Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

37
t TUGAS: KMB II DOSEN:YATABA S.KeP Ns ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABSES PARU OLEHKELOMPOK X: 1.LISNA WATI 2.JAYAMIN 3.JASRIN 4.JUMHARIANI 5.LISNA TRIWULAN NDARI 6.SAIDA

Transcript of Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Page 1: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

t TUGAS: KMB II

DOSEN:YATABA S.KeP Ns

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABSES PARU

OLEHKELOMPOK X:

1.LISNA WATI

2.JAYAMIN

3.JASRIN

4.JUMHARIANI

5.LISNA TRIWULAN NDARI

6.SAIDA

Page 2: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya hingga penulis dapat merampungkan pembuatan makalah

yang berjudul

“ASUHAN KEPERAWATAN DENGANABSES PARU”

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah

mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun

Page 3: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan

senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan makalah ini ini.

Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi

mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah

Kabupaten Muna.

Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak

terima kasih.

Raha, februari 2012

Penyusun

Page 4: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

Page 5: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

A. Latar belakang

Organ penting merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan manusia.

Khususnya berfungsi pada sistem pernapasan manusia. Bertugas sebagai tempat

pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia dan mengeluarkan karbondioksida

yang merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh,

sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen tetap terpenuhi. Udara sangat penting

bagi manusia, tidak menhirup oksigen selama beberapa menit dapat menyebabkan

kematian. Itulah peranan penting paru-paru. Organ yang terletak di bawah tulang

rusuk ini memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin tercemarnya

udara yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Ini

semua dapat menimbulkan berbagai penyakit paru-paru

B. Tujuan

1. Mengetahui tentang definisi dari abses paru

2. Mengetahui Eteologi dari abses paru

3. Mengetahui klasifikasi dari abses paru

4. Mengetahui dampak terhadap berbagai sistem tubuh dari abses paru

5. Mengetahui patofisiologis dan penyimpangan KDM dari abses paru

6. Mengetahui tanda dan gejala dari abses paru

7. Mengetahui Prosedur diagnostik dari abses paru

8. Mengetahui menejemen medik dari abses paru

9. Mengetahui Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, dan Evaluasi dengan masalah

pada sistem pernafasan bawah

Page 6: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

C. Metode Penulisan

Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan

makalah ini, penyusun mengambil dari internet yang relevan dan berbagai kajian

pustaka dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan

memperkuat teori yang digunakan.

Page 7: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT

a. Pengertian

Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi

material purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru

oleh proses terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak

(multiple small abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”.

Abses besar atau abses kecil mempunyai manifestasi klinik berbeda

namun mempunyai predisposisi yang sama dan prinsip diferensial diagnosea

sama pula. Abses timbul karena aspirasi benda terinfeksi, penurunan

mekanisme pertahanan tubuh atau virulensi kuman yang tinggi.

Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi,

epilepsi tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan

alkohol. Pada negara-negara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan

gangguan respons imun seperti penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau

komplikasi dari paska obstruksi. Pada beberapa studi didapatkan bahwa

kuman aerob maupupn anaerob dari koloni oropharing yang sering menjadi

penyebab abses paru.

Page 8: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

B. Etiologi

Pendapat dari Prof. dr. Hood Alsagaff (2006) tentang penyebab abses paru

sesuai dengan urutan frekuensi yang ditemukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

adalah:

1. Infeksi yang timbul dari saluran nafas (aspirasi)

2. Sebagai

3. penyulit dari beberapa tipe pneumonia tertentu

4. Perluasan abses subdiafragmatika

5. Berasal dari luka traumatik paru

6. Infark paru yang terinfeksi

Pravelensi tertinggi berasal dari infeksi saluran pernafasan, mikroorganisme

penyebab umumnya berupa campuran dari bermacam-macam kuman yang berasal

dari flora mulut, hidung, tenggorokan, termasuk kuman aerob dan anaerob seperti

Streptokok, Basil fusiform, Spirokaeta, Proteus, dan lain-lain.

