ASPECTS OF GEOMORPHOLOGICAL ANALYSIS
MORPHOGRAPHY or the Geomorphological representation of
forms and its extend but not the topographical representation
MORPHOGENESIS or the origin of relief I.e., the
process/processes responsible for relief generation.
MORPHOMETRY or the quantitative aspects of the land
forms and its representation.
MORPHOCHRONOLOGY or chronological(Age) arrangement of
landforms.
UNSUR-UNSUR PEMETAAN GEOMORFOLOGI
1. MORFOGRAFI (gambaran bentuk) bentuk morfologinya seperti apa
2. MORFOGENETIK (asal-usul/proses terjadinya bentuk) bagaimana terjadinya bentuk morfologi tersebut
3. MORFOMETRI (penilaian kuantitatif bentuk) Ukuran bentuk dari morfologi tersebut
4. MATERIAL PENYUSUN Morfologi disusun oleh material apa.
DATARANPEBUKITANPEGUNUNGANGUNUNG APILEMBAH
bentuk lerengPola Aliran
PROSES EXSOGEN
Proses yang dipengaruhi oleh iklim
Proses artifisial lebih banyak disebabkan oleh aktifitas manusia
PROSES ENDOGEN
Bentuklahan perbukitan intrusiBentuklahan perbukitan struktural
PerlipatanPatahan
Bentuklahan gunungapi
Lereng
Perbedaan Ketinggian
Tabel Hubungan Kelas Relief - Kemiringan Lereng dan Tabel Hubungan Kelas Relief - Kemiringan Lereng dan Perbedaan KetinggianPerbedaan Ketinggian
KELAS RELIEF KEMIRINGAN LERENG (%)
PERBEDAAN KETINGGIAN
( m ) Datar – Hampir datarBerombakBerombak – BergelombangBergelombang – BerbukitBerbukit – PegununganPegunungan curamPegunungan sangat curam
0 – 23 – 78 – 1314 – 2021 – 5555 – 140> 140
< 55 – 5025 – 7575 – 200200 – 500500 – 1000> 1000
Areas of specialization
Geologists may concentrate their studies or research in one or more of the following disciplines:
THE NEED FOR APPLIED STUDIES1. NATURAL HAZARDSa. Soil Erosionb. Slope Failure
c. Sea or River Floodsd. Volcanoes
e. Earthquakesf. Faultingg. Landslides
2. ENVIRONMENTAL MANAGEMENTa. Advice on sitingb. Building of roads
c. Settlement suitability study may or may not involvepotential hazard
Economic geology: the study of ore genesis, and the
mechanisms of ore creation, geostatistics.
Engineering geology: application of the geologic sciences to engineering practice for the purpose of assuring that the geologic factors affecting the location, design, construction, operation and maintenance of engineering works are recognized and adequately provided for;
Geophysics: the applied branch deals with the application of physical methods such as gravity, seismicity, electricity, magnetic properties to study the earth.
Geochemistry: the applied branch deals with the study of the chemical makeup and behaviour of rocks, and the study of the behaviour of their minerals.
Geochronology: the study of isotope geology specifically toward determining the date within the past of rock formation, metamorphism, mineralization and geological
events (notably, meteorite impacts).
Geomorphology: the study of landforms and the processes that create them
Hydrogeology: the study of the origin, occurrence and movement of groundwater water in a subsurface geological system.
Igneous petrology: the study of igneous processes such as
igneous differentiation, fractional crystallization, intrusive and volcanological phenomena . Isotope geology: the study of the isotopic composition of rocks to determine the processes of rock and planetary formation.
Metamorphic petrology: the study of the effects of metamorphism on minerals and rocks.
Marine geology: the study of the seafloor; involves geophysical, geochemical, sedimentological and paleontological investigations of the ocean floor and coastal margins. Marine geology has strong ties to physical oceanography and plate tectonics.
Palaeoclimatology: the application of geological science to determine the climatic conditions present in the Earth's atmosphere within the Earth's history.
Palaeontology: the classification and taxonomy of fossils within the geological record and the construction of a palaeontological history of the Earth.
Pedology: the study of soil, soil formation, and regolith formation.
Petroleum geology: the study of sedimentary basins applied
to the search for hydrocarbons (oil exploration).
Sedimentology: the study of sedimentary rocks, strata, formations, eustasy and the processes of modern day sedimentary and erosive systems.
