92905_Pengaruh Jenis Surfaktan Terhadap Kestabilan Emulsi

4
2.2. Pengaruh Jenis Surfaktan Terhadap Kestabilan Emulsi Surfaktan merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan emulsi sehingga pemilihan surfaktan yang tepat sangat diperlukan untuk membantu berjalannya proses emulsifikasi. Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan grafik seperti berikut : Gambar 4.. Grafik pengaruh jenis surfaktan terhadap kestabilan emulsi Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa surfaktan yang terkandung dalam sabun cuci muka Nivea For Men, yaitu Sodium Laureth Sulfate (SLS), merupakan surfaktan yang paling stabil dibandingkan dengan sabun cuci piring Sunlight yang mengandung Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) dan sabun cuci tangan Sleek yang mengandung Cocamidopropyl Betaine. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Sunlight Sleek Nivea For Men Waktu (jam) Vol air yang terpisah (ml)

description

surfaktan

Transcript of 92905_Pengaruh Jenis Surfaktan Terhadap Kestabilan Emulsi

Page 1: 92905_Pengaruh Jenis Surfaktan Terhadap Kestabilan Emulsi

2.2. Pengaruh Jenis Surfaktan Terhadap Kestabilan EmulsiSurfaktan merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan emulsi sehingga pemilihan surfaktan yang tepat sangat diperlukan untuk membantu berjalannya proses emulsifikasi.

Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan grafik seperti berikut :

Gambar 4.. Grafik pengaruh jenis surfaktan terhadap kestabilan emulsi

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa surfaktan yang terkandung dalam sabun

cuci muka Nivea For Men, yaitu Sodium Laureth Sulfate (SLS), merupakan surfaktan

yang paling stabil dibandingkan dengan sabun cuci piring Sunlight yang mengandung

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) dan sabun cuci tangan Sleek yang mengandung

Cocamidopropyl Betaine.

Dalam sistem emulsi akan berisi :

- Fasa air sebagai medium sistem emulsi berisi monomer dan emulsifier

bebas yang konsentrasinya cukup rendah

- Tetesan halus monomer (monomer droplet) yang terdispersi dalam fasa air.

- Misel yang berisi monomer terlarut (misel aktif) dan misel kosong (misel

inaktif).

Stabilisasi emulsi, salah satunya ditentukan oleh nilai HLB (Hidrophilic-

Lipophilic Balance) dari surfaktan itu sendiri.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 500

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

Sunlight Sleek

Nivea For Men

Waktu (jam)

Vol a

ir ya

ng te

rpisa

h (m

l)

Page 2: 92905_Pengaruh Jenis Surfaktan Terhadap Kestabilan Emulsi

Dalam percobaan ini, dilakukan untuk membuat emulsi O/W dari minyak

sawit dan air. Untuk membuat emulsi O/W dengan minyak sawit, nilai HLB surfaktan

yang dibutuhkan adalah 10 (Graffin, 1949). SLS murni sendiri sebenarnya memiliki

nilai HLB yaitu 40 (Graffin, 1949), tapi dengan campuran dengan surfaktan lainnya,

kombinasi surfaktan dapat memenuhi persyaratan.

LAS sendiri memang kurang baik untuk dijadikan emulsifier, karena

kemampuan menurunkan tegangan muka yang kurang baik, seperti dapat dilihat pada

grafik dibawah ini.

Gambar 5. Hasil penelitian (Wang, Chen, Xin, & Wang, 2015)

Sedangkan pada sabun cuci tangan Sleek, menggunakan 7,5% Cocamidopropyl Betaine sebagai surfaktan utamanya. Cocamidopropyl Betaine pada berbagai produk digunakan sebagai co-surfactant atau surfaktan sampingan SLS dan nilai HLB yang rendah (Gual, 2011), sehingga kestabilan dalam emulsi O/W adalah yang paling buruk.

Page 3: 92905_Pengaruh Jenis Surfaktan Terhadap Kestabilan Emulsi

DAPUS

Graffin, W. C. (1949). Classification of Surface Active Agents by HLB. (Chemmunique, Ed.) (pp. 311–326). ICI Americas Inc.

Gual, K. H. (2011). Basics of Colloidal Phenomena. AP Care Chemical Technology.

Wang, J., Chen, S., Xin, Y., & Wang, Y. (2015). The Research for APG-12 Emulsifying Properties, (January), 17–21.