Finegold SM dan Fishman JA (1998) mendapatkan bahwa organisme penyebab

abses paru lebih dari 89% adalah kuman anaerob. Asher MI dan Beadry PH (1990)

mendapatkan bahwa pada anak-anak kuman penyebab abses paru terbanyak adalah

stapillococous aureus.

Page 9: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Kuman penyebab Abses Paru menurut Asher MI dan Beadry PH (1990) antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Staphillococcus aereus: Haemophilus influenzae types B, C, F, and

nontypable; Streptococcus viridans pneumoniae; Alpha-hemolytic

streptococci; Neisseria sp; Mycoplasma pneumoniae

2. Kuman Aerob: Haemophilus aphropilus parainfluenzae; Streptococcus group

B intermedius; Klebsiella penumonia; Escherichia coli, freundii;

Pseudomonas pyocyanea, aeruginosa, denitrificans; Aerobacter aeruginosa

Candida; Rhizopus sp; Aspergillus fumigatus; Nocardia sp; Eikenella

corrodens; Serratia marcescens

3. Sedangkan kuman Anaerob: Peptostreptococcus constellatus intermedius,

saccharolyticu;s Veillonella sp alkalenscenens; Bacteroidesmelaninogenicus

oralis, fragilis, corrodens, distasonis, vulgatus ruminicola, asaccharolyticus

Fusobacterium necrophorum, nucleatum Bifidobacterium sp.

Sedangkan Spektrum isolasi bakteri Abses paru akut menurut Hammond et al (1995)

adalah:

1. Anaerob: Provetella sp; Porphyromonas sp; Bacteroides sp; Fusobacterium

sp; Anaerobic cocci: Microaerophilic streptococci; Veilonella sp;

Clostridium sp; Nonsporing Gram-positive anaerobes.

Page 10: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

2. Aerob: Viridans streptococci; Staphylococcus sp; Corynebacterium sp;

Klebsiella sp; Haemophilus sp; Gram-negative cocci

Sedangkan menurut Finegold dan Fishmans (1998), Organisme dan kondisi yang

berhubungan dengan Abses paru :

1. Bacteria Anaerob; Staphylococcus aureus, Enterbacteriaceae, Pseudomanas

aeruginosa streptocicci, Legonella spp, Nocardia asteroides, Burkholdaria

pseudomallei

2. Mycobacteria (often multifocal): M. Tuberculosis, M. Avium complex, M.

Kansasii.

3. Fungi: Aspergillus spp, Mucoraceae, Histoplasma capsulatum, Pneumocystis

carinii, Coccidioides immitis, Blastocystis homini

4. Parasit: Entamoeba histolytical, Paragonimus westermani, Stronglyoides

stercoralis (post-obstructive)

C.Patofisiologi

Adanya mikrorganisme penyebab infeksi

Masuk ke perenkim paru

Page 11: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

inflamasi

Lesi

Lesi membentuk ruang

Abses paru

D. Manifestasi klinis

Gejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala pneumonia pada

umumnya yaitu:

1. Panas badan

Dijumpai berkisar 70% - 80% penderita abses paru. Kadang dijumpai dengan

temperatur > 400C.

Page 12: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

2. Batuk, pada stadium awal non produktif. Bila terjadi hubungan rongga abses

dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk yang khas

(Foetor ex oroe)

3. Produksi sputum yang meningkat dan Foetor ex oero dijumpai berkisar 40 –

75% penderita abses paru.

4. Nyeri yang dirasakan di dalam dada

5. Batuk darah

6. Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat badan.

Pada pemeriksaan dijumpai tanda-tanda proses konsolidasi seperti redup pada

perkusi, suara nafas yang meningkat, sering dijumpai adanya jari tabuh serta

takikardi.

E.Pemeriksaan Penunjang

Lab:leukosit meningkat (10.000-20.000/mm3

Pemeriksaan kultur sputum

Radiologi

Pemeriksaan scorologi

F.Penatalaksanaan

Page 13: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Penatalaksanaan Abses paru harus berdasarkkan pemeriksaan mikrobiologi dan

data penyakit dasar penderita serta kondisi yang mempengaruhi berat ringannya

infeksi paru. Ada beberapa modalitas terapi yang diberikan pada abses paru :

1. MedikaMentosa

Pada era sebelum antibiotika tingkat kematian mencapai 33%, pada era

antibiotika maka tingkat kematian dan prognosa abses paru menjadi lebih

baik. Pilihan pertama antibiotika adalah golongan Penicillin, pada saat ini

dijumpai peningkatan abses paru yang disebabkan oleh kuman anaerobs (lebih

dari 35% kuman gram negatif anaerob).

Maka bisa dipikirkan untuk memilih kombinasi antibiotika antara golongan

penicillin G dengan clindamycin atau dengan Metronidazole, atau kombinasi

clindamycin dan Cefoxitin. Alternatif lain adalah kombinasi Imipenem

dengan ß Lactamase inhibitase pada penderita dengan pneumonia nosokomial

yang berkembang menjadi Abses paru.

Waktu pemberian antibiotika tergantung dari gejala klinis dan respon

radiologis penderita. Penderita diberikan terapi 2-3 minggu setelah bebas

gejala atau adanya resolusi kavitas, jadi diberikan antibiotika minimal 2-3

minggu.

2. Drainage

Drainase postural dan fisiotherapi dada 2-5 kali seminggu selama 15 menit

diperlukan untuk mempercepat proses resolusi Abses paru. Pada penderita

Page 14: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Abses paru yang tidak berhubungan dengan bronkus maka perlu

dipertimbangkan drainase melalui bronkoskopi.

3. Bedah

Reseksi segmen paru yang nekrosis diperlukan bila:

1. Respon yang rendah terhadap therapi antibiotika.

2. Abses yang besar sehingga mengganggu proses ventilasi perfusi

3. Infeksi paru yang berulang

4. Adanya gangguan drainase karena obstruksi.

Page 15: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

B.KONSEP ASKEP

A.Pengkajian

1.aktifitas atau istirahat

Gejala:klien tidak mampu melakukan aktifitas karena badany terasa lemah

Tanda:klien Nampak lemah

2.sirkulasi

Tanda:takikardi

3.pernapasan

Gejala:klien mengatakan sulit bernafas dan batuk .

Tanda:- klien Nampak sesak napas

-batuk produktif dengan sputum kuning kehijauan dan berbau amis.

4.integritas ego

Gejala :klien mengatakan stress pada penyakitnya.

Tanda:gelisah

5.nyeri atau kenyamanan

Page 16: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Gejala:klien mengatakan nyeri pada dadanya.

Tanda:- klien memegang daerah yang nyeri

-klien memegang daerah yang nyeri

6.makanan atau cairan

Gejala:klien mengatakan nafsucmakanya menurun dan mual.

Tanda: - penurunan berat badan.

-porsi makan tidak dihabiskan.

7.neurosensori

Tanda:perubahan mental.

8.keamanan

Gejala:klien mengatakan demam

Tanda:peningkatan suhu tubuh

9.seksualitas

Gejala:penurunan minat melakukan hubungan seks

Page 17: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Io.higiene

Gejala:klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri

Tanda:klien Nampak kusam

11.penyuluhan dan pembelajaran

Gejala:klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya dan penangananya

Tanda:-klien kurang mengetahui tentang penyakitnya.

-klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya

B.Analisa data

problem Etiologi symtom

Bersihan jalan nafas

tidak efektif

Adanya infeksi perenkim

paru

Peningkatan produksi

sputum

Bersihan nafas tidak

efektif

DS:klien mengatakan sulit

bernafas dan batuk

DO:-Nampak sesak nafas

-patuk produktif dengan

sputum kuning kehijauan

dan bau amis

Page 18: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Gangguan rasa

nyaman nyeri

Infeksi parenkim paru

Inflamasi parenkim paru

Adanya abses paru dekat

pleura

terjadi pergesekan antara

pleura parietaldan visceral

saat respirasi

impuls diteruskan di korteks

cerebri

nyeri dipersepsikan

DS:- klien mengatakan nyeri

dadanya

DO:- Klien Nampak

memegang dadanya saat

nyeri

-nampak meringis

Page 19: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Gangguan

keseimbangan

suhu tubuh

Adanya infeksi perenkim

paru

Inflamasi perenkim paru

terjadi reaksi tubuh terhadap

infeksi

Peningkatan suhu tubuh

Gangguan keseimbangan

suhu tubuh

DS:- klien mengatakan

demam

Do:- suhu tubuh meningkat

Page 20: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Adanya sputum yang

berbau amis dan rasa

sputum saat batuk

produktif

Anoreksia dan mual

Intake nutrisi kurang

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

DS: - Klien mengatakan nafsu

makanya menurun dan

mual

DO:- penurunan berat badan

-porsi makan tidak

dihabiskan

Page 21: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Intoleransi aktifitas Infasi mikrooganisme

penyebap pada parenkim

paru

Infeksi parenkim paru

lesi

abses

Produksi sputum

meningkat

Sputum tertelan

anoreksia

Intake nutrisi

berkurang

Metabolism glukosa

DS:- klien tidak mampu

melakukan aktifitas

sehari-hari karena terasa

lemah

-klienmengatakan

kurang mampu

melakukan perawatan

diri karena badanya

lemah

DO:- klien Nampak lemah

-klien Nampak kusam

Page 22: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

menurun

ATP-

Kurang energi

Terjadi kelemahan

Intoleransi aktifitas

Page 23: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

ansietas Adanya penyakit

Perubahan status kesehatan

Klien kurang terpapar

informasi tentang

penyakitnya

Kurang pengetahuan

ansietas

DS:-klien mengatakan stress

pada penyakitnya

DO:- gelisah

-perubahan

mental(bingung)

C.Diagnosa keperawatan

1.bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sputum ditandai

dengan:

DS: - klien mengatakan susah untuk bernafas

DO:- Nampak sesak nafas

Page 24: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

-batuk produktif dengan warna kuning kehijauan dan berbau amis

2.gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya abses paru yang ditandai

dengan

DS:- klien mengatakan nyeri pada dadanya

DO:- Klien Nampak memegang dadanya saat nyeri

-klien Nampak meringis

3.gangguan keseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi ditandai

dengan:

DS:- klien mengatakan merasa demam

DO:- suhu tubuh meningkat

4.nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai

dengan:

DS:- klien mengatakan nafsu makanya berkurang

DO:- penurunan berat badan

-Porsi makan tidak dihabiskan

5.intoleransi aktifitas berhubungan dengan dengan kelemahan ditandai dengan:

Page 25: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

DS:- klien tidak mampu melaksanakan aktifitas sehari- hari karena merasa lemah

-klien mengatakan kurang mampumelakukan perawatan diri karena badanya

lemah

DO:-klien Nampak lemah

-klien Nampak kusam

Page 26: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

D.Perencanaan

Dx Tujuan intervensi Rasional

1. Tupan:setelah

diberikan 7 hari

askep bersihan jalan

nafas dapat efektif

Tupan: setelah

diberikan 2 hari

askep bersihan jalan

nafas berangsur-

angsur membaik

dengan criteria:

-klien dapat bernafas

dengan baik

-.putum berkurang

a.berikan petunjuk kepada

klien untuk batuk efektif

b.berikan minum hangat

c.kolaborasi dddengan

tim medis dalam

pemberian obat

antibiotic,ekspetoran

d.beri o2 dengan nasal

kanul sesuai resep

a.dengan batuk

efektifdapat melancarkan

bersihan jalan nafas alami

b. cairan dapat

memobilisasi dan

mengeluarkan secret

c.antibiotik dapat

membunuh

mikroorganismepenyakit

dan ekspetoran

mengencerkan dahak

d.memberikan bantuan

pernafasan bagi pasien

agar bernafas dengan baik

Page 27: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

2 Tupan:setelah

diberikan askep

nyeri dapat hilang

Tupen: nyeri

berkurang dengan

kriteria

-klien tidak

mengeluh nyeri

-wajah klien tenang

a.ajarkan tehnik distraksi

Pada klien

b.anjurkan tehnik

relaksasi dan nafas dalam

c.atur posisi yang nyaman

pada klien

d.kolaborasi dengan

medis dalam pemberian

obat analgesik

a.tehnik distraksi dapat

menghilangkan perhatian

pasien pada nyeri

b tehnik relaksasi dan

nafas dalam mengurangi

nyeri

c.posisi nyaman dapat

memberikan rasa

kenyamanan pada klien

d.analgesik dapat

menekan pusat nyeri

3. Tupan:setelah

diberikan askep

suhu tubuh kembali

normal

Tupen: setelah

diberikan askep

a. berikan kompres mandi

hangat

b.kolaborasi dengan

medis dalam pemberian

obat anti piretik

a.kompres mndi hangat

dapat membantu

mengurangi demam

b.antipiretikdapat

mengurangi demam

Page 28: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

peningkatan suhu

tubuhberangsur-

angsur dengan

kriteria

-klien tidak

mengeluh demam

-suhu tubuh 36-37C

4. Tupan:setelah

diberikan askep

kebutuhan nutrisi

dapat terpenuhi

Tupen: setelah

diberikan askep

berangsur-angsur

nutrisi dapat

terpenuhi dengan

criteria

-nafsu makan baik

-porsi makan

a.pantau kebiasaan diit

pasien

b.berikan makanan

berfariasi dan sesuai

dengan kesukan klien

c.berikan makanan porsi

kecil hangat dan menarik

a.kebiasaan diit

pasiendapat membantu

dalam pelaksanaan

intervensi

b.makanan bervariasi

mengurangi rasa jenuh

c.porsi sering membantu

meningkatkan masukan

nutrisi,dan porsi kecil

tidak membuat pasien

bosan ,makanan menarik

dapat menambah nafsu

makan

Page 29: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

dihabiskan

5 Tupan:setelah

diberikan askep

klien dapat

beraktifitas dengan

baik

Tupen: setelah

diberikan askep

secara berangsur-

angsur

dapatmelakukan

aktifitas sehari –hari

dengan criteria

a.pantau sejauh mana

kemampuan klien

melakukan ADL

b.imbangi aktifitas

dengan istirahat yang

cukup

c.motivasi klien untuk

melakukan aktifitas

ringan

d.libatkan keluarga dalam

pemberian bantuan ADL

a.membantu dalam

pelaksanaan interfensi

b.istirahat dapat

mengurangi keluarga

energy sehingga dapat

mengurangi kelemahan

c.motifasi menimbulkan

dorongan bagi klien untuk

dapat melaksanakan

aktivitas ringan

d.keluarga adalah orang

terdekat yang dapat

Page 30: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

-klien dapat

melakukan

aktifitasnya

-klien tidak lemas

-PH terpenuhi

pada klien membantu klien dalam

memebantu kebutuhan

ADL

6 Tupan:setelah

diberikan askep

aansietas dapat

teratasi

Tupen: setelah

diberikan askep

ansietas berangsur-

angsur berkurang

dengan kriteria

-klien tidak gelisah

-klien tidak bingung

dan tidak stres

a.bina hubungan saling

percaya antara pasien dan

perawat

b.bantu pasien untuk

mengungkap

kecemasanya secara

sportif

c.berikan penjelasan

tentang penyakitnya

dengan kesembuhanya

d.berikan pujian jika klien

dapat bekerja sama dalam

a.hubungan saling percaya

menurunkan kecemasan

klien

b.mengungkapkan

perasaan dapat

mengurangi kecemasan

c.penjelasan tentang

penyakit dan kesembuhan

dapat mengurangi

kecemasan

d.berikan pujian dapat

memberikan motifasi dan

Page 31: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

mengatasi masalahnya mengurangi atau

menghilangkan

kecemasan

Page 32: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

BAB III

PENUTUP

A.kesimpulan

Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material

purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses

terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small

abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”.

