Anatomi Normal Payudara

35
1 Ca-mammae PENDAHULUAN Di seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker yang mengancam jiwa yang paling sering didiagnosis pada wanita dan penyebab utama kematian kanker pada wanita. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit-penyakit kardiovaskular (Ama, 1990). Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia mencapai 4,3 juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Jumlah penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan 3 juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang (Parkin,et al 1988 dalam Sirait, 1996). 1 Selama dua dekade terakhir, penelitian kanker payudara telah menyebabkan kemajuan luar biasa dalam pemahaman kita tentang penyakit ini, sehingga lebih efisien dan kurang toksik perawatan.Peningkatan kesadaran masyarakat dan pemeriksaan ditingkatkan menyebabkan diagnosis awal pada tahap setuju untuk menyelesaikan reseksi bedah dan terapi kuratif. Akibatnya, tingkat kelangsungan hidup untuk kanker payudara telah meningkat secara signifikan, terutama pada wanita muda. Referat ini membahas etiologi, presentasi klinis, diagnosis, perawatan bedah dan medis, dan prognosis kanker payudara. 1 ANATOMI Payudara tersusun dari jaringan lemak yang mengandung kelenjar-kelenjar yang bertanggungjawab terhadap produksi susu pada saat hamil dan setelah bersalin. Setiap payudara terdiri REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Transcript of Anatomi Normal Payudara

Page 1: Anatomi Normal Payudara

1Ca-mammae

PENDAHULUAN

Di seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker yang mengancam jiwa yang paling

sering didiagnosis pada wanita dan penyebab utama kematian kanker pada wanita. Di negara-

negara barat, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit-penyakit

kardiovaskular (Ama, 1990). Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia mencapai 4,3 juta

per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Jumlah penderita baru per

tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan 3 juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang

(Parkin,et al 1988 dalam Sirait, 1996).1

Selama dua dekade terakhir, penelitian kanker payudara telah menyebabkan kemajuan

luar biasa dalam pemahaman kita tentang penyakit ini, sehingga lebih efisien dan kurang toksik

perawatan.Peningkatan kesadaran masyarakat dan pemeriksaan ditingkatkan menyebabkan

diagnosis awal pada tahap setuju untuk menyelesaikan reseksi bedah dan terapi

kuratif. Akibatnya, tingkat kelangsungan hidup untuk kanker payudara telah meningkat secara

signifikan, terutama pada wanita muda. Referat ini membahas etiologi, presentasi klinis,

diagnosis, perawatan bedah dan medis, dan prognosis kanker payudara.1

ANATOMI

Payudara tersusun dari jaringan lemak yang mengandung kelenjar-kelenjar yang

bertanggungjawab terhadap produksi susu pada saat hamil dan setelah bersalin. Setiap payudara

terdiri dari sekitar 15-25 lobus berkelompok yang disebut lobulus, kelenjar susu, dan sebuah

bentukan seperti kantung-kantung yang menampung air susu (alveoli). Saluran untuk

mengalirkan air susu ke puting susu disebut duktus. Sekitar 15-20 saluran akan menuju bagian

gelap yang melingkar di sekitar puting susu (areola) membentuk bagian yang menyimpan air

susu (ampullae) sebelum keluar ke permukaan.2

Kedua payudara tidak selalu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Bentuk payudara

mulai terbentuk lengkap satu atau dua tahun setelah menstruasi pertamakali.Hamil dan menyusui

akan menyebabkan payudara bertambah besar dan akan mengalami pengecilan (atrofi) setelah

menopause.2

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 2: Anatomi Normal Payudara

2Ca-mammae

  Payudara akan menutupi sebagian besar dinding dada. Payudara dibatasi oleh tulang

selangka (klavikula) dan tulang dada (sternum). Jaringan payudara bisa mencapai ke daerah

ketiak dan otot yang berada pada punggung bawah sampai lengan atas (latissimus dorsi).3

Kelenjar getah bening terdiri dari sel darah putih yang berguna untuk melawan penyakit.

