Post on 08-Aug-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep pembelajaran dan pengertian administrasi telah dikenal sejak lama
dengan berbagai asumsi. Administrasi bisa dikenal sebagai materi, menyuruh orang
agar bekerja, mencapai suatu tujuan melalui upaya orang lain, memanfaatkan manusia,
uang, dan sebagainya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan komperensif,
tentang administrasi, makalah ini akan mengemukakan pengertian fungsi dan prinsip
yang berlaku dalam administrasi.
Seperti halnya dalam bidang lain, dalam perkembangan administrasi sering
terjadi asumsi, teori dan pandangan yang melengkapi mengubah bahkan mengganti
sebagian dengan perombakan itu, administrasi seolah maju dan berkembang segala
kemajuan kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan administrasi hadir dalam
kehidupan manusia sejak zaman dahulu sampai yang akan datang.
Dengan kita bisa memahami bagaimana tata cara pembuatan puisi dan arti puisi
maka bisa mempermudah kita untuk membuat puisi itu.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu
sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua
jenis dan tingkat pendidikan.
Secara umum tujuan dari pendidikan islam adalah mencetak generasi penerus
yang memiliki kemanpuan yang kafah yang mengejawantahkan nilai-nilai keislaman
dengan tujuan akhir memperoleh kebahagian di dunia dan di akhirat.
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Islam yang diharapkan sudah barang tentu
kurikulum yang diformulasikannyapun harus mangacu pada dasar pemikiran yang
islami pula, serta dari pandangan hidup dan pandangan tentang manusia (pandangan
antropologi) serta diarahkan pada tujuan pendidikan yang dilandasi oleh kaidah-
kaidah islami.
1
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis nengajukan beberapa rumusan masalah yang tersusunn
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dan konsep administrasi kurikulum?
2. Apa-apa sajakah kegiatan pokok dalam operasional kurikulum?
3. Apa yang harus di utamakan dalam kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahu Bagaimana pengertian dan konsep administrasi kurikulum?
2. Untuk mengetahu Apa-apa sajakah kegiatan pokok dalam operasional kurikulum?
3. Untuk mengetahu Apa yang harus di utamakan dalam kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi dan Kurikulum
1) Administrasi
Jika setelah secara luas, administrasi mempunyai 2 pokok pandangan yaitu
Secara Makro dan Secara Mikro. Pandangan secara makro biasanya lebih banyak
tertuju pada persoalan tujuan, alokasi sumber, upaya membina koordinasi, sedang
pandangan secara mikro lebih terpusat pada praktek dan metode dalam
administrasi tersebut namun pada dasarnya, administrasi jika di pandang secara
menyeluruh berarti kegiatan yang berhubungan dengan sejumlah orang, untuk
mencapai tujuan yang sudah di sepakati bersama dalam suatu hubungan
koordinasi. Sedangkan tujuan, kegiatan dan sejumlah orang itu adalah unsur
pokok dari organisasi jadi administrasi adalah upaya agar kegiatan unsur dalam
organisasi itu dapat berfungsi secara efektif dan optimal.
Secara etimologi administrasi berasal dari bahasa Latin “ad” dan
“ministro”. Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Secara
bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau
pengabdian terhadap subyek tertentu. Memang, zaman dulu administrasi
dikenakan kepada pekerjaan yang berkaitan dengan pengabdian atau pelayanan
kepada raja atau menteri-menteri dalam tugas mengelola pemerintahannya.
Pengertian lain yang secara sederhana dari juga dimekakan oleh Murni Yusuf
bahwa administrasi adalah mengarahkan. Adapun pengertian administrasi secara
luas menurut Syaiful Sagala adalah: “Rangkaian kegiatan bersama sekelompok
manusia secara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau misi
organisasi agar dapat terlaksana dengan suatu tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.
