Post on 25-Oct-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineragrafi merupakan Ilmu yang mempelajari mengenai benda kecil
dengan menggunakan alat yang disebut mikroskop. Objek yang berukuran
kecil ini ada yang tidak dapat diamati dengan menggunakan mata
telanjang. Oleh karena itu, untuk mengamati benda yang berukurann kecil
dapat menggunakan sebuah alat yang disebut mikroskop. Mikroskop
berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu micros yang
berarti kecil dan scopein yang berarti melihat. Mikroskop adalah sebuah alat
untuk melihat objek yang sangat kecil untuk dilihat dengan mata kasar. kata
mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Ada beberapa jenis mikroskop yang sering digunakan yaitu mikroskop
cahaya, mikroskop, elektron, mikroskop ultraviolet, mikroskop floerezen,
dan mikroskop polarisasi. Jenis mikroskop yang akan digunakan dalam
praktikum mineragrafi ini untuk mengamati mineral adalah mikroskop
polarisasi. Mikroskop Polarisasi adalah sebuah mikroskop yang
menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari
sebagaimana yang digunakan pada mikroskop konvensional. Pada
mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari
yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat
dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam
kondensor.
Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya terpolarisasi guna
menganalisa struktur yang birefringent. Birefringence suatu property
spesimen yang transparan dengan 2 indeks refraktif yang berbeda pada
orientasi yang berbeda untuk membedakan cahaya terpolarisasi ke dalam
kedua komponen. Cahaya terpolarisasi, hanya berfluktuasi/bergerak di satu
dataran karena polar hanya meneruskan cahaya pada dataran tersebut.
Dalam penyelidikan mineral, selain idntifikasi mineral, penyelidikan
terhadap tekstur dan struktur bijih sangat penting karena merupakan
petunjuk mengenai kondisi, proses dan urut-urutan pembentukan bijih.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara menggunakan mikroskop polarisasi ?
2. Bagaimanakah cara menentukan bagian-bagian dalam mikroskop
polarisasi ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah memberikan
pemahaman kepada praktikan sehingga dapat mengetahui bagian-bagian
mikroskop beserta fungsinya serta dapat mengindentifikasi mineral-mineral
berukuran mikro dan juga pengamatan mineral transparan dan mineral
bijih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan jenis-jenis mikroskop
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat)
adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopis. dan kata mikroskopik berarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan,
adalah mikroskop optis.Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari
satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari
sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu,
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi
lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan
dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan
pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi
untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan
binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler
merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler
memiliki 2 lensa okuler.Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang
dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana
(yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-
field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).
Jenis-jenis mikroskop :
1.Mikroskop Fase kontras
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan
alamiahnya tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun pada
galibnya fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau
bakteri) tembus cahaya sehingga pada masing-masing tak akan
teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop
fasekontras. Prinsip alat ini sangat rumit apabila mikroskop biasa
digunakan nucleus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat,
walaupun begitu karena nucleus dalam sel, nucleus ini mengubah
sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti. Hubungan ini
tidak dapat ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu
susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan
mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu
daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata
dengan demikian nucleus dan unsur lain yang sejauh ini tak dapat
dilihat menjadi dapat dilihat
Gambar.2.1 Mikroskop Fase Kontras
2. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing
atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan.
Dalam teknik ini protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari
serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna
pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa
pendar akanan terjadi apabila antigen yang dimaksut ada dan dilihat
oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar.
Gambar 2.2.
Mikroskop Pender
3. Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop
ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang
lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya
ultraviolet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2
kali lipat dari pada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu menjadi utuh.
Karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh nata manusia, bayangan
benda harus direkam pada piringan peka cahaya (photografi Plate).
Mikroskop ini menggunakan lensa kuarsa, dan mikroskop ini terlalu
rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari.
Gambar 2.3 Mikroskop
Ultraviolet
3. Mikroskop Medan-Gelap
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup
khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya
mikroskop majemuk. Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan
mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor
khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang
dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan
sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.
