Post on 24-Jul-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari sekian banyak keunggulan dari aliran Keynesian masih memiliki
banyak kelemahan sehingga memunculkan pemikiran-pemikiran ekonomi baru
yang cenderung sangat mengkritik pandangan dari aliran Keynesian yang pada
saat itu ditokohi oleh Keynes, adapun aliran yang menentang alirqan Keynesian
tersebu adalah aliran monetaris, yang terkenal pada saat itu yang menggagas
aliran monetaris Milton Friedman.
Para pakar ekonomi dari aliran monetaris ini menyerang pandangan dari aliran
Keynesian terutama menyangkut pada penenteuan pandangan yang di nilai oleh
mereka sangatlah tidak benar, adapu beberapa penjelasan yang menjadi
pertentangan antara aliran Keynesian dan aliran monetaris menurut Milton
Friedman berupa, Sebab-sebab terjadinya perubahan pendapatan nasional menurut
Friedman adalah bersumber semata-mata pada tingkat permintaan uang, dimana
volume permintaan uang ini tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam
masyarakat. Oleh sebab itu menurut Friedman, sebab yang paling penting adalah
untuk menguasai volume uang dalam peredaran. Sebab jumlah uang itu yang
mempengaruhi jumlah pengeluaran secara menyeluruh. Hal ini satu sama lain
akan berdampak pada pertumbuhan dan kestabilan ekonomi.
15
B. Identifikasi Masalah
1. Apa penyebab terjadinya perubahan aliran Keynes menjadi aliran menetaris ?
2. Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam aliran Monetaris ?
3. Perbedaan Aliran Monetaris dengan aliran Keynesian ?
4. Kelebihan dan kelemahan aliran Monetaris ?
5. Pokok – Pokok Aliran Monetaris ?
C. Pembatasan Masalah
1. Apa penyebab terjadinya perubahan aliran Keynes menjadi aliran monetaris ?
2. Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam aliran Monetaris ?
3. Perbedaan Aliran Monetaris dengan aliran Keynesian ?
4. Pokok – Pokok Aliran Monetaris ?
D. Perumusan Masalah
1. Apa penyebab terjadinya perubahan aliran Keynes menjadi aliran menetaris ?
2. Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam aliran Monetaris ?
3. Perbedaan Aliran Monetaris dengan aliran Keynesian ?
4. Kelebihan dan kelemahan aliran Monetaris ?
E. Tujuan Penelitian
1. Agar mahasiswamemahami sejarah penyebab munculnya aliran Monetaris.
2. Untuk mengetahui osiapa sajakah tokoh – tokoh yang terlibat dalam aliran
Monetaris.
3. Untuk mengetahui perbedaan aliran Monetaris dan aliran Keynesian.
4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan aliran Monetaris.
15
BAB II
PEMBAHASAN
A. TERJADINYA PERUBAHAN ALIRAN KEYNES MENJADI ALIRAN
MONETERIS
Aliran monetaris dalam perkembangannya sejak pertengahan dasawarsa 60
meliputi berbagai sub aliran yang beraneka ragam. Sejumlah sub aliran masing-
masing memberikan penekanan yang berebeda terhadap peranan bidang moneter
dalam perkembangan ekonomi. Tampaknya memang agak sulit untuk memberi suatu
definisi yang agak baku mengenai ruang lingkup materi dan sifat monetarisme.
Monetarisme yang dikenal dewasa ini dengan berbagai wajahnya pada hakikatnya
merupakan suatu reformasi (perumusan ulang) dalam wujud yang baru dari teori
kuantitas tentang uang sebagaimana mula-mula dikemukakan oleh Irving Fisher
pada abad XX, yang benih-benihnya sudah terkandung dalam gagasan Jean bodin
dari zaman Pramerkantilis dia bad XXI. Sama halnya dengan mazhab Keynes dan
Neo Keynes, golongan Monetaris juga berdasar dari kenyataan adanya ketidak
seimbangan sebagai kecenderungan dalam perkembangan ekonomi. Aliran
Monetaris sangat menarik untuk di bahas karena inti pokok pandangan golongan
monetaris membahas tentang :
1. Sebab terjadinya perubahan pendapatan nasional
Sebab-sebab terjadinya perubahan pendapatan nasional menurut Friedman
bersumber semata-mata pada tingkat permintaan uang, dimana volume
permintaan uang ini tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam masyarakat.
Oleh sebab itu menurut Friedman, sebab yang paling penting adalah untuk
menguasai volume uang dalam peredaran. Sebab jumlah uang itu yang
mempengaruhi jumlah pengeluaran secara menyeluruh. Hal ini satu sama lain
akan berdampak pada pertumbuhan dan kestabilan ekonomi.15
Sementara itu juga diakui, monopoli dan oligopoli dalam persaingan. Akan
tetapi adanya monopoli dan oligopoli tidak begitu besar bobot penagruhnya
terhadap proses kegiatan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Selama jumlah
pasok uang dapat dikuasai, akhirnya dalam perkembangan waktu tingkat harga
dan keadaan ekonomi menjadi stabil dan maju.
2. Kebijaksanaan moneter
Menurut pemikiran Keynes, kebijaksanaan ekonomi yang harus dilakukan
pemerintah adalah kebijaksanaan fiskal yang anti siklus. Golongan monetaris
mengalihkan perhatian dari kebijaksanaan fiskal ke kebijaksanaan moneter.
Upaya untuk menanggulangi goncangan-goncangan kegiatan ekonomi dilakukan
dengan melakukan kebijaksanaan moneter dengan menguasai pasok/penawaran
uang. Diakui dalam suatu masa transisi akan terjadi goncangan harga. Tetapi
setelah beberapa waktu berlalu harga itu akan memncerminkan gerak
perkembangan yang ada sangkut pautnya dengan pengadaan jumlah uang. Selama
pasok uang dapat dikuasai maka pada waktunya kestabilan harga juga akan
terpelihara. Pasok uang harus dikuasai dalam arti tingkat-tingkat pertambahannya
harus dikendalikan sesuai dengan bertambahnya kebutuhna dunia usaha.
3. Pasok uang harus mencerminkan kebutuhan dunia usaha
Pasok uang harus dikuasai dalam arti bahwa tingkat tambahannya harus
dikendalikan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Golongan monetaris
berpendapat bahwa selain di bidang moneter melalui pengelolaan pasok uang oleh
otoritas moneter (Bank Sentral), pemerintah tidak boleh berintervensi secara aktif
melalui kebijaksanaan ekonomi (kembali pada persainagn bebas).
Pengalaman empiris sejak pertengahan dasawarsa 70 sampai sekarang
membuktikan bahwa pemikiran golongan monetaris pun tidak mampu untuk
memecahkan masalah-masalah pokok dalam perkembangan ekonomi masyarakat.
Kesulitan yang timbul dalam praktik untuk menilai dan memantau secara tepat
15
factor yang mana dalam dunia moneter yang merupakan sebab bagi perubahan
ekonomi (apakah pasok uang mempengaruhi kebutuhan usaha atau sebaliknya)
atau hubungan sebab akibat itu yang justru berkebalikan. Ataukah kedua variable
itu daalm perkembangannya harus dianggap co-incidence (kejadian yang
kebetulan saja).
Di samping itu juga dialami kesukaran untuk memperoleh suatu konsensus
yang dapat memberikan arti operasional kepada pengertian kunci: agregate
supply of money. Artinya unsur-unsur mana saja secara operasional yang
harus dicakup dalam pengertian agregate supply of money: uang tunai plus
uang giral plus deposito berjangka, dan bagaimana dengan tabungan, premi
badan-badan asuransi, kartu kredit dan yang lain-lain. Bebebrapa yang disebutkan
terakhir akan sulit untuk mengamati sebagai pasok uang.
B. TOKOH-TOKOH YANG TERLIBAT DALAM ALIRAN MONETERIS.
Sebetulnya aliran monetaris ini sudah muncul sejak lama, manun baru
diperhatikan setelah terjadinya kasus membumbungnya inflasi yang dibarebgi dengan
tingginya tingkat pengangguran pada tahun 1970-an. Tokoh utamanya adalah Milton
Friedman (1912).
Pandangan-pandangannya dapat diikuti dalam berbagai buku, juranl serta artikel-
artikel populer dimajalah atau koran-koran Amerika buku-buku penting yang
ditulisnya antaralain: taxing to prevent inflatoin (1943), a theoty of consumption
function (1957), dan lain-lain.
Pandangan – pandangan friedman dapat diikuti dari berbagai buku, jurnal serta
artiket – artikelpopuler dinajalah dan Koran – Koran Amerika. Buku – buku penting
yang ditulis antara lain :
a) Taxing to Inflation (1943).
15
b) A Theory of The Consuption Function (1957).
c) A Programmer for Monetary Stabiiliti (1960).
d) Price Theory (1962).
e) Chapitalism and freedom (1962).
f) Bersama Anna Schwartz menulis A Monetery History Of The United
States (1867 – 1960).
g) Inflation : causes and Consequences (1969).
h) The Great Contraction (1965).
Friedman dinotaris sering dianggap sebagaoi synonyms.Tetapi bukan berarti ia
adalah tokoh satu-satunya. Tokoh lain yang dianggap sealiran atau pendukungnya
antara lain: Karl brunner (university of rochester)Allan meltzer dan bennet McCallum
(carnegi mellon), thomas mayer (univ of california, Davis), phillip cagan (columbia
Univ), david Laidler dan michael parkin (univ of western ontario), dan william poole
(brown Univ).
C. PERBEDAAN ALIRAN MONETERIS DAN ALIRAN KEYNESIAN
Banyak perbedaan pandangan antara kubu Keynesian dan monetaris dalam
melihat gejala-gejala ekonomi. Dalam melihat perekonomian secara agregat kubu
Keynesian percaya bahwa perekonomian cenderung berada dalam posisi
keseimbangan tingkat output rendah (low level equilibrium). Ini terjadi karena
pengeluaran agregat cenderung lebih kecil dari penerimaan agregat dan kurang
ampuhnya mekanisme. pasar dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian yang
diperlukan, terutama tingkat harga-harga dan tingkat upah. Hal ini bisa terjadi karena
15
adanya kekuatan serikat buruh dan praktek-praktek oligopolistik dari pihak
perusahaan-perusahaan.
Kaum monetaris tidak percaya pda teori Keynesian yang mengatakan bahwa
perekonomian cenderung berada pada keseimbangan tingkat output rendah
disebabkan kurang ampuhnya mekanisme korektif untuk membawa pasar kembali
pada posisi keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh. Dalam hal ini kubu
monetaris mengritik bahwa ada kekuatan-kekuatan pasar yang tidak diikutkan dalam
model yang dikembangkan Kubu Keynesian. Dua di antara kekuatan-kekuatan
tersebut adalah turunnya suku bunga akan mendorong investasi dan turunnya tingkat
harga akan mendorong konsumsi melalui apa yang disebut Pigoileffect. Bagi kubu
monetanis perekonomian cenderung berada dalam posisi keseimbangan, di mana
sumber daya digunakan penuh.
Karena perbedaan cara pandang di atas, maka implikasi kebijaksanaan dan kedua
kubu tersebut juga berbeda. Misa1nya dalam usaha meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi dan dalam mengatasi pengangguran, kub Keynesian lebih menyukai
kebijaksanaan fiskal yang bersifat ekspansif. Sebaliknya kubu monetaris lebih
menyukai kebijaksanaan moneter yang kontraktif. Intenvensi pemerintah untuk
meningkatkan output dengan menggunakan kebijaksanaan fiskal tidak disenangi
Friedman Misalnya ada usaha untuk meningkatkan output dengan menurunkan pajak.
Menurut Keynesian langkah ini akan meningkatkan output. Dalam ”Bahasa” kurva
IS-LM yang dikembangkan Keynesian, hal ini tenjadi kanena penurunan dalam pajak
akan mendorong kurva IS bergerak ke kanan. Tetapi menurut kaum mouetaris hal
seperti ini tidak akan terjadi, sebab dalam perekonomian yang sudah memanfaatkan
sumber daya secara penuh maka kurva LM berbentuk tegak lurus, dan dampak dan
pergeseran kurva IS tidak akan memberi pengaruh pada output (crowding-out effect).
Antara kubu Keynesian dan monetris juga berbeda dalam melihac penyebab
terjadinya fluktuasi ekonomi. Menunut kubu Keynesian tluktuasi ekonomi terjadi
karena tenjadinya perubahan dalam faktor-faktor yang menentukan pendapaian
15
nasional seperti pengeluaran pemerintah, investasj dan konsumsi masyaraicat.
Sebaliknya menurut kubu monetaris fluktuasi ekonomi terjadi karena terjadinya
pelonjakan-pelonjakan dalam jumlah uang beredar disebabkan adanya kebijaksanaan-
kebijaksanan yang bersifat ekspansif dari pemerintah. Pendapat ini mengikuti
pendapat pakar-pakar terdahulu seperti R.G. Hawxrey, F:A. Nayek dan Knut
Wicksell, yang yakin bahwa terjadinya fluktuasi karena dipicu oleh faktor-faktor
moneter, yang cenderung berakibat kumulatif dalam jangka panjang.
Dalam buku: A Pvlonetaiy History of the United States, 1867- 1960 yang ditulis
oleh Friedman bersama-sama dengan Anna Schwartz, mereka menjelaskan kaitan yang
sangat erat antara perubahan dalam jumlah uang dengan perubahan dalam tingkat
kegiatan ekonomi.
Mereka menyimpulkan bahwa fluktuasi dalam jumlah uang sebagai penyebab
fluktuasi dalam pendapatan nasional. Untuk mendukung argumen tersebut mereka
menggunakan kasus depresi besar-besaran yang terjadi tahun 30-an. Menurut
Friedman dan Anna Schwartz, hal ini berlangsung kanena terjadinya crash pasar
modal tahun 1929 dan faktor-faktor lain yang diasosiasikan dengan berkurangnya
aktivitas ekonomi tahun 20-an yang menyebabkan berkurangnya minat orang
memegang surat-surat berharga, dan lebih menyukai memegang uang tunai. Tetapi
sistem perbankan waktu itu tidäk bisa memenuhi permintaan akan uang tunai secara
sekaligus dalam jumlah banyak dari masyarakat. Bank-bank (yang waktu itu
jumlahnya hampir 2000 buah di seluruh Amerika Serikat) terpaksa menutup kantor.
Sebagai konsekuensinya maka jumlah uang beredar anjlok. Tahun 1933 jumlah uang
beredar diperkirakan 35 persen lebih rendah dari jumlah uang tahun 1929. Dengan
alasan di atas kaum monetaris menyimpulkan bahwa fluktuasi dalam jumlah uang
beredarlah yang menyebabkan terjadinya fluktuasi ekonomi, dan bukan sebaliknya
sebagaimana yang dianut kubu Keynesian.
Kaum Keynesian percaya bahwa memang ada kaitan yang sangat erat antara
jumlah uang beredar dengan fluktuasi ekonomi. Tetapi bagi mereka bukan keadaan
15
moneter yang mempengaruhi fluktuasi, melainkan fluktuasi ekonomi yang
mempengaruhi jumlah uang beredar. Bagi kubu Keynesian fluktuasi terjadi karena
berubahnya faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran agregat, dan kebijaksanaan
yang paling ampuh untuk meredakan fluktuasi tersebut adalah melalui kebijaksanaan
counter-cyclical dengan lebih banyak menggunakan kebijaksanaan fiskal.
Kubu monetaris paling tidak suka dengan penggunaan kebijaksanaan fiskal untuk
menstabilkan perekonomian. Alasannya, adalah sangat sulit mengimbangi setiap
ayunan siklus ekonomi karena adanya faktor waktu (lag). Lebih lanjut Friedman
mengatakan:
“There is likely to be a lag between the need for action and government
recognition of the need; a further lag between recognition of the need for action
and the taking of action; and a stilifurther lag between the action and its
effects”.
Karena alasan di atas maka tidak heran jika kubu monetaris lebih jauh bahkan
sangat meragukan keampuhan analisis dan studi neo-keynesian yang sering
menggunakan model ekonometri skala besar. Sebab, dalam model-model skala besar
tersebut tenggang waktu (time-lag) kurang diperhatikan. Karena danya tenggang
waktu antara pembuatan model dan proses analisis dengan waktu mengaplikasikan,
maka kebijaksanaan yang diambil bisa jadi sudah ketinggalan kereta. Mereka percaya
dampak dan kebijaksanaan yang sudah ketinggalan tersebut bisa berakibat fatal bagi
pembangunan.
Sebagai akibat dari perbedaan dalam melihat perekonomian secara agregat-
agregat, maka antara kubu monetaris dan kubu Keynesian juga sangat berbeda dalam
penggunaan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi. Kenyataannya pada tahun 70-an
dan 80-an terjadi debat panjang yang sangat panas antara kubu monetaris (diwakili
Friedman) dengan pihak non-monetaris (termasuk kubu Keynesian, Franco Modigliani
dan James Tobin) tentang kebijaksanaan yang sebaiknya ditempuh dalam menghadapi
berbagai masalah ekonomi, seperti pengangguran dan inflasi.15
Misalnya dalam menghadapi inflasi, terdapat perbedaan yang sangat tajam antara
Keynesian dengan monetanis. Sebagaimana pernah dijelaskan sebelumnya, kubu
Keynesian mennganggap inflasi terjadi karena pengeluaran agregat terlalu besar.
Dengan demikian kebijaksanaan yang ditawarkan kubu Keynesian ialah dengan
mengurangi jumlah pengeluaran agregat itu sendiei. Hal ini bisa dilakukan dengan
mengurangi pengeluaran pemerintah atau dengan meningkatkan pajak. Kebijaksanaan
moneter pun juga bisa dilakukan, yaitu dengan kebijaksanaan uang ketat. Kubu
Keynesian tidak melihat konflik antara kebijaksanaan fiskal dan moneter. Keduanya di
anggap sebagai komplemen. Bagaimanan, dalam praktek kaum Keynesian lebih sering
menggunakan bijaksanaan fiskal, dengan alasan kebijaksanaan ini jauh lebih ampuh
dalam menghadapi resesi.
Sebaliknya kubu monetaris menganggap inflasi terjadi karena jumlah uang beredar
terlalu banyak. Jika jumlah uang beredar terlalu banyak harga-harga akan naik.
Dengan demikian cara yang dianjurkan kaum monetaris dalam menghadapi inflasi
ialah dengan mengurangi jumlah uang yang beredar itu sendiri.
Kebalikan dari kubu Keynesian yang lebih menyukai kebijaksanaan fiskal, kubu
monetaris lebih suka menggunakan kebianaan moneter, sebab dampaknya lebih jelas
dari pada kebiasaan fiskal. Anggapan ini didasarkan pada kepercayaan bahwa
perubahan dalam jumlah uang beredar akan menyebabkan ahan yang besar pula dalam
tingkat suku bunga, yang pada nya akan menyebabkan perubahan yang besar dalam
pendapatan nasional. Ini jelas terbalik dengan anggapan kaum Keynesian yang melihat
perubahan dalam jumlah uang beredar tidak begitu mempengaruhi tingkat suku bunga
sehingga dampaknya terhadap pengeluaran agregat juga kecil.
Kaum monetaris yang sangat memperhatikan agar jumlah uang yang beredai
jangan bertambah terlalu cepat dari yang seharusnya, jelas menyalahkan kebijaksanaan
fiskal yang ekspansif selama tahun 60-an, yang dianggap sebagai pangkal bala
terjadinya kesulitan-kesulitan ekonomi di kemudian hari. Bagi kaum monetaris,
melakukan pengeluaran pemerintah secara berlebihan tidak akan menguntungkan,
15
justru dapat membawa kerugian. Yang jelas, jika inflasi terlalu tinggi perekonomian
bisa macet. Bagi kaum monetaris inflasi dianggap sebagai musuh utama yang perlu
diberantas sesegera mungkin. Kalau inflasi sudah reda, pemerintah harus membiarkan
perekonomian menemukan sendiri laju pertumbuhannya yang normal.
Dari uraian di atas jelas bahwa kubu monetaris lebih menyukai kebijaksanaan
moneter dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi dibanding kebijaksanaan fiskal.
Bagaimanapun, dalam hal ini perlu dicatat bahwa kebijaksanaan moneter yang
dianjurkan kubu monetaris adalah kebijaksanaan moneter yang sifatnya netral dan
berorientasi ke arah pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Perbedaan di atas
menyebabkan perkedaan selanjutnya ntara kubu Keynesian dengan kubu monetaris, di
mana kalau kebijaksanaan yang dilakukan aliran Keynesian lebih sering bersifat
ekspansif, sebaliknya kebijaksanaan yang digunakan oleh aliran monetaris cenderung
kontraktif dan lebih konservatif. Dalam hal ini kubu monetaris lebih suka menaikkan
laju pertumbuhan uang secara pelan-pelan tetapi konstan, sesuai dengan hukum
pertumbuhan jumlah uang konstan (constant money growth rule). Kalau kubu
Keynesian percaya bahwa pemerintah sebaiknya memegang peran utama dalam
mengarahkan jalannya perekonomian lewat kebijaksanaan counter-cyclical dengan
melakukan, fine-tunning, sebaliknya bagi kaum monetaris peran pemerintah harus
dibatasi demi kelancaran jalannya perekonomian secara keseluruhan.
Perbedaan lain antara kubu monetaris dengan kubu Keynesian adalah mengenai
jangka waktu analisis. Kubu Keynesian tidak terlalu memperhatikan analisis jangka
panjang (sebab, seperti kata Keynes, dalam jangka panjang kita semua akan mati !).
Tidak demikian halnya dengan kubu monetaris yang diwakili Friedman. Bagi
Friedman dampak jangka panjang dari berbagai kebijaksanaan ekonomi harus
diperhatikan untuk mengetahui kekuatan pasar.
Kelompok monetaris percaya bahwa kebijaksanaan peningkatan jumlah uang
dalam jangka pendek berpenganuh terhadap output riil. Dalam bahasa kurva IS-LM
yang dikembangkan kubu neo-Keynesian, kenaikan dalam jumlah uang akan
15
menggeser baik kurva LM maupun kurva IS ke kanan, yang berarti peningkatan dalam
jumlah output. Tetapi gejala seperti ini hanya berlangsung dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang perubahan dalam jumlah uang hanya menyebabkan harga-harga
naik, sedang output riil maupun jumlah kesempatan kerja tidak akan bertambah.
Dengan demikian kebijaksanaan moneter yang terlalu ekspansif tidak disukai kubu
monetaris. Dalam hal ini belum diperhitungkan dampak negatif yang mungkin timbul,
di mana kenaikan harga-harga dapat mengakibatkan semakin berkurangnya
kesejahteraan golongan-golongan masyarakat tertentu, terutama mereka yang
berpenghasilan tetap (seperti pegawai negeri).
Dengan alasan yang sama maka Friedman tidak suka mempromosikan full-
employment dengan kebijaksanaan uang mudah (easy money policy), dan juga tidak
senang menghindari inflasi dengan menggunakan kebijaksanaan uang ketat (tight
money policy). Sebab dampak jangka panjang dari kedua kebijaksanaan tersebut bisa
saja berlawanan dengan yang diharapkan untuk jangka pendek.
Kecaman lain dan kubu monetaris terhadap kubu Keynesian ialah bahwa dalam
analisis IS-LM nya kubu Keynesian sama kali mengabaikan pasar tenaga kerja. Oleh
Friedman dan kawan-kawan pasar tenaga kerja kembali diperhatikan. Hal ini secara
tidak langsung telah membuka cakrawala baru dalam pengembangan teori-teori
ekonomi, sebab teori-teori tentang ekonomi sumber daya manusia semakin
berkembang sesudah itu.
D. POKOK PEMIKIRAN ALIRAN MONETARIS
Selama tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, di bawah pimpinan ekonom
terkenal Milton Friedman dari Chicago University (kini hijrah ke Stanford
University) telah berkembang suatu aliran pemikiran (school of thought) di dalam
makroekonomi yang dikenal sebagai aliran moneteris (monetarism). Para ekonom
dari aliran moneteris ini menyerang pandangan dari aliran Keynesian, terutama
15
menyangkut penentuan pendapatan yang dinilai oleh mereka sebagai tidak benar.
Kaum moneteris menghendaki agar analisis tentang penentuan pendapatan memberi
penekanan pada pentingnya peranan jumlah uang beredar (money supply) di dalam
perekonomian. Perdebatan yang lain menyangkut : efektifitas antara kebijakan fiskal
dan kebijakan moneter, peranan kebijakan pemerintah, dan tentang kurva Phillips
(kurva yang menunjukkan bahwa hubungan antara pengangguran dan inflasi adalah
saling berkebalikan).
Bagi kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu utama dari
tingkat kegiatan ekonomi dan harga-harga di dalam suatu perekonomian. Dalam
jangka pendek (short run), jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat output dan
kesempatan kerja; sedangkan dalam jangka panjang (long run) jumlah uang beredar
mempengaruhi tingkat harga atau inflasi. Menurut Milton Friedman “inflasi ada di
mana saja dan selalu merupakan fenomena moneter”. Pertumbuhan moneter atau
uang beredar yang berlebihan dalam hal ini bertanggung jawab atas timbulnya
inflasi, dan pertumbuhan moneter yang tidak stabil bertanggung jawab atas
timbulnya gejolak atau fluktuasi ekonomi. Oleh karena pertumbuhan moneter sangat
berpengaruh terhadap variabilitas, baik variabilitas dalam tingkat harga maupun
pertumbuhan output (GNP), maka kebijakan moneter yang diambil pemerintah
sedapat mungkin haruslah dapat menjamin terciptanya suatu tingkat pertumbuhan
moneter atau jumlah uang beredar yang konstan dan tetap terkendali pada tingkat
yang rendah.
Adapun gagasan pokok dari aliran moneteris yang dianggap penting di antaranya
adalah :
a. Sektor atau perekonomian swasta pada dasarnya adalah stabil.
b. Kebijakan makroekonomi aktif seperti kebijakan fiskal dan moneter
hanya akan membuat keadaan perekonomian menjadi lebih buruk.
Bahkan secara ekstrim mereka mengatakan bahwa “kebijakan
makroekonomi yang aktif itu lebih merupakan bagian dari masalah, dan
bukan bagian dari solusi”. Dengan perkataan lain, kaum moneteris
15
menghendaki suatu peran atau campur tangan pemerintah yang
seminimum mungkin di dalam perekonomian.
c. Seperti halnya dengan aliran Klasik, kaum moneteris berpendapat bahwa
harga-harga dan upah di dalam perekonomian adalah relatif fleksibel,
yang akan menjamin keadaan keseimbangan di dalam perekonomian
selalu bisa diwujudkan.
d. Jumlah uang beredar merupakan faktor penentu yang sangat penting
dari tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Berbagai pendapat atau gagasan kaum moneteris di atas, memiliki implikasi
kebijakan yang penting , yaitu :
1. Stabilitas di dalam pertumbuhan jumlah uang beredarlah yang merupakan
kunci dari stabilitas makroekonomi, dan bukan kebijakan makroekonomi
aktif yang menimbulkan fluktuasi dalam pertumbuhan jumlah uang beredar
yang menjadi penentu kestabilan makroekonomi.
2. Kebijakan fiskal itu sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil,
baik terhadap pendapatan nasional riil maupun pendapatan nasional
nominal; dan bahwa kebijakan fiskal (fiscal policy) bukanlah suatu sarana
atau alat stabilisasi yang efektif.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kaum monetaris, terutama Friedman sangat jelas sangat berjasa dalam
menekankan arti penting laju pertumbuhan uang terhadap aktivitas-aktivitas ekonomi,
dilihat dari upayanya tersebut ia dapat dianggap sangat berhasil. Sebab, sebagaimana
diucapkan oleh pakar ekonomi makro Franco Modigliani We are all monetarists
now.dalam artian bahwa hamper semua pakar ekonomi masa sekarang percaya akan
arti penting pertumbuhan stok uang dalam perekonomian.
Secara keseluruhan harus diakui bahwa pengaruh dari pandangan Friedman dalam
kebujaksanaan ekonomi sangat besar. Hal ini dapat dilihat dan diadopsinya
kebijaksanaan moneter baru oleh pemerintah Amerika Serikat ( The Fed’s ) tahun
1979. Friedman sangat anti dengan peran pemerintah yang kelewat besar dalam
perekonomian. Jika penerimaan pemerintah terlalu besar maka otomatis pengeluaran
juga harus besar, padahal banyak program-program pemerintah dinilai tidak efektif
dalam mencapai sasaran.pengaruh pandangan friedman diatas dapat dilihat dari
program pemotongan pajak yang dilakukan pemerintah Reagan tahun 1981.
Pengaruh pandangan Friedman juga dirasakan oleh Bangsa Indonesia, terlihat dari
kebijaksanaan deregulasi dan debirokratsasi, yang intinya mengurangi cengkraman
pemerintah yang kelewat besar dalam perekonomian Indonesia. Begitu juuga dalam
menghadapi inflsi tahun 1993 dan tahun 1994. Pemerintah juga terlihat berusaha
mati-matian menekan laju inflasi dibawah dua digit, sebab para pakar ekonomi
Indonesia dan juga kaum praktis telah mengetahui dampak negative yang sangat
besar dan keadaan inflasi yang secara sangat vocal disuarakan oleh Milton Friedman
dan Monetaris.
15
C. DAFTAR ISI
Paulus Bambang WS, Fokus Pimpinan # Warta Ekonomi No 2. Tahun XIX, 22
Januari 2007
www. Business-ethics.com, lebih lanjut dalam Annual Business Ethics Amus,
http://www.sejarah perekonomian.com, sejarah perekonomian Dunia
15