3
Jadi administrasi merupakan suatu hubungan kerjasama untuk saling
melayani dan mengarahkan secara teratur atau sistematis dalam sebuah organisasi
untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
2) Kurikulum
Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa latin, curriculum yang berarti
bahan pengajaran. Adajuga yang mengatakan bahwa kata kurikulum berasal dari
bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti pelari dan curere yang berarti tempat
berpacu. Dalam Bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj
yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia dalam berbagai bidang
kehidupan. . kurikulum selanjtnya menjadi suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan pada sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai
suatu gelar atau ijazah
Sedangkan definisi kurikulum berdasarkan istilah ada begitu banyak
pendapat. Diantaranya definisi yang dikemukakan oleh Prof. H. M. Arifin, M.Ed.
yang memndang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan
dalam proses pendidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan. Ada juga
yang berpendapat bahwa kurikulum adalah sebagai suatu program pendidikan
yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan
pendidikan tertentu. Selain definisi-definisi tersebut ada juga yang mengartikan
kurikulum sebagai 'sejumlah pengalaman pedidikan, kebudayaa, sosial, olah raga
dan kesenian baik yang berada di dalam maupun di luar kelas yang dikelola oleh
sekolah'.
Dari definisi diatas, nampaknya definisi yang paling luas maknanya adalah
definisi terakhir yang dikemukakan oleh Hasan Langgulung. Jika sebelumnya
(pendidikan) hanya terbatas pada kegiatan pengajaran yang dilakukan di ruang
kelas, maka pada perkembangan berikutnya pendidikan dapat pula memanfaatkan
berbagai sumber pengajaran yang terdapat li luar kelas, se[erti perpustakaa,
musium, pameran, majalah,surat kabar, siaran televisi, radio, pabrik dan
sebagainya. Dengan cara ini para mahasiswa dapat terus mengikuti perkembangan
4
kemajuan Ilmu pengetahuan, teknologi kebudayaan dan lainnya yang terjadi
diluar sekolah.
Karena tujuan pembentukan kurikulum adalah pencapaian sejumlah tujuan-
tujuan pendidikan tertentu, maka secara otomatis materi kurikulum yang
diberikan akan selalu mengalami perubahan dari masa kemasa. Bahkan untuk
setiap bangsa yang mempunyai tujuan pendidikan yang berbeda, akan memiliki
kurikulum yang berbeda pula. Kurikulum juga merupakan ringkasan berbagai
materi, pengetahuan dan problematic yang harus kita selenggarakan sebagai
upaya mempengaruhi siswa dalam tingkah laku dan aktivitasnya.
Untuk Pendidikan Islam kurikulum yang diformulasikannyapun harus
mangacu pada dasar pemikiran yang islami, serta diarahkan pada tujuan
pendidikan yang dilandasi oleh kaidah-kaidah yang berbasis islam.
3) Administrasi Kurikulum
Setelah kita mengetahui secara selayang pandang pengertian masing-
masing dari administrasi dan kurikulum, mari kita arahkan pembahasan pada
pengertian administrasi kurikulum secara keseluruhan.
Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan
efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pada tingkat sekolah apapun,
yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program
pengajaran yang baik bagi murid-murid. Karena pada dasarnya
pengelolaan/manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada
Praktek Belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya
segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah/lembaga
pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM.
Jika melihat skema diatas digambarkan bahwa peserta didik (siswa) dan
pendidik (guru) berinteraksi melalui bahan pelajaran yang tersusun dalam
5
kurikulum. Interaksi antara ketiga komponen tersebut, yaitu peserta didik,
pendidik, dan kurikulum merupakan kegiatan yang disebut Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) atau Proses Belajar Mengajar (PBM). selanjutnya, PBM akan
semakin baik, efektif dan efisien, bila ditunjang dengan sarana & prasarana,
anggaran/biaya, tata laksana, organisasi dan husemas.
