Post on 30-Nov-2015
TUGAS MATERNITAS
KESEHATAN IBU DAN ANAK
Disusun oleh :
Hilda Eviana
(11.0601.0130)
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2012
1. Jelaskan kondisi terbaru kesehatan ibu dan anak di Indonesia!
Badan PBB untuk masalah anak-anak (UNICEF) menilai Indonesia
telah mencapai kemajuan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Namun demikian, angka kematian anak dan ibu di Indonesia saat ini masih
tinggi.
Dalam siaran persnya kepada Kompas.com, Kamis (14/6/2012),
UNICEF menyatakan sejak tahun 1990, angka kematian ibu dan anak
Indonesia mengalami penurunan lebih dari setengah setiap tahunnya. Hal ini
merupakan suatu kemajuan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Millenium
(MDGs) 2015. Menurut UNICEF, perbaikan pada kebijakan kesehatan, fokus
baru dalam mengurangi kekurangan gizi, cakupan peningkatan layanan utama
kesehatan ibu dan anak berkontribusi terhadap penurunan mortalitas secara
keseluruhan di Indonesia.
"Indonesia telah membuat kemajuan penting untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak, sejak membuat komitmen pada a World Fit for
Children," kata Dr Robin Nandy, Kepala Bagian kelangsungan hidup dan
perkembangan anak UNICEF.
“Tapi bahkan hari ini, diperkirakan 150.000 anak meninggal di
Indonesia setiap tahun sebelum mereka mencapai ulang tahun kelima, dan
hampir 10.000 wanita meninggal setiap tahun karena masalah kehamilan dan
persalinan. Kita harus melihat lebih dekat lagi hambatan yang memperlambat
kemajuan mencegah kematian ini, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan
ibu, untuk mendukung prestasi lainnya,” tambahnya.
UNICEF juga menyoroti disparitas antara masyarakat dan kelompok
sosial-ekonomi yang jelas terlihat di sektor kesehatan. Data menunjukkan,
tingkat kematian balita di kalangan keluarga miskin lebih dari tiga kali lipat
dibandingkan di rumah tangga terkaya. Di antara ibu yang tidak
berpendidikan, hanya 15 persen dari mereka melahirkan di fasilitas kesehatan.
Proporsinya terus meningkat seiring naiknya status pendidikan, di mana ibu
dengan status pendidikan menengah hingga tinggi angkanya mencapai 71
persen. Persentase kelahiran yang dibantu oleh petugas kesehatan terlatih juga
meningkat ketika pendapatan seorang ibu atau status pendidikannya
meningkat.
2. Sebutkan masalah yang terjadi pada kesehatan ibu dan anak sekarang!
Beragam masalah kesehatan yang dihadapi anak pun tidak terlepas
dari minimnya dukungan lingkungan sosial, dalam hal ini dukungan terhadap
kaum perempuan/ibu. Masalah kesehatan anak memang terkait kesehatan ibu.
Buruknya status kesehatan ibu akan sangat berpengaruh kepada anak. Menurut
UNICEF, hampir 10.000 wanita Indonesia meninggal setiap tahun karena
masalah kehamilan dan persalinan. Padahal, masa kehamilan dan persalinan
adalah salah satu fase vital bagi kelangsungan hidup anak. Kualitas kesehatan
di masa kanak-kanak dan dewasa akan sangat ditentukan dari proses panjang
sang ibu dari mulai sejak persiapan kehamilan, proses persalinan hingga fase
tumbuh kembang anak.
Menurut laporan Badan PBB untuk masalah anak-anak (UNICEF),
tingkat kematian anak/bayi di Indonesia masih relatif tinggi. Kepala Bagian
kelangsungan hidup dan perkembangan anak UNICEF, Dr Robin Nandy,
dalam sebuah pernyataan resmi menyebutkan, saat ini diperkirakan 150.000
anak meninggal di Indonesia setiap tahunnya sebelum mereka mencapai ulang
tahun kelima.
Indikator kesehatan lainnya adalah status gizi anak yang masih perlu
diperbaiki. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010 menunjukkan,
prevalensi gizi buruk balita di Tanah Air masih 4,9 persen, meskipun angka
ini sudah menurun dari 2007 yang mencapai 5,4 persen. Anak balita yang
masuk dalam kategori gizi kurang menurut Riskesdas 2010 masih bertahan
pada angka 13 persen. Sedangkan prevalensi tubuh pendek (stunting) pada
balita mencapai 35,7 persen atau mengalami penurunan dibanding 2007 (36,7
persen).
Dari sisi pencegahan penyakit, hak anak Indonesia mendapatkan
imunisasi masih belum optimal. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan,
cakupan Universal Child Immunization (UCI) tahun 2010 adalah 75,3 persen.
Tahun 2011, pencapaian UCI turun menjadi 74,1 persen.
Laporan yang disampaikan organisasi medis kemanusiaan dunia
Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Batas menyebutkan,
Indonesa termasuk sebagai salah satu dari enam negara yang teridentifikasi
memiliki jumlah tertinggi anak-anak yang tak terjangkau imunisasi. Menurut
MSF, sebanyak 70% dari anak-anak yang tidak terjangkau program imunisasi
rutin tersebar di Kongo, India, Nigeria, Ethiopia, Indonesia, dan Pakistan.
3. Sebutkan pihak yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak!
Mengingat begitu kompleksnya masalah yang dihadapi anak dan
kaum perempuan, kita berharap semua pihak terus meningkatkan dukungan
bagi pemenuhan hak kesehatan mereka. Diperlukan suatu sinergi dan
koordinasi yang baik antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam
mewujudkan hak kesehatan ibu dan anak. Dalam hal ini pemerintah terkait
seperti dinas kesehatan, sedangkan dalam masyarakat pihak yang terkait
meliputi bapak (kepala keluarga), ibu, dan anak. Selain itu Tenaga kesehatan
seperti bidan, perawat, dan dokter juga memiliki keterkaitan terhadap
kesehatan ibu dan anak.
4. Sebutkan program pemerintah luar negeri dan dalam negeri terkait dengan
kesehatan ibu dan anak!
Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menurunkan
kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan
bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas
kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di
Puskesmas perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.
Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program Jampersal
(Jaminan Persalinan) yang digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini
diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir
yang belum memiliki jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan.
Keberhasilan Jampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan
kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan
kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat,
sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi serta
pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.
Melalui program ini, pada tahun 2012 Pemerintah menjamin
pembiayaan persalinan sekitar 2,5 juta ibu hamil agar mereka mendapatkan
layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan bayi yang dilahirkan sampai
dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan. Program yang punya slogan Ibu
Selamat, Bayi Lahir Sehat ini diharapkan memberikan kontribusi besar dalam
upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan masyarakat
internasional dengan prinsip kerja sama kemitraan, untuk mendukung upaya
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Kerja sama dengan
berbagai development partners dalam bidang kesehatan ibu dan anak telah
berlangsung lama, beberapa kemitraan tersebut adalah :
a. AIP MNH (Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal
Health), bekerja sama dengan Pemerintah Australia di 14 Kabupaten di
Provinsi NTT sejak 2008, bertujuan menurunkan angka kematian ibu
dan bayi melalui Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak. Program ini
bergerak dalam bidang pemberdayaan perempuan dan masyarakat,
penigkatan kualitas pelayanan KIA di tingkat puskesmas dan RS serta
peningkatan tata kelola di tingkat kabupaten. Pengalaman menarik dari
program ini adalah pengalaman kemitraan antara RS besar dan maju
dengan RS kabupaten di NTT yaitu kegiatan sister hospital.
b. GAVI (Global Alliance for Vaccine & Immunization) bekerja beberapa
kabupaten di 5 provinsi (Banten, Jabar, Sulsel, Papua Barat dan Papua),
bertujuan meningkatkan cakupan imunisasi dan KIA melalui berbagai
kegiatan peningkatan partisipasi kader dan masyarakat, memperkuat
manajemen puskesmas dan kabupaten/kota.
c. MCHIP (Maternal & Child Integrated Program) bekerjasama dengan
USAID di 3 kabupaten (Bireuen, Aceh, Serang-Banten dan Kab.Kutai
Timur- Kalimantan Timur)
d. Pengembangan buku KIA oleh JICA walaupun kerjasama project telah
berakhir namun buku KIA telah diterapan di seluruh Indonesia.
e. UNICEF melalui beberapa kabupaten di wilayah kerjanya seperti
ACEH, Jawa Tengah, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur
(kerjasama dengan Child Fund) serta Papua meningkatkan
pemberdayaan keluarga dan masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak
dan peningkatan kualitas pelayanan anak melalui manajemen terpadu
balita sakit (MTBS).
f. Tidak terkecuali WHO memfasilitasi peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan anak baik dalam dukungan penyusunan standar
pelayanan maupun capasity building.
Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program
EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival, bekerja sama dengan
USAID dengan kurun waktu 2012 – 2016, yang diluncurkan 26 Januari 2012
sebagai salah satu bentuk kerjasama Pemerintah Indonesia dengan USAID
dalam rangka percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir di 6
provinsi terpilih yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Banten,
Jawa Tengah dan JawaTimur yang menyumbangkan kurang lebih 50 persen
dari kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dalam program ini Kementerian
Kesehatan RI bekerjasama dengan JHPIEGO, serta mitra-mitra lainnya seperti
Save the Children, Research Triangle Internasional, Muhammadiyah dan
Rumah Sakit Budi Kemuliaan.
Sumber :
http://health.kompas.com/read/2012/07/23/14150215/
Saatnya.Penuhi.Hak.Kesehatan.Anak
http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=82:upaya-percepatan-penurunan-angka-
kematian-ibu-dan-bayi-baru-lahir-di-indonesia&catid=35:berita&Itemid=73
http://www.menkokesra.go.id/content/20-provinsi-masih-miliki-masalah-
kesehatan-ibu-dan-anak