KAJIAN MANAJEMEN
PENGELOLAAN PASAR RAKYAT
PUSAT PENGKAJIAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERDAGANGAN
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang atas berkat dan
bimbinganNya, laporan kajian manajemen pengelolaan pasar rakyat dapat
diselesaikan. Kajian ini bertujuan untuk menghasilkan modul tingkat dasar
manajemen pengelolaan pasar rakyat, khususnya bidang kompetensi keuangan,
administrasi, kebersihan-keamanan-ketertiban (K3), dan usaha jasa.
Berbagai jenis pasar rakyat serta tantangan yang dihadapi dalam
mengelolanya membutuhkan pengetahuan dan kemampuan pengelolaan yang
berbeda. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
pengelolaan pasar rakyat yang terstandardisasi dan merata di seluruh Indonesia
adalah dengan memberikan pelatihan bagi para pengelola pasar rakyat. Untuk itu
pelatihan yang tepat harus dikembangkan sehingga dapat tepat sasaran dengan
memberikan pengetahuan atau kemampuan umum yang sesuai dengan kebutuhan
yang minimal harus terpenuhi dari pengelola pasar rakyat.
Modul bidang keuangan disusun sebagai upaya untuk memberikan
pelatihan yang merata kepada seluruh pengelola pasar dalam hal menyusun
perencanaan keuangan, pencatatan transaksi keuangan dan pelaporan keuangan
pasar, serta negosiasi dengan lembaga keuangan. Modul bidang administrasi
disusun sebagai upaya untuk memberikan pelatihan yang merata kepada seluruh
pengelola pasar dalam hal pengelolaan administrasi di pasar rakyat. Untuk tahap
dasar akan dipetakan terkait pelaksanaan administrasi di pasar rakyat dan
mengidentifikasi permasalahan administrasi di lapangan.
Modul bidang K3 disusun sebagai upaya untuk memberikan pelatihan
yang merata kepada seluruh pengelola pasar dalam hal pengelolan aspek
kebersihan, keamanan dan ketertiban di pasar rakyat. Untuk tahap dasar akan
dipetakan terkait pelaksanaan K3 di pasar rakyat dan mengidentifikasi
permasalahan K3 di lapangan. Modul bidang usaha jasa disusun sebagai upaya
untuk memberikan pelatihan yang merata kepada seluruh pengelola pasar dalam
hal pengenalan usaha jasa pasar rakyat, jenis-jenis usaha jasa, pengelolaan aset
usaha jasa, optimalisasi potensi pasar rakyat, pemasaran usaha jasa pasar rakyat
secara online dan offline, kerjasama usaha, dan manajemen logistik atau gudang
di pasar rakyat.
iii
Akhir kata, kami berharap modul yang dihasilkan oleh kajian membawa
manfaat bagi pengembangan manajemen pasar rakyat di seluruh Indonesia.
April, 2017 Tim Penyusun
iv
ABSTRAK
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat
Dalam rangka menciptakan manajemen pengelolaan pasar rakyat yang merata di seluruh Indonesia maka pengelola pasar harus memiliki kemampuan yang terstandarisasi dan merata di seluruh Indonesia. Sehingga perlu ditetapkan suatu standar sertifikasi kompetensi bagi pengelola pasar. Persoalannya saat ini belum ada jenjang keahlian pengelola pasar yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan tingkat kompetensi pengelola pasar. Demikian pula, langkanya ketersediaan modul pelatihan yang tepat bagi pengelola pasar rakyat pada level kompetensi dasar. Untuk menutup gap tersebut, maka kajian ini dijalankan dengan tujuan: (1) Mengidentifikasi jenjang keahlian pengelola pasar rakyat menuju standardisasi sertifikasi kompetensi pengelola pasar rakyat.; dan (2) Menyusun program pelatihan dan materi/modul pengelolaan pasar rakyat di level kompetensi dasar.Kajian ini melakukan teknik pengumpulan data dengan dua pendekatan kuantitatif (survey kepada tiga ratus pedagang di enam pasar rakyat yakni: (1) Pasar Agung di Kota Denpasar; (2) Pasar Pa’baeng-baeng Kota Makassar; (3) Pasar Segiri di Kota Samarinda; (4) Pasar Sepuluh Ulu di Kota Palembang; (5) Pasar Oro-Oro Dowo di Kota Malang dan ; (6) Pasar Kota Surakarta) dan pendekatan kualitatif (literatur review dan wawancara mendalam terhadap pengelola pasar rakyat).
Hasil kajian menunjukan terdapat empat kompetensi yang perlu dimiliki oleh pengelola pasar, meliputi: kompetensi bidang keuangan, bidang administrasi, bidang keamanan, kebersihan dan ketertiban atau disingkat K3, dan bidang usaha jasa. Kompetensi bidang keuangan, meliputi: perencanaan keuangan (anggaran), pencatatan keuangan, pelaporan keuangan, dan financial negotiation. Sementara kompetensi bidang K3, meliputi: kebersihan, keamanan, dan ketertiban. Kompetensi bidang usaha jasa meliputi: pengenalan usaha jasa pasar rakyat, jenis-jenis usaha jasa, pengelolaan aset usaha jasa, optimalisasi potensi pasar rakyat, pemasaran usaha jasa pasar rakyat secara online dan offline, kerjasama usaha, dan manajemen logistik atau gudang di pasar rakyat. Kompetensi bidang administrasi meliputi kemampuan menjalankan administrasi dan mengidentifikasi permasalahan administrasi di pasar rakyat.
Kesimpulan kajian menunjukan bahwa di level kompetensi dasar, yang tercakup di dalamnya adalah pengelola pasar setingkat kepala pasar dan kepala seksi di pasar. Terkait kompetensi keuangan, kriteria yang diharapkan terpenuhi oleh pengelola pasar tingkat dasar, antara lain: (1) Mampu melakukan perencanaan kebutuhan harian pengelola pasar; (2) Mampu melakukan pencatatan penerimaan harian tetap pasar menggunakan aplikasi komputer sederhana; (3) Mampu membuat laporan keuangan sederhana menggunakan aplikasi komputer; (3) Mampu mengidentifikasi lembaga keuangan (bank, koperasi, dan asuransi) yang berpotensi untuk dijadikan mitra pengelola pasar.
Terkait kompetensi bidang administrasi, kriteria yang diharapkan terpenuhi oleh pengelola pasar tingkat dasar, yaitu mampu melakukan
v
perencanaan dan kegiatan harian bidang administrasi dengan sub bidang adminstrasi kantor/perusahaan, umum, pengadaan barang jasa, hukum, hubungan masyarakat, dan kepegawaian. Sementara terkait kompetensi bidang K3, kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh pengelola pasar tingkat dasar, antara lain: (1) Mampu memahami dan melaksanakan kegiatan kebersihan di pasar sesuai tupoksi, SOP, dan juklak juknis dengan baik; (2) Mampu memahami dan melaksanakan kegiatan keamanan di pasar sesuai tupoksi, SOP, dan juklak juknis dengan baik; dan (3) Mampu memahami dan melaksanakan kegiatan ketertiban di pasar sesuai tupoksi, SOP, dan juklak juknis dengan baik. Terkait kompetensi bidang usaha jasa, kriteria yang diharapkan dimiliki oleh pengelola pasar tingkat dasar adalah mampu memahami dan melaksanakan kegiatan usaha jasa di pasar sesuai tupoksi, SOP, dan juklak juknis dengan baik.
Kajian ini merekomendasikan lima hal: Pertama, empat modul awal yang dibutuhkan oleh pengelola pasar rakyat yaitu administrasi, Keuangan, Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan (K3) serta Usaha Jasa di pasar rakyat. Modul harus dibedakan antara staf pelaksana, pengelola tingkat menengah dan atas. Untuk staf pelaksana, modul diarahkan kepada bagaimana staf pelaksana dapat memiliki kemampuan teknis dan melaksanakan peraturan serta SOP yang telah dimiliki oleh organisasi. Bagi pengelola tingkat menengah dan atas diharapkan dapat memiliki kemampuan analisa yang lebih mendalam serta memiliki inisiatif dan kreatifitas sehingga pengelolaan pasar dapat lebih efektif dan efisien.