Di samping hal di atas, menurut Murni Yusuf yang mengutip pendapat
Nana Syaodih, bahwa dalam kaitannya dengan kurikulum, maka ada tiga konsep
yang terkait dengan kurikulum:
1. Kurikulum merupakan inti pokok yang menjadi substansi kegiatan di sekolah.
Kurikulum berisi perencanaan kegiatan belajar serta tujuan yang akan dicapai.
2. Kurikulum dipandang sebagai suatu sistem yang meliputi sistem sekolah,
sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Dalam hal ini, tercakup tata
laksana perencanaan kurikulum, pelaksanaan serta evaluasi dan
penyempurnaan kurikulum.
3. Kurikulum sebagai suatu studi yang dikaji oleh para ahli di bidang kurikulum.
Dalam kaitan ini, para ahli kurikulum berupaya melakukan pengembangan
dan inovasi di bidang kurikulum.
Dengan demikian, kegiatan dalam administrasi kurikulum tiada lain adalah
berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan
kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrumen dalam
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip
administrasi, kurikulum kemudian dikembangkan, sehingga dalam
pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang diharapkan.
Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar rumusan
kurikulum benar-benar berangkat dari kebutuhan akan sebuah instrumen yang
terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan
baik pula.
6
B. Fungsi Administrasi Kurikulum
Jika dihubungkan dengan administrasi pendidikan maka bisa diartikan bahwa hal
ini merupakan upaya peningkatan efektifitas unsur-unsur pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan
Fungsi administrasi pendidikan itu meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan dan penilaian. Fungsi perencanaan pendidikan merupakan fungsi yang
sangat penting dari administrasi karena fungsi ini memang berperan banyak dalam hal
memberi petunjuk pada pelaksanaan pendidikan, acuan utk memonitor kemajuan dan
pelaksanaan program pendidikan kriteria dalam penilaian untuk mengetahui ada
tidaknya hambatan atau bahkan penyimpangan dan dapat menjadi media inovasi.
Dalam perencanaan itu sendiri akan menjawab pertanyaan apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, dimana dan siapa yang melakukan hal itu.
Dalam fungsi terkandung kegiatan menetapkan tujuan, mengambil keputusan
mengadakan peramalan atau perkiraan, dan memprakarsai strategi pelaksanaan. Lalu
dapat dinyatakan perencanaan adalah menetapkan terlebih dahulu tujuan yang akan
dicapai dan alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu.
Fungsi administrasi yang kedua adalah pengorganisasian, yang berarti upaya
membina dan memapankan hubungan antar kegiatan dan faktor fisik yang harus
dilakukan dan diperlukan, mengkooordinasikan sumber yang ada, pimpinan
mendesain struktur formal bagi tugas dan hubungan kewenangan yang akan
menjamin efektifitas dalam pencapaian tujuan. Pengorganisasian berurusan dengan
pembagian jabatan yang harus dikerjakan, penetapan kelompok pekerjaan, dan
pemerataan tanggung jawab dalam pekerjaan. Prinsip yang dianut dalam
pengoorganisian adalah pembagian kerja, rintangan, departemenisasi dan otoritas atau
wewenang. Fungsi lainnya dalam administrasi pengawasan yang bisa diartikan
menguji, memeriksa, pertikasi dan mengecek segala sesuatu yang terjadi itu sesuai
atau tidak dengan rencana, instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip yang telah
dimapankan. Pengawasan ini bersumber dari rencana dan tujuan organisasi. Sedang
penilaian berarti proses monitoring kegiatan. Untuk menetapkan apakah satuan-
7
satuan organisasi telah berjalan secara efektif dalam mencapai tujuan, jika belum
tercapai dapat dilakukan perbaikan. Proses penilaian meliputi pengukuran,
perbandingan dan perbaikan.
