Post on 29-Dec-2015
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Tubuh yang sehat merupakan harta yang paling berharga. Dengan tubuh yang sehat akan
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Masa sekolah dasar adalah masa keemasan
untuk menanamkan nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai agen of change untuk
mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.
Dalam hal ini tentunya mengenai tingkat perilaku siswa sekolah dasar dalam hal hidup
bersih dan sehat, baik kebersihan perorangan dan kebersihan di sekolah, lingkungan sekitar
sekolah serta tempat tinggal. Untuk itu diperlukan indikator sebagai alat ukur untuk menilai
apakah aktifitas pokok yang di jalankan telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan
dampak yang diharapkan. Adapun indikator PHBS di sekolah meliputi; Jajan di kantin
sekolah, mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, buang air kecil dan
buang air besar di jamban sekolah serta menyiram jamban dengan air setelah di gunakan,
mengikuti kegiatan olahraga dan aktivitas fisik di sekolah, memberantas jentik nyamuk di
sekolah secara rutin, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi
badan setiap bulan, membuang sampah pada tempatnya.
Terdapat korelasi yang erat antara indikator PHBS terhadap perilaku hidup bersih dan
sehat pada anak sekolah dasar. Dari hasil survey dapat disimpulkan bahwa perilaku yang
menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat
disebabkan karena perilaku hidup bersih dan sehat yang masih kurang. Dari hasil survey di
10 propinsi tahun 2004 dengan sasaran seluruh anak sekolah dasar, dengan prevalensi
penyakit yang disebabkan karena rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat sangat bervariasi
antara 4,8 % - 83,0 %, dimana prevalensi yang tertinggi adalah propinsi Nusa Tenggara Barat
sebsar 83,0%, dan terkecil di propinsi jawa timur sebesar 4,8 % (Ditjend PPL_PM, 2004).
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 05 februari 2011, (Susenas 2004)
sebagian besar anak SD memiliki masalah kebersihan diri (personal hygiene) yang cukup
banyak, antara lain persentase sebesar 86% murid yang bermasalah pada gigi, murid yang
tidak menggosok gigi dengan persentase 42%, murid yang tidak tidak mencuci tangan
sebelum makan dengan persentase 8%, murid yang tidak mencuci kaki sebelum tidur dengan
persentase 37 %, murid tidak biasa memakai alas kaki dengan persentase 25 %, murid tidak
biasa potong kuku dengan persentase 53% , murid yang mempunyai kebiasaan mandi 1 kali 1
sehari dengan persentase 8 %. Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah menimbulkan
berbagai penyakit yang terjadi seperti diare, cacingan, dan gatal – gatal. Sehingga perlu untuk
ditindak lanjuti dengan pemberian asuhan keperawatan.
Sedangkan masalah mengenai kesehatan diri juga cukup tinggi, indikator
mengenai ,masalah merokok pada anak sekolah dasar yang merokok pada usia 5-9 tahun
mengalami lonjakan yang paling signifikan, dari 0,4% pada tahun 2001 menjadi 1,8% pada
tahun 2004 (Susenas 2004 ). Jika berdasar tingkat pendidikan, hasil survei BNN
menunjukkan jika pada jenjang SD 11,2 persen. Dari enam jenis narkoba, jenis ganja
terbesar dipakai, sekitar 0,71 persen. Sisanya didominasi sabu 0,38 persen, sampai yang
terkecil kokain 0,01 persen. Angka terbaru dari Badan Narkotikan Nasional (BNN) pada
penyalahgunaan narkoba di tingkat SD menunjukan angka yang mencengangkan, yakni
mencapai 3.853 kasus. Jumlah tersebut hanya terhitung sampai bulan Juni 2007. Prevalensi
tingkat aktivitas ( olahraga ) pada anak sekolah dasar (SD) di Jakarta berkisar antara secara
keseluruhan 69,5 % (Susenas 2004).
Munculnya berbagai permasalahan sosial yang melibatkan atau dilakukan anak
sekolah dasar seperti tawuran dan kriminalitas lainnya, penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif (NAPZA), minuman keras sebesar 36,93 % telah mencapai tahap
yang mengkawatirkan (Susenas tahun 1998).
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sekolah dasar dan
faktor-faktor yang berhubungan di Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan kebon jeruk, periode
November sampai Desember 2011.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Tidak menggosok gigi dengan persentase 42%, murid yang tidak tidak
mencuci tangan sebelum makan dengan persentase 8%, murid yang tidak
mencuci kaki sebelum tidur dengan persentase 37 %, murid tidak biasa
memakai alas kaki dengan persentase 25 %, murid tidak biasa potong kuku
dengan persentase 53% , murid yang mempunyai kebiasaan mandi 1 kali
sehari dengan persentase 8 %.
