Post on 25-Dec-2015
description
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
I
3.1. TINJAUAN RTRW TERHADAP KECAMATAN KOTA MUKOMUKO
Tinjauan terhadap RTRW terhadap Kota Mukomuko dapat dilihat dari
aspek struktur ruang dalam dokumen RTRW Kabupaten Mukomuko. Rencana
Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko sampai tahun 2030 dirumuskan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Peraturan Mentri PU No. 16 Tahun 2009 Tentang Rencanan Tata Ruang
Wilayah Kebupaten.
Perda No. 11 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Bengkulu
Analisis Struktur Ruang
Konsep dan Strategi Pengembangan
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pengembangan
3.1.1. Kecamatan Mukomuko dalam Struktur Ruang Kabupaten Mukomuko
Rencana hirarki pusat-pusat pelayanan/pusat pertumbuhan di Kabupaten
Mukomuko meliputi :
Pusat Utama/PKW : Kota Mukomuko
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) : Kota Lubuk Pinang , Penarik dan Ipuh
Pusat Pelayanan Kawasan Promosi (PPKp) : Pasar Bantal
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-1
BAB IIITUJUAN PENATAAN BWP
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Pusat Pelayanan Lingkungan : Ibu Kota Kecamatan (IKK) lainnya
Sistem hirarki pusat-pusat pelayanan direncanakan menunjukkan suatu sistem yang
berjenjang dan optimal. Selain itu Kecamatan Kota Mukomuko Mendukung daerah-
daerah yang memiliki potensi ekonomi, seperti pertanian, perkebunan, industri,
kehutanan, perikanan, pertambangan dan lain-lain ;
Mendukung strategi pengembangan struktur tata-ruang dan
integrasi spasial;
Mendukung kelancaran fungsi simpul-simpul transportasi an-
tar wilayah;
Mendorong pengembangan wilayah sepajang DAS Kabu-
paten Mukomuko.
a. Meningkatkan kualitas pelayanan sistem transportasi, baik dalam
hal angkutan barang maupun penumpang, dengan meningkatkan
kelancaran dan keandalan pelayanan transportasi.
b. Meningkatkan keterpaduan antar-moda transportasi, baik
transportasi internal maupun eksternal, terutama dalam hal
penyediaan simpul-simpul jaringan transportasi yang baik untuk
mendukung perpindahan moda.
c. Mendukung perwujudan pengembangan wilayah yang
berwawasan lingkungan dalam upaya menuju pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Dalam konteks ini
pengembangan sistem transportasi hendaknya direncanakan
sedemikian rupa sehingga meminimalisir dampak lingkungan yang
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-2
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
terjadi dan tidak memacu pemanfaatan lahan yang berlebihan
yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Dalam konsep pengembangan tata ruang Kota Mukomuko, Kecamatan Mukomuko
akan dikembangkan atau ditingkatkan menjadi kota orde satu yang berfungsi sebagai
pusat kegiatan perekonomian, jasa dan pemerintahan. Maka sesuai dengan arahan
pengembangan untuk kecamatan lainnya akan sangat membutuhkan pengembangan
infrastruktur listrik kedepan guna menunjang aktifitas perkotaan yang akan terjadi.
1. Pelayanan Air Bersih
Dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakat, maka
penyediaan air bersih menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi di Kabupaten
Mukomuko. Air bersih merupakan fasilitas publik yang sangat strategis dalam
mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan wilayah di Kabupaten
Mukomuko. Sektor ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masyarakat/rumah tangga maupun terhadap pengembangan industri,
perdagangan dan jasa-jasa serta kegiatan pemerintahan. Jenis pelayanan air bersih
yang akan dilayani di Kabupaten Mukomuko adalah pelanggan domestik, hidran
umum, komersial/industri dan sosial. Berdasarkan standar yang ada kebutuhan untuk
domestik adalah 150 l/org/hari, hidran umum 40 l/org/hari, komersial/industri 30
l/org/hari dan pelayanan sosial 15 l/org/hari. Diharapkan standar pelayanan tersebut
dapat diterapkan untuk pelayanan air bersih terutama di pusat-pusat pengembangan
wilayah seperti perkotaan Mukomuko.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-3
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
2. Sebagai Pusat Perkantoran
Kecamatan Kota mukomuko dalam persepektif RTRW Kabupaten Mukomuko Dalam
rangka peningkatan kualitas pelayanan bagi masyarakat Kabupaten Mukomuko,
ketersediaan fasilitas pelayanan pemerintah sangat dibutuhkan. Kebutuhan fasilitas
tersebut akan disesuaikan dengan perkembangan perkotaan yang ada. Sampai saat
ini pelayanan pemerintah kabupaten sudah sampai tingkat kecamatan. Selain kantor
kecamatan, fasilitas pelayanan pemerintah yang lain adalah berupa kantor pos, pos
polisi, kantor telekomunikasi, kantor PLN, Kantor PDAM dan lain-lain. Pola
penempatan masing-masing fasilitas disesuaikan dengan perkembangan sosial
ekonomi perkotaan yang ada. Masing-masing kecamatan diharapkan kedepan akan
menjadi pelayanan satu atap, sehingga pelayanan akan lebih efisien dan efektif.
Berdasarkan jumlah penduduk, perkiraan kebutuhan fasilitas kesehatan sampai
dengan tahun 2030.
3. Rencana Pengembangan Bidang Transportasi
Peranan di Sektor transportasi Kota Mukomuko yang terletak pada posisi
perlintasan Jalur Pantai Barat Lintas Sumatera mengakibatkan tingginya mobilitas
barang dan penduduk yang melewati daerah ini. Jenis moda transportasi yang
melintasi daerah ini selain jalur darat yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat
dengan Provinsi Jambi. Dengan posisi yang strategis tersebut perlu dikembangkan
prasarana dan sarana untuk mendukung transportasi terutama moda angkutan darat.
Dalam kajian RTRW Provinsi, Kabupaten Mukomuko diposisikan sebagai daerah
transit yang melayani daerah Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-4
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
3.1.2. Kecamatan Kota Mukumuko dalam Pola Ruang Kabupaten Mukomuko
1. Rencana Pemanfaatan Kawasan Berfungsi Lindung
a. Kawasan Sempadan Sungai
Rencana kawasan lindung sempadan sungai di Kabupaten
Mukomuko terletak 100 meter di kiri-kanan Sungai Air Majunto
yang melintasi Kecamatan Kota Mukomuko.
b. Kawasan Sempadan Pantai
Rencana kawasan lindung sempadan pantai di Kabupaten
Mukomuko terletak 100 meter di ukur dari garis pasang tertinggi
ke wilayah darat, kawasan sempadan pantai hanya dinotasikan
dalam bentuk garis. Rencana pemantapan kawasan sempadan
pantai di Kabupaten Mukomuko ini didasarkan atas pertimbangan
hasil analisis berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung. Karena Kota Mukomuko
mempunyai kawasan pantai maka dalam pola Ruang Kabupaten
juga diarahkan kepada peraturan perlindungan zona kawasan
Pantai.
c. Kawasan Sempadan Danau
Kawasan sempadan danau ini adalah Kawasan Danau Nibung
dan Danau Lebar yang berada pada Kecamatan Kota Mukomuko.
