Bangunan Pada Irigasi II (Bahan Mid) - Copy

download Bangunan Pada Irigasi II (Bahan Mid) - Copy

of 17

description

xxx

Transcript of Bangunan Pada Irigasi II (Bahan Mid) - Copy

IRIGASI II SEMESTER GANJIL

IRIGASI IISEMESTER GANJIL PERENCANAAN BANGUNAN :BANGUNAN SADAPGorong-gorong SiponTALANGBANGUNAN TERJUN

Pokok Bahasan :Bangunan Ukur Dalam Perencanaan Jaringan Irigasi Teknis

Sub pokok bahasan : Bangunan Bagi / Sadap dengan tipe:Tipe sadap tersier:sadap dengan pintu ukur Romijnsadap dengan alat ukur lepastipe standart sadap pipaBangunan pengatur pada sadappengatur muka airpenentuan elevasi pada sadap

Tipe sadap tersier:

Dalam desain sadap, baik hidrolis maupun kelengkapannya, perlu mempertimbangkan kondisi lapangan yang terkadang membatasi. Untuk itu akan dipelajari tiga macam tipe sadap yang paling menguntungkan dan yang sesuai dengan kondisi lapangan.

1. sadap dengan pintu ukur Romijn

sadap dengan alat ukur Romijn merupakan alat ukur aliran atas bebas (free over flow) atau suatu alat pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna ambang lebar. Alat ukur ini mampu mengukur debit air untuk keperluan eksploitasi.

gQ 50H 100H 50Q 100g minGambar : 1. Ambang Lebar / Drempel / RomijnRumus Debit :

gmin = (h50 / 2 )dalam standart oerencanaan jaringan irigasi teknis sadap dengan alat ukur romijn sangat dianjurkan (KP 04).Pemilihan pintu jenis ini sangat cocok untuk sadap yang ruang saluran tersiernya terbatas, karena untuk pekerjaan eksploitasinya tidak memerlukan kolam penenang yang khusus. Untuk jaringan irigasi terpencil (biasanya daerah pegunungan) dimana pemeliharaanya sulit dilakukan secara rutin, pintu jenis ini tidak dianjurkan untuk dipakai, karena jenis pintu ini bisa dieksploitasikan dengan baik apabila : Dipelihara secara rutin. Fluktuasi muka air tidak terlalu besar.sadap dengan alat ukur lepassadap dengan alat ukur lepas memiliki pintu pengatur dan bangunan ukurnya terpisah, sadap dengan alat ukur lepas biasanya dipakai apabila ruangan yang ada masih leluasa untuk meletakkan bangunan ukurnya2. Tipe standart sadap pipa

pada kondisi-kondisi tertentu, pemilihan sadap pipa dianjurkan, apabila tersedia head loss yang mencukupi,. Beberapa keuntungannya bila dibandingkan dengan sadap saluran terbuka adalah :1. debit yang masuk ke petak tersier bisa dibatasi oleh diameter pipanya.2. Bisa di letakkan di bawah jalan inspeksi, tampa perlu membangun jembatan seperti halnya kalau pada sadap saluran terbuka.

Bangunan pengatur pada sadap

1. pengatur muka air

batas debit terkecil yang digunakan dalama merencanakan bangunan sadap di saluran induk / saluran sekunder adalah 70% dari Q. artinya dalam batas air saluran sekecil-kecilnya bangunan sadap masih mampu mengalirkan air dengan debit Qp ke sadap tersier.Biasanya dalam merencanakan bangunan sadap, khususnya tipe sadap 1, 2 dan 3 diberi bangunan pengatur tersendiri. Bila di bangian hilir terdapat satu sadap lagi yang berdekatan dengan bangunan sadap sebelumnya maka, sebaiknya bangunan pengatur dipakai satu saja. Sadap Tipe 1, 2 dan 3Sadap Tipa 4 dan 5Gambar : 2 Bangunan Pengatur Muka airPENENTUAN ELEVASI PADA SADAP