2
2. Merokok pada anak sekolah dasar yang merokok pada usia 5-9 tahun
mengalami lonjakan yang paling signifikan, dari 0,4% pada tahun 2001
menjadi 1,8% pada tahun 2004.
3. Dari enam jenis narkoba, jenis ganja terbesar dipakai, sekitar 0,71 persen.
Sisanya didominasi sabu 0,38 persen, sampai yang terkecil kokain 0,01 persen.
4. Prevalensi tingkat aktivitas ( olahraga ) pada anak sekolah dasar (SD) di
Jakarta berkisar antara secara keseluruhan 69,5 % (Susenas 2004).
5. Minuman keras sebesar 36,93 % telah mencapai tahap yang mengkawatirkan
(Susenas tahun 1998).
6. Masih belum terdapat penelitian mengenai gambaran PHBS anak sekolah
dasar dan faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Duri Kepa.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih sehat pada
anak sekolah dasar dan faktor-faktor yang berhubungan di Kelurahan Duri Kepa,
Kecamatan Kebon Jeruk, periode November sampai dengan Desember 2011.
2. Tujuan Khusus
a) Diketahuinya gambaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam usaha pencegahan
penyakit menular pada siswa, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk.
b) Diketahuinya sebaran usia, jenis kelamin, peran guru, peran orang tua dan peran
lingkungan di sekolah, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk.
c) Diketahuinya hubungan antara usia, jenis kelamin, peran guru, peran orang tua,
dan peran lingkungan sekolah dengan perilaku hidup bersih dan sehat demi upaya
pencegahan penyakit menular di, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk.
1.4 Sasaran penelitian
Sasaran penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah dasar di, Kelurahan Duri Kepa,
Kecamatan Kebon Jeruk, periode November sampai dengan Desember 2011.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti:3
a. Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan
penelitian.
b. Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan para guru, murid dan orang tua
murid.
c. Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah.
d. Mengembangkan daya nalar, minat dan kemampuan dalam bidang penelitian.
e. Mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di Kelurahan Duri Kepa
dan faktor-faktor yang berhubungan.
f. Melatih bekerja sama dalam tim.
2. Manfaat bagi perguruan tinggi :
a. Realisasi Tri Darma perguruan tinggi dalam menjalankan fungsi atau tugas
perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat.
b. Memperkenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat.
c. Mewujudkan kampus UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran
sertanya di bidang kesehatan.
3. Manfaat bagi sekolah:
Memberi masukan pada sekolah dalam pengembangan pemeliharaan kesehatan siswa
dan meningkatkan kesadaran siswa dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
4. Manfaat bagi profesi dokter
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang perilaku hidup bersih sehat
pada anak Sekolah Dasar sehingga bagi tenaga kesehatan khususnya dokter dalam
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam perilaku hidup bersih sehat.
5. Manfaat bagi pelayanan kesehatan Puskesmas
Dengan penelitian ini dapat menjadikan masukan bagi pemberi pelayanan kesehatan
dalam program kesehatan lingkungan sehingga diharapkan dapat memberi gambaran
pada masyarakat tentang perilaku hidup bersih sehat kaitannya pada pencegahan
penyakit menular dan dapat diambil langkah-langkah atau strategi yang positif bagi
pengembangan perilaku hidup bersih sehat pada anak kearah yang lebih baik antara
lain:
a. Memberi penyuluhan tentang perilaku hidup bersih sehat pada anak Sekolah
Dasar.
4
b. Mencari anak usia Sekolah Dasar yang tidak berperilaku hidup bersih sehat.
c. Meningkatkan mutu pelayanan.
d. Kebiasaan cara hidup sehat pada anak diawasi oleh keluarga, pencatatan dan
pelaporan dilakukan dengan teratur, lengkap dan benar.
Bab II
5
Tinjauan Pustaka
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Definisi PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan oleh peserta
didik, guru dan masyarakat sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran,
sehingga secara berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (panduan promosi
kesehatan di sekolah. 2
2.1.2 Sasaran PHBS
1. Peserta didik, yaitu semua anak yang mengikuti pendidikan di sekolah.
2. Warga sekolah, yaitu setiap orang yang berperan dalam proses belajar mengajar di
sekolah (guru, kepala sekolah,karyawan sekolah).
3. Masyarakat lingkungan sekolah, yaitu seluruh masyarakat yang berada di lingkungan
sekolah selain warga sekolah (pengelola kantin, penjaga sekolah, dan lain-lain).
4. Persatuan Guru Republik Indonesia, komite sekolah.
5. Tim Pembina UKS dan Tim Pelaksana UKS.
6. Penentu kebijakan/pengambil keputusan (Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas
Kesehatan, Kepala Daerah, DPR/DPRD).