Kelenjar getah bening didrainase oleh jaringan payudara melalui saluran limfe dan menuju

nodul-nodul kelenjar di sekitar payudara samapi ke ketiak dan tulang selangka. Nodul limfe

berperan penting pada penyebaran kanker payudara terutama nodul kelenjar di daerah ketiak.3

Gambar1

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 3: Anatomi Normal Payudara

3Ca-mammae

EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000

penduduk per tahunnya. Prevalensi penderita kanker meningkat dari tahun ke tahun akibat

peningkatan angka harapan hidup, sosial ekonomi, serta perubahan pola penyakit (Tjindarbumi,

1995). Menurut hasil  Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, kanker menduduki urutan

ke-9 dari 10 penyakit terbesar penyebab utama kematian di Indonesia. Angka proporsi penyakit

kanker di Indonesia cenderung meningkat dari 3,4 (SKRT 1980) menjadi 4,3 (SKRT 1986), 4,4 

(SKRT 1992), dan 5,0 (SKRT 1995). Data Profil Kesehatan RI 1995 menunjukkan bahwa

proporsi kanker yang dirawat inap di rumah sakit di Indonesia mengalami peningkatan dari 4,0%

menjadi 4,1%. Selain itu, peningkatan proporsi penderita yang dirawat inap juga terjadi

peningkatan di rumah sakit DKI Jakarta pada 1993 dan 1994, dari 4,5% menjadi 4,6%. 4

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi, yaitu

20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang

didiagnosis setiap tahunnya.  Sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju,

sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000). Di Amerika Serikat,

keganasan ini paling sering terjadi pada wanita dewasa. Diperkirakan di AS 175.000 wanita

didiagnosis menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang

wanita. Bahkan, disebutkan dari  150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke rumah

sakit, 44.000 orang di antaranya meninggal setiap tahunnya (Oemiati, 1999). American Cancer

Society memperkirakan kanker payudara di Amerika akan mencapai 2 juta dan 460.000 di

antaranya meninggal antara 1990-2000.3,4

Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim di

Indonesia. Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah.

Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus

yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut. Data 

dari Direktorat  Jenderal  Pelayanan Medik  Departemen  Kesehatan menunjukkan bahwa Case

Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab sakit menunjukkan

peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.4,5

Di seluruh dunia, kejadian keseluruhan kanker payudara bervariasi nyata tapi tampaknya

negara-negara timur seperti Jepang meningkat pesat. Meskipun Amerika Serikat adalah pelapor

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 4: Anatomi Normal Payudara

4Ca-mammae

kejadian tertinggi kanker payudara di dunia, beberapa negara Eropa Barat seperti Islandia, Italia,

Prancis, Swedia, dan Britania Raya menyusul di belakang. Disebutkan insiden lebih rendah di

Eropa Timur, Timur Tengah, dan Timur Jauh, tetapi negara-negara seperti Jepang dan Singapura

telah mengalami peningkatan 2 kali lipat selama beberapa dekade terakhir. 5

Gambar 2.

Tabel 1.

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 5: Anatomi Normal Payudara

5Ca-mammae

ETIOLOGI

Pemahaman saat ini tumorigenesis kanker payudara invasif yang timbul melalui

serangkaian perubahan molekuler di tingkat sel, sehingga dalam perkembangan dan penyebaran

sel-sel epitel payudara dengan fitur abadi dan pertumbuhan yang tidak terkendali. Genomic

profiling telah menunjukkan keberadaan subtipe tumor payudara diskrit dengan perilaku klinis

yang berbeda (misalnya, 4 subclass: A lumen, B lumen, basal, dan HER2 +). Jumlah pasti dari

subtipe penyakit dan perubahan molekul yang berasal subtipe ini masih harus sepenuhnya

dijelaskan, tetapi mereka umumnya menyelaraskan erat dengan kehadiran atau tidak adanya

reseptor hormon dan susu jenis sel epitel (luminal atau basal). 

Tabel di samping ini dapat merangkum

pemahaman umum tentang subtipe tumor

payudara, prevalensi, dan perubahan

besar molekul terkait. Untuk melihat

kanker payudara, bukan sebagai peristiwa

molekul stokastik, tetapi sebagai penyakit

yang dapat dipisahkan atas sel molekuler

dan seluler yang berbeda. 4,5,6

Tabel 2.

