Post on 09-Feb-2016
description
Mata Kuliah : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1
Modul : 3 (pertemuan ke 3)
Dosen : Drs. Sugianto, MM
Pokok Bahasan : DISOLUSI DAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari pokok bahasan sebagaimana tersebut diatas diharapkan dapat memahami
materi-materi yang berkenaan dengan :
1. Pengertian dan Proses likuidasi
2. Likuidasi sederhana
3. Likuidasi bertahap
4. Sekutu dan Persekutuan yang Tidak Likuid
PENDAHULUAN / PENGERTIAN
Disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan sekutu yang menyebabkan berhentinya
persekutuan secara hukum. Dengan disolusi, persekutuan tetap bisa berjalan terus dengan
perjanjian baru, atau persekutuan bisa juga berhenti / bubar secara hukum dan secara bisnis.
Berhentinya persekutuan secara bisnis disebut juga likuidasi.
PROSES LIKUIDASI
Umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal :
- Mengkonversi aktiva nonkas menjadi kas
- Mengakui keuntungan dan kerugian serta biaya likuidasi yang timbul selama likuidasi
- Menyelesaikan seluruh kewajiban
- Mendistribusikan kas kepada sekutu berdasarkan saldo akhir modal mereka
Penjelasan umum mengenai proses likuidasi meng-asumsi-kan bahwa persekutuan mampu
membayar hutang-hutangnya, dengan kata lain aktiva yang dimiliki melebihi kewajiban.
Juga diasumsikan bahwa semua sekutu memiliki bagian dalam aktiva bersih persekutuan, tidak
ada hutang yang berasal dari pinjaman kepada sekutu, dan seluruh aktiva dikonversikan menjadi
kas sebelum kas didistribusikan kepada sekutu.
Jika asumsi ini tidak ada, proses likuidasi akan menjadi sangat komplek.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 1
Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai
prioritas :
- Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu
- Jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba
- Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya.
Seluruh saldo laba atau rugi dan prive harus ditutup keperkiraan modal sebelum distribusi
dilakukan. Kekayaan persekutuan tidak boleh didistribusikan kepada sekutu yang memiliki saldo
modal negative. Maka dari itu saldo pinjaman sekutu harus ditutup dengan saldo modal untuk
menentukan jumlah yang dibagikan kepada sekutu.
Likuidasi Persekutuan Sederhana
Likuidasi persekutuan yang sederhana mengkonversi seluruh aktiva sekutu menjadi kas dan
mendistribusikan kas kepada sekutu pada penyelesaian akhir persekutuan.
Untuk menggambarkan likuidasi sederhana, neraca Hani dan Kiki pada tanggal 31 Desember
2008 sebagai berikut :
HANI DAN KIKI
NERACA PER 31 DESEMBER 2008
Aktiva Kewajiban dan modal
Kas Rp. 10.000.000 Hutang dagang Rp. 40.000.000
Piutang dagang—neto 30.000.000 Pinjaman kepada Hani 10.000.000
Persediaan 30.000.000 Modal Hani 25.000.000
Aktiva tetap—neto 40.000.000 Modal Kiki 35.000.000
Rp.110.000.000 Rp.110.000.000
Hani dan Kiki membagi laba rugi masing-masing 70 % dan 30 %, dan setuju untuk melikuidasi
persekutuan mereka secepat mungkin setelah 1 Januari 2009. Persediaan dijual Rp.25.000.000,
aktiva tetap dijual Rp.30.000.000 dan Rp.22.000.000 berhasil ditagih dari piutang dagang.
Sebagai langkah terakhir dalam likuidasi, kas yang tersedia sebesar Rp.87.000.000 dibagi kepada
kreditur dan sekutu.