Structural geology: the study of folds, faults, foliation and rock microstructure to determine the deformational history of rocks and regions.
Volcanology: the study of volcanoes, their eruptions, lavas, magma processes and hazards.
Forum Kotak Game > Lifestyle, Hang Out Place, General Community > Humor > Geomorfologi WanitaPDAView Full Version : Geomorfologi WanitaBrokenDream01-04-2009, 11:01 PMMOHON DIBACA PELAN PELAN DAN DIMENGERTI PERBARIS
Umur 18-21, seorang wanita itu seperti Africa atau Australia. Potensinya baru setengahnya yg telah diketahui, sedikit liar dan kecantikannya alami, dengan semak2 subur di daerah delta.
Umur 21-30, seorang wanita itu seperti Amerika atau Jepang. Potensinya sudah terpenuhi, sudah cukup berkembang, dan terbuka untuk hubungan internasional terutama dengan negara yang menawarkan uang atau mobil.
Umur 30-35, seorang wanita itu seperti India ato Spanyol. Sangat panas, rileks, dan tau keindahan dirinya.
Umur 35-40, seorang wanita itu seperti Prancis ato Jerman. Dia mungkin sudah ada kerusakan akibat perang, tapi masih hangat dan menyenangkan untuk dikunjungi
Umur 40-50, seorang wanita itu seperti Yugoslavia ato Iraq. Kalah berperang dan dihantui oleh kesalhan2 di masa lalu. Rekonstruksi besar2an diperlukan untuk tetap menarik pengunjung.
Umur 50-60, seorang wanita itu seperti Rusia ato Canada. Sangat terbuka, sepi, dan perbatasannya tidak pernah di jaga, tapi iklim yg sangat dingin dan tidak bersahabat membuatnya jarang dikunjungi.
Umur 60-70, seorang wanita itu seperti Inggris ato Mongolia. Dia mumpunyai masa lalu yg jaya dan menakjubkan, tapi sayangnya... tak ada masa depan.
Setelah 70, mereka menjadi Albania ato Afghanistan. Semua orang tau mereka dimana, tapi siapa sih yg mau kesana.
PEMAHAMAN BENTUKLAHAN Mitchel dan Way (1973) menyebutkan bahwa bentuklahan
adalah gambaran umum fisik rupa bumi.
Karakteristik gambaran umum fisik rupa bumi, adalah:
• morfografi, • morfogenetik, • morfometri dan • material penyusun
Unsur-unsur tersebut diatas dapat ditafsirkan melalui peta topografi, foto udara atau citra satelit yang saat ini telah berkembang dengan
pesat
secara garis besar bentuklahan berdasarkan morfografi dan morfogenetik
dapat dibedakan menjadi bentuklahan asal :
• denudasional, • fluvial, • marin, • struktural, • gunungapi (vulkanik), • aeolian, • karst dan • glasial.
BENTUKLAHAN ASAL DENUDASIONAL
Proses eksogen (epigen), seperti; iklim, vegetasi dan aktivitas manusia merupakan faktor pengaruh yang sangat menonjol pada bentuklahan denudasional
Iklim, seperti curah hujan dan perubahan temperatur
berpengaruh terhadap proses pelapukan batuan, erosi dan gerakan
tanah.
Vegetasi dan aktivitas manusia sangat membantu percepatan proses eksogen, sehingga perubahan bentuklahan terjadi sangat
cepat.
Ciri-ciri bentuklahan asal denudasional dapat diamati dari
• pola-pola punggungan yang tidak beraturan, • pola aliran sungai yang membentuk pola dendritik dengan kerapatan pola pengaliran yang cukup rapat dan lereng relatif terjal. • Material penyusun biasanya terdiri dari batuan homogen yang mudah lapuk, seperti lempung, lanau, serpih, dan breksi.
Secara garis besar proses yang berlangsung pada bentuklahan asal denudasional dapat
dibedakan menjadi:
proses erosional dan proses longsoran (degradasional)
Diakhiri dengan
proses pengendapan (agradasional).
EROSI
Erosi adalah proses pengikisan terhadap permukaan bumi oleh hujan, sehingga
partikel-partikel permukaan bumi berpindah terangkut oleh aliran air atau sungai.
Jika kecepatan aliran tenang dan memiliki kecepatan
yang rendah, maka:
perpindahan partikel-partikel hasil pengikisan tersebut tidak menunjukkan telah
terjadi erosi, sedangkan jika kecepatan aliran meningkat,
maka erosi berlangsung dengan cepat.