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 6: Anatomi Normal Payudara

6Ca-mammae

FAKTOR RESIKO

Pembelajaran epidemiologi telah menghasilkan banyak faktor risiko yang meningkatkan

kemungkinan seorang wanita terkena kanker payudara. Faktor-faktor risiko berfariasi pada

tingkat dan lama pemaparan terhadap estrogen dan endogen, seperti Haid pertama yang terlalu

cepat, nulliparity (tidak pernah melahirkan), menopause yang terlambat meningkatkan paparan

terhadap ekstrogen seumur hidup. Sedangkan obesitas dan penggunaan hormon pengganti pada

terapi pascamenopause meningkatkan kadar estrogen.7,8

Riwayat keluarga akan kanker payudara dalam keturunan tingkat pertama sangat dikenal

sebagai faktor resiko utama. Risiko sekitar 5 kali lebih besar pada wanita dengan 2 atau lebih

saudara tingkat pertama dengan kanker payudara dan juga lebih besar di antara perempuan

dengan relatif tingkat pertama, terutama jika didiagnosis pada usia dini (usia 50 tahun atau lebih

muda). Riwayat keluarga dengan kanker ovarium juga dikaitkan dengan dua kali lipat risiko

kanker payudara.7,8

Salah satu faktor risiko yang paling banyak dipelajari adalah penggunaan hormon

eksogen dalam bentuk kontrasepsi oral (kontrasepsi oral) dan terapi hormon pengganti

(HRT). Bukti keseluruhan menyarankan 1,25 sederhana meningkatkan resiko antara pengguna

saat ini kontrasepsi oral. Risiko ini menurun dengan usia dan waktu dari penghentian

kontrasepsi oral. Risiko kanker payudara kembali normal setelah penghentian terapi kontrasepsi

oral. Data epidemiologi mendukung peningkatan risiko timbulnya kanker payudara dan kematian

(2003) dengan menggunakan HRT pascamenopause.9

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 7: Anatomi Normal Payudara

7Ca-mammae

Tabel 3.

Tabel 4.

PATOFISIOLOGI

Klasifikasi WHO tumor payudara mengatur lesi jinak dan ganas menggunakan pola

histologis. tumor epitel terdiri dari kelompok terbesar, termasuk papiloma intraductal, adenoma,

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 8: Anatomi Normal Payudara

8Ca-mammae

karsinoma intraductal dan lobular in situ, invasif (duktal dan lobular) kanker, dan penyakit Paget

dari puting susu. karsinoma duktal invasif adalah jauh jenis yang paling umum.

Phyllodes tumor, jinak dan ganas, dan carcinosarcoma adalah lesi jarang dikelompokkan

sebagai jaringan ikat campuran dan tumor epitel. lesi nonadenocarcinoma umum lainnya

termasuk angiosarcoma payudara dan limfoma primer. Invasiveness merupakan penentu utama

dalam prognosis dan pengobatan keganasan payudara.lesi noninvasive secara definisi dibatasi

oleh membran basal dan dapat diklasifikasikan sebagai DCIS atau LCIS. 

DCIS adalah jauh lebih umum daripada LCIS, dan yang lebih penting, itu harus

dibedakan dengan jelas sebagai lesi ganas. sel-sel epitel duktus mengalami transformasi ganas

dan berkembang biak intraluminally. Akhirnya, sel melampaui suplai darah mereka dan menjadi

nekrosis terpusat. puing kapur dan ini dapat dideteksi mammographically. Selain itu, lesi

mungkin juga teraba secara klinis. Lima subtipe patologis telah diidentifikasi: komedo, papiler,

micropapillary, padat, dan berkisi. Kebanyakan lesi merupakan kombinasi paling sedikit dua

subtipe ini. Adanya nekrosis komedo merupakan faktor risiko independen untuk kanker payudara

berikutnya ipsilateral (NSABP-B17). 

LCIS juga timbul dari sel epitel, namun pertumbuhan mereka terus dalam pola

lobular. Berbeda dengan DCIS, lesi ini jarang mengembangkan nekrosis sentral, kapur, atau

menjadi gamblang.Untuk alasan ini, LCIS jarang terdeteksi oleh pemeriksaan atau mamografi

sebelum operasi dan biasanya menyajikan sebagai temuan insidentil review histologis. Klinis,

LCIS dianggap lebih merupakan penanda bagi perkembangan kanker invasif daripada lesi

ganas. Resiko kanker payudara selanjutnya adalah sama untuk kedua payudara terlepas dari situs

indeks. Selain itu, kanker yang paling invasif yang berkembang adalah duktal infiltrasi, yang

mendukung konsep bahwa LCIS bukan lesi ganas.

