MAKALAH NURUL HAYATI

download MAKALAH NURUL HAYATI

of 45

Transcript of MAKALAH NURUL HAYATI

EKONOMI KEPENDUDUKAN

MAKALAH

OLEH:

NURUL HAYATINPM JURUSAN BIDANG STUDI : 09. 02. 2. 0894 : EKONOMI PEMBANGUNAN : EKONOMI KEPENDUDUKAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA 2012

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah Saya ucapkan atas kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan taufik, rahmat dan hidayah-Nya, karena atas izin-Nya lah Saya telah dapat menyusun dan menyelesaikan sebuah makalah dari tugas Ekonomi Kependudukan. Makalah ini disusun dan disajikan untuk melengkapi tugas-tugas yang diberikan oleh Dosen Pembimbing studi Ekonomi Kependudukan, Fakultas Ekonomi, Univesitas Samudra Langsa. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : Dosen Pembimbing, yang telah memberikan tugas kuliah sebagai bahan pelajaran yang Saya peroleh dalam perkuliahan, Kepada seluruh teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan moril dan bantuan yang tidak terbatas kepada penulis sehingga sampai pada penyelesaian makalah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesenjangan, hal ini terjadi disebabkan oleh keterbatasan ilmu yang penulis miliki, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis sangat mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia perekonomian khususnya ekonomi pembangunan dalam rangka meningkatkan kualitasnya, sehingga konsep pendidikan dan pengetahuan manusia seutuhnya dapat tercapai dengan baik.

Langsa, 29 Januari 2012

NURUL HAYATI

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 4 1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 5 1.5 Anggapan Dasar ..................................................................... 5 1.6 Hipotesis Penelitian ................................................................ 5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS .................................................................. 7 2.1 Makanan Jajanan ..................................................................... 7 A. Definisi Makanan Jajanan ................................................... 7 B. Jenis Makanan Jajanan ........................................................ 7 C. Fungsi Makanan Jajanan ...................................................... 8 D. Makanan Jajanan yang Baik ................................................ 8 E. Gangguan Akibat Jajanan .................................................... 9 F. Kelebihan dan Kekurangan Makanan Jajanan ..................... 10 2.2 Kebutuhan Makanan pada Anak Sekolah ................................ 11 2.3 Kebiasaan Jajan pada Anak Sekolah ....................................... 13 2.4 Gizi ........................................................................................ 14 A. Pengertian Gizi .................................................................. 14 B. Bahan Makanan ................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 52

BAB I PENDAHULUAN

1.1

KONSEP DASAR EKONOMI KEPENDUDUKAN Demografi: Ilmu yang mempelajari secara statistik & matematik ttg besar,

komposisi dan distribusi penduduk & perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui lima komponen yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Studi Kependudukan: Ilmu yang mempelajari tentang kaitan antara variabel demografi dengan variabel non demografi. Ekonomi Kependudukan: Ilmu yang mengaitkan antara variabel ekonomi dengan variabel demografi.

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN PENDUDUK & TRANSISI DEMOGRAFI 2.1 Sejarah Pertumbuhan Penduduk Dunia

Pertumbuhan Tahun Populasi pertahun (%) 10.000 th sebelum masehi Tahun 1 setelah masehi Tahun 1650 Tahun 1750 Tahun 1800 Tahun 1850 Tahun 1900 Tahun 1950 Tahun 1970 Tahun 1975 Tahun 1986 11/7/1987 Tahun 2000 Tahun 2025 5.000.000 250.000.000 545.000.000 728.000.000 906.000.000 1.171.000.000 1.608.000.000 2.486.000.000 3.632.000.000 3.978.000.000 4.942.000.000 5.000.000.000 6.057.000.000 8.472.000.000 0,002* 0,04 0,04 0,29 0,45 0,53 0,65 0,91 2,09 2,10 1,99 1,61** 1,59

A. Sebaran Penduduk Dunia Dari jumlah penduduk yg ada tahun 2000 yaitu sebanyak 6,06 milyar, hampir dua pertiganya (60,62 persennya atau 3,7 milyar) berada di Benua Asia. Sisanya tersebar di Benua Afrika (794 juta atau 13,11 persen), Benua Eropa (12,00 persen atau 727 juta), Benua Amerika (13,75 persen atau 833 juta) dan Oceania (0,5 persen atau 31 juta). Dari sebarannya berdasarkan kategori kemajuan pembangunan suatu negara, dari total penduduk dunia sebanyak 4,86 milyar (80,32 persen) berada di negara-negara sedang berkembang dan sisanya sebanyak 1,19 milyar (19,68 persen) berada di negaranegara maju.

B. Sejarah Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Tahun 1775 1795 1802 1807 1815 1930 1961 1971 1980 1990 2000

Jumlah 2.029.915 3.500.000 3.647.167 3.770.000 4.615.270 60.7 Juta 97 juta 118 juta 147 juta 179 juta 206 juta

Sumber Radermacher Nederburgh Bleeker Daendels Raffles SP 1930 SP 1961 SP 1971 SP 1980 SP 1990 SP 2000

Selama tahun 1775 sampai tahun 2000, pertambahan penduduk Indonesia persatuan waktu: Setiap tahun lahir 906.533 orang, Setiap bulan lahir 75.545 orang, Setiap hari lahir 2.484 orang, Setiap jam lahir 103 orang, Setiap Menit lahir 2 orang.

C.

