Post on 03-Mar-2019
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP EFEKTIFITAS
PENGELOLAAN KAS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO)
CABANG SINJAI
SKRIPSI
NURUL MUTMAINNAH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2016
i
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP EFEKTIFITAS
PENGELOLAAN KAS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO)
CABANG SINJAI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Makassar Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mengikuti Ujian Skripsi
NURUL MUTMAINNAH
1293140025
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing yang ditunjuk berdasarkan surat pengesahan Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Makassar dengan nomor: /UN3623/PL/2016
untuk membimbing saudara:
Nama : Nurul Mutmainnah
NIM : 1293140025
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Judul Skripsi : Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap
Efektifitas Pengelolaan Kas Pada PT.Pos Indonesia
(Persero) Cabang Sinjai
Menyatakan bahwa Skripsi ini telah diperiksa dan siap untuk diajukan di
depan Panitia Penguji Skripsi Strata Satu (S1) Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Makassar.
Makassar, Oktober 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr. Anwar Ramli, SE.,M.Si Zainal Ruma, SE.,M.Si
NIP. 19601231 200012 1 005 NIP. 19751010 200604 1 002
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan:
Nama : Nurul Mutmainnah
NIM : 1293140025
Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 08 Februari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Jurusan : Manajemen
Program Studi : Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Sistem Pengendalian Intern Pada
Efektifitas Pengelolaan Kas Pada PT. Pos Indonesia
(Persero) Cabang Sinjai.
Dosen Pembimbing :
1. Prof. Dr. Anwar Ramli, M.Si
2. Zainal Ruma, SE.,M.Si
Benar adalah hasil karya sendiri, bebas dari unsur jiblakan/plagiat. Pernyataan
ini dibuat dalam keadaan sadar dan apabila dikemudian hari ditemukan
ketidakbenaran, maka saya bersedia dituntut di dalam/luar pengadilan dan
menanggung segala resiko yang diakibatkannya. Demikian surat pernyataan ini
saya buat sebagai tanggung jawab formal untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Makassar, November, 2016
Diketahui Oleh:
Ketua Prog. Studi Manajemen Yang Membuat Pernyataan,
Dr. Romansyah Sahabuddin, SE.,M.Si Nurul Mutmainnah
NIP. 19630715 198811 1 001 NIM. 1293140025
iv
v
MOTTO
“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya di pukul
ombak. Ia tidak saja berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak
itu”
( Marcus Aurelius)
“Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan
membuat mereka berbahagia di dunia ini, yaitu : seseorang orang untuk
dicintai, sesuatu untuk dilakukan, sesuatu untuk diharapkan” (Tom Bodett)
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini dari buah tangan penulis
Penulis persembahkan kepada Allah SWT yang selalu memudahkan dan
mengijabah tiap doa’Ku
Untuk diri sendiri sebagai hasil kerja keras
Kepada kedua orang tua sebagai motivator
Kepada teman-teman sebagai penghibur
Dan kepada semua pelajar yang mungkin akan membutuhka hasil tulisan ini
vi
ABSTRAK
Nurul Mutmainnah, 2016. “Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Efektifitas
Pengelolaan Kas Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai”.Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Di bimbing oleh Anwar Ramli
dan Zainal Ruma.
Penelitian dilakukan dengan metode statistik deskripsi. Metode ini
gunakan untuk perbandingkan oleh pihak-pihak unit pelaksana kerja demi
mengefektifkan tata kelola yang baik pada pengelolaan kas dilingkup kantor PT.
Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui sistem pengendalian intern atas
pengelolaan kas dalam menunjang efektitas pengelolaan kas pada PT.POS
indonesia (Persero) Cabang Sinjai. Serta untuk mengetahui apakah pengendalian
intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas pengelolaan kas,
maka dilakukan penelitian yang difokuskan pada efektifitas pengelolan kas
dilingkup PT.POS indonesia (Persero) Cabang Sinjai.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa pengaruh pengendalian
terhadap efektifitas pengelolaan kas dilingkup PT.POS indonesia (Persero)
Cabang Sinjai terlalu rendah atau tidak efektif. Hal ini dibuktikan dari tanggapan
responden dan berdasarkan perhitungan manual yang dilakukan oleh peneliti
diperoleh koefisien determinasinya, yaitu (R2) = 1,20%, artinya pengaruhnya yang
sangat kecil sehingga 98,74 % di pengaruh oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti di dalam skripsi ini.
Dengan dasar itulah penulis menyarankan supaya para unit pelaksana kerja
dilingkup kantor PT.Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai, dalam hal ini agar
lebih meningkatkan atau mengoptimalkan pengendalian intern agar menunjang
efektivitas pengelolaan kasnya secara efektif dan efisien.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah,
rahmat dan hidayah-Nya yang tiada terhingga, sehingga penulisan skripsi ini
dapat diselesaikan. Salam dan shalawat penulis kirimkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW sebagai penerang kalbu bagi setiap ummatnya. Salam pula
kepada para sahabat dan ummatnya yang senantiasa tetap istiqamah dijalanNya.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Skripsi ini terdiri dari lima bab
yang tersusun secara sistematis yaitu, Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka
dan Kerangka Pikir, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan
Pembahasan, Bab V Kesimpulan dan Saran.
Penulis menyadari bahwapenyusunan dan penulisan skripsi penuh
keterbatasan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran yang
konstrutif merupakan bagian yang tak terpisahkan serta senantiasa penulis
harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak sedikit
hambatan yang dialami, namun berkat adanya bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak, Alhamdulillah hambatan tersebut dapat diatasi. Untuk itu pula dalam
kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan penghargaan dan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
viii
1. Bapak Prof.Dr. Anwar Ramli, SE.,M.Si selaku pembimbing I yang telah
mengarahkan penulis dengan penuh ketekunan dan kesabaran dan Bapak
Zainal Ruma, SE.,M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing penulis
dengan arahan dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Romansyah Sahabuddin SE. M.Si, Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar sekaligus Peguji I dan bapak
Drs. Abd. Muis Dilla, M.Si penguji II yang telah memberikan banyak arahan
dan saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama
penulis duduk dibangku kuliah.
4. Bapak Pimpinan PT. Pos Indonesia (Persero) CabangSinjaibeserta staffnya
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk meneliti
diperusahaan yang dipimpinnya.
5. Bapak Prof. Dr. H. Husain Syam, M.T.P , Rektor Universitas Negeri Makassar.
6. Bapak Dr. H. Muhammad Azis, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Makssar.
7. Teristimewa penulis tujukan untuk Ayahanda tercinta (Alm) Lukman Abdullah
dan Ibunda tercinta Dra. Hj. Sukarni Mahdis, M.Si yang telah membesarkan,
mendidik, sabar memberikan bimbingan dan kasih sayang yang tiada hentinya
dan senantiasa mendoakan penulis agar sukses dalam studi dan menggapai cita-
cita.
8. Terkhusus penulis tujukan kepada keluarga besarku tercinta yang selama ini
memberikan dukungan moril dan materil, Tante-tanteku, Paman-pamanku,
ix
Adiktercinta Muhammad Fadel Abdullah Lukman dan Muhammad Fauzi
Abdullah Lukmanyang tiap hari memberikan motivasi dan support kepada
penulis, serta Seseorang yang telah penulis anggap sebagai kakak Praka Sahfan
memberikan dukungan dan materiil sampai sekarang ini.
9. Para sahabatku tercinta (Nayah, Nina, Niar, Mia, Idah, Miftah, Indah dan
Nhita) yang diberi julukan “CANTIKA”, yang telah banyak memberikan
bantuan serta semangat yang tiada hentinya serta teman-teman seangkatanku
terkhusus di konsentrasi Manajemen Keuangan dan “RESISTOR” UNM 2012
yang senantiasa menemani dalam suka maupun duka selama kuliah sampai
tahap penyelesaian tugas akhir.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis, karena keterbatasan tempat
sehingga tidak dapat dituliskan namanya, namun tidak mengurangi rasa terima
kasih penulis.
Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait,
dan semoga semua bantuan dan partisipasi yang diberikan bernilai ibadah di sisi
Allah SWT. Aamiin.
Makassar, Oktober 2016
Nurul Mutmainnah
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iv
MOTTO............................................................................................................ v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
D. Manfaat Hasil Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ......................... 5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 5
B. Kerangka Pikir ................................................................................ 40
C. Hipotesis ........................................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 41
A. Variabel dan Desain Penelitian ............................................................ 41
xi
B. Defenisi Operasional Dan Pengukuran Variebel ................................. 42
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 43
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 44
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 45
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 45
B. Pelaksanaan Pengendalian Intern Kas Pada PT.Pos Indonesia
(Persero) Cabang Sinjai ........................................................................ 46
C. Pengeloaan Kas Pada PT.Pos Indonesia (Persero) Cabang
Sinjai ..................................................................................................... 53
D. Analisi Pengaruh Pengendalian Intern atas Efektifitas Pengelolaan
Kas Pada PT.Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai........................... 58
E. Analisis Efektifitas Pengelolaan Kas Pada PT. Pos Indonesia
(Persero) Cabang Sinjai........................................................................ 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 62
A. Kesimpulan ........................................................................................... 62
B. Saran ..................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 6
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran.................................................................. 40
2. Flow Chart Pengelolaan Kas ................................................................ 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) ................................. 66
2. Flow Chat Bagian Loket ...................................................................... 67
3. Flow Chat Bagian Pengawas ................................................................ 68
4. Flow Chart Bagian Kasir ...................................................................... 69
5. Flow Chart Bagian Keuangan .............................................................. 70
6. Flow Chart Bagian Akuntansi .............................................................. 71
7. Lembar Pengajuan Judul Skripsi .......................................................... 72
8. Salinan Surat Persetujuan Judul dan Calon Pembimbing .................... 73
9. Salinan Surat Permintaan Izin Melaksanakan Pra Penelitian .............. 74
10. Salinan Surat Balasan Persetujuan Izin Penelitian Pra penelitian
PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai.......................................... 75
11. Salinan Surat Permintaan Izin Penelitian ............................................. 76
12. Salinan Surat Balasan Rekomendasi Izin Penelitian
Dari UPT P2T BKPMD Prov. Sul-Sel ................................................. 77
13. Salinan Surat Balasan Persetujuan Izin Penelitian Dari
PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai.......................................... 78
14. Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pos indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)
Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha
Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT Pos
Indonesia.Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995.Peraturan Pemerintah tersebut berisi
tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum
(perum) menjadi sebuah perusahaan (persero). Pos Indonesia memiliki
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang dicatatkan di Akta Notaris
Sutjipto, S. H. Nomor 117 pada tanggal 20 Juni 1995 yang juga telah
mengalami perubahan sebagaimana yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto,
S. H. Nomor 89 pada tanggal 21 September 1998 dan Nomor 111 pada
tanggal 28 Oktober 1998.
Dari Zaman kezaman perkembangan dunia usaha sekarang ini sangat
pesat . Hal ini ditandai dengan tajamnya persaingan dalam dunia usaha guna
mempertahankan dan meningkatkan usahanya. Dengan tajamnya persaingan
tesebut perusahan dituntut mampu menghadapi persaingan yang ada agar
dapat memperoleh laba yang maksimal. Pencapaian laba yang maksimal tidak
terlepas dari tehnik dan cara pengelolaan keuangan oleh manajemen terutama
pengelolaan kas yang baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku. Salah satu bentuk pengelolaan kas adalah pengendalian dan
2
pengawasan atas seluruh aktifitas kas dalam kegiatan operasional perusahaan.
Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh manajemen dari suatu
perusahan tergantung dari besar kecilnya atau tingkat kompeksitas dari
perusahan tersebut. Oleh karena itu dengan semakin kompleksnya aktivitas
perusaan, maka diperlukan suatu alat bantu bagi manajemen dalam
melaksanakan pengendalian tersebut. Salah satu alat bantu yang dimaksud
adalah sistim pengendalian interen atau lebih dikenal dengan istilah internal
control.