Rencana kawasan lindung sempadan danau di Kabupaten
Mukomuko terletak 100 meter di ukur dari garis pasang tertinggi
ke wilayah darat, kawasan sempadan danau juga dinotasikan
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-5
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
dalam bentuk garis. Rencana pemantapan kawasan sempadan
danau di Kabupaten Mukomuko ini didasarkan atas pertimbangan
hasil analisis berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung.
2. Rencana Pemanfaatan Kawasan Budidaya
a. Kawasan Perkotaan
Rencana pemanfaatan kawasan perkotaan diarahkan di lokasi ke
Kecamatan Kota Mukomuko selain Lubuk Pinang, Penarik dan
Ipuh. Adapun kebijakan pemanfaatan kawasan perkotaan di
Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut :
Kawasan perkotaan difungsikan sebagai kegiatan utama
non- pertanian, yaitu kegiatan jasa pemerintahaan, jasa
perdagangan, jasa perkantoran, permukiman perkotaan, serta
fasilitas-fasilitas pendukung perkotaan.
Pengembangan kawasan perkotaan dimulai dari kawasan
pusat perkotaan yang telah berkembang saat sekarang,
dengan mengarahkan perkembangan perluasan kota ke
daerah sekitarnya dan menghindarkan seminimal mungkin
lahan basah beririgasi teknis untuk kegiatan perkotaan.
Dalam pengembangan kegiatan perkotaan harus
memperhatikan potensi rawan bencana banjir, aman, lancar,
bersih dan tertib. Oleh sebab itu dalam pengembangan
perkotaan harus dilengkapi dengan sarana prasarana
perkotaan yang memadai, antara lain : ruang terbuka hijau,
pos pelayanan keamanan, drainase, jaringan jalan dan rambu-
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-6
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
rambu lalu lintas, sistem persampahan, listrik, dan air bersih.
Dalam arahan RTRW Kabupaten Mukomuko harus disediakan
infrastruktur (jalan dan terminal) dan utilitas (drainase, listrik,
air bersih, dan telekomunikasi) sebagai kelengkapan kawasan
perkotaan untuk mendukung kegiatan perumahan,
perkantoran, perdagangan, dan hiburan.
b. Kawasan Pedesaan
Kota Mukomuko juga sebagai kawasan pedesaan difungsikan
sebagai kawasan dengan kegiatan utama untuk pelayanan sentra
produksi pertanian, perkebunan, perikanan darat, dan holtikultura.
Kawasan pedesaan Kecamatan Kota Mukomuko diarahkan
menjadi pusat pengumpul sementara sehingga dilengkapi dengan
infrastruktur untuk meningkatkan aksesibilitas dari daerah produksi
ke lokasi pengumpul sementara.
Pengembangan pemukiman pedesaan disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat dan kearifan lokal masyarakat dalam
pengembangannya.
Adapun arahan pemanfaatan kawasan pedesaan di Kota
Mukomuko adalah sebagai berikut :
Menyediakan sarana prasarana pendukung pengembangan sentra
pertanian yang ada di daerah belakangnya, antara lain : penyediaan
gudang penimbunan dan penjemuran, penggilingan padi,
pengembangan kios-kios untuk kebutuhan sehari-sehari dan
penjualan alat-alat pendukung pertanian.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-7
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Mengembangkan komoditi-komoditi unggulan, seperti komoditi
pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan darat, dan
peternakan.
Pengembangan rumah-rumah pemukiman penduduk yang layak
huni dengan dilengkapi dengan bangunan fisik yang baik dan MCK
yang sehat dan bersih.
3.2. PROFIL WILAYAH PERENCANAAN
3.2.1. LETAK GEOGRAFIS
Kabupaten Mukomuko termasuk dalam wilayah Propinsi Bengkulu yang
dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 3 tahun 2003, tentang pembentukan
Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Kaur. Secara geografis
Kabupaten Mukomuko terletak pada 101001’15,1” – 101051’29,6” BT dan pada
02016’32,0” – 03007’46,0” LS. Kabupaten Mukomuko terletak di pantai barat Sumatera
dan membujur sejajar Bukit Barisan.
Batas-batas wilayah Kabupaten Mukomuko adalah:
1. Sebelah Utara : Kabupaten Pesisir selatan, Sumatera barat
2. Sebelah Timur : Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin jambi.
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara.
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Samudera Hindia
Untuk Kota Mukomuko yang berada dalam administrasi 1 kecamatan dari 15
kecamatan yang ada di Kabupaten Mukomuko. Dulunya bernama Kecamatan
Mukomuko Utara yang sesuai dengan Instruksi Bupati Nomor 17 tahun 2008 tentang
pelaksanaan perubahan nama Kecamatan Mukomuko Utara menjadi Kecamatan Kota
Mukomuko. Kecamatan Kota mukomuko mempunyai luas Wilayah sekitar 227.00 KM2,
sebahagian besar wilayah Kecamatan Kota Mukomuko keadaan topografi Datar dan
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-8
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
umumnya berada pada dataran rendah. Ketinggian Wilayah berkisar antara 5-50 Meter
dari atas pemukaan laut. Dikecamatan ini mengalir sungai selagan sebagai sumber air
baku untuk air bersih. Batas wilayah Kota Mukomuko adalah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan XIV Koto, Kecamatan V Koto
dan Kecamatan Air Majunto
2. Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Teras Terunjam.
3. Sebelah Selatan berbatas dengan kecamatan Air Dikit.
4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Samudera Hindia.
Secara administrasi Kota Mukomuko mempunyai 9 Kelurahan dan desa dengan
maksimal jarak ke pusat kota sejauh 15 KM, berikut jarak masing-masing kelurahan
dan desa ke pusat kota.
Tabel 3.1.
Jarak Kelurahan dan Desa dari Pusat Kota
No Kelurahan/Desa Jarak
1 Tanah Rekah 5
2 Kelurahan Pasar Mukomuko 0
3 Ujung Padang 3
4 Pondok Batu 5
5 Selagan Raya 15
6 Pasar Sebelah 10
7 Kelurahan Kota jaya 2
8 Kelurahan Bandar Batu 3
9 Tanah Harapan 4
Sumber : BPS
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-9
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
3.2.2. ADMINISTRASI DAN LUAS WILAYAH
Luas wilayah Kabupaten Mukomuko adalah 403.670 Ha atau 4.036,7 km2, dan
luas wilayah laut 72.760 ha atau 727,60 km2 (dihitung sejauh 4 mil dari garis pantai).
Diawal pembentukan Kabupaten Mukomuko memiliki 5 (lima) Kecamatan definitif,
106 Desa dan 3 Kelurahan.
Tabel 3.2.