Kanker payudara invasif biasanya adalah tumor epitel duktal asal atau lobular. Fitur

seperti ukuran, status margin bedah, estrogen reseptor (ER) dan reseptor progesteron (PR), kelas

nuklir dan histologis, isi DNA, S-fase fraksi, invasi vaskuler, nekrosis tumor, dan kuantitas

komponen intraductal semuanya penting dalam memutuskan suatu program perawatan untuk

setiap tumor payudara.

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 9: Anatomi Normal Payudara

9Ca-mammae

Infiltrasi karsinoma duktal payudara adalah tumor yang paling sering didiagnosa. Lesi

ini, yang menyumbang 75% dari kanker payudara, tidak memiliki karakteristik histologis khusus

selain invasi melalui membran basal. DCIS mungkin sering dikaitkan menemukan pada

pemeriksaan patologis. Ini juga memiliki kecenderungan untuk metastasis melalui limfatik. 

Infiltrasi karsinoma lobular memiliki insiden lebih rendah dan terdiri dari kurang dari 15%

kanker payudara invasif. Hal ini ditandai histologis oleh pengaturan file India sel tumor

kecil. Seperti karsinoma duktal, ini biasanya bermetastasis ke kelenjar getah bening aksila

pertama. Namun, juga memiliki kecenderungan untuk lebih multifocal. Meskipun demikian,

prognosis adalah sebanding dengan karsinoma duktal. 

Kurang subtipe histologis umum adenokarsinoma kolektif berjumlah kurang dari 25%

kanker payudara invasif. 

Diagnosis karsinoma tubular memerlukan kehadiran pembentukan tabung di sekurang-

kurangnya 75% dari spesimen. patologi ini dikaitkan dengan prognosis baik. 

Musinosa (atau koloid) karsinoma juga memiliki prognosis yang menguntungkan bila

dibandingkan dengan karsinoma duktal. Lesi ini bersifat tumbuh lambat menghasilkan sejumlah

besar musin, sehingga biasanya besar. Mereka, seperti karsinoma tubular, jarang metastasis. 

Meduler karsinoma, walaupun tumor diferensiasi buruk, juga membawa suatu prognosis

ditingkatkan. 

ER dan PR yang berharga sebagai prediktor hidup bebas penyakit dan respon terhadap

terapi hormonal. Studi pada pasien dengan ER (+) tumor yang tidak menerima kemoterapi

menyarankan mereka memiliki tingkat yang lebih tinggi untuk bertahan hidup bebas penyakit

dari pasien dengan ER (-) tumor. Keberadaan reseptor steroid nuklir pada tumor pewarnaan

harus dipertimbangkan, bersama dengan fitur histologis lainnya, dalam menentukan kebutuhan

hormonal dan kemoterapi ajuvan. 

Manusia reseptor faktor pertumbuhan epidermal ()-nya -2/neu ekspresi protein dikaitkan

dengan peningkatan kejadian kekambuhan dan memperpendek ketahanan hidup. HER-2/neu

yang diekspresikan dalam 20-30% dari kanker payudara. lesi Her-2/neu-positive juga telah

dikaitkan dengan DCIS komedo-jenis, prognosis indikator lain miskin. Pasien dengan kanker

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 10: Anatomi Normal Payudara

10Ca-mammae

payudara Her-2/neu-positive adalah kandidat untuk pengobatan dengan kombinasi kemoterapi

dan terapi antibodi monoklonal. 

histologis faktor lain, seperti invasi limfatik, sebuah komponen DCIS ekstensif (> 25%

dari tumor), dan Ki-67 pewarnaan, terus diselidiki sebagai faktor prognostik potensi untuk

kanker payudara 10

KLASIFIKASI

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan

sebagai berikut:5

1. Non-invasif karsinoma

Non-invasif duktal karsinoma

Lobular karsinoma in situ

2. Invasif karsinoma

Invasif duktal karsinoma

Papilobular karsinoma

Solid-tubular karsinoma

Scirrhous karsinoma

Special types

Mucinous karsinoma

Medulare karsinoma

Invasif lobular karsinoma

Adenoid cystic karsinoma

karsinoma sel squamos

karsinoma sel spindel

Apocrin karsinoma

Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia

Tubular karsinoma

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 11: Anatomi Normal Payudara

11Ca-mammae

Sekretori karsinoma

Lainnya

3. Paget's Disease

Sebagian besar tumor payudara adalah adenokarsinoma. Terdapat dua jenis utama histologis

adenokarsinoma payudara, yang berasal dari duktus terminalis dan unit unit lobular. Karsinoma

payudara in situ noninvasif (misal, karsinoma payudara in situ (DCIS) atau karsinoma lobular in

situ (LCIS)) adalah di dalam lumen duktus atau lobulus. Pemindaian radiologis

mengindentifikasi sebagian besar karsinoma payudara intraduktus ataupun intralobular.