Sebaran Penduduk Indonesia Dari total penduduk pada tahun 2000 yaitu sebanyak 206 juta, hampir dua

pertiganya (60,36 persennya atau 124,5 juta) berada di Pulau Jawa dan Bali. Sisanya dari jumlah penduduk tersebut tersebar di Pulau Sumatera (43,3 juta atau 21,00 persen), Pulau Sulawesi (6,84 persen atau 14,1 juta), Pulau Kalimantan (5,49 persen atau 11,3 juta) dan pulau-pulau lainnya (6,31 persen atau 12,8 juta). Tingkat kepadatan penduduk di Pulau Jawa-Bali pada tahun 2000 mencapai 920 jiwa perkm, sedangkan di pulau-pulau lainnya hanya berada pada kisaran dibawah 100 jiwa perkm2. Misalnya untuk Pulau Sumatera adalah 91, Kalimantan 20, Sulawesi 75.

D.

Model Transisi Demografi Model transisi demografi pertama kali dikembangkan oleh Warren Thompson tahun

1929. Berdasarkan data periode 1908-1927, terdapat tiga jenis pola pertumbuhan penduduk, yaitu : 1. Kelompok A, negara-negara Eropa Barat, Eropa Utara dan AS yang mengalami perubahan pertumbuhan alami yang sangat tinggi ke pertumbuhan yang sangat rendah 2. Kelompok B, negara-negara Itali, Spanyol dan kelompok Slavia di Eropa Tengah yg mengalami penurunan kelahiran maupun kematian, tetapi penurunan

kematian adalah sama atau lebih cepat dibandingkan kelahiran. Kondisi ini dialami oleh negara kelompok A pada 30 sampai 40 tahun sebelumnya. 3. Kelompok C, negara-negara lainnya yg kelahiran & kematian belum mengalami perubahan, artinya masih sangat tinggi. 4. Frank Noteisten (1945)memberikan penjelasan tentang ketiga pola tersebut. Untuk kelompok A, diberi nama dengan incipient decline, kelompok B adalah transitional growth, dan kelompok C adalah high growth potential. Saat ini istilah transisi demografi (demographic transition) diperkenalkan. 5. Transisi demografi ini adalah suatu proses penurunan mortalitas dan fertilitas suatu penduduk yang dari tingkat yang tinggi menuju ke tingkat yang rendah, atau dari high growth potential menuju incipient decline. Transisi tersebut diberikan dalam gambar berikut:

E. Tahapan Transisi Demografi 1. Tahap I. (High Growth Potential) Ditandai dgn fertilitas & mortalitas yg tinggi. Pertumbuhan alami rendah bahkan turun (minus). 2. Tahap II.(Transitional Growth) Ditandai dgn penurunan mortalitas lebih cepat dibandingkan fertilitas, akibatnya pertumbuhan penduduk tinggi. 3. Tahap III. (Incipient Decline) Ditandai dgn fertilitas & mortalitas yg rendah & pertum-buhan penduduk juga rendah.

F. Kritik Terhadap Teori Transisi Demografi Gambaran yang diberikan masih kasar,seperti, bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya disebabkan oleh penurunan kematian, tetapi juga naiknya fertilitas. Waktu yang dibutuhkan masing-masing tahapan sangat bervariasi antar negara, oleh karenanya teori ini cukup lemah untuk digeneralisasi. Setelah fertilitas dan mortalitas berada pada angka yang sangat rendah, pada tahap selanjutnya kemungkinan besar angka tersebut akan kembali naik. Dengan demikian sebenarnya tahapan transisi masih bisa dikembangkan lebih lanjut.

BAB III PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN EKONOMI 3.1 Perdebatan Ideologi Ada 3 Kelompok yang Berbeda : Kaum Nasionalis : Pertumbuhan penduduk akan Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Kelompok Marxist: Tidak ada kaitan antara pertumbuhan penduduk & pembangunan ekonomi Kelompok Neo Malthusian: Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi

Mengakibatkan Gagalnya Pembangunan

BAB IV FERTILITAS DAN PEMBANGUNAN

4.1

Pengertian Kemampuan seorang perempuan atau sekelompok perempuan secara riel untuk melahirkan Hasil reproduksi nyata dari seorang perempuan atau sekelompok perempuan Tindakan reproduksi yang menghasilkan kelahiran hidup.

.2

PENGUKURAN FERTILITAS Pengukuran Fertilitas Tahunan: mencerminkan fertilitas suatu kelompok penduduk/ beberapa kelompok

penduduk untuk jangka waktu satu tahun. Pengukuran Fertilitas Kumulatif: mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok/ beberapa kelompok wanita selama masa repro-duksinya.

.3 Beberapa Pengukuran Fertilitas Tahunan CBR (Crude Birth Rate)/Angka Kelahiran Kasar : CBR ! Keterangan : B=jumlah kelahiran dalam setahun B k P

P=jumlah penduduk pertengahan tahun k=konstanta= 1000

GFR (General Fertility Rate)/Angka Fertilitas Umum GFR ! B Pf 15 49 k

Keterangan : Pf15-49 =jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun

ASFR (Age Spesific Fertility Rate) ASFRi ! Bi k Pf i

Keterangan : Bi=jumlah kelahiran dalam kelompok umur i dalam setahun Pfi=jumlah penduduk perempuan pertengahan tahun kelompok

4.4 Beberapa Pengukuran Fertilitas Kumulatif TFR (Total Fertility Rate)/Angka Fertilitas Total TFR ! ASFRi GRR (Gross Reproduction Rate)/Angka Reproduksi Bruto GRR ! 5 ASFR fi NRR (Net Reproduction Rate)/Angka Reproduksi Neto NRR ! 5 ( ASFR f i )( 5Lx / L0 )

.4 FERTILITAS DAN PEMBANGUNAN Pengaruh pembangunan thdp penurunan fertilitas. Exp: pendidikan, partisi-pasi

angkatan kerja wanita, organisasi kese-jahteraan masyarakat, listrik masuk desa. Pengaruh penurunan fertilitas terhadap pembangunan. Exp: partisipasi angkatan kerja wanita, pendidikan, angka tabungan, pendapatan perkapita.

