah pipa terpasang pada dinding, serta
21
pada waktu pergantian penghantar dapat diganti tanpa melakukan pembongkaran
sistem pemipaan.
2. Pipa Fleksibel
Pipa fleksibel ini banyak digunakan pada tempat-tempat yang banyak
terdapat pembengkokan. Pipa ini dapat dibengkokkan dengan mudah. Jadi selain
harus dilindungi juga harus diperhitungkan dalam penggunaannya karena
harganya mahal.
2.5.6 Kotak Sambung
Penggunaan kotak sambung pada instalasi kelistrikan suatu instalasi
bangunan yaitu untuk membuat sambungan. Dalam penyambungan kabel harus
dilakukan dengan baik dan benar sehingga sambungan tersebut tidak mudah
terlepas. Untuk menutup sambungan tersebut dapat digunakan isolasi atau lasdop.
Kotak sambung ada bermacam-macam diantaranya yaitu :
1. Kotak sambung dengan dua cabang
2. Kotak sambung dengan tiga cabang
3. Kotak sambung dengan empat cabang
Pada setiap lubang-lubang pemasukan pipa di kotak sambung diberi
penahan, supaya pipanya tidak dapat masuk ke dalam kotak. Demikian pula
jumlah sambungan di dalam kotak harus dibatasi agar kotaknya dapat ditutup
dengan baik gambar pada 2.10
22
Gambar 2.10 Tipe kotak sambung
2.5.7 Kotak Panel
Dalam setiap instalasi biasanya digunakan kotak panel untuk tempat kedudukan
dari peralatan pengaman dan juga sebagai tempat untuk penyambungan dari
sumber utama ke beban.
Sesuai dengan PUIL pasal 601 A1 – A3, diisebutkan bahwa perangkat
hubung bagi atau panel harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga
terlihat rapi dan teratur, dan harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa
sehingga pemeliharaanya mudah adan aman, dan bagian yang penting mudah
dicapai, semua komponen-komponen yang ada pada waktu kerja memerlukan
pelayanan, seperti alat ukur, tombol dan saklar.
2.6 Pengaman
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar menimbulkan panas. Supaya
suhu penghantarnya tidak menjadi terlalu tinggi, arusnya harus dibatasi. Untuk
pengaman arus lebih pada penghantar diatur dalam PUIL 2000 yaitu :
Penghantar harus diproteksi dengan gawai proteksi (pengaman lebur atau pemutus
sirkit) yang harus dapat membuka sirkit dalam waktu yang tepat bila timbul
bahaya bahwa suhu penghantar akan menjadi terlalu tinggi.
2.6.1 MCB (Mini Circuit Breaker)
23
MCB digunakan sebagai pembatas arus, untuk melindungi peralatan listrik
dari kerusakan yang disebabkan oleh arus beban lebih atau pada saat terjadi
hubung singkat.
MCB mempunyai alat pemutusan elemen bimetal dan pemutusan
elektromagnetik. Elemen bimetal akan bekerja untuk beban lebih sedangkan alat
elektromagnetiknya akan bekerja memutuskan rangkaian bila terjadi hubung
singkat (short sircuit) pada beban.
2.6.2 NFB (No Fuse Breaker)
NFB bekerja secara otomatis untuk memutuskan rangkaian apabila terjadi
arus beban lebih dan arus hubung singkat. Pemutus arus beban lebih yang terjadi
pada rangkaian listrik yang diamankan NFB dilakukan oleh elemen bimetal dan
relay arus lebih. Elemen bimetal bekerja memutuskan arus beban lebih pada
rangkaian jika terjadi gangguan beban lebih seperti Gambar 2.11.
Gambar 2.11 NFB (No Fuse Breaker)
2.6.3 Fuse (Sekering)
24
Fuse atau sekring adalah peralatan pengaman yang paling sederhana yang
digunakan untuk melindungi peralatan listrik dari gangguan arus hubung singkat
atau beban lebih.
Pengaman lebur harus memutuskan rangkaian yang diamankan kalau
arusnya yang lewat melebihi kemampuan arus nominal dari pengaman lebur.
Bagian dari pengaman yang memutuskan rangkaian disebut patron lebur.
Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran beberapa
logam lain antara lain ; timbel, seng, dan tembaga. Untuk kawat lebur digunakan
perak, karena logam ini hampir tidak mengoksid, dan daya hantarnya tinggi. Jadi
diameter kawat leburnya bisa sekecil mungkin. Sehingga kalau kawat menjadi
lebur tidak akan timbul banyak uap, dan kemungkinan terjadinya ledakan juga
lebih kecil.
Selain kawat lebur, didalam patron lebur juga terdapat kawat isyarat dari
kawat tahanan, kawat isyarat ini dihubungkan dengan kawat lebur.