Kedua, pelatihan dilakukan menggunakan sistem regional atau provinsi untuk mempermudah transfer pengalaman dan penyesuaian pola pengelolaan pasar rakyat di daerah tersebut. Modul pelatihan dapat dimodifikasi dan atau ditambahkan dengan materi lokal agar sesuai dengan kondisi daerah dimana pasar rakyat berada. Ketiga, perlu ada kebijakan tertulis dari pemerintah daerah dan atau perusahaan daerah pengelola pasar untuk peserta yang mengikuti pelatihan tidak diperbolehkan berpindah tempat dan atau dipindahkan (mutasi) dalam kurun waktu 3-4 tahun agar bisa mengimplementasikan materi materi yang diterima selama pelatihan. Kegiatan pelatihan dilakukan sedikitnya 3 kali untuk setiap pasar dengan peserta yang berbeda kecuali peserta yang akan mengikuti hingga tingkat ahli.
Keempat, peserta pelatihan harus memiliki status pegawai tetap dan memiliki potensi untuk ditempatkan di struktur pemerintahan yang berkaitan dengan pasar dan perusahan daerah pengelola pasar rakyat. Kelima, jangka waktu pelatihan yang dilakukan baiknya untuk tidak mengambil waktu yang sangat lama (kisaran 5 hari kerja) oleh karena keterbtasan SDM di tingkat pengelola pasar sehingga ketika SDM yang diikutkan pelatihan tidak hadir dalam waktu yang lama makan akan sulit untuuk mencarikan penggantiaannya. Pelatihan harus diberikan secara spesifik pada topik tertentu mengingat pelatihan yang bersifat general sudah sangat sering dilakukan oleh pihak pemda. Namun kebutuhan yang mendasar bagi pengelola pasar saat ini adalah pelatihan yang bersifat sangat spesifik.
Kata kunci: pasar rakyat, kajian manajemen pengelolaan pasar rakyat, modul pelatihan pengelola pasar rakyat
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
BAB I. Pendahuluan ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 5
1.4. Tujuan .......................................................................................................... 5
1.5. Output .......................................................................................................... 6
1.6. Dampak/manfaat ......................................................................................... 6
1.7. Ruang Lingkup ............................................................................................ 7
1.8. Sistematika Laporan .................................................................................. 10
BAB II. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Berpikir................................................ 12
2.1. Training Need Assesment (TNA) .............................................................. 12
2.2. Pasar Rakyat .............................................................................................. 14
2.3. Pengelolaan Pasar Rakyat ......................................................................... 16
2.4. Pengelola Pasar Rakyat ............................................................................. 20
2.5. Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 21
2.6. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 28
BAB III . Metode Pengkajian................................................................................ 31
3.1. Gambaran Umum Metode Pengkajian ...................................................... 31
3.2. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 33
3.3. Metode Analisis ......................................................................................... 35
3.4. Data ........................................................................................................... 36
3.4.1. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 36
3.4.2. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 39
3.4.3. Unit Analisis .............................................................................................. 41
BAB IV. Hasil Penelitian: Profil Pasar ................................................................. 42
4.1. Gambaran Umum Lokasi Pasar ................................................................. 42
4.2. Profil Pasar ................................................................................................ 45
4.2.1. Status Kepemilikan Pasar (BUMD, Pemerintah, Desa) ............................ 45
4.2.2. Infrastruktur Pasar ..................................................................................... 46
4.2.3. Fasilitas Umum dan Sosial ........................................................................ 49
4.2.4. Aspek K3 (Kebersihan, Ketertiban, dan Keamanan) ................................ 51
4.2.5. Peraturan Pengelolaan Pasar (SOP) .......................................................... 55
4.2.6. Total Pendapatan Pasar ............................................................................. 64
BAB V. Identifikasi Jenjang Keahlian Pengelolaan Pasar Rakyat ....................... 67
5.1. Kompetensi bidang Keuangan................................................................... 67
5.2. Kompetensi bidang Administrasi .............................................................. 75
vii
5.3. Kompetensi bidang K3 .............................................................................. 81
5.4. Kompetensi bidang Usaha Jasa ................................................................. 88
BAB VI. Simpulan Dan Rekomendasi.................................................................. 96
6.1 Simpulan .................................................................................................... 96
6.1.1 Kriteria Pengelola Pasar Tingkat Dasar .................................................... 96
6.1.2 Kriteria Pengelola Pasar Tingkat Menengah ............................................. 97
6.1.3 Kriteria Pengelola Pasar Tingkat Ahli ...................................................... 98
6.2 Rekomendasi ............................................................................................. 99
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 102
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kajian Terdahulu yang Berkaitan dengan Pasar Rakyat ..................... 25
Tabel 3.1. Daftar Pertanyaan Kunci untuk Wawancara Mendalam ...................... 38
Tabel 3.2. Daftar Lokasi Kegiatan ........................................................................ 40
Table 4.1. Tarif Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Segiri Samarinda ................ 47
Tabel 4.2. SOP PD Pasar Makassar Raya ............................................................. 61
Table 5.1. Analisis SWOT Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Keuangan ............ 67
Table 5.2. Matrik Kompetensi Bidang Keuangan ................................................. 69
Table 5.3. Analisis SWOT Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Admnistrasi ........ 75
Table 5.4. Matrik Kompetensi Bidang Administrasi ............................................ 76
Table 5.6. Analisis SWOT Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang K3 ....................... 81
Table 5.5. Matrik Kompetensi Bidang K3 ............................................................ 83
Table 5.6. Analisis SWOT Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Usaha Jasa .......... 88
Table 5.7. Matrik Kompetensi Bidang Usaha Jasa ............................................... 90
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Sebaran Pasar yang Telah Direvitalisasi oleh Kementerian Perdagangan RI .................................................................................. 3
Gambar 1.2. Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................... 7
Gambar 1.2. Ruang Lingkup Kegiatan: Pengelolaan dan Pengelola Pasar Rakyat 9
Gambar 2.1. Struktur Pengelolaan dan Pengelola Pasar Rakyat ........................... 19
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pengelola Pasar Rakyat yang Dianjurkan ........ 20
Gambar 3.1. Kerangka Besar Ruang Lingkup Kajian Pengembangan Pelatihan Bagi Pengelola Pasar Rakyat ........................................................... 31
Gambar 3.2. Cakupan Kegiatan ............................................................................ 31
1
BAB I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pasar merupakan lembaga ekonomi tempat bertemunya pembeli dan
penjual, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk melakukan transaksi
perdagangan. Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan, disebutlah Pasar Rakyat untuk menggantikan istilah Pasar
Tradisional. Dalam Undang-Undang tersebut, definisi Pasar Rakyat adalah suatu
area tertentu tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dengan proses jual beli berbagai jenis barang konsumsi
melalui tawar menawar.
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 61/M-DAG/PER/8/2015
tentang Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan, pasal 1 ayat 3 dan 6,
pengertian Pasar Rakyat dijelaskan sebagai tempat usaha yang dibangun dan
dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik
negara, dan/atau badan usaha milik daerah; dapat berupa toko, kios, los, dan tenda
yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil dan menengah, swadaya, atau koperasi
serta usaha mikro, kecil, dan menengah dengan proses jual beli barang melalui
tawar menawar.
Berbagai fungsi strategis dimiliki oleh Pasar Rakyat seperti sebagai simpul
kekuatan ekonomi lokal, memberikan kontribusi kepada perekonomian daerah,
meningkatkan kesempatan kerja, menyediakan sarana berjualan, referensi harga
bahan pokok, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta hulu sekaligus
muara perekonomian informal. Menyikapi fungsi strategi tersebut, pemerintah
berupaya untuk mempertahankan eksistensi pasar rakyat dengan melakukan
berbagai program revitalisasi untuk mencegah tergerusnya pasar rakyat dari
pertumbuhan pesat pasar modern.
Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau
bagian kota yang dulunya pernah vital/ hidup, akan tetapi kemudian mengalami
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
2
kemunduran/ degradasi (Danisworo, 2002). Skala revitalisasi memiliki tingkatan
makro dan mikro. Dalam tataran makro revitalisasi diharapkan mampu
menjangkau aspek ekonomi dan sosial, sedangkan dalam tataran mikro revitalisasi
diharapkan dapat mengoptimalkan aspek fisik yang mampu mengenali dan
memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra
tempat) (Danisworo, 2002; PUSKA Dagri, BPPP, Kemendag RI, 2012).