BAB V MORTALITAS, MORBIDITAS DAN PEMBANGUNAN

5.1

Pengertian Mortalitas: keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang biasanya terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Morbiditas: keadaan tidak sempurna jasmani, rohani dan sosial.

5.2

Ukuran Mortalitas CDR (Crude Death Rate)/Angka Kematian Kasar. CDR ! D k P

ASDR (Age Spesific Death Rate)/Angka Kematian Menurut Umur ASDR ! Di k Pi

IMR (Infant Mortality Rate)/ Angka Kematian Bayi D IMR ! 0 k B

5.3 Ukuran Morbiditas jumlah penderita baru Incidence Rate = -------------------------------- 1000 populasi at risk jumlah penderita lama dan baru Prevalence Rate = ------------------------------------------ 1000 populasi at risk jumlah hari kejadian sakit pd periode tsb Duration of Sickness = -------------------------------------------------jumlah kejadian sakit

5.4 Teori Transisi Epidemiologi Dalil 1. Kematian merupakan faktor mendasar dalam dinamika kependudukan Dalil 2.Selama transisi, dlm jangka panjang terjadi perubahan pola kematian dan penyakit, dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif dan penyakit buatan manusia. Dalil 3. Transisi epidemiologi biasanya lebih menguntungkan orang muda dari pada orang tua, dan lebih menguntungkan wanita dari laki-laki. Dalil 4. Pergantian pola kesehatan dan penyakit sebelum abad 20 (di negara maju) karena membaiknya standar kehidupan dan keadaan gizi, dari pada hubungannya dengan kemajuan di bidang kedokteran. Sebaliknya, transisi abad ke 20 (di negara sdg berkembang) dimulai oleh kemajuan di bidang kedokteran, pelayanan kesehatan dan program pengendalian penyakit. Dalil 5.Variasi khusus dalam pola, laju dan faktor penentu dan akibat perubahan kependudukan dibedakan atas 4 model. (1) Model klasik atau barat, (2) Varian yang dipercepat dari model klasik, (3) Model tertunda, (4) Varian transisi dari model tertunda.

BAB VI MOBILITAS PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN

6.1 Ukuran-ukuran Mobilitas Angka Mobilitas : rasio banyaknya penduduk yg pindah dlm jangka waktu tertentu dengan jumlah penduduk Angka Migrasi Masuk jml migrasi masuk IM = --------------------------- x 1000 jml pddk tengah th Angka Migrasi Keluar jml migrasi keluar OM = --------------------------- x 1000 jml pddk tengah th

Angka Migrasi Neto migrasi masuk migrasi keluar

NM = ------------------------------------------- x 1000 jml pddk tengah th Angka Migrasi Bruto migrasi masuk + migrasi keluar GM = --------------------------------------------- x 1000 pddk daerah asal + daerah tujuan

6.2 Teori-Teori Migrasi Model Dorong Tarik (Push-Pull Factor)

Dikemukakan oleh Everet Lee, bahwa ada 4 kelompok faktor yang mempengaruhi orang mengambil keputusan migrasi 1. Faktor yg terdapat di daerah asal 2. Faktor yg terdapat di daerah tujuan 3. Penghalang antara 4. Faktor pribadi

Model Lewis-Fei-Rannis

Dikembangkan oleh Sir. W. Arthur Lewis, diperluas oleh John Fei dan Gustav Ranis. Fokus utama model adalah pada proses perpindahan tenaga kerja dan pertumbuhan peluang kerja di sektor modern. Baik transfer tenaga kerja maupun pertumbuhan peluang kerja di kota dipengaruhi oleh perluasan output di sektor modern. Kecepatan perkembangannya ditentukan oleh tingkat akumulasi modal industri pada sektor modern.

Transisi Mobilitas

Hipotesis mengenai transisi mobilitas ini pada awalnya dikemukakan oleh Zelinsky (1971). Menurut Zelinsky, secara temporal, sesungguhnya terdapat lima tingkatan atau fase transisi mobilitas. Pada dasarnya kelima transisi mobilitas tersebut berjalan sejajar dengan fase transisi demografi atau transisi vital. Kecuali itu, fase-fase tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Transisi Vital

Transisi Mobilitas Masyarakat Premodern

Fase A. Fertilitas dan mortalitas tinggi, Fase I. Mobilitas penduduk (tempat pertumbuhan penduduk tinggi tinggal) sangat sedikit, bahkan tidak tampak, kecuali bentuk2 sirkulasi terbatas, seperti tradisi kunjungan sosial, keagamaan dan sebagainya Masyarakat Awal Transisi Fase B. Mortalitas turun dengan cepat, Fase II. Mobilitas desa-kota mulai fertilitas naik, pertumbuhan penduduk nampak dilatarbelakangi berbagai tinggi aktivitas. Mobilitas antar kota belum terlihat Masyarakat Akhir Transisi Fase C. Fertilitas dan mortalitas samasama turun, tetapi angka mortalitas lebih cepat turun. Pertumbuhan penduduk alami lebih rendah dibanding fase B Fase III. Mobilitas desa-kota masih dominan, mobilitas antar kota mulai memasuki tahap awal, sirkulasi mulai tumbuh dengan kompleksitas struktural.