Gambar 2.4 Mikroskop Medan
Gelap
4. Mikroskop Elektron
Merupakan sebuah mikroskop yang mampu melakuakan
peambesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro
statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan
tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta
resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop
electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro
maknetikmyang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan
radiasi elektro magnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop
cahaya.
Gambar 2.5 Mikroskop Elekton
5. Mikroskop Polarisasi
Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya terpolarisasi guna
menganalisa struktur yang birefringent. Birefringence adalah suatu
property spesimen yang transparan dengan 2 indeks refraktif yang
berbeda pada orientasi yang berbeda untuk membedakan cahaya
terpolarisasi ke dalam kedua komponen. Cahaya terpolarisasi, hanya
berfluktuasi/bergerak di satu dataran karena polar hanya meneruskan
cahaya pada dataran tersebut
Gambar 2.6 Mikroskop polarisasi
2.2 Mikroskop polarisasi
Mikroskop Polarisasi adalah sebuah mikroskop yang menggunakan
cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang
digunakan pada mikroskop konvensional.Pada mikroskop konvensional,
sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan
suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor.
Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor.
Mikroskop polarisasi ini berbeda dengan mikroskop biasa yang dipakai pada
bidang biologi, kedokteran, atau bidang lainnya, di mana mikroskop hanya
memperbesar benda yang diamati.Mikroskop polarisasi menggunakan
cahaya yang terbias/ dibelokkan, bukan cahaya terpantul. Selain itu,
perbedaannya pada beberapa komponen khusus yang hanya terdapat pada
mikroskop ini, antara lain keping analisator, polarisator, kompensator, dan
lensa amici bertrand. Jenis/tipe dari mikroskop ini cukup beragam, ada
beberapa tipe yang biasa digunakan misalnya tipe Olympus, Bausch &
Lomb, dan Reichert.
Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya terpolarisasi guna
menganalisa struktur yang Birefringent. Birefringence suatu property
spesimen yang transparan dengan 2 indeks refraktif yang berbeda pada
orientasi yang berbeda untuk membedakan cahaya terpolarisasi ke dalam
kedua komponen. Cahaya terpolarisasi, hanya berfluktuasi/bergerak di satu
dataran karena polar hanya meneruskan cahaya pada dataran tersebut. Jika
2 polar diletakkan di atas yang lainnya, arahkan sinar ke atas dan putar
relative terhadap yang lain, akan ada 1 posisi dimana 2 dataran tertransmisi
bertemu, yang akan tampak cerah. Pada 90° terhadap orientasi ini, semua
cahaya akan berhenti (gelap).
Ilmu pengetahuan mineralogi menitik beratkan pada studi tentang
pengamatan dan pendeskripsian minera-mineral penyusun batuan yang
merupakan litologi dari permukaan bumi.Dengan kemampuan mata
manusia yang terbatas maka untuk pengamatan mineral penyusun batuan
lebih lanjut harus menggunakan alat yaitu mikroskop.Yang dimaksud di sini
adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan mikroskop biasa, dimana
mikroskop biasa hanya memperbesar benda yang diamati.Mikroskop
polarisasi menggunakan cahaya yang dibelokkan atau terbias, bukan
cahaya terpantul. Selain itu, perbedaannya pada beberapa komponen
khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping
analisator, polarisator, kompensator, dan lensa amici bertrand. Jenis/tipe
dari mikroskop ini cukup beragam, ada beberapa tipe yang biasa digunakan
misalnya tipe Olympus, Bausch & Lomb, dan Reichert.
Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari
batuan, pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan
dalam pengamatan biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya
(sinar) yang dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu
beberapa sifat dari kristal akan nampak jelas sekali. Untuk mencapai daya
guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka perlu dipahami benar
bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap bagian adalah
sangat peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Apabila mikroskop
tidak dipergunakan sebaiknya ditutup dengan kerudung plastik. Bagian-
bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan kotoran
lainnya. Perlu kiranya diingat bahwa butir debu yang betapapun kecilnya
akan dapat dibesarkan berlipat ganda sehingga akan mengganggu jalannya
pengamatan.