Pengendalian intern merupakan suatu tehnik pengawasan yaitu
pengawasan secara keseluruhan dari aktivitas perusahaan, baik mengenai
organisasi perusahaan maupun sistim yang digunakan untuk menjalankan
perusahaan tersebut dan tida terkecuali alat-alat yang digunakan oleh
perusahaan. Pengendalian intern tidak hanya memeriksa kebenaran angka-
angka dan melindungi harta kekayaan perusahaan dari segi pembukuan saja
tetapi juga memperhatikan struktur organisasi perusahaan, meningkatkan
efisiensi kerja dan menganalisis keberhasilan dari suatu kebijakan manajemen.
Oleh karena itu pengendalian intern harus dimonitor dan diefaluasi agar
manfaat dari pengendalian intern tersebut berdaya dan berhasil guna serta
dapat dipertanggungjawabkan.
Penerapan pengendalian intern pada suatu perusahaan dapat berjalan
dengan baik apabila pengendalian tersebut selalu berpedoman pada suatu
pengendalian intern yang baik sehat dimana pengendalian tersebut tidak
menjadi beban sehingga memperlambat pencapaian tujuan perusahaan tetapi
justru pengendalian tersebut harus menjadi alat bantu bagi manajemen dalam
3
rangka mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Dengan
demikian maka pengendalian adalah sifatnya menyeluruh terhadap semua
komponen yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Salah satu komponen penting dalam suatu perusahaan adalah kas
perusahaan. Selain itu kas juga merupakan suatu aktiva yang sangat vital
dalam menjalankan oprasiaonal perusahaan, disamping kas bersifat paling
likuid diantara aktiva-aktiva lainnya. Maka dari itu fokus pengendalian yang
paling diprioritaskanadalah pengendalianterhadap kas perusahaan.
Pengendalian ini dilakukan melalui dua bagian yaitu pengendalian intern atas
penerimaan kas dan pengendalian intern atas pengeluaran kas.
Pengendalian atas penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan
dengan memperhatikan dan mengamati serta menganalisis atas cass flow
perusahaan. Dari cass flow ini dapat diketahui bagaimana efektifitasnya atas
pengelolaan kas. Jika pengelolaan kas lebih baik atau melebihi dari cash
budget, maka sudah barang tentu dapat dikatakan bahwa pengelolaan kas
perusahaan sudah cukup baik. Apabila perusahaan belum menerapkan cass
flow maka sudah dapat dipastikan bahwa pengelolaan keuangan tersebut
belum efektif.
Berangkat dari pembahasan yang dipaparkan di atas, maka penulis
mencoba melakukan penelitian terhadap pengelolaan kas, efisien dan
efektifitasnya melalui suatu pendekatan pengawasan dan pengendalian intern.
Fokus penelitian yang penulis ambil tersebut dikarenakan obyek penelitian
yang penulis pilih adalah sesuatu badan usaha atau perusahaan yang jasa yang
4
kegiatan oprasionalnya akhir-akhir ini lebih banyak pada pengelolaan jasa
keuangan. Dengan demikian maka pengawasan dan pegendalian keuangan
harus mendapat perhatian yang lebih dari manajemen. Obyek penelitian yang
menjadi pemilihan penulis adalah perusahaan jasa PT POS indonesia (Persero)
dengan tema penelitian : “Analisis Sistem Pengendalian Intern Pada
Efektifitas Pengelolaam Kas Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang
Sinjai”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan sistem pengendalian intern pada efektifitas
pengelolaan kas pada PT.Pos (Persero) Cabang Sinjai?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mendapatkan gambaran tentang penerapan sistem pengendalian
intern pada efektifitas pengelolaan kas pada PT. Pos (Persero) Cabang
Sinjai.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi manajemen PT.POS Indonesia (Persero)
Cabang Sinjai dalam penglolaan kas yang baik melalui suatu sistem
pengendalian intern.
2. Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan yang dimiliki baik secara
teoritis maupun secara praktis.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Konsep dan Pengertian Kas
Kas merupakan aktiva lancar yang paling berharga bagi pusahaan karena
sifatnya yag likuid. Hampir semua transaksi bermula dan berakhir
kepenerimaan atau pengeluaran kas. Tanpa tersedianya kas yang memadai,
perusahaan akan mengalami kesulitan dan melakukan aktivitas sehari-hari.
Akibatnya kegiatan atau aktivitas perusahaan akan terhambat dan tujuan tidak
dapat tercapai.
1. Pengertian Kas
Kas adalah aktiva perusahaan yang selalu berputar kesegenap bagian
dalam tubuh perusahaan. Kas merupakan media pertukaran dan dasar untuk
mengukur perkiraan yang terdapat di dalam laporan keuangan karena kas
bersifat relevan, sederhana serta dipakai secara universal dalam menilai
perubahan modal dan pertukaran barang dan jasa.
Kas juga dimasukkan sebagai aktiva lancar karena kas memiliki tingkat
likuiditas yang tinggi, bahkan paling tinggi diantara semua aktiva perusahaan
yang ada. Oleh karena itu, di dalam mengelola kas harus diterapkan suatu
pengendalian yang baik atas kas, karena kas sering dijadikan alat untuk
melakukan penyelewengan dan kecurangan.Pengertian kas menurut ikatan
akuntansi indonesia(199 : 22) adalah sebagai berikut:
“kas terdiri dari saldo kas dan rekening giro. Setara kasadalah investasi yang
sifatnya sangat liquid berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan
6
kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan”.
Jadi dengan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa kas terdiri dari
uang tunai yang ada diperusahaan, baik yang ada didalam kas kecil maupun
dana-dana kas lainnya seperti penermaan uang tunai dan cek-cek yang belum
disetor ke bank serta item-item yang belum disetor ke bank serta item-item
lainnya yang dapat disamakan dengan kas, artinya dapat digunakan sebagai
alat tukar atau dapat diterima sebagai simpanan.
Pengertian kas menurut standar akuntansi keuangan (1996 - PSAK 9.2)
menyebutkan bahwa:kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sedangkan
pengertian kas menurut standar akuntansi keuangan(2002- PSAK 31.3)
menyebutkan bahwa kas adalah mata uang kertas dan logam, baik rupiah
maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
Pengertian kas adalah termasuk mata uang rupiah dan valuta asing yang
ditarik dari peredaran dan yang masih masa tenggang untuk pertukarannya ke
bank indonesia atau bank sentral negara yang bersangkutan.
Sementara itu, pengertiaan kas tersebut tidak termasuk emas batangan
yang diterbitkan untuk memperingati peristiwa nasional. Merupakan bentuk
kas yang sangat mudah disembunyikan dan mudah dipertukarkan
(transferable), jika hilang akan sulit untuk melacaknya. Karena faktor resiko
tinggi yang melekat pada kas tersbut, sehingga dibutuhkan tindakan-tindakan
pengendalian dan pengamanan yang baik.
7
2. Sifat Dan Komposisi Kas
Menurut Smith and Skousen (2002 : 267) sifat dan komposisi kas adalah
sebagai berikut:
"Untuk dilaporkan sebagai" cash ", sebuah itemmust menjadi mudah
evailable dan tidak dibatasi penggunaannya jauh dalam pembayaran
kewajiban saat ini. Item yang diklasifikasikan sebagai kas mencakup koin
dan mata uang di tangan terbatas dana yang tersedia pada deposito di bank,
yang sering disebut giro karena mereka dapat ditarik atas permintaan "
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa untuk dilaporkan sebagai “kas”,
harus siap tersedia untuk pembayaran kewajiban saat ini dan harus bebas dari
pembatasan kontrak yang membatasi penggunaannya untuk menyelesaikan
hutang. Kas terdiri dari uang logam uang kertas dana yang tersedia pada
simpanan pada bank cek dan giro bilyet.Kelancaran pembiayaan perusahaan,
terutama tergantung oleh ada tidaknya uang tunai. Uang tunai yang ada dalam
perusahaan harus tersedia dengan cukup.pada umumnya, setiap perusahaan
memiliki petty cash find atau dana kas kecil untuk mengetahui jumlah
pengeluaran sehari-hari.
Tujuan utama perusahaan dalam mengelolah kas pada dasarnya adalah
meminimalkan resiko perusahaan dalam keadaan insolvency, yaitu keadaan
perusahaan yang tidak mampu lagi membayar hutang-hutang tepat pada
waktunya. Dalam keadaan demikian, perusahaan secara teknis dapat dikatakan
bangkrut.
Jumlah kas yang berlebihan atau kurang, keduanya mempunyai akibat
negatif pada perusahaan. Kekurangan kas dapat mengakibatkan tidak
terbayarnya berbagai kewajiban, seperti hutang gaji dan hutang bank, hutang
8
dagang pada supplier, dan sebagainya. Jelas hal ini akan menurunkan
produktivitas kerja serta merugikan nama baik perusahaan di mata supplier,
sebaliknya kas yang berlebihan berarti menyerap dana modal kerja yang
langkah dan mahal,sehingga menaikkan beban tetap perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk mencapai tujuan dari manajemen
kas, harus didukung oleh berbagai faktor-faktor sebagai berikut:
1. Adanya anggaran kas yang dirancang dengan baik yaitu dengan
mengestimasi penerimaan dan pengeluaran kas untuk priode yang
akan atang.
2. Adanya pengelolaan atas penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Investasi yang terarah atas dana yang berlebihan .
4. Menjalin hubungan baik dengan bank.
5. Adanya pengendlian intern atas penerimaan dan pengeluran kas.
Alasan perlunya dilakukan pengelolaan dan pengendalian kas adalah
sebagai berikut:
1. Kas merupakan aktiva lancar yang mudah sekali disalah gunakan.
Pengendalian terhadp kas harus dibentuk atau diciptakan untuk
meyakinkan bahwa kas milik perusahaan tidak disalah gunakan untuk
kepentingan pribadi oleh seseorang yang ada sangkut pautnya dengan
perusahaan tersebut.
2. Jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan harus diatur secara
hati-hati sehingga tidak terjdi kelebihan atau kekurangan kas pada suatu
waktu. Pengeluaran kas secara harian, seperti pembayaran seluruh
9
keperluan dan jasa yang di perlukan atau dibeli oleh perusahaan dan
menyelesaikan seluruh kewajibannya jika jatuh tempo, mengharuskan
suatu dan kas yang memadai yang harus tetap di pertahankan untuk
kebutuhan perusahaan.
Sisi lain, kas bukan merupakan aktiva yang produktif artinya (dimiliki
tetapi tidak dapat memberikan pengembalian), sehingga tidak perlu memegang
uang dalam jumlah yang besar, yang melebihi jumlah yang dibutuhkan secara
harian dan suatu jumlah tertentu untuk berjaga-jaga. Kas yang lebih dari
jumlah yang dibutuhkan harus harus diinvestasikan dalam surat berharga yang
memberikan penghasilan/aktiva produktif lainnya.
B. Pengelolaan Penerimaan Dan Pengeluaran Kas
1. Penerimaan Kas
Menurut mulyadi (2001: 456), penerimaan kas terdiri dari jaringan
prosedur sebagai berikut:
a. Prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai.
b. Prosedur penerimaan kas dari piutang.
c. Prosedur penyetoran kas ke bank.
Sumber peneriman kas dalam perusahaan manufaktur berasal dari
penjualan tunai dan peneriman kas dari piutang. Dalam pengendalian intern
yang baik, setiap penerimaan kas harus disetor dalam jumlah penuh ke bank
pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya. Tidak diperkenankan
melakukan pengeluaran kas dari kas yang diterima dari berbagai sumber yang
atas nama perusahaan. Dengan demikian catatan penerimaan kas didalam
jurnal penerimaan kas dapat direkonsiliasi dengan catatn setoran ke bank
10
yang terdapat dalam rekening koran bank. Dengan kata lain, catatan kas
perusahaan dapat dicek ketelitian/keabsahannya dengan cara membandingkan
dengan catatan bank.