Masyarakat Maju Fase D. Fertilitas turun, mortalitas stabil Fase IV. Mobilitas residential relatif (tetap), pertumbuhan penduduk tinggi, migrasi desa-kota terus mendekati 0. bertambah secara relatif dan absolut, terjadi aliran tenaga kerja tidak terlatih dan semiterampil dari daerah terbelakang, sirkulasi tenaga kerja terampil dan profesional meningkat dalam berbagai variasi. Masyarakat Awal Transisi Fase E. Perilaku fertilitas tidak dapat dipredikksi karena kelahiran dapat dikontrol oleh individu-individu maupun lembaga politik. Fase V. Mobilitas akan turun karena makin baiknya jaringan komunikasi, sirkulasi meningkat sebagai akibat kemajuan telekomunikasi dan makin baiknya jaringan informasi, lahir bentuk-bentuk baru mobilitas sirkuler.

Keterangan Tabel :

Hipotesis transisi mobilitas dimodifikasi Skeldon (1990), untuk negara2 sedang berkembang. Tujuh tahapan Skeldon: Tahap Pertama: masyarakat pra transisi (pretransitional society)

Sebagian besar mobilitas merupakan mobilitas nonpermanen. Walau begitu, mobilitas ini tidak harus merupakan mobilitas jangka pendek. Dapat pula terjadi mobilitas permanen dalam bentuk kolonisasi ataupun pembukaan daerah pertanian baru. Tahap Kedua: masyarakat transisi awal (early transitional society).

Terjadi percepatan mobilitas nonpermanen ke daerah perkotaan, perkebunan, pertambangan. Mobilitas semacam ini diperlukan untuk mendukung pembangunan pedesaan. Penghasilan penduduk yg mobil ini membantu meningkatkan pendapatan di pedesaan. Jaringan transportasi yang luas, murah, efisien, dan cepat merupakan syarat utama terjadinya peningkatan mobilitas nonpermanen, baik sirkulasi maupun ulang alik. Juga terlihat adanya mobilitas penduduk dari satu daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lain, dengan kota besar sebagai tujuan utama migrasi dari kota kecil dan menengah. Terjadi peningkatan pesat dalam mobilitas ke daerahdaerah baru. Pada tahap ini migrasi masih didominasi oleh penduduk laki-laki.

Tahap Kelima: masyarakat mulai maju (early advanced society).

Angka urbanisasi telah melampaui 50 persen dan mobilitas dari pedesaan ke perkotaan menurun. Mulai terjadi sub-urbanisasi dan dekonsentrasi penduduk. Mobilitas nonpermanen, terutama ulang-alik, meningkat lagi. Ulang alik didominasi oleh laki-laki. Tahap Keenam: masyarakat maju lanjut (late advanced society).

Terus terjadinya dekonsentrasi penduduk perkotaan. Penduduk perkotaan makin menyebar ke daerah perkotaan yg lebih kecil. Juga dapat terjadi peningkatan arus masuk pekerja asing, terutama migran dari negara yang masih berada pada tahap keempat. Ulang alik terjadi dengan pesat. Semua arus mobilitas ini dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan, tanpa perbedaan yang mencolok.

Tahap ketujuh: masyarakat maju super (super advanced society).

Pada tahap ini diwarnai oleh adanya teknologi tinggi, termasuk teknologi informasi. Pada saat ini amat mungkin bahwa mobilitas permanen semakin berkurang dan mobilitas nonpermanen, terutama berujud mobilitas ulang-alik, meningkat. Sistim transportasi diganti dengan sistim komunikasi. Orang tidak perlu lagi berpindah tempat untuk dapat saling berkomunikasi.

6.3 Thesis Brain Drain & Konsep Remitans y Tesis Brain Drain: migrasi keluar angkatan kerja potensial berusia muda & berpendidikan dari pedesaan ke kota, cenderung membawa dampak negatif daerah yang ditinggalkan. Karenanya, migrasi diduga dapat mengganggu dan memperlambat proses pembangunan wilayah. y Di daerah tujuan (kota), mobilitas pekerja mempersulit penataan kota, kelebihan angkatan kerja, pengangguran, pekerja miskin di sektor informal, kemiskinan dan kampung kumuh di kota. y Namun, dampak dari tesis brain drain ini tidak sepenuhnya berlaku di negara2 sedang berkembang. Mobilitas pekerja merupakan salah satu strategi rumah tangga pedesaan. Dengan mengalokasikan SDM yg ada, rumah tangga pedesaan memanfaatkan kesempatan yg ada di luar desa. Hasil kerja di luar desa, dikirimkan dan dimanfaatkan di desa. Kiriman (remittances) migran pekerja berdampak positif bagi rumah tangga dan ekonomi pedesaan.

BAB VII INDIKATOR-INDIKATOR KUALITAS PENDUDUK

7.1 Pengertian Kualitas penduduk terbagi dlm kualitas fisik dan kualitas non-fisik. Kualitas fisik, minimal dapat dipakai tiga indikator yaitu ukuran antropometrik (tinggi, berat badan dan lainnya), kesehatan serta kesegaran jasmani. Kualitas non-fisik dapat berupa kecerdasan, kesehatan mental, pendidikan, religiusitas dan lainnya dari ciri non-fisik.

Pengukurannya dapat dibedakan atas indikator individu dan kelompok. Indikator individu menunjukkan kualitas yang melekat pada masing-masing individu. Kualitas kelompok adalah menunjukkan kualitas rata-rata sekumpulan manusia yg menjadi penduduk suatu kawasan.

Penyajian kualitas yang banyak digunakan adalah ukuran kelompok, karena lebih mudah dlm evaluasi dan intervensi kebijakan. Kelemahannya, kurang tepat jika ketimpangan antar individu dlm kelompok tersebut relatif besar.

7.2 Pendapatan Perkapita

Pada tahun 1950-an, paradigma pembangunan mengacu pada pertumbuhan ekonomi. Ukuran keberhasilan pembangunan adalah pembentukan modal dan produksi. Indikator yg umum digunakan untuk mengukur kualitas penduduk adalah pendapatan perkapita.

Penggunaan pendapatan perkapita mempunyai banyak kelemahan. Diantaranya: (1) tidak tercakupnya produksi subsisten yang tidak dipasarkan, (2) terabaikannya aspek distribusi pendapatan, (3) kualitas penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu hal yang subjektif yang tidak dapat diukur semata-mata melalui pendekatan pendapatan perkapita.

7.3 PQLI atau IMH

Tahun 1970-an, timbul pandangan bahwa kesenjangan merupakan masalah penting yg harus segera diatasi. Paradigma pembangunan terpusat pada usaha pemenuhan kebutuhan pokok hidup manusia.

Untuk mengukur sejauh mana hasil pembangunan mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia dari segi peningkatan kualitas fisik kehidupan, digunakan beberapa tolok ukur.

Morris dan Grant (1976) mengajukan PQLI (Physical Quality of Live Index) atau IMH (Indeks Mutu Hidup). Indeks tersebut mencakup tiga parameter pokok yaitu : angka kematian bayi (IMR), angka harapan hidup pada umur 1 tahun, dan tingkat melek huruf penduduk usia 15 tahun atau lebih.

Kelemahan PQLI: tidak dapat digunakan sebagai indikator kesejahteraan total (yang didalamnya harus mengandung pengukuran tentang rasa aman, keadilan, hak-hak asasi dan hal-hal lainnya yang tidak memiliki eksistensi material).

Di Indonesia, Sayogyo menambah variabel fertilitas (Total Fertility Rate = TFR) sebagai variabel keempat. Ia memberi nama dengan istilah IMH-plus (Indeks Mutu Hidup-plus).

Hananto Sigit juga mengukur Indeks Mutu Hidup dengan menggunakan tiga variabel seperti yang diajukan Moris-Grant. Ia memberi nama dengan istilah : Indeks Kualitas Hidup Manusia Indonesia (IKHMI). Hananto Sigit juga mencoba menambahkan variabel pendapatan (PDRB) sebagai variabel keempat untuk indikator ini yang kemudian diberi nama IKHMI plus atau IKHMIY.

7.4 HDI atau IPM Akhir tahun 1980-an, muncul paradigma yang menyatakan bahwa pembangunan adalah dari, oleh dan untuk manusia. Karenanyaprogram pembangunan harus diarahkan pada pembangunan manusia itu sendiri. UNDP merumuskan pembangunan manusia sebagai suatu proses perluasan spektrum pilihan manusia, meningkatkan kesempatan mereka untuk memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan, penghasilan dan pekerjaan. Tahun 1990 diperkenalkan suatu indikator yang diberi nama Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembang-unan Manusia (IPM), sebagai indikator komposit atas tiga kiteria yaitu kesehatan (diukur dari harapan hidup saat dilahirkan, pengetahuan (diukur dari angka melek huruf & rata-rata lama bersekolah, dan pendapatan (diukur dari paritas daya beli)

BAB VIII ISU-ISU KEPENDUDUKAN TERKINI

8.1 Pembangunan Berwawasan Kependudukan A. Pengertian Secara sederhana pembangunan berwawasan kependudukan mengandung dua makna sekaligus, yaitu : Pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subjek dan objek dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur semata-mata.

B. Dimensi Penduduk dalam Pembangunan Nasional Penduduk merupakan isu yg sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional, karena: Penduduk merupakan pusat seluruh kebijakan dan program pembangunan yang dilakukan. Pembangunan dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk baik kualitas fisik maupun non fisik. Keadaan penduduk sangat mempengaruhi dinamika pembangunan. Jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan tingkat kualitas rendah, menjadikan penduduk tersebut hanya sebagai beban bagi pembangunan nasional.

8.2. Ideologi Gender

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. BKKBN. (2005). Hati-hati dengan jajanan anak anda. http//www.bkkbn.go.id/ Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. (2001). Pedoman Penyuluhan Gizi pada Anak Sekolah bagi Petugas Puskesmas. Jakarta: Depkes RI. Februhartanty, J. 2004. Amankah makanan jajanan anak sekolah di Indonesia?. http//www.gizi.net.co.id (accsested 15 juni 2005). Khomsan, A. (2003). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Kurniati, S. (2010). Tanda Kurang Gizi pada Anak http://doktersehat.com/kurang-gizi-anak-faktor-seba/ dan Penyebabnya.

Marsetyo. (2002). Ilmu Gizi : Korelasi Gizi, Kesehatan, dan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta. Moehji, S. (2002). Ilmu Gizi 1: Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Papas Sinar Siranti. . (2003). Ilmu Gizi 2: Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar Siranti.

Moore, M. C. (1997). Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi Terjemahan Liniyanti D Oswari. Jakarta : Hipokrates. Mulyati. (2003). Hubungan Konsumsi Pangan dan Makanan Jajanan terhadap Status Gizi Siswa Kelas II SLTP N 29 Purworejo tahun ajaran 2001/ 2002 . Skripsi : Universitas Negeri Semarang. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ggalia Indonesia. Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nuryati. (2005). Hubungan antara Frekuensi Jajan di Sekolah dengan Status gizi Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Wonotingal 01-02 Candi Sari semarang. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta. Sediaoetama, A. D. (2000). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi (Jilid I). Jakarta : Dian Rakyat. Suhardjo. (2003). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta : Bumi Aksara. Supariasa, dkk. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Susilowati. (2008). Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi. Cimahi : STIKES Jenderal Ahmad Yani. Wahyuni, I. S. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Ngemplak Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Lampiran 1

Kisi-kisi Soal Angket Untuk Mengetahui Kebiasaan Jajan Siswa di SekolahNo Kisi-kisi Soal Angket No Soal

I II III IV V

Kebiasaan Sarapan Pagi Kebiasaan Jajan Kebersihan Makanan Jajanan Jajanan yang Baik Gangguan Akibat Jajanan

1, 2, 3 4, 5, 6,7, 8, 19, 20 13, 14, 15 9, 10, 11, 12 16, 17, 18

Lampiran 2

DAFTAR ANGKET Judul : HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN JAJAN DI SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011 A. Petunjuk Pengisian 1. Isilah identitas anda terlebih dahulu sebelum anda menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. 2. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda rasa paling tepat dan sesuai. B. Identitas Responden Nama : . Kelas : . C. Daftar Pertanyaan 1. Apakah sebelum berangkat ke sekolah kamu selalu menyempatkan diri untuk sarapan pagi ? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2. Apakah sarapan pagi yang kamu makan selalu dimasak sendiri di rumah ?

a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah dimasak sendiri selalu beli di warung 3. Apakah kamu membawa bekal makanan ke sekolah ? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4. Apakah bekal yang kamu bawa ke sekolah selalu dimasak sendiri di rumah ? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah dimasak sendiri selalu beli di warung

5. Apakah setiap hari kamu selalu menerima uang saku ? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 6. Setiap jam istirahat di sekolah apakah kamu selalu membeli jajanan ? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 7. Berapa kali kamu jajan di sekolah dalam sehari ? a. 3 kali b. 1 2 kali c. Tidak sama sekali 8. Setiap kali kamu jajan, berapa jenis jajanan yang kamu beli ? a. 4 macam b. 3 4 macam c. 1 2 macam 9. Apakah kamu membeli makanan jajanan seperti rames, nasi pecel, bakso atau mie ayam? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10. Apakah kamu membeli makanan jajanan seperti kue-kue, onde-onde atau pisang goreng? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

11. Apakah kamu membeli makanan jajanan seperti cendol, es krim, es teler, es buah, es teh atau es dawet ? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 12. Apakah kamu membeli makanan jajanan seperti buah-buahan segar? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 13. Bagaimana kebersihan kantin tempat kamu jajan ? a. Sangat bersih b. Bersih c. Tidak bersih 14. Apakah kamu pernah memeriksa jajanan yang kamu beli, misalnya : warnanya, rasa dan baunya? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 15. Apakah kamu selalu memilih makanan jajanan yang aman untuk dimakan dan selalu terjaga kebersihannya? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 16. Apakah dengan jajan kamu merasa kebutuhan energimu dapat terpenuhi untuk melakukan semua kegiatan di sekolah? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 17. Pernahkah kamu sakit akibat kebiasaanmu membeli jajanan? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu 18. Akibat kebiasaan jajanmu sakit apa yang pernah kamu derita ? a. Tidak pernah sakit b. Sakit perut, pusing c. Muntah-muntah, diare 19. Apakah kebiasaan jajanmu di sekolah mempengaruhi jadwal makan siangmu di rumah ? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang

c. Selalu 20. Apakah di rumah kamu berkeinginan memakan makanan cemilan lainnya selain nasi? a. Ya, selalu b. Kadang- kadang c. Tidak pernah T E R I M A K A S I H..

Lampiran 3 TINGGI BADAN (TB) DAN BERAT BADAN (BB) SISWA KELAS VII1 DI SMP NEGERI 1 BIREM BAYEUN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12 14 15 NAMA SISWA AGUSTINA AGUSTIRA CUT FARAH NABILA EPI RISMAWATI MARDIANA NANA OKTAVIANA NANDA FIANA NINUK LESTARI NOVITA SARI KARTIKA MAYA SARI RIAN NOVINDRA RIMA SYAHFITRI RISKA FADHILA RISKI SAPUTRA TINGGI BADAN (TB) 147 Cm 147 Cm 151 Cm 139 Cm 142 Cm 134 Cm 142 Cm 152 Cm 148 Cm 150 Cm 150 Cm 156 Cm 156 Cm 150 Cm 160 Cm BERAT BADAN (BB) 49 Kg 49 Kg 35 Kg 27 Kg 30 Kg 25 Kg 30 Kg 40 Kg 38 Kg 42 Kg 40 Kg 40 Kg 48 Kg 38 Kg 44 Kg