Luas Kelurahan dan Desa Kota Mukomuko
No Kelurahan/Desa Luas
(KM2)
1 Tanah Rekah 17
2 Pasar Mukomuko 17
3 Ujung Padang 11
4 Pondok Batu 25
5 Selagan Raya 9
6 Pasar Sebelah 12
7 Kota jaya 70
8 Bandar Batu 50
9 Tanah Harapan 16
Jumlah 227
Sumber : BPS
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-10
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.3.
Posisi Perbatasan per kelurahan/Desa
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-11
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Gambar 3.1 PETA ORIENTASI
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-12
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Gambar 3.2 PETA ADMINISTRASI
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-13
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
3.2.3. JENIS TANAH
Jenis tanah Kota Mukomuko pada umumnya bukan merupakan jenis tanah
yang tunggal tetapi merupakan asosiasi dari beberapa jenis tanah yang proporsinya
berbeda, dari sangat dominan ( 75%), dominan (50-75%), cukup dominan (25-49),
sedikit dominan (10-24%) dan sedikit sekali dominan ( 10%). Jenis tanah di
Kabupaten Mukomuko adalah pada tingkat klasifikasi Great Group asosiasi antara
Dystropepts, Haplohumults dan Humitropepts mempunyai kawasan yang paling luas
yaitu 126.830,86 ha atau 31,42% dari seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko.
Hampir sama dengan Kabupaten Mukomuko Tekstur tanah di wilayah kota
Mukomuko didominasi oleh tekstur tanah halus baik pada top soil maupun pada sub
soil (sebesar 44,02% dari seluruh wilayah). Kedalaman efektif tanah yang dominan
untuk masing-masing satuan lahan terbagi ke dalam dua kelompok yaitu kedalaman
efektif tanah pada tanah mineral dan kedalaman efektif tanah pada tanah gambut.
Kedalaman efektif tanah pada tanah mineral didominasi oleh kawasan dengan kelas
Sangat Dalam, yaitu dengan kedalaman antara 101-150 cm, yang meliputi kawasan
seluas 273.030,64 ha atau 67,64% dari wilayah Kabupaten Mukomuko. Kemudian
diikuti dengan kelas Dalam yaitu dengan kedalaman antara 76-100 cm, yang meliputi
kawasan seluas 118.128,80 ha atau 29,26% dari wilayah Kabupaten Mukomuko.
Kedalaman efektif tanah pada tanah gambut di wilayah Kabupaten Mukomuko
mempunyai kedalaman dengan kelas Sangat Dalam, yaitu antara 76-200 cm.
Kawasan gambut ini meliputi luas lebih kurang 14.016,70 hektar.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-14
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
3.2.4. KLIMATOLOGI
Keadaan iklim Kabupaten Mukomuko dan kota Mukomuko umumnya seragam
dengan curah hujan tinggi. Iklim di Kota Mukomuko tidak dapat dipisahkan dengan
iklim di wilayah Kabupaten Mukomuko secara keseluruhan. Berdasarkan tipe iklim
menurut kreteria Schmid dan Ferguson, Oldeman serta tipe iklim menurut Koppen,
iklim di Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:
1. Menurut Schmidt dan Ferguson, Kabupaten Mukomuko mempunyai tipe iklim A
(sangat basah)
2. Menurut Oldeman, Kabupaten Mukomuko mempunyai tipe iklim B
3. Menurut Koppen, Kabupaten Mukomuko mempunyai tipe iklim A dan B1
Banyaknya curah hujan sangat dipengaruhi oleh iklim, kondisi geografis, dan
perputaran arus udara. Sebagian wilayah Kabupaten Mukomuko merupakan daerah
pesisir, sehingga udara di daerah ini sangat dipengaruhi oleh angin laut. Curah hujan
di Kabupaten Mukomuko pada tahun 2009 cukup tinggi yaitu sebanyak 2.441 mm dan
tertinggi pada bulan Desember yaitu 412 mm sedangkan yang terendahnya pada bulan
Juni 102 mm. Dengan rata-rata curah hujan 203,42 mm/bulan.
Hari hujan selama tahun 2009 sebanyak 217 hari dengan rata-rata 18 hari hujan
perbulan. Hari hujan paling banyak pada bulan Desember sebanyak 24 hari dan paling
sedikit pada bulan April yaitu 9 hari.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-15
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Gambar 3.3. Gambar Curah Hujan Kota Mukomuko
3.2.5. PERTANIAN
Struktur perekonomian Kabupaten Mukomuko sangat didominasi oleh sektor
pertanian. Sektor pertanian mencakup lima sub sektor, yaitu pertanian tanaman
pangan, perkebunan, perhutanan, peternakan, dan perikanan. Sektor ini merupakan
sektor utama pendukung pembangunan di Kabupaten Mukomuko, dimana
sumbangannya dalam PDRB sebesar 50,14 persen. Lebih kurang 75% penduduk
kabupaten ini bergerak di sektor tersebut.
Pertanian tanaman pangan meliputi padi, palawija, sayur-sayuran, dan buah-
buahan. Padi merupakan tanaman pokok bagi petani. Secara umum produksi padi di
Kabupaten Mukomuko pada tahun 2009 sebesar 63.759 ton. Tanaman palawija terdiri
dari jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang hijau. Pada
umumnya tanaman ini ditanam di lahan bukan sawah (lahan kering). Produksi sayur-
sayuran di Kabupaten Mukomuko terutama adalah kacang panjang, cabe dan terong.
Namun produksi tanaman ini pada umumnya berfluktuasi. Hal yang sama juga terjadi
pada tanaman buah-buahan.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-16
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Sub sektor perkebunan memiliki potensi yang cukup besar untuk dikem-
bangkan di Kabupaten Mukomuko. Hal ini dapat kita lihat pada beragamnya jenis tana-
man yang diusahakan oleh masyarakat. Dan umumnya kondisinya adalah tanaman
muda dan tanaman menghasilkan. Jenis tanaman yang banyak diusahakan terutama
adalah kelapa sawit dan karet.
Selanjutnya adalah subsektor perkebunan yang memiliki potensi yang cukup
besar untuk dikembangkan di Kabupaten Mukomuko, hal ini dapat dilihat pada
beraneka ragam jenis tanaman di Kabupaten Mukomuko. Pada umumnya kondisi
tanaman berkategori muda dan sebagian tanaman sudah menghasilkan. Jenis
tanaman yang paling dominan adalah kelapa sawit dan karet.
Sub sektor peternakan mencakup ternak besar dan unggas, umumnya ternak
yang diusahakan di kabupaten mukomuko adalah sapi, kerbau, kambing, dan jenis
unggas. Sedangkan khusus kota Mukomuko populasi sapi mencapai 2.786, kerbau
269 ekor, kambing 15, domba 86 dan peternakan lainnya 203 ekor pada tahun 2011
Luas panen padi pada tahun 2010 dan 2011 di Kecamatan Kota Mukomuko
sebesar 30 hektar dan 205 Hektar. Terjadinya penambahan luas panen pada sawah
dan padi Ladang tersebut berpengaruh terhadap produksi padi dari 101,00 Ton
menjadi 768,40 Ton.