C. Kegiatan Pokok Operasional Kurikulum
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa seorang kepala sekolah mempunyai
tanggung jawab dalam memenej kurikulum yang akan di terapkan di sekolah yang
dipimpinnya. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus mengetahui hal-hal yang
menyangkut pengelolan kurikulum yang nantinya akan menetukan tercapai atau
tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Imron Fauzi pelaksanaan
dan pembinaan kurikulum meliputi tiga hal, yakni:
1. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum
sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan
pendidikan dan pengajaran
2. Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi,
sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan
pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan mesyarakat dan
lingkungan sekolah
Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan diturut begitu saja
dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun. Kurikulum meripakan
pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya.
Sejalan dengan Fauzi, Ary Gunawan mengemukakan bahwa secara operasional
kegiatan administrasi/manajemen kurikulum itu meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu:
Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, kegiatan yang berhubungan dengan
peserta didik, kegiatan yang berhubungan dengan seluruh civitas akademika atau
warga sekolah/lembaga pendidikan.
1) Kegiatan yang berhubungan dengan guru
a) Pembagian jam mengajar.
Sebagai PNS umumnya wajib bertugas:
8
- Senin sampai Kamis,
Mulai jam 07.00 sampai 14.00 = 4 x 7 jam = 28 jam
- Jumat,
mulai jam 07.00 sampai 11.00 = 1 x 4 jam = 4 jam
- Sabtu,
Mulai jam 07.00 sampai 12.30 = 1 x 5,5 jam = 5,5 jam
Jumlah = 37,5 jam
Adapun kewajiban mengajar bagi seorang guru sebanyak 24 jam
pelajaran/minggu, dengan ketentuan bahwa tiap satu jam pelajaran
berlangsung selama 45 menit. Maka:
24 x 0.75 jam = 18 jam
b) Tugas dalam mengikuti jadwal pelajaran
Ada tiga jenis jadwal pelajaran untuk guru yaitu; jadwal pelajaran
kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
c) Tugas guru dalam kegiatan PBM
Tugas ini merupakan serangkaian kegiatan pengajaran / instruksional untuk
mencapai hasil pengajaran yang optimal, yaitu:
- Membuat persiapan / perencanaan pembelajaran
- Melaksanakan pengajaran
- Mengevaluasi hasil pengajaran
2) Kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik
Kegiatan-kegiatn peserta didik demi suksesnya PBM tertera dalam jadwal
kegiatan belajar yang telah disusun oleh sekolah secara pedagogis beserta jadwal
tes/ulangan/ujian, dan jadwal kegiatan belajar yang diatur sendiri oleh siswa
dalam strategi menyukseskan hasil studinya. Seorang pelajar atau mahasiswa
yang studinya aktif dan kreatif biasa menyusun jadwal untuk waktu-waktu
belajar, rekreasi/rileks, tugas sosial, membaca koran, dan sebagainya.
3) Kegiatan yang behubungan dengan seluruh civitas akademika
9
Kegiatan ini merupakan sinkronisasi segala kegiatan sekolah yang
kurikuler, ekstrakurikuler, akademik / non akademik, hari-hari kerja, libur,
karyawisata, hari-hari besar nasional agama dan sebagainya.
Demikianlah tiga hal pokok yang berhubungan dengan kegiatan operasional dari
kurikum yang seyogyanya harus diperhatikan oleh seorang kepala sekolah.
Seorang kepala sekolah bertanggung jawab menugaskan stafnya dalam bidang
kurikulum untuk mengawasi hal-hal yang tersebut diatas demi tercapai dan
suksesnya tujuan pendidikan.