16 17 18 19 20

RISKI MAULIZA SAID JAMALUDDIN SUKMA DEWI TAUFIK ZULMI KRISLIANDA

138 Cm 146 Cm 141 Cm 147 Cm 150 Cm

26 Kg 30 Kg 39 Kg 35 Kg 38 Kg

Lampiran 4 TINGGI BADAN (TB) DAN BERAT BADAN (BB) SISWA KELAS VII2 DI SMP NEGERI 1 BIREM BAYEUN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12 14 15 NAMA SISWA ANGGA SETIAWAN AMARULLAH AYU LESTARI FADLON FAISAL FAUZI ALIMI HELLY LESTARI KIKI ANI KHAIRUL SYAHPUTRA MARLIANA MUHAMMAD M. AL FARISI M. NUR MUSRIFAN MUTIARANI TINGGI BADAN (TB) 155 Cm 147 Cm 148 Cm 148 Cm 143 Cm 143 Cm 147 Cm 156 Cm 160 Cm 151 Cm 151 Cm 139 Cm 133 Cm 138 Cm 142 Cm BERAT BADAN (BB) 40 Kg 39 Kg 36 Kg 26 Kg 36 Kg 35 Kg 44 Kg 45 Kg 50 Kg 47 Kg 35 Kg 25 Kg 25 Kg 32 Kg 33 Kg

16 17 18 19 20 21

NYAK KHAZAINUL IKHSAN RISKAN RUSLIZAL SARYANI SITI MAIMUNAH ZULFANI

143 Cm 164 Cm 157 Cm 146 Cm 145 Cm 160 Cm

35 Kg 48 Kg 41 Kg 35 Kg 48 Kg 40 Kg

Lampiran 5 REKAPITULASI JAWABAN ANGKET SISWA KELAS VII1 DAN VII2 SMP NEGERI 1 BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR

N O1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12

NAMA SISWAAGUSTINA AGUSTIRA CUT FARAH EPI. R MARDIANA NANA. O NANDA. F NINUK. L NOVITA. S KARTIKA MAYA SARI RIAN. N RIMA. S RISKA. F

NO SOAL ANGKET 1 B B A B C B B B B B B B B B 2 A A B B C B B A A A A B B B 3 B C C C B B B B B B B B C C 4 A A A C A B B A A B A A C B 5 A A A B A B A A A A A A A A 6 B A A B A B B A A A A A B A 7 B B B B B B B B B B B B B A 8 C C C C C C B B C B C C C B 9 B B B B B B B B B B B B B B 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 B B B B A B B B B B B B B B B B B B B C C B B B B B B B B B B B C C C B B B B C C B C C C C C C C B C C C B C B A A B C A B B B B A A C A B A A A B A B B A B A A B A A A A B B B C B B B B C B A B A B A B B B B B B B B B A B A B A B B B B B B C B B A B B B A B A B B B B A B A A C 20 B B A C C A A B B A A A A A

13 14

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

RISKI.S RISKIA. M S. JAMALUDIN SUKMA DEWI TAUFIK ZULMI. K ANGGA. S AMARULLAH AYU LESTARI FADLON

A B B B B A B B B C

A B B B B B C C B C

C B C B C C B B B C

B C C A C B C C B C

A B B A A A A A B C

B B B A A B B B B C

B B B B B B B B B C

C C C C C C C C B C

C B C B C B C C C C

B B B B B B B C B C

B B B B C B B B B C

C C B C B B C B B C

B B B C B C B C B C

B C B B B B B B B C

A B B B B A A B B C

B B C B C B B A B C

B B B B B B B B B C

B B B B B B B B B C

A B B B A B B B B C

A B B B B B B B B B

25 26 27 28 29 30 31 32 3334 35 36

FAISAL FAUZI ALIMI HELLY. L KIKI ANI KHAIRUL. S MARLIANA MUHAMMAD M. ALFARISI M.NUR MUSRIFAN MUTIARANI NYAK. K. I RISKAN RUSLIZAL SARYANI SITI. M ZULFANI

B B B A A B B B B B B B B B B B B

B B B A A B B C C B B A A B B B B

B B B A A B B C C B B C A B B B C

B B B A A B B C C B B A A B C B B

B A A A A A B C C B B A A B A B B

B A B A A A B A B B B A A B B A B

C A B B B A B B B B B B A B B A B

C A C C C A C C C B B C A C C A B

B A B A A A B C C B B B A B B A B

B A B A A A B A B B B A A B B A B

B C B A A A B B B B B B A C B A A

B A C A A A B B B B B B A C C A B

B B C A A A B C C B B B C B B C C

B A B A A A B C C B B C A B B A B

B B B A A A B B B B B A A B A A B

B B B A A A B B B B B B A B A A B

B A B A A A B B B B B B A B B A A

B A B A A A B C C B B C A B B A A

B B B A A A B B B B B A A B A A B

B B B A B A B B B A B B B B B B B

37 38 39 40 41

Lampiran 6

REKAPITULASI NILAI JAWABAN ANGKET SISWA KELAS VII1 DAN VII2 SMP NEGERI 1 BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR

N

NAMA

NO SOAL ANGKET

O1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12

SISWAAGUSTINA AGUSTIRA CUT FARAH EPI. R MARDIANA NANA. O NANDA. F NINUK. L NOVITA. S KARTIKA MAYA SARI RIAN. N RIMA. S

1 2 3

4

5 6 7

8 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

J U M L A H 86 84 86 74 81 73 79 85 82 85 84 82 83

4 5 4 4 5 3 5 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3

5 5 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 3

5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4

3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4

4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3

3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3

5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 3 5

5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5

5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5

5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5

4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5

4 4 5 3 3 5 5 4 4 5 5 5 5

13

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

RISKA. F RISKI.S RISKIA. M JAMALUDIN SUKMA DEWI TAUFIK ZULMI. K ANGGA. S AMARULLAH AYU . L FADLON

4 4 3 5 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3

4 4 3 3 5 3 4 3 3 4 3

5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3

4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3

4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3

4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3

5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3

4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3

5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

83 82 76 75 80 77 80 77 76 79 61

25 26

FAISAL FAUZI ALIMI HELLY. L KIKI ANI KHAIRUL. S MARLIANA MUHAMMAD M. ALFARISI M.NUR MUSRIFAN MUTIARANI NYAK. K. I RISKAN RUSLIZAL SARYANI SITI. M ZULFANI

4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 5 5 4 3 4 4

4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4

3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4

3 5 3 3 3 5 3 3 3 4 4 3 5 3 3 5 4

4 5 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4

4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4

4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5

4 5 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 3 5 4

4 4 3 5 5 5 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3

4 5 4 5 5 5 4 3 3 4 4 3 5 4 4 5 4 4

4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5

4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4

4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5

4 5 4 5 5 5 4 3 3 4 4 3 5 4 4 5 5

4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4

4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4

78 89 78 97 96 96 79 73 71 81 80 83 96 77 81 92 81

2728 29 30 31

3233 34 35 36 37 38 39 40 41

Lampiran 7 TABEL 4 DAFTAR STATUS GIZI (DALAM PERSEN) BERDASARKAN INDEKS ANTROPOMETRI BB/TB Indeks Antropometri BB/TB No Nama Siswa (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Agustina Agustira Cut Farah Nabila Epi Rismawati Mardiana Nana Oktaviana Nanda Fiana Ninuk Lestari Novita Sari Kartika Maya Sari Rian Novindra Rima Syafitri Riska Fadhila 49 / 37,42 x 100% 49 / 37,42 x 100% 35 / 37,42 x 100% 27 / 37,42 x 100% 30 / 37,42 x 100% 25 / 37,42 x 100% 30 / 37,42 x 100% 40 / 37,42 x 100% 38 / 37,42 x 100% 42 / 37,42 x 100% 40 / 37,42 x 100% 40 / 37,42 x 100% 48 / 37,42 x 100% 38 / 37,42 x 100% = = = = = = = = = = = = = = 130,9 130,9 93,5 72,1 80,2 66,8 80,2 106,9 101,5 112,2 106,9 106,9 128,3 101,5 Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Sedang Gizi Buruk Gizi Sedang Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Status Gizi

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41

Riski Saputra Riskia Mauliza Said Jamaluddin Sukma Dewi Taufik Zulmi Krislianda Angga Setiawan Amarullah Ayu Lestari Fadlon Faisal Fauzi Alimi Helly Lestari Kiki Ani Khairul Syahputra Marliana Muhammad M. Al Farisi M. Nur Musrifan Mutiarani Zak Khazainul Riskan Ruslizal Saryani Siti Maimunah Zulfani

44 / 37,42 x 100% 26 / 37,42 x 100% 30 / 37,42 x 100% 39 / 37,42 x 100% 35 / 37,42 x 100% 38 / 37,42 x 100% 40 / 37,42 x 100% 39 / 37,42 x 100% 36 / 37,42 x 100% 26 / 37,42 x 100% 36 / 37,42 x 100% 35 / 37,42 x 100% 44 / 37,42 x 100% 45 / 37,42 x 100% 50 / 37,42 x 100% 47 / 37,42 x 100% 35 / 37,42 x 100% 25 / 37,42 x 100% 25 / 37,42 x 100% 32 / 37,42 x 100% 33 / 37,42 x 100% 35 / 37,42 x 100% 48 / 37,42 x 100% 41 / 37,42 x 100% 35 / 37,42 x 100% 48 / 37,42 x 100% 40 / 37,42 x 100%

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

117,6 69,5 80,2 104,2 93,5 101,5 106,9 104,2 96,2 69,5 96,2 93,5 117,6 120,2 133,6 125,6 93,5 66,8 66,8 85,5 88,2 93,5 128,3 109,6 93,5 128,3 106,9

Gizi Baik Gizi Buruk Gizi Sedang Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Buruk Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Buruk Gizi Buruk Gizi Sedang Gizi Sedang Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik

Gambar 1 Peneliti sedang melakukan pengukuran tinggi badan kepada salah seorang siswa Kelas VII SMP Negeri Birem Bayeun Tahun Pelajaran 2010/2011

Gambar 2 Peneliti sedang melakukan pengukuran berat badan kepada salah seorang siswa Kelas VII SMP Negeri Birem Bayeun Tahun Pelajaran 2010/2011

Gambar 3 Peneliti sedang membagikan soal angket kepada siswi kelas VII SMP Negeri 1 Birem Bayeun Tahun Pelajaran 2010/2011

Gambar 4 Peneliti sedang membagikan soal angket kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Birem Bayeun Tahun Pelajaran 2010/2011

en

Gambar 5 Peneliti sedang berjabat tangan dengan seorang penjual jajanan Di kantin SMP Negeri 1 Birem Bayeun

Gambar 6 Foto Kantin Sekolah SMP Negeri 1 Birem Bayeun