Prosedur yang dapat digunakan dalam pencatatan penerimaan kas
sebagai berikut:
a. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi penerimaan kas dan setiap
penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.
b. Diadakan pemisahan fungsi penerimaan kas dan fungsi pencatatan
kas.
c. Diadakan pengawasan ketat terhadap fungsi penerimaan kas, selain
itu setiap hari di buat laporan kas.
2. Pengeluaran Kas
Menurut mulyadi (2001 :515) pengeluaran kas terdiri dari jaringan
prosedur sebagai berikut:
a. Prosedur pembuatan bukti kas keluar.
b. Prosedur pembayaran kas.
c. Prosedur pencatatan pengeluaran kas.
Pengendalian intern yang baik mngharuskan setiap pengeluaran kas
dilakukan dengan cek. Untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil
dilakukan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan sistem
impres.pengeluaran kas dengan cek dapat menjamin diterimahnya pembayaran
tersebut oleh perusahaan yang berhak menerimanya dan memungkinkan
dilibatkannya pihak ketiga (dalam hal ini bank) untuk ikut serta mengawasi
11
pengeluaran kas. Dengan demikian, sistem pengeleluaran kas ini hanya akan
menyangkut pengeluaran kas dengan cek saja, sedangkan kas yang tidak dapat
dilakukan dengan cek diatur dlam sistem kas kecil. Prosedur pengawasan yang
penting adalah:
a. Semua pengeluaran kas menggunakan cek, kecuali untuk
pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dengan kas kecil.
b. Dibentuk kas kecil yang diawasi ketat.
c. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti
(dokumen) yang lengkap.
d. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.
e. Diharuskan membuat laporan kas harian.
3. Efektivitas Pengelolaan Kas
Pengertian evektivitas menurut Arens and Loebbecke (2007:792) adalah
sebagai berikut:
Efektifitas mengacu pada sumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut".Definisi di atas menerangkan bahwa evektivitas menunjukan
sumberdaya yang digunakan untuk mencapai tujuannya.
Sedangkan menurut Komaruddin (2004:269) efektifitas diuraikan sebagai
berikut:
“Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan
(atau kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan yang dimaksud dengan
pengelolaan kas adalah memaksimalakan uang yang tersedia dan
pendapatan bunga yang menganngur dan termasuk pencegahan terhadap
kesalahan pada perkiraan kas, merupakan langkah awal yang baik untuk
12
mencegah kesalaha yang terjadi dalam mengelola kas serta pada perkiraan-perkiraan lainnya.
Pimpinan perusahaan dihadapkan pada realita keterbatasan untuk dapat
memonitor suatu kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya. Oleh karena itu
dibuhtukan suatu pengendalian intern sebagai alat bantu pimpinan perusahaan
dalam memastikan tercapainya sasaran dan tujuan perusahaan.
Pengendalian intern yang baik diperoleh dari suatu struktur yang
terkoordinasi, yang berguna bagi pimpinan perusahaan untuk menyusun
laporan keuangan yang lebih teliti, mencegah kecurangan-kecurangan dalam
perusahaan serta mengamankan kekayaan perusahaan.
C. Pengertian Efektivitas
Banyak pengertian yang diberikan para ahli mengenai evektifitas. Untuk
memperjelas pengertian tersebut, penulis akan memberikan beberapa
pengertian dari efektivitas.
Pengertian efektivitas menurut Arens and Loebbecke (2007:792) adalah
efektivitas mengacu pada sumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut.
Menurut Komaruddin (2004:269) efektivitas adalah suatu keadaan yang
menunjukan tingkat keberhasilan (atau kegagalan) kegiatan manajemen
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
D. Konsep Pengendalian Intern
Pengertian pengendalian intern dalam arti luas dapat dibagi menjadi dua
yaitu pengendalian administratif dan pengendalian akutansi. Pengendalian
13
administratif meliputi rencana organisasi serta semua cara dan prosedur-
prosedur yang berhubungan dengan efisiensi usaha dan ketaatan terhadap
kebijakan pimpinan perusahaan. Pengendalian akutansi meliputi rencana
organisasi dan semua cara dan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan
pengamanan harta milik perusahaan serta dapat dipercayanya laporan
keuangan.
Pengendalian intern merupakan serangkaian kegiatan pemantauan,
pengawasan, dan tindak lanjut yang dilakukan untuk menjamin pelaksanaan
pembangunan yang direncanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
ditetapkan dan memastikan bahwa dana yang digunakan sesuai dengan tujuan
prongram dalam hal ini usaha sistematik manajemen untuk mencapai tujuan.
Pada perusahaan yang mempunyai ruang lingkup usaha yang cukup
besar, seorang pimpinan tidak akan mampu menangani setiap operasi
perusahaan secara langsung. Keterbatasan ini menuntut suatu perusahaan
untuk memiliki struktur pengendalian internal. Perlindungan dan pengawasan
yang dilakukan oleh struktur pengendalian internal yang memadai dapat
mengurangi terjadinya penyelewengan baik itu yang bersifat administratif
maupun yang bersifat fisik kalaupun terjadi, hal ini dapat diketahui dan
diatasi dengan cepat oleh manajemen.
Menurut Usry and Hammer pengendalian adalah manajemen upaya
sistematis untuk mencapai objetive dengan membandingkan kinerja dengan
rencana dan mengambil yang sesuai untuk memperbaiki perbedaan penting.
Menurut Horngren (2004:8) pengendalian adalah suatu tindakan yang
14
mengimplementasikan keputusan perencanaan dan kinerja yang menyediakan
feedbcak hasilnya. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa pengendalian
merupakan suatu tindakan yang mempengaruhi keputusan perencanaan dan
evaluasi pelaksanaan.
Dengan demikian, pengendalian sebagai suatu proses diperlukan oleh
seluruh aktivitas dalam suatu organisasi. Pengendalian merupakan kegiatan
membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan yang seharusnya atau yang
direncanakan. Fungsi pengendalian disini untuk mengukur, mengevaluasi,
dan mengusahakan agar setiap pelakasanaan tindakan berjalan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, selain itu
juga untuk mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
1. Pengertian Pengendalian Intern
Pengendalian intern dapat dilihat dari arti sempit dan arti luas. Arti
sempit merupakan arti dari pengenalian intern yang mula-mula dikenal
sebagai intrn check, yaitu pengecekan penjumlahan baik penjumlahan
mendatar (cross footing) maupun penjumlahan menurun (footing) dilakukan
oleh dua orang atau lebih yang bekerja secara independen dengan tujuan
untuk memperoleh kebenaran angka. Dalam arti luas, pengendalian intern
tidak hanya meliputi pengecekan penjumlahan, tetapi meliputi semua alat
yang dugunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan.
Pengendalian intern sangat penting dalam perkembangan operasi
perusahaan, karena masalah-masalah yang timbul sangat kompleks. Dengan
demikian, diperlukan suatu pengendalian internal yang baik dan memadai.
15
Sesuai dengan perkembangan zaman dan juga perkembangan dunia usaha,
istilah pengendalian internal pun mengalami perkembangan tidak hanya
untuk mengawasi kecermatan dan pembukaan, tetepi mempunyai arti luas
yaitu meliputi seluruh organisasi perusahaan.
Pengertian pengendalian intern yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (2001:319.2) pengendalian intern adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel lain entitas yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan tujuan berikut ini :
a. keandalan pelaporan keuangan,
b. efektivitas dan efisiensi operasi, dan
c. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Defenisi internal controlmenurut Statement on Auditing Standart (SAS
No.78:I) yang dikutip dari buku Strawser (2001:5-3) pengendalian internal
adalah proses dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan
personil yang dirancang lain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan dalam kategori berikut;
a. Reliabilitasnya dari roporting keuangan;
b. Efektivitas dan efisiensi operasi, dan;
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Dari defenisi mengenai pengendalian intern di atas terdapat beberapa konsep
dasar menurut Mulyadi (2002:180) sebagai berikut:
a. Pengendalian internal merupakan sistem yang terdiri dari kebijakan-
kebijakan dan prosedur-prosedur yang spesifik.
16
b. Dalam pengendalian intern terdapat tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
c. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai suatu
tujuan tertentu, bukan merupakan tujuan itu sendiri.
d. Pengendalian intern dijalankan oleh setiap tindakan organisasi, bukan
hanya pedoman, prosedur dan kebijakan perusahaan saja.
e. Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan yang mutlak bagi manajemen dan dewan
komisaris suatu entitas.
2. Pengendalian Intern Kas
Secara umum pengendalian intern kas menolak adanya campur tangan
terhadap catatan akutansi oleh mereka yang menangani kas. Hal ini
mengurangi kemungkinan terjadinya ayat jurnal yang tidak wajar untuk
meyembunyikan penyalahgunaan penerimaan dan pengeluaran kas.
Pengendalian intern kas juga mensyaratkan adanya pemisahan fungsi antara
penerimaan dan pengeluaran kas. Karena sifatnya yang mudah untuk
dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya, maka kas sangat
mudah digelapkan. Oleh karena itu, perlu diadakan pengawasan yang ketat
terhadap kas. Pada umumnya suatu pengendalian intern kas akan memisahkan
fungsi penyimpanan dan pencatatan kas untuk meminimalisasi
penyalagunaan kas.
Intern suatu perusahaan berbeda dengan perusahan yang lain, karena
bentuk dan jenis perusahaan berbeda-beda. Pengendalian intern terhadap kas
dibagi menjadi dua yaitu pengendalian intern atas penerimaan kas dan
pengendalian intern atas pengeluaran kas. Dengan adanya pengendalian intern
yang memadai, perusahaan dapat mengurangi peluang-peluang untuk
pencurian., kehilangan dan kesalahan yang tidak disengaja dalam akutansi
dan pengendalian kas. Namun, pengendalian intern yang baik tidak dapat
17
menghilangkan semua tindakan penyalahgunaan dan kekeliruan, hanya dapat
mengurangi.
Kas pos yang paling penting dalam neraca, karena berlaku sebagai alat
tukar dalam perekonomian kita. Hampir semua transaksi perusahaan
berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dan terlibat
dengan perkiraan kas. Kas juga menjadi begitu penting karena setiap
perusahaan harus dapat mempertahankan posisi likuiditas yang memadai,
dimana mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk
membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar perusahaan dapat terus
beroprasi.
Adapun tujuan dari pengendalian intern kas menurut Arens and
Loebbecke (2000:700) adalah untuk mencegah terjadinya hal-hal berikut:
a. Kegagalan untuk tagihan pelanggan,
b. Bitting pelanggan di lowerprice daripada disebut oleh kebijakan
perusahaan;
c. Sebuah penyalahgunaan kewajiban kas oleh intersepsi penerimaan
kas dari pelanggan sebelum mereka direkam dengan akun die
berubah dari sebagai utang tidur;
d. Duplikat pembayaran dari faktur penjual;
e. Pembayaran yang tidak wajar dari petugas kepegawaian
pengeluaran;
f. Pembayaran untuk bahan baku yang tidak diterima;
18
g. Pembayaran kepada karyawan selama berjam-jam lebih bahwa ia
bekerja;
h. Pembayaran bunga kepada pihak terkait untuk jumlah lebih dari
tarif.
Adapun tujuan dari pengendalian intern kas yang dikemukakan oleh
Wilson and Camppbell (2001:457) adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan yang tepat sehingga diperlukan yang berada di tangan
untuk memenuhi kebutuhan bisnis jangka pendek dan jangka
panjang;
b. Utilitas efektif pada atau setiap saat dana copany;
c. Pembentukan akuntabilitas untuk penerimaan kas dan perlindungan
yang memadai sampai uang tempat di penyimpanan tersebut;
d. Pemeliharaan saldo bank yang memadai, dimana tepat, untuk
mendukung proper hubungan bank umum;
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pengendalian intern kas adalah :
a. Penyediaan kas yang cukup untuk operasi normal perusahaan baik
untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang;
b. Untuk memastikan bahwa pengeluaran kas hanya untuk tujuan-
tujuan yang diotorisasi;
c. Tanggungjawab independen untuk penerimaan kas dan memberi
perlindungan sampai dana disimpan;
d. Menyelenggarakan pencatatan yang cukup;
e. Menggunakan dana perusahaan secara efektif pada setiap waktu;
19
f. Untuk melindungi saldo kas dari pencurian atau penyelewengan;
g. Memelihara saldo bank yang memadai untuk menjaga hubungan
dengan bank komersial.