Produksi tanaman palajiwa di Kecamatan Kota Mukomuko masih di Dominasi
oleh Tanaman Jagung yang besar produksinya menjcapai 855 ton selama tahun 2011.
Disusul ubi kayu, kacang hijau dan kacang tanah dengan masing-masing produksi
35,42 Ton, 7,58 Ton, 7,0 Ton dan 2,0 Ton.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-17
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.4. Produksi Padi di Kecamatan Kota Mukomuko
Tabel 3.5. Produksi Plawija di Kecamatan Kota Mukomuko
Produksi tanaman sayuran selama tahun 2011 di Kecamatan Mukomuko di
dominasi oleh tanaman kangkung dengan produksi sekitar 612,00 ton. Produksi
sayuran yang lain adalah cabe 300,00 ton, terung 269,00 ton, ketimun 250,00 ton,
kacang panjang 158,00 ton, tomat 139,04 ton dan bayam 91,00 ton. Produksi buah-
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-18
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
buahan tercatat papaya 43,074 ton, pisang 35,097 ton, durian 6,051 ton dan mangga
2,066 ton sedangkan pada subsector perkebunan, kelapa sawit masih merupakan
unggulan dengan produksi 7.350 dan karet 4 ton. Pada subsector pertenakan tercatat
populasi sapi potong 2.786 ekor, kerbau 269 ekor, kambing 15 ekor, domba 86 ekor.
Tabel 3.6. Produksi Sayuran di Kecamatan Kota Mukomuko
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-19
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.7. Produksi Buah-buahan di Kecamatan Kota Mukomuko
Tabel 3.8Populasi Ternak di Kecamatan Kota Mukomuko 2009-2011
JENIS TERNAK
LIVESTOCK KIND
TAHUN
YEAR
2009 2010 2011
No (1) (2) (3) (4)
1 Sapi 1.895 2.162 2.786
2 Kerbau 448 246 269
3 Kambing 668 677 15
4 Domba - - 86
5 Babi 14 - -
6 Lainnya - - 203
Sumber : BPS
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-20
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
3.2.6. KELAUTAN
Kabupaten Mukomuko mempunyai garis pantai sepanjang 98,17 Km, dengan
demikian luas kawasan laut sejauh 4 mil dari garis pantai meliputi wilayah seluas lebih
kurang 72.760,106 Ha atau 727.601,06 Km2. Pantai Barat Kabupaten Mukomuko
memanjang dari arah Barat Laut (di perbatasan Propinsi Sumatera Barat) sampai arah
Tenggara (sebelah selatan Air Rami) membentuk garis pantai yang relatif lurus, seperti
halnya pantai-pantai yang berhadapan dengan perairan samudra.
Potensi lautan merupakan potensi penangakapan ikan di laut. Hingga saat ini,
belum tersedia data potensi sumberdaya ikan (SDI) yang ada di laut Kabupaten
Mukomuko. Untuk memberikan gambaran potensi, maka akan didekati dengan potensi
sumberdaya ikan di laut Propinsi Bengkulu. Propinsi Bengkulu memiliki potensi
perikanan pada laut teritorial (0-12 mil) sebesar 46.195 ton dan pada ZEE sebesar
80.022 ton. Dengan demikian, total potensi SDI di Propinsi Bengkulu adalah 126.217
ton.
Untuk Kota Mukomuko jumlah produksi ikan hanya pada perairan laut yaitu sebesar
1.039,68 Ton pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 2.537, 60 Ton pada tahun
2011.
Tabel 3.9.Jenis-Jenis Ikan di Perairan Laut MukomukoNo Jenis Sumberdaya Ikan
1. Cakalang(Katsuwonus pelamis)
2. Tongkol (Euthynnus sp)
3. Tenggiri (scomberomorus sp)
4. Madidihang(thunnus albacores)
5. Albakora(Thunnusalalunga)
6. Setuhuk hitam(Makaira indica)
7. Setuhuk loreng(M.nitsukuri)
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-21
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
8. Setuhuk biru(M.mazara)
9. Ikan Pedang(Xiphias gladius)
10. Layaran(Istiophorus platypterus)
11. Ikan cucut(Isurus Glaucus)
12. Ikan pelagis kecil
13. Udang penaid
14. Ikan Demersal
Tabel 3.10. Lokasi dan Jenis Ikan tuna Kabupaten Mukomuko
LOKASI JENIS TUNA
Samudera Hindia
Barat Sumatera
Madidihang(yellow fin tuna)
TunaMataBesar(bigeye tuna)
Tuna albakora(albacore)
3.2.7. ASPEK SOSIAL
Penduduk Kabupaten Mukomuko tahun 2009 sebanyak 145.350 jiwa. Luas Kabu-
paten Mukomuko 4.036,7 km2. Berdasarkan kondisi ini, maka kepadatan penduduk
Kabupaten Mukomuko adalah 36,05 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat
di Kecamatan XIV Koto yaitu 144,14 jiwa/km2 sedangkan terendah di Kecamatan Air
Rami sebesar 10,40 jiwa/km2. Jumlah rumah tangga pada tahun 2009 sebanyak
39.325 rumah tangga.
Dengan demikian rata-rata anggota rumah tangga sebesar 3,7 orang. Jumlah
penduduk laki-laki masih lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuan, mas-
ing-masing adalah 75.432 jiwa dan 70.098 jiwa, sehingga sex rationya sebesar 107,61
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-22
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Laju pertumbuhan penduduk tahun 2007 ke tahun 2008 yaitu 2,5%, dengan
demikian pada tahun 2020 jumlah penduduk Kabupaten Mukomuko lebih kurang di
proyeksikan sebesar 270.730 jiwa. Sejalan dengan itu berbagai parameter
kependudukan diperkirakan akan mengalami perbaikan yang ditunjukkan dengan
menurunnya angka kelahiran, meningkatnya usia harapan hidup, dan menurunnya
angka kematian bayi. Meskipun demikian pengendalian kuantitas dan laju
pertumbuhan penduduk penting diperhatikan untuk menciptakan keseimbangan
penduduk. Kondisi tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan
kualitas SDM, daya saing dan kesejahteraan rakyat. Disamping itu persebaran dan
mobilitas penduduk perlu pula mendapatkan perhatian khusus, sehingga ketimpangan
persebaran dan kepadatan penduduk antara kabupaten dan kecamatan serta
perkotaan dan pedesaan dapat dikurangi.
Tantangan yang sangat besar disamping laju pertumbuhan penduduk adalah
banyaknya pengangguran baik bagi penduduk miskin yang tingkat pendidikannya tidak
tamat SD, maupun bagi penduduk yang pendidikannya SMP ke atas. Oleh karena itu
upaya penciptaan lapangan kerja juga dikaitkan dengan pendidikan dan SDA yang ada
dan pengelolaan bantuan kepada penduduk miskin dan pengangguran, baik melalui
pendidikan, pelatihan, maupun dukungan dana seperti Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), PKPS BBM, dan Kompensasi Daerah Tertinggal (KDT) yang bersih dari KKN.