SIMBOL-SIMBOL ELEVASI.A= Elevasi sawah tertinggi / sawah yang menentukanB= Muka air yang dibutuhkan di Boks tersierC= Muka air yang dibutuhkan di hulu bangunan tersierD= Elevasi Dasar saluran yang ada di hulu saluran tersierE= Elevasi Dezerk, bangunan sadap yang adaF= elevasi dekzerk, rencana baruG= Elevasi muka air rencana di hulu bangunan ukurP70= Muka air yang dibutuhkan di saluran primer / sekunder.P= Muka air rencana di saluran primer / sekunder untuk Q100 %Dimana :A = lapisan air di sawah, di ambil 0,10 mB = kehilangan tinggi tekan di saluran kuarter sampai sawah diambil 0,05 m.C = kehilangan tinggi tekan di boks kuarter, 0,05 m/boksD= kehilangan tinggi tekan di saluran tersier, diambil I x L m.E= kehilangan tinggi tekan di boks bagi tersier, diambil sebesar 0,05 mF= kehilangan tinggi tekan di gorong-gorong tersier, 0,05 mG= kehilangan tinggi tekan di bangunan Ukur:0 bila tidak perlu bangunan ukur (luas petak sawah < 10 Ha)0,15 m untuk Flum Leher panjang0,25 m untuk bangunan ukur ambang lebar / pintu Romijn0,35 m untuk bangunan CipolettiSIMBOL-SIMBOL ELEVASI.H = kehilangan tekan di pintu sadap :0,05 m untuk pintu sadap tanpa gorong-gorong.0,10 untuk bangunan sadap dengan gorong-gorongh= beda tinggi untuk debit Q100% dan Q70%.0 untuk bangunan sadap dengan pintu pengatur/balok sekat0,18 h100 untuk bangunan sadap tanpa pintu pengaturJ = kehilangan tinggi tekan lain antara pintu sadap dan bangunan ukurZ = kehilangan tinggi tekan untuk bangunan petak tersier lainnyaM = jumlah boks kuarter di trase saluran tersebutN = jumlah bokstersier di trase saluran tersebutSIMBOL-SIMBOL ELEVASI.RUMUS :

C = A + P70 = C + g + h + jP = P70 - h.

(diambil dari KP 03 lihat Gambar 4.2)Contoh Soal : Hitung elevasi muka air yang diperlukan di saluran tersier bila sudah ada bangunan Boks Tersier

(LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN )1. Sket Situasi Saluran Tersier

2. DATA PENGUKURAN BANGUNANLokasi TitikNoElevasiSawah tertinggiAmbang Boks TersierAtas boks tersierDasar Boks tersierMuka air dihulu boksDasar di hilir sadapMuka air di hilir sadapMuka air di hulu sadapDekzerk Bangunan sadapA1234567E81.6681.6482.0281.41-81.44--82.57DimensiDataJarak ke Boks TersierLebar ambang boks ke sawah tertinggiL1B122 m0.20 m3. Kebutuhan Tinggi Muka Air (B) di Boks Tersier dari elevasi sawah

Kehilangan Tinggi Tekan RencanaMin (m)Rencana (m)Lapisan air di sawah aKuarter ke sawah, bBoks Kuarter, cKemiringan saluran dBoks Tersier, eBangunan tersier lain z0.100.050.05 I x L0.05-0.100.05-0.003*22=0.0660.05- ( a s/d z )0.266 mElevasi sawah tertinggi(A)81.66Kebutuhan Muka air di boks tersier (B)(A) + 81.926 m4. Kebutuhan Tinggi Muka Air (B) dari Elevasi Boks Tersier Yang ada

Luas petak tersier (ha)Debit rencana Sadap Tersier Q =Debit rencana sub tersier (lewat ambang B1) Q1 =Tinggi Air di atas ambang h1 = (Q1/1,71.B1)^2/383 m3/det m3/det 0.11 m Kebutuhan muka air di boks tersier+ h181.647 + 0.11 81.757 m5. MUKA AIR YANG DIPERLUKAN DI HULU SALURAN TERSIERMuka air yang menentukan di hulu boks tersier (B) di pilih yang paling tinggi dari hasil No.3 dan No.4 di atas (B)81.926Kontreol tinggi jagaan di boks (2) (B)Muka air yang diperlukan di hulu saluran tersier, (C) = (B) + (6) (4)(82.02) (81.926) = 0.094 m(81.926) + (-) (4)= 81.926 mHitung Elevasi Muka Air yang di Perlukan di saluran induk / sekunder

Nama DI : -Saluran : Sek KemuningB Bagi / Sadap : B. Ke 3sadap tersier No :2Luas Petak Tersier (ha)Debit rencana tersier Q100 (m3/det)Debit minimum tersier Q50 (m3/det)Jenis alat ukurLebar ambang Alat Ukur B2Tinggi Air diatas ambang Alt ukur untuk H100Tinggi Air diatas ambang Alt ukur untuk H50g min untuk H50 (drempel)Muka air yang diperlukan di hulu saluran tersier (C)Muka air min di hulu alat ukur G min =(C) + (g min)=Elevasi Minimum ambang alat ukur (U)=Gmin-h50Muka air yg diperlukan di hulu alat ukur (G)=(U)+h100Kontrol : g = (G) (C) Kehilangan Tekan di Pintu sadap hKehilangan tekan untuk bangunan lain ( j )Elevasi yang diperlukan di saluran induk sekunder (P70)= (C) + g + h + jKedalaman air disaluran induk H100Beda tinggi (h) = 0.18.H100 untuk sadap tampa bangunan pengaturElevasi muka air rencana minimum di saluran induk/sekunder (P) = (P70) + (h)Elevasi Dekzekrek yang ada (E)Tinggi jagaan yang diperlukan di saluran induk / sekunderTinggi jagaan yang ada w = (E) (P)83 0.1000.050Drempel0.40h2 =(Q1/1.71B2)2/3=0.28 = 0.170.0981.926 82.01681.92682.0960.17(dgn pintu gorong2)-

82.1960.66

0.1188

82.31582.57

0.400.255