Aliran-Aliran Dalam Islam
-
Upload
novi-vonda -
Category
Documents
-
view
690 -
download
7
Embed Size (px)
Transcript of Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 1
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Membahas masalah aliran-aliran pemikiran dalam Islam, maka tidak lain adalah
membahas masalah ajaran-ajaran Islam itu sendiri. Di kalangan para ahli masih
terdapat perdebatan di sekitar permasalahan apakah studi Islam (agama) dapat
dimasukkan kedalam bidang Ilmu pengetahuan, mengingat sifat karakteristik antara
ilmu pengetahuan dan agama berbeda.
Namun, sesuai dengan perkembangan zaman, perdebtan-perdebatan di kalangan
para ahli tentang apakah sebenarnya studi Islam menghasilkan titik temu. Untuk
itulah, kita harus mengetahui aliran atau ajaran Islam yang dalam masa ini lebih
dikenal dengan studi Islam. Studi-studi dalam Islam memiliki banyak sekali aliran.
Yang akan dibahas yaitu aliran Fiqih (hukum), Metafisika, Filsafat dan Ilmu Kalam.
Rumusan masalah yang kita jadikan bahan pembahasan adalah :
1. Apa saja aliran-aliran dalam Fiqih?
2. Apa saja aliran-aliran dalam Metafisika?
3. Apa saja aliran-aliran dalam Filsafat?
4. Apa saja aliran-aliran dalam Ilmu Kalam?
Sedangkan tujuan yang kita rumuskan adalah :
1. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Fiqh,
2. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Metafisika,
3. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Filsafat, dan
4. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam ilmu Kalam.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 2
B. ALIRAN-ALIRAN DALAM ISLAM
1. Aliran Fiqh
Fiqh atau Hukum Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling
dikenal oleh masyarakat. Fiqh dikategorikan sebagai ilmu al-hal, yaitu ilmu yang
berkaitan dengan tingkah laku kehidupan manusia, dan termasuk ilmu yang wajib
dipelajari, karena dengan ilmu itu pula seseorang baru dapat melakukan
kewajibannya mengabdi kepada Allah melalui ibadah shalat, puasa, haji, dan
sebagainya.
Islam dimulai dari Madinah yang merupakan sebuah Negara yang tentunya
harus mempunyai lembaga hukum. Kemajemukan masyarakat madinah
mengakibatkan munculnya persoalan-persoalan ekonomi dan kemasyarakatan. Pada
masa Nabi, segala persooalan yang muncul dikembalikan kepada Nabi untuk
menyelesaikannya. Kemudian, pada masa sahabat, daerah yang dikuasai Islam
bertambah luas.
Dengan demikian, persoalan-persoalan yang timbul di daerah baru itu lebih
kompleks penyelesaiannya dari persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat
semenanjung Arabia. Untuk menyelesaikan dan memutuskan persoalan-persoalan
baru tersebut, para sahabat kembali pada al-Qur’an dan Sunnah. Tapi, untuk
menyelesaikan persoalan yang tidak dijumpai dalam kedua sumber tersebut, maka
para sahabat mengadakan ijtihad dalam memutuskan persoalan-persoalan tersebut.
Secara historis, hukum Islam telah menjadi dua aliran pada zaman sahabat Nabi
Muhammad saw. Dua aliran tersebut adalah Madrasat al-Madinah dan Madrasat al-
Baghdad atau Madrasat al-Hadits dan Madrasat al-Ra`y. Sedangkan Ibnu al-Qayim
al-Jauziyyah menyebutnya sebagai Ahl al-Zhahir dan Ahl aa`na.
a. Madrasat al-Madinah / Madrasat al-Hadits
Aliran Madinah terbentuk karena sebagian besar sahabat tinggal di Madinah.
Sejak masa yang dini, di Madinah telah muncul para zahid. Mereka kuat

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 3
berpegang teguh kepada al-Qur’an dan al-Sunnah. Dan mereka menetapkan
Rasulullah sebagai panutan kezuhudannnya.
Aliran madinah ini lebih cenderung pada pemikiran angkatan pertama kaum
muslimin (salaf), dan berpegang teguh pada zuhud serta kerendah hatian Nabi.
Selain itu, aliran ini tidak begitu terpengaruh perubahan-perubahan social
yang berlangsung pada masa dinasti Umayyah, dan prinsip-prinsipnya tidak
berubah walaupun mendapat tekanan dari Bani Umayyah. Dengan begitu, zuhud
aliran ini tetap bercorak murni Islam dan konsisten pada ajaran-ajaran Islam.
Atas jasa sahabat Nabi yang tinggal di Madinah, maka terbentuklah fuqaha
sab`ah yang mengajarkan dan mengembangkan gagasan guru-gurunya dari
kalangan sahabat. Fuqaha sab`ah diantaranya adalah Sa`id al-Musayyab, Ibnu
Syihab al-Zuhri, dan Imam Maliki pendiri aliran maliki dan ajarannya yang paling
terkenal adalah ia menjadikan ijmak dan amal ulama madinah sebagai hujah.
b. Madrasat al-Baghdad / Madrasat al-Ra’y
Atas jasa sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Baghdad. Diantara
pendapatnya adalah bahwa benda wakaf boleh dijual, diwariskan dan dihibahkan.
Jasa sahabat nabi yang tinggal di Baghdad, terbentuklah aliran ra`yu.