Pendidikan merupakan wahana dan sekaligus cara untuk membangun
manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumberdaya pembangunan.
Melalui pendidikan diharapkan dapat dibentuk manusia Indonesia yang
berkualitas yang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan, mengembangkan,
serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang n untuk
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-23
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang
lainnya. Kualitas SDM yang tinggi akan menjadi faktor pendukung bagi
keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Sebaliknya, rendahnya kualitas
SDM dapat menjadi salah satu penyebab ketidak berhasilan pembangunan.
Jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Mukomuko sebanyak 80
buah. Terdiri dari 1 buah Rumah Sakit, 15 buah Puskesmas, 53 buah Puskesmas
Pembantu dan 18 buah Puskesmas Keliling. Dengan jumlah sarana ini diharapkan
dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi seluruh penduduk Kabupaten
Mukomuko. Sarana ini diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan pada
142.047 jiwa.
Rasio penduduk dengan Puskesmas adalah 1 : 9470 jiwa. Artinya setiap 1776
jiwa dilayani oleh saran kesehatan baik Rumah sakit dan Puskesmas. Selain Rumah
sakit dan puskesmas layanan kesehatan juga di dukung oleh 187 buah Posyandu dan
37 buah POSKESDES.
Penduduk Kabupaten Mukomuko termasuk pemeluk agama yang cukup
heterogen. Namun mayoritas (97,5%) penduduknya beragama Islam. Pada tahun
2008 di Kabupaten Mukomuko terdapat 167 buah Masjid, 301 buah Mushala, 25 buah
Gereja dan 1 buah Vihara Budha dan 4 Pura.
Masyarakat Kabupaten Mukomuko secara historis merupakan komunitas
beragam suku yang berasal dari berbagai pelosok nusantara. Adanya
homogenitas tradisional Pagaruyung telah mengakibatkan bahasa dan budaya
masyarakat Mukomuko didominasi oleh Minangkabau. Melalui suatu proses
akulturasi dan asimilasi, bahasa dan budaya masyarakat Kabupaten Mukomuko
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-24
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
pada akhirnya melahirkan keunikan tersendiri yang mungkin menarik minat
pemerhati budaya dan bahasa. Bahasa Mukomuko merupakan variasi bahasa
Minangkabau yang termasuk bahasa Melayu Kuno dengan campuran bahasa
Inggris dan Arab. Variasi bahasa ini semakin ke Selatan yakni dari Kecamatan
Pondok Suguh sampai ke Kecamatan Mukomuko Selatan serta Kecamatan
Ketahun memiliki sedikit perbedaan logat, karena dipengaruhi oleh bahasa
Rejang dan rumpun ini dikenal dengan bahasa Pekal.
Dalam pola pewarisan, masyarakat Mukomuko mengikuti adat
Minangkabau yaitu dikenal dengan garis matrilinial walaupun pada prakteknya
mengalami sedikit perubahan seiring dengan perkembangan jaman. Dari sudut
kesenian dan kebudayaan, wilayah Mukomuko memiliki kreasi seni tari-tarian
yang unik seperti: Tari Gandai, Tari Gamat, Debus, Serapal Anam, Serdam,
Pencak Silat, dan lain sebagainya. Selain itu jika ingin menelusuri jejak filosofi
komunitasi ini, Kota Mukomuko menyimpan banyak Tembo dan Legenda, baik
yang tertulis maupun lisan seperti Tembo Manjuta, Legenda Pangeran
Berdarah Putih, Sang Puti Laut Tawar, Legenda Malin Deman dan lain
sebagainya.
Kebudayaan daerah kedepan perlu diarahkan untuk memberikan
wawasan budaya dan makna pada pembangunan nasional maupun daerah
dalam segenap dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Aspek kebudayaan ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia, jati diri dan kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri,
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-25
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
kebanggaan nasional serta memperkukuh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa
sebagai pencerminan pembangunan yang berbudaya. Dalam mengembangkan
kebudayaan bangsa perlu ditumbuhkan kemampuan untuk mengembangkan
nilai budaya daerah yang luhur dan beradab serta menyerap nilai budaya asing
yang positif.
Untuk Kota Mukomuko sebagai kawasan yang direncanakan aspek
sosial masyarakat meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan keagamaan.
Variabel-variabel utama kegiatan tersebut meliputi jumlah fasilitas dan jumlah
tenaga pelaksana. Bidang pendidikan di Kecamatan Kota Mukomuko pada
tahun 2011 memiliki fasilitas atau sarana 11 gedung sekolah dasar(SD),tiga
gedung sekolah Lanjutan Tingkat pertama (SLTP) terdiri dari dua SLTP Negri
dan satu SLTP swasta, empat gedung sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
terdiri dari dua SMA Negeri, Satu SMK Negeri dan satu MAN.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-26
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.11 Banyak Sekolah Dasar/ Madrasah ibtidaiah di Kecamatan Kota Mukomuko
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-27
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.12Banyaknya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Tabel 3.13Banyaknya Sekolah tingkat Lanjutan Tingkat Atas
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Kota Mukomuko pada
tahun 2011 adalah satu rumah sakit, satu puskesmas, dua puskesmas
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-28
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
pembantu, satu puskesmas keliling, 17 posyandu, tiga poskesdes, empat apotik
dan terdapat Sembilan desa siaga. Sarana ibadah di Kecamatan Kota
Mukomuko pada tahun 2011 tercatat 23 mesjid, dua gereja dan dua pura.
Tabel 3.14
Banyaknya Sarana Kesehatan Dikecamatan Kota Mukomuko
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-29
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.15
Banyaknya Sarana Ibadah di Kecamatan Kota Mukomuko
3.2.8. PEREKONOMIAN
Struktur perekonomian Kecamatan Kota Mukomuko dapat dilihat berdasarkan
kontribusi yang disumbangkan oleh masing-masing sektor yang tercantum didalam
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Indikator Produk Domestik Regional Bruto
terdapat 9 (sembilan ) sektor, dimana setiap sektor tersebut di dukung oleh masing-
masing sub sektor kegiatan/lapangan usaha. Masing-masing sektor tersebut meliputi :
1). Sektor pertanian, 2). Sektor pertambangan dan penggalian, 3). Sektor industri
pengolahan, 4).Sektor listrik, gas dan air bersih, 5). Sektor bangunan, 6). Sektor
perdagangan, hotel dan restoran, 7). Sektor pengangkutan dan komunikasi, 8). Sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan 9). Sektor jasa-jasa.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-30
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku selama
Tahun 2007-2009 menunjukkan kontribusi terbesar dari sembilan sektor tersebut
berada pada sektor pertanian, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran,
kemudian sektor jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan, sektor
keuangan, sewa, dan jasa perusahaan, sektor industri pengolahan dan pada nomor
urut terakhir adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Apabila dilihat berdasarkan
pertumbuhannya tidak selaras dengan besarnya kontribusi pada masing-masing
sektor. Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar
namun sektor ini pertumbuhannya berada pada nomor urut 6 atau dibawah
pertumbuhan industri pengolahan, Jasa-jasa, Hotel dan Restoran, Bangunan dan
Pengangkutan dan Komunikasi.