3. Tujuan Pengendalian Intern
Untuk menciptakan pengendalian akutansi yang baik, diperlukan
pengendalian akutansi meliputi rencana organisasi serta prosedur dan catatan
keuangan yang disusun untuk meyakinkan bahwa:
a. Transaksi dilakukan sesuai dengan persetujuan pimpinan;
b. Transaksi dicatat dengan benar dan layak sehingga memungkinkan
dibuatnya ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip akutansi dan
kriteria lain yang sesuai;
c. Jumlah aktiva atau harta perusahaan yang ada dalam catatan
perusahaan dicocokkan dengan harta yang ada pada waktu tersebut
dan mengambil tindakan yang sewajarnya jika terjadi perbedaan.
Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke (2000:224-226)
mengatakan bahwa dalam merancang pengendalian secara khusus manajemen
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk menyediakan data realiable;
b. Untuk menjaga assest dan rekaman;
c. Untuk Promate efisiensi operasional;
d. Untuk mendorong ketaatan terhadap kebijakan yang ditentukan;
Pengendalian intern mempunyai tujuan untuk mendapatkan data tepat
dan dapat dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan, dan
20
meningkatkan efektivitas dari seluruh anggota perusahaan sehingga
perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Arens dan Loebbecke (2003:271) mengemukakan tujuan
pengendalian intern sebagai berikut manajemen biasanya memiliki tiga
concrern berikut, atau tujuan setrika, desingning sebuah sistem kontrol:
a. Reliabilitasnya pelaporan keuangan
b. Efisiensi dan efektivitas operasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku "
Pengendalian internal dikatakan memadai bila dapat mencapai tujuan
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Keadaan laporan keuangan
Manajemen bertanggungjawab dalam menyiapkan laporan
keuangan. Manajemen mempunyai kewajiban hukum dan
profesional untuk menjamin bahwa informasi telah disiapkan
sesuai dengan standar pelaporan, misalnya prinsip akutansi yang
berterima umum.
b. Efisiensi dan efektivitas dari operasional
Pengendalian dalam sebuah organisasi adalah alat untuk mencegah
pemborosan atau kegiatan yang tidak perlu dalam segala aspek
usaha perusahaan. Bagian penting dari efektivitas dan efisiensi
adalah untuk pengamanan aktiva dan catatan akutansi.
21
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Semua perusahaan harus taat terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku atau yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa
diantaranya tidak berkaitan langsung dengan akutansi, misalnya
hukum perlindungan lingkungan dan hak-hak buruh atau pekerja.
Sedangkan yang berkaitan langsung dengan akutansi adalah aturan
perpajakan.
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa pengendalian internal
mempunyai pengertian yang luas yang tidak hanya mencakup masalah
akutansi saja, tetapi juga mencakup segala aspek manejerial sehubungan
dengan pengelolaan perusahaan. Pengendalian internal bukan merupakan
suatu bagian yang berdiri sendiri didalam perusahaan melainkan suatu sistem
yang berfungsi sebagai alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan pengendalian intern yang lebih spesufik dikemukakan
oleh Arens and Loebbecke (2007:153) adalah untuk menjamin adanya hal-hal
sebagai berikut:
a. Authorty
Semua transaksi material harus disetujui oleh otoritas higer
b. .Kelengkapan
Semua transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar-benar
telah dimasukkan;
c. Ketepatan
Keakuratan informasi untuk transaksi akuntansi
22
d. Klasifikasi
Contoh misclassifications untuk penjualan termasuk penjualan tunai
sebagai sales kredit, merekam penjualan operasi aset tetap sebagai
pendapatan;
e. Extience
Transaksi yang tercatat telah benar-benar terjadi;
f. Pemilihan waktu
Sebuah kesalahan waktu terjadi jika transaksi tidak recordedon
tanggal transaksi mengambil tempat;
g. Posting dan Summarization
The accuaracy dari transfer informasi dari transaksi recordedon
dalam jurnal catatan subsidi dan buku besar
Adapun tujuan pengendalian intern menurut Arens yang disadur oleh
Amir Abadi Yusuf (2003:306) adalah sebagai berikut:
a. Transaksi yang dicatat adalah absah (keabsahan)
Struktur pengendalian internal tidak boleh memungkin dimasukannya
transaksi fiktif atau transaksi yang tidak ada dalam jurnal atas catatan
akutansi lain;
b. Transaksi di otorisasi dengan pantas (otorisasi)
Jika terdapat transaksi yang tidak dapat diotorisasi dapat
menyebabkan transaksi yang curang dan akan berdampak pula
terhadap pemborosan dan pengrusakan aktiva perusahaan;
23
c. Transaksi yang terjadi telah dicatat (kelengkapan)
Prosedur yang ada harus dapat mencegah penghilangan transaksi ke
dalam catatan;
d. Transaksi dinilai dengan pantas (penilaian)
Pengendalian intern yang memadai mencakup prosedur untuk
menghindari kekeliruan dalam perhitungan dan pencatatan jumlah
transaksi diberbagai tahap dalam proses pencatatan;
e. Transaksi diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi)
Klasifikasi perkiraan yang pantas sesuai dengan bagaimana perkiraan
yang dibuat dalam jurnal, jika laporan keuangan ingin dikatakan wajar
klasifikasi juga mencakup kategori seperti divisi dan produk;
f. Transaksi dicatat pada waktu yang sesuai (tepat waktu)
Pencatatan transaksi baik sebelum atau sesudah waktu terjadinya,
memperbesar kemungkinan transaksi tidak dicatat atau dicatat dalam
jumlah tidak pantas. Jika terjadi pencatatan terlebih dahulu atau
terlambat pada akhir periode laporan keuangan akan menjadi salah
saji;
g. Transaksi dimasukkan ke berkas induk dengan pantas dan
diikhtisarakan dengan benar (posting dan pengikhtisaraan) .
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok dari
pengendalian intern menurut La Midjan (2009:45-46) adalah sebagai berikut:
a. Mengamankan harta perusahaan
Harta perusahaan perlu diamankan dari segala kemungkinan yang
akan merugikan perusahaan berupa pencurian, penyelewengan,
24
kecurangan dan lain-lain, baik secara fisik maupun secara
administratif;
b. Menguji ketelitian dan kebenaran data akutansi perusahaan
Menjaga agar data dan iformasi bebas dari kesalahan dan
menyediakan hasil yang konsisten bila memproses data yang serupa,
sehingga pihak manajemen mempunyai informasi yang tepat dalam
setiap pengambilan keputusan;
c. Mendorong efisiensi
Dengan digunakan berbagai metode dan prosedur-prosedur untuk
mengendalikan biaya yaitu dengan menyusun budget, biaya standar
akan menjadi alat yang efektif untuk mengendalikan biaya dengan
tujuan akhir menciptkan efisiensi;
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan
kebijakan dan prosedur. Pengendalian intern ditujukan untuk
memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen
dipatuhi oleh karyawan perusahan.
Dari pengertian pengendalian dan uraian di atas, jelaslah bahwa tujuan
pengendalian intern adalah untuk menciptakan laporan keuangan yang dapat
dipercaya, menghasilkan efisiensi dan keefektifan dalam operasinal dan dapat
diterapkannya peraturan-peraturan dan hukum yang berlaku secara konsisten
guna menjaga harta harta kekayaan perusahaan, untuk menciptakan ketelitian
dan kaeandalan data akutansi, untuk mendorong efesiensi guna mencengah
duplikasi usaha yang tidak perlu dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan
25
untuk mencengah penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien dan
efektif. Sehingga dapat dipatuhinya segala kebijakan yang telah ditetapkan
oleh manajemen.
Hal ini tidak terlepas dan keterbatasan pengendalian intern dalam sumber
daya manusia dan biaya saja, melainkan juga disebabkan oleh mentalitas dari
manusia. Oleh karena itu perlu untuk melakukan studi terhadap sesuatu hal
yang pantas dan mengevaluasi pengendalian intern yang ada yang merupakan
dasar untuk menetapkan kepercayaan dan mendeterminasikan tingkat
pengujian yang diakibatkan oleh prosedur-prosedur yang terbatas.
Terdapat kesulitan-kesulitan dalam mencapai sasaran-sasaran
pengendalian intern sepenuhnya. Kesulitan pertama disebabkan oleh
kompleksitas dan perubahan cepat yang duhadapi perusahaan. Perusahaan
dihujani dengan aturan-aturan perpajakan yang membingungkan dan berubah-
ubah, teknologi baru, tindakan pesaing dan sebagainya. Kompleksitas dan
perubahan-perubahan seperti ini mempengaruhi tolak ukur yang menjadi
dasar kegiatan pengendalian. Kesulitan kedua adalah serangkaian resiko yang
dihadapi pengendalian intern dan perusahaan. Sebagai contoh, data mungkin
saja diakses oleh orang yang tidak berhak. Kesulitan ketiga, ada kaitannya
dengan kesulitan yang pertama, menyangkut pemanfaatan teknologi
komputer dalam struktur pengendalian. Kesulitan keempat bersumber pada
faktor manusia, karena sasaran pengendalian dicapai melalui manusia sebagai
contoh, karyawan mungkin tidak memenuhi prosedur secara konsisten.
Kesulitan terakhir berkaitan dengan biaya pengendalian. Misalnya, kapan
26
perusahaan tidak lagi memperbesar usaha pengendalian, yang tentu saja
biayanya mahal.
Perusahaan juga dihadapkan pada berbagai resiko. Resiko tertentu
misalnya dijumpai sebagai akibat persaingan dipasar. Menurut La Midjan
(1999:155-160) beberapa diantara resiko yang berkaitan dengan sistem yang
dihadapi perusahaan, selain resiko yang disebabkan oleh buruknya
pengambilan keputusan dan tidak efisiennya operasi, adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan yang tidak disengaja
Kesalahan dapat terjadi pada data masukan, seperti nama atau nomor
pelanggan. Atau kesalahan dapat terjadi selama pemrosesan, seperti
bila karyawan salah mengalikan jumlah yang dipesan dengan harga
perunit kesalahan seperti ini dapat merusak akurasi dan keandalan
arsip dan keluaran perusahaan. Kesalahan yang tidak disengaja
seringkali terjadi karena karyawan kurang terlatih atau kurang daiwasi,
atau mereka menjadi lelah dan letih.
b. Kesalahan yang disengaja
Kesalahan ini meliputi penipuan, tindakan pengelabuan untuk
menutupi perbuatan melanggar hukum atau ketidakjujuran. Misalnya,
karyawan yang menambah jumlah nilai yang tertulis di cek yang
diterima pelanggan.
c. Kehilangan aset secara tidak sengaja
Aset yang hilang atau salah letak karena ketidaksengajaan. Asset yang
hilang dapat berupah asset fisik maupun data. Misalnya barang
dagangan yang baru saja diterima diletakkan di rak yang slah dalam
27
gudang, sehingga tidak dapat ditemukan oleh karyawan gudang pasar
saata akan diambil.
d. Pencurian asset
Asset perusahaan dapat dicuri oleh orang luar atau disalgunakan oleh
karyawan yang dipercaya mengurusinya. Misalnya, seorang karyawan
bagian produksi yang membawa pulang perkakas tertentu.
e. Pelanggaran keamanan
Orang yang tidak berhak mungkin saja memperoleh akses ke arsip data
atau asset perusahaan lainnya. Misalnya, seorang karyawan mungkin
mengintip laporan gaji yang disimpan dalam laci arsip yang tidak
terkunci.
f. Tindak kekerasan dan bencana alam
Tindak kekerasan tertentu dapat menyebabkan kerugian pada asset
perusahaan, termasuk data. Jika hal in cukup serius dapat
menghentikan operasi bisnis bahkan menjerumuskan perusahaan ke
arah kebangkrutan.
E. Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Suatu sistem terdiri dari sub-sub sistem atau unsur pembentuk sistem
yang saling berhubungan dan saling ketergantungan dan bahkan mungkin saja
dapat mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Begitu juga suatu
pengendalian internal yang memadai harus terdiri dari unsur-unsur yang
membentuk pengendalian internal tersebut.
Unsur pengendalian intern menurut Arens and Loebbecke (2000:292)
adalah sebagai berikut:
28
a. The environmet control.
b. Penilaian risiko;
c. kegiatan pengendalian;
d. Informasi dan berkomunikasi;
e. pemantauan "
Unsur pengendalian internal terdiri dari lima unsur menurut Mulyadi
(2002:183-195), yaitu:
a. Lingkungan pengendalian
b. Penaksiran resiko
c. Informasi dan komunikasi
d. Aktivitas pengendalian
e. Pemantauan.
Unsur-unsur pengendalian internal tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian
dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi
tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan
untuk semua unsur pengendalian internal, yang membentuk disiplin dan
struktur.
Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu
entitas antara lain:
a) Nilai integritas dan etika
b) Komitmen terhadap kompentensi
c) Dewan komisaris dan komite audit
d) Filosofi dan gaya operasi manajemen
29
e) Struktur organisasi
f) Pembangian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
g) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Dalam standar pekerjaan lapangan kedua, auditor harus memperoleh
pemahaman atas lingkungan pengendalian yang mempunyai dampak besar
terhadap keseriusan pengendalian internal yang diterapkan didalam entitas.
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik
dan manejer entitas mengenei pentingnya pengendalian internal entitas.
Efektivitas informasi dan komunikasi serta aktivitas pengendalian sangat
ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan oleh lingkungan pengendalian.
b. Penaksiran Resiko
Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi,
analisis dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan
laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akutansi berterima umum.
Penaksiran ririko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah
penaksiran resiko yang terkandung dalam aserasi tertentu dalam laporan
keuangan dan desain dan implementasi aktivitas pengendalian yang
ditunukan untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkat minum, dengan
mempertimbangkan biaya dan manfaat.
Penaksiran resiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus
terhadap risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti:
a) Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akutansi
yang belum pernah dikenal.
30
b) Perubahan standar akutansi.
c) Hukum dan peraturan baru.
Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang
digunakan untuk pengolahan informasi. Pertumbuhan pesat entitas yang
menuntut perubahan fungsi pengolahan dan pelaporan informasi dan personel
yang terlibat didalam fungsi tersebut.
c. Informasi dan Komunikasi
Sistem akutansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit,
menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaoprkan transaksisuatu
entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang
entitas tersebut. Transaksi terdiri dari pertukaran aktiva dan jasa antar entitas
dengan pihak luar, dan transfer atau penggunaan aktiva dan jasa dalam
entitas.
Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan
dengan sistem akutansi adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan cara
yang mencengah salah saji dalam asersimanajemen dalam laporan keuangan.
Oleh karena itu, sistem akutansi yang efektif dapat memberikan keyakinan
memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah:
a) Sah
b) Telah diotorisasi
c) Telah dicatat
d) Telah dinilai secara wajar
e) Telah digolongkan secara wajar
31
d. Telah dicatat dalam periode yang seharusny.
Telah dimasukan kedalam buku pembantu dan telah diringkas dengan
benar. Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel
yang terlibat dalam pelaopran keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka
berkaitan dengan pekerjaan orang lain. Baik yang berada didalam maupun di
luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelopran penyimpangan
kepada pihak yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman
akutansi dan pelaporan keuangan, daftar akun dan memo juga merupakan
bagian dari komonen informasi dan komunikasi dalam struktur pengendalian
internal.
e. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk
memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen
dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa
tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam
pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam
tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi organisasi.
f. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur
pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh
personel yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap
desain maupun pengendalian pengoprasian pengendalian, pada waktu yang
tepat, untuk menentukan apakah struktur pengendalian internal beroprasi
sebagaimana yang diharapkan, dan untuk menentukan apakah struktur
32
pengendalian internal tersebut telah memerlukan perubahan karena terjadinya
perubahan keadaan.
F. Prinsip-Prinsip Pengendalian Intern
Untuk mendapatkan suatu pengendalian intern yang baik, menurut
Bambang Hartadi (1999:9) harus diperhatikan prinsip-prinsip yang ada dalam
suatu pengendalian pada perusahaan, yaitu:
1. Pengawai yang berkualitas dan dapat dipercaya
Masing-masing pengawai ini tentu diberi tanggungjawab yang sesuai
dengan kecakapannya, pengalamannya, dan kejujurannya.
2. Pemisahan wewenang
Struktur organisasi harus disusun dengan baik dan jelas sehingga disatu
pihak tenanga kerja dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya, tapi
dilain pihak sekaligus terdapat pembangian tugas untuk maksud
pengendalian intern.
3. Pengawasan
Hasil pekerjaan masing-masing karyawan harus diawasi dan dinilai oleh
masing-masing atasannya yang bertanggungjawab atas hasil pekerjaan
bawahan atau karyawannya.
4. Penetapan tanggungjawab perseorangan
Dalam penetapan tanggungjawab mengenai suatu tugas dapat diikuti
pelaksanaanya sehingga menghubungkan hasil pelaksanaan tersebut
dengan tanggungjawab masing-masing.
33
5. Pencatatan yang seksama dengan segera
Semua transaksi baik extern maupun intern yang mempunyai akibat
ekonomis, harus segera dicatat dalam dokumen dasar (formulir) yang
sudah disediakan, pencatatan yang dilakukan harus lengkap, hal ini
diperkuat dengan menggunakan formulir yang diberi nomor unit tercetak,
dan disimpan dalam urutan yang baik, karena dengan adanya nomor unit
tersebut jika dokumen hilang atau dicuri dapat segera diketahui.
6. Penjagaan fisik
Dengan adanya penjagaan secara fisik misalnya kas register, lemari besi
yang terkunci, dan lain-lain maka kerugian-kerugian karena kecurangan-
kecurangan akan banyak berkurang.
7. Pemeriksaan oleh petugas yang bebas dari tugas rutin
Secara periodik sistem administrasi haruslah diteliti kembali oleh suatu
bangian yang bebas dari pekerjaan rutin dalam perusahaan. Secara
umum, dapat dikatakan bahwa pengendalian intern yang baik adalah jika
tidak seorangpun berada dalam kedudukan yang memungkinkan dapat
membuat kesalahan-kesalahan dan meneruskan tindakan-tindakan yang
tidak diinginkan tanpa diketahui dalam waktu yang lama.
G. Keterbatasan Pengendalian Intern
Pengendalian internal setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan. Oleh
karena itu, pengendalian internal hanya memberikan keyakinan memadai,
bukan mutlak, kepada manajemen dan deawan komisaris tentang pencapaian
tujuan entitas. Keterbatasan pengendalian intern menurut Boyntonand Kell
(1996:256) adalah sebagai berikut:
34
1. Kesalahan dalam Penghakiman
Kadang-kadang, manajemen dan personel lain dapat melaksanakan penilaian
yang buruk dalam pengambilan keputusan bisnis atau dalam melaksanakan
tugas rutin karena informasi yang memadai, constrants waktu, atau tekanan
lainnya.
2. Kerusakan
Dalam controls didirikan mungkin terjadi karena pribadi mungkin bisa salah
paham instruksi atau membuat kesalahan karena kecerobohan, gangguan, atau
kelelahan. Perubahan sementara atau permanen dalam pribadi atau dalam
sistem atau prosedur juga dapat cantributes terhadap kerusakan”.
3. Kongkalikong
Individu bertindak bersama-sama karyawan seperti yang perfroms kontrol
inportant bertindak dengan karyawan lain, pelnggan, atau pemasok mungkin
dapat memperbuat dan mengendalikan ketidakteraturan sehingga prevet itu
pembelotan oleh struture pengendalian internal.
4. Manajemen overside
Manajemen bisa lebih aturan yang ditentukan kebijakan atau prosedur untuk
tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi atau ditingkatkan penyajian
candition keuangan suatu entitas atau status kepatuhan. Praktek Overside
termasuk membuat kekeliruan yang disengaja untuk auditor dan lainnya
seperti oleh issuemg membuat dokumen untuk mendukung pencatatan
transaksi penjualan fiktif”.
35
5. Biaya dibandingkan manfaat
Biaya struktur pengendalian intern suatu entitas tidak boleh exeed yang
benefist yang diharapkan akan terjadi, karena pengukuran tepat dari biaya dan
benefist biasanya tidak mungkin, manajemen harus membuat kedua perkiraan
kuantitatif dan penilaian dalam mengevaluasi hubungan biaya-manfaat.
Keterbatasan bawaan yang melekat pada setiap pengendalian internal
menurut Mulyadi (2000:181) :
1. Kesalahan dalam pertimbangan
2. Gangguan
3. Kolusi
4. Pengabaian oleh Manajemen
5. Biaya lawan Manfaat
Untuk dapat memahami bawaan tersebut, dibawah ini akan dijelaskan
dari masing-masing keterbatasan tersebut :
1. Kesalahan dalam pertimbangan
Seringkali, manajemen personel lain dapat salah dalam
mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam
melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi,
keterbatasan waktu, atau tekanan lain.
2. Ganguan
Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan
karena kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang
36
bersifat sementara atau permainan dalam personel atau dalam sistem dan
prosedur dapat pula mangakibtkan gangguan.
3. Kolusi
Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut
dengan kolusi (collusion). Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya
pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas
dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya
kecurangan oleh struktur pengendalian internal yang dirancang.
4. Pengabaian oleh manajemen
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah
ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi
manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan
semu. Contohnya adalah manajemen melaporkan laba yang lebih tinggi
dari jumlah sebenarnya untuk mendapatkan bonus lebih tinggi bagi
dirinya atau untuk menutupi ketidakpatuhannya terhadap peraturan
perundangan yang berlaku.
5. Biaya lawan manfaat
Biaya yang diperlukan untuk memoperasikan struktur pengendalian
internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian
internal tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun
manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus
memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif
37
dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu struktur pengendalian
internal.
H. Manfaat Pegendalian Intern Bagi Manajemen
Semakin luas daerah lingkup perusahaan mengakibatkan manajemen
tidak dapat melakukan pengawasan secara langsung atau secara pribadi
terhadap jalannya operasi perusahaan. Sedangkan tanggungjawab yang utama
ntuk menjaga keamanan hak milik perusahaan dan untuk mencegah terjadinya
kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan terletak ditangan
manajemen.
Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya
pengendalian intern termasuk sistem pelaporan yang baik adalah sangat
diperlukan, menyerahkan dan mendelegasikan tanggungjawab dengan tepat.
Beberapa peran penting pengendalian intern dalam perusahaan yaitu:
1. Tidak mungkin lagi bagi manajemen malakukan kegiatan transaksi
sampai pada tahap penyelesaian secara sendiri, sehingga dapat
mengurangi terjadinya pencurian;
2. Dengan adanya penyerahan tugas dan wewenang akan menimbulkan
pertanggungjawaban, pengendalian dapat dipakai sebagai ukuran
untuk menilai kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
manajemen;
3. Dengan pengendalian intern, maka kegiatan dapat dikordinasikan dan
harta perusahaan dapat dilindungi;
38
4. Dapat dicengah terjadinya kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-
penyelewengan karena dengan pengendalian intern akan terdapat arus
kegiata yang teratur dari petugas ke petugas yang berikutnya
mengulangi pekerjaan petugs sebelumnya.