Pentingnya pengnalan karsinoma dini adalah resiko tinggi menjadi invasif. 10

1. Karsinoma Duktus invasif

Jenis kanker payudara yang paling sering (85%) yang bersifat keras seperti batu dapat

teraba pada saat palpasi dan ketika spesimen dipotong. Dapat bermetastasis ke tulang,

paru, hati, atau otak.

2. Karsinoma Lobular invasif

Adalah jenis kedua terbanyak (10%). Tumor ini bersifat multifokal dalam payudara, dan

jenis ini berkaitan dengan frekuensi tinggi terlibatnya kedua payudara apabila

dibandingkan jenis lain. Sel tumor tertekan menjadi tali kuat yang dapat terlihat sebagai

daerah tebal dan nyeri (bukan pembengkakan). Metastasis jauh biasanya ke

meningealdan permukaan serosa.

3. Penyakit Paget

Keganasan yang tumbuh keluar sepanjang duktus pada putting yang berasal dari duktus

yang lebih dalam atau kanker duktus invasif. Keluarnya rabas, perdarahan atau kombinasi

keduanya dengan rasa gatal dan panas. Tumor yang lebih dalam dapat menginvasi

epidermis putting, menyebabkan krusta dan tampak sebagai eksim.

4. Karsinoma inflamasi

Merupakan tumor yang tumbuh secara cepat melalui invasi limfatik kulit. Gejalanya

mirip infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematosa, berindurasi dan

nyeri. Dapat menyamarkan diagnosis kanker payudara karena terkadang timbul menyertai

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 12: Anatomi Normal Payudara

12Ca-mammae

kanker payudara dan gambaran awalnya menyerupai infeksi payudara. Prognosis buruk

walaupun dideteksi dengan cepat.

Gambar 3.

GEJALA KLINIS

Gejala pertama atau tanda subyektif dari kanker payudara biasanya berupa munculnya

benjolan yang terasa berbeda dengan jaringan lain di sekitar payudara. Benjolan (lain) yang

ditemukan di lokasi kelenjar getah bening yang terletak di axila juga dapat menunjukkan kanker

payudara.

Indikasi adanya kanker payudara selain benjolan bisa juga berupa perubahan dalam

ukuran atau bentuk payudara, kulit payudara seperti menyusut (lesung), puting susu agak masuk

(inversion), dan keluarnya satu-puting susu secara spontan (spontaneous single-nipple

discharge). Rasa sakit (“mastodynia”) pada payudara tidak bisa dijadikan patokan dalam

menentukan kehadiran atau tidak adanya kanker, tetapi dapat menunjukkan masalah kesehatan

payudara lainnya.

Bila sel-sel kanker payudara menyerang dermal lymphatics (pembuluh kecil limpa pada

payudara) maka ini ditunjukkan dengan adanya radang kulit yang dikenal dengan istilah 

inflammatory breast cancer (IBC). Gejala peradangan kanker payudara yaitu rasa sakit, bengkak,

hangat, dan kemerahan di seluruh payudara, serta tekstur orange-peel  di kulit tersebut (ini

disebut dengan istilah peau d’orange).8,10

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 13: Anatomi Normal Payudara

13Ca-mammae

Adakalanya, kanker payudara hadir sebagai penyakit metastatic, yakni kanker yang telah

menyebar ke luar organ asli. Metastatic kanker payudara akan menyebabkan gejala yang

bergantung pada lokasi metastasis. Lokasinya berada di tulang, hati, paru-paru dan otak. Tulang

atau sendi terasa sakit terkadang bisa menjadi manifestasi dari metastatic kanker payudara.