Aturan pembayarannya :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 2
I Untuk kreditur atas hutang dagang Rp.40.000.000
II Untuk Hani atas pinjaman Rp.10.000.000
III Untuk Hani atas modal Rp. 8.900.000
Untuk Kiki atas modal Rp.28.100.000
Total yang didistribusikan Rp.87.000.000
Jumlah kas yang didistribusikan kepada sekutu sama dengan saldo modal masing-masing setelah
seluruh kerugian yang terjadi dari likuidasi diperlihatkan pada peraga dibawah ini :
Ayat jurnal untuk mencatat likuidasi
Kas Rp.25.000.000
Modal Hani 3.500.000
Modal Kiki 1.500.000
Persediaan Rp.30.000.000
Mencatat penjualan persediaan dan mengalokasikan
rugi Rp.5.000.000 ke modal sekutu
Kas Rp.30.000.000
Modal Hani 7.000.000
Modal Kiki 3.000.000
Aktiva tetap—neto Rp.40.000.000
Mencatat penjualan aktiva tetap dan mengalokasikan
Rugi Rp.10.000.000 ke modal sekutu
Kas Rp.22.000.000
Modal Hani 5.600.000
Modal Kiki 2.400.000
Piutang dagang—neto Rp.30.000.000
Mencatat penagihan piutang dagang Rp.22.000.000
dan menghapuskan sisa piutang sebesar
Rp.8.000.000 yang dibebankan ke modal sekutu
Hutang dagang Rp.40.000.000
Kas Rp.40.000.000
Mencatat pembayaran hutang diluar sekutu
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 3
Pinjaman dari Hani Rp.10.000.000
Kas Rp.10.000.000
Mencatat pembayaran pinjaman kepada Hani
Modal Hani Rp. 8.900.000
Modal Kiki 28.100.000
Kas Rp.37.000.000
Mencatat pendistribusian kas hasil likuidasi
persekutuan
Persekutuan yang dilikuidasi harus tetap membuat ikhtisar transaksi dan saldo selama tahap-
tahap likuidasi. Ikhtisar transaksi dan saldo yang dipersiapkan untuk persekutuan Hani dan Kiki
diberikan pada peraga dibawah ini :
PERSEKUTUAN HANI DAN KIKI
LAPORAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN
UNTUK PERIODE 1 JANUARI 2009 SAMPAI 31 DESEMBER 2009 (DALAM RIBUAN)
Aktiva Hutang Modal Hani Modal Kiki
Kas nonkas Kewajiban pada Hani (70 %) (30 %)
Saldo, 1 Januari 2009 10.000 100.000 40.000 10.000 25.000 35.000
Penjualan persediaan 25.000 30.000 3.500 1.500
35.000 70.000 40.000 10.000 21.500 33.500
Penjualan aktiva tetap 30.000 40.000 7.000 3.000
65.000 30.000 40.000 10.000 14.500 30.500
Penagihan piutang 22.000 30.000 5.600 2.400
87.000 - 40.000 10.000 8.900 28.100
Pembayaran hutang 40.000 40.000
47.000 - 10.000 8.900 28.100
Pembayaran pinjaman 10.000 10.000
37.000 - 8.900 28.100
Didistribusikan 37.000 8.900 28.100
kepada sekutu
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 4
- - -
Laporan likuidasi merupakan referensi yang baik untuk digunakan selama proses likuidasi, tetapi
tentu saja jurnal secara formal dibuat setelah likuidasi selesai dilakukan.
Dalam memeriksa laporan likuidasi Hani dan Kiki, perhatikan bahwa aktiva dibagi dua antara kas
dan nonkas dan kewajiban terdiri dari kewajiban dengan hak prioritas (tingkat I atau bukan
sekutu) dan kewajiban sekutu (tingkat II).
Juga perhatikan bahwa seluruh kerugian (dan keuntungan) didistribusikan ke perkiraan modal
sekutu segera setelah diakui.
Dengan memperbaharui perkiraan modal, distribusi akhir kas kepada sekutu sama dengan saldo
sebelum pendistribusian dalam modal sekutu.
LIKUIDASI BERTAHAP
Yang dimaksud dengan likuidasi bertahap ialah pendistribusian kas kepada sekutu pada saat kas
tersedia selama periode likuidasi dan sebelum seluruh keuntungan dan kerugian likuidasi
direalisasikan.
Prinsip-prinsip Umum dalam Likuidasi Bertahap
Likuidasi persekutuan yang likuid dilakukan dengan mendistribusikan kas yang tersedia dengan
cara yang biasa sampai seluruh aktiva nonkas dikonversi menjadi kas. Kewajiban selain kepada
sekutu harus dibayar sebelum pendistribusian apapun kepada sekutu.
Saat kas tersedia untuk didistribusikan kepada sekutu, jumlah yang didistribusikan kepada
masing-masing sekutu bisa ditentukan dengan menyiapkan skedul pembayaran yang aman untuk
tiap distribusi yang dilakukan.
Ilustrasi Likuidasi Bertahap
Persekutuan Dono, Kasino, dan Indro akan dilikuidasi sesegera mungkin setelah 31 Desember
2008, dan seluruh kas yang ada ditangan, kecuali Rp.20.000.000 uintuk cadangan kontijensi, akan
didistribusikan pada akhir tiap bulan sampai likuidasi selesai dibagikan. Laba dan rugi dibagi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 5
berdasarkan 50 %, 30 %, dan 20 % untuk Dono, Kasino, dan Indro. Neraca persekutuan pada 31
Desember 2008 berisikan perkiraan dan saldo berikut ini :
DONO, KASINO, DAN INDRO
NERACA
PER 31 DESEMBER 2008
Aktiva Kewajiban dan Modal
Kas Rp. 240.000.000 Hutang dagang Rp. 300.000.000
Piutang dagang—neto 280.000.000 Wesel bayar 200.000.000
Dipinjamkan pada Indro 40.000.000 Pinjaman dari Kasino 20.000.000
Persediaan 400.000.000
Tanah 100.000.000 Modal Dono (50 %) 340.000.000
Peralatan—neto 300.000.000 Modal Kasino (30 %) 340.000.000
Goodwill 40.000.000 Modal Indro (20 %) 200.000.000
Rp.1.400.000.000 Rp.1.400.000.000
Ringkasan peristiwa likuidasi adalah sebagai berikut :
Januari 2008—piutang (pinjaman kepada Indro) dioffset dengan saldo modalnya, goodwill
dihapuskan, Rp.200.000.000 berhasil ditagih dari piutang, persediaan senilai Rp.160.000.000
dijual seharga Rp.200.000.000, dan kas didistribusikan.
Februari 2008—Peralatan dengan nilai buku Rp.80.000.000dijual seharga Rp.60.000.000, sisa
persediaan dijual seharga Rp.180.000.000, biaya likuidasi Rp.4.000.000 dibayar, kewajiban
sebesar Rp.8.000.000 yang tak tercatat ditemukan dank as didistribusikan.
Maret 2008—Tanah dijual seharga Rp.150.000.000, biaya likuidasi Rp.5.000.000 dibayar, dan
kas didistribusikan.
April 2008—Peralatan tambahan dijual seharga Rp.150.000.000, sisa peralatan dan piutang
dihapuskan,dan seluruh kas yang ada ditangan didistribusikan pada akhir likuidasi
Peristiwa likuidasi Januari
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 6
Peritiwa yang terjadi selama bulan Januari 2008 dalam likuidasi persekutuan Dono, Kasino, dan
Indro dicatat sebagai berikut :
Modal Indro Rp. 40.000.000
Piutang Indro Rp. 40.000.000
Mengoffset piutang dengan modal
Modal Dono Rp. 20.000.000
Modal Kasino 12.000.000
Modal Indro 8.000.000
Goodwill Rp. 40.000.000
Menghapus goodwill
Kas Rp.200.000.000
Piutang dagang Rp.200.000.000
Mencatat penagihan piutang dagang
Kas Rp.200.000.000
Persediaan Rp.160.000.000
Modal Dono 20.000.000
Modal Kasino 12.000.000
Modal Indro 8.000.000
Mencatat penjualan persediaan dengan
keuntungan
Hutang dagang Rp.300.000.000
Wesel bayar 200.000.000
Kas Rp.500.000.000
Mencatat pembayaran kewajiban kepada
bukan sekutu
Pinjaman dari Kasino Rp. 20.000.000
Modal Kasino 100.000.000
Kas Rp.120.000.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 7
Mencatat distribusi kas kepada Kasino
Untuk dicatat dalam perkiraan, tiap jurnal harus direfleksikan dalam laporan likuidasi
persekutuan, seperti yang ditunjukkan pada peraga dibawah.
Laporan likuidasi adalah catatan yang berkesinambungan yang meringkas seluruh transaksi dan
peristiwa selama masa likuidasi, dan tidak akan lengkap sampai likuidasi selesai.
Maka laporan yang disajikan pada peraga dibawah untuk peristiwa Januari benar-benar
merupakan laporan interim.
Tetapi laporan likuidasi interim mungkin lebih penting dari pada laporan akhir likuidasi, karena
laporan interim menggambarkan perkembangan likuidasi dan dapat memberikan dasar untuk
pengambilan keputusan serta perencanaan masa datang.
DONO, KASINO, DAN INDRO
LAPORAN (INTERIM) LIKUIDASI PERSEKUTUAN
UNTUK MASA 1 JANUARI 2009 SAMPAI FEBRUARI 2009 (DALAM RIBUAN)
50 % Hutang 30 % 20 %
Aktiva Kewajiban Modal pada Modal Modal
Kas nonkas Prioritas Dono Kasino Kasino Indro
Salda 1 Januari 240.000 1.160.000 500.000 340.000 20.000 340.000 200.000
Offset piutang Indro - 40.000 - 40.000
Penghapusan G.will - 40.000 - 20.000 - 12.000 - 8.000
Penagihan piutang 200.000 - 200.000
Penjualan persediaan 200.000 -160.000 20.000 12.000 8.000
Saldo sebelum distri-
busi 31 Januari 640.000 720.000 500.000 340.000 20.000 340.000 160.000
Distribusi Januari li-
hat peraga dibawah
Kreditur - 500.000 - 500.000
Kasino - 120.000 - 20.000 - 100.000
Saldo 1 Februari 20.000 720.000 0 340.000 0 240.000 160.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 8
Pada distribusi kas yang dilakukan tanggal 31 Januari 2009 (lihat peraga diatas), persekutuan
memiliki sisa Rp.140.000.000 (Rp.640.000.000 – Rp.500.000.000) setelah seluruh hutang sekutu
dibayar. Dari jumlah ini, Rp.20.000.000 ditahan oleh persekutuan untuk kontijensi, dan
Rp.120.000.000 disediakan untuk didistribusikan kepada sekutu.
Skedul pembayaran aman yang muncul pada peraga dibawah menyajikan jumlah Rp.120.000.000
yang harus didistribusikan kepada Kasino. Karena persekutuan memiliki hutang pada Kasino
sebesar Rp.20.000.000, maka Rp.20.000.000 yang didistribusikan pertama kepada Kasino adalah
untuk membayar hutang, dan sisanya Rp.100.000.000 ditambah ke perkiraan modal Kasino.
DONO, KASINO, DAN INDRO
SKEDUL PEMBAYARAN AMAN (TAHAP PERTAMA)
31 JANUARI 2009 (DALAM RIBUAN)
Kemungkinan 50 % 30 % 20 %
Rugi Modal Dono Modal Kasino Modal Indro
Ekuitas sekutu, 31 Januari 2009 Rp.340.000 Rp.360.000 Rp.160.000
(lihat laporan likuidasi)
Kemungkinan rugi atas aktiva
Nonkas (lihat laporan likuidasi) Rp.720.000 - 360.000 - 216.000 144.000
- 20.000 144.000 16.000
Kemungkinan rugi dari
kontijensi : kas ditahan 20.000 - 10.000 - 6.000 - 4.000
- 30.000 138.000 12.000
Kemungkinan rugi dari Dono
saldo debet dialokasikan 60 : 40 30.000 - 18.000 - 12.000
-- 120.000 --
SEKUTU DAN PERSEKUTUAN YANG TIDAK LIKUID
Urutan pendistribusian aktiva dalam likuidasi persekutuan yang diberikan pada awal pokok
bahasan ini ialah :
I. Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 9
II. Jumlah yang dipinjam sekutu selain untuk modal dan laba
III. Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya
Untuk sekutu yang tidak likuid aturan yang berlaku untuk mengklaim harta dari sekutu yang
bangkrut sebagai berikut :
I. Jumlah terhutang kepada kreditur luar
II. Jumlah terhutang kepada kreditur persekutuan
III. Jumlah terhutang kepada sekutu dari kontribusi
Urutan prioritas ini memberiksn implikasi yang penting untuk likuidasi persekutuan yang tidak
likuid (aktiva persekutuan lebih kecil dari kewajiban persekutuan), dan untuk likuidasi
persekutuan yang likuid (aktiva persekutuan lebih besar dari kewajiban persekutuan), tetapi satu
atau lebih sekutu individu tidak likuid (harta pribadi lebih kecil dari kewajiban pribadi).
Kreditur persekutuan pertama kali menuntut pembayaran dari harta persekutuan, dan kreditur dari
sekutu individu harus mencari pemulihan klaim dari harta individu.
Jadi, harta individu dan persekutuan dipisahkan dalam menyusun prioritas klaim.
Persekutuan Likuid—Satu atau lebih Sekutu Tidak Likuid
Sebagai ilustrasi, Wina, Yoke, dan Zena adalah sekutu dengan pembagian laba masing-masing 30
%, 30 %, dan 40 %. Wina tidak likuid secara pribadi, dengan harta pribadi Rp.50.000.000 dan
kewajiban pribadi Rp.100.000.000. Saldo perkiraan persekutuan setelah seluruh kewajiban
persekutuan dibayar sebagai berikut :
Kasus A Kasus B Kasus C
Kas Rp.60.000.000 dr -- --
Modal Wina (30 %) 18.000.000 kr Rp.18.000.000 kr Rp.21.000.000 dr
Modal Yoke (30 %) 18.000.000 kr 27.000.000 kr 9.000.000 kr
Modal Zena (40 %) 24.000.000 kr 9.000.000 kr 12.000.000 kr
Pada kasus A, ekuitas persekutuan Wina Rp.18.000.000 tidak boleh dibayar langsung kepada
Wina karena kreditur pribadinya mempunyai klaim atas kepemilikannya dalam aktiva
persekutuan sebesar Rp.18.000.000.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 10
Pada kasus B, kreditur pribadi Wina memiliki klaim atas aktiva pribadi Yoke karena Yoke
mempunyai hutang pribadi kepada Wina sebesar Rp.18.000.000. Zena juga memiliki klaim atas
Yoke sebesar Rp.9.000.000.
Pada kasus C, Wina memiliki saldo debit pada perkiraan modalnya dan ia tidak likuid. Yoke dan
Zena tidak boleh mengambil aktiva pribadi Wina. Mereka membagi rugi sebesar Rp.21.000.000
berdasarkan rasio pembagian laba 3/7 dan 4/7.
Persekutuan tidak Likuid
Ketika persekutuan tidak likuid, kas yang tersedia setelah seluruh aktiva nonkas dikonversi
menjadi kas tidak akan cukup untuk membayar kreditur persekutuan. Kreditur persekutuan akan
mendapatkan penggantian sebagian dari aktiva persekutuan (urutan I) dan mendesak sekutu untuk
menggunakan harta pribadi untuk menutupi sisa klaim (urutan II).
Walaupun kreditur pribadi mempunyai klaim lebih dulu (urutan I) atas harta pribadi, kreditur
persekutuan dapat mencari penggantian atas klaim mereka dari aktiva pribadi sekutu yang secara
pribadi likuid. Sekutu yang membayar lebih dari bagian kewajibannya dalam persekutuan tentu
saja mempunyai klaim atas sekutu yang memiliki saldo modal debit.
Rosi, Fani, dan Koni adalah sekutu yang membagi laba secara merata dan persekutuan mereka
sekarang dalam proses likuidasi. Setelah seluruh aktiva dikonversi menjadi kas dan seluruh kas
yang ada digunakan untuk membayar kewajiban persekutuan, saldo perkiraan yang tersisa dalam
buku persekutuan sebagai berikut :
Kewajiban Rp.90.000.000 kr
Modal Rosi (1/3) 30.000.000 dr
Modal Fani (1/3) 30.000.000 dr
Modal Koni (1/3) 30.000.000 dr
Diketahui seluruh sekutu memiliki sumber daya pribadi paling sedikit Rp.30.000.000, tiap sekutu
harus membayar Rp.30.000.000 ke persekutuan untuk menutup kewajiban persekutuan. Tetapi
kreditur bisa saja menagih keseluruhan Rp.90.000.000 dari salah satu sekutu.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 11
Contoh :
kreditur bisa menagih Rp.90.000.000 dari Rosi, sehingga saldo persekutuan yang tersisa
menjadi:
Modal Rosi Rp.60.000.000 kr
Modal Fani 30.000.000 dr
Modal Koni 30.000.000 dr
Apabila Fani dan Koni masing-masing dapat membayar Rp.30.000.000 ke dalam persekutuan,
maka desakan kreditur terhadap Rosi tidak beralasan.
Tetapi bila desakan kreditur terhadap Rosi karena Koni secara pribadi tidak likuid dan aktiva
bersih Fani pribadi hanya Rp.35.000.000, situasinya akan berubah. Dalam hal ini, Rosi dan Fani
membagi kerugian sama rata atas ketidak mampuan Koni membayar Rp.30.000.000, dimana
setelah itu Rosi akan memiliki saldo modal kredit sebesar Rp.45.000.000 dan Fani memiliki saldo
modal debit sebesar Rp.45.000.000.
Karena aktiva pribadi Fani hanya Rp.35.000.000, Rosi menagih Rp.35.000.000 dari Fani dan sisa
Rp.10.000.000 dalam saldo debit modal Fani dihapuskan sebagai kerugian Rosi
Contoh dalam bagian ini mengilustrasikan masalah-masalah umum yang muncul dalam likuidasi
persekutuan yang tidak likuid atau persekutuan yang sekutunya tidak likuid.
Komplikasi mungkin saja timbul dalam likuidasi persekutuan, oleh karena itu akuntan tidak perlu
ragu untuk berkonsultasi ke ahli hukum jika memang diperlukan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto MM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I 12