Sedangkan pertumbuhan PDRB Kabupaten Mukomuko tahun 2006-2008
berdasarkan harga berlaku pertumbuhan rata-rata sebesar 11,28%. Apabila dirinci
masing-masing sektor terdapat 6 sektor yang pertumbuhannya di atas rata-rata
pertumbuhan PDRB Kabupaten Mukomuko atas dasar harga berlaku yaitu Jasa-Jasa
18,67%, Industri pengolahan sebesar 13,60%, Keuangan dan Sewa sebesar 12,80% ,
Bangunan 12,08%, Hotel dan Restoran 12,08% dan sektor pertanian sebesar 11,74%.
Sedangkan sektor-sektor yang pertumbuhannya dibawah pertumbuhan PDRB
Kabupaten Mukomuko Tahun 2006-2008 atas dasar harga berlaku meliputi sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 7,87%, Listrik dan Air Bersih2,17%, dan sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,51%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3.16
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-31
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.16PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten
MukomukoTahun 2007-2009
Sektor PDRB (juta Rupiah)
2007 2008 2009
Pertanian243.789,0
0519.617,00 546.650,82
Pertambangan & Penggalian
33.455,00 57.614,00 60.595,76
Industri Pengolahan 717,00 66.775,00 67.090,08
Listrik Gas dan Air Bersih
33.266,00 1697,67 1.680,36
Bangunan 14.167,00 31.512,00 39.487,48
Perdangan Hotel dan Restoran
97.088,00 194.205,00 216.981,40
Pengangkutan dan Komunikasi
19.450,00 39.380,0043.026,97
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
16.146,00 34.781,00 38.160,17
Jasa – Jasa 29.773,00 69.844,004 76.541,5551
Jumlah487.851,0
01.015.322,0
01.090.214,59
Sumber : Mukomuko Dalam Angka 2010
Selanjutnya dari sisi keuangan yang mencakup penerimaan dan pengeluaran
pemerintah daerah dan pertumbuhannya. Pada tahun Anggaran 2009 jumlah realisasi
penerimaan Kabupaten Mukomuko sebesar Rp. 384,09 Milyar dan Realisasi
pengeluaran Rp. 382,305 Milyar sehingga surplus sebesar 1,794 Milyar.
Tabel 3.17Realisasi Pengeluaran dan Penerimaan Kabupaten Mukomuko
TAHUN
ANGGARANPENERIMAAN PENGELUARAN
SURPLUS/ DE-FISIT
2007 307.068.651.436 415.446.914.534 108.378.263.098
2008 333.464.564.722 291.765.067.966 41.699.496.756
2009 384.099.956.000 382.305.532.000 1.794.424.000
Sumber :Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Mukomuko
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-32
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Selanjutnya untuk Kecamatan Kota mukomuko secara perekonomian dapat
ditinjau dari sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel
dan restoran di Kecamatan Kota Mukomuko yang berkategori cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah sarana penunjang keuangan di Kota Mukomuko.
Tabel 3.18. Banyak Koperasi di Kecamatan Kota Mukomuko
Koperasi Unit desa (KUD) yang terdapat di Desa Selagan Raya dan Desa
Tanah Harapan belum berjalan dengan baik. Mengingat Kondisi lahannya yang
sebahagian besar digunakan sebagai lahan pertanian dan mata pencaharian
penduduknya yang lebih banyak mengandalkan subsektor perkebunan Sawit dan
Karet.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-33
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.19.
Banyaknya Akomodasi Rumah Makan di Kecamatan Kota Mukomuko
3.2.9. KEPENDUDUKAN
Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kecamatan Kota Mukomuko sebanyak
15.005 jiwa. Jumlah penduduk Kecamatan Kota Mukomuko pada tahun 2011 adalah
15.237 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 7.811 Jiwa dan jumlah Penduduk
perempuan sebanyak 7.426 Jiwa, dengan kepadatan penduduk Sebanyak 67/KM2
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-34
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Gambar 3.4. Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur
Pada tingkat Desa/Keluruhan kepadatan penduduk bervariasi mulai dari 30 sampai
dengan 169 Jiwa/Km2 dimana penduduk terpadat didesa Ujung Padang dan terjarang
di Kelurahan Koto Jaya.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-35
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.20
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Kota Mukomuko
Selanjutnya rasio jenis kelamin atau sex Ratio penduduk Kecamatan Kota Mukomuko
tahun 2011 sebesar 105. Angka ini bermakna setiap 100 penduduk perempuan di
Kecamatan Kota Mukomuko terdapat 105 penduduk Laki-laki. Sedangkan berdasarkan
kelompok umur jumlah penduduk terbanyak adalah kelompok umum 0-4 tahun.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-36
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.21
Sex Ratio Kecamatan Kota Mukomuko
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-37
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.22
Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Mukomuko Berdasarkan Jenis kelamin Dan
Umur
3.2.10. PRASARANA WILAYAH
Di Kabupaten Mukomuko terdapat tiga jenis yaitu jaringan jalan arteri, kolektor
dan lokal. Jalan Arteri Primer (JLP) yang ada merupakan jalan Lintas Barat
Sumatera. Jalan Kolektor Primer (JKP) yaitu jalan yang menghubungkan jalan
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-38
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Lintas Barat sumatera menunuju Propinsi Sumatera Barat. Jalan Lokal Primer
(JLP) merupakan jalan yang menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan yang
ada di wilayah utara Kabupaten Mukomuko. Jalan lokal merupakan jalan yang
menghubungkan satuan unit pemukiman dengan permukiman lain yang tersebar
di Kabupaten Mukomuko.
Jalan merupakan saran yang sangat urgent bagi penataan kawasan dan paling
penting juga untuk perekonomian dan pembangunan serta perkembangan sektor
lainnya. Prasarana jalan yang dimaksud adalah panjang jalan menurut
permukaan dan menurut kondisinya. Tahun 2008 panjang jalan di Kabupaten
Mukomuko adalah :
1) Diaspal = 293, 42 KM
2) Kerikil/Koral = 312,51 KM
3) Tanah = 297,41 KM
4) Lainnya = 296,04
Sedangkan sarana angkutan darat yang diuji setiap bulan di Kabupaten
Mukomuko adalah mobil penumpang 13 Buah, Bus 21 Buah dan mobil barang umum
sebanyak 806 buah. Selain fasilitas transportasi darat Kabupaten Mukomuko juga
difasilitasi dengan Kantor Pos sebanyak 5 Kantor Pos yang tersebar 1 Kantor di
Kecamatan Ipuh, Kecamatan Pondok Suguh, Kecamatan Penarik, Kecamatan Lubuk
Pinang dan tentunya Kantor Pos Induk di Kota Mukomuko. Distribusi jumlah surat yang
dikirim terdiri dari bukan pos udara sebesar 3.275 surat, Kilat Khusus 1.322 surat.