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Perdagangan No. 61/M-
DAG/PER/8/2015 tentang Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan,
telah menentukan pedoman revitalisasi pasar tradisional atau pasar rakyat dengan
mengutamakan empat prinsip. Prinsip tersebut terkait dengan revitalisasi fisik,
revitalisasi manajemen, revitalisasi sosial budaya dan pendekatan revitalisasi
berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152:2015 tentang Pasar Rakyat.
Mengacu pada skala revitalisasi, maka revitalisasi fisik merupakan
revitalisasi pada tingkat mikro, sedangkan revitalisasi manajemen dan sosial
budaya masuk dalam tataran skala revitalisasi yang bersifat baik mikro maupun
makro. Dengan demikian, untuk mencapai pertumbuhan pasar rakyat yang merata
di seluruh Indonesia, pemerintah perlu untuk menerapkan standardisasi, tidak
hanya pada skala pembangunan fisik pasar rakyat, namun juga pada skala
pembinaan manajemen pengelola pasar rakyat. Sehingga revitalisasi pasar rakyat
tidak sebatas difokuskan pada fisik melainkan pengelolaan.
Namun, data yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan tahun 2016, menyatakan bahwa sampai
dengan tahun 2015, tercatat sejumlah 1.017 unit pasar di seluruh Indonesia yang
mendapatkan dana pembantuan dan atau dana alokasi khusus revitalisasi pasar,
baik dari Kementerian Perdagangan maupun Kementerian Koperasi dan UKM
(Gambar 1.1.). Meskipun demikian alokasi dana pembantuan tersebut mayoritas
diutamakan dan difokuskan pada revitalisasi fisik. Meskipun ada pasar
percontohan yang mendapat dana pendampingan pengelolaan pasar, jumlahnya
tidak signifikan jika dibandingkan dengan jumlah pasar yang ada di seluruh
Indonesia.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri
Gambar 1.1. Sebaran Pasar yang Telah Direvitalisasi oleh Kementerian Perdagangan RI
Sumber: Dukungan Kebijakan Pemerintah Terhadap Pasar Rakyat, Ditjen PDN,
Atas dasar hal tersebut maka salah satu aspek penting yang kemudian patut
menjadi perhatian dari empat prinsip revitalisasi pasar rakyat yang dimaksud
dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 61/M
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan, adalah revitalisasi
manajemen. Yaitu, kemampuan sumber daya manusia untuk mengelola pasar
rakyat sebagai upaya menciptakan pengelola pasar rakyat y
modern dan transparan. Oleh karena itulah urgensi kajian identifikasi jenjang
keahlian dan analisa kebutuhan pelatihan bagi pengelola pasar ini muncul. Selain
untuk menciptakan manajemen pengelolaan pasar rakyat yang merata di seluruh
Indonesia, namun juga untuk mencitakan sumber daya yang mampu mewujudkan
tujuan tersebut.
Dalam SNI Pasar Rakyat disebutkan prinsip pengelolaan suatu pasar
rakyat diantaranya adalah efisien dalam penggunaan sumber daya, efektif dalam
pelaksanaan kegiatan ope
pedagang, serta akuntabel dalam hal pengelolaan administrasi, teknis dan
keuangan. Dalam menjalankan prinsip ini, seluruh struktur pengelola pasar rakyat
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri
. Sebaran Pasar yang Telah Direvitalisasi oleh Kementerian Perdagangan RI
Dukungan Kebijakan Pemerintah Terhadap Pasar Rakyat, Ditjen PDN, Kementerian Perdagangan RI, 2016
Atas dasar hal tersebut maka salah satu aspek penting yang kemudian patut
menjadi perhatian dari empat prinsip revitalisasi pasar rakyat yang dimaksud
eraturan Menteri Perdagangan No. 61/M-DAG/PER/8/2015 tentang
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan, adalah revitalisasi
manajemen. Yaitu, kemampuan sumber daya manusia untuk mengelola pasar
rakyat sebagai upaya menciptakan pengelola pasar rakyat yang professional,
modern dan transparan. Oleh karena itulah urgensi kajian identifikasi jenjang
keahlian dan analisa kebutuhan pelatihan bagi pengelola pasar ini muncul. Selain
untuk menciptakan manajemen pengelolaan pasar rakyat yang merata di seluruh
onesia, namun juga untuk mencitakan sumber daya yang mampu mewujudkan
Dalam SNI Pasar Rakyat disebutkan prinsip pengelolaan suatu pasar
rakyat diantaranya adalah efisien dalam penggunaan sumber daya, efektif dalam
pelaksanaan kegiatan operasional, produktif dalam meningkatkan pendapatan
pedagang, serta akuntabel dalam hal pengelolaan administrasi, teknis dan
keuangan. Dalam menjalankan prinsip ini, seluruh struktur pengelola pasar rakyat
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
3
. Sebaran Pasar yang Telah Direvitalisasi oleh Kementerian Perdagangan RI
Dukungan Kebijakan Pemerintah Terhadap Pasar Rakyat, Ditjen PDN,
Atas dasar hal tersebut maka salah satu aspek penting yang kemudian patut
menjadi perhatian dari empat prinsip revitalisasi pasar rakyat yang dimaksud
DAG/PER/8/2015 tentang
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan, adalah revitalisasi
manajemen. Yaitu, kemampuan sumber daya manusia untuk mengelola pasar
ang professional,
modern dan transparan. Oleh karena itulah urgensi kajian identifikasi jenjang
keahlian dan analisa kebutuhan pelatihan bagi pengelola pasar ini muncul. Selain
untuk menciptakan manajemen pengelolaan pasar rakyat yang merata di seluruh
onesia, namun juga untuk mencitakan sumber daya yang mampu mewujudkan
Dalam SNI Pasar Rakyat disebutkan prinsip pengelolaan suatu pasar
rakyat diantaranya adalah efisien dalam penggunaan sumber daya, efektif dalam
rasional, produktif dalam meningkatkan pendapatan
pedagang, serta akuntabel dalam hal pengelolaan administrasi, teknis dan
keuangan. Dalam menjalankan prinsip ini, seluruh struktur pengelola pasar rakyat
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
4
mulai dari kepala pasar rakyat dan staf di berbagai bidang harus bekerja sama dan
memiliki kemampuan pengelolaan yang baik.
Berbagai jenis pasar rakyat serta tantangan yang dihadapi dalam
mengelolanya membutuhkan pengetahuan dan kemampuan pengelolaan yang
berbeda. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
pengelolaan pasar rakyat yang terstandardisasi dan merata di seluruh Indonesia
adalah dengan memberikan pelatihan bagi para pengelola pasar rakyat. Untuk itu
pelatihan yang tepat harus dikembangkan sehingga dapat tepat sasaran dengan
memberikan pengetahuan atau kemampuan umum yang sesuai dengan kebutuhan
yang minimal harus terpenuhi dari pengelola pasar rakyat.
1.2. Rumusan Masalah
Berbagai kajian1 telah dilakukan terkait revitalisasi dan pengelolaan pasar
rakyat. Persoalan mendasarnya adalah, mayoritas hasil kajian sebelumnya sebatas
memberikan gambaran dan paparan kondisi eksisting pasar rakyat sebelum dan
sesudah revitalisasi. Sementara itu, masih sedikit kajian yang menitik beratkan
pada sisi pengelolaan pasar rakyat, khususnya yang berkaitan dengan pelaku
pengelola pasar rakyat sehari-hari. Kalaupun ada, hasil kajian tersebut tertuang
dalam bentuk standard operating prochedure (SOP), yang bersifat teknis
pelaksanaan tugas pokok harian pengelola pasar berdasarkan fungsi kerja di
masing-masing unit, seperti: pengaturan tata tertib pedagang, petugas kebersihan,
petugas keamanan, pengelolaan/pemeliharaan pasar, dan petugas parkir serta
aliran retribusi.
Sementara itu, untuk menciptakan manajemen pengelolaan pasar rakyat
yang merata di seluruh Indonesia, maka salah satu hal yang penting terkait
pengelolaan pasar rakyat adalah menetapkan kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh pengelola pasar sebagai sumber daya utama yang mampu
mewujudkan tujuan tersebut. Pengelola pasar harus memiliki kemampuan yang
1Kajian sebelumnya terkait revitalisasi dan pengelolaan pasar rakyat akan dijelaskan di Bab 2.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
5
terstandarisasi dan merata di seluruh Indonesia. Sehingga perlu ditetapkan suatu
standar sertifikasi kompetensi bagi pengelola pasar.