Disamping ketiga kegiatan pokok tersebut di atas, nampaknya masih perlu di
ketengahkan kegiatan-kegiatan penunjang PBM untuk dibahas yaitu bimbingan dan
penyuluhan atau bimbingan dan konseling, usaha kesehatan sekolah (UKS), dan
perpustakaan. Dalam upaya meningkatkan suksesnya PBM, maka beberapa kendala
PBM perlu diatasi, yaitu faktor kelengkapan bahan bacaan.
a) Faktor kesehatan nonfisik / psikologis
Seorang peserta didik bisa kurang sukses dalam PBM bila jiwanya
mengalami gangguan/distorsi, seperti sedang patah hati, risau, mengalami
gangguan rumah tangga, gangguan sosial / ekonomi dan gangguan-gangguan lain
yang dapat mempengaruhi psikis. Dalam kondisi seperti kasus-kasus di atas
sebaiknya siswa atau mahasiswa segera pergi ke petugas BP atau BK sekolah
atau Perguruan Tinggi untuk mendapatkan penyelesaian masalah secara baik,
melalui diagnosis, prognosis, terapi dan tindak lanjut seperlunya.
b) Faktor kesehatan fisik
Seorang peserta didik bisa kurang sukses atau terganggu PBM-nya bila di
sekolah tiba-tiba ia sakit kepala, sakit perut, terluka (ringan), demam dan lain
sebagainya. Maka ia dapat segera meminta untuk mengobati sakitnya agar dapat
kembali mengikuti PBM dengan baik. Dengan demikian jasa UKS di sekolah
adalah sebagai penunjang PBM, siswapun tidak perlu kehilangan pelajaran
terlalu banyak.
c) Faktor kelengkapan bahan bacaan
10
Seorang peserta didik bisa kurang sukses atau terganggu PMB-nya karena
kurang lengkap bahan bacaannya, maka ia dapat segera memanfaatkan jasa
perpustakaan sekolah, sehingga ia terbebas dari gangguan PBM. Jika ditinjau dari
fungsinya, perpustakaan bukan hanya sebagai tempat penyimpan buku dan
sebagai penunjang kegiatan PBM. Maka perpustakaan lebih tepat masuk dalam
administrasi kurikulum bersama BP dan UKS.
D. Aspek Utama Kurikulum
Dalam garis besarnya ada tiga anggapan yang berbeda-beda, yaitu:
1) Karena sekolah didirikan oleh dan ditengah-tengah masyarakat, untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, maka program pengajarannya harus mementingkan
keadaan, latar belakang dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
2) Karena usaha pendidikan adalah mendidik individu, maka kurikulum harus
disusun berdasarkan keadaan, sifat dan kebutuhan-kebutuhan individu
Seperti kita lihat di atas, anggapan pertama berorientasi kepentingan masyarakat
atau sosial, sedangkan anggapan kedua mementingkan individu atau berorientasi
psikologis. Barangkali tidak ada orang yang mau mempertahankan salah satu
pendapat dalam bentuk ekstrim. Dalam kenyataannya setiap program pengajaran yang
berpedoman pada kepentingan masyarakat, sampai batas-batas tertentu
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan individu pula, dan sebalinya setiap kurikulum
yang berorientasi psikologis dengan sendirinya memperhatikan kepentingan
masyarakat pula.
Pendirian yang ketiga selain dari dua yang di atas menganggap tidak ada
pertentangan secara prinsipil di antara keduanya. Kita tidak usah berpegang pada
salah satunya, sebab itu benar-benar tidak realistis. Individu hanya dapat mewujudkan
dirinya sebagai individu jika dia berada dalam masyarakat tempat dia hidup. Karena
itu kurikulum harus berorientasi pada individu di dalam masyarakat.
11
Pendapat yang terakhir ini nampaknya memang yang paling cocok atau sejalan
dengan filsafat pendidikan dan tujuan dari pendidikan nasional seperti yang tertuang
dalam pembukaan UUD 1945, “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.
Aspek lain dalam masalah di atas adalah persoalan: Apakah kurikulum harus
ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan orang dewasa (persiapan
untuk menghadapi masa dewasa) atau harus ditentukan oelh kebutuhan dan
kepentingan murid sekarang ini. Pihak yang mempertahan kurikulum harus tersusun
semata-mata dari mata pelajaran yang didasarkan pada kebutuhan dan kepentingan
masyarakat, biasanya berpendirian bahwa tugas fungsi pendidikan ialah untuk
kehidupan orang dewasa. Karena itu kurikulum harus banyak mengandung pelajaran-
pelajaran yang berguna untuk anak di masa akan datang. Pendapat yang menetang
pendidirian di atas mengemukakan teori bahwa anak harus di anggap sebagai anak
dengan hak-haknya, bukan sebagai orang dewasa dalam bentuk mini. Karena itu
kurikulum harus memperhatikan masalah-masalah yang menyangkut anak saja.