2.3 Penggunaan Mikroskop
1. Pencahayaan mikroskop sangat baik jika berasal dari arah utara;
jika tidak mampu dari timur. Jangan menggunakan sinar matahari
langsung
2. Meja (bangku) harus kuat, dan pengamat harus nyaman
menggunakannya.
3. Mikroskop harus terletak tepat di depan pengamat, kedua tangan
leluasa mengoperasikannya.
4. Jangan menutup mata sebelah, mata yang tidak dipakai untuk
mengamati dibiarkan terbuka, agar tidak jereng atau mudah lelah.
5. Pencahayaan harus cukup mampu menerangi pengamatan paralel
nikol dan silang nikol.
6. Agar mata tidak sakit, praktikan disarankan memfokuskan
pengamatan dengan menaikkan power, dari pada menurunkannya
agar dapat menghindari kalau-kalau lensa menyentuh preparat
dan memcahkannya
7. Tempatkan pandangan (mata) setinggi dengan okuler,
perlambatkan dalam memutar screw jika jarak obyektif dan
preparat sangat dekat.
8. Lakukan pengamatan hanya jika obyek pengamatan benar-benar
telah fokus.
2.4 Bagian-bagian mikroskop polarisasi
Mikroskop Polarisasi mempunyai bagian-bagian beserta fungsinya
sebagai berikut:
1. Kaki mikroskop
Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop,
bentuknya ada yang bulat dan ada yang seperti tapal kuda (U). Pada
mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop juga digunakan untuk
menempatkan cermin. Pada tipe Olympus, kaki mikroskop sebagai
tempat lampu halogen sebagai sumber cahaya pengganti cermin.
2. Cermin
Cermin terdiri dari cermin datar dan cermin cekung, untuk
menangkap dan meneruskan cahaya ke dalam sistem optik dalam
mikroskop.Cermin cekung dapat menerima sinar lebih banyak yang
datang dari sumber sinar yang baur, kemudian dipantulkan
terkonsentrasi ke satu titik, sehingga menghasilkan sinar yang lebih
terang.
3. Substage Unit
Substage Unit terdiri dari beberapa bagian yaitu Polarisator atau
“lower nicol”, Diafragma Iris, dan Kondensor. Polarisator (“lower
nicol”)Merupakan suatu bagian yang terdiri dari suatu lembaran
polaroid, berfungsi untuk menyerap cahaya secara terpilih (selective
absorbtion), sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah
bidang getar saja yang bisa diteruskan. Dalam mikroskop lembaran ini
diletakkan sedemikian hingga arah getaran sinarnya sejajar dengan
salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W. Diafragma Iris
terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk mengatur jumlah
cahaya yang diteruskan dengan cara mengurangi atau menambah
besarnya apertur/bukaan diafragma. Hal ini merupakan faktor penting
dalam menentukan intensitas cahaya yang diterima oleh mata
pengamat, karena kemampuan akomodasi mata tiap-tiap orang relatif
berbeda. Fungsi penting lainnya adalah untuk menetapkan besarnya
daerah pada peraga yang ingin diterangi, juga dalam penentuan relief,
di mana cahaya harus dikurangi sekecil mungkin untuk pengamatan
“garis becke”. Kondensor terletak pada bagian paling atas dari
“substage unit”. Kondensor berupa lensa cembung yang berfungsi
untuk memberikan cahaya memusat yang datang dari cermin di
bawahnya. Lensa kondensor dapat diputar/diayun keluar dari jalan
cahaya apabila tidak digunakan/difungsikan.
4. Meja Objek
Meja objek bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian
tengahnya sebagai jalan masuknya cahaya. Meja objek ini berfungsi
sebagai tempat menjepit preparat/peraga. Meja objek ini dapat
berputar pada sumbunya yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala
sudut dalam derajat dari 0o sampai 360o. Pada bagian tepi meja
terdapat tiga buah sekerup pemusat untuk memusatkan perputaran
meja pada sumbunya (centering).
