Post on 12-Jan-2016
description
2.2. Pengaruh Jenis Surfaktan Terhadap Kestabilan EmulsiSurfaktan merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan emulsi sehingga pemilihan surfaktan yang tepat sangat diperlukan untuk membantu berjalannya proses emulsifikasi.
Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan grafik seperti berikut :
Gambar 4.. Grafik pengaruh jenis surfaktan terhadap kestabilan emulsi
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa surfaktan yang terkandung dalam sabun
cuci muka Nivea For Men, yaitu Sodium Laureth Sulfate (SLS), merupakan surfaktan
yang paling stabil dibandingkan dengan sabun cuci piring Sunlight yang mengandung
Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) dan sabun cuci tangan Sleek yang mengandung
Cocamidopropyl Betaine.
Dalam sistem emulsi akan berisi :
- Fasa air sebagai medium sistem emulsi berisi monomer dan emulsifier
bebas yang konsentrasinya cukup rendah
- Tetesan halus monomer (monomer droplet) yang terdispersi dalam fasa air.
- Misel yang berisi monomer terlarut (misel aktif) dan misel kosong (misel
inaktif).
Stabilisasi emulsi, salah satunya ditentukan oleh nilai HLB (Hidrophilic-
Lipophilic Balance) dari surfaktan itu sendiri.
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 500
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
Sunlight Sleek
Nivea For Men
Waktu (jam)
Vol a
ir ya
ng te
rpisa
h (m
l)
Dalam percobaan ini, dilakukan untuk membuat emulsi O/W dari minyak
sawit dan air. Untuk membuat emulsi O/W dengan minyak sawit, nilai HLB surfaktan
yang dibutuhkan adalah 10 (Graffin, 1949). SLS murni sendiri sebenarnya memiliki
nilai HLB yaitu 40 (Graffin, 1949), tapi dengan campuran dengan surfaktan lainnya,
kombinasi surfaktan dapat memenuhi persyaratan.
LAS sendiri memang kurang baik untuk dijadikan emulsifier, karena
kemampuan menurunkan tegangan muka yang kurang baik, seperti dapat dilihat pada
grafik dibawah ini.
Gambar 5. Hasil penelitian (Wang, Chen, Xin, & Wang, 2015)
Sedangkan pada sabun cuci tangan Sleek, menggunakan 7,5% Cocamidopropyl Betaine sebagai surfaktan utamanya. Cocamidopropyl Betaine pada berbagai produk digunakan sebagai co-surfactant atau surfaktan sampingan SLS dan nilai HLB yang rendah (Gual, 2011), sehingga kestabilan dalam emulsi O/W adalah yang paling buruk.
DAPUS
Graffin, W. C. (1949). Classification of Surface Active Agents by HLB. (Chemmunique, Ed.) (pp. 311–326). ICI Americas Inc.
Gual, K. H. (2011). Basics of Colloidal Phenomena. AP Care Chemical Technology.
Wang, J., Chen, S., Xin, Y., & Wang, Y. (2015). The Research for APG-12 Emulsifying Properties, (January), 17–21.