Dari kedua pendapat di atas, muncul pendapat ketiga yang mengemukakan
pendirian bahwa pada dasarnya tidak usah ada pertentangan antara kedua pendirian di
atas, karena di dalam kurikulum cukup di perhatikan kebutuhan-kebutuhan dan
kepentingan-kepentingan kedua belah pihak, baik anak maupun orang dewasa.
Kurikulum harus memuat pengalaman-pengalaman belajar yang sekaligus
menyangkut kepentingan langsung di dalam kehidupan anak dan mempersiapkan
mereka untuk hidup di masa dewasa kelak. Dikemukakan pula bahwa:
“mempersiapkan anak untuk kehidupan orang dewasa” berimplikasi masyarakat yang
statis dimana kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan orang dewasa kelak dapat
diramalkan pada anak-anak yang ada sekarang.
Pendapat terakhir dalam memberikan pemecahan masalah-masalah anak yang di
hadapi sekarang dan menyangkut kepentingan anak di masa depan, ialah
meningkatkan penggunaan kecerdasan secara fleksibel, mempersiapkan anak untuk
menyesuaikan diri kepada perubahan-perubahan pesatdari keanekaragaman dunia
dewasa ini.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di tarik beberapa kesimpulan:
1. Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
2. secara operasional kegiatan administrasi/manajemen kurikulum itu meliputi tiga
kegiatan pokok, yaitu:
Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
Kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik
Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh civitas akademika atau warga
sekolah/lembaga pendidikan.
Dalam kenyataannya setiap program pengajaran yang berpedoman pada
kepentingan masyarakat, sampai batas-batas tertentu memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan individu pula, dan sebalinya setiap kurikulum yang
berorientasi psikologis dengan sendirinya memperhatikan kepentingan
masyarakat pula.
B. Kritik dan saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak mengalami
kekurangan dan kekeliruan baik dalam penyusunan maupun dalam penyajian materi
yang kami sampiakan. Sehubungan dari itu semua kami mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan makalah ini dan kami ucapkan terima kasih
13
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, H.M., Administrasi Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta, 2001.
Sukmadinata Nana, Pof, DR., 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek
Bandung; PT. Remaja Rosda karya.
Jalaluddin, Prof, Dr, H dan Idi, Abdullah, Drs, M.Ed., 2002., Filsafat Pendidikan,
Manusia, Filsafat, dan Pendidikan, Jakarta, Gaya Media Pratama Jakarta
Nasution, S, Prof, Dr, Ma., 1999, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta, PT Bumi Aksara
Syar’I, Ahmad, H, M.Pd., 2005 Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Pustaka Firdaus
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Administrasi Kurikulum” tepat pada
waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi
motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Bengkulu, November 2012
Penyusun
15
i
MAKALAHMAKALAHHUKUM TATA NEGARA
Sengketa Batas Wilayah (Ambalat) Antara Indonesia Dengan Ditinjau Dari Hukum Tata
Negara
Oleh :
eRI
Dosen Pembimbing :Dosen Pembimbing :
Imam MahdiImam Mahdi
JURUSAN SYARIAH/AHSSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN (BENGKULU)
16
2012DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFATR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Batasan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Administrasi Kurikulum........................................ 3
B. Fungsi Administrasi Kurikulum..................................................... 7
C. Kegiatan Pokok Operasional Kurikulum........................................ 8
D. Aspek Utama Kurikulum................................................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Kritik dan Saran ................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii
17
iii
18
ii