5. Dalam waktu yang singkat dapat mengetahui dan menemukan
kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan yang terjadi,
dan menentukan siapa yang bertanggungjawab atas kesalahan dan
penyelewengan yang terjadi.
Berdasarkan uraian di atas anggungjawab untuk menyusun dan
melaksnakan pengendalian intrn terletak pada manajemen, dan pengendalian
intren ini merupakan alat untuk meletakkan kepercayaan akuntan dalam
menjalankan tugasnya.
I. Langkah-langkah pengendalian intern
Secara umum, pengendalian dapat dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:
1. Penetapan standard metode pengukuran kerja.
2. Mengukur kegiatan.
3. Membandingkan hasil pengendalian dengan hasil kegiatan.
4. Melakukan tindakan korentif terhadap penyimpangan yang terjadi.
Aktifitas pengendalian dilaksanakan melalui berapa kegiatan.
1. Review atas kinerja instansi/unit kerja/satker yang bersangkutan.
2. Penggunaan sumber daya manusia.
3. Pengendalian atas pengelolaan system informasi.
39
4. Pengendalian fisik dan asset.
5. Pengendalian pada penepatan dan reviu atas indikataor dan ukuran
kinerja.
6. Pengendalian atas pemisahan fungsi.
7. Penegendalian atas pencatatan yang akuarat dan tepat waktu atas
transaksi dan kejadian.
8. Pengendalaian atas pembatasan akses terhadap sumber daya manusia
dan pencatatan.
9. Pengendalian atas akuntabilitas sumber daya dan pencatatan.
10. Pengendalian atas dokumen yang baik terhadap system pengendalian
intern serta kejadian penting.
J. Hubungan Antara Pengendalian Intern Dengan Efektivitas Pengelolaan
Kas.
Sistem pengendalian inetern yang dirancang dengan baik akan dapat
mendorong ditetapkannya kebijakan manjemen. Selain itumenurut Al
Haryono Yusuf (2002:4) keuntungan sistem pengendalian intrn yang
dirancang dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Mendorong terciptanya efisiensi operasi
2. Melindungi aktiva perusahaan dari pemborosan, kecurangan, dan
pencurian
3. Menjamin tercapainya data akutansi yang dapat dan bisa dipercaya.
Dari kutipan tersebut di atas disebutkan bahwa salah satu keuntungan
yang diperoleh dari suatu sistem pengendalian intern yang dirancang dengan
40
baik yaitu dapat melindungi aktiva perusahaan dari pemborosan, kecurangan
dan pencurian, dalam hal ii aktiva tersebut adalah aktiva berupa kas.
Efektivitas pengelolaan kas dapat dinilai jika ketentuan-ketentuan,
standar-standar dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dijalankan
dengan sepenuhnya oleh setiap personel yang ada dalam perusahaan tersebut.
Pengelolaan kas juga dapat diartikan efektif jika tujuan dari pengelolaan kas
itu sendiri tercapai.
Dengan demikian semakin memadai pengendalian intern yang ada dalam
perusahaan dan semakin dipatuhinya pengendalian intern tersebut oleh
seluruh personel perusahaan, maka semakin efektif pengelolaan kas yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.
Sebaliknya jika pelaksanaan pengendalian intern banyak yang
menyimpang dari yang semestinya, maka efektivitas pengelolaan kas dapat
dikatakan masih meragukan.
K. Kerangka Pikir
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
L. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir yang dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah “Pengendalian
intern berpengaruh positif dan signifikan pengelolaan kas pada PT.Pos
Indonesia (Persero) cabang sinjai”.
Sistem Pengendalian
Internal
Efektifitas Pengelolaan Kas
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Menurut Indriantoro (2002:69) ,bahwa variabel penelitian merupakan
construct yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan
gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena-fenomena.
Menurut Sugiyono (2012:61) mengemukakan bahwa variabel penelitian
merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel dalam penelitian ini, yaitu
variabel bebas (variabel X) dan variabel terikat (variabel Y).
a) Sistem pengendalian intern sebagai variabel X
b) Efektifitas pengelolaan kas sebagai variabel Y
2. Desain Penelitian
Langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti adalah mengetahui dan
menentukan terlebih dahulu metode yang digunakan dalam penelitian.
Menurut Nazir (2011:84) desain penelitian adalah “semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilakukan penulis dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian dilakukan pada waktu tertentu. Penelitian ini bersifat kuantitatif
42
yang berusaha menjawab masalah pengaruh investasi mulai terhadap tingkat
profitabilitas pada PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai di Kabupaten
Sinjai. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dapat dilihat desain
penlitiannya sebagai berikut:
Gambar 2. Skema Desain Penelitian
B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2012:31) mengemukakan bahwa definisi operasional
adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi
variabel yang dapat diukur. Agar tidak dapat terjadi perbedaan persepsi
variabel yang diteliti, maka perlu dikemukakan variabel secara operasional.
Variabel yang dimaksud ialah:
PT.Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai
Penelitian Pustaka
1. Flow Chart
Penelitian Lapangan
Dokumentasi/Wawancara
Hasil Penelitian
43
a) Sistem pengendalian intern ialah struktur organisasi, metode dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data, mendorong efisiensi, dan
mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen
b) Efektifitas pengelolaan kas ialah kemampuan suatu perusahaan/
organisasi untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan pada perkiraan kas
dan kemampuan suatu perusahaan/ organisasi untuk maksimalkan uang
yang tersedia dan pendapatan bunga dalam menjalankan aktifitas
operasional.
c) PT.Pos Indonesia ialah suatu badan usaha milik negara (BUMN)
Indonesia yang bergerak dibidang layanan Pos. Saat ini, bentuk badan
usaha Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas atau yang disebut PT.
2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dilakukan sesuai dengan flow chart pengelolaan kas
PT.Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/sampel yang
mempunyai kualitas dan karasteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (sugiyono, 2011: 119).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karasteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Ini mengibaratkan bahwa sampel dianggap sebagai
perwakilan dari populasi. Adapun populasi dan sampel pada penelitian ini
adalah laporan target pendapatan se-wilker.
44
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat,digunakan beberapa metode
pengumpulan data yang dikenal secara umum, yaitu:
a) Penelitian kepustakaan yaitu bentuk penelitian yang dimaksudkan untuk
memperoleh data dengan membaca dan menelaah sejumlah teori dari
berbagai literatur serta dokumen yang ada hubungannyadengan
pembahasan ini.
b) Penelitian lapangan yaitu bentuk suatu penelitian dengan cara melakukan,
pengamatan langsung pada objek penelitian.beberapa tehnik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, yaitu dengan
mengadakan pengamatan langsung keobjek penelitian untuk memperoleh
data akurat, artinya tanpa ada pembicaraan lebih dahulu kepada manajer
maupun karyawan yang berwenang untuk mengadakan kunjungan keobjek
penelitian. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh bener-bener asli
dan bukan data maupun informasi yang dibuat-buat.
E. Teknik Analisis Data
Berdasarkan permasalahan yang penulis angkat, maka penelitian ini
yaitu menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu
menguraikan sistem dan dampaknya terhadap pengelolaan kas pada PT.Pos
Indonesia (Persero) Cabang Sinjai.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Pos Indonesia bergerak dalam bidang jasa pelayanan bagi masyarakat
(publik). Pada awalnya PT. Pos indonesia melalui aktivitasnya dengan
melayani pengiriman surat menyurat, transfer dan sebagaimana mestinya.
Namun belakangan ini aktivitas PT. Pos Indonesia ini semakin kompleks
seiring berkembanya zaman dan kebutuhan manusia. Salah satu aktivitasnya
akhir-akhir ini adalah dengan melakukan pelayanan pada jasa keuangan
seperti pembayaran angsuran dan lain-lain.
Dengan adanya perkembangan usaha dari aktivitas yang dilakukan oleh
PT. Pos Indonesia, maa sudah barang tentu semua komponen yang ada dalam
organisasi perusahaan juga akan semakin banyak dan sifatnya sangat komleks.
Aktivitas keuangan yang merupakan aktivitas utama pada kgiatan PT. Pos
tentu akan semakin kompleks dan semakin rumit. Hal ini mengharuskan
adanya pengelolaan dan manajemen yang cukup baik dalam menagani
masalah keuangan.Selain itu masalah keuangan adalah suatu masalah yang
sangat rawan di dalam suatu organisasi, mengingat masalah uang atau yang
lebih dikenal dengan istilah kas.Kas sangat mudah untuk disalah gunakan atau
diselewengkan. Dengan demikian diperlukan suatu cara atau alat yang dapat
membantu manajemen untuk menagani persoalan uang atau kas tersebut.
46
Salah satu alat yang dianggap paling ampuh untuk mencegah terjadinya
kecurangan atau penyalagunaan kas. Dengan cara menerapkan system
pengendalian yang sifatnya rutin internal dilingkungan perusahaan atau
organisasi. System pengendalian tersebut lebih dikenal dengan istilah sistem
pengendalian intern (internal control).
2. Visi dan Misi PT. Pos Indonesia (Persero)
Adapun visi dan misi PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai berikut :
a. Visi
Menjadi perusahaan pos yang berkemampuan memberikan solusi terbaik
dan menjadi pilihan utama stakeholder domestik maupun global dalam
mewujudkan pengembangan bisnis dengan pola kemitraan, yang
didukung oleh sumber daya manusi yang unggul dan menjunjung tinggi
nilai.
b. Misi
Memberikan solusi terbaik bagi bisnis, pemerintah dan individu melalui
penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis, logistik, transaksi
keuangan dan filateli berbasis jejaring terintegrasi, terpercaya dan
kompetitif dipasar domestik dan global.
B. Pelaksanaan Pengendalian Intern Kas Pada PT Pos Indonesia (persero)
Cabang Sinjai.
Pengendalian intern kas sangat penting dilaksanakan pada setiap
perusahaan, karena saldo kas merupakan aktiva yang sangat likuid sehingga
sangat mudah untuk digelembungkan atau disalah gunakan dengan tidak
47
semestinya. PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai menerapkan
pengendalian intern kas yang meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan dasar yang utama di dalam
lingungan perusahan sehingga tercermin sikap dan tindakan manajemen
mengenai pengendalian perusahaan.Lingkungan pengendalian erat
hubungannya dengan pelaksanaan oprasional, yaitu para pegawai yang
melaksanakan kegiatan perusahaan. Sehingga secara langsung akan
menentukan corak organisasi yang akan mempengaruhi kesadaran
mengendalikan para pegawai yang terdiri dari:
a. Falsafah Manajemen dan Gaya Operasi
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefts) yang
menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya, sedangkan gaya
operesi mencerminkan ide manejer tentang bagaiman operasi suatu
kesatuan usaha harus dilaksanakan. Tujuan utama manajemen adalah
meningkatkan laba perusahaan dan mengembangkan perusahaan.Filosofi
manajemen PT Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai yaitu berkembang
perlahan tapi pasti.
Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya pelanggan dan jenis
produk/pelayanan jasa setiap tahunnya.Pimpinan selalu memperhatikan
pencapaian targe pelayanan dengan membandingkan anggaran dan
realisasinya.Selain itu pimpinan juga selalu mengevaluasi hasil laporan
dari bawahannya.
48
Pimpinan PT Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai sangat
memperhatikan staf dan pegawai/karyawan dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing, sehingga staf dan para pegawai, baik
pegawai tetap maupun honorarium bekerja dengan sungguh-sungguh
untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada atasannya. Falsafa
manajemen dan gaya operasi ini dapat mengurang dan meredam tindakan
penyelewengan yang dilakukan oleh individu-individu di dalam organisasi
PT Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai.
b. Struktur Organisasi
Kesatuan struktur organisasi menyediakan kerangka kerja operasi
perusahaan untuk mencapai keeluruhan tujuan perusahaan yang telah
direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan diawasi.Penentuan struktur
organisasi yang memadai termasuk memikirkan lingkup pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab serta garis komando yang jelas.