Selaras dengan kondisi aliran tersebut, maka jenis erosi
dapat dibedakan menjadi :
• Erosi permukaan (sheet erosion)• Erosi alur (riil erosion)
• Erosi parit (gully erosion).
Erosi permukaan
berlangsung akibat dari limpasan air permukaan yang tidak terpusat (terkonsentrasi)
dan biasanya berlangsung pada saat hujan mulai berlangsung,
sehingga curah hujan yang jatuh di permukaan tanah mulai mengalir.
Kondisi erosi permukaan tidak akan pernah tampak pada peta topografi
dan sangat sulit diinterpretasi melalui foto udara,
sebagai ciri suatu daerah yang mengalami erosi permukaan pada foto udara
akan menunjukkan tutupan vegetasi yang jarang.
Erosi alur
berlangsung ketika limpasan air permukaan mulai bergabung membentuk alur, sehingga aliran permukaan terpusat membentuk suatu alur dan pengikisan
terjadi pada alur-alur dari suatu aliran tersebut
disertai dengan torehan terhadap dinding alur dan dasar alur.
Erosi alur memiliki ciri yang hampir sama dengan
erosi permukaan, tetapi pada foto udara dengan skala yang
besar akan tampak alur-alur pengikisan
pada daerah yang terbuka, sehingga erosi alur dapat dipetakan pada
skala peta yang besar.
Semakin tinggi debit hujan dan debit aliran pada
alur yang terbentuk, maka semakin kuat erosi vertikal dan
horisontal mengakibatkan alur semakin besar dan menjadi
parit.
Erosi parit memiliki ukuran yang relatif besar,
sehingga pada peta topografi dicerminkan oleh
lekukan garis kontur yang bertindak sebagai aliran air
dari suatu punggungan dan bersatu menjadi saluran arus aliran air.
Kenampakan pada foto udara sangat jelas, sehingga erosi parit
dapat dipetakan dengan skala peta sedang sampai besar.
M EDIA PENGARUH PROSES YANG TERJADI PROSES M UATAN M ATERIAL
AIR PERM UKAAN Kegiatan hidrolik Traksi, saltasi, suspensi, larutanArus perm ukaan dan arus dan apungan. bawah perm ukaan; aliran perm ukaan.
AIR TANAH Pencucian ; korosi LarutanTanpa arus bawah tanah.
OM BAK, ARUS dan Kegiatan hidrolik Traksi, saltasi, suspensi, larutanPASANG NAIK. dan apungan.
ANGIN Abrasi dan deflasi Traksi, saltasi dan suspensi.
GLASIAL Penggerusan dan saluran. Traksi dan suspensi
GRAVITASI Gerakan m assa, aliran, Traksi dan suspensi.luncuran dan penurunan.
Media dan Proses Erosi (sumber : Van Zuidam, 1985)
Erosion due to wave pounding at Venus Bay, South Australia
A rock formation in the Altiplano, Bolivia sculpted by wind erosion
Selain faktor air yang mempengaruhi terjadinya erosi, maka faktor ketahanan
batuan terhadap pengikisan atau penggerusan
merupakan salah satu faktor yang berperan.
Tampilan ketahanan batuan terhadap pengikisan atau penggerusan
pada peta topografi dan foto udara akan ditunjukkan oleh kerapatan pengaliran
Semakin rapat pola aliran, maka batuan mudah mengalami pengikisan atau penggerusan,
sedangkan semakin renggang pola aliran berarti batuan semakin tahan terhadap
pengikisan atau penggerusan.
JENIS BATUAN KETAHANAN BENTUKLAHAN
BATUAN BEKUANTekstur halus Hitam (basa) Basalt Biasanya tahan Gawir dan aliran M enengah Andesit Biasanya tahan Tidak m enyebar Cerah Rhiolite Biasanya tahan Tebing terjal
Tekstur kasar Hitam (basa) Gabro Biasanya sangat tahan Gawir dan kubah M enengah Sienite Biasanya tahan Pengangkatan Cerah Granit Biasanya tahan Kubah dan pengang-
Kecuali di wilayah arid katan..