Sedangkan surat yang di terima berjumlah 3.646 pos udara dan kilat khusus sebesar
2.618 surat.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-39
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Fasiltas jaringan telepon baru terjangkau di Kecamatan Kota Mukomuko
berkapasitas 600 dengan sambungan induk sebesar 419. Jumlah sambungan induk
sebesar 995. Dengan telah beroperasi jaringan telepon tersebut maka pendapatan dari
sis telekomunikasi di Mukomuko mencapai Rp. 42.355.976 pada tahun 2008.
Tabel 3.23. Banyaknya Kendaraan Bermotor yang di Uji Setiap Bulan
No Bulan Penumpang Bus Mobil Barang Jumlah
1 Januari - 3 77 80
2 Februari - - 78 78
3 Maret 3 4 78 85
4 April 2 1 58 61
5 Mei 1 - 70 71
6 Juni 2 6 127 135
7 Juli - - - -
8 Agustus 1 3 87 94
9 September 1 - 75 76
10 Oktober 3 4 68 75
11 November - - - -
12 Desember - - - -
Jumlah 13 21 718 850Sumber : Kabupaten Mukomuko Dalam Angka 2009
Untuk fasilitas air minum Kabupaten Mukomuko terus meningkat, terjadi
penurunan dari tahun 2006 ke 2008. Hal ini disebabkan banyak fasiltas air minum yang
hancur akibat Gempa yang terjadi pada tahun 2007. Namun demikian antara tahun
2007 ke tahun 2008, kembali terjadi peningkatan jumlah pelanggan dan nilainya. Untuk
penyaluran air minum, tertinggi pada bulan November tahun 2009 sebesar 39.134 M3
sedangkan yang terendah 27.218,00 M3 Pada Bulan Januari.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-40
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Tabel 3.24. Banyaknya Pelanggan, Produksi dan Nilai Air Minum
Tahun Pelanggan Produksi
2006 2.325 613.080,00
2007 2.457 476.898,40
2008 2.528 435.858,00
2009 2.563 393.035,70 Sumber : Kabupaten Mukomuko dalam Angka 2010
Tabel 3.25. Penyaluran Air Minum Setiap Bulan
No Bulan 2008 2009
1 Januari 49.241,00 27.218,00
2 Februari 47.462,00 29.097,00
3 Maret 52.629,00 26.685,00
4 April 50.950,00 31.061,60
5 Mei 43.981,00 30.109,20
6 Juni 40.812,00 30.128,40
7 Juli 43.644,00 37.688,00
8 Agustus 42.640,00 35.048,60
9 September 35.732,00 28.470,00
10 Oktober 35.330,00 30.992,00
11 November 41.676,80 39.134,00
12 Desember 39.680,00 35.957,00Sumber : Kabupaten Mukomuko Dalam Angka 2010
Unit kerja PLN Kota Mukomuko adalah unit kerja yang mempunyai produksi
terpasang paling tinggi yaitu sebesar 3,867.660 KWH dengan layanan Jangkauan
pada Kecamatan Kota Mukomuko, Kecamatan Air Dikit, Kecamatan XIV Koto,
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-41
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan Air Majunto dan Kecamatan V Koto. Dari 5
(lima) unit kerja PLN Kabupaten Mukomuko tersebut total produksi terpasang adalah
8.746.210 KWH. Sementara di Kecamatan Kota Mukomuko pada tahun 2011, jumlah
rumah tangga pemakai listrik mencapai 3.719. Selanjutnya sebanyak 70,26% rumah
tangga sudah menikmati listrik dari PLN.
Tabel 3.26.
Banyak Pemakai Listrik di Ranting Kecamatan Mukomuko
3.3. ISU STRATEGIS
Berdasarkan beberapa tahapan yang telah dilakukan, dan berdasar pada
observasi lapangan stakeholders, dan masukan dalam ekspos penyususnan RDTR
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-42
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Kecamatan Kota Mukomuko, Renstra SKPD dapat teridentifikasi beberapa isu-isu
yang berkaitan dengan pembangunan Kecamatan Kota Mukomuko, antara lain :
1. Tapal dan garis batas Kecamatan, adalah isu pembangunan utama, tapal dan
garis batas Kecamatan Kota Mukomuko belum berdasarkan batas alam dan
terletak pada posisi kawasan perkebunan dan perumahan. Harusnya tapal
batas antar kecamatan sudah ada. Selain tapal dan garis batas kecamatan,
batas antar desa/kelurahan pun tidak ada, yang ada hanya istilah atas
penamaan keluruhan. Dalam penyusunan RDTR Kecamatan Kota Mukomuko
ini menjadi isu penting.
2. Transportasi Dalam sektor transportasi faktor-faktor yang menjadi isu antara
lain kondisi kuantitas dan kualitas angkutan umum, kurangnya pelayanan
angkutan umum massal, terpusatnya trayek pada beberapa ruas jalan tertentu,
keterbatasan fasilitas sarana dan prasarana perparkiran terutama pada jalur 2
jalan lintas barat menuju Provinsi Sumater Barat, kurangnya kapasitas terminal
regional. Namun demikian Kecamatan Kota Mukomuko mempunyai Bandar
udara Mukomuko.
3. Jaringan Jalan Saat ini Kecamatan Kota Mukomuko dihadapkan pada kondisi
keterbatasan sistem prasarana jaringan jalan, banyaknya jalan-jalan lingkungan
belum permanen dan penamaan jalan yang belum ada serta tingginya delay
faktor yang mengurangi kapasitas jalan, besarnya hambatan samping pada
ruas-ruas jalan tertentu, terbatasnya lebar jalan dan simpang di berbagai lokasi,
serta kondisi kemantapan jalan yang belum optimal.
4. Kebersihan Peningkatan pengelolaan kebersihan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:
volume atau laju timbulan sampah yang setiap tahun meningkat
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-43
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
pola pelayanan yang masih menggunakan pola lama yaitu kumpul,
angkut, buang.
peran serta masyarakat yang masih harus ditingkatkan
Ketersediaan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir (TPPA)
Sampah
5. Penataan Ruang ; berdasarkan Peraturan Daerah 06 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kecamatan Kota Mukomuko yang
masih baru dan belum konsistensi perencanaan dengan pemanfaatan ruang
masih menjadi hal yang perlu terus dibenahi. Aspek-aspek pengendalian ruang,
seperti sumber daya manusia, perangkat hukum (sanksi), insentif disinsentif,
perizinan, dan zoning regulation belum sepenuhnya dijalankan, kondisi ini
semakin memicu tingginya alih fungsi lahan dan ketidaksesuaian peruntukan
ruang.
6. Air Bersih Luas cakupan layanan air bersih sampai saat ini belum mencapai
angka 56% seperti amanat MDGs, kondisi ini masih sangat kurang dari
kebutuhan seluruh masyarakat. Rendahnya cakupan pelayanan tersebut
dipengaruhi oleh terbatasnya kapasitas produksi yang dimiliki oleh PDAM
Kabupaten Mukomuko.