Struktur organisasi yang ditetapkan di PT.Pos Indonesia disusun secara
jelas dan sistematis, sehingga tidak ada tugas rangkap yang dapat
menimbulkan penyimpangan. Struktur organisasi tersebut menggambarkan
uraian tugas yang jelas, baik menyangkut wewenang, tanggungjawab,
fungsi maupun hubungan organisasi, sehingga terlihat adanya pemisahan
tugas dan fungsi yang cukup baik yang memudahkan pekerjaan seseorang
dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
49
c. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab telah diuraikan dalam
struktur organisasi sehingga setiap karyawan akan bekerja sesuai dengan
bagian dan tugasnya seperti yang tercantum dalam uraian tugas, termasuk
bangian yang terlibat dalam penerimaan, pengeluaran, otorisasi, dan
pemeriksaan kas. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab tersebut
biasanya melalui surat khusus yang mendelegasikan wewenang kepada
yang menerimanya.
d. Kebijakan Perusahaan
Pimpinan perusahaan memberikan perhatian kepada para bawahannya
dengan cara memberikan berbagai insentif yang memadai, memberikan
tunjangan-tunjangan bagi karyawan yang menduduki jabatan tertentu,
seperti tunjangan hari raya dan prestasi kerjanya. Para pengawai yang ada
pada PT Pos Indonesia (Persero) cabang Sinjai pada umumnya telah
mematuhi peraturan-peraturan yang ada di lingkungan kantor pemerintah
dan BUMN, walaupun masih ada beberapa karyawan yang melanggarnya,
misalnya terlambat masuk kerja.
2) Pekiraan Resiko
Perkiraan resiko bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola resiko yang berhubungan dengan pengendalian intern.Resiko-
resiko yang ada disebakan oleh faktir-faktor intrn dan extern. Resiko dapat
timbul oleh keadaan sebagai berikut :
50
a. Perubahan Lingkungan PT Pos Indonesia
Perubahan peraturan atau lingkungan opersai organisasi dapat
mengakibatkan perubahan dalam tekanan persaingan dan resiko yang
bebeda. PT Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai terus berusaha melakukan
penyempurnaan pengendalian intern terhadap kas agar terhindar dari
manipulasi dan pencurian dengan dilakukannya evalusai dan perbaikan-
perbaikan atas pengendalian intern yang telah berjalan jika terdapat
kelemahan, termasuk kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang
ada, sehingga dapat meminimalkan atau mengantisipasi resiko yang
mungkin timbul.
b. Pegawai Baru
Dengan adanya pengawai baru yang masih mempunyai semangat kerja
yang tinggi akan memacu pengawai lainnya untuk bekerja dengan lebih
baik. Disampin itu, PT Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai merekrut
pengawai yang baik dan berkualitas serta melakukan/mengutus pendidikan
dan pelatihan untuk menanggulangi rasio tenaga kerja dengan kapasitas
pekerjaan.
c. Teknologi Baru
PT Pos Indonesia (Persero) cabang Sinjai telah menggunakan system
koputarisasi dalam membuat bukti-bukti transaksi, sehingga dapat
meminimalkan kecurangan yang mungkin terjadi dan menefesiankan atau
menghemat waktu kerja. Tetapi untuk system absensi perusahaan masih
menggunakan cara manual yang memungkinkan terjadinya penyimpangan.
51
3) Aktivitas Pengendalian
Penerimaan kas pada PT Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai diperoleh
dari penjualan/pelayanan jasa yang diberikan dengan memperoleh imbalan
langsung secara tunai dari pelanggan atau masyarakat. Selain itu, penerimaan
kas juga diperoleh dari jasa pelayanan dari lembaga atau perusahaan lain yang
menjadi mitra PT Pos Indonesia (Persero) khususnya cabang Sinjai.
Pengendalian kas melalui bagian penerimaan dengan membuat dan
menggandakan bukti-bukti penerimaan, merekam dalam file computer dan
menyimpan arsip beserta uangnya, kemudian membuat laporan kepada
bangian keuangan setiap hari.
Bagian keuangan sebelumnya memaraf bukti penerimaan/penyetoran
yang dibuat oleh kasir, mencocokan terlebih dahulu antara jumlah uang uang
yang diterima dengan bukti-bukti yang telah diterima.
Kasir melaporkan kepada bangian akuntasi untuk dicatat. Sedangkan
dalam pengeluaran untuk keperluan operasional, kasir mengeluarkan uang
setelah mendapat persetujuan dari dan diparaf oleh bangian keuangan
kemudian melaporkannya kepada bangian akuntasi. Bagian akuntasi membuat
laporan kas yang diperiksa setiap harinya oleh kepala bangian keuangan.
Akibat transaksi penerimaan dan pengeluaran kas sering terjadi
penyelewengan/enyalagunaan untuk hal-hal yang tidak semestinya, maka PT
Pos Indonesia (persero) Cabang Sinjai memerlukan pengendalian intern yang
diharapkan dapat menciptakan pengelolaan kas yang efektif. Untuk mengatasi
52
hal tersebut, maka pengendalian intern yang telah dilaksanakan harus
senantiasa dievaluasi dan ditinjau ulang.
Aktivitas pengendalian (Control Activitas) terdiri dari kebijakan dan
prosedur yang dirasakan bahwa iperlukan tindakan untuk meredam resiko
dalam upaya pencapaian keseluruhan tujuan secara umum. Unsur-unsur
aktivitas sebagai berikut:
a. Pelaksanaan review.
b. Pengendalian fisik.
c. Pemisahan tugas.
4) Flow chart pengelolaan kas
Loket RS Loket Pos Pay
Pay
Loket BPM Loket I Pos
Kasir
Akuntansi
Pos ke Sappos
Transfer Ke
Dirkub Pos
Laporan
Keuangan
Direksi
53
Keterangan :
- RS (Remintance)
- Pos Pay : Sistem pembayaran langsung terpadu atau yang dikenal dengan
sebutan SOPP ( System Online Payment Point).
- BPM (Benda Pos dan Materai)
- I Pos : Resi untuk pengiriman surat dan paket
- Sappos : Sistem Administrasi Pos
5) Informasi dan Komonikasi
Untuk mencapai pengendalin intern yang efektif, maka informasi dan
komonikasi harus berjalan dengan baik.Diantaranya dengan pencatatan
informasi yang baik, panduan kebijakan yang tercantum pada peraturan PT
Pos Indonsa dan laporan keuangan yang disusun secara priodik. Unsur-
unsure dari informasi dan komonikasi adalah sebagai berikut:
a) Menyusun dan mncatat semua transaksi yang sah
Bagian akuntansi telah menyusun dan mencatat semua transaksi yang sah
misalnya transaksi yang memiliki bukti-bukti pendukung yang telah
diotorisasi serta sesuai dengan waktu terjadinya transaksi yang dicatat.
Kemudian hasil pekerjaannya diperiksa oleh kepala bagian akuntansi dan
keuangan.Sehingga menghasilkan informasi yang memaai dan tepat
waktu. Informasi tersebt membantu melaksanakan pengendalian intern
diperusahaan dan proses pengambilan keputusan oleh direktur.
b) Pengklasifikasian transaksi keuangan
Bagian akuntansi selalu mencantumkan tanggal, bulan dan tahun pada saat
transaksi tersebut terjadinya dan mengklasifikasikan transaksi tersebut
kedalam pos-pos sesuai dengan rekeningnya dan membantu dalam
54
penyusunan laporan keuangan. Dengan demikian yan diberikan oleh
bagian akuntansi tersebut mudah dimengerti oleh yang membutuhkannya
c) Komunikasi
Komuikasi di dalam berorganisasi baik secara lisan yang berupa tindakan
yang dilakukan oleh manajemen maupun tulisan yang berupa laporan
pertanggung jawaban telah berlangsung dengan baik, terutama yang
berhubungan dengan kas, sehingga dapat mempermudah pengendalian
intern di PT.Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai.Kasir selalu meminta
persetujuan dari bagian keuangan dalam mengeluarkan uang.Kemudian
bagian keuangan memeriksa bukti-bukti transaksi dengan uang yang ada
dan membuat laporan kepada bagan Kepala Akuntansi dan
Keuangan.Selanjutnya Kepala Bagian Akuntansi dan keuangan membuat
laporan dan mempertanggung jawabkan kepada Direktur.
6) Pemantauan/Penindak Lanjut
Pemantauan/penindak lanjutkegiatan rutin PT. Pos Indonesia (Persero)
Cabang Sinjai diaksanakan oleh bagian-bagian yang terkait.Misalnya
pemantauan untuk kegiatan penerimaan dan pengeluaran serta pencatatan kas
dilaksanakan oleh Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan.Pemantauan
secara umum pada PT.Pos Indonesia yang dilakukan oleh piminan terhadap
bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan.Kemudian hasil dari pemantauan
tersebut di evaluasi dan di ambil tindakan koreksi bila terjadi penyimpanan.
Pemantauan yang di lakukan terhadap kas merupakan pemantauan
terhadap:
55
a) Jumlah Kas yang ada pada berangkas dengan catatan yang ada dan bukti-
bukti pendukungnya.
b) Ketersediaan kas paa perusahaan untuk membiayai kebutuhan operasional.
c) Peraturan dan kebijakan yang ada.
d) Pencatatan lembur karyawan dan jumlah karyawan agar tidak terjadi
pembayaran gaji pada orang yang salah.
e) Pencatatan transaksi yang sesuai dengan prosedur dan bukti-bukti yang
telah di otorisasi.
C. Pengelolaan Kas Pada PT Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai
Adapun pengelolaan kas yang terdapat pada PT Pos Indonesia(persero)
cabang Sinjai sebagai berikut:
a. Penerimaan Kas
Penerimaan kas pada PT Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai diperoleh
dari jasa layanan yang pada umumnya diterima dalam bentuk tunai.
Pendapatan lain-lain yang berasal dari pendapatan bunga. Prosedur
penerimaan dari jasa pelayanan tunai pendapatan bunga adalah pendapatan
diperoleh dari jasa berbagai jenis pelayanan kepada konsumen/masyarakat.
Alur sistem penerimaan jasa pelayanan yaitu kasir menerima uang dari para
pelanggan sebesar jumlah tarif jasa atau tagihan sejumlah dalam
kuitansi/bukti pembayaran secara tunai. Kemudian kasir membuat bukti
pembayaran yang sedang berjalan rangkap tiga, yaitu:
1. Lembar pertama : untuk pelanggan
2. Lembar kedua : untuk bagian akuntansi
3. Lembar ketiga : untuk bagian arsip
56
Bagian akuntansi setelah menerima bukti penerimaan tunai akan
memasukkan kedalam jurnal, yaitu:
Kas Rp. xxx
Pendapatan jasa Rp. xxx
Untuk penerimaan kas dari pembayaran piutang, prosedur penerimaan
kas adalah sebagai berikut:
Penerimaan dari pendapatan lain-lain oleh bagian akuntansi dijurnal
sebagai berikut:
Kas Rp. xxx
Pendapatan jasa lainnya Rp. xxx
Pada akhir kerjanya, bagian akuntansi memeriksa bukti-bukti transaksi
dan kas yang ada pada kasir. Setalah mencocokkan jumlah uang yang diterima
dengan jumlah yang tercantum pada bukti kas masuk, maka bagian keuangan
menandatangani bukti kas masuk tersebut. Kemudian uang tersebut disimpan
oleh bagian keuangan untuk disetor keban pada hari itu juga atau paling
lambat keesokan harinya.
b. Pengelolaan kas kecil
Prosedur pengelolaan kas kecil melibatkan bagian keuangan, bagian
akuntansi, dan kasir. Adapun prosedur serta ketentuan yang harus dilakukan
atau ditaati untuk melaksanakan transaksi pengelolaan kas kecil dapat
dijelaskan sebagai berikut:
57
Pengisian dana kas kecil pada PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Sinjai
ini menggunakan sistem imprest, dan jumlah saldo kas kecil yang ditetapkan
sebesar Rp. 5.000.000,00. Bagian keuangan menyerahkan uang tunai kepada
pemegang dana kas kecil sebesar jumlah biayah yang telah dikeluarkan untuk
keperluan rutin dan segera. Pengisian kas kecil dilakukan satukali dalam satu
minggu.