Sahabat yang tinggal di Kufah adalah Abdullah bin Mas`ud, al-Aswad bin Yazid
al-Nakha`i, Amir bin Syarahil al-Sya`bi, Abu Hanifah yang kamudian mendirikan
aliran Hanafi. Salah satu ciri fikih Abu Hanifah adalah sangat ketat dalam
penerimaan hadits dan banyak menggunakan ra`yu.
Murid Imam Malik dan Muhammad al-Syaibani (sahabat dan penerus
gagasan Abu Hanifah) adalah Muhammad bin Idris al-Syafi`i yang mendirikan
aliran syafi`i atau syafi`iyah. Beliau sangat terkenal dalam pembahasan dan
perubahan hukum Islam karena pendapatnya ia golongkan menjadi qaul qadim dan
qaul jaded.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 4
Salah satu murid al-Syafi`i yaitu Ahmad bin Hanbal yang kemudian
mendirikan aliran Hanabilah. Di samping itu, masih ada aliran Zhahiriyah yang
didirikan oleh Imam Daud al-Zahiri, dan aliran Jaririyah yang didirikan oleh Ibnu
jarir al-Thabari.
Thaha Jabir Fayadl al-Ulwani menjelaskan bahwa mazhab fiqih Islam yang
muncul setelah sahabat dan kibar al-tabi`in berjumlah tiga belas aliran. Akan
tetapi, tidak semua aliran itu dapat diketahui dasar-dasar dan metode istinbath
hukum yang digunakannya.
Aliran hukum Islam yang terkenal dan masih ada pengikutnya hingga sekarang
hanya beberapa aliran, diantaranya Hanafiyah, Malikiyah, Syafi`iyah dan Hanabilah.1
2. Aliran-aliran dalam Ilmu Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau
hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas.
Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda
di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya
memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan,
kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.
Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal
yang di luar dunia fisik". "Toko buku metafisika", sebagai contoh, bukanlah menjual
buku mengenai ontologi, melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilmu gaib,
pengobatan alternatif, dan hal-hal sejenisnya.
Secara literal meta berarti beyond atau more comprehensive. Maka ilmu
metafisika adalah ilmu yg melebihi ilmu fisika. Berbeda dari pengertian ilmu
metafisika dalam khasanah western science , ilmu metafisika yg kita maksud di sini
adalah ilmu fisika yg dilanjutkan atau di tingkatkan sehingga masuk ke dalam ilmu
1. Hakim, Atang Abdul. 2000. Metodologi Studi Islam. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Hal. 159-161.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 5
bilghoibi (ghaib atau rohani). Dengan ilmu metafisika akan terungkap apa itu agama.
Kebenaran-kebenaran dan rahasia-rahasia agama yg selama ini dianggap misterius,
mistik, ghaib, dan sebagainya akan menjadi nyata, riel dan dapat dijelaskan secara
ilmiah. Hal ini mirip dengan peristiwa-peristiwa kimiawi yg dulunya dianggap
misterius, nujum, sulap, untuk menakut-nakuti, dsbnya, dengan ilmu kimia menjadi
nyata, riel, dan dapat dijelaskan secara ilmiah.
Dengan ilmu metafisika jelas bahwa agama tak lain terdiri dari hukum-hukum
yg riel seperti juga alam jagad raya yg tak lain terdiri dari hukum-hukum fisika,
kimia, dan biologi. Hanya saja martabat dan dimensi hukum-hukum agama tersebut
lebih tinggi dan bersifat absolut serta sempurna.
Dengan penjelasan yg masuk akal dan ilmiah maka ajaran-ajaran agama dapat
diterangkan secara logis sehingga keimanan meningkat menjadi ilmul-yakin,
seterusnya ke aynul-yakin, dan akhirnya haqqul-yakin. Tanpa penjelasan yg logis
maka ajaran agama menjadi dogma. Tanpa penjelasan yg logis ajaran agama sekedar
di telan tanpa dihayati maksud dan tujuannya.
Keimanan yg kokoh dapat menangkal berbagai serangan atheisme. Maka,
dengan metafisika ilmiah lah kita bisa menghargai betapa tanpa adanya agama maka
manusia tidak mungkin percaya adanya Tuhan. “Religion, believe in God has proved
to be the greatest blessing ever existed for mankind and humanity in this life and the
hereafter” (Yahya: 1981).2
Adapun aliran-aliran metafisika adalah sebagai berikut:
1. Super naturalisme (Hal-hal ghaib)
2. Naturalisme (alami)
3. Monisme (esa/satu)
4. Dualisme (dua)
5. Pluralisme (banyak
2. http://quantumillahi.wordpress.com/2009/01/17/metafisika-merupakan-scientifical/

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 6
a. Supernaturalisme
Beberapa Tafsiran Metafisika dalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai
beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang pertama yang
dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib
(supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan
dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme.
Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme.
Selain paham di atas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. paham
ini amat bertentangan dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme
menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat
gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri,yang dapat dipelajari
dan dapat diketahui. Orang-orang yang menganut paham naturalisme ini beranggapan
seperti itu karena standar kebenaran yang mereka gunakan hanyalah logika akal
semata, sehingga mereka mereka menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu.
Dari paham naturalisme ini juga muncul paham materialisme yang menganggap
bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu pencetusnya ialah
Democritus (460-370 S.M). Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari
mengenai makhluk hidup.