Terkait penetapan standar sertifikasi kompetensi pengelola pasar, saat ini
belum ada jenjang keahlian pengelola pasar yang dapat dijadikan acuan untuk
menentukan tingkat kompetensi pengelola pasar. Demikian pula, langkanya
ketersediaan modul pelatihan yang tepat bagi pengelola pasar rakyat pada level
kompetensi dasar.
Untuk menutup gap tersebut, maka dibutuhkan sebuah kajian yang dapat
mengidentifikasi dan menganalisa keahlian yang dibutuhkan dalam sebuah
manajemen pengelolaan pasar rakyat sebagai standar sertifikasi kompetensi
pengelola pasar rakyat. Dimana identifikasi tersebut kemudian dapat disusun
dalam bentuk program pelatihan dan modul yang disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi serta standar keahlian yang dibutuhkan untuk mengelola pasar.
Berbagai rumusan masalah yang disampaikan sebelumnya memperkuat
pentingnya kajian identifikasi jenjang keahlian dan analisa kebutuhan pelatihan
bagi pengelola pasar ini dilaksanakan. Karena idealnya kajian ini dapat
menghasilkan deskripsi keahlian pengelolaan pasar rakyat berjenjang, sekaligus
rancangan program dan materi/modul pelatihan untuk mencapai keahlian
manajemen pengelolaan pasar rakyat pada level kompetensi mendasar.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan urgensi dari kajian identifikasi jenjang
keahlian dan analisa kebutuhan pelatihan bagi pengelola pasar, maka pertanyaan
penelitian dirumuskan sebagai berikut: “Apa saja kriteria keahlian pengelolaan
pasar rakyat yang dibutuhkan”
1.4. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang sudah disampaikan sebelumnya,
maka kajian ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi kriteria keahlian
pengelolaan pasar rakyat. Adapun tujuan khusus dari kajian ini adalah:
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
6
1. Mengidentifikasi jenjang keahlian pengelola pasar rakyat menuju
standardisasi sertifikasi kompetensi pengelola pasar rakyat.
2. Menyusun program pelatihan dan materi/modul pengelolaan pasar rakyat
di level kompetensi dasar.
1.5. Output
Kajian ini diharapkan dapat menghasilkan luaran yang meliputi deskripsi
jenjang keahlian pengelola pasar rakyat yang harus dicapai dalam upaya
mewujudkan manajemen pengelolaan pasar rakyat yang efisien, efektif dan
akuntabel. Selain itu, kajian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran
program sekaligus materi/modul pelatihan yang dapat dilakukan oleh pengelola
pasar untuk memperoleh sertifikasi kompetensi manajemen pengelolaan pasar
rakyat minimal pada level kompetensi dasar.
1.6. Dampak/manfaat
Dalam jangka pendek, PUSDIKLAT Kementerian Perdagangan dapat
menggunakan output kajian untuk memberikan pelatihan singkat (short course)
terkait dengan manajemen pengelolaan pasar.
Dalam jangka menengah, Kementerian Perdagangan bekerjasama
dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dapat menggunakan output
kajian sebagai landasan penetapan tingkat kompetensi untuk penyelenggaraan
sertifikasi bagi para pengelola pasar, baik pasar rakyat yang dikelola oleh
Pemerintah maupun swasta, sehingga dapat diciptakan manajemen pengelolaan
pasar rakyat yang terstandardisasi dan merata di seluruh Indonesia.
Dalam jangka panjang, Kementerian Perdagangan bekerjama dengan
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dapat menggunakan output
kajian sebagai gambaran awal untuk mengembangkan pendidikan vokasional
(keahlian) manajemen pengelolaan pasar setingkat (minimal) Diploma 1 untuk
para pengelola pasar.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
7
1.7. Ruang Lingkup
Kajian ini dibatasi pada tahap Training Needs Assessment (TNA) dan
Training Development dari keseluruhan tahapan pengembangan pasar rakyat,
yaitu identifikasi dan inventarisasi kebutuhan mendasar pengelolaan pasar rakyat
berjenjang, dan penyusunan program pelatihan serta penyusunan modul pelatihan
yang disesuaikan berdasarkan struktur pengelola pasar secara umum di level
kompetensi dasar (Gambar 1.2.). Keahlian pada level kompetensi dasar menjadi
fokus pada program dan materi/modul manajemen pengelolaan pasar rakyat dalam
kajian ini, karena idealnya setiap pengelola pasar rakyat harus menguasai minimal
kompetensi dasar, baru kemudian melanjutkan ke jenjang kompetensi keahlian
berikutnya yaitu menengah dan ahli.
Gambar 1.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Sementara untuk pengelola pasar rakyat, pada kajian ini dibatasi pada: 1)
aspek perusahaan yang berkaitan dengan keahlian bidang pengelolaan keuangan
dan administrasi pasar rakyat, dan 2) aspek stakeholder yang berkaitan dengan
keahlian bidang kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan 3) aspek proses bisnis
yang berkaitan dengan usaha jasa. Pemilihan aspek-aspek tersebut didasarkan
pada temuan literatur sebelumnya terkait SOP yang sudah beredar dan di
praktekkan di beberapa pasar percontohan lainnya sebagai acuan (co: pasar
modern BSD, Asparindo).
Pemilihan aspek di atas juga selaras dengan amanat Rancangan Peraturan
Presiden RI Tentang Pengembangan, Penataan, dan Pembinaan Pasar Rakyat,
Pusat Perbelanjaan, dan Toko Swalayan, yang menyebutkan bahwa Pembangunan
dan/atau revitalisasi manajemen Pasar Rakyat harus berpedoman kepada SNI
Pasar Rakyat dengan mempertimbangkan paling sedikit: (a). Peningkatan
profesionalisme pengelola; (b). Pemberdayaan pelaku usaha; (c). Penerapan
Traning Needs Analysis
Training Development
Training Pilot Project
TraningImplementation
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
8
standar operasional prosedur pengelolaan dan pelayanan Pasar Rakyat.
(Rancangan Peraturan Presiden RI Tentang Pengembangan, Penataan, dan
Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Swalayan. Draft Maret
2016)
Untuk pengelola pasar rakyat maka kajian ini membatasi ruang lingkup
pada kepala pasar dan pegawai tata kelola setingkat kepala sub bagian dan kepala
bagian sebagai pengelola pasar rakyat. Pemilihan objek yang akan disertifikasi
mengacu pada tugas pokok dan fungsi pengelola pasar yang meliputi diantaranya
pengelolaan, penataan, pengawasan, dan pengendalian pasar serta stakeholder
terkait (Wawancara Direktur Utama PD Pasar Pakuan, 2015). Selain itu, kepala
pasar diyakini sebagai ujung tombak proses bisnis pasar rakyat. Karena kepala
pasar bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan pasar
rakyat sehari-hari. Sementara pegawai setara kepala bagian dan kepala sub bagian
bertanggung jawab terhadap sistem pelaporan, evaluasi dan pengawasan.
Seluruh bentuk pengelola pasar rakyat umumnya mengusung konsep
hirarki untuk mencapai tujuan, dengan bermuara pada kepala pasar sebagai
pimpinan dalam operasionalisasi pasar rakyat sehari-hari. Kepala pasar memiliki
tugas pokok dan fungsi meliputi bidang administrasi dan keuangan, ketertiban dan
keamanan, pemeliharaan dan kebersihan, serta pelayanan pelanggan dan
pengembangan komunitas. Hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari proses pengelolaan, penataan, pengawasan, dan pengendalian pasar serta
stakeholder terkait di pasar rakyat (SNI Pasar Rakyat 8152:2015).
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
9
Gambar 1.2. Ruang Lingkup Kegiatan: Pengelolaan dan Pengelola Pasar Rakyat
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
10
1.8. Sistematika Laporan
Laporan hasil kajian akan disampaikan dalam 5 (lima) bab dengan
sistematika sebagai berikut:
Bab 1. Pendahuluan
Pendahuluan menjelaskan tentang justifikasi/alasan kenapa pengkajian ini
penting/perlu dilakukan. Unsur-unsur yang ada dalam pendahuluan
biasanya meliputi (1) latar belakang, (2) perumusan masalah, (3) tujuan
pengkajian serta (4) output yang akan dicapai melalui pengkajian tersebut,
(5) dampak/manfaat, (6) ruang lingkup, dan (7) sistematika laporan.