7. Penanggulangan Bencana Berbagai potensi bencana hampir dapat dipastikan
selalu mengancam Kecamatan Kota Mukomuko karena berada pada lempeng
aktif. Selain Potensi bencana gempa adalah banjir, tanah longsor, pohon
tumbang, kebakaran, dan angin ribut. Perlu upaya peningkatan mitigasi
bencana khususnya bagi masyarakat untuk mengurangi resiko korban jiwa dan
kerugian materi yang lebih besar.
8. Sanitasi Lingkungan Saat ini kondisi sanitasi lingkungan semakin menurun
karena terbatasnya sarana prasarana lingkungan permukiman seperti pada
kawasan padat penduduk di kelurahan Pasar Mukomuko, Koto jaya dan
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-44
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
Kelurahan Pondok Ratu. Kondisi ini akan berimplikasi terhadap menurunnya
derajat kesehatan masyarakat.
9. Kualitas Lingkungan Permukiman Sehat dari sisi prasarana penunjang
permukiman sehat masih diperlukan peningkatan ketersediaannya seperti jalan
lingkungan, saluran pembuangan air limbah dan air hujan, air bersih, dan
minimya akses terhadap ruang publik. Selain itu, masih terdapat beberapa
wilayah yang masuk dalam kategori kumuh.
10. Penataan dan Pengembangan Rumah Baru terpusat pada kawasan Kelurahan
Bandar Batu dan Kelurahan Pasar Mukomuko. Keterbatasan lahan dan
tingginya nilai lahan menjadi faktor penyebab arahan pembangunan vertikal
bagi perumahan. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pemerintah
memfasilitasi dengan pembangunan rumah susun sederhana sewa. Pada saat
mendatang perlu diusahakan alokasi ruang untuk pengembangan rusunawa.
11. Perindustrian Peningkatan investasi industri dan peningkatan daya saing
khususnya Industri Kecil Menengah (IKM)
12. Perdagangan Pengembangan jaringan dan promosi perdagangan dan jasa
dalam dan luar negeri serta optimalisasi fungsi layanan pasar tradisonal.
13. Ruang Terbuka Hijau Ketersediaan ruang terbuka hijau sangat dibutuhkan oleh
Kota Mukomuko. Regulasi yang mengatur batasan minimal sebesar 30% RTH
harus dipenuhi secara bertahap. Secara umum diperlukan terobosan untuk
dapat membangun RTH publik di Kecamatan Kota Mukomuko dengan diiringi
kualitas dan sebarannya.
14. Pelayanan perizinan Pembenahan perizinan dengan pembentukan badan
layanan perizinan, perlu diikuti oleh kualitas layanannya. Tingkat kepastian
waktu, prosedur, dan biaya banyak menjadi sorotan masyarakat dalam soal
perizinan.
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-45
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
15. Penataan Menara Telekomunikasi Dalam rangka pengendalian terhadap
perkembangan pembangunan menara telekomunikasi perlu disusun kebijakan
untuk mengatur dan mengendalikan menara telekomunikasi di Kecamatan Kota
Mukomuko.
3.4. TUJUAN PENATAAN BWP
Penetapan bagian wilayah perkotaan (BWP) atau bagiah wilayah di Kecamatan
Mukomuko di bagi menurut fungsi kawasan masing-masing. Kecamatan Mukomuko
dibagi dalam tiga fungsi utama kawasan yaitu :
1. BWP I, kawasan yang mendukung kawasan strategis pertanian tanaman
pangan di bagian utara Kecamatan Mukomuko dan bersebelahan dengan
kawasan strategis agropolitan yaitu Kecamatan IX Koto Kabupaten
Mukomuko.
2. BWP 2 adalah kawasan yang mendukung fungsi kota sebagai fungsi
perkantoran, perdagangan dan jasa-jasa atau di kenal dengan pusat kota
(CBD) yaitu wilayah tengah dari Kecamatan Kota Mukomuko.
3. BWP 3 adalah kawasan yang didominasi perkebunan sawit sebagai salah
satu komoditi unggulan daerah yang berada pada sebelah selatan
Kecamatan Kota Mukomuko.
Karena wilayah Kecamatan Mukomuko dibagi dalam 3 bagian wilayah
perkotaan (BWP) berdasarkan sokongan fungsi kawasan maka tujuan
penataan BWP dapat di tentukan sebagai berikut :
“Mewujudkan Kecamatan Kota Mukomuko yang berdaya saing tinggi
dengan kelengkapan infrastruktur perkotaan berbasiskan kepada sektor
pertanian dan perkebunan”
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-46
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
3.5. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN BWP
Dalam penetapan kebijakan strategis pendekatan logis biasanya melalui
analisis SWOT. Analisa SWOT merupakan instrument yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis beberapa faktor secara sistematis untuk
merumuskan isu-isu strategis di dalam mengelola penyelenggaraan pembangunan.
Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths)
dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Berikut ini adalah hasil identifikasi
SWOT.
Kekuatan
1. Posisi strategis Kecamatan Kota Mukomuko sebagai daerah lintas
2. Pusat orientasi pelayanan bagi wilayah belakang (hinterland)
3. Relatif lengkapnya fasilitas umum
4. Potensi penduduk produktif dan terdidik
5. Karakter penduduk yang religius
6. Nilai budaya dan sejarah kota
7. Hubungan bilateral yang harmonis dengan tetangga wilayah Pusat
pendidikan dan penelitian
8. Suasana keamanan yang kondusif
9. Komitmen pimpinan daerah pada lingkungan hidup
10. Aksesibilitas jalan dan Bandar udara yang cukup baik
menghubungkan dengan wilayah eksternal 1
Kelemahan
1. Kepadatan dan keterbatasan lahan tidak merata
2. Keterbatasan pembiayaan pembangunan yang berasal dari PAD
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-47
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
3. Pengendalian lingkungan
4. Etos kerja aparatur
5. Konsistensi dan ketegasan dalam penegakan hukum/aturan
6. Kondisi kemantapan jalan yang belum optimal
7. Ketidak tersediaan infrastruktur Tempat Pembuangan Akhir sampah
8. Kurangnya kesadaran dan partispasi masyarakat dalam pengelolaan
sampah
Peluang
1. Daerah yang menjadi salah satu tujuan investasi terutama pada
investasi perkebunan kelapa sawit
2. Tujuan wisata belanja dan kuliner serta tempat persinggahan karena
berada pada lintasan barat Sumatera.
Ancaman
1. Bencana alam gempa dan abrasi kawasan pantai
2. Meningkatnya jumlah penduduk miskin
3. Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
4. Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor
Perwujudan Kebijakan dan Strategi Penataan BWP
1. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Wilayah
2. Peningkatan Pelayanan Persampahan
3. Peningkatan Kualitas Pendidikan
4. Peningkatan dan Pemerataan Kesehatan
5. Penanggulangan Kemiskinan
6. Pemantapan Penyelenggaraan Penataan Ruang
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-48
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mukomuko , Kabupaten Mukomuko
7. Peningkatan Kualitas Lingkungan
8. Mitigasi Bencana
BAB III. TUJUAN PENATAAN BWP | 3-49