Karena tahanannya besar, arus yang mengalir dalam kawat isyarat hanya
kecil. Pada ujung kawat isyarat terdapat sebuah piringan kecil berwarna yang
berfungsi sebagai isyarat, piringan isyarat ini menekan sebuah pegas kecil. Kalau
kawat leburnya putus karena arus yang terlalu besar, kawat isyaratnya juga akan
putus. Karena itu piringan isyaratnya akan terlepas, sehingga dapat diketahui
bahwa kawat leburnya telah terputus. Dalam patron lebur juga terdapat pasir.
Pasir ini dimaksudkan untuk memadamkan percikan bunga api yang timbul pada
saat kawat leburnya putus, dan juga untuk meningkatkan penyaluran panasnya.
25
Diameter luar dari ujung luar patron lebur berbeda-beda, tergantung pada
arus nominalnya. Makin besar arus nominalnya, maka semakin besar diameter
ujung patronnya. Karena itus sebuah patron hanya dapat digunakan untuk
pengepas patron yang arus nominalnya sama (jadi warna kode harus sama) atau
yang arus nominalnya yang lebih besar, tetapi tidak sebaliknya.
Warna kode yang digunakan untuk menandai patron lebur dan pengepasan
patron, berasal dari warna-warna perangko jerman seperti Tabel dan seperti
Gambar fuse 2.12
Tabel 2.3 Kode Warna Patron Lebur
Arus Nominal Warna2 A4 A6 A10 A16 A20 A25 A35 A50 A65 A
Merah MudaCoklatHijauMerahKelabu
BiruKuningHitamPutih
Warna Tembaga
26
Gambar 2.14 Bentuk Fisik Fuse
Gambar fuse 2.12
2.7 Penghantar
Penghantar adalah suatu komponen utama material dan instalasi listrik, yang
berfungsi untuk menyalurkan arus dari satu bagian kebagian lain dan juga untuk
menghubungkan bagian-bagian yang dirancang bertegangan sama. Bahan
konduktor yang paling umum digunakan adalah tembaga dan alumunium.
Bahan penghantar yang banyak digunakan untuk instalasi tegangan rendah
adalah tembaga. Untuk membuat penghantar tembaga yang mempunyai daya
hantar tinggi, maka kemurnian tembaga harus diatas 99,5%.
Kawat pejal digunakan dalam ukuran penghantar sampai dengan 16 mm2.
Untuk pengantar yang mempunyai flexsibilitas tinggi maka dipergunakan kawat
serabut, yakni suatu jumlah tertentu kawat-kawat pejal yang dipilin bersama-sama
sehingga membentuk ukuran kawat serabut yang besar.
2.7.1 Kabel
27
Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti penghantar, baik yang
berbentuk solid maupun serabut yang masing-masing dilengkapi dengan
isolasinya sendiri-sendiri dan membentuk suatu kesatuan. Kabel yang banyak
digunakan dalam instalasi penerangan adalah kabel NYA dan NYM.
Penyatuan / penggabungan satu atau lebih inti-inti pada umumnya
dilengkapi dengan selubung atau mantel pelindung. Dari penjelasan tersebut ada 3
(tiga) hal pokok dari kabel adalah sebagai berikut :
1. Konduktor / penghantar, merupakan media untuk menghantarkan arus
listrik.
2. Isolasi, merupakan bahan dielektrik untuk mengisolir dari yang satu ke
yang lain dan juga terhadap lingkungannya.
3. Selubung luar, yang memberikan perlindungan terhadap kerusakan
mekanis, pengaruh bahan-bahan kimia, api, atau pengaruh-pengaruh luar lainnya
yang dapat merugikan.
1. Jenis Penghantar
Jenis penghantar dapat diketahui pada kode-kode penandaan yang
tertera pada selubung penghantar, kode penandaan disini penting artinya
guna mengetahui jenis dan penggunaan penghantar dalam instalasi listrik.
Untuk kabel pada umumnya terdapat dua jenis penandaan yaitu :
a. Penandaan dengan tipe standart yang dilengkapi dengan batas
tegangan yang dibutuhkan pada selubung luar atau isolasi intinya.
b. Penandaan dengan warna isolasi inti pengahantar dan selubung
penghantar.
28
Untuk mengetahui warna selubung, penandaan kabel berselubung berinti
tunggal digunakan pedoman PUIL 2000 yang menyatakan sebagai berikut:
Umumnya untuk mengetahui jenis penghantar atau kabel diberikan kode
pengenal seperti yang tercantum pada seperti Tabel 2.4 dan Tabel 2.5.