Bab 2. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori/Kerangka Fikir
Membahas tinjauan pustaka dan kerangka teori yang digunakan sebagai
dasar dalam melakukan kajian pengembangan pelatihan bagi pengelola
pasar rakyat, meliputi diantaranya: need assesment theory, dan struktur
kelembagaan dan pengelolaan pasar rakyat
Bab 3. Metode Pengkajian
Dalam bab ini dibahas mengenai metode pengkajian yang meliputi:
pendekatan penelitian yang digunakan dalam kajian, metode pengumpulan
data, dan metode analisis data.
Bab 4. Hasil Kajian dan Analisa
Dalam bab ini akan dijelaskan hasil kajian berdasarkan data yang
dikumpulkan di lapangan (pasar rakyat). Selanjutnya data tersebut akan
diolah dan disajikan dengan analisa untuk memberikan gambaran umum
terkait lokasi dan profil pasar rakyat.
Bab 5. Identifikasi Jenjang Keahlian Pengelolaan Pasar Rakyat
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
11
Dalam bab ini akan dijelaskan hasil kajian yang berupa identifikasi
kebutuhan pelatihan berdasarkan identifikasi kompetensi pengelola pasar
rakyat. Selanjutnya identifikasi kebutuhan dan kompetensi tersebut akan
diolah dan disajikan dalam bentuk matriks kebutuhan berdasarkan jenjang
keahlian pengelolaan pasar rakyat.
Bab 6. Modul Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tipologi pelatihan pengelola pasar
rakyat berserta resume singkat terkait materi/modul pelatihan hasil kajian
yang berupa identifikasi kebutuhan pelatihan berdasarkan identifikasi
kompetensi pengelola pasar rakyat. Selanjutnya identifikasi kebutuhan dan
kompetensi tersebut akan diolah dan disajikan dalam bentuk matriks
kebutuhan berdasarkan jenjang keahlian pengelolaan pasar rakyat.
Bab 7. Kesimpulan dan Rekomendasi
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang merupakan esensi dari hasil
penelitian pada bab-bab sebelumnya. Adapun simpulan kemudian
dipertajam sebagai rekomendasi baik untuk kebijakan maupun untuk
penelitian selanjutnya.
12
BAB II. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Berpikir
2.1. Training Need Assesment (TNA)
Sumber daya manusia sebagai salah satu aset organisasi harus terus
dikembangkan untuk dapat berkontribusi bagi peningkatan kinerja organisasi.
Salah satu upaya pengembangan adalah dengan melakukan program pelatihan
(Dirani, 2011). Pelatihan merupakan investasi jangka panjang dimana hasilnya
belum tentu akan terlihat dalam waktu singkat. Namun sebagai upaya memastikan
keberhasilan dari suatu program pelatihan, harus dilakukan analisa kebutuhan
pelatihan (TNA) yaitu proses untuk mengidentifikasi dan membuat prioritas
pengetahuan serta keahlian yang dibutuhkan untuk sebuah pelatihan (Brinkerhoff
dan Gill, 1994; Denby, 2010; Narasimhan dan Ramanarayanan, 2014).
Analisa kebutuhan pelatihan menjadi satu hal yang penting untuk
dilakukan mengingat tidak seluruh permasalahan yang ada dalam organisasi
membutuhkan pelatihan sebagai solusinya. Selain itu jika memang sudah
diputuskan adanya kebutuhan pelatihan, harus diidentifikasi juga apakah pelatihan
tersebut bertujuan untuk menutup kesenjangan dalam pengetahuan, keahlian atau
perilaku (knowledge, skill, attitude). Dengan melakukan analisa kebutuhan
pelatihan dapat diketahui juga siapa yang akan mengikuti pelatihan, tujuan suatu
pelatihan serta apa yang akan disampaikan saat pelatihan (Goldstein, 1993; Iqbal
dan Khan, 2011).
Salah satu model analisa dalam melakukan TNA adalah menggunakan
OTP Model (Organization – Task – Person) Model (Chen and Hung, 2012;
Purohit, 2015). Dalam Organizational analysis (O) akan dipertimbangkan
bagaimana pelatihan dapat sejalan dengan visi organisasi, strategi serta budaya
organisasi (Goldstein, 1993). Dalam analisa ini akan diidentifikasi knowledge,
skill dan abilities yang dibutuhkan karyawan di masa datang dalam
mengantisipasi perubahan yang akan dihadapi (Miller dan Osinski, 2002). Saat
melakukan organizationalanalysis harus didiskusikan bagaimana pelatihan dalam
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
13
menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan bisnis dan siapa yang akan
memutuskan apakah suatu pelatihan akan dilakukan di suatu unit.
Dalam Taskanalysis (T), akan dianalisa karakteristik dari pekerjaan dari
karyawan serta knowledge, skills serta abilities yang dibutuhkan agar sesorang
dapat menjalankan pekerjaan tersebut dengan baik (Purohit, 2015). Hasil analisa
tersebut diharapkan dapat mengidentifikasi tingkat keahlian yang harus dimiliki
oleh seorang karyawan dan pelatihan apa yang sebaiknya diberikan untuk suatu
jabatan atau tugas tertentu. Pelatihan akan difokuskan dengan melihat
perbandingan antara keahlian yang harus dimiliki seseorang untuk menjalan suatu
pekerjaan tertentu dengan kondisi karyawan tersebut saat ini. Adanya kesenjangan
antara hal ini akan menjadi indikasi adanya kebutuhan suatu pelatihan. (Cekada,
2010).
Dalam Personanalysis (P), analisa akan langsung melihat kepada calon
peserta pelatihan. Bagaimana tingkat pengetahuan seseorang akan suatu topik,
bagaimana pola pembelajaran yang sesuai dan knowledge serta skill apa yang
dibutuhkan oleh karyawan tersebut. Person atau individual analysis akan
membanding kinerja karyawan dan membandingkannya dengan suatu standar
tertentu. Kesenjangan dalam kinerja menjadi indikasi kebutuhan pelatihan (Stone,
2002).
Organization analysis, task analysis dan person analysis merupakan
analisa yang harus dilakukan secara bersama karena akan saling terkait. Tujuan
organisasi menjadi acuan awal yang akan menjadi dasar untuk menurunkan
kebutuhan pelatihan secara organisasi yang nanti diturunkan hingga kebutuhan
tiap jabatan atau pekerjaan dan nantinya kebutuhan tiap orang (Chen dan Hung,
2012). Organizationanalysis melihat tujuan strategis organisasi serta sumber daya
yang tersedia untuk melakukan pealtihan (Moore dan Dutton, 1978). Sedangkan
Taskanalysis akan mengevaluasi tingkat kompetensi yang dibutuhkan pada suatu
jabatan tertentu dan bagaimana orang-orang yang menduduki jabatan tersebut
mampu mengerjakan tugasnya dengan baik. Sedangkan personanalysis akan
melihat karakteristik calon peserta pelatihan dan target kinerja mereka.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
14
Dalam melakukan analisa kebutuhan pelatihan, berbagai sumber data
dapat digunakan. Salah satu sumber informasi yang paling relevan adalah atasan
dari calon peserta pelatihan (Stanley, 2002). Atasan, dalam hal ini diasumsikan
merupakan pihak manajemen, seharusnya paham arah strategis organisasi dan apa
yang dibutuhkan organisasi ke depan. Terkait dengan pekerjaan dari karyawan,
seorang atasan diharapkan paham pekerjaan yang harus dikerjakan oleh karyawan
di unitnya. Dan terakhir, terkait dengan personanalysis, seorang atasan tentunya
yang paling memahami kinerja anak buahnya sehari-hari.
Informasi akan kebutuhan pelatihan juga dapat dilihat dari hasil evaluasi
kinerja yang dimiliki oleh organisasi. Hal ini tentunya dengan asumsi bahwa
organisasi memiliki sistem evaluasi kinerja yang baik dan komprehensif dalam
mengevaluasi setiap karyawannya. Terakhir, sumber informasi yang juga baik
untuk digunakan dalam melakukan analisa kebutuhan pelatihan adalah karyawan
itu sendiri atau calon peserta pelatihan karena mereka yang paling memahami apa
yang menjadi kebutuhan mereka dan apa yang menjadi kendala mereka dalam
melakukan pekerjaannya dengan baik.