5. Tubus Mikroskop
Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit
teropong, yang terdiri atas beberapa bagian antara lain lensa objektif,
lubang kompensator, analisator, lensa amici bertrand dan lensa okuler.
6. Lensa objektif
Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop, berfungsi
untuk menangkap dan memperbesar bayangan sayatan mineral dari
meja objek. Biasanya pada mikroskop polarisasi terdapat tiga buah
lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda, tergantung keinginan
pengamat, dan biasanya perbesaran yang digunakan adalah 4x, 10x
dan 40x, kadang ada yang 100x
7. Lubang kompensator
Adalah suatu lubang pipih pada tubus sebagai tempat memasukkan
kompensator, suatu bagian yang digunakan untuk menentukan warna
interferensi. Kompensator berupa baji kuarsa atau gips yang menipis
ke arah depan, sehingga pada saat dimasukkan lubang akan
menghasilkan perubahan warna interferensi pada mineral.
8. Analisator
Adalah bagian dari mikroskop yang fungsinya hampir sama dengan
polarisator, dan terbuat dari bahan yang sama juga, hanya saja arah
getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator (nikol sejajar) dan
tegak lurus arah getaran polarisator (nikol silang.)
9. Lensa Amichi Bertrand
Lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik saja, untuk
memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada bidang fokus
balik (back focal plane) pada lensa objektif, dan memfokuskan pada
lensa okuler.
10. Lensa okuler
Terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop, berfungsi
untuk memperbesar bayangan objek dan sebagai tempat kita
mengamati medan pandang. Pada lensa ini biasanya terdapat benang
silang, sebagai pemandu dalam pengamatan dan pemusatan objek
pengamatan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, adalah sebagai
berikut :
1. Lap kasar
2. Lap halus
3. Pensil
4. Pensil warna
5. Penghapus
6. Alat tulis menulis
3.1.2 Bahan
1. Kertas F4
2. Kertas Kalkir
3.2 Prosedur Kerja
Praktikum ini adalah praktikum pertama dengan acara pengenalan
mikroskop sehingga metodologi yang ada tidak seperti dalam pengamatan
selanjutnya. Adapun metodologi yang dilakukan didalm laboratorium yaitu :
Langkah-langkah dalam melakukan praktikum adalah mengambil
mikroskop polarisasi dari lemari. Setelah itu mikroskop diletakkan di atas
meja yang telah dilapisi oleh lap kasar.
Kemudian amati bagian-bagian mikroskop polarisasi, setelah
mengamati bagian-bagian tersebut kemudian menggambarkan seluruh
bagian-bagian tersebut dalam kertas format. Serta memberikan keterangan
dan nama pada bagian-bagian yang telah di gambar tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum pada acara pengelnalan mikroskop yaitu gambar
bagian-bagian mikroskop yang telah ansalisa dalam laboratorium. Di
lampirkan pada bagian belakang laporan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tubus atas
Adapun bagian-bagiannya yang termasuk dalam tubus atas adalah
sebagai berikut :
a. Tubus atas bagian atas terdiri atas bagian-bagian berikut :
1) Eye piece, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan mata pada
saat pengamatan.
2) Lensa okuler, berfungsi untuk melihat objek yang akan di teliti.
3) Dioptring, untuk memperjelas bayangan benda dalam pengamatan
mikroskop dan mengatur posisi lensa okuler.
4) Pin hole, mengatur gelap terangnya lensa Amichi Bertrand.
5) Lensa Amichi Bertrand berfungsi untuk memperbesar gambar
interferensi bagian dalam.
6) Skala lensa Amichi Bertand berfungsi sebagai skala dalam
pembesaran gambar interfensi dalam.
7) Skala nonius lensa Amichi Bertand berfungsi sebagai skala terkecil
dari pembesaran gambar interfensi dalam.
