Abses Paru Buk Siti

Post on 29-Jan-2016

299 views 3 download

description

abses

Transcript of Abses Paru Buk Siti

ABSES PARUDi Susun Oleh:

M.Fadli Hartanu S.Ked (13174111)Mizanul Abrar S.Ked (13174094)Zahrul Fuady S.Ked (10171139)

Pembimbing:Dr.Siti Noorcahyati Sp.P

DEFINISI

Abses paru merupakan salah satu penyakit infeksi paru yang didefinisikan sebagai kematian jaringan paru-paru dan pembentukan rongga yang berisi sel-sel mati atau cairan akibat infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam parenkim paru pada satu lobus atau lebih

KLASIFIKASIAKUT

KRONIK

PRIMER

SEKUNDER

4 MINGGU

> 4 – 6 MINGGU

NEKROSIS JARINGAN PARU (PNEUMONITIS,INFEKSI ATAU

NEOPLASMA)

EMBOLI (MISALNYA ENDOKARDITIS SISI KANAN), OBSTRUKSI BRONKUS

(MISALNYA ASPIRASI BENDA ASING), BRONKIEKTASIS ATAUPUN PADA KASUS IMUNOKOMPROMIS.

ONSET

ONSET

PENYEBAB

PENYEBAB

EPIDEMIOLOGI

MORTALITAS/MORBIDITAS USIA

• SEMBUH DENGAN ANTIBIOTIK 90-95%

• FAKTOR HOST• IMMUNOKOMPROMI

SE MENDASAR/OBSTRUKSI BRONKUS 75%

• BAKTERI GRAM NEGATIF DAN POSITIF 20%

• PASIEN USIA LANJUT DIKARENAKAN MENINGKATNYA PENYAKIT PERIODONTAL DAN PENINGKATKAN PREVALENSI DISFAGI DAN ASPIRASI PADA USIA INI.

• ALKOHOLISME (41 TAHUN)

• ORANG-ORANG TUA IMMUNOCOMPROMISE , MALNUTRISI ATAU TIDAK MENDAPAT ANTIBIOTIK.

LAKI-LAKI MEMPUNYAI

PREVALENSI YANG DOMINAN DALAM KEJADIAN ABSES

PARU YANG DILAPORKAN DALAM

BEBERAPA SERI KASUS YANG SUDAH

DIPUBLIKASIKAN

SEXS

ANATOMI

ETIOLOGI

Kelompok bakteri anaerob, biasanya diakibatkan oleh pneumonia aspirasi

• Staphillococcus aureus• Streptococcus

micraerophilic• Streptococcus pyogenes• Streptococcus

pneumoniae

Kelompok bakteri aerobGram positif: sekunder oleh sebab selain aspirasi

• Bacteriodes melaninogenu

• Bacteriodes fragilis• Peptostreptococcus

species• Bacillus intermedius• Fusobacterium

nucleatum• Microaerophilic

streptococcus

Gram negatif : biasanya merupakan sebab nosokomial

• Mucoraceae• aspergillus species

• Klebsiella pneumoniae

• Pseudomonas aeroginosa

• Escherichia coli• Actinomyces species• Nocardia species• Gram negatif bacilli

Kelompok jamur

• Abses sekunder adalah abses yang terjadi sebagai akibat dari kondisi lain. Seperti contoh: Obstruksi bronkial (karsinoma bronkogenik), penyebaran hematogen (endokarditis bakterial),penyebaran infeksi dari daerah sekitar (mediastinum, subphrenic).

• Infeksi saluran pernapasan dengan mikroorganisme penyebab umumnya berupa campuran dari bermacam-macam kuman yang berasal dari flora mulut, hidung, dan tenggorokan.

FAKTOR PREDISPOSISI

Ada sumber infeksi saluran pernafasan.Daya tahan saluran pernafasan yang

terganggu.Obstruksi mekanik saluran pernafasan karena

aspirasi bekuan darah, pus, bagian gigi yang menyumbat, makanan dan tumor bronkus.

PATOFISIOLOGI

• Abses Paru yang paling sering terjadi akibat aspirasi kuman dari saluran napas bagian atas

Teraspirasi kedalam paru Paru Kanan• Abses karena aspirasi dimulai dari suatu

infeksi lokal bronkus bronkiolus• Pembuluh darah lokal Trombosis

Nekrosis + likuefaksi. Jaringan granulasi Nekrosis kaviti (Air Fluid Level).

MANIFESTASI KLINISBatuk pada pasiean abses paru merupakan batuk berdahak yang setelah beberapa dapat berubah menjadi purulen dan bisa mengandung darah. Sputum yang berbau amis dan berwarna anchovy menunjukkan penyebabnya bakteri anaeraob dan disebut dengan putrid abscesses, tetapi tidak didapatkannya sputum dengan ciri di atas tidak menyingkirkan kemungkinan infeksi anaerob. Batuk darah bisa dijumpai, biasanya ringan tetapi ada yang masif.

BATUK

SESAK

Nyeri pleuritik atau nyeri yang dirasakan dalam dada menunjukkan adanya keterlibatan pleura

NYERI PLEURITIK

Sesak disebabkan oleh adanya pus yang menumpuk menutupi jalan napas

DEMAM

Malaise merupakan gejala awal disertai tidak nafsu makan yang lama kelamaan menyebabkan penurunan berat badan

Demam berupa demam intermitten bisa disertai menggigil bahkan ‘rigor’ dengan suhu tubuh mencapai 39.40C atau lebih. Tidak ada demam tidak menyingkirkan adanya abses paru

MALAISE

Anemia yang terjadi dapat berupa anemia defisiensi yang disebabkan oleh kurangnya asupan akibat penurunan nafsu makan, namun lebih sering disebabkan oleh perdarahan pada saluran nafas khususnya pada hemoptisis masif

ANEMIA

PEMERIKSAAN FISIK

INSPEKSI

PALPASI

AUSKULTASI

PERKUSI

• PERGERAKAN SIMETRIS ATAU ASIMETRIS • JARI TABUH• GERAKAN DADA MENURUN PADA SISI SAKIT

• REDUP PADA LOKASI ABSES• SONOR MEMENDEK SAMPAI BEDA

• STEM FREMITUS : MENINGKAT• NYERI TEKAN LOKAL• GERAKAN THORAX TERTINGGAL

• SUARA PERNAFASAN VESIKULER MENGERAS SAMPAI BRONKIAL.

• RONKHI BASAH• AMPFORIK• BRONKOFONI KREPITAS

GAMBARAN RADIOLOGIS

Pneumococcal pneumonia complicated by lung necrosis & abscess formation

A lateral CXR shows air fluid level (characteristic of lung abscess

A 54 yr old pt. developed cough with foul-smelling sputum production. A CXR shows lung abscess in the left lower lobes

A 42 y.o. man developed fever & production of foul-smelling sputum. He had a H/O heavy alcohol use & poor dentition, CXR shows lung abscess in

the post segment of the Rt. up. lobe

CXR of a patient who had foul-smelling & bad tasting sputum, an almost diagnostic feature of anaerobic lung abscess

CT-SCAN

HISTOPATOLOGI

DIAGNOSIS BANDING

• Tuberkulosis paru biasanya tidak disertai “air fluid level”• Karsinoma bronkogenik yang mengalami nekrosis. Dinding kavitas tebal,

tidak rata.• Bulla atau kista yang terinfeksi ditandai dengan dinding tipis, disekitarnya

tidak ada reaksi radang.• Hematom paru ditandai dengan adanya riwayat trauma, tidak ada gejala

infeksi.• Skwester paru yang mengalami pembentukan abses. Tidak ada hubungan

dengan bronkus ( bronkografi ).• Pneumokoniosis yang mengalami kavitasi dan ditandai dengan adanya

“simple pneumoconiosis” disekitarnya.• Hiatus hernia. Pada hiatus hernia, tidak ada gejala yang berasal dari paru.

Dijumpai adanya nyeri retrosternal dan rasa panas yang dirasakan di hulu hati ( heart burn ). Nyeri ini akan bertambah berat kalau penderita membungkuk.

DIAGNOSIS• Keluhan penderita yang khas seperti malaise, demam ringan

sampai demam tinggi, batuk purulen dengan bau amis dan penurunan berat badan.

• Riwayat penyakit sebelumnya seperti infeksi saluran nafas atas, infeksi gigi, serangan epilepsi, dan penurunan kesadaran berkaitan dengan sedasi.

• Pemeriksaan laboratorium. Peningkatan jumlah leukosit yang umumnya mencapai 10.000-30.000/mm3. Anemia dapat ditemukan pada abses lama.

• Bronkoskopi. Untuk mengetahui adanya obstruksi pada bronkus. Obstruksi bronkial skunder biasanya disebabkan oleh karsinoma.

• Aspirasi Jarum Perkutan. Merupakan cara dengan akurasi yang tinggi untuk melakukan diagnosis bakteriologis.

PENATALAKSANAAN

• Standar : clindamycin (600 mg IV/ 8 jam dan diikuti 150 – 300 mg per oral)• Golongan Penicilin : (amoxicilin 500 mg/ 8 jam)(tetapi sering resisten)• Metronidazol (tidak efektif)• Antibiotik vancomycin (15mg/kg/bb, IV/12 jam) dan Linezolid ( 600mg

IV/12 jam) bila penicilin resisten.• Golongan cefalosporin generasi ke 5 seperti Ceftaroline dapat

dipertimbangkan.• Golongan quinolon generasi ke 4 ( Moxifloxacin 400mg/hari)• Garenoxacin 400mg/hari atau 200 mg/2 tabs. (desfluoroquinolon) dapat

menjadi pertimbangan pada pasien yang resisten dan sulit untuk di tangani, terutama bila disertai infeksi sekunder.

Drainase postural Bronkoscopi

KOMPLIKASI• Ruptur ke Segmen lain• Piotorax (empiema) ruptur ke Pleura• Abses otak, Hemoptisis masif, ruptur pleura

viseralis sehingga terjadi piopneumotoraks dan bronkopleura.

• Resisten pengobatan (kerusakan paru permanen)• Bronkiektasis• Amilodosis (penumpukan protein pada jaringan)• Anemia, malnutrisi, gangguan cairan dan elektrolit

serta gagal jantung terutama pada manula.

PROGNOSIS

• Bila tidak terlambat ditangani prognosisnya baik• Lebih dari 90% dari abses paru-paru sembuh

dengan manajemen medis saja, kecuali disebabkan oleh obstruksi bronkial sekunder untuk karsinoma.

• Angka kematian yang disebabkan oleh abses paru terjadi penurunan dari 30 – 40 % pada era preantibiotika dan sampai 15 – 20 % pada era sekarang.

Beberapa faktor yang memperbesar angka mortalitas pada Abses paru sebagai berikut :• Anemia dan Hipoalbuminemia• Abses yang besar (φ > 5-6 cm)• Lesi obstruksi • Bakteri aerob • Immunocompromised • Usia tua• Gangguan intelegensia• Perawatan yang terlambat