Setelah kebutuhan akan pelatihan sudah teridentifikasi, proses berikutnya
yang tidak kalah penting adalah penyusunan modul pelatihan (Hamza, 2012).
Penyusunan modul pelatihan akan membutuhkan materi yang akan menjadi dasar
untuk pengetahuan bagi calon peserta pelatihan, penulisan materi, penyusunan
latihan yang dibutuhkan termasuk menyusun pedoman bagi pelatih (trainer). Pada
tahap ini dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak yang ahli dalam bidang
yang akan dibuatkan modul pelatihan maupun dengan calon trainer.
2.2. Pasar Rakyat
Berdasarkan teori ekonomi, pasar tradisional (yang selanjutnya disebut
pasar rakyat) merupakan wadahatauprasaranabagipihak pembeli(konsumen)dan
penjual(produsendan ataupedagang)untukmelakukan kegiatantransaksi.
Dalamkegiatantransaksiini,keduabelahpihak melakukan transaksi tawar menawar
untuk mencapai kesepakatan mengenai hargasejumlah
barangdengankuantitastertentusebagaiobjek transaksi. Denganterjadinyatransaksi
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
15
ini,makapihakpembelimemperoleh
manfaatdalambentukbarangyangdiinginkanuntukmemenuhi kebutuhannya.
Sedangkanpihakpenjualmendapatkan keuntungan yang dapat dilanjutkan untuk
membiayai kebutuhan hidupmaupununtukprosesproduksidan
investasilebihlanjutpadausahayangdilakukannya.
PasarrakyatdiIndonesiamemilikikarakteristik yangberbedadenganpasar-
pasar lainnya di luar negeri. Pasar rakyat di Indonesia memiliki fungsi strategis
yangtidakhanyaterbatas dariaspekekonomi tetapijugaaspeksosial
danbudaya,bahkandidaerahperbatasan, pasardapatdijadikansalahsatu
strategiuntukmemperkuatpertahanandankeamanandiperbatasan.
Pasarrakyatsudahmenjadibagianyangtidakterpisahkan darimasyarakat Indonesia
sejakdahulu.Setidaknya adatujuh fungsistrategisdaripasar rakyat,yaitu (SOP
Pasar Rakyat, PDN, Kemendag RI, 2016):
1. Berkontribusiterhadapketahananperekonomianbangsa, Hal ini
disebabkankarenasebagianbesarpedagangdi pasarrakyat merupakan
UsahaMikro,Kecil,danMenengah(UMKM)yangterbuktitahan terhadap
badaikrisis.Selainitu,dipasarrakyat jugamemilikiretribusi
pasaryangberkontribusi terhadapPendapatanAsliDaerah(PAD).Dengan
demikian,pasarrakyatberkontribusi terhadappeningkatanPendapatan
DomestikBruto(PDB)Indonesia;
2. Berkontribusiterhadappenciptaanlapanganpekerjaan. Berdasarkan
data yang ada, jumlah pedagang pasar mencapai sekitar 12.625.000 orang
yang mempekerjakan 2-3 orang untuk melakukan
penjualan.Angkainicukupmenunjukkanbahwa wadahpasarrakyattelah
menjadipenyeraptenagakerjadalamjumlahyangsangatbesar;
3. Berkontribusiterhadappeningkatankesejahteraanmasyarakat.
Hinggasaatini–dengansegalamasalahdantantanganyangdihadapinya –
pasarrakyatmasih menjaditempattujuan berbelanjabanyaklapisan
masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan sehari-harinya.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
16
4. BerkontribusiterhadapPemberdayaanUMKM.
Pasarmerupakanwadahbagiparapelakuusaha mikro,kecil,danmenengah
(UMKM) yang terbukti sudah menopangperekonomianIndonesia selama
masakrisis;
5. Merupakanindikatorkestabilanharga&inflasinasional, Harga bahan
pokok di pasar rakyat merupakan referensi utama
penetapantingkatinflasinasional
6. BerkontribusiterhadapPendapatanAsliDaerah(PAD) Dengan
pengelolaan yang profesional, pasar rakyat bisa menjadi penyumbang
utama pendapatan asli daerah (PAD) melalui retribusi pasar.
7. Merupakan tempat penguatan nilai sosial budaya
Indonesia.Selainsebagaipenggerakrodaekonomimasyarakat,pasar
rakyatdiIndonesiajugamemilikikedekatandenganaspeksosialdan budaya
masyarakat setempat. Misalnya, Pasar Pattallassangdi Sulawesi
Selatandiyakinisecaraturunmenurunsebagaisumberkehidupan masyarakat
lokal.Aspeksosialbudayainiyangmenjadinilaiuniktersendiri bagipasar
rakyat di Indonesia dan membutuhkan treatment khusus dalam
pengelolaan sertapelestariannya.
Karenafungsistrategisinilah,makapasarrakyatperludikembangkansecara
komprehensif dan holistik sehingga dapat meningkatkan dayasaing
terhadap pusatperbelanjaan maupuntokomodern.
2.3. Pengelolaan Pasar Rakyat
Salahsatuhalyangharusdiperhatikandalampengelolaansuatupasarrakyat
adalahsumber dayamanusia. Apabila sumber dayainidikelola secarabaikdan
benarmakaseluruhtugas-tugas yangdiberikankepadapengelolapasardapat
terlaksanadenganbaiksehinggatujuanyangdiharapkanakantercapai.
Badan Standardisasi Nasional Indonesia telah menetapkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) tentang persyaratan pengelolaan pasar rakyat yang
diantaranya meliputi prinsip pengelolaan pasar, tugas pokok dan fungsi pengelola
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
17
pasar, prosedur kerja pengelola pasar, strutur pengelola pasar, pemberdayaan
pedagang, dan pembangunan pasar. Menurut SNI 8152:2015 tentang Pasar
Rakyat, prinsip pengelolaan suatu pasar rakyat adalah:
a. Efisien, dalam hal penggunaan sumber daya secara terukur, terkendali,
rasional dan wajar.
b. Efektif, dalam hal pelaksanaan kegiatan operasional sesuai dengan tujuan
pengelola.
c. Produktif, dalam hal meningkatkan pendapatan pedagang.
d. Akuntabel, dalam hal pengelolaan administrasi teknis, maupun keuangan
dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
e. Kepentingan umum, dalam hal pelaksanaan kegiatan untuk ikut
mendukung peningkatan kesejahtreraan masyarakat.
f. Berwawasan lingkungan, dalam hal pelaksanaan kegiatan operasional
agar selaras dengan pengelolaan lingkungan.
g. Tanggung jawab sosial, dalam hal alokasi dana untuk pemberdayaan
komunitas pasar.
h. Gotong royong, dalam hal menjaga kebersihan, kesehatan, keamanan dan
kenyaman.
Secara khusus tidak ada catatan kritis pada persyaratan pengelolaan pasar
yang ditetapkan dalam SNI pasar rakyat. Meskipun demikian perlu adanya
penekanan pada implementasi pengelolaan pasar sebagaimana telah diatur
sebelumnya dalam PerMenDag No.70/M-DAG/PER/12/2013. Dalam PerMenDag
tersebut pengelolaan pasar yang baik harus dapat menciptakan kestabilan harga,
memastikan kesesuaian standar berat dan ukuran sebagai upaya menjaga tertib
ukur dalam proses perlindungan baik pedagang maupun konsumen pasar,
melaksanakan pembinaan, pendampingan, dan pengawasan kepada para
pedagang, serta menyediakan ruang usaha bagi pedagang.
Hasil wawancara mendalam dengan Bpk. Aly Yusuf selaku Direktur PD.