Gejala-gejala tersebut adalah “non-khusus”, yang berarti mereka juga bisa menjadi manifestasi

dari berbagai penyakit lainnya. Kebanyakan gejala payudara tersebut di atas bukan merupakan

kanker payudara. Penyakit payudara yang jinak seperti radang kelenjar dada (mastitis)

dan fibroadenoma pada payudara lebih umum menjadi penyebab gejala ketidakberesan pada

payudara tersebut. Namun demikian, gejala baru apapun pada payudara harus disikapi secara

serius baik oleh pasien maupun dokter, karena setiap orang (khususnya wanita) bisa terkena

kanker payudara di hampir semua umur. 10,11

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes Diagnostik

Terdapat beberapa cara mendiagnosa kanker payudara. Tes screening digunakan apabila tidak

ditemukan gejala maupun tanda tanda spesifik yang menunjukan adanya permasalahan. Wanita

harus mengunjungi dokter apabila mendapati keraguan atau kecurigaan mengenai payudaranya.

Biasanya sebagian besar bukan keganasan. Mammography merupakan “gold standard” dalam

melihat kondisi payudara. Namun dalam mendiagnosa kanker payudara dapat memberikan

beberapa gambaran;

- Benjolan terlihat pada mammogram namun tidak teraba.

- Benjolan terlihat pada mammogram dan teraba.

- Benjolan teraba namun tidak terlihat pada mammogram.

USG dapat dicanangkan apabila didapatkan keadaan seperti salah satu poin di atas. Prosedur ini

aman, karena menggunakan gelombang suara yang melewati payudara. Selain USG, MRI juga

dapat digunakan untuk mengetahui progresivitas kanker itu sendiri. 12

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 14: Anatomi Normal Payudara

14Ca-mammae

BREAST SELF EXAMINATION (BSE)

Salah satu cara untuk menemukan kanker payudara secara dini yaitu dengan menggunakan

metode pemeriksaan sendiri karena jaringan payudara berubah beberapa kali setip bulan.

Pemeriksaan tersebut harus dilakukan setiap waktu yang sama setiap bulannya. Menurut Susan

G, Komen Breast Cancer Foundation merekomendasikan semua wanita di atas 20 tahun

memeriksa kondisi payudaranya masing masing. Apabila ditemukan benjolan, pengerasan,

cekungan maka disarankan menghubungi dokter untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut.12

CLINICAL BREAST EXAMINATION

Setiap wanita disarankan mendapatkan pemeriksaan payudara oleh petugas yang berlisensi

setidaknya 3 tahun sekali. Dan pada usia di atas 40 tahun minimal setahun sekali. Keganasan

dapat dibedakan dari tumor jinak, karena biasanya lebih keras terjebak di jaringan sekitarnya,

dan tidak mudah digerakan secara bebas. Pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan mencakup,

digital mammography, ultrasonography, maupun MRI.13

Apabila benjolan terasa seperti cyst berisi cairan, dokter dapat mencoba mengambil sebagian

cairan dan melakukan biopsy dengan cara aspirasi.

MAMMOGRAM

Prosedur yang paling dikenal dalam mendeteksi kanker payudara ialah mammogram, yang

menggunakan xray dalam dosis kecil. Alat ini dapat melihat jaringan pada payudara. Dengan

kompresi, alat ini dapat mendeteksi benjolan yang sangat kecil, yang tidak dapat diraba.

Walaupun sangat tidak nyaman, namun hanya memerlukan beberapa menit untuk

menyelesaikannya. Kompresi tersebut tidak akan merusak jaringan payudara. Apabila terdapat

implantasi payudara, mammogarfi special dapat mendorong implantasi ke belakang untuk

melihat jaringan payudara secara lengkap. American Cancer Society merekomendasikan

screening rutin pada wanita usia 40 tahun. 12,13

Tumor terkecil yang dapat dikenali 0.2 inchi - 0.4 inchi

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 15: Anatomi Normal Payudara

15Ca-mammae

Ukuran rata rata benjolan yang dikenali dengan pemeriksaan tahunan 0.43 inches

Ukuran rata rata benjolan pada pemeriksaan pertama 0.59 inchi

Ukuran rata rata benjolan yang ditemukan wanita yang melakukan BSE

bulanan0.81 inches

Tabel 5.

ULTRASOUND

USG juga disebut sonography. Prosedur ini menggunakan gelombang suara jauh di atas batas

normal pendengaran untuk melihat gambaran tubuh. Tidak ada radiasi yang ditimbulkan.

