Post on 15-Jan-2017
AKUNTANSI PPh AKUNTANSI PPh PEMOTONGAN dan PEMUNGUTANPEMOTONGAN dan PEMUNGUTAN
PPh Pemotongan dan Pemungutan (Withholding Tax)• Pajak yang dibayar seseorang atau badan, dipotong dan
dipungut Pajak Penghasilan oleh pihak ketiga• Merupakan pajak yang dibayar dalam tahun pajak
berjalan (prepaid tax),
Kewajiban Pemotong/Pemungut• Memotong atau memungut pajak dari penerima penghasilan • Menyetorkan pajak tersebut ke kas negara lewat bank
persepsi/kantor pos.• Melaporkan pemotongan/pemungutan pajaknya ke KPP
dimana Wajib Pajak pihak ketiga tersebut terdaftar
Jenis PPh Pot/PutJenis PPh Pot/Put• PPh Pasal 21
PPh yang terkait dengan penghasilan dari pekerjaan, jasa, kegiatan (active income) yang dilakukan oleh orang pribadi dalam negeri baik yang bersifat sebagai karyawan tetap atau bukan karyawan tetap
• PPh Pasal 22Pemungut PPh Pasal 22 ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Direktur Jenderal pajak.
• PPh Pasal 23Pajak yang terkait dengan penghasilan dari pemanfaatan modal/ aktiva (passive income) dan pemanfaatan jasa (active income) yang diterima/diperoleh subyek pajak dalam negeri.
• PPh Pasal 26Merupakan pajak yang terkait dengan penerima pengasilan yang berasal dari subyek pajak luar negeri baik berasal dari active maupun passive income.
• PPh Pasal 4 ayat (2)Merupakan pajak yang bersifat Final (khusus) atas obyek-obyek pajak tertentu, jenis penghasilan yang dikenakan PPh ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
PENGERTIAN PENGERTIAN PEMOTONGAN & PEMUNGUTANPEMOTONGAN & PEMUNGUTAN
PEMOTONGAN :- Menunjuk pada objek yang dikenakan pemotongan- Mengurangi Kas yang diterima penerima penghasilan
PEMUNGUTAN :- Menunjuk pada potensi yang terkandung dalam transaksi tsb- Dapat menambah pembayaran bagi pihak-pihak yang bertransaksi
PPh PASAL 21PPh PASAL 21PPh Ps. 21 :- PPh yang dipotong atas : Active Income (pekerjaan, jasa, kegiatan) dengan nama dan dalam bentuk apapun.- Pemotong: pemberi kerja- Yang dipotong = ORANG PRIBADI
Klasifikasi PPh Ps. 21 berdasarkan status karyawan, penerapan Biaya Jabatan, PTKP dan objek pajak
1. Karyawan Tetap & Pensiunan BulananPPh Ps. 21 = Tarif Ps. 17 X (Penghasilan Bruto - Biaya Jabatan - PTKP)
2. Peg Harian Lepas/Magang/ Calon Pegawai & Distributor MLM/Dir. SellingPPh Ps. 21 = Tarif Ps. 17 X (Penghasilan Bruto – PTKP)
3. Penerima honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dg nama dan dalam bentuk apapun, jumlahnya tidak dihitung berdasarkan hariPPh Ps. 21 = Tarif Ps. 17 X Penghasilan Bruto
PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
Klasifikasi PPh Ps. 21 berdasarkan status karyawan, penerapan Biaya Jabatan, PTKP dan objek pajak
4. Tenaga AhliPPh Ps. 21 = Tarif Pasal 17 X 50% X Penghasilan Bruto
6. Karyawan Asing Subjek Pajak Luar Negeri PPh Ps. 26 = 20% X Penghasilan Bruto
PPh PASAL 21PPh PASAL 21
PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
AKUNTANSI PPh PASAL 21AKUNTANSI PPh PASAL 21
PT CALISTA melakukan pembayaran gaji pegawai tetap bulan Januari 2009 sebesar Rp 500 juta.
Dari jumlah tersebut perusahaan memotong PPh Pasal 21 sebesar Rp 30 juta & iuran pensiun Rp 10 juta serta menanggung iuran pensiun karyawan sebesar Rp 10 juta.
PT CALISTA kemudian melakukan setoran PPh Pasal 21 masa Januari 2009 pada tanggal 10 Februari 2009.
Contoh 1 - UMUM
Tgl Uraian Dr Cr27-Jan-
09 Beban Gaji500.000.00
0
Beban Iuran
Pensiun 10.000.000
Hutang PPh
Pasal 21 30.000.000
Hutang Iuran
Pensiun 20.000.000
Kas 460.000.00
0
Jurnal pembayaran gaji & pemotongan PPh
Pasal 21 Jan 09
10-Feb-09
Hutang PPh Pasal 21 30.000.000
Kas 30.000.000 Jurnal setoran PPh pasal 21 Masa Jan 09
AKUNTANSI PPh PASAL 21AKUNTANSI PPh PASAL 21
PT CALISTA melakukan pembayaran gaji pegawai tetap bulan Januari 2009 sebesar Rp 500 juta.
Dari jumlah tersebut PPh Pasal 21 sebesar Rp 30 juta ditanggung perusahaan & iuran pensiun Rp 10 juta serta menanggung iuran pensiun karyawan sebesar Rp 10 juta.
PT CALISTA kemudian melakukan setoran PPh Pasal 21 masa Januari 2009 pada tanggal 10 Februari 2009.
Contoh 2 – PPh Pasal 21 Ditanggung Pemberi Kerja
Tgl Uraian Dr Cr
27-Jan-09 Beban Gaji500.000.00
0 Beban Iuran Pensiun 10.000.000
Beban PPh Pasal
21 30.000.000
Hutang PPh Pasal
21 30.000.000
Hutang Iuran
Pensiun 20.000.000
Kas 490.000.00
0Jurnal pembayaran gaji & pemotongan PPh pasal 21 Jan
09
AKUNTANSI PPh PASAL 21AKUNTANSI PPh PASAL 21
Andi, BKP, adalah WP OP yang melakukan pekerjaan bebas sebagai konsultan pajak, dan memilih menyelenggarakan pembukuan.
Pada tanggal 15 Juni 2009 menerima honor konsultasi yang diberikannya kepada PT CALISTA sebesar Rp 50 juta.
PT CALISTA memotong PPh pasal 21 sesuai ketentutan. Bagaimana jurnal yang dibuat oleh PT CALISTA dan Andi, BKP ?
Contoh 3 – Penerima Penghasilan Menyelenggarakan Pembukuan
Jurnal PT CALISTA Jurnal PT CALISTA
Tgl Uraian Dr Cr15-Jun-
09Beban Jasa Tenaga
Ahli50.000.0
00
Hutang PPh
Pasal 21 1.250.000
Kas 48.750.00
0 Jurnal pembayaran honor konsultan
Jurnal Jurnal Andi, BKPAndi, BKP
Tgl Uraian Dr Cr15-Jun-
09 Kas48.750.0
00
UM PPh Pasal 211.250.00
0
Pendapatan Jasa
50.000.000
Jurnal penerimaan pendapatan jasa
AKUNTANSI PPh PASAL 21AKUNTANSI PPh PASAL 21
Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU PPh mengatur bahwa WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari
Rp 4.800.000.000,00 BOLEH menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
Wajib Pajak tersebut wajib menyelenggarakan PENCATATAN sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
Dengan demikian WP tersebut tidak wajib menyelenggarakan pembukuan, sehingga tidak perlu melakukan jurnal untuk mencatat
transaksi-transaksi usahanya.
Contoh 4 – Penerima Penghasilan Menggunakan Norma
PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 Pemungut Objek
-Ditjen Anggaran-Bendaharawan Pemerintah-BUMN/BUMD
Pembelian Barang dengan Dana dari APBN/APBD
10 BUMN tertentu Pembelian Barang dengan dana dari APBN/Non APBN
-Bank Devisa- Ditjen Bea Cukai
Impor
Pertamina & Badan selain Pertamina yang bergerak dibidang BBM Jenis Premix & Gas
Penjualan hasil produksinya
Badan Usaha di bidang industri Semen, Kertas, Baja, Otomotif
Penjualan Hasil Produksi di dalam negeri
AKUNTANSI PPh PASAL 22AKUNTANSI PPh PASAL 22
PT. Calista (PKP) bergerak dibidang pengadaan peralatan kantor. Pada tanggal 15 Juli 2009 menyerahkan barang senilai Rp. 50 juta kepada Ditjen Pajak.
Bendaharawan Ditjen Pajak melakukan pembayaran pada tanggal 25 Juli 2009. Disamping memungut PPh pasal 22, Bendaharawan Ditjen Pajak juga wajib memungut PPN.
PT. Calista baru menerima SSP bukti setoran PPh pasal 22 dan PPN pada tanggal 8 Agustus 2009.
Contoh 1
Tgl Uraian Dr Cr
15-Jul-09 Piutang Dagang55.000.0
00
PPN Keluaran -
Pemungut 5.000.00
0
Penjualan 50.000.0
00 Jurnal penjualan kepada Ditjen Pajak
25-Jul-09 Kas 49.250.0
00
Piutang Dagang 49.250.0
00
Jurnal penerimaan pembayaran dari Ditjen
Pajak
08-Agust-09 UM PPh pasal 22 750.000
PPN Keluaran –
Pemungut5.000.00
0
Piutang Dagang 5.750.00
0
Jurnal penerimaan SSP PPh Pasal 22 & SSP
PPN
AKUNTANSI PPh PASAL 22AKUNTANSI PPh PASAL 22
PT. Calista (PKP) bergerak dibidang pengadaan peralatan kantor. Pada tanggal 15 Juli 2009 menyerahkan barang senilai Rp. 50 juta kepada BUMN tertentu
Bendaharawan BUMN Tertentu melakukan pembayaran pada tanggal 25 Juli 2009.
Bendaharawan BUMN hanya memungut PPh pasal 22, tetapi tidak berhak memungut PPN, sehingga PPN dipungut rekanan
PT. Calista baru menerima SSP bukti setoran PPh pasal 22 pada tanggal 8 Agustus 2009.
Contoh 2
Tgl Uraian Dr Cr
15-Jul-09 Piutang Dagang55.000.00
0
PPN
Keluaran 5.000.000
Penjualan 50.000.00
0 Jurnal penjualan kepada BUMN
25-Jul-09 Kas 54.250.00
0
Piutang
Dagang 54.250.00
0
Jurnal penerimaan pembayaran dari
BUMN
08-Agust-09 UM PPh pasal 22 750.000
Piutang
Dagang 750.000 Jurnal penerimaan SSP PPh pasal 22
PPh PASAL 23PPh PASAL 23PPh Ps. 23 :- PPh yang dipotong atas : Pasive Income = Dividen, bunga, royalti, sewa Active Income = Jasa yang diberikan oleh WP Badan Dalam
Negeri - Pemotong = pemberi penghasilan, terdiri dari : - Badan Pemerintah, WP Badan DN, Penyelenggara kegiatan, BUT dan perwakilan perusahaan luar negeri di Indonesia - WP OP yang ditunjuk sebagai pemotong PPh Ps. 23 * Akuntan, notaris, dokter, PPAT, pengacara dan konsultan yang melakukan pekerjaan bebas * WP OP yang menjalankan usaha yg menyelengga rakan pembukuan
TARIF PPh PASAL 23TARIF PPh PASAL 23• 15% x Penghasilan Bruto Terdiri dari deviden, bunga termasuk Premium,
diskonto dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang, royalty, hadiah dan penghargaan sehubungan dengan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
• 2% x Jumlah BrutoSewa dan Penghasilan Lain sehubungan dengan penggunaan harta, imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2008 , selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21
AKUNTANSI PPh PASAL 23AKUNTANSI PPh PASAL 23
PT. Calista (PKP) melakukan pembayaran sewa mobil kepada Roslina Rent Car (PKP) senilai Rp.10.000.000,- pada tgl 1 Desember 2009.
Sewa mobil tersebut untuk masa 3 bulan (Des 2009 s.d. Feb 2010).
Bagaimana jurnalnya di kedua belah pihak ?
Contoh 1
Jurnal PT CALISTA Jurnal PT CALISTA
Tgl Uraian Dr Cr01-Des-
09Sewa Dibayar
Dimuka10.000.0
00
PPN Masukan1.000.00
0
Hutang PPh
Pasal 23 200.000
Kas 10.800.0
00
Jurnal pembayaran uang muka sewa
mobil Des 09-Feb 10
Jurnal Jurnal Roslina Rent Car Roslina Rent Car
Tgl Uraian Dr Cr01-Des-
09 Kas10.800.
000 UM PPh Pasal 23 200.000
PPN Keluaran 1.000.0
00
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
10.000.000
Jurnal penerimaan uang muka sewa mobil Des
09-Feb 10
AKUNTANSI PPh PASAL 23AKUNTANSI PPh PASAL 23
PT. Calista (PKP) melakukan pembayaran sewa mobil kepada Roslina Rent Car (PKP) senilai Rp.10.000.000,- pada tgl 1 Desember 2009.
Sewa mobil tersebut untuk masa 3 bulan (Des 2009 s.d. Feb 2010).
Bagaimana halnya jika Roslina Rent Car tidak bersedia dipotong PPh pasal 23 ?
Contoh 2 – PPh Pasal 23 Ditanggung Pemberi Penghasilan
Jurnal PT CALISTA Jurnal PT CALISTA
Tgl Uraian Dr Cr1-Des-
09Sewa Dibayar Dimuka
10.000.000
PPN Masukan 1.000.000
Beban PPh Pasal 23 200.000
Hutang PPh Pasal 23 200.000
Kas 11.000.00
0
Jurnal pembayaran uang muka sewa mobil. PPh ditanggung
AKUNTANSI PPh PASAL 23AKUNTANSI PPh PASAL 23
PT. Calista (PKP) melakukan pembayaran sewa mobil kepada Roslina Rent Car (PKP) senilai Rp.10.000.000,- pada tgl 1 Desember 2009.
Sewa mobil tersebut untuk masa 3 bulan (Des 2009 s.d. Feb 2010).
Bagaimana halnya jika Roslina Rent Car tidak bersedia dipotong PPh pasal 23 dan PT. Calista meng-gross up nilai sewanya ?
Contoh 3 – PPh Pasal 23 di – Gross Up
Jurnal PT CALISTA Jurnal PT CALISTA
Tgl Uraian Dr Cr1-Des-
09Sewa Dibayar Dimuka
10.204.081
PPN Masukan 1.020.408
Hutang PPh Pasal 23 204.082
Kas 11.020.40
7
Jurnal pembayaran uang muka sewa
mobil-Gross UpDengan meng-gross up nilai sewa, maka nilai sewa menjadi:
Sewa / (1-tarif) = 10 juta / (1-2%) = Rp 10.204.081
AKUNTANSI PPh FINALAKUNTANSI PPh FINAL
PT. Calista (PKP) membayar sewa gedung kantor kepada PT. Azzam (PKP) Rp 50 juta pada tgl.1 Februari 2009 untuk periode Feb 09 s.d. Jan 10.
Bagaimana jurnal di kedua belah pihak ?
Contoh 1 – Penghasilan Sewa Gedung
Jurnal PT AZZAM Jurnal PT AZZAM
Tgl Uraian Dr Cr01-Feb-
09 Kas50.000.0
00
Beban PPh Final Pasal 4 (2)5.000.00
0
PPN Keluaran 5.000.00
0
Pendptan Sewa Diterima Dimuka
50.000.000
Jurnal penerimaan uang muka sewa gedung