Timbul dua tafsiran yang masing saling bertentangan yakni paham mekanistik
dan paham vitalistik. Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk
hidup) hanya merupakan gejala kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik
hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substansif dengan hanya sekedar
gejala kimia-fisika semata. Berbeda halnya dengan telaah mengenai akal dan pikiran,
dalam hal ini ada dua tafsiran yang juga saling berbeda satu sama lain. Yakni paham
monoistik dan dualistik. sudah merupakan aksioma bahwa proses berpikir manusia
menghasilkan pengetahuan tentang zat (objek) yang ditelaahnya. Dari sini aliran
monoistik mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat.
Keduanya (pikiran dan zat) hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang
berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Pendapat ini ditolak oleh kaum
yang menganut paham dualistik.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 7
Dalam metafisika, penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran
(pikiran) yang bagi mereka berbeda secara substansif. Aliran ini berpendapat bahwa
yang ditangkap oleh pikiran adalah bersifat mental. Maka yang bersifat nyata adalah
pikiran, sebab dengan berpikirlah maka sesuatu itu lantas ada.3
b. Naturalisme
Semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik
akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan
orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.4
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran naturalisme
(Umar Tirtarahardja, 2000:197). Lahirnya aliran ini dipelopori oleh J.J Rousseau,
yang mengamati pendidikan. Ditulis dalam bukunya yang berjudul “Emile”
menyatakan bahwa anak yang dilahirkan pada dasarnya dalam keadaan baik. Anak
menjadi rusak atau tidak baik karena campur tangan manusia (masyarakat). Aliran ini
berpendapat bahwa pendidikan hanya memiliki kewajiban memberi kesempatan
kepada anak untuk tumbuh dengan sendirinya. Pendidikan sebaiknya diserahkan
kepada alam. Oleh karena itu ciri utama aliran ini adalah bahwa dalam mendidik
seorang anak hendaknya dikembalikan kepada alam agar penbawaan yang baik
tersebut tidak dirusak oleh pendidik.
Aliran filsafat pendidikan Naturalisme lahir sebagai reaksi terhadap aliran
filasafat pendidikan Aristotalian-Thomistik. Naturalisme lahir pada abad ke 17 dan
mengalami perkembangan pada abad ke 18. Naturalisme berkembang dengan cepat di
bidang sains. Ia berpandangan bahwa "Learned heavily on the knowledge reported by
man's sense". Filsafat pendidikan ini didukung oleh tiga aliran besar yaitu Realisme,
Empirisme dan Rasionalisme. Semua penganut Naturalisme merupakan penganut
Realisme, tetapi tidak semua penganut Realisme merupakan penganut Naturalisme.
Imam Barnadib menyebutkan bahwa Realisme merupakan anak dari Naturalisme.
Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran Realisme sejalan dengan Naturalisme. Salah
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Metafisika4. Tirtarahardja,Umar & S.L.La Sulo.2005.Pengantar Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 8
satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh dari alam, karena di alam tersedia
kedua hal tersebut.
Dalam pendidikan dan pengajaran, Comenius menggunakan hukum-hukum
alam sebagai contoh yang senantiasa tertib dan teratur. Hukum alam memiliki ciri
sebagai berikut:
a. Segalanya berkembang dari alam .
b. Perkembangan alam serba teratur, tidak meloncat-loncat melainkan terjadi secara
bertahap.
c. Alam, berkembang tidak tergesa-gesa melainkan menunggu waktu yang tepat,
sambil mengadakan persiapan.
Dalam bukunya yang berjudul Didagtica Magna (The Great Didactic) ia
berkomentar,
If we wish to find a remedy for the defects of nature, it is in nature herself that we
must look for it. Since it is certain that art can do nothing unless it imitates nature.
Al-Qur'an berulang kali menyuruh bertafakur dan bertadabbur mengambil
hikmah dari penciptaan makhluk-makhluk yang ada di jagad raya (universe) ini.
Melalui tafakur dan tadabur terhadap ciptaan Tuhan di jagad raya, manusia akan
mengenal tempatnya dengan baik di antara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan.
Pengenalan terhadap posisi manusia di antara makhluk-makhluk-Nya ini yang oleh
Muhammad Fadil al-Jammali dimasukkan sebagai salah satu tujuan pendidikan dalam
Islam.
Bertafakur dan bertadabbur terhadap ciptaan Allah, memerlukan perangkat atau
sarana yang tidak lain adalah akal dan hati. Akal ini merupakan salah satu dari
pemikiran Naturalistik sebagai sarana yang harus dikembangkan. Seorang siswa akan
lebih mudah memahami sesuatu objek, jika sebelumnya siswa tersebut dilibatkan
dalam kegiatan observasi terhadap objek yang akan dipahami atau dipelajari.
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara langsung face to face
terhadap sesuatu yang akan dipelajari.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 9
Pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme di atas dapat diaplikasikan dalam
pendidikan Islam, yaitu dengan cara memberikan keleluasaan kepada siswa
mengobservasi dan mengeksploirasi ciptaan Allah di alam semesta. Tunjukkan
kepada siswa aneka ragam ciptaan yang ada, termasuk manusia sebagai ciptaan dan
sesudah itu guru memberikan penjelasan yang lengkap sesuai dengan tingkat
perkembangan para siswa, sehingga mereka dapat merasakan secara nyata dan
memahami dengan benar apa yang mereka pelajari. Model belajar seperti inilah yang
oleh pengikut filsafat pendidikan Naturalisme dikategorikan sebagai kegiatan belajar
melalui sense atau panca indra.