Apabila terdapat daerah yang mencurigakan pada mammogram, maka digunakan usg untuk

mengeksplorisasi daerah tersebut. USG dapat membedakan antara cairan yang berisi kista,

maupun massa solid. American College of Radiology (ACR) menyarankan wanita dengan

payudara besar dan tebal memperoleh banyak keuntungan dari pemeriksaan USG.13

MAGNET RESONANCE IMAGING (MRI)

MRI adalah salah satu dari alat penunjang diagnostic yang cukup canggih saat ini. Menggunakan

lapangan magnet dan koil frekuensi radio, mendapati gambaran detail kros seksional yang dapat

membantu pendeteksian kanker. MRI dapat dengan baik lebih akurat disbanding mammografi,

Dapat diperhitungkan untuk wanita usia muda ataupun dengan payudara besar dan padat. Juga

pada wanita dengan BRCA1 atau BRCA2 positif karena terdapat riwayat keturunan kanker, juga

pada implantasi payudara yang dicurigai bocor. MRI lebih mahal 10x dari mammogram, dan

mempunyai angka positif palsu yang tinggi. Maka tidak dijadikan alat screening dalam

mendeteksi kanker payudara. 13

COMPUTERIZED AXIAL TOMOGRAPHY (CAT SCAN)

Mengkonmbinasikan computer dan alat perputaran digital untuk mendapatkan potongan foto

bagian tubuh. Hanya digunakan untuk mendeteksi metastasis atau penyebaran kanker payudara

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 16: Anatomi Normal Payudara

16Ca-mammae

pada situs yang lebih jauh. 13

POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY (PET SCAN)

Berdasarkan nulkir, memberikan gambaran organ internal berdasarkan aktifitas metaboliknya.

Radioisotop disuntikan melalui vena, dan dapat mengetahui pertumbuhan metastase, staging, dan

respons terhadap pengobatan pada kanker secara lokal.13

BIOPSI

Lebih dari 1,2 juta biopsi payudara dilakukan setiap tahun.  satu-satunya cara untuk memastikan

benjolan bukan kanker adalah mengambil sebagian kecil jaringan dari benjolan dan melihatnya

di bawah mikroskop. Apabila terdapat benjolan selain kista, atau mammogram dan USG

payudara mengidentifikasi wilayah yang mencurigakan di payudara, sepotong kecil jaringan

harus diambil dari daerah itu untuk diagnosis. Prosedur ini disebut biopsi payudara. 5,14

Biopsi untuk benjolan yang teraba

Fine needle aspiration

Prosedur ini menggunakan jarum tipis yang ditusukan ke dalam benjolan. Jika berupa kista,

cairan dapat dengan mudah ditarik dari benjolan, dan benjolan menghilang. pengujian tambahan

mungkin tidak dilakukan. Aspirasi dapat dilakukan dalam program rawat jalan.

Keuntungan: Tidak ada bekas luka atau pembedahan. Jika kanker ditemukan, maka terdapat

waktu untuk merencanakan pengobatan selanjutnya

Kerugian: Jika biopsi hanya menghilangkan sel-sel normal, dan benjolan tidak pergi,

kemungkinan perlu tes lebih lanjut untuk memastikan diagnosa kanker. Teknik ini tidak bisa

membedakan antara kanker non-invasif dan invasif.10,13

Core Biopsy

Prosedur ini biasanya dilakukan secara rawat jalan. Ini adalah prosedur sampling, yang

menghilangkan seperlima sampai sepersepuluh potongan kecil dari kelainan jaringan itu. Setiap

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 17: Anatomi Normal Payudara

17Ca-mammae

sampel ½ inci panjang dan 1 / 16 dari lebar dalam inci. Prosedur ini memakan waktu sekitar 45

menit dengan menggunakan bius lokal. Prosedur ini tidak menghilangkan kelainan, dan dapat

dikerjakan dengan bantuan X-ray.

Keuntungan: Ketidaknyamanan minimal, sedikit memar, tidak ada jahitan, dan tidak cacat.

Kerugian: Jika diagnosis kanker, Pengangkatan akan dijadwalkan lebih lanjut. Jika kanker tidak

ditemukan, kemungkinan harus menjalani biopsi bedah. Hal ini dilakukan sebagai langkah

pencegahan untuk memastikan bahwa benjolan yang masih dalam payudara tidak mengandung

sel-sel kanker.10,13

DIAGNOSIS

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis

suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker

tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya

dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu

stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang

lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT

scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak

dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang

direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health

Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori olehAmerican

Cancer Society dan American College of Surgeons).5,10,13

Pada sistem TNM

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 18: Anatomi Normal Payudara

18Ca-mammae

Gambar 4.

TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau

kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T,

N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan

dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai

berikut:10

T (tumor size), ukuran tumor:

T 0: tidak ditemukan tumor primer

T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm

T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada

keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan

kecil di kulit di luar tumor utama

N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):

N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla

N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di  mammary

interna di dekat tulang sternum

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 19: Anatomi Normal Payudara

19Ca-mammae

M (metastasis), penyebaran jauh:

M x: metastasis jauh belum dapat dinilai

M 0: tidak terdapat metastasis jauh

M 1: terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung

dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

Stadium 0: T0 N0 M0

Stadium 1: T1 N0 M0

Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0

Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0

Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0

Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0

Stadium III C: Tiap T N3 M0

Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 20: Anatomi Normal Payudara

20Ca-mammae

Gambar 5.

DIAGNOSIS PASTI

Diagnosis pasti hanya dilakukan dengan pemeriksaan histopatologis yang

dilakukan dengan cara 14:

1. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikitjaringan sehat di

sekitarnya, bila tumor < 5 cm. Kemudian diperiksa PA ataudiperiksa potong beku. Ini

untuk kasus stadium dini atau masih operable.

2. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor beserta sedikitjaringan sehat di

sekitarnya. Dilakukan untuk tumor yang inoperable atautumor > 5 cm. Cara lain yaitu

dengan FNAB ( Fine Needle Aspiration Biopsy ) atau biopsy jarum halus yang merupakan

pemeriksaan sitologis.

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 21: Anatomi Normal Payudara

21Ca-mammae

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi

pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah

terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker

atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.

Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual. 5,10,14

Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan

yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis

tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat

mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung

sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan

harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi,

hormon atau kemoterapi.5,14

Gambar 6. Gambar 7.

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 22: Anatomi Normal Payudara

22Ca-mammae

Gambar 8.

Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh

sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.1

Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan

dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium

akhir.1

Kemoterapi

Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit

(tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara

tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche,

obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga

hanya menyerang sel kanker saja.1

Terapi Imunologik

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan

atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang

secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan

tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk

menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.14

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 23: Anatomi Normal Payudara

23Ca-mammae

Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit

Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang

mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun

demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada

pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi

pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya

untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi

hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2-

positif, trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang

dipicu oleh HER2. 1,10

PROGNOSIS

Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :10

1. Stadium kanker

Semakin dini semakin baik prognosisnya.

Stadium Angka kelangsungan hidup 5 tahun

0 100%

I 98%

IIA 88%

IIB 76%

IIIA 56%

IIIB 49%

IV 16%

2. Tipe histopatologi

CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.

3. Reseptor hormon

Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 24: Anatomi Normal Payudara

24Ca-mammae

DAFTAR PUSTAKA

1. Kasper., et al. 2005. Harrison’s principles of internal medicine sixteenth editionj manual of

medicine, Boston : McGraw Hill.

2. http://emedicine.medscape.com/article/1273133-overview

3. http://www.imaginis.com/breast-health-non-cancerous/breast-anatomy-and-physiology

4. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082002/pus-3.htm

5. http://emedicine.medscape.com/article/1276001-overview

6. http://ackogtg.wordpress.com/2008/07/31/kanker-payudara/

7. http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/DetailedGuide/breast-cancer-risk-factors

8. Sabiston, David C. 1995. Buku ajar Bedah, bagian 1. EGC, Jakarta

9. http://www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/risk/estimating-breast-cancer-risk

10. Price SA, Wilson LM. 2006, Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, edisi 6, EGC, Jakarta

11. http://www.medtropolis.com/CustomPage.asp?guidCustomContentID={6C928987-B45E-

4027-918D-80E1D33BD6A4}

12. http://www.emedicinehealth.com/breast_lumps_and_pain/article_em.htm

13. http://www.emedicinehealth.com/breast_lumps_and_pain/article_em.htm

14. http://www.fortunestar.co.id/kanker/8-kanker-payudara.html

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI

Page 25: Anatomi Normal Payudara

25Ca-mammae

REFERAT KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SILOAM HOSPITAL-FK UPH KARAWACI