8) Pengunci tubus atas bagian atas berfungsi untuk mengunci tubus
atas bagian atas.
b. Tubus atas bagian tengah yang terdiri atas bagian-bagian berikut :
9) Analisator, berfungsi pada saat pengamatan nikol silang, dimana
untuk mendapatkan warna absorbsi maksimum.
10) Pengunci skala analisator, berfungsi untuk mengunci kedudukan
analisator.
11) Skala analisator, berfungsi untuk menunjukkan nilai kedudukan
analisator.
12) Skala nonius analisator, berfungsi untuk menunjukkan nilai
kedudukan analisator secara detail.
13) Kompensator, berfungsi pada penentuan WI maksimum, bias
rangkap dan TRO, pada kompensator juga terdapat 3 bagian yang
terdiri atas keping gips, keping mika, dan baji kuarsa.
14) Keping gips (530 nm), berfungsi untuk menentukan tambahan dan
pengurangan warna interferensi yang mempunyai harga 530 nm.
15) Keping mika (1/4ƛ 50 nm), berfungsi untuk menentukan harga bias
rangkap dan warna interferensi yang tinggi pada Kristal yang
mempunyai harga 50 nm.
16) Baji kuarsa, berfungsi untuk menentukan penambahan dan
pengurangan warna interferensi yang mempunyai harga 0,009
mm.
17) Pengunci tubus atas bagian tengah, berfungsi untuk mengunci
tubus atas bagian tengah dari tubus atas.
c. Tubus atas bagian bawah terdiri atas bagian-bagian berikut :
18) Filter, berfungsi untuk menyaring dan melindungi cermin dari debu
dan kotoran.
19) Mikrophometri, berfungsi untuk mengambil gambar dari sayatan
tipis batuan.
20) Tabung halogen, berfungsi pada saat pengamatan mineral bijih.
21) Cincin tabung halogen, berfungsi sebagai letakan lensa pada
tabung halogen.
22) Lensa tabung halogen berfungsi untuk melihat mineral bijih.
23) Dusty cup, berfungsi sebagai pembersih tabung halogen.
24) Pengunci tubus atas bagian bawah, berfungsi untuk mengunci
tubus atas bagian bawah dari tubus tengah.
4.2.2 Tubus tengah
Merupakan tubus bagian tengah dari mikroskop, yang terdiri atas
bagian-bagian sebagai berikut :
25) Lengan mikroskop, berfungsi sebagai penyangga tubus atas dan
tubus tengah serta sebagai pegangan pada saat mikroskop
diangkat.
26) Pengarah halus, berfungsi untuk mengatur kedudukan meja objek
dalam skala kecil.
27) Pengarah kasar, berfungsi untuk mengarut kedudukan meja objek
dalam skala besar.
28) Skala pengarah halus sebgai penunjuk kedudukan pengarah halus.
29) Skala pengarah kasa sebagai penunjuk kedudukan pengarah
kasar.
30) Revolver berfungsi untuk mengatur kedudukan lensa objektif.
31) Lensa objektif, berfungsi untuk memperbesar kenampakan objek
yang diamati , dimana terdapat pembesaran 5x, 10x, 20x, dan
100x.
32) Lensa objektif perbesaran 5x berfungsi untuk memperbesar 5x
kenampakan objek.
33) Lensa objektif perbesaran 10x berfungsi untuk memperbesar 5x
kenampakan objek.
34) Lensa objektif perbesaran 20x berfungsi untuk memperbesar 20x
kenampakan objek.
35) Lensa objektif perbesaran 100x berfungsi untuk memperbesar
100x kenampakan objek.
36) Meja objek berfungsi sebagai tempat tempat meletakkan objek
atau preparat pada saat pengamatan.
37) Lubang meja objek berfungsi sebagai lubang yang meneruskan
cahaya dari kondensator ke preparat.
38) Penjepit preparat berfungsi untuk menjepit preparat saat
pengamatan.
39) Skala meja objek berfungsi sebagai penunjuk kedudukan meja
objek.