Pasar Pakuan Bogor (2015) menyatakan bahwa, prinsip pengelolaan pasar rakyat
yang diterakan pada SNI 8152:2015 tentang Pasar Rakyat tersebar dalam aspek
pengelolaan yang meliputi: 1) aspek perusahaan terkait dengan pengelolaan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
18
keuangan pasar yang akuntabel, proses administrasi yang efisien dan efektif, serta
tata kelola hukum dan perundangan yang mengutamakan kepentingan umum. 2)
aspek proses bisnis yang mampu mengoptimalkan usaha jasa (i.e. parkir, reklame,
dan lainnya) dengan produktif dalam meningkatkan pendapatan pasar . 3) aspek
pertumbuhan pasar yang terkait dengan peremajaan dan pembangunan kembali
fisik pasar yang berwawasan lingkungan sebagai salah satu upaya meningkatkan
kunjungan masyarakat ke pasar rakyat. 4) aspek stakeholder yang terkait
menciptakan pasar yang memiliki semangat gotong royong dengan
mengedepankan prinsip kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. Dan, 5) aspek
negosiasi (networking) yang mengusung tanggung jawab sosial pasar rakyat
dalam megedepankan potensi daerah sebagai sumber utama pasokan pedagang
pasar, serta upaya pasar dalam membangun hubungan baik dengan mitra terkait
(i.e. aparat keamanan, ormas, dan lainnya) (Gambar 2.1.).
Gambar 2.
Sumber: Wawancara mendalam dengan Direktur Utama PD. Pasar Pakuan, 2015
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri
Gambar 2.3. Struktur Pengelolaan dan Pengelola Pasar Rakyat
Sumber: Wawancara mendalam dengan Direktur Utama PD. Pasar Pakuan, 2015
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
19
Sumber: Wawancara mendalam dengan Direktur Utama PD. Pasar Pakuan, 2015
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
20
2.4. Pengelola Pasar Rakyat
Dalam pengelolaan pasar rakyat aspek struktur organisasi pengelola pasar
juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, Hasil wawancara mendalam
dengan Bpk. Aly Yusuf selaku Direktur PD. Pasar Pakuan Bogor (2015)
menyatakan bahwa, pasar rakyat yang ada di Indonesia dijalankan dalam ragam
bentuk pengelola diantaranya (Gambar 2.1.):.
1. Pasar Rakyat milik yang dikelola SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
seperti Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Pengelola Pasar, Dinas
UMKM dan Koperasi, dan UPT Pasar.
2. Pasar Rakyat milik BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang dikelola
oleh Perusahaan Daerah (PD), Perseroan Terbatas (PT), dan jenis
lembaga lainnya.
3. Pasar Rakyat milik pemerintahan yang di kelola swasta
4. Pasar Rakyat milik BUMD yang di kelola swasta
5. Pasar Rakyat yang dikelola bersama (holding company) antara:
Pemerintah dan swasta; BUMD dan swasta
6. Pasar Rakyat milik swasta.
7. Pasar Rakyat milik masyarakat, terutama Desa Adat
Seluruh bentuk pengelola pasar rakyat umumnya mengusung konsep
hirarki dan subordinasi sumber daya manusia yang saling berkolaborasi dan
berkoordinasi untuk mencapai tujuan, dengan bermuara pada kepala pasar sebagai
pimpinan dalam operasionalisasi pasar rakyat sehari-hari. Berdasarkan SNI Pasar
Rakyat 8152:2015, struktur organisasi pengelola yang dianjurkan dalam
operasionalisasi pasar rakyat adalah sebagai berikut (Gambar 2.2.):
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Pengelola Pasar Rakyat yang Dianjurkan Sumber: SNI Pasar Rakyat 8152:2015; SOP Kementerian Perdagangan, 2016
Kepala Pasar
Bidang Administrasi dan Keuangan
Bidang Ketertiban dan Keamanan
Bidang Pemeliharaan dan Kebersihan
Bidang Pelayanan Pelanggan dan Pengembangan
Komunitas
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
21
Kepala pasar memiliki tugas pokok dan fungsi meliputi bidang
administrasi dan keuangan, ketertiban dan keamanan, pemeliharaan dan
kebersihan, serta pelayanan pelanggan dan pengembangan komunitas. Hal
tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pengelolaan,
penataan, pengawasan, dan pengendalian pasar serta stakeholder terkait di pasar
rakyat (Wawancara Direktur Utama PD Pasar Pakuan, 2015).
Agar proses pengelolaan pasar rakyat dapat berjalan dengan baik, maka
perlu adanya definisi tugas dan fungsi serta kewenangan di masing-masing unit
tersebut. Beberapa diantaranya sudah diterakan sebagai standar operasional
prosedur (Kementerian Perdagangan, 2016; Asparindo, 2016) yang meliputi: 1)
tata tertib pengelolaan pasar dan pedagang, 2) pemeliharaan dan perbaikan
bangunan, 3) penanggulangan keadaan darurat, 4) jasa kebersihan, 5) jasa parkir,
dan 6) prosedur keamanan. Meskipun pada praktiknya SOP tersebut belum
diimplementasikan secara menyeluruh dan menjadi standar baku pengelolaan
pasar rakyat di seluruh Indonesia.
2.5. Penelitian Sebelumnya
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 tahun 2007 tentang
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
merupakan payung hukum Pemerintah Indonesia dalam melakukan penataan
pasar rakyat di seluruh Indonesia dari sisi identitas bangsa, fungsi dan
pengelolaan.
Sebagai identitas bangsa, pasar rakyat merupakan basis ekonomi
kerakyatan yang memiliki potensi besar dan mampu menggerakkan roda
perekonomian. Dalam konteks ini pasar rakyat dituntut untuk dapat membangun
pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan nilai tambah (Puska Dagri-BPPKP,
2012), sehingga penting untuk menekankan revitalisasi tidak semata hanya untuk
meningkatkan pendapatan pasar, melainkan omzet di tingkat pedagang.
Berdasarkan fungsinya, pasar rakyat merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi ekonomi dalam rangka pemenuhan kebutuhan
hidup. Proses transaksi tersebut umumnya melibatkan barang dan jasa yang
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
22
masuk dalam kategori kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Sisi pengelolaan
menjelaskan bahwa pasar merupakan milik semua masyarakat meskipun dalam
implementasinya, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah,
BUMN, BUMD, swasta dan atau pihak lainnya; baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama sama sesuai dengan bidang tugas masing-masing; melakukan
penataan, pembinaan dan pengawasan pasar tradisional.
Dalam prosesnya, pengelolaan pasar rakyat memiliki tingkat keberagaman
yang tinggi sehingga muncul berbagai turunan produk hukum untuk melengkapi
petunjuk dan pedoman penataan pasar rakyat, diantaranya:
1 Peraturan Menteri Perdagangan No.61/M-DAG/PER/8/2015 tentang
Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan.
Peraturan ini menegaskan kembali dan memperbaharui ketentuan umum,
yang meliputi klasifikasi dan kriteria pasar rakyat, serta pembiayaan dan
pedoman pelaksanaan pembangunan/revitalisasi, dan pengelolaan pasar
rakyat yang telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan
sebelumnya (khususnya PerMenDag No. 48 tahun 2013).
2 Pada tahap implementasi kualitas atau mutu pasar rakyat, pemerintah
melalui Badan Standardisasi Nasional Indonesia telah menetapkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) tentang Pasar Rakyat. SNI 8152:2015
menggabungkan sejumlah produk hukum antar kementerian yang erat
kaitannya dengan konteks pengembangan pasar rakyat, diantaranya
adalah:
a. Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern;
b. Peraturan Menteri Perdagangan No. 48 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan;
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
23
c. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 70 Tahun
2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional;
e. Peraturan Menteri Kesehatan No. 15 Tahun 2013 tentang Fasilitas
Khusus Menyusui dan Memerah ASI;
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 519 Tahun
2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 29 Tahun
2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; serta
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30 Tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung
3 Rancangan Peraturan Presiden RI Tentang Pengembangan, Penataan, dan
Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Swalayan.
a. Terdapat sejumlah poin penting dalam Rancangan Peraturan Presiden
tersebut yang terkait dengan kebutuhan revitalisasi pasar rakyat dan
penerapan SNI Pasar Rakyat:
b. Pembangunan, pemberdayaan dan peningkatan kualitas pengelolaan
Pasar Rakyat dilakukan dalam bentuk: (a). Pembangunan dan/atau
revitalisasi Pasar Rakyat; (b). Implementasi manajemen pengelolaan
yang profesional; (c). Fasilitasi akses penyediaan barang dengan mutu
yang baik dan harga yang bersaing; (d). Fasilitasi akses pembiayaan
kepada pedagang di Pasar Rakyat.
c. Pembangunan dan/atau revitalisasi Pasar Rakyat mencakup: (a). Fisik;
(b). Manajemen; (c). Ekonomi; (d). Sosial.
d. Pembangunan dan/atau revitalisasi manajemen harus berpedoman
kepada SNI Pasar Rakyat dengan mempertimbangkan paling sedikit:
(a). Peningkatan profesionalisme pengelola; (b). Pemberdayaan
pelaku usaha; (c). Penerapan standar operasional prosedur
pengelolaan dan pelayanan Pasar Rakyat.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
24
Selain turunan produk hukum, dalam proses pengelolaan pasar rakyat
berbagai temuan diperoleh pada kajian sebelumnya (Tabel 2.1.). Meskipun
demikian kajian tersebut belum menyasar luaran untuk mengidentifikasi jenjang
keahlian sekaligus program pelatihan dan modul yang sesuai untuk meningkatkan
kompetensi pengelola pasar.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
25
Tabel 2.1. Kajian Terdahulu yang Berkaitan dengan Pasar Rakyat
No. Judul Kajian Penyaji Tahun Topik Bahasan Hasil
1
Peran Revitalisasi Terhadap Kinerja Pasar Tradisional
Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, BPPKP, Kementerian Perdagangan RI
2012 Gambaran umum dampak revitalisasi pasar tradisional
1. Gambaran realisasi revitalisasi pasar tradisional di mata pedagang pasar
2. Gambaran komitmen pemerintah daerah terhadap pengembangan pasar
3. Gambaran pertumbuhan ekonomi skala lokal sebagai dampak tidak langsung revitalisasi pasar
2 Analisis Arah Pengembangan Pasar Rakyat
Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, BPPP, Kementerian Perdagangan RI
2015
Rekomendasi konsep arah pengembangan pasar rakyat selanjutnya
1. Perlu adanya transformasi konsep pasar rakyat ke arah pasar yang baik secara infrastruktur, pengelolaan, dan pendukung ekonomi lokal
2. Menjadikan "pasar rakyat" sebuah brand yang memiliki identitas dan diferensiasi
3. Perlu adanya penataan sistem pengelolaan manajemen pasar
4. Perlu adanya pengembangan sistem koordinasi dengan pusat distribusi
5. Perlu adanya pengembangan sistem pengelolaan fasilitas pembiayaan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
26
No. Judul Kajian Penyaji Tahun Topik Bahasan Hasil
3
Penerapan SNI 8152:2015 Pasar Rakyat
Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu, Kementerian Perdagangan RI
2016 Arah penerapan SNI pasar rakyat
1. Penerapan SNI pasar rakyat pada persyaratan umum
2. Penerapan SNI pasar rakyat pada persyaratan teknis
3. Penerapan SNI pasar rakyat pada persyaratan pengelolaan
4 Pengelolaan Pasar Rakyat Berbasis SNI
ASPARINDO 2016 Arah pengelolaan pasar rakyat berdasarkan SNI
1. Konten administrasi tempat usaha 2. Komponen sumber pendapatan pasar 3. Alur umum sistem keuangan pasar 4. Prosedur umum pengelolaan K3 pasar 5. Arah pembinaan pedagang 6. Arah revitalisasi dan pembangunan pasar
5 Dukungan Kebijakan Pemerintah Terhadap Pasar Rakyat
DITJEN PDN, Kementerian Perdagangan RI
2016 Konsep revitalisasi pasar rakyat ke depan
1. Paparan hasil revitalisasi pasar rakyat 2. Paparan hasil revitalisasi ekonomi pasar
rakyat 3. Rencana penyusunan prototype dan branding
pasar rakyat 4. Gambaran pemberdayaan pasar terpadu oleh
pemerintah dan swasta 5. Paparan hasil kegiatan manajemen
pemberdayaan pasar rakyat
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
27
No. Judul Kajian Penyaji Tahun Topik Bahasan Hasil
6 Pengelolaan Manajemen Pasar Rakyat
I Nyoman Suwarta, SE (Kepala Pasar Agung Kota Denpasar)
2016 Pengelolaan pasar rakyat yang baik dan benar menuju pasar yang bersih, sehat, segar, tepercaya, berdaya saing dan berwawasan lingkungan secara berkelanjutan
1. Gambaran pelaksanaan pengembangan pasar rakyat
2. Gambaran pelaksanaan pembinaan terhadap pedagang
3. Gambaran pelaksanaan peningkatan profesionalisme pengelola pasar
7 Pemberdayaan Pedagang Pasar Rakyat
Agus Sutata (SMEDC Yogyakarta) dalam Bimbingan Teknis Pengelolaan Pasar Rakyat Tahun 2016, Kementerian Perdagangan RI
2016 Kondisi dan persoalan pelaku bisnis di pasar tradisional (pemerintah dan swasta)
1. Paparan regulasi perundangan toko modern dan pasar tradisional
2. Paparan five force framework pelaku bisnis di pasar tradisional
3. Paparan bentuk kelembagaan pasar tradisional yang dikelola pemerintah dan swasta
4. Paparan arah pemberdayaan pasar tradisional
8 SOP Pengelolaan Pasar
Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik. Kementerian Perdagangan RI
2016 Gambaran umum tata cara pengelolaan pasar tradisional
1. Tata tertib pedagang 2. SOP Petugas Kebersihan 3. SOP Petugas Keamanan 4. SOP Pengelolaan/Pemeliharaan Pasar 5. SOP Petugas Parkir 6. SOP Aliran Retribusi
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
28
2.6. Kerangka Berpikir
Untuk dapat memahami kajian ini, maka perumusan skema alur pemikiran
yang meliputi latar belakang, permasalahan, dan solusi serta hasil capaian
kegiatan secara sederhana adalah sebagai berikut (Gambar 2.3.):
Kajian ini dilatarbelakangi oleh Permendag No. 61/M-DAG/PER/8/2015,
yang menitikberatkan revitalisasi manajemen sebagai salah satu aspek penting
yang patut menjadi perhatian. Hal tersebut memunculkan kebutuhan akan
standardisasi kemampuan pengelolaan pasar rakyat yang merata di seluruh
Indonesia.
Permasalahannya adalah berbagai kajian yang mengacu pada produk
hukum tentang pasar rakyat belum mampu menjawab kebutuhan tersebut.
Mayoritas kajian sebatas gambaran eksisting pasar rakyat sebelum dan sesudah
revitalisasi. Masih sedikit yang menitik beratkan pada sisi pengelolaan pasar
rakyat, Kalaupun ada, hasil kajian tersebut tertuang dalam bentuk standard
operating prochedure (SOP). Sehingga dibutuhkan adanya kajian yang secara
khusus bertujuan untuk mengidentifikasi jenjang keahlian pengelola pasar rakyat
dan merumuskan materi/modul pembelajaran untuk meningkatkan keahlian
pengelola pasar rakyat.
Kajian manajemen pengelolaan pasar rakyat hadir sebagai solusi untuk
menjawab permasalahan dengan memenuhi kebutuhan akan kajian yang
mengidentifikasi jenjang keahlian pengelola pasar rakyat dan merumuskan
materi/modul pembelajaran untuk meningkatkan keahlian pengelola pasar rakyat.
Adapun metode yang dilakukan adalah dengan melakukan training need
assesment (TNA), yaitu yaitu proses untuk mengidentifikasi dan membuat
prioritas pengetahuan serta keahlian yang dibutuhkan untuk sebuah pelatihan
mengelola pasar rakyat (Brinkerhoff dan Gill, 1994). Dan, training development,
yaitu perumusan materi/modul pembelajaran untuk pelatihan keahlian manajemen
pengelolaan pasar rakyat (di level kompetensi dasar) menggunakan hasil temuan
TNA.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
29
Hasil akhir dari kajian ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan akan
standardisasi kemampuan pengelolaan pasar rakyat yang merata di seluruh
Indonesia dapat terpenuhi dengan adanya panduan: 1) Jenjang keahlian pengelola
pasar rakyat (level kompetensi, co: dasar, menengah, ahli), dan 2) program dan
Modul pelatihan manajemen pengelolaan pasar rakyat di level kompetensi dasar.
Sehingga standardisasi kemampuan pengelolaan pasar rakyat yang merata di
seluruh Indonesia dapat dilakukan melalui: 1) Pelatihan singkat (short course)
manajemen pengelolaan pasar. 2) Sertifikasi