BATUAN ENDAPANButiran halus Lepas Lem pung Lunak, m em bentuk din- Lahan terbuka ding tegak. Padat Batulem pung Biasanya lunak Dataran rendah sam - pai landai Karbonat lepas Lanau Sangat lunak Dasar lem bah. Karbonat padat Gam ping Lunak di daerah basah Daerah gam ping.
tahan di daerah arid.
Butiran kasar Lepas Pasir Biasanya lunak Dataran rendah Padat Batupasir Tahan jika tersem en Tebing terjal dan plato
kuat.Butiran sangat kasar Lepas Kerakal M em iliki ketahanan se- Sebagai batuan penu- dang, tup perlipatan. Padat Konglom erat Sangat tahan. Punggungan dan pe-
gunungan.
BATUAN M ALIHAN (M ETAM ORF)Asal batuan endapan Serpih Slate Lunak Dataran rendah Batugam ping M arble Lunak Dataran rendah Batupasir Kuarsit sangat tahan Punggungan, gum uk,
dan m onadnok.Asal batuan bekuan atau endapan Banded Gneis Sangat tahan Pengangkatan Schistose Schist Sangat tahan Pengangkatan dan
punggungan.
Ketahanan Relatif Batuan Terhadap
Erosi dan Pelapukan (sumber: Van Zuidam, 1985)
Longsor
Longsor adalah gerakan massa tanah atau batuan dengan jumlah yang cukup besar dari suatu tempat ke tempat lain yang memiliki kemiringan lereng dan disebabkan oleh gravitasi atau media air.
Gerakan massa tanah atau batuan tersebut dapat terjadi dengan kecepatan yang tinggi
dan kecepatan yang rendah.
Tiga jenis utama gerakan massa tanah atau batuan, yaitu:
•luncuran (slide), •aliran (flow) dan •jatuhan (heave).
Luncuran,
merupakan gerakan perpindahan blok massa tanah atau batuan secara alami dari bagian tertinggi lereng yang curam ke arah bagian kaki lereng.
Gerakan perpindahan massa tanah dan batuan tersebut memiliki kecepatan yang cukup
tinggi (cepat),
sehingga menimbulkan kerusakan
pada lereng yang dilalui.
Faktor pengaruh terjadinya luncuran disebabkan oleh lereng yang curam dan
sedikit pengaruh air.
Landslide in Alta Verapaz, Guatemala, January 4, 2009. The landslide killed at least 37 people
The Mameyes Landslide, which, buried more than 100 homes, was caused by extensive accumulation of rains and, according to some sources, lightning.
Aliran
merupakan gerak perpindahan massa tanah atau batuan yang dipengaruhi oleh faktor air dengan kecepatan yang
relatif cepat, sehingga tidak menampakkan kerusakan.
Gerakan massa tanah atau batuan berupa aliran
biasanya terjadi pada kemiringan lereng landai dan memiliki gerakan kejadian yang
tidak bersamaan
serta terhenti jika kemiringan lereng mulai mendatar.
A rock slide in Guerrero, Mexico
Jatuhan
merupakan gerak perpindahan massa tanah atau batuan yang dipengaruhi oleh faktor gaya
gravitasi, biasanya terjadi pada lereng yang sangat terjal (hampir tegak lurus).
Gerak jatuh massa tanah atau batuan memiliki kecepatan relatif lambat dan berlangsung pada daerah yang tidak
luas.
Goodell Creek Debris Avalanche, WA
. .
Slope Failures Slumps - types of slides wherein downward rotation of rock or regolith occurs along a curved surface. The upper surface of each slump block remains relatively undisturbed, as do the individual blocks. Slumps leave arcuate scars or depressions on the hill slope. Heavy rains or earthquakes usually trigger slumps
Rock Falls and Debris Falls - Rock falls occur when a piece of rock on a steep slope becomes dislodged and falls down the slope. Debris falls are similar, except they involve a mixture of soil, regolith, and rocks. A rock fall may be a single rock, or a mass of rocks, and the falling rocks can dislodge other rocks as they collide with the cliff. At the base of most cliffs is an accumulation of fallen material termed talus. The slope of the talus is controlled by the angle of repose for the size of the material. Since talus results from the accumulation of large rocks or masses of debris the angle of repose is usually greater than it would be for sand.
Rock Slides and Debris Slides - Rock slides and debris slides result when rocks or debris slide down a pre-existing surface, such as a bedding plane or joint surface. Piles of talus are common at the base of a rock slide or debris slide.