Abses besar atau abses kecil mempunyai manifestasi klinik berbeda namun

mempunyai predisposisi yang sama dan prinsip diferensial diagnosea sama pula.

Abses timbul karena aspirasi benda terinfeksi, penurunan mekanisme pertahanan

tubuh atau virulensi kuman yang tinggi.

Page 33: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi, epilepsi

tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol. Pada negara-

negara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons imun seperti

penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau komplikasi dari paska obstruksi. Pada

beberapa studi didapatkan bahwa kuman aerob maupupn anaerob dari koloni

oropharing yang sering menjadi penyebab abses paru.

B.saran

Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya

referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun

khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami

harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.

Page 34: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR PUSTAKA

1. Asher MI, Beadry PH ; 1990, Lung Abscess in infections of Respicatory tract

; Canada

2. Baughman, Diane C; 2000; Keperawatan Medikal-Bedah: Buku saku untuk

Brunner & Sudarth; Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta

3. Capernito, Linda Juall; 1998; Diagnosa keperawatan: Aplikasi pada praktek

klinis; Edisi ke-6 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta

4. Doenges, Marilynn E; 1999; Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien; Edisi ke-3 Penerbit

buku kedokteran EGC, Jakarta

5. Finegold SM, Fishman JA; 1998; Empyema and lung Abcess; in Fishman’s

Pulmonary Diseases and Disorders 3rd

ed; Philadelphia

6. Hammond JMJ et al; 1995, The Ethiology and Anti Microbial Susceptibility

Patterns of Microorganism in acute Commuity – Acquired Lung Abscess ;

Chest ;; 937 – 41.

7. Hood Alsagaff, Prof. dr; 2006; Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru; Airlangga

University Press, Surabaya

Page 35: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

8. Kardjito, Thomas; 1994; Pedoman Diagnosis Therapi; Lab/UPF Ilmu

Penyakit Paru RSUD dr. Sutomo, Surabaya

9. Sabiston; 1994; Buku ajar Bedah bag: 2; Penerbit buku kedokteran EGC,

Jakarta

10. Sjahriar Rasad; 2005; Radiologi Diagnostik; Edisi ke-2; Balai penerbit FKUI,

Jakarta

11. Smeltzer, Suzanne C; 2001; Buku ajar keperawatan Medikal-Bedah Brunner

& Sudarth; Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta

Page 36: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR.......................................................................................DAFTARISI..

..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang........................................................................................

B. Tujuan....................................................................................................

C. Metode.................................................................................................

BABII KONSEP PENYAKIT ABSES PARU

A.Pengertian....................................................................................

B.Etiologi.................................................................................................

C.ManifestasiKlinis....................................................................................

D.Patofisiologi.............................................................................................

E.Komplikasi...............................................................................................

F.PemeriksaanPenunjang...........................................................................

Page 37: Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA

G.PenatalaksanaanMedis............................................................................

BAB III KONSEP ASKEP KLIEN DENGAN ABSES PARU

A.Pengkajian............................................................................................

B.DiagnosaKeperawatan.........................................................................

C.Intervensi.................................................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................

B.Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA