Post on 05-Jul-2015
1Ca-mammae
PENDAHULUAN
Di seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker yang mengancam jiwa yang paling
sering didiagnosis pada wanita dan penyebab utama kematian kanker pada wanita. Di negara-
negara barat, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit-penyakit
kardiovaskular (Ama, 1990). Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia mencapai 4,3 juta
per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Jumlah penderita baru per
tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan 3 juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang
(Parkin,et al 1988 dalam Sirait, 1996).1
Selama dua dekade terakhir, penelitian kanker payudara telah menyebabkan kemajuan
luar biasa dalam pemahaman kita tentang penyakit ini, sehingga lebih efisien dan kurang toksik
perawatan.Peningkatan kesadaran masyarakat dan pemeriksaan ditingkatkan menyebabkan
diagnosis awal pada tahap setuju untuk menyelesaikan reseksi bedah dan terapi
kuratif. Akibatnya, tingkat kelangsungan hidup untuk kanker payudara telah meningkat secara
signifikan, terutama pada wanita muda. Referat ini membahas etiologi, presentasi klinis,
diagnosis, perawatan bedah dan medis, dan prognosis kanker payudara.1
ANATOMI
Payudara tersusun dari jaringan lemak yang mengandung kelenjar-kelenjar yang
bertanggungjawab terhadap produksi susu pada saat hamil dan setelah bersalin. Setiap payudara
terdiri dari sekitar 15-25 lobus berkelompok yang disebut lobulus, kelenjar susu, dan sebuah
bentukan seperti kantung-kantung yang menampung air susu (alveoli). Saluran untuk
mengalirkan air susu ke puting susu disebut duktus. Sekitar 15-20 saluran akan menuju bagian
gelap yang melingkar di sekitar puting susu (areola) membentuk bagian yang menyimpan air
susu (ampullae) sebelum keluar ke permukaan.2
Kedua payudara tidak selalu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Bentuk payudara
mulai terbentuk lengkap satu atau dua tahun setelah menstruasi pertamakali.Hamil dan menyusui
akan menyebabkan payudara bertambah besar dan akan mengalami pengecilan (atrofi) setelah
menopause.2
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
2Ca-mammae
Payudara akan menutupi sebagian besar dinding dada. Payudara dibatasi oleh tulang
selangka (klavikula) dan tulang dada (sternum). Jaringan payudara bisa mencapai ke daerah
ketiak dan otot yang berada pada punggung bawah sampai lengan atas (latissimus dorsi).3
Kelenjar getah bening terdiri dari sel darah putih yang berguna untuk melawan penyakit.
Kelenjar getah bening didrainase oleh jaringan payudara melalui saluran limfe dan menuju
nodul-nodul kelenjar di sekitar payudara samapi ke ketiak dan tulang selangka. Nodul limfe
berperan penting pada penyebaran kanker payudara terutama nodul kelenjar di daerah ketiak.3
Gambar1
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
3Ca-mammae
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000
penduduk per tahunnya. Prevalensi penderita kanker meningkat dari tahun ke tahun akibat
peningkatan angka harapan hidup, sosial ekonomi, serta perubahan pola penyakit (Tjindarbumi,
1995). Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, kanker menduduki urutan
ke-9 dari 10 penyakit terbesar penyebab utama kematian di Indonesia. Angka proporsi penyakit
kanker di Indonesia cenderung meningkat dari 3,4 (SKRT 1980) menjadi 4,3 (SKRT 1986), 4,4
(SKRT 1992), dan 5,0 (SKRT 1995). Data Profil Kesehatan RI 1995 menunjukkan bahwa
proporsi kanker yang dirawat inap di rumah sakit di Indonesia mengalami peningkatan dari 4,0%
menjadi 4,1%. Selain itu, peningkatan proporsi penderita yang dirawat inap juga terjadi
peningkatan di rumah sakit DKI Jakarta pada 1993 dan 1994, dari 4,5% menjadi 4,6%. 4
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi, yaitu
20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang
didiagnosis setiap tahunnya. Sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju,
sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000). Di Amerika Serikat,
keganasan ini paling sering terjadi pada wanita dewasa. Diperkirakan di AS 175.000 wanita
didiagnosis menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang
wanita. Bahkan, disebutkan dari 150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke rumah
sakit, 44.000 orang di antaranya meninggal setiap tahunnya (Oemiati, 1999). American Cancer
Society memperkirakan kanker payudara di Amerika akan mencapai 2 juta dan 460.000 di
antaranya meninggal antara 1990-2000.3,4
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim di
Indonesia. Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah.
Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus
yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut. Data
dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case
Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab sakit menunjukkan
peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.4,5
Di seluruh dunia, kejadian keseluruhan kanker payudara bervariasi nyata tapi tampaknya
negara-negara timur seperti Jepang meningkat pesat. Meskipun Amerika Serikat adalah pelapor
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
4Ca-mammae
kejadian tertinggi kanker payudara di dunia, beberapa negara Eropa Barat seperti Islandia, Italia,
Prancis, Swedia, dan Britania Raya menyusul di belakang. Disebutkan insiden lebih rendah di
Eropa Timur, Timur Tengah, dan Timur Jauh, tetapi negara-negara seperti Jepang dan Singapura
telah mengalami peningkatan 2 kali lipat selama beberapa dekade terakhir. 5
Gambar 2.
Tabel 1.
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
5Ca-mammae
ETIOLOGI
Pemahaman saat ini tumorigenesis kanker payudara invasif yang timbul melalui
serangkaian perubahan molekuler di tingkat sel, sehingga dalam perkembangan dan penyebaran
sel-sel epitel payudara dengan fitur abadi dan pertumbuhan yang tidak terkendali. Genomic
profiling telah menunjukkan keberadaan subtipe tumor payudara diskrit dengan perilaku klinis
yang berbeda (misalnya, 4 subclass: A lumen, B lumen, basal, dan HER2 +). Jumlah pasti dari
subtipe penyakit dan perubahan molekul yang berasal subtipe ini masih harus sepenuhnya
dijelaskan, tetapi mereka umumnya menyelaraskan erat dengan kehadiran atau tidak adanya
reseptor hormon dan susu jenis sel epitel (luminal atau basal).
Tabel di samping ini dapat merangkum
pemahaman umum tentang subtipe tumor
payudara, prevalensi, dan perubahan
besar molekul terkait. Untuk melihat
kanker payudara, bukan sebagai peristiwa
molekul stokastik, tetapi sebagai penyakit
yang dapat dipisahkan atas sel molekuler
dan seluler yang berbeda. 4,5,6
Tabel 2.
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
6Ca-mammae
FAKTOR RESIKO
Pembelajaran epidemiologi telah menghasilkan banyak faktor risiko yang meningkatkan
kemungkinan seorang wanita terkena kanker payudara. Faktor-faktor risiko berfariasi pada
tingkat dan lama pemaparan terhadap estrogen dan endogen, seperti Haid pertama yang terlalu
cepat, nulliparity (tidak pernah melahirkan), menopause yang terlambat meningkatkan paparan
terhadap ekstrogen seumur hidup. Sedangkan obesitas dan penggunaan hormon pengganti pada
terapi pascamenopause meningkatkan kadar estrogen.7,8
Riwayat keluarga akan kanker payudara dalam keturunan tingkat pertama sangat dikenal
sebagai faktor resiko utama. Risiko sekitar 5 kali lebih besar pada wanita dengan 2 atau lebih
saudara tingkat pertama dengan kanker payudara dan juga lebih besar di antara perempuan
dengan relatif tingkat pertama, terutama jika didiagnosis pada usia dini (usia 50 tahun atau lebih
muda). Riwayat keluarga dengan kanker ovarium juga dikaitkan dengan dua kali lipat risiko
kanker payudara.7,8
Salah satu faktor risiko yang paling banyak dipelajari adalah penggunaan hormon
eksogen dalam bentuk kontrasepsi oral (kontrasepsi oral) dan terapi hormon pengganti
(HRT). Bukti keseluruhan menyarankan 1,25 sederhana meningkatkan resiko antara pengguna
saat ini kontrasepsi oral. Risiko ini menurun dengan usia dan waktu dari penghentian
kontrasepsi oral. Risiko kanker payudara kembali normal setelah penghentian terapi kontrasepsi
oral. Data epidemiologi mendukung peningkatan risiko timbulnya kanker payudara dan kematian
(2003) dengan menggunakan HRT pascamenopause.9
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
7Ca-mammae
Tabel 3.
Tabel 4.
PATOFISIOLOGI
Klasifikasi WHO tumor payudara mengatur lesi jinak dan ganas menggunakan pola
histologis. tumor epitel terdiri dari kelompok terbesar, termasuk papiloma intraductal, adenoma,
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
8Ca-mammae
karsinoma intraductal dan lobular in situ, invasif (duktal dan lobular) kanker, dan penyakit Paget
dari puting susu. karsinoma duktal invasif adalah jauh jenis yang paling umum.
Phyllodes tumor, jinak dan ganas, dan carcinosarcoma adalah lesi jarang dikelompokkan
sebagai jaringan ikat campuran dan tumor epitel. lesi nonadenocarcinoma umum lainnya
termasuk angiosarcoma payudara dan limfoma primer. Invasiveness merupakan penentu utama
dalam prognosis dan pengobatan keganasan payudara.lesi noninvasive secara definisi dibatasi
oleh membran basal dan dapat diklasifikasikan sebagai DCIS atau LCIS.
DCIS adalah jauh lebih umum daripada LCIS, dan yang lebih penting, itu harus
dibedakan dengan jelas sebagai lesi ganas. sel-sel epitel duktus mengalami transformasi ganas
dan berkembang biak intraluminally. Akhirnya, sel melampaui suplai darah mereka dan menjadi
nekrosis terpusat. puing kapur dan ini dapat dideteksi mammographically. Selain itu, lesi
mungkin juga teraba secara klinis. Lima subtipe patologis telah diidentifikasi: komedo, papiler,
micropapillary, padat, dan berkisi. Kebanyakan lesi merupakan kombinasi paling sedikit dua
subtipe ini. Adanya nekrosis komedo merupakan faktor risiko independen untuk kanker payudara
berikutnya ipsilateral (NSABP-B17).
LCIS juga timbul dari sel epitel, namun pertumbuhan mereka terus dalam pola
lobular. Berbeda dengan DCIS, lesi ini jarang mengembangkan nekrosis sentral, kapur, atau
menjadi gamblang.Untuk alasan ini, LCIS jarang terdeteksi oleh pemeriksaan atau mamografi
sebelum operasi dan biasanya menyajikan sebagai temuan insidentil review histologis. Klinis,
LCIS dianggap lebih merupakan penanda bagi perkembangan kanker invasif daripada lesi
ganas. Resiko kanker payudara selanjutnya adalah sama untuk kedua payudara terlepas dari situs
indeks. Selain itu, kanker yang paling invasif yang berkembang adalah duktal infiltrasi, yang
mendukung konsep bahwa LCIS bukan lesi ganas.
Kanker payudara invasif biasanya adalah tumor epitel duktal asal atau lobular. Fitur
seperti ukuran, status margin bedah, estrogen reseptor (ER) dan reseptor progesteron (PR), kelas
nuklir dan histologis, isi DNA, S-fase fraksi, invasi vaskuler, nekrosis tumor, dan kuantitas
komponen intraductal semuanya penting dalam memutuskan suatu program perawatan untuk
setiap tumor payudara.
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
9Ca-mammae
Infiltrasi karsinoma duktal payudara adalah tumor yang paling sering didiagnosa. Lesi
ini, yang menyumbang 75% dari kanker payudara, tidak memiliki karakteristik histologis khusus
selain invasi melalui membran basal. DCIS mungkin sering dikaitkan menemukan pada
pemeriksaan patologis. Ini juga memiliki kecenderungan untuk metastasis melalui limfatik.
Infiltrasi karsinoma lobular memiliki insiden lebih rendah dan terdiri dari kurang dari 15%
kanker payudara invasif. Hal ini ditandai histologis oleh pengaturan file India sel tumor
kecil. Seperti karsinoma duktal, ini biasanya bermetastasis ke kelenjar getah bening aksila
pertama. Namun, juga memiliki kecenderungan untuk lebih multifocal. Meskipun demikian,
prognosis adalah sebanding dengan karsinoma duktal.
Kurang subtipe histologis umum adenokarsinoma kolektif berjumlah kurang dari 25%
kanker payudara invasif.
Diagnosis karsinoma tubular memerlukan kehadiran pembentukan tabung di sekurang-
kurangnya 75% dari spesimen. patologi ini dikaitkan dengan prognosis baik.
Musinosa (atau koloid) karsinoma juga memiliki prognosis yang menguntungkan bila
dibandingkan dengan karsinoma duktal. Lesi ini bersifat tumbuh lambat menghasilkan sejumlah
besar musin, sehingga biasanya besar. Mereka, seperti karsinoma tubular, jarang metastasis.
Meduler karsinoma, walaupun tumor diferensiasi buruk, juga membawa suatu prognosis
ditingkatkan.
ER dan PR yang berharga sebagai prediktor hidup bebas penyakit dan respon terhadap
terapi hormonal. Studi pada pasien dengan ER (+) tumor yang tidak menerima kemoterapi
menyarankan mereka memiliki tingkat yang lebih tinggi untuk bertahan hidup bebas penyakit
dari pasien dengan ER (-) tumor. Keberadaan reseptor steroid nuklir pada tumor pewarnaan
harus dipertimbangkan, bersama dengan fitur histologis lainnya, dalam menentukan kebutuhan
hormonal dan kemoterapi ajuvan.
Manusia reseptor faktor pertumbuhan epidermal ()-nya -2/neu ekspresi protein dikaitkan
dengan peningkatan kejadian kekambuhan dan memperpendek ketahanan hidup. HER-2/neu
yang diekspresikan dalam 20-30% dari kanker payudara. lesi Her-2/neu-positive juga telah
dikaitkan dengan DCIS komedo-jenis, prognosis indikator lain miskin. Pasien dengan kanker
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
10Ca-mammae
payudara Her-2/neu-positive adalah kandidat untuk pengobatan dengan kombinasi kemoterapi
dan terapi antibodi monoklonal.
histologis faktor lain, seperti invasi limfatik, sebuah komponen DCIS ekstensif (> 25%
dari tumor), dan Ki-67 pewarnaan, terus diselidiki sebagai faktor prognostik potensi untuk
kanker payudara 10
KLASIFIKASI
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan
sebagai berikut:5
1. Non-invasif karsinoma
Non-invasif duktal karsinoma
Lobular karsinoma in situ
2. Invasif karsinoma
Invasif duktal karsinoma
Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma
Medulare karsinoma
Invasif lobular karsinoma
Adenoid cystic karsinoma
karsinoma sel squamos
karsinoma sel spindel
Apocrin karsinoma
Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
Tubular karsinoma
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
11Ca-mammae
Sekretori karsinoma
Lainnya
3. Paget's Disease
Sebagian besar tumor payudara adalah adenokarsinoma. Terdapat dua jenis utama histologis
adenokarsinoma payudara, yang berasal dari duktus terminalis dan unit unit lobular. Karsinoma
payudara in situ noninvasif (misal, karsinoma payudara in situ (DCIS) atau karsinoma lobular in
situ (LCIS)) adalah di dalam lumen duktus atau lobulus. Pemindaian radiologis
mengindentifikasi sebagian besar karsinoma payudara intraduktus ataupun intralobular.
Pentingnya pengnalan karsinoma dini adalah resiko tinggi menjadi invasif. 10
1. Karsinoma Duktus invasif
Jenis kanker payudara yang paling sering (85%) yang bersifat keras seperti batu dapat
teraba pada saat palpasi dan ketika spesimen dipotong. Dapat bermetastasis ke tulang,
paru, hati, atau otak.
2. Karsinoma Lobular invasif
Adalah jenis kedua terbanyak (10%). Tumor ini bersifat multifokal dalam payudara, dan
jenis ini berkaitan dengan frekuensi tinggi terlibatnya kedua payudara apabila
dibandingkan jenis lain. Sel tumor tertekan menjadi tali kuat yang dapat terlihat sebagai
daerah tebal dan nyeri (bukan pembengkakan). Metastasis jauh biasanya ke
meningealdan permukaan serosa.
3. Penyakit Paget
Keganasan yang tumbuh keluar sepanjang duktus pada putting yang berasal dari duktus
yang lebih dalam atau kanker duktus invasif. Keluarnya rabas, perdarahan atau kombinasi
keduanya dengan rasa gatal dan panas. Tumor yang lebih dalam dapat menginvasi
epidermis putting, menyebabkan krusta dan tampak sebagai eksim.
4. Karsinoma inflamasi
Merupakan tumor yang tumbuh secara cepat melalui invasi limfatik kulit. Gejalanya
mirip infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematosa, berindurasi dan
nyeri. Dapat menyamarkan diagnosis kanker payudara karena terkadang timbul menyertai
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
12Ca-mammae
kanker payudara dan gambaran awalnya menyerupai infeksi payudara. Prognosis buruk
walaupun dideteksi dengan cepat.
Gambar 3.
GEJALA KLINIS
Gejala pertama atau tanda subyektif dari kanker payudara biasanya berupa munculnya
benjolan yang terasa berbeda dengan jaringan lain di sekitar payudara. Benjolan (lain) yang
ditemukan di lokasi kelenjar getah bening yang terletak di axila juga dapat menunjukkan kanker
payudara.
Indikasi adanya kanker payudara selain benjolan bisa juga berupa perubahan dalam
ukuran atau bentuk payudara, kulit payudara seperti menyusut (lesung), puting susu agak masuk
(inversion), dan keluarnya satu-puting susu secara spontan (spontaneous single-nipple
discharge). Rasa sakit (“mastodynia”) pada payudara tidak bisa dijadikan patokan dalam
menentukan kehadiran atau tidak adanya kanker, tetapi dapat menunjukkan masalah kesehatan
payudara lainnya.
Bila sel-sel kanker payudara menyerang dermal lymphatics (pembuluh kecil limpa pada
payudara) maka ini ditunjukkan dengan adanya radang kulit yang dikenal dengan istilah
inflammatory breast cancer (IBC). Gejala peradangan kanker payudara yaitu rasa sakit, bengkak,
hangat, dan kemerahan di seluruh payudara, serta tekstur orange-peel di kulit tersebut (ini
disebut dengan istilah peau d’orange).8,10
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
13Ca-mammae
Adakalanya, kanker payudara hadir sebagai penyakit metastatic, yakni kanker yang telah
menyebar ke luar organ asli. Metastatic kanker payudara akan menyebabkan gejala yang
bergantung pada lokasi metastasis. Lokasinya berada di tulang, hati, paru-paru dan otak. Tulang
atau sendi terasa sakit terkadang bisa menjadi manifestasi dari metastatic kanker payudara.
Gejala-gejala tersebut adalah “non-khusus”, yang berarti mereka juga bisa menjadi manifestasi
dari berbagai penyakit lainnya. Kebanyakan gejala payudara tersebut di atas bukan merupakan
kanker payudara. Penyakit payudara yang jinak seperti radang kelenjar dada (mastitis)
dan fibroadenoma pada payudara lebih umum menjadi penyebab gejala ketidakberesan pada
payudara tersebut. Namun demikian, gejala baru apapun pada payudara harus disikapi secara
serius baik oleh pasien maupun dokter, karena setiap orang (khususnya wanita) bisa terkena
kanker payudara di hampir semua umur. 10,11
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes Diagnostik
Terdapat beberapa cara mendiagnosa kanker payudara. Tes screening digunakan apabila tidak
ditemukan gejala maupun tanda tanda spesifik yang menunjukan adanya permasalahan. Wanita
harus mengunjungi dokter apabila mendapati keraguan atau kecurigaan mengenai payudaranya.
Biasanya sebagian besar bukan keganasan. Mammography merupakan “gold standard” dalam
melihat kondisi payudara. Namun dalam mendiagnosa kanker payudara dapat memberikan
beberapa gambaran;
- Benjolan terlihat pada mammogram namun tidak teraba.
- Benjolan terlihat pada mammogram dan teraba.
- Benjolan teraba namun tidak terlihat pada mammogram.
USG dapat dicanangkan apabila didapatkan keadaan seperti salah satu poin di atas. Prosedur ini
aman, karena menggunakan gelombang suara yang melewati payudara. Selain USG, MRI juga
dapat digunakan untuk mengetahui progresivitas kanker itu sendiri. 12
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
14Ca-mammae
BREAST SELF EXAMINATION (BSE)
Salah satu cara untuk menemukan kanker payudara secara dini yaitu dengan menggunakan
metode pemeriksaan sendiri karena jaringan payudara berubah beberapa kali setip bulan.
Pemeriksaan tersebut harus dilakukan setiap waktu yang sama setiap bulannya. Menurut Susan
G, Komen Breast Cancer Foundation merekomendasikan semua wanita di atas 20 tahun
memeriksa kondisi payudaranya masing masing. Apabila ditemukan benjolan, pengerasan,
cekungan maka disarankan menghubungi dokter untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut.12
CLINICAL BREAST EXAMINATION
Setiap wanita disarankan mendapatkan pemeriksaan payudara oleh petugas yang berlisensi
setidaknya 3 tahun sekali. Dan pada usia di atas 40 tahun minimal setahun sekali. Keganasan
dapat dibedakan dari tumor jinak, karena biasanya lebih keras terjebak di jaringan sekitarnya,
dan tidak mudah digerakan secara bebas. Pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan mencakup,
digital mammography, ultrasonography, maupun MRI.13
Apabila benjolan terasa seperti cyst berisi cairan, dokter dapat mencoba mengambil sebagian
cairan dan melakukan biopsy dengan cara aspirasi.
MAMMOGRAM
Prosedur yang paling dikenal dalam mendeteksi kanker payudara ialah mammogram, yang
menggunakan xray dalam dosis kecil. Alat ini dapat melihat jaringan pada payudara. Dengan
kompresi, alat ini dapat mendeteksi benjolan yang sangat kecil, yang tidak dapat diraba.
Walaupun sangat tidak nyaman, namun hanya memerlukan beberapa menit untuk
menyelesaikannya. Kompresi tersebut tidak akan merusak jaringan payudara. Apabila terdapat
implantasi payudara, mammogarfi special dapat mendorong implantasi ke belakang untuk
melihat jaringan payudara secara lengkap. American Cancer Society merekomendasikan
screening rutin pada wanita usia 40 tahun. 12,13
Tumor terkecil yang dapat dikenali 0.2 inchi - 0.4 inchi
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
15Ca-mammae
Ukuran rata rata benjolan yang dikenali dengan pemeriksaan tahunan 0.43 inches
Ukuran rata rata benjolan pada pemeriksaan pertama 0.59 inchi
Ukuran rata rata benjolan yang ditemukan wanita yang melakukan BSE
bulanan0.81 inches
Tabel 5.
ULTRASOUND
USG juga disebut sonography. Prosedur ini menggunakan gelombang suara jauh di atas batas
normal pendengaran untuk melihat gambaran tubuh. Tidak ada radiasi yang ditimbulkan.
Apabila terdapat daerah yang mencurigakan pada mammogram, maka digunakan usg untuk
mengeksplorisasi daerah tersebut. USG dapat membedakan antara cairan yang berisi kista,
maupun massa solid. American College of Radiology (ACR) menyarankan wanita dengan
payudara besar dan tebal memperoleh banyak keuntungan dari pemeriksaan USG.13
MAGNET RESONANCE IMAGING (MRI)
MRI adalah salah satu dari alat penunjang diagnostic yang cukup canggih saat ini. Menggunakan
lapangan magnet dan koil frekuensi radio, mendapati gambaran detail kros seksional yang dapat
membantu pendeteksian kanker. MRI dapat dengan baik lebih akurat disbanding mammografi,
Dapat diperhitungkan untuk wanita usia muda ataupun dengan payudara besar dan padat. Juga
pada wanita dengan BRCA1 atau BRCA2 positif karena terdapat riwayat keturunan kanker, juga
pada implantasi payudara yang dicurigai bocor. MRI lebih mahal 10x dari mammogram, dan
mempunyai angka positif palsu yang tinggi. Maka tidak dijadikan alat screening dalam
mendeteksi kanker payudara. 13
COMPUTERIZED AXIAL TOMOGRAPHY (CAT SCAN)
Mengkonmbinasikan computer dan alat perputaran digital untuk mendapatkan potongan foto
bagian tubuh. Hanya digunakan untuk mendeteksi metastasis atau penyebaran kanker payudara
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
16Ca-mammae
pada situs yang lebih jauh. 13
POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY (PET SCAN)
Berdasarkan nulkir, memberikan gambaran organ internal berdasarkan aktifitas metaboliknya.
Radioisotop disuntikan melalui vena, dan dapat mengetahui pertumbuhan metastase, staging, dan
respons terhadap pengobatan pada kanker secara lokal.13
BIOPSI
Lebih dari 1,2 juta biopsi payudara dilakukan setiap tahun. satu-satunya cara untuk memastikan
benjolan bukan kanker adalah mengambil sebagian kecil jaringan dari benjolan dan melihatnya
di bawah mikroskop. Apabila terdapat benjolan selain kista, atau mammogram dan USG
payudara mengidentifikasi wilayah yang mencurigakan di payudara, sepotong kecil jaringan
harus diambil dari daerah itu untuk diagnosis. Prosedur ini disebut biopsi payudara. 5,14
Biopsi untuk benjolan yang teraba
Fine needle aspiration
Prosedur ini menggunakan jarum tipis yang ditusukan ke dalam benjolan. Jika berupa kista,
cairan dapat dengan mudah ditarik dari benjolan, dan benjolan menghilang. pengujian tambahan
mungkin tidak dilakukan. Aspirasi dapat dilakukan dalam program rawat jalan.
Keuntungan: Tidak ada bekas luka atau pembedahan. Jika kanker ditemukan, maka terdapat
waktu untuk merencanakan pengobatan selanjutnya
Kerugian: Jika biopsi hanya menghilangkan sel-sel normal, dan benjolan tidak pergi,
kemungkinan perlu tes lebih lanjut untuk memastikan diagnosa kanker. Teknik ini tidak bisa
membedakan antara kanker non-invasif dan invasif.10,13
Core Biopsy
Prosedur ini biasanya dilakukan secara rawat jalan. Ini adalah prosedur sampling, yang
menghilangkan seperlima sampai sepersepuluh potongan kecil dari kelainan jaringan itu. Setiap
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
17Ca-mammae
sampel ½ inci panjang dan 1 / 16 dari lebar dalam inci. Prosedur ini memakan waktu sekitar 45
menit dengan menggunakan bius lokal. Prosedur ini tidak menghilangkan kelainan, dan dapat
dikerjakan dengan bantuan X-ray.
Keuntungan: Ketidaknyamanan minimal, sedikit memar, tidak ada jahitan, dan tidak cacat.
Kerugian: Jika diagnosis kanker, Pengangkatan akan dijadwalkan lebih lanjut. Jika kanker tidak
ditemukan, kemungkinan harus menjalani biopsi bedah. Hal ini dilakukan sebagai langkah
pencegahan untuk memastikan bahwa benjolan yang masih dalam payudara tidak mengandung
sel-sel kanker.10,13
DIAGNOSIS
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis
suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker
tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya
dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu
stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang
lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT
scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak
dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health
Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori olehAmerican
Cancer Society dan American College of Surgeons).5,10,13
Pada sistem TNM
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
18Ca-mammae
Gambar 4.
TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau
kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T,
N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan
dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai
berikut:10
T (tumor size), ukuran tumor:
T 0: tidak ditemukan tumor primer
T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada
keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan
kecil di kulit di luar tumor utama
N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary
interna di dekat tulang sternum
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
19Ca-mammae
M (metastasis), penyebaran jauh:
M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0: tidak terdapat metastasis jauh
M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung
dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
Stadium 0: T0 N0 M0
Stadium 1: T1 N0 M0
Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0
Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
Stadium III C: Tiap T N3 M0
Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
20Ca-mammae
Gambar 5.
DIAGNOSIS PASTI
Diagnosis pasti hanya dilakukan dengan pemeriksaan histopatologis yang
dilakukan dengan cara 14:
1. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikitjaringan sehat di
sekitarnya, bila tumor < 5 cm. Kemudian diperiksa PA ataudiperiksa potong beku. Ini
untuk kasus stadium dini atau masih operable.
2. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor beserta sedikitjaringan sehat di
sekitarnya. Dilakukan untuk tumor yang inoperable atautumor > 5 cm. Cara lain yaitu
dengan FNAB ( Fine Needle Aspiration Biopsy ) atau biopsy jarum halus yang merupakan
pemeriksaan sitologis.
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
21Ca-mammae
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi
pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah
terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker
atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual. 5,10,14
Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan
yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis
tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat
mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung
sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan
harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi,
hormon atau kemoterapi.5,14
Gambar 6. Gambar 7.
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
22Ca-mammae
Gambar 8.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh
sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.1
Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan
dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium
akhir.1
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit
(tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara
tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche,
obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga
hanya menyerang sel kanker saja.1
Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan
atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang
secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan
tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk
menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.14
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
23Ca-mammae
Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang
mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun
demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada
pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi
pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya
untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi
hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2-
positif, trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang
dipicu oleh HER2. 1,10
PROGNOSIS
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :10
1. Stadium kanker
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
Stadium Angka kelangsungan hidup 5 tahun
0 100%
I 98%
IIA 88%
IIB 76%
IIIA 56%
IIIB 49%
IV 16%
2. Tipe histopatologi
CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.
3. Reseptor hormon
Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
24Ca-mammae
DAFTAR PUSTAKA
1. Kasper., et al. 2005. Harrison’s principles of internal medicine sixteenth editionj manual of
medicine, Boston : McGraw Hill.
2. http://emedicine.medscape.com/article/1273133-overview
3. http://www.imaginis.com/breast-health-non-cancerous/breast-anatomy-and-physiology
4. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082002/pus-3.htm
5. http://emedicine.medscape.com/article/1276001-overview
6. http://ackogtg.wordpress.com/2008/07/31/kanker-payudara/
7. http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/DetailedGuide/breast-cancer-risk-factors
8. Sabiston, David C. 1995. Buku ajar Bedah, bagian 1. EGC, Jakarta
9. http://www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/risk/estimating-breast-cancer-risk
10. Price SA, Wilson LM. 2006, Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, edisi 6, EGC, Jakarta
11. http://www.medtropolis.com/CustomPage.asp?guidCustomContentID={6C928987-B45E-
4027-918D-80E1D33BD6A4}
12. http://www.emedicinehealth.com/breast_lumps_and_pain/article_em.htm
13. http://www.emedicinehealth.com/breast_lumps_and_pain/article_em.htm
14. http://www.fortunestar.co.id/kanker/8-kanker-payudara.html
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI
25Ca-mammae
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI