Post on 07-Aug-2015
MAKALAH
KEMUNDURAN BENIH
Disusun oleh:
Agus arianto
(20110210030)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Permasalahan.............................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................3
A. Pengertian Kemunduran Benih (Deteriorasi).............................................................................3
1. Sifat genetis benih..................................................................................................................3
2. Deraan lingkungan(deteriorasi fisiologis)..............................................................................3
B. Ciri Proses Deteriorasi...............................................................................................................3
C. Tanda-tanda Kemunduran Benih...............................................................................................4
1. terjadinya perubahan warna benih.........................................................................................4
2. tertundanya perkecambahan;..................................................................................................4
3. menurunnya, toleransi terhadap kondisi lingkungan sub optimum selama perkecambahan...4
4. rendahnya toleransiterhadap kondisi simpan yang kurang sesuai..........................................4
5. peka terhadap radiasi;............................................................................................................4
6. menurunnya pertumbuhan kecambah;...................................................................................4
7. menurunnya daya berkecambah,dan......................................................................................4
8. meningkatnya jumlah kecambah abnormal............................................................................4
D. Penyebab Kemunduran Benih....................................................................................................4
1. Hilangnya permeabilitas membran sel (terhidrolisis oleh fosfolipase danoksidase)...............4
2. Rusaknya membran mitokondria (ATP-ase tinggi, fosforilasi oksidatif rendah, produksi ATP tinggi)....................................................................................................................................4
3. Ribosom tidak mampu berdisosiasi:sintesis protein terhambat..............................................4
4. Degradasi dan Inaktivasi Enzim: perubahan struktur makromolekul enzim menurunkan aktivitasnya....................................................................................................................................4
5. Pengaktifan/Pembentukan Enzim Hidrolitik..........................................................................4
6. Perubahan sifat kromosom (selaras dengan penuaan)a.mutasi genetik; berkorelasi dengan ketuaan dan hilangnya viabilitas....................................................................................................4
7. Habisnya cadangan makanan (sudah tidak diterima).............................................................4
8. Kelaparan sel meristematik: jauhnya jarak antara cadangan makanan dengan sel-sel meritematik....................................................................................................................................4
III. PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi hidup benih ........................................................................5
1. Kelembaban nisbi (relative humidity=RH) dan temperatur...................................................5
2. Kadar air benih (KA).............................................................................................................5
3. Suhu (T).................................................................................................................................5
4. Kerusakan mekanik (akibat panen dan pengolahan)..............................................................5
5. Tingkat kemasakan benih.Potensi mutu terbaik dicapai pada saat benih telah mencapai masak fisiologi (MF).....................................................................................................................5
B. Pengendalian Kemunduran Benih..............................................................................................5
IV. PENUTUP.................................................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................................................8
V. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................9
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas benih yang terbaik tercapai pada saat benih masak fisiologiskarena pada saat benih
masuk fisiologis maka berat kering benih, viabilitasdan vigornya tertinggi. Perlu dicatat
bahwa viabilitas dan vigor tertinggi yangdimaksud tidak harus 100%.Setelah masak fisiologis
kondisi benih cenderung menurun sampai pada akhirnya benih tersebut kehilangan daya
viabilitas dan vigornya sehingga benih tersebut mati. Proses penurunan kondisi benih setelah
masak fisiologisitulah yang disebut sebagai peristiwa deteriorasi atau benih mengalami
prosesmenua. Proses penurunan kondisi benih tidak dapat dihentikan tetapi
dapatdihambat.Kemunduran benih dapat didefinisikan jatuhnya mutu benih
yangmenimbulkan perubahan secara menyeluruh di dalam benih dan berakibat pada
berkurangnya viabilitas benih.Kemunduran benih yang menyebabkan menurunnya vigor dan
viabilitas benih merupakan awal kegagalan dalam kegiatan pertanian.
B. Permasalahan
1.Apa pengertian dari kemunduran benih yang menyebabkan rendahnya produktivitas benih?
2.Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kehidupan benih?
3.Bagaimana ciri proses kemunduran benih itu sendiri?
4.Apa-apa saja tanda-tanda kemunduran benih?
5.Apa saja penyebab dari kemunduran benih tersebut?
6.Bagaimana cara mengendalikan kemunduran benih?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.Untuk mengetahui pengertian dari kemunduran benih(deteriorasi itu sendiri)
2.Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempensgaruhi kehidupan benih.
3.Untuk mengetahui ciri proses deteriorasi atau kemunduran benih.
4.Untuk mengetahui tanda-tanda kemunduran benih
5.Untuk mengetahui kemungkinan penyebab kemunduran benih
6.Untuk mengetahui pengendalian kemunduran benih
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kemunduran Benih (Deteriorasi)
Kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis benih yang menimbulkan perubahan
menyeluruh di dalam benih, baik fisik,fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan
menurunnya viabilitas benih atau penurunan daya kecambah yang ditandai dengan penurunan
daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah.Kemunduran benih dapat diterangkan
sebagai berikut:
1.Yang dimaksud laju deteriorasi adalah berapa besarnya penyimpan terhadap keadaan optim
um untuk mencapai maksimum.Hal ini dipengaruhi oleh dua peristiwa, yaitu:
1. Sifat genetis benih
Kemunduran benih karena sifat genetis biasa disebut prosesdeteriorasi yang kronologis
artinya, meskipun benih ditangani dengan baik dan faktor lingkungannya pun mendukung
namun proses ini akan tetap berlangsung.
2. Deraan lingkungan(deteriorasi fisiologis)
Proses initerjadi karena adanya faktor lingkungan yang tidak sesuai dengan persyaratan
penyimpanan
benih,atau terjadi penyimpangan selama proses pembentukandan prosesing benih.
B. Ciri Proses Deteriorasi
Benih yang mengalami proses deteriorasi akan menyebabkan turunnya kualitas dan sifat
benih jika dibandingkan pada saat benih tersebut mencapai masa fisiologinya.
Turunnya kualitas benih dapat mengakibatkan viabilitas dan vigor benih menjadi rendah yang
pada akhirnya akan mengakibatkan tanaman menjadi buruk.
Hal ini dapat dilihat pada tanaman di lahan yang memiliki viabilitas yang tinggi dan hasil
panen yang menjadi jelek.RC. Mabesa (1993) mencirikan proses deteriorasi sebagai berikut :
Proses ini merupakan proses yang searah. Benih yang telah mengalami deteriorasi
tidak akan kembali ke keberadaan semula,meskipun dengan memberikan perlakuan
tertentu padanya.
Laju deteriorasi spesies yang satu dengan yang lain berbeda dan berbeda pula laju
deteriorasi varietas-varietas dalan satu spesies.
Rentan terhadap stress faktor lingkungan. Benih yang telah menuaakan sangat
peka terhadap perubahan faktor lingkungan pada saat dikecambahkan
Kondisi kecambah jelek. Kecambah yang dihasilkan kondisinya jelek sekali
Tidak berkecambah. Benih yang dikecambahkan tidak berkecambah meskipun benih
tersebut sebenarnya belum mati
C. Tanda-tanda Kemunduran Benih
1.Gejala fisiologis
Menurut Toole, Toole dan Gorman,kemunduran benih dapat ditunjukkan oleh
gejala fisiologis sebagai berikut:
1. terjadinya perubahan warna benih
2. tertundanya perkecambahan;
3. menurunnya, toleransi terhadap kondisi lingkungan sub optimum selama
perkecambahan
4. rendahnya toleransiterhadap kondisi simpan yang kurang sesuai
5. peka terhadap radiasi;
6. menurunnya pertumbuhan kecambah;
7. menurunnya daya berkecambah,dan
8. meningkatnya jumlah kecambah abnormal.
D. Penyebab Kemunduran Benih
1. Hilangnya permeabilitas membran sel (terhidrolisis oleh fosfolipase danoksidase)
2. Rusaknya membran mitokondria (ATP-ase tinggi, fosforilasi oksidatif rendah,
produksi ATP tinggi).
3. Ribosom tidak mampu berdisosiasi:sintesis protein terhambat
4. Degradasi dan Inaktivasi Enzim: perubahan struktur makromolekul enzim menurunkan
aktivitasnya.
5. Pengaktifan/Pembentukan Enzim Hidrolitik
6. Perubahan sifat kromosom (selaras dengan penuaan)a.mutasi genetik; berkorelasi
dengan ketuaan dan hilangnya viabilitas
7. Habisnya cadangan makanan (sudah tidak diterima)
8. Kelaparan sel meristematik: jauhnya jarak antara cadangan makanan dengan sel-sel
meritematik
III.PEMBAHASAN
Kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis benih yang dapat menimbulkan
perubahan menyeluruh di dalam benih, baik fisik, fisiologi maupun kimiawi yang
mengakibatkan menurunnya viabilitas benih viabilitas benih atau penurunan daya kecambah
yang mengakibatkan menurunnya produksi tanaman.Kemunduran benih yang terjadi
disebabkan kemungkinan oleh beberapa faktor meliputi faktor internal yang mencakup sifat
genetik,daya tumbuh dan vigor,kondisi kulit dan kadar air benih awal.Sedangkan faktor
eksternal antara lain adalah kemasan benih,komposisi gas,suhu dan kelembaban ruang
simpan.Faktor eksternal ada peran manusia dalam hal ikut serta mempengaruhi
perkembangan benih.Perlakuan manusia yang salah dapat mengakibatkan kemunduran benih
sehingga benih tidak lagi produktif bahkan mati.
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi hidup benih
1. Kelembaban nisbi (relative humidity=RH) dan temperatur.
a. RH mempengaruhi kadar air benih, dan kadar air benih mempengaruhi mempengaruhi
respirasi benih
b. RH lingkungan dipengaruhi oleh suhu (T) lingkungan
c. RH dan T saling berkaitan dan mempengaruhi kemunduran benih:
2. Kadar air benih (KA)
kadar air benih sangat dipengaruhi oleh kondisi RH ruang tempat penyimpanan benih,
karena sifat benih yang hygroskopis dan selalu ingin mencapai keseimbangan dengan
kondisi lingkungan, pada hal kadar air benih sangat mempengaruhi laju deteriorasi benih,
Pengaruh yang paling besar terhadap mundurnya kualitas biji selama disimpan adalah
kadar air biji, temperatur dan lembab nisbi udara.
3. Suhu (T)
4. Kerusakan mekanik (akibat panen dan pengolahan)
5. Tingkat kemasakan benih.Potensi mutu terbaik dicapai pada saat benih telah mencapai
masak fisiologi (MF).
B. Pengendalian Kemunduran Benih
Dalam kegiatan pertanian, terjadinya kemunduran benih merupakan salah satu faktor
penyebab menurunnya produktivitas tanaman sehingga hal ini hanrus dihindari. Hasil-hasil
penelitian menunjukkan dengan memberikan perlakuan pada benih yang memperlihatkan
gejala kemunduran, dapat memperbaiki kondisi benih.Kemunduran benih dapat dikendalikan
dengan cara "invigorasi" melalui proses hidrasi-dehidrasi.Invigorasi bisa didefinisikan
sebagai proses bertambahnya vigor benih.
Dengan demikian perlakuan invigorasi adalah peningkatan vigor benih dengan memberikan
perlakuan pada benih.Perlakuan pada benih adalah untuk memobilisasi sumber-sumber energi
yang ada dalam benih untuk bekerja sama dengan sumber-sumber energi yang ada di luar
atau di lingkungan tumbuh untuk menghasilkan pertanaman dan hasil yang maksimal.
Perlakuan benih yang telah dikenal antara lain presoaking dan conditioning.Presoaking
adalah perendaman benih dalam sejumlah air pada suhu rendah sampai sedang, sedangkan
conditioning adalah peningkatan mutu fisiologi dan biokimia (berhubungan dengan
kecepatan dan perkecambahan, perbaikan serta peningkatan potensial perkecambahan) dalam
benih oleh media imbibisi potensial air yang rendah (larutan atau media padatan lembab)
dengan mengatur hidrasi.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis benih yang menimbulkan perubahan
menyeluruh di dalam benih, baik fisik,fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan
menurunnya viabilitas benih atau penurunan daya kecambah yang ditandai dengan penurunan
daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi Hidup Benih
a. Kelembaban nisbi (relative humidity=RH) dan temperatur.
b. Kadar air benih (KA)
c. Suhu (T)
Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan,
yang diperungaruhi oleh kadar air benih, suhu dan kelembaban nisbi ruangan. Pada suhu
rendah, respirasi berjalan lambat dibanding suhu tinggi. Dalam kondisi tersebut, viabilitas
benih dapat dipertahankan lebih lama.
d. Kerusakan mekanik (akibat panen dan pengolahan)
e. Tingkat kemasakan benih.Potensi mutu terbaik dicapai pada saat benih telah mencapai
masak fisiologi (MF).
3. Proses ini merupakan proses yang searah. Benih yang telah mengalami deteriorasi tidak
akan kembali ke keberadaan semula,meskipun dengan memberikan perlakuan tertentu
padanya.
Laju deteriorasi spesies yang satu dengan yang lain berbeda dan berbeda pula laju
deteriorasi varietas-varietas dalan satu spesies.
Rentan terhadap stress faktor lingkungan. Benih yang telah menuaakan sangat
peka terhadap perubahan faktor lingkungan pada saat dikecambahkan
Kondisi kecambah jelek. Kecambah yang dihasilkan kondisinya jelek sekali
Tidak berkecambah. Benih yang dikecambahkan tidak berkecambah meskipun benih
tersebut sebenarnya belu mati
4. (a) terjadinya perubahan warna benih
(b) tertundanya perkecambahan;
(c) menurunnya, toleransi terhadap kondisi lingkungan sub optimum selama perkecambahan
(d) rendahnya toleransiterhadap kondisi simpan yang kurang sesuai
(e) peka terhadap radiasi;
(f)menurunnya pertumbuhan kecambah;
(g) menurunnya daya berkecambah
5. 1.Hilangnya permeabilitas membran sel (terhidrolisis oleh fosfolipase danoksidase)
2.Rusaknya membran mitokondria (ATP-ase tinggi, fosforilasi oksidatif rendah,
produksi ATP tinggi).
3.Ribosom tidak mampu berdisosiasi:sintesis protein terhambat
4.Degradasi dan Inaktivasi Enzim: perubahan struktur makromolekul enzim
menurunkan aktivitasnya.
5.Pengaktifan/Pembentukan Enziem Hidrolitik:Bila KA benih > 20%, cukup untuk m
engaktifkan enzim-enzim hidrolotik (lipase, fosfolipase, fosfatase, amilase)
6.perubahan sifat kromosom (selaras dengan penuaan)a.mutasi genetik; berkorelasi
dengan ketuaan dan hilangnya viabilitas
7.Habisnya cadangan makanan (sudah tidak diterima)
8.Kelaparan sel meristematik: jauhnya jarak antara cadangan makanan dengan sel-sel
meritematik
9.Akumulasi senyawa beracun (toxic)
6. Kemunduran benih dapat dikendalikan dengan cara "invigorasi" melalui proses hidrasi-
dehidrasi.Invigorasi bisa didefinisikan sebagai proses bertambahnya vigor benih. Dengan
demikian perlakuan invigorasi adalah peningkatan vigor benih dengan memberikan perlakuan
pada benih.Perlakuan pada benih adalah untuk memobilisasi sumber-sumber energi yang ada
dalam benih untuk bekerja sama dengan sumber-sumber energi yang ada di luar atau di
lingkungan tumbuh untuk menghasilkan pertanaman dan hasil yang maksimal.
B. Saran
Untuk meminimalisir kemunduran atau deteriorasi benih sebaiknya dilakukan pengendalian
upaya-upaya tepat.Upaya yang kiranya bisa dilakukan adalah dengan upaya "invigorasi"
melalui proses hidrasi-dehidrasi.Invigorasi bisa didefinisikan sebagai proses bertambahnya
vigor benih.Perlakuan invigorasi adalah peningkatan vigor benih dengan memberikan
perlakuan pada benih.Perlakuan pada benih adalah untuk memobilisasi sumber-sumber energi
yang ada dalam benih untuk bekerja sama dengan sumber-sumber energi yang ada di luar
atau di lingkungan tumbuh untuk menghasilkan pertanaman dan hasil yang maksimal
V. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pengaruh Penyimpanan Terhadap Kemunduran Benih.
http://pusiiiingeuy.blogspot.com/2009/10/pengaruh-penyimpanan-terhadap.html.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2011 pukul 12.33 WIB.
Anonim. 2010. Korelasi Penyimpanan Dengan Daya Tumbuh Benih.
http://www.tanindo.com/abdi1/hal0601.html.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2011 pukul 13.40 WIB.
Purwanti, S. 2004. Kajian Suhu Ruang Terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam
dan Kedelai Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian1(1): 22-31.
Hartati, S.S, dan F.C.Indriani. 1999.
Pengaruh Invigorasi
Terhadap Viabilitas Benih Dan Pertumbuhan Tanaman Kenaf (Hibiscus
cannabinus,L).Jurnal Littri 4(6):6-14
Copeland,L.O. dan M.B. Mc. Donald. 1985.Principles of Seed Science and Technology.
Burgess Publishing Company. New York. 369 p.
Sadjad,S.1994. Kuantifikasi metabolisme benih.PT Widia Sarana Indonesia,Jakarta. 145p