Tabel 2.4 Pengenal Inti atau Rel
Inti atau relPengenal
Dengan huruf
Dengan lambang
Dengan warna
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik:Fase SatuFase duaFase tiganetral
L1/RL2/SL3/T
N
MerahKuningHitamBiru
B. instalasi perlengkapan listrik:Fase SatuFase duaFase tiga
U/XV/YW/Z
MerahKuning Hitam
C. instalasi arus searahPositifNegatifKawat tengah
L +L –M
+-
Tidak ditetapkanTidak ditetapkanBiru
D. Penghantar netral N Biru
29
E. penghantar pembumian PELoreng hijau kuning
Tabel 2.5 Kode Penandaan Penghantar
Kode Huruf Komponen
N Kabel jenis standart, dengn tembaga sebagai penghantar
Y Isolasi PVC
Y Selubung PVC
A Kawat berisolasi
ra Penghantar bulat
rm Penghantar bulat berkawat banyak
Se Penghantar padat bentuk sector
sm Penghantar dipilin bentuk sector
-I Kabel dengan system pengenal warna urat hijau kuning
30
-O Kabel dengan system pengenal warna urut tanpa hijau kuning
Dari tabel diatas tersebut dapat diberikan beberapa contoh penandaan dari
penghantar yaitu:
1. NYM 5 X 2,5 mm2 rm 1000 Volt
Menyatakan suatu kabel berisolasi dan berselubung PVC berurat lima
untuk tegangan nominal 1000 Volt, sesuai dengan spesipikasi ini dan
mempunyai penghantar tembaga bulat berkawat banyak dengan luas penampang
kabel masing-masing 2,5 mm2 seperti Gambar 2.13
Pada prinsipnya susunan NYY sama dengnan NYM. Hanya tebal isolasinya
dan selubung luarnya serta jenis komponen PVC yang digunakan, berbeda.
Umumnya kabel NYY menggunakan selubung berwarna hitam, sedangkan intinya
dapat berjumlah satu sampai dengan lima dengan luas penampang penghantar
dapat mencapai 300 mm2 .
31
Gambar 2.13 Kabel jenis NYM penghantar inti tunggal
Diameter kabel dengan dua inti atau lebih dengan luas penampang
penghantar yang besar, akan menjadi besar sekali kalau digunakan penghantar-
penghantar bulat. Karena itu, untuk ukuran-ukuran besar umumnya mulai 50 mm2
ke atas digunakan penghantar bentuk sector.
2. Luas Penampang Penghantar
Luas penampang suatu penghantar yang akan digunakan ditentukan
oleh kemampuan hantar arus (KHA) yang diperlukan dan suhu keliling
yang harus diperhatikan. Juga rugi tegangan tidak boleh melebihi 5% dari
tegangan pada panel utamanya. Selain itu haruslah mempertimbangkan
kemungkinan perluasan instalasi yang dikemudian hari serta kekuatan
mekanis hantaran dari penghantar tersebut.
Pada instalasi penerangan rumah tinggal pasangan tetap, penghantar
yang harus digunakan yaitu luas penampang sekurang-kurangnya 1,5 mm2. Untuk
saluran data kawat, penghantar netralnya harus sama dengan luas penampang
fasanya.
2.7.2 Kemampuan Hantar Arus
Kemampuan hantar arus adalah batas arus maksimum yang dapat dialirkan
secara kontinyu pada keadaan tertentu tanpa mengakibatkan kenaikan suhu
melampaui nilai tertentu.
Kemampuan hantar arus terutama dipengaruhi oleh suhu penghantar yang
diizinkan dan kondisi disekitar penghantar. Semua penghantar mempunyai KHA
sekurang-kurangnya sama dengan arus yang akan mengalir melaluinya ditentukan
32
sesuai dengan kebutuhan arus maksimum yang dihitung. Semua penghantar aktif
saluran utama, sirkit cabang atau sirkit akhir harus terdiri atas penghantar dengan
penampang dan bahan yang sama. Penghantar netral saluran dua kawat harus
mempunyai KHA sama dengan penghantar fasa.
Untuk menentukan luas penampang pada penghantar suatu instalasi maka
kemampuan hantar arus pada media yang dijadikan hantaran arus dapat diketahui
pula. Dengan mengetahui KHA maka dapat ditentukan penghantar yang tepat
dapat digunakan dengan berpedoman pada PUIL 2000 yaitu :
KHA = 125% x In (arus nominal)
Setelah diketahui besarnya KHA, maka dengan menggunakan table KHA seperti
pada tabel 26 maka luas penampang dapat diketahui dari Tabel 2.6
Tabel 2.6 KHA Yang Diperkenankan
Jenis Penghantar
Luas Penampang
Nominal(mm2)
KHATerus menerus
KHA NominalAlat pengaman
Dalam Pipa
Di Udara
Pemasangan dalam pipa
sesuai Pasal 743 (A)
Pemasangan dalam pipa sesuai sub
Pasal 743 (A)1 2 3 4 5 6
NYFANYFANYFAWNYFAZNYFADNYANYAFNYFAwNYFAFwNYFAZwNYFADwDanNYL
0,5 2,5 - 2 -0,75 7 - 6 -
1 11 19 10 201,5 15 24 16 252,5 20 32 20 354 25 42 25 506 33 54 35 6310 45 73 50 8016 61 98 63 10025 83 129 80 12535 103 158 100 16050 132 197 125 20070 165 245 160 25095 197 290 200 300120 235 345 250 355150 - 390 - 425185 - 445 - 425245 - 525 - 500
33
300 - 605 - 600400 - 725 - 710500 - 825 - 850
34