2.1.3 Tujuan PHBS
Tujuan PHBS yaitu membudayakan perilaku hidup bersih sehat bagi perorangan,
keluarga atau kelompok dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang
bermakna terhadap derajat kesehatan. 2
6
2.1.4 Manfaat PHBS
Dari segi manfaat PHBS,Promosi kesehatan Departemen kesehatan RI (2006)
menjelaskan beberapa manfaat akan diperoleh apabila menerapkan PHBS dalam kehidupan,
yaitu1:
1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti Posyandu, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Pondok Bersalin
Desa (Polindes), dan lain-lain.
2.1.5 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang di jalankan
telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dengan demikian
indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan
keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. 3
A. Indikator harus memenuhi persyaratan antara lain:
1. Sahih (solid), dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya dapat diukur oleh indikator
tersebut.
2. Obyektif, harus memberikan hasil yang sama, walaupun dipakai oleh orang yang
berbeda dan pada waktu yang berbeda.
3. Sensitif, dapat mengukur perubahan sekecil apapun
4. Spesifik, dapat mengukur perubahan situasi dimaksud
7
B. Sifat Indikator:
1. Tunggal (indikator tunggal) yang isinya terdiri dari satu indikator. Misal : Angka
Kematian Bayi (AKB).
2. Jamak (indikator komposit) yang merupakan gabungan dari beberapa indikator.
Misal: Indek Mutu Hidup (IMH) yang merupakan gabungan dari tiga indikator.yaitu
melek huruf, angka kematian bayi dan angka harapan hidup anak usia 1 tahun.
C. Indikator PHBS di sekolah :
1. Jajan di kantin sekolah, tidak jajan di sembarang tempat.
2. Mencuci tangan dengan air besih yang mengalir dan sabun, setiap kali tangan kita
kotor, setelah buang air besar atau buang air kecil sebelum makan, sebelum
memegang makanan sehingga tubuh terhindar dari kuman dan bibit penyakit.
3. Buang air kecil dan buang air besar di jamban sekolah serta menyiram jamban dengan
air setelah di gunakan.
4. Mengikuti kegiatan olahraga dan aktivitas fisik di sekolah.
5. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin.
6. Tidak merokok di sekolah.
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
8. Membuang sampah pada tempatnya.
2.1.6 Cara-cara penerapan PHBS di sekolah
1. Menanamkan nilai-nilai untuk berperilaku hidup dan sehat di sekolah melalui
pendidikan kesehatan agar peserta didik dapat bertanggung jawab terhadap
kesehatan diri dan lingkungan serta ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan
kesehatan di sekolah. 2
8
2. Melakukan kegiatan ekstrakulikuler sebagai upaya menanamkan nilai-nilai
berperilaku idup bersih dan sehat kepada peserta didik yaitu antara lain dengan:
a. Mengadakan kerja bakti dan lomba kebersihan kelas.
b. Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah.
c. Aktivitas dokter kecil di sekolah.
d. Demo gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar.
e. Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur.
f. Pemeriksaan kebersihan secara rutin baik itu kuku, rambut, telinga, gigi
dan sebagainya.
g. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
h. Pemeriksaan kualitas pemeliharaan jamban sekolah dan kualitas air secara
sederhana.
3. Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui komunikasi interpersonal atau
konseling. Kegiatan ini dilakukan oleh guru bimbingan konseling kepada siswa.
Di dalam ruang konseling dapat pula di pasang berbagai media yang memuat
pesan-pesan kesehatan terkait PHBS.
4. Mengadakan kegiatan penyuluhan dan latihan ketrampilan dengan melibatkan
peran aktif siswa, guru dan orangtua antara lain melalui:
a. Penyuluhan kelompok sesuai tingkat kelas.
b. Memperdengarkan pesan-pesan singkat melalui pengeras suara.
c. Pemutaran film video.
d. Pemasangan media cetak seperti poster, majalah dinding, spanduk, dan
lain-lain
9
2.2 Konsep mengenai Perilaku Hidup Bersih Sehat
2.2.1 Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas
daripada manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai bentangan yang
sanagt luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan
kegiatan internal seperti berfikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme
tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.10
2.2.2 Bersih
Kebersihan merupakan salah satu faktor kunci untuk menjaga kesehatan manusia. Sayangnya,
faktor kebersihan ini jarang menjadi prioritas nilai yang ditanamkan sejak dini di tengah-
tengah keluarga kita. Padahal tradisi bersih saat usia dewasa, sangat ditentukan oleh
kebiasaan sejak kecil dan tradisi menjaga kebersihan di tengah-tengah keluarga kita. Oleh
karena itu, jangan abaikan masalah mendidik dan menanamkan tentang konsep bersih itu
sehat kepada anak sejak usia dini.11
2.2.3 Sehat
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomi. Kesehatan merupakan hak asasi manusia
dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang
besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
2.2.4 Konsep Anak Usia Sekolah
1. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih
duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak
10
usia sekolah adalah anak denga usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi
sasaran program wajib belajar pendidikan 9 tahun.12
2. Tahap perkembangan anak usia sekolah
a. Aspek fisik
Kecerdasan perkembangan secara pesat, berpikir makin logis dan kritis fantasis
semakin kuat sehingga sering kali terjadi konflik sendiri, penuh cita-cita.