Ada dua asal usul ilmu pengetahuan yang diperoleh manusia, yaitu pengetahuan
eksternal dan potensi bawaan. Pengetahuan eksternal ialah pengetahuan yang sampai
pada pemikiran atau akal dari alam luar. Pengetahuan eksternal ini merupakan
gambaran alam yang menembus akal melalui panca indra (sense) dan variasinya
menurut kemampuan sensasi dan kejadian alamiah. Cara memperolehnya yaitu
melalui panca indra dan akal. Al-Qur'an mengemukakan secara jelas bahwa
pengetahuan eksternal tidak akan sampai sebelum adanya kelahiran, seperti
disebutkan dalam surah an Nahl (16) ayat 78 sebagai berikut:
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati
(akal), agar kamu bersyukur.
Dalam perspektif Al-Qur'an, alam diciptakan untuk manusia dan salah satu misi
diciptakannya manusia adalah untuk mengelola dan memakmurkan alam dengan
sebaik-baiknya. Bagaimana mungkin manusia dapat mengelola dan
memakmurkannya tanpa mempelajari alam tersebut.
Tugas mengelola dan memakmurkan alam merupakan bagian dari bentuk
pengabdian manusia sebagai khalifah kepada penciptanya. Agar dapat mengelola dan
memakmurkan alam, manusia perlu mengalami proses pendidikan, di mana alam
telah menyediakan beragam fasilitas untuk kepentingan pendidikan ini.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 10
Apa saja yang disediakan alam dapat difungsikan sebagai materi ajar atau
sumber belajar sekaligus sebagai media pembelajaran. Dalam surah Ali Imran (3)
ayat 190 - 191 Allah berfirman:
Artinya : Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan perbedaan
malam dan siang merupakan tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)
Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau sedang berbaring
dan memikirkan penciptaan langit dan bumi."
Langit, bumi, siang dan malam disebut sebagai tanda-tanda atau ayat-ayatNya.
Begitu juga apa saja yang ada di alam merupakan tanda-tanda akan kekuasaan dan
adanya Allah. Untuk mengenal Allah sebagai pemilik alam, jalan yang paling dekat
adalah dengan mempelajari tanda-tanda Allah di alam tersebut.
Studi terhadap ciptaan Tuhan sebagai ayat Kauniyah yang bertebaran di jagat
raya, sama halnya dengan kewajiban mempelajari ayat-ayat Qauliyah Tuhan, yaitu
Al-Qur'an. Melalui kedua ayat tersebut Allah mendidik manusia agar memiliki ilmu
pengetahuan, sebagaimana ilustrasi berikut:
Syekh Makarim al-Syirazi dalam tafsir al-Amtsal ketika menafsirkan kalimat
rabbul 'alamin mengatakan bahwa rububiyatullah thariqun li ma'rifatillah. Salah satu
jalan untuk mengenal Allah adalah dengan memperhatikan (mempelajari) bagaimana
Allah menciptakan dan memelihara alam semesta. Allah mendidik manusia agar
mempelajari bagaimana Allah menciptakan dan memelihara makhluk-makhluk-Nya
yang bertebaran di jagat raya ini.
Studi terhadap makhluk-makhluk Allah di jagat raya (universe) ini telah
terbukti mampu melahirkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang ada saat ini.
Dalam konteks aliran filsafat pendidikan Naturalisme, pengenalan siswa secara
langsung terhadap alam dengan berbagai bentuknya, akan melahirkan pemahaman
yang jauh lebih baik terhadap obyek yang dipelajari dibandingkan dengan membaca
buku di dalam kelas.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 11
Al-Qur'an melalui ayat-ayatnya menyuruh manusia agar memperhatikan jagat
raya ini beserta apa saja yang dikandungnya. Perhatikan misalnya dalam surah-surah
berikut:
Artinya : Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah
bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah
menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Artinya : Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas
mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak
mempunyai retak-retak sedikitpun?
Perintah seperti di atas diungkap dalam Al-Qur'an melalui berbagai macam
istilah agar manusia melakukan aktivitas bertafakur dan bertadabur.
1. Tafakkaro, berpikir, terdapat dalam 15 ayat lebih, antara lain dalam surah ar Rum
(30) ayat 8, sebagai berikut:
Artinya : Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri
mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan
sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan
dengan Tuhannya.
2. Tadabbaro, merenungkan, seperti dalam surah Muhammad (47) ayat 24
Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati
mereka terkunci?
3. Nażaro, melihat yang dalam Al-Qur'an disebutkan lebih dari 30, antara lain adalah:
Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
Selain tiga ungkapan di atas, juga terdapat beberapa istilah yang juga
mengandung pengertian agar manusia memperhatikan ciptaan Allah di jagat raya ini

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 12
seperti faqiha, Tażakkaro, fahima, aqola, ulū al bāb, ulū al ΄ilmi, ulū al nuhā, dan ulū
al abșār. 5
Pengenalan secara langsung terhadap alam sebagai obyek studi seperti percikan
pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme dapat diaplikasikan dalam pendidikan
Islam, karena secara sangat jelas Al-Qur'an berulang kali menyuruh untuk itu.
Meskipun demikian harus diakui juga bahwasanya mengandalkan kekuatan
panca indra semata dalam pembelajaran, tidak dibenarkan dalam pendidikan Islam,
karena Al-Qur'an juga mementingkan kecerdasan akal. Bahkan Al-Qur'an
menggambarkan mereka yang mengagungkan panca indra, tanpa menyertakan akal
dalam memahami fenomena alam, bagaikan hewan.
Selain pengembangan akal dengan observasi, dalam percikan pemikiran filsafat
pendidikan Naturalisme, juga terdapat sisi lain yang dapat diimplementasikan dalam
pendidikan Islam, yaitu bahwa pendidikan itu bisa berasal dari alam, manusia dan
barang.
Dalam Islam pendidikan juga dapat berasal dari alam dan barang, yaitu dengan
jalan bertafakkur dan bertadabbur disamping juga dapat berasal dari manusia melalui
proses pewarisan nilai dan ilmu pengetahuan.
c. Monoisme
Paham ini menganggap bahdari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja,
tidak mungkin dua. Paham ini terbagi ke dalam dua aliran :
Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan
ruhani. Aliran ini sering juga disebut naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati
merupakan kenyataan dan satu – satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang
lainnya jiwa atau ruh tidaklah merupakan satu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa
atau ruh itu hanyalah merupakan akibat dari proses gerakan kebenaran dengan
5. Jalaluddin Rakhmat, 2000, Meraih Cinta Ilahi : Pencerahan Sufistik, Bandung : PT.Remaja Rosda karya.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 13
salah satu cara tertentu. Kalau dikatakan bahwa materialisme sering disebut
naturalisme, sebenarnya ada sedikit perbedaan diantara dua paham itu.
Namun, materialisme dianggap suatu penampakan diri dari naturalisme.
Naturalisme berpendapat bahwa alam saja yang ada, yang lainnya di luar alam
tidak ada. Yang dimaksud alam di sini adalah segala – galanya, meliputi benda dan
ruh. Jadi benda dan ruh sama nilainya dianggap sebagai alam yang satu.
Sebaliknya, materialisme menganggap ruh adalah kejadian dari benda. Jadi tidak
sama nilai benda dan ruh seperti dalam naturalisme.( Amsal Bahtiar, 2004 : 136 ).
Dari segi dimensinya, paham ini sering dikaitkan dengan teori Atomisme.
Menurut teori ini semua materi tersusun dari sejumlah bahan yang disebut
unsur yang bersifat tetap, tak dapat dirusakkan. Bagian terkecil dari unsure itulah
yang dinamakan atom. Aliran pemikiran ini dipelopori oleh bapak filsafat yaitu
Thales (624 – 546 S.M ), ia berpendapat bahwa unsur asal adalah air karena
pentingnya bagi kehidupan. Prinsip – prinsip materialisme ini juga dikembangkan
oleh ahli filsafat lain seperti Democritos ( 460 – 370 S.M ), dia berpendapat bahwa
hakikat alam ini merupakan atom – atom yang banyak jumlahnya, tak dapat
dihitung dan amat halus.Atom – atom inilah yang merupakan asal kejadian alam. (
Jujun S.Suriasumantri, 1996 : 64 ).
Idealisme
Sebagai lawan materialisme adalah aliran idealisme yang disebut juga
dengan spiritualisme. Idealisme bearti serba cita, sedang spiritualisme berarti serba
ruh. Idealisme diambil dari kata “Idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua
berasal dari ruh ( sukma ), yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati
ruang.
Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani. Dalam
perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran Plato ( 428 – 348 ) dengan teori
idenya. Menurutnya, tiap – tiap yang ada di alam mesti ada idenya, yaitu konsep
universal dari tiap sesuatu.( Amsal Bahtiar, 2004 : 139 ). Alam nyata yang

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 14
menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi idelah
yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar dari wujud sesuatu.
d. Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai
asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan
spirit. Kedua macam hakikat itu masing – masing bebas dan berdiri sendiri, sama -
sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan di alam ini.
Contoh yang paling jelas tentang adanya kerjasam kedua hakikat ini adalah dalam
diri manusia. (Amsal Bahtiar, 2004 : 142 ).
Tokoh paham ini adalah Descartes ( 1596 – 1650 M ) yang dianggap sebagai
bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia
kesadaran ( ruhani ) dan dunia ruang ( kebendaan ). Paham ini terkenal dengan
rasionalisme, yaitu paham filsafat yang mengatakan bahwa akal ( reason ) adalah
alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.
Umumnya manusia tidak akan mengalami kesulitan untuk menerima prinsip
dualisme, karena setiap kenyataan lahir dapat segera ditangkap oleh panca indera
kita, sedang kenyataan batin dapat segera diakui adanya oleh akal dan perasaan
hidup.
e. Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan
kenyataan. Dikatakan pula bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur,
lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani kuno adalah
Anaxagoras dan Empedocles yang mengatakan bahwa substansi yang ada itu
terbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api dan udara. Tokoh modern
aliran ini adalah William James ( 1842 – 1910 M ) dari New York yang terkenal
sebagai seorang psikolog dan Filosof Amerika. Menurutnya, kenyataan terdiri dari
banyak kawasan yang berdiri sendiri. Dunia bukanlah suatu Uni-Versum,
melainkan suatu Multi-Versum. Dunia adalah suatu dunia yang terdiri dari banyak
hal yang beraneka ragam atau pluralis.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 15
Menurut Prof. S. Takdir Alisyahbana, ontology - metafisika dibagi menjadi
dua, yaitu : mengenai kuantitas ( jumlah ) dan yang mengenai kualitas ( sifat ).
Yang mengenai kuantitas terdiri atas : monoisme, dualism dan pluralisme. Sedang
yang mengenai kualitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang melihat hakikat
kenyataan itu tetap dan yang melihat hakikat kenyataan itu sebagai kejadian.
Yang termasuk golongan pertama ( tetap ) ialah :
F Spiritualisme
F Idealisme ( materialisme )
Yang termasuk golongan kedua ( kejadian ) ialah :
Mekanisme, yakni aliran yang berkeyakinan bahwa kejadian di dunia ini
berlaku dengan sendirinya menurut hukum sebab akibat.
Aliran teleologi, yakni aliran yang berkeyakinan bahwa kejadian yang satu
berhubungan dengan kejadian yang lain, bukan oleh hukum sebab akibat,
melainkan semata – mata oleh tujuan yang sama. Determinisme, yakni aliran
yang mengajarkan bahwa kemauan manusia itu tidak merdeka dalam
mengambil putusan–putusan yang penting, tetapi sudah terpasti lebih dahulu.
Indeterminisme, yakni aliran yang berpendirian bahwa kemauan manusia itu
bebas dalam arti yang seluas - luasnya. ( Drs. Poerwantana dkk, 1991 : 9 )
3. Aliran-aliran dalam Ilmu Filsafat
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahan( the mother of science )yang
mampu menjawab segala pertanyaan tentang berbagai masalah yang berhubungan
tentang alam semesta, manusia dengan segala problematikanya dalam kehidupan.
Kemudian karena semakin berkembangnya pemikiran manusia, banyak problema
yang tidak bias dijawab oleh filsafat, maka lahirlah ilmu pengetahuan dalam bentuk
disiplin ilmu dengan keterkhususannya masing-masing sehingga sanggup menjawab
atas problematika perkembangan metodologi yang semakin pesat.
Filsafat adalah usaha orang untuk memahami dunia dan hidup ini, sedangkan
filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakekatnya jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan dalam laporan pendidikan.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 16
Untuk mengenal perkembangan pemikiran dunia filsafat pendidikan dibawah
ini akan diuraikan garis-garis besar aliran-aliran filsafat dalam pendidikan.
a. Aliran Progressivisme
Aliran progressivisme, progress(maju) adalah sebuah paham filsafat yang
lahir dan sangat berpengaruh dalam abad ke-20. Pengaruh itu terasa diseluruh
dunia, terlebih-lebih di amerika serikat asaha pembaharuan di dalam lapangan
pendidikan pada umumnya terdodong oleh aliran progressivisme ini.
Pada dasarnya aliran ini mendorong bahwa pendidikan adalah sebagai wadah
untuk menjadikan (progress) sebagai generasi yang menjaewab tentang zaman
peradaban baru. Melalui pandangan “the liberal road culture”maksudnya ialah
pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat fleksibel, curious, toleran dan open-
minded.progressivime
Sifat-sifat aliran progressivisme:
F Sifat negative: menolak segala otoritarisme dan absolutism seperti yang
terdapat dalam agama, politik, etika dan epistemology.
F Sifat positive: Menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dan manusia
yang diwarisi sejak lahir.
Menurut John Dewey dalam bukunya “Democracy and Education” Isi
pendidikannya lebih mengutamakan bidang-bidang seperti pengetahuan alam,
sejarah, ketrampilan, serta hal-hal yang berguna serta langsung dirasakan oleh
masyarakat. Metode scientific lebih diutamakan dan dipentingkan, dan bukan
metode memorisasi. Praktek kerja di laboratorium, bengkel, kebun (lapangan)
merupakan kegiatan yang dianjurkan menurut aliran progressivisme dalam rangka
terlaksananya “Learning by Doing”
b. Aliran Essensialisme
Esssensialisme-essensi (pokok) merupakan aliran yang memandang terhadap
pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal
peradaban manusia.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 17
Essensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai
yang memiliki kejelasan dan tahan lama, sehingga memberikan kestabilan dan
arah yang jelas. Essensialisme didasari atas pandangan humanism yang merupakan
reaksi terhadap hidup yang mengarah keduniawian, serba ilmiah dan materialistic.
Adapun beberapa tokoh utama yang berperan dalam penyebaran
essensialisme, yaitu:
F Desiderius Erasmus (akhir abad 15)
F Johan Amos Comenius (1592-1670)
F John Locke (1632-1704)
F Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827)
F Johan Friedrich Frobel (1782-1852)
F Johan Friedrich Herbert (1776 -1841)
F William T. Harris (1835-1909)
Tujuan umum aliran esensialisme adalah membentuk pribadi bahagia dunia
dan akhirat. Isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala
hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia.
c. Aliran Perennialisme
Perennialisme diambil dari kata perennial, yang artinya kekal/abadi. Aliran
Perennialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai
dan norma-norma yang bersifat kekal abadi. Dengan melihat kehidupan zaman
modern telah menimbulkan banyaj krisis, di bidang kehidupan umat manusia.
Untuk mengatasi krisis ini, perennialisme memberikan jalan keluar berupa
“regressive road to culture”.
Oleh sebab itu perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam
proses mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan
masa lampau yang dianggap cukup ideal.
Menurut Plato, manusia secara kodrati memiliki tiga potensi, yaitu: nafsu,
kemauan dan pikiran. Ide-ide Plato itu dikembangkan oleh Aristoteles dengan

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 18
lebih mendekatkan kepada dunia kenyataan. Bagi Aristoteles, tujuan pendidikan
adalah “kebahagiaan”. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, maka aspek
jasmani, emosi dan intelek harus dikembangkan secara seimbang.
Tujuan pendidikan yang dikehendaki Thomas Aquinas adalah sebagai usaha
untuk mewujudkan kapasitas yang ada dalam individu agar menjadi aktualitas
aktif dan nyata.
d. Aliran Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme dalam Bahasa Inggris “Rekonnstruct”, yang berarti
menyusun kembali. Aliran ini adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata
susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak
modern.
Aliran rekonstruksionalisme menempuh dengan jalan berupaya membina
suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam
kehidupan umat manusia. Pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang
sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai
dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan yang akan datang,
sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
e. Aliran Eksistensialisme
Eksistensialisme pada hakekatnya adalah merupakan aliran filsafat yang
bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup
asasi yang dimiliki dan dihadapinya. Secara singkat Kierkegoard memberikan
pengertian eksistensialisme adalah suatu penolakan terhadap suatu pemikiran
abstrak, tidak logis / tidak ilmiah.
Sikap dikalangan kaum eksistensialisme / penganut aliran ini seringkali
Nampak aneh / lepas dari nama-nama umum.6
6. http://fajri89.blogspot.com/2011/10/aliran-aliran-ilmu-kalam.html

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 19
4. Aliran-aliran dalam Ilmu Kalam
Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam perkara-
perkara aqidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Nabi SAW.
Atau zaman para sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi
penumpuan agar ia menjadi satu ilmu yang baru yang diberi nama ilmu kalam. Ilmu
ini muncul dan berkembang atas sebab-sebab dalaman dan luaran.
Aliran-aliran dalam ilmu kalam yaitu:
a. Aliran Khawarij
Khawarij termasuk aliran yang pertama kali muncul dalam teologi Islam.
Sebutan khawarij berasal dari kharaja yang berarti keluar. Kata ini dipergunakan
oleh kalangan Islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan
Ali bin Abi Thalib r.a.
Adapun sifat-sifat Khawarij, diantaranya sebagai berikut:
F Mencela dan menyesatkan
F Buruk sangka
F Berlebih-lebihan dalam Ibadah
F Keras terhadap sesama Muslim dan memudahkan yang lainnya.
F Sedikit pengalamannya.
Adapun dalam masalah iman dan kufur, pendapat khawarij, setelah terpecah-
pecah, memiliki pendapat yang beragam. Dalam tulisan ini hanya dikemukakan
pendapat dari sebagian sektenya saja, yakni Al-Muhakkimah, Al-Azariqah, Al-
Najdat dan Al-Ajaridah.7
b. Aliran Murji’ah
Murji’ah berasal dari kata arjaa, yang berarti menangguhkan, mengakhirkan
dan juga memberi pengharapan. Dalam ajaran utama aliran Murji’ah, orang Islam
yang melakukan dosa besar tidak boleh dihukumi (ditentukan) kedudukannya
dengan hukum dunia’ mereka tidak boleh akan ditentukan di neraka atau di surga;
kedudukan mereka ditentukan dengan hukum akhirat. Sebab bagi mereka,
7. Mubarok,Jaih.2004.Sejarah Peradaban Islam.Bandung: ustaka Bani Quraisy. Hal. 57

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 20
perbuatan maksiat tidak merusak iman sebagaimana perbuatan taat tidak
bermanfaat bagi yang kufur.
c. Aliran Qadariah
Qadariah berasal dari kata qadara adalah nama yang digunakan untuk sebuah
aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia
dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariah, manusia
dipandang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kehendak dan
kemauannya sendiri. Mereka menolak adanya qadha dan qadar.
Paham qadariah telah meletakkan manusia pada posisi merdeka dalam
menentukkan tingkah laku daan kehendaknya (free act and free will). Jika manusia
berbuat baik, hal itu atas kehendak dan kemauannya sendiri serta berdasarkan
kemerdekaan dan kebebasan memilih yang ia miliki. Oleh karena itu, jika
seseorang diberi pahala yang baik berupa surga di akhirat atau diberi siksa di
neraka, semua itu atas pilihannya sendiri.
d. Aliran Jabariah
Nama Jabariah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Paham ini
memposisikan manusia tidak memiliki kebebasan dan inisiatif sendiri, tetapi
terikat kepada kehendak mutlak Tuhan.
Manusia, menurut paham ini, betul melakukan perbuatan tetapi perbuatannya
itu daalam keadaan terpaksa.Pendapat jabariah pun memiliki landasan yang kuat
dalam ajaran Islam. Mereka selanjutnya mengembangkan pahamnya sejalan
dengan perkembangan masyarakat pada masa itu.
e. Aliran Mu’tazilah
Aliran mu’tazilah merupakan salah satu aliran teologi dalam Islam yang
dapat dikelompokkan sebagai kaum rasionalis Islam. Ajaran pokok aliran
mu’tazilah adalah panca ajaran atau pancasila mu’tazilah, lima ajaran tersebut
adalah:
F Keesaan Tuhan (al-Tauhid)
F Keadilan Tuhan (al-adl’)
F Janji dan ancaman (al-wa’d wa al-waid)

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 21
F Posisi diantara dua tempat (al-manzilah bain al-manzilatain)
F Amar ma’ruf nahi munkar (al amr b al ma’ruf wa al-nahy ‘an l-munkar)
f. Aliran Asy’ariah
Aliran ini sering disebut sebagai aliran tradisional. Ajaran asy’ariah ini
muncul sebagai alternative yang menggantikan kedudukan ajaran mu’tazilah yang
sudah hilang pamornya passca penghapusannya.
Sebagai sebuah aliran teologi, asy’ariah mempunyai ajaran-ajaran yang
banyak diikuti masyarakat, khususnya yang cenderung mengikutinya. Ajaran-
ajaran tersebut dapat diketahui dari buku-buku yang ditulis Al-Asy’ari sendiri dan
para muridnya.
g. Aliran Maturidiah
Aliran Maturidiah muncul sebagai reaksi keras terhadap aliran mu’tazilah.
Aliran maturidiah terdapat dua golongan, yaitu maturidiah Samarkand yang terdiri
dari pengikut Imam al-Maturidi dan Maturidiah Bukhara yang terdiri dari pengikut
imam al-Badzawi yang tampaknya lebih dekat kepada ajaran al-asy’ari.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 22
C. KESIMPULAN
Materi pemikiran islam sempat menjadi perdebatan. Sehingga terdapat berbagai
Aliran dalam bidang pemikiran islam diantaranya yaitu aliran dalam ilmu kalam yang
muncul dari pertama hingga ilmu-ilmu keislaman lainnya. Ilmu kalam menitik beratkan
pembahasannya kepada aspek-aspek dengan Tuhan dengan segala aspeknya.
Yang termasuk aliran Fiqh adalah:
1. Madrasat al-Madinah/Madrasat al-Hadits, dan
2. Madrasat al-Baghdad/Madrasat al-Ra’y.
Yang termasuk aliran Metafisika adalah :
1. Super naturalisme (Hal-hal ghaib),
2. Naturalisme (alami),
3. Monisme (esa/satu),
4. Dualisme (dua), dan
5. Pluralisme (banyak).
Yang termasuk aliran Filsafat adalah :
1. Aliran Progressivisme,
2. Aliran Essensialisme,
3. Aliran Perennialisme,
4. Aliran Rekonstruksionalisme, dan
5. Aliran Eksistensialisme.
Dan yang termasuk aliran Ilmu kalam adalah :
1. Aliran Khawarij,
2. Aliran Murji’ah,
3. Aliran Qadariah,
4. Aliran Jabariah,
5. Aliran Mu’tazilah,
6. Aliran Asy’ariah, dan
7. Aliran Maturidiah.

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 23
DAFTAR PUSTAKA
1. Hakim, Atang Abdul, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000.
2. Sodikin, Abuy, Metodologi Studi Islam, Bandung: Tunas Nusantara, 2000.
3. Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
4. Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta:Rineka
Cipta,2005.
5. Rakhmat, Jalaluddin, Meraih Cinta Ilahi : Pencerahan Sufistik, Bandung: PT.
Remaja Rosda karya, 2000.
6. http://fajri89.blogspot.com/2011/10/aliran-aliran-ilmu-kalam.html
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Metafisika
8. http://quantumillahi.wordpress.com/2009/01/17/metafisika-merupakan-scientifical/
9. http://makalah4share.blogspot.com/2011/06/makalah-filsafat-ontologi-
metafisika.html,

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 24
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................................ i
A. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
3. Tujuan Pembahasan ..................................................................................................... 1
B. ALIRAN – ALIRAN DALAM ISLAM:Fiqh, Metafisika, Filsafat & Ilmu Kalam ........ 2
1. Aliran Fiqh ................................................................................................................... 2
a. Madrasat al-Madinah / Madrasat al-Hadits ............................................................ 2
b. Madrasat al-Baghdad / Madrasat al-Ra’y ............................................................... 3
2. Aliran Metafisika ......................................................................................................... 4
a. Super naturalisme (Hal-hal ghaib) ......................................................................... 6
b. Naturalisme (alami) ................................................................................................ 7
c. Monisme (esa/satu) ................................................................................................12
d. Dualisme (dua) .......................................................................................................14
e. Pluralisme (banyak) ................................................................................................14
3. Aliran Filsafat ..............................................................................................................15
a. Aliran Progressivisme ............................................................................................16
b. Aliran Essensialisme ..............................................................................................16
c. Aliran Perennialisme ..............................................................................................17
d. Aliran Rekonstruksionalisme .................................................................................18
e. Aliran Eksistensialisme ..........................................................................................18
4. Aliran Ilmu Kalam ......................................................................................................19
a. Aliran Khawarij ......................................................................................................19
b. Aliran Murji’ah ......................................................................................................19
c. Aliran Qadariah ......................................................................................................20
d. Aliran Jabariah .......................................................................................................20
e. Aliran Mu’tazilah ...................................................................................................20
f. Aliran Asy’ariah .....................................................................................................21
g. Aliran Maturidiah ...................................................................................................21
C. KESIMPULAN.................................................................................................................22
Daftar Pustaka .......................................................................................................................23
ALIRAN – ALIRAN DALAM ISLAMi

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam
Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 25
ALIRAN-ALIRAN DALAM ISLAM:Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu Kalam
MakalahDisusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Metodologi Studi IslamPada Jurusan Matematika Semester III
Tahun Akademik 2011/2012
Disusun Oleh :
Kelompok : 7 (T.MTK A)
IMA YUNIA(141.015.00.16)
FITRIYAH(141.015.00.13)
MUHAMAD HIDAYAT(141.015.00.20)
Dosen Pengampu:
ARIEF AULIA RACHMAN MA, M.Si
FAKULTAS TARBIYAHTAHUN 2011
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBONJln. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon. Telp:(0231)480262,481264,
Faks:(0231)489926,45132