Berdasarkan bukti-bukti transaksi, pemegang dana kas kecil mengajukan
pengisian kembali dana kas kecil kepada bagian keuangan. Setelah mendapat
persetujuan, maka pemegang dana kas kecil mengisi formulir pengisian
kembali dana kas kecil rangkap dua untuk mendapatkan uang tunainya kepada
bagian keuangan masing-masing:
1. Lembar pertama sebagai arsip bagian keuangan
2. Lembar kedua diberikan kepada bagian akuntansi selanjutnya
pemegang dana kas kecil akan mencatat dalam buku kas kecil. Setelah
pengisian dana, jumlah saldo kas kecil harus sebesar Rp 5.000.000,00.
dan bagian akuntansi akan menjurnal sebagai berikut:
Macam-macam pengeluaran Rp. xxx
Kas/Bank Rp. xxx
Dalam buku kas kecil tercantum semua transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas kecil. Berdasrkan dari data buku tersebut, tiap bulan
pemegang dana kas kecil, yaitu kasir, membuat laporan kas kecil selama satu
bulan. Selanjutnya laporan tersebut akan diserahkan kepada kepala bagian
akuntansi untuk diperiksa.
58
c. Pegeluaran kas
Transaksi pengeluaran kas yang terjadi pada PT Pos Indonesia
(persero) pada umumnya meliputi:
1. Pengeluaran kas untuk ditransfer kerekening kantor pusat
2. Pengeluaran kas untuk membayar gaji pegawai harian/honor.
3. Pengeluaran kas untuk mengisi dana kas kecil.
4. Pengeluaran kas untuk pembelian perlengkapan/peralatan inventaris.
Prosedur pengeluaran kas untuk diteransfer kerekening kantor pusat
dilakukan pada setiap awal bulan, setelah pelaporan keuangan dikantor
cabang yang dilakukan pada akhir bulan. Bagian akuntansi akan melakukan
transfer dana kerekening kantor pusat kemudian mencatat dan membuat
laporan kepada bagian keuangan. Untuk kegiatan ini bagian akuntansi akan
mencatat didalam jurnal yaitu:
Rekening kantor Rp. xxx
Kas/bank Rp. xxx
Prosedur pengeluaran kas untuk membayar gaji pegawai/honorarium
dilakukan pada akhir bula. Kasir menyerahkan daftar gaji, daftar gaji dan
rekapitulasi kinerja pegawai kepada bagian keuangan. Kemnudian bagian
keuangan memeriksa dan mentransfer gaji setiap pegawai honor kedalam
rekening masing-masing pegawai.
Bagian akuntansi akan mencatat didalam jurnal yaitu:
59
Gaji pegawai honorarium Rp. xxx
Kas/bank Rp. xxx
Prosedur pengeluaran dana kas kecil melibatkan bagian yang
membutuhkan, bagian keuangan dan kasir. Transaksi pengeluaran yang terjadi
adalah pengeluaran untuk keperluan rutin PT Pos Indonesia (persero)
cabangSinjai
Adapun prosedur pengeluaran kas PT Pos Indonesia (persero) cabang
Sinjai dapat dijelaskan, yaitu bagian yang membutuhkan mengisi formulir
permintaan pengeluaran kas kecil, untuk memperoleh sejumlah uang.
Formulirnya dua rangkap, didistribusikan kepada:
1. Lembar pertama : untuk bagian yang meminta.
2. Lembar kedua : untuk arsip kasir
Setelah diisi dan disetujui oleh bagian keuangan, maka kasir akan
memberikan sejumlah uang sebesar yang tertera dalam formulir tersebut
kepada bagian yang bersangkutan. Efektivitas peneglolaan kas dapat dicapai
jika hal-hal berikut ini dapat dihindari/dikurangi:
1. Lapping yaitu menyelewengkan kas dengan cara melaporkan
penerimaan lebih lambat daripada saat penerimaannya.
2. Tidak melaporkan hasil penerimaan jasa yaitu transaksi penjualan yang
terjadi tidak dilaporkan dan mengantungi uang hasil penerimaan jasa.
60
3. Membukukan pengeluaran palsu yaitu membuat bukti palsu atau
pengeluaran yang dicatat sebenarnya tidak pernah terjadi atau tidak
pernah ada.
4. Kitting yaitu pinjaman tanpa mendapat persetujuan, dengan cara tidak
mencatat pembayaran, tetapi mencatat penyetoran dalam hal
melakukan transfer ke bank.
5. Mencantumkan jumlah yang salah pada buku kas yaitu jumlah kas
yang diterima dengan jumlah yang dicatat dalam buku kas berbeda.
D. Analisis Pengaruh Pengendalian Intern atas Efektifitas Pengelolaan Kas
Pada PT. Pos Indonesia (Perseo) Cabang Sinjai
Pengawasan dan pemeriksaan merupakan salah satu cara untuk
membantu terwujudnya tata kelola yang baik. Seluruh upaya yang diperiksa
oleh Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) marupakan salah satu faktor terwujudnya
kekuatan pendorong dalam upaya peningkatan efisiensi, efektivitas serta
kehematan penyelenggaraan tata kelola keuangan yang baik.
1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian erat hubungannya dengan pelaksanaan
oprasional, yaitu para pegawai yang melaksanakan kegiatan perusahaan.
Sehingga secara langsung akan menentukan corak organisasi. Kebijakan ini
perlu dilakukan secara terencana agar tercipta pengendalian yang baik.
61
2. Penaksiran resiko
Dalam pelaksanaan pelayanan dilingkup kantor PT Pos Indonesia
(persero) cabang Sinjai perlu didukung dengan adanya standar akuntansi
keuangan Standar akuntansi keuangan perlu dilakukan secara terencana agar
terciptanya penaksiran resiko yang baik agar bertujuan untukmenganalisis,
mengidentifikasiresiko yang akan timbul.
3. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian terdiri dari kebijakan dan prosedur yang
dirasakan bahwa diperlukan tindakan untuk meredam resiko dalam upaya
pencapaian keseluruhan tujuan secara umum. Serta perlu didukung dengan
adanya kebijakan dan prosedur yang dibangun oleh manajemen dalam
menciptakan laporan keuangan yang objektif. Kebijakan dan prosedur ini
perlu dilakukan secara terencana agar tercitanya aktivitas pengendalian yang
baik.
4. Informasi dan komonikasi
Untuk mencapai pengendalin intern yang efektif, maka informasi dan
komonikasi harus berjalan dengan baik.Diantaranya dengan pencatatan
informasi yang baik, panduan kebijakan yang tercantum pada peraturan PT
Pos Indonesia dan laporan keuangan yang disusun secara priodik. Informasi
dan komonikasi perlu dilakukan secara terencana agar tercipta lingkungan
pengendalian yang baik.
62
5. Pemantauan/Penindak Lanjut
Dalam pelaksanaan pelayanan dilingkup kantor PT Pos Indonesia
(persero) cabang Sinjai perlu didukung dengan adanya pemantauan/penindak
lanjut, agar laporan keuangan dapat berjalan lancar dalm memberikan
pelayanan dan penyusunan laporan keuangan secara efektif.
E. Analisis Efektivitas Pengelolaan Kas pada PT. Pos Indonesia (cabang)
Sinjai.
1. Penerimaan kas
Dalam pelaksanaan pelayanan dilingkup kantor PT Pos Indonesia
(persero) cabang Sinjai perlu didukung dengan adanya pengelola keuangan
yang baik utamanya dalam penerimaan kas, agar laporan keuangan dapat
berjalan lancar dalm memberikan pelayanan dan penyusunan laporan
keuangan secara efektif.
2. Pengelolaan kas kecil
Dalam prosedur pengelolaan kas kecil melibatkan bagian keuangan,
bagian akuntansi dan kasir. Serta melakukan dan menaati prosedur untuk
mengoptimalkan tata kelola kas atau imput yang digunakan untuk kegiatan
oprasional kantor PT Pos Indonesia (cabang) Sinjai.
3. Pengeluaran kas
Dalam pelaksanaan pelayanan dilingkup kantor PT Pos Indonesia
(persero) cabang Sinjai perlu didukung dengan adanya pengelola keuangan
yang baik utamanya dalam pengeluaran kas, agar pelaporan keuangan pada
63
akhir tahun secara efektif dan efisien. Bahwa pengeluaran kas terhadap, gaji
pegawai/honorarium, kegiatan oprasional, dan tranfer ke rekening kantor
cabang maupun pusat dilingkup kantor PT Pos Indonesia (persero) cabang
Sinjai telah dilaksanakan sangat transparan dan mampu menghasilkan
pertanggung jawaban keuangan yang dapat diandalkan.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh
penulis, mengenai pengaruh pengendalian intern terhadap pengelolaan kas dan
efektifitasnya pada PT Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai, maka dapat
disimpulkan bahwa pengendalian intern atas pengelolaan kas dilingkup PT
Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai dikatakan sangat baik, hal ini didukung
oleh adanya lingkungan pengendalian, peneksiran resiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komonikasi, dan pemantauan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan, maka peneliti memberikan
saran yang dapat dijadikan masukan para unit pelaksana kerja dilingkup
kantor PT Pos Indonesia (persero) cabang Sinjai, dalam hal ini agar lebih
meningkatkan atau mengoptimalkan pengendalian intern agar menunjang
efektivitas pengelolaan kasnya secara, efesien dan efektif.
65
DAFTAR PUSTAKA
Arens A. And Loebnecke, 2007. Accounting Information System, Sixth
Ed.Chinhcinati, New York City
Beasley S, 2003. Management Control System, Edisi Terjemahan, SalembaEmpat,
Jakarta.
Boyton And Kell, 1996.Controllership, Penerbit PT, Prehalindo. Jakarta.
Hartadi Bambang, 1999. Sistim Pengendalian Manajemen, PT. Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Horgren, 2004. Management Control System, Edisi Terjemahan, PT. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 1995. Standar Akuntansi Keuangan.
Komaruddin, 2004. Manajemen Kas Untuk Usahawan, Edisi Khusus, Rajawali
Press, Bandung.
La Midjan, 2009. Sistem Pengawasan Dan Pengendalian Perusahaan, Surabaya
Press, Surabaya.
Mulyadi, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Tiga, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Mulyadi, 2002.Auditing 1. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya, Edisi Lima, UPP AMP YKPN, Yogykarta.
Nur Indriantoro. 2002. Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, Cetakan 2. BPFE-Yogyajakrta. Yogyakarta.
Nazir, Mohammad. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Smith And Skousen, 2002. Intermediate Acconting, Sixth Ed. Chinchinati, New
York City.
Standar Akuntansi Keuangan, 2002. PSAK 31:3
Sugiyono, M.T. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi
(MIXED METHODS). Bandung: Alfabeta
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
RIWAYAT HIDUP
Nurul Mutmainnah, Lahir di Makassar, 08 Februari 1994 .
Merupakan buah hati dari pasangan (alm) Lukman Abdullah
dan Dra.Hj.Sukarni Mahdis, M.Si. Anak Pertama dari tiga
bersaudara. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri 03
Sinjai Utara tahun 2000 dan tamat pada tahun 2006, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 01 Sinjai Utara dan tamat pada tahun
2009. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 08 Makassar
dan tamat pada tahun 2012. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di
Universitas Negeri Makassar pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
melalui jalur SBMPTN (Seleksi Besar Masuk Perguruan Tinggi Negeri).