b. Aspek sosial
Mengejar tugas-tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih memiliki
kecenderungan untuk kurang hati-hati dan berhati-hati.
c. Aspek kognitif
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerjasama). Anak
termotivasi dan mengerti hal-hal sistematik
3. Peran dan fungsi keluarga bagi anak usia sekolah
Tugas perkembangan dalam anak usia sekolah Duval dan Miller Carter dan Mc
Goldrik dalam Friedman (1980):
1. Mensosialkan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga
2.3. Promosi Kesehatan di Sekolah
2.3.1 Definisi
Promosi kesehatan di sekolah adalah upaya meningkatkan kemampuan peserta didik,
guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar mandiri dalam mencegah penyakit,
memelihara kesehatan, menciptakan dan memelihara lingkungan sehat, terciptanya kebijakan
sekolah sehat serta berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat sekitarnya13 Hal
11
ini seperti juga di jelaskan dalam Ottawa Charter yang mendefinisikan promosi kesehatan
sebagai proses pemungkin dari masyarakat untuk meningkatkan pengendalian dan
meningkatkan kesehatan mereka. Untuk mencapai keadaan fisik, mental dan sosial yang
sempurna, individu atau kelompok harus dapat mengidentifikasi dan merealisasikan
aspirasinya memenuhi kebutuhan dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Berdasarkan Ottawa Charter, promosi kesehatan mempunyai lima aksi yaitu:
1. Menciptakan kebijakan kesehatan masyarakat (build healthy public policy)
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments)
3. Memperkuat aksi komunitas (strengthen community actions)
4. Mengembangkan keahlian perorangan (develop personal skills)
5. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)
6. Bergerak ke masa depan (moving into the future)
Kebijakan sekolah sehat bertujuan meningkatkan status kesehatan peserta
didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah dengan cara membantu sekolah memobilisasi
dan meningkatkan kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan pada tingkat lokal, nasional,
regional maupun global. Maka untuk mewujudkannya, digunakan potensi yang tersedia dan
dukungan kebijakan.
Promosi kesehatan merupakan kegiatan yang penting dalam proses pemberdayaan
masyarakat sekolah. Oleh karena itu, kegiatan ini di arahkan untuk mempercepat pencapaian
sekolah sehat. Dalam upaya mengimplementasikan hal tersebut maka dikembangkanlah
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKS merupakan kegiatan promosi kesehatan di sekolah
yang melibatkan semua pihak yang ada di sekolah berkaitan dengan masalah kesehatan,
menciptakan lingkungan sehat, memberikan pendidikan kesehatan bagi anak dan memberikan
akses pelayanan kesehatan yang besifat promotif dan preventif bagi anak-anak.15
Upaya menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan
kesehatannya merupakan prinsip dari promosi kesehatan di sekolah. Oleh karena itu, kegiatan
ini paling tidak mencakup 3 usaha pokok yaitu:
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Hal ini mencakup 2 aspek:
12
a. Aspek non fisik: misalnya hubungan yang harmonis antara guru, murid dan
pegawai sekolah
b. Aspek fisik: bangunan sekolah dan lingkungannya, kebersihan perorangan,
keamanan umum sekolah
2. Pendidikan kesehatan, terutama bagi para peserta didik dalam menanamkan kebiasaan
hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri
3. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah
Menurut WHO, promosi kesehatan di sekolah berfokus kepada1:
1. Caring for oneself and others (Pemeliharaan diri dan lingkungannya)
2. Making healthy decisions and taking control over life’s circumstances (Membuat
keputusan yang sehat dan memegang kendali terhadap kehidupan)
3. Creating conditions that are conducive to health (through policies, services,
physical/social conditions) (Menciptakan kondisi yang kondusif bagi kesehatan
melalui kebijakan, pelayanan, fisik/sosial)
4. Building capacities for peace, shelter, education, food, income, a stable ecosystem,
aquity, social justice, sustainable development. (Membangun kapasitas untuk
pendidikan, tempat tinggal, makanan, pendapatan, ekosistem yang stabil, persamaan,
keadilan sosial dan perkembangan yang terus-menerus)
5. Preventing leading causes of death, disease and disability: helminths, tobacco use,
HIV/AIDS/STDs, sedentary lifestyle, drugs and alcohol, violence and injuries,
unhealthy nutrition. (Mencegah hal-hal yang dapat menyebabkan kematian, penyakit
dan kecacatan: konsumsi tembakau, HIV/AIDS, gaya hidup yang menetap, obat-
obatan dan alkohol, kekerasan, kecelakaan, nutrisi yang tidak sehat)
6. Influencing health-related behaviours : knowledge, beliefs, skills, attitudes, values,
support (Mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan seperti
pengetahuan, keyakinan, skill, sikap, nilai dan dukungan)
2.3.2 Tujuan promosi kesehatan di sekolah
Tujuan promosi kesehatan di sekolah secara khusus, adalah:
13
1. Meningkatkan warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah yang berperilaku
hidup bersih dan sehat
2. Meningkatkan lingkungan sekolah yang sehat, aman dan nyaman
3. Meningkatkan peran aktif masyarakat sekolah untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat di lingkungan sekolah dan sekitarnya
4. Meningkatkan dukungan kebijakan sehat dalam promosi kesehatan di sekolah
2.3.3. Komponen promosi kesehatan di sekolah
Komponen-komponen promosi kesehatan di sekolah menurut WHO dijelaskan
sebagai berikut:
1. Penerapan kebijakan kesehatan
Kepala sekolah dan guru-guru berunding bersama dalam membuat kebijakan-
kebijakan yang berhubungan dengan masalah kesehatan.
