Post on 05-Mar-2016
description
7/21/2019 148489883 Jurnal Sudut Brewster 97
http://slidepdf.com/reader/full/148489883-jurnal-sudut-brewster-97 1/9
JURNAL
FISIKA EKSPERIMEN IMODUL EM.0.3
SUDUT BREWSTER
NAMA : RAHMATUL HIDAYAT
NO.BP : 0910442037
SHIFT/KELOMPOK : II / III TI!A"
HARI/TAN!!AL PRATIKUM : SELASA/ 22 NO#EMBER 2011
REKAN KERJA : HENDRA SAPUTRA 091044101$"
ASISTEN : %AS#IA HENDRI
LABORATORIUM FISIKA ATOM DAN INTI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEN!ETAHUAN ALAM
UNI#ERSITAS ANDALAS
PADAN!& 2011
7/21/2019 148489883 Jurnal Sudut Brewster 97
http://slidepdf.com/reader/full/148489883-jurnal-sudut-brewster-97 2/9
EKSPERIMEN SUDUT BREWSTER
RAHMATUL HIDAYAT
0910442037
ABSTRAK
Telah dilakukan eksperimen sudu !re"ser #an$ %eru&uan unuk menenukan nilai
sudu !re"ser dari %e%erapa medium' (ksperimen sudu !re"ser ini dilakukan di La%)ra)rium *isika A)m dan Ini+ &urusan *isika+ Uni,ersias Andalas'
(ksperimen ini dilakukan den$an men$$unakan seperan$ka ala sudu !re"ser
diam%ah seperan$ka spe-r)ph))meer s#sem dan laser di)de' Dari eksperimen
sudu !re"ser didapakan %ah"a+ sudu !re"ser han#a er%enuk keika sinarre.leksi dan sunar ransmisi salin$ e$ak lurus/ mem%enuk sudu 90) '
Kata Kunsi: Sudut Brewster, Sinar Transmisi, Sinar Refleksi.
I. PENDAHULUAN
Polarisasi adalah proses pembatasan gelombang vektor yang membentuk
suatu gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Tidak seperti interferensi
dan difraksi yang dapat terjadi pada gelombang transversal dan longitudinal, efek polarisasi hanya dialami oleh gelombang transversal. Cahaya dapat mengalami
polarisasi menunjukkan bahwa cahaya termasuk gelombang transversal. Pada cahaya
tidak terpolarisasi, medan listrik bergetar ke segala arah, tegak lurus arah rambat
gelombang. Setelah mengalami pemantulan atau diteruskan melalui bahan tertentu,
medan listrik terbatasi pada satu arah. Polarisasi dapat terjadi karena pemantulan
pada cermin datar, absorpsi selektif dari bahan polaroid, dan bias kembar oleh kristal.
II. LANDASAN TEORI
Polarisasi merupakan proses pembatasan getaran vektor yang membentuk
suatu gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Polarisasi hanya terjadi pada
gelombang transversal saja dan tidak dapat terjadi pada gelombang longitudinal.
7/21/2019 148489883 Jurnal Sudut Brewster 97
http://slidepdf.com/reader/full/148489883-jurnal-sudut-brewster-97 3/9
Suatu gelombang transversal mempunyai arah rambat yang tegak lurus dengan
bidang rambatnya. Apabila suatu gelombang memiliki sifat bahwa gerak medium
dalam bidang tegak lurus arah rambat pada suatu garis lurus, dikatakan bahwa
gelombang ini terpolarisasi linear. Sebuah gelombang tali mengalami polarisasi
setelah dilewatkan pada celah yang sempit. Arah bidang getar gelombang tali
terpolarisasi adalah searah dengan celah.
Polarisasi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan transparan akan
maksimum bila sinar pantul tegak lurus terhadap sinar bias. Sudut datang dan sudut
pantul pada saat polarisasi maksimum disebut sudut rewster atau sudut polarisasi.
Peristiwa pengkutuban arah getar dari gelombang disebut polarisasi. !arena cahaya
adalah gelombang elektromagnetik dimana mempunyai arah getar yang tegak lurus
arah penjalaran, maka cahaya dapat mengalami polarisasi. "al ini telah diterangkan
oleh Teori ma#well mengenai cahaya sebagai gelombang elektromagnetik ,. $alam
teorinya %a#welkl meramalkan bahwa peristiwa polarisasi cahaya menghasilkan arah
getar yang diambil sebagai vektor medan listrik.
Alat yang dapat dipakai untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi bidang dari
cahaya yang tidak terpolasrisasi karena hanya komponen cahaya yang paralel dengan
sumbu yang ditransmisikan disebut Polaroid. &ungsi lain dari polaroid dalah dapat
dipakai untuk menentukan apakah cahaya terpolarisasi, apa bidang polarisasinya.
esarnya polarisasi pada berkas pantulan bergantung pada sudut datang
cahaya. Sudut ini yang disebut sudut polarisasi, yang nilainya memenuhi persamaan '
Sudut ini terjadi jika (p ) (r * +o. dimana n- adalah indeks bias materi dimana
cahaya datang, dan n adalah indeks bias diluar materi.
7/21/2019 148489883 Jurnal Sudut Brewster 97
http://slidepdf.com/reader/full/148489883-jurnal-sudut-brewster-97 4/9
/ika indeks bias diluar materi n * -, 0untuk udara1, maka '
III. METODE PER'OBAAN
$alam eksperimen sudut rewster, yang pertama kali dilakukan adalah menset
alat praktikum yang akan digunakan. Setelah alat praktikum selesai diset, dilakukan
prosedur kerja praktikum yang diawali dengan memindahkan lensa diode, sehingga
menolkankan sudut sensor gerak melingkar. !emudian lensa spectrophotometer
diputar sehingga berkas sinar laser terfokus pada slit sensor cahaya. Star dan
gerakkan lengan maju2mundur dari laser sehingga mendapatkan intensitas maksimum
yang terlihat pada computer. !emudian klik Stop dan jangan menggerakkan lengan
hingga program mulai berjalan untuk mendapatkan data.
Sudut dihitung dengan membagi dudut yang sebenarnya dengan dua. Prosedur
kerja yang baik adalah dengan menggerakkan lengan spectrophotometer, kemudian
membaca sudut pada tampilan angka, dan dilanjutkan dengan memutar piringan
rewster untuk mencocokkan sudut.
Prosedur kerja dilanjutkan dengan membaca tampilan angka dari intensitas
cahaya. 3etakkan analisator persegi pada lengan di depan slit, kemudian baca
intensitas cahaya pada 4 )laried Li$h 5.
6langi prosedur kerja yang telah dilakukan sebelumnya sampai lima kali run
sehingga didapatkan lima grafik beserta table intensitas cahaya dan posisi angularnya.!emudian data dari table yang diperoleh diplot dalam grafik e#cel sehingga
didapatkan grafik hubungan intensitas cahaya dengan posisi angular yang
menggambarkan perpotongan antara sinar transmisi dan sinar refleksi. $ari grafik
7/21/2019 148489883 Jurnal Sudut Brewster 97
http://slidepdf.com/reader/full/148489883-jurnal-sudut-brewster-97 5/9
tersebut dapat dilihat apakah dari eksperimen yang telah dilakukan terbentuk Sudut
rewster atau tidak.
I#. DATA DAN PEMBAHASAN
7ksperimen sudut rewster ini dilakukan bertujuan untuk menentukan nilai
Sudut rewster pada berbagai medium. 7ksperimen dilakukan dengan menggunakan
seperangkat alat Sudut rewster , spe-r)ph))meer s#sem serta laser diode.
$ari eksperimen yang telah dilakukan, diperoleh grafik serta tabel hubungan
antara intensitas cahaya dengan posisi angular. $ari data table tersebut, dilakukan pemplotan data menggunakan program e#cel sehingga didapatkan grafik yang
menggam barkan perpotongan antara sinar transmisi dan sinar refleksi. 7ksperimen
ini dilakukan sebanyak lima kali running, sehingga grafik yang terbentuk juga ada
lima, yaitu'
8un -
7/21/2019 148489883 Jurnal Sudut Brewster 97
http://slidepdf.com/reader/full/148489883-jurnal-sudut-brewster-97 6/9
8un
8un 9
7/21/2019 148489883 Jurnal Sudut Brewster 97
http://slidepdf.com/reader/full/148489883-jurnal-sudut-brewster-97 7/9
8un :
8un ;
7/21/2019 148489883 Jurnal Sudut Brewster 97
http://slidepdf.com/reader/full/148489883-jurnal-sudut-brewster-97 8/9
Sudut rewster terjadi ketika besar sudut dating dansudut bias sama dengan
+o. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sinar pantul dan sinar biasnya saling tegak
lurus. /ika sinar pantul dan sinar biasnya saling tegak lurus, maka sinar terpolarisasi
total dengan medan listrik yang tegak lurus dengan bidang dating.
$ari data yang diperoleh, didapatkan grafik hubungan antara sudut dating
dengan intensitas cahaya yang cendrung membentuk pola maksimum dan minimum.
"al ini terjadi karena konsep polarisasi yang hanya meneruskan cahaya sebagai
gelombang transversal yang melewati Polaroid. Adanya grafik yang tidak linear
merupakan konsekuensi dari sifat polarisasi yang muncul akibat adanya reflektansi
dan transmisi.
Pada eksperimen ini, praktikan melakukan lima kali running, sehinggadiperoleh lima data. $ari data tersebut, praktikan memperoleh grafik hubungan
antara intensitas cahaya dengan posisi angular yang menggambarkan perpotongan
antara sinar transmisi dan sinar refleksi. Secara teori, sudut sudut rewster hanya
terbentuk jika perpotongan antara sinar transmisi dan sinar refleksi berada pada titik
7/21/2019 148489883 Jurnal Sudut Brewster 97
http://slidepdf.com/reader/full/148489883-jurnal-sudut-brewster-97 9/9
nol, artinya sinar transmisi dan sinar refleksi saling tegak lurus. <amun, data
eksperimen tidak menunjukkan perpotongan tersebut tepat di titik nol. =rafik hanya
memperlihatkan bahwa sinar refleksi dimulai dari titik nol dan sinar transmisi dimulai
dari titik - yang nanti keduanya akan berpotongan pada suatu titik.
!etidak sesuaian teori dengan praktek terjadi karena kesalahan2kesalahan saat
melakukan praktikkum yaitu kesalahan praktikan saat melakukan praktikum serta
kekurang telitian dalam mengolah data.
#. PENUTUP$ari eksperimen sudut rewster yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa,
hubungan antara intensitas dari cahaya terpantulkan vs sudut pantul memperlihatkan
sudut saat intensitas cahaya menjadi minimum.
DAFTAR PUSTAKA
=riffit, $avid. -+>+. Inr)du-i)n ) (lekr)d#nami-. 3ondon' Pretice?"all
@nternasional.
"alliday, 8esnick.-+>. *isika ilid 2 (disi ei$a. /akarta' 7rlangga.
Tipler, A Paul.-. *isika Unuk 5ains dan Teknik ilid 2. /akarta' 7rlangga.
Bemansky, Sears. -+>. *isika Unuk Uni,ersias . amdung' ina Cipta.