Askep abses paru

Post on 31-Jul-2015

1.035 views 1 download

Transcript of Askep abses paru

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN ABSES PARU

LUKY DWIANTORO

A. PENGERTIAN

Abses paru adalah lesi nekrotik setempat pd. parenkim paru ;bahan purulen; lesi mengalami kolaps dan membentuk ruang.

B. ETIOLOGI

1. Infeksi karena aspirasi dari saluran napas. Mikroorganisme penyebab dapat berasal dari bermacam-macam basil dari flora mulut, hidung, tenggorokan, termasuk aerob dan aerob seperti Streptokokus, spiroketa,dll)

2.Obstruksi mekanik atau fungsional bronki (tumor, benda asing atau stenosis bronkial)

3.Nekrotisasi pneumonia, Tuberkulosis, embolisme paru atau trauma dada

PASIEN YANG BERISIKO:

1.Kerusakan reflek batuk dan tidak mampu menutup glotis

2.Kesulitan mengunyah

3.Kerusakan kesadaran karena anestesi, gangguan saraf pusat (kejang, stroke)

4. Selang nasogastrik

5. Pneumonia

TEMPAT ABSES Berhubungan dengan

pengumpulan akibat gaya gravitasi yang ditentukan oleh posisi klien pada waktu terjadinya aspirasi.Dalam keadaan berbaring menuju ke subsegmen apikal lobus superior atau segmen superior lobus inferior.

Abses timbul bila organisme yang masuk ke paru bersama-sama dengan material yang terhirup yang akan membuntu sal.napas dengan akibat timbulnya atelektasis dengan infeksi. bila yang masuk basil saja maka akan timbul pneumonia.

C. PATOLOGI

Proses dimulai di bronki/bronkioli, menyebar ke parenkim paru dikelilingi oleh jaringan granulasi. Perluasan ke pleura sering terjadi.

Hubungan dengan bronkus dapat terjadi sehingga pus atau jaringan nekrotik dapat dikeluarkan. Drainase dan pengobatan yang tidak memadai akan menyebabkan abses menjadi menaun.

D. TANDA DAN GEJALA

Gejala timbul 1-3 hari setelah aspirasi.1. Malaise dengan panas badan

disertai menggigil2. Batuk dan nyeri pleuritik (jawa:

kemeng)3. Dispnea4. Sianosis

5. Anoreksia 6. Penurunan berat badan Bila tidak diobati gejala akan

terus meningkat sampai kurang lebih hari ke sepuluh, penderita mendadak batuk pus bercampur darah dalam jumlah banyak, mungkin juga berbau busuk (infeksi basil anaerob)

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS

1. Pemeriksaan fisik dadaa. Perkusi: pekakb. Auskultasi: penurunan

sampai tidak terdengarnya bunyi napas atau krekles

2. Laboratoriuma. Darah: LED meningkat,

Leukosit 20-30rb/mm3

b. Sputum berupa pus dengan pengecatan gram terdapat dengan leukosit dan ditentukan bermacam-macam basil.

3. Rontgen dada: pada mulanya memberi gambaran konsolidasi seperti pada pneumonia, kemudian setelah kira-kira hari ke sepuluh, jaringan nekrotik di dalamnya dikeluarkan dan meninggalkan kavitas dengan “air fluid level” yang berkarateristik.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Terapi antimikroba intravena berdasar kultur dan sensitivitas pd sputum. Dosis IV yg banyak diperlukan karena antibiotik harus menembus jaringan nekrotik dan cairan dlm abses.

2. Drainase adekuat abses paru (drainase postural dan fisioterapi dada)

3. Diet tinggi protein dan kalori utk katabolik pd infeksi kronik dan mempercepat penyembuhan

4. Antibiotik oral utk mengganti IV setelah ada tanda perbaikan (suhu tbh normal, hitung Leukosit menurun, perbaikan gmbrn rontgen.

5.Bedah jarang dilakukan. Reseksi paru (lobektomi)

Tindakan yg akan mengurangi risiko terjadinya abses;1. Terapi antibiotik pd pasien yg

mengalami infeksi (pd gigi dan gusi) saat pencabutan gigi

2. Pertahankan kebersihan gigi dan mulut scr adekuat

3. Terapi antimikroba yg sesuai dg resep pd pasien dg pneumonia

G. PROSES KEPERAWATAN

Diagnosa yang mungkin muncul:1. A: AIRWAY

Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret

2. B: BREATHINGa. Ketidakefektifan pola napasb. Gangguan pertukaran gas

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Gangguan tidur5. Kelemahan (fatigue)6. PK: Infeksi7. Ketidakefektifan

manajemen regimen terapeutik b.d lamanya waktu pengobatan

Intervensi keperawatan:1. Awasi terapi antibiotik yg

diberikan pd klien: sesuai resep dan awasi efek samping yg merugikan (Pastikan klien menyelesaikan seluruh dosis terapi)

2. Fisioterapi dada utk memudahkan drainase abses

3. Ajarkan napas dalam

4.Latih batuk efektif agar pengembangan paru max.

5.Dorong asupan diet:TKTP

6.Beri dukungan secara emosional b.d lamanya waktu penyembuhan

7. Penkes jika klien menjalani pembedahan (prwtn luka, napas dalam, batuk efektif, fisioterapi dada), nutrisi, tekankan istirahat, pentingnya penyelesaian regimen antibiotik