2. Tersedianya sarana dan prasarana pencegahan dan pengobatan sederhana di sekolah.
Misalnya dengan membangun klinik atau penyediaan peralatan P3K
3. Tersedianya lingkungan yang sehat. Misalnya dengan ventilasi yang cukup di setiap
ruang kelas, tersedianya air bersih, tersedianya tempat sampah yang cukup, jamban
yang sehat, dan sebagainya.
4. Adanya program penyuluhan kesehatan
5. Partisipasi orangtua murid dan masyarakat
2.4 Kerangka Teori
14
Faktor Internal
- Jenis Kelamin
- Usia
2.5 Kerangka konsep
15
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Di Sekolah
Faktor Eksternal
- Peran Guru- Peran Orang Tua- Peran Lingkungan Sekitar
Sekolah (teman, orang tua teman, penjaga kantin sekolah)
- Sosial ekonomi
Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat pada anak
Sekolah Dasar
Usia
Peran Guru
Peran Lingkungan SekitarSekolah
Jenis Kelamin
Peran Orang Tua
Sosial Ekonomi
Bab III
Metodologi Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan pendekatan cross
sectional mengenai gambaran perilaku hidup bersih dan sehat anak sekolah dasar,
Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, periode November
sampai Desember 2011.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar, di Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan
Kebon Jeruk, Jakarta Barat, periode November sampai Desember 2011.
3.3 Sumber Data
16
Data primer yang diambil dari responden dengan menggunakan kuesioner yang sudah
diuji coba terhadap sampel dari siswa sekolah dasar kelas I- VI di Kelurahan Duri
Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Data sekunder diambil dari bagian tata
usaha pihak sekolah berupa daftar nama murid ,nomer induk siswa, tempat dan
tanggal lahir, dari kelas I- kelas VI yang kemudian di buat sample frame.
3.4 Populasi
Populasi target adalah seluruh siswa sekolah dasar. Populasi terjangkau adalah
seluruh siswa yang bersekolah di, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat, pada periode November sampai Desember 2011.
3.5 Sampel
Besar Sampel
Melalui rumus di bawah ini didapatkan besar sampel penelitian sebagai berikut:
Keterangan :
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10% (substitusi adalah persen responden
yang mungkin drop out)
Zα = Tingkat batas kepercayaan, dengan α = 5%
Didapat Zα pada kurva normal = 1,96
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu besarnya presentasi 50%
q = 1 - p
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10%
Berdasarkan rumus di atas didapatkan angka sebagai berikut :
( Zα )2 . p . q ( 1,96 )2 . 0,5.0,5
n1 = ----------------- = ------------------------------ = 96,04
17
L2 ( 0,1 )2
n2 = n1 + ( 10% . n1 )
= 96,04 + ( 10% . 96,04)
= 96,04 + 9,604
= 105,64 -------------------------- Dibulatkan 106
3.6 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara probability sampling,
dengan simple random sampling pada sejumlah sekolah dasar yang berada di
Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Secara undian
didapatkan SD 01 sebagai subyek penelitian, lalu dilanjutkan stratified random
sampling, untuk mengstratakan kelas berdasarkan usia.
3.7 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah semua siswa sekolah dasar yang bersekolah di SD 01,
Kelurahan Duri Kepa, pada periode November sampai Desember 2011, dan bersedia
untuk berpartisipasi dalam penelitian.
3.8 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah semua siswa sekolah dasar yang bersekolah di SD 01,
Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada periode
November sampai Desember 2011, namun menolak untuk berpartisipasi dalam
penelitian.
3.9 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan Variabel dependent (terikat) dan Variabel
independent (bebas). Variabel terikat berupa perilaku hidup bersih dan sehat siswa
sekolah dasar. Variabel bebas berupa usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, peran orang
tua, peran guru, dan peran lingkungan sekolah.
18
3.10 Cara Kerja
1. Menghubungi Kepala Sekolah SD 01, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan
Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang menjadi daerah penelitian untuk melaporkan
tujuan penelitian di daerah tersebut.
2. Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner di SD 01, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat.
3. Melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data.
4. Penulisan laporan penelitian
5. Pelaporan penelitian.
3.11 Pengumpulan Data
Data primer diambil dari sampel dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan
kepada siswa kelas I- VI di SD 01, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat, periode November sampai Desember 2011. Data sekunder diambil dari
bagian tata usaha pihak sekolah berupa daftar nama murid ,nomer induk siswa, tempat
dan tanggal lahir, dari kelas I- kelas VI yang kemudian di buat sample frame.
3.12 Pengolahan Data
Terhadap data-data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses
editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan
menggunakan Kode SPSS (Stastistical Package for Social Science).
3.13 Penyajian data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular.
3.14 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah akan dilakukan analisis sesuai dengan cara uji
statistik non parametrik, chi-square.
3.15 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif korelatif antar variabel-variabel yang telah
ditentukan.19
3.16 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan
dipresentasikan dalam forum Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas di hadapan staf
pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana.
3.17 Definisi Operasional
3.17.1 Data Umum
A. Subjek Penelitian
Siswa sekolah dasar yang bersekolah di SD 01, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan
Kebon Jeruk, periode November sampai Desember 2011.
B. Usia
Usia subyek yang dihitung sejak tanggal lahir sampai dilakukan penelitian ini (sesuai
ulang tahun terakhir) sesuai dengan akte kelahiran.
Usia dibagi atas:
7-8 tahun : Koding 1
9.10 tahun : Koding 2
11-12 tahun : Koding 3
C. Jenis Kelamin
Status fisik responden yang membedakan perilaku PHBS dapat diketahui melalui
observasi secara langsung
Laki-laki : Koding 1
Perempuan : Koding 2
D. Perilaku PHBS
Skor responden yang di peroleh dari hasil kuesioner perilaku PHBS yang meliputi;
mencuci tangan dengan air bersih & sabun ketika berada di sekolah, menggunakan
jamban jika buang air besar (BAB) & buang air kecil (BAK), membuang sampah
pada tempatnya, memerika jentik, mengikuti kegiatan olahraga, mengukur BB dan
TB, dan Jajan di kantin.
Baik : Koding 1
Cukup : Koding 2
Kurang : Koding 3
E. Peran Guru
20
Skor responden mengenai motivasi yang diberikan oleh pengajar yang mana diantara
pekerjaannya adalah mengajarkan tentang PHBS kepada siswa sekolah dasar.
Berperan : Koding 1
Kurang Berperan : Koding 2
F. Peran Orang tua
Skor responden mengenai motivasi dan anjuran yang diperoleh dari ibu/ ayah/ orang
tua untuk melaksanakan PHBS.
Berperan : Koding 1
Kurang Berperan : Koding 2
G. Peran Teman
Skor responden mengenaimotivasi yang diperoleh dari teman sebaya/ teman sekolah
untuk melaksanakan PHBS.
Berperan : Koding 1
Kurang Berperan : Koding 2
H. Peran Orang Tua Teman
Skor responden mengenai motivasi yang diperoleh dari ibu/ayah/ orang tua dari
temannya untuk melaksanakan PHBS.
Berperan : Koding 1
Kurang Berperan : Koding 2
I. Social ekonomi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pekerjaan adalah pencaharian atau sesuatu
yang dilakukan untuk mendapat nafkah. Data diperoleh dari kuesioner. Dalam hal ini
responden digolongkan sebagai:
Bekerja : Koding 1
Tidak bekerja : Koding 2
J. Tingkat Pendapatan
Jumlah total pendapatan keluarga responden yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan
pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya selama 1 bulan.
Menurut Pemprov DKI Jakarta pada tanggal 29 November 2010 ditetapkan bahwa
Upah Minimum DKI Jakarta (UMP/UMR DKI Jakarta) tahun 2011, yaitu sebesar Rp
1.290.000,00 per bulan per orang.
Rendah : Bila pendapatan per bulan per orang ≤ Rp 1.290.000,-21
Sedang : Bila pendapatan per bulan per orang Rp 1.290.000,- sampai
Rp 2.580.000,-
Tinggi : Bila pendapatan per bulan per orang > Rp 2.580.000,-
Pendapatan tinggi : Koding 1
Pendapatan sedang : Koding 2
Pendapatan rendah : Koding 3
3.17.2 Data Khusus
A. Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
kepentingan atau pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan,
kepercayaan, nilai dan norma kelompok yang bersangkutan serta merupakan
konsekuensi yang logis (ideal dan normatif) dari eksistensi pengetahuan budaya atau
pola pikir yang dimaksud. Hal yang diteliti adalah perilaku responden mengenai
kebiasaan hidup bersih dan sehat. Untuk mengetahui perilaku responden mengenai
pencegahan penyakit menular, diberi 10 buah soal mengenai perilaku hidup bersih
dan 10 buah soal perilaku hidup sehat, yang penilaiannya telah ditentukan.
Koding:
Perilaku baik : Koding 1
Perilaku cukup : Koding 2
Perilaku kurang : Koding 3
Soal perilaku hidup bersih
1. Berapa kali kamu mandi dalam sehari ?
22
a. 2 kali
b. 3 kali
c. Tidak mandi
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 5
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 1
2. Saat mandi, sebaiknya kamu menggunakan apa?
a. Mandi memakai sabun saja
b. Mandi memakai air saja
c. Mandi memakai air dan sabun
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 1
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 5
3. Kapan kita harus mencuci tangan?(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Cuci tangan sebelum makan
b. Cuci tangan setelah bermain
c. Cuci tangan setelah Buang air besar dan buang air kecil
Skoring:
• Bila menjawab 3 diberi skor 5
• Bila menjawab 2 diberi skor 3
• Bila menjawab 1 diberi skor 1
4. Saat mencuci tangan, sebaiknya menggunakan apa?
a. Air saja
b. Tissue basah
c. Air dan sabun
23
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 1
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 5
5. Kapan kita harus menggunting kuku?
a. Saat kuku kotor
b. Saat kuku panjang
c. Saat kotor dan panjang
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 1
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 5
6. Dimana kamu membuang sampah?
a. Di tempat sampah
b. Di selokan
c. Di kantong plastik
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 5
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 1
7. Sebaiknya kamu mencuci tangan dan kaki serta mengganti baju setelah..(jawaban
boleh lebih dari satu)
a. Setelah pulang sekolah
b. Setelah berolahraga
c. Setelah bermain
Skoring:
• Bila menjawab 3 diberi skor 5
24
• Bila menjawab 2 diberi skor 3
• Bila menjawab 1 diberi skor 1
8. Gosok gigi kamu lalukan saat..
a. Sebelum tidur dan setelah bangun tidur
b. Bangun tidur saja
c. Tidak keduanya
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 5
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 1
9. Apa yang kamu lakukan sebelum pergi sekolah?
a. Sarapan pagi
b. Membawa bekal
c. Langsung pergi saja
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 5
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 1
10.Setelah kita membuang air besar dan kecil, seharusnya..
a. Menyiramnya dengan air saja
b. Mencui tangan dengan air saja
c. Menyiramnya dan kemudian mencuci tangan dengan air dan sabun
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 5
• Bila jawaban b diberi skor 3
25
• Bila jawaban c diberi skor 1
Kesimpulan Penilaian
Nilai Tertinggi : 50
Nilai Terendah : 5
Interval : 45
Perilaku hidup Bersih Baik : ( 80% x
45 ) + 5 = 41- 50
Perilaku hidup Bersih Cukup : ( 60% x
45 ) + 5 = 32 – 40,9
Perilaku hidup Bersih Kurang : < 32
Soal perilaku hidup sehat
1. Dimanakah biasanya kamu sering jajan?
a. Di kantin sekolah
b. Di pinggir jalan
c. Di warung
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 5
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 1
2. Jajanan apa yang sering kamu beli?
a. Roti
b. Manisan buah
c. Chiki
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 5
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 1
26
3. Kegiatan olahraga apa yang kamu ikuti di sekolah..( jawaban boleh lebih
dari satu )
a. Sepak bola
b. Bola kasti
c. Senam kesehatan jasmani (SKJ)
Skoring:
• Bila menjawab 3 diberi skor 5
• Bila menjawab 2 diberi skor 3
• Bila menjawab 1 diberi skor 1
4. Apa bila ada orang yang sedang merokok, sebaiknya kamu…
a. Menjauhi orang tersebut
b. Mendekatinya dan mencoba
c. Diam saja
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 5
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 1
5. Apabila ada orang yang menawari kamu obat-obat terlarang (NARKOBA)
sebaiknya
a. Menerima tawaran obat tersebut dan mencobanya
b. Menerima dan membuang obat tersebut
c. Menolak obat tersebut, dan melaporkannya kepada guru atau orang tua
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 1
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 5
27
6. Apa yang kamu lakukan jika melihat ada jentik di tempat yang tergenang air..
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Mengubur tempat tersebut
b. Menguras air dari tempat tersebut
c. Menutup tempat tersebut
Skoring:
• Bila menjawab 3 diberi skor 5
• Bila menjawab 2 diberi skor 3
• Bila menjawab 1 diberi skor 1
7. Menu makanan apa yang setiap hari sering kamu makan ….
a. Mie goreng instant
b. Nasi dan telur goreng
c. Nasi ,daging ayam, sayur
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 1
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 5
8. Apa yang kamu lakukan jika kamu sakit di sekolah…
a. Periksakan diri ke Unit Kesehatan Sekolah
b. Minum obat yang dibeli di warung
c. Diam saja dan menahan sakit
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 5
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 1
9. Jika melihat teman terluka, apa yang kamu lakukan..
a. Membersihkan luka dengan air dan tissue
28
b. Membersihkan luka dengan betadine
c. Membawa ke unit kesehatan sekolah (UKS)
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 1
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 5
10. Jika sedang sakit batuk dan pilek, sebaiknya..
a. Menutup hidung dan mulut dengan tissue atau masker
b. Menutup hidung dan mulut dengan tangan
c. Tidak menutup hidung dan mulut
Skoring:
• Bila jawaban a diberi skor 5
• Bila jawaban b diberi skor 3
• Bila jawaban c diberi skor 1
Kesimpulan Penilaian
Nilai Tertinggi : 50
Nilai Terendah : 5
Interval : 45
Perilaku hidup Bersih Baik : ( 80% x
45 ) + 5 = 41- 50
Perilaku hidup Bersih Cukup : ( 60% x
45 ) + 5 = 32 – 40,9
Perilaku hidup Bersih Kurang : < 32
3. 18 Etika Penelitian
29
Subjek penelitian yang diwawancara untuk pengisian kuesioner pada penelitian ini
diberikan jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi responden.
Bab IV
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD 01, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon
Jeruk, Jakarta Barat, tentang, maka diperoleh hasil pengumpulan data sebanyak 106 sampel
penelitian yang menggunakan stratified random sampling pada anak sekolah dasar di SD 01:
Tabel 4.1 Sebaran Sampel Berdasarkan Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Anak Sekolah Dasar
Variabel Frekuensi PersentasePerilaku Perilaku Baik
Perilaku Cukup
Perilaku Kurang
17
43
46
16%
40,6%
43,4%
Tabel 4.2 Sebaran Sampel Berdasarkan Usia Siswa, Jenis Kelamin Siswa, Peran Orang
Tua Siswa, Peran Guru, Peran Teman, Peran Orang Tua Teman Siswa, dan Tingkat
Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa SD 01 Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
30
Variabel Variabel Frekuensi PersentaseUsia Siswa 6-8tahun
9-11 tahun
12-13 tahunJenis Kelamin Siswa Laki-laki
Perempuan
Peran Orang Tua
Siswa
Berperan
Kurang berperan
Peran Guru Berperan
Kurang berperan
Peran Teman Berperan
Kurang berperan
Peran Orang Tua
Teman
Berperan
Kurang berperan
Tingkat Sosial
Ekonomi Orang Tua
Siswa
Tinggi
Sedang
Rendah
Tabel 4.3 Hubungan Antara Usia Siswa, Jenis Kelamin Siswa, Peran Orang Tua Siswa,
Peran Guru, Peran Teman, Peran Orang Tua Teman Siswa, dan Tingkat Sosial
Ekonomi Orang Tua Siswa SD 01 Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Variabel Perilaku Total Uji P HoBaik Cukup Kuran
gUsia
6-8tahun
9-11 tahun
4
9
3
32
14
22
21
63
Chi-S
0,228
> 0,05 Gagal
ditolak
31
12-13 tahun 4 8 10 22Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
0
5
12
15
12
16
1
17
28
16
34
56
Chi-S
7,555
< 0,05 Ditolak
Peran Orang Tua Siswa
Berperan
Kurang berperan
1
6
10
5
19
19
1
28
17
7
53
46
Chi-S
2,435
> 0,05 Gagal
ditolak
Peran Guru
Berperan
Kurang berperan
4
13
12
31
13
33
29
77
Chi-S
0,151
> 0,05 Gagal
ditolakPeran Teman
Berperan
Kurang berperan 4
5
8
0
26
17
0
17
29
4
48
54
Chi-S
5,037
> 0,05 Gagal
ditolak
Peran Orang Tua Teman Siswa
Berperan
Kurang berperan
4
5
8
1
17
25
1
31
14
6
53
47
Chi-S
6,973
< 0,05 Ditolak
Tingkat Sosial Ekonomi Orang
Tua Siswa
Tinggi
Sedang
4
5
8
1
17
25
1
31
14
6
53
47
Chi-S
6,973
< 0,05 Ditolak
Ho: Tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara usia dengan gambaran PHBS anak
sekolah dasar
Batas Kemaknaan (α) :5%
Uji Chi Square (X2) :54,223
Df :4
P < 0,05 Ho ditolak
Kesimpulan : ada hubungan yang bermakna secara statistik antara
32