40) Pengunci meja objek berfungsi untuk mengunci meja objek.
41) Pengarah sumbu absis berfungsi untuk mengarahkan kedudukan
sumbu X.
42) Pengarah sumbu Ordinat berfungsi untuk mengarahkan kedudukan
sumbu Y.
43) Skala absis menunjukkan nilai sumbu X.
44) Skala ordinat menunjukkan nilai sumb Y.
45) Skala nonuis absis menunjukkan nilai sumbu X secara detail.
46) Skala nonius ordinat menunjukkan nilai sumbu Y secara detail.
47) Subtage unit merupakan bagian dimana terdapat diafragma,
kondensor, pengarah vertical subtage unit, pengarah horizontal
subtage unit, skala bukaan diafragma, pengunci substage unit,
bukaan diafragma, dan diapolizer.
48) Pengarah vertical substage unit berfungsi untuk mengarahkan
kedudukan substage unit secara vertical.
49) Pengarah horizontal berfungsi untuk mengarahkan kedudukan
substage unit secara horizontal.
50) Diafragma berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk
pada kondensor.
51) Kondensor berfungsi untuk menampilkan sinar sehingga preparat
dapat terlihat dengan jelas.
52) Diapolizer berfungsi untuk menyerap cahaya secara mengutub dan
kuat sehingga bergetar hanya pada satu arah.
53) Skala bukaan diafragma berfungsi untuk menunjukkan nilai
kedudukan bukaan diafragma.
54) Sekrup pengatur kesenteringan subtage unit.
55) Pengunci substage unit berufungsi untuk mengunci substage unit.
4.2.3 Tubus bawah
Merupakan tubus bawah dari mikroskop polarisasi yang terdiri dari
bagian-bagian berikut :
56) Illuminator berfungsi untuk menangkap dan meneruskan sinar
yang datang dari sumber cahaya (lamp socket).
57) Lensa illuminator berfungsi untuk memusatkan sinar yang datang
dari sumber cahaya (lamp socket).
58) Pengarah illuminator beruk mengatur banyaknya cahaya masuk ke
illuminator.
59) Selubung illuminator berfungsi sebagai pelindung illuminator.
60) Brightness control bias untuk mengatur terang gelapnya cahaya
lampu.
61) Orientation plate berfungsi untuk penunjuk arah getar analisator
dan polarisator.
62) Lamp socket berfungsi sebagai sumber cahaya.
63) Kaki mikroskop berfungsi untuk menahan berat dari keseluruhan
bagian– bagian mikroskop.
64) Kabel berfungsi untuk mengarahkan arus listrik dari sumbernya ke
mikroskop.
65) Transformer berfungsi sumber cahaya.
66) Lubang udara transformer berfungsi sebagai tempat keluar
masuknya udara.
67) Sekrup tabung transformator berfungsi sebagai pengunci
transformer.
68) Catu Daya berfungsi sebagai sumber tegangan dari transformer.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum pengenalan mikroskop ini, yaitu :
1. Dengan mempelajari fungsi dari mikroskop praktikan dapat
mengetahui cara pengamatan pada suatu mineral penyusun batuan
secara baik dan benar.
2. Mikroskop polarisasi secara umum terbagi atas tiga bagian yaitu
tubus atas, tubus tengah (subtage unit) dan tubus bawah.
3. Agar praktikan dapat dengan mudah pada saat mengidentifikasi
mineral-mineral yang berukuran mikro secara detail.
5. 2. Saran
1. Laboratorium
Terdapat banyak mikroskop yang sudah rusak, sehingga perlu
dilakukan perbaikan, perawatan dan penambahan jumlah mikroskop
sehingga pelaksanaan praktikum dapat dioptimalkan.
2. Praktikan
Dalam melaksanakan praktikum diusahakan agar tertib sehingga
praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.
LAPORAN
ACARA 1 : PENGENALAN MIKROSKOP
Oleh
ANDIKA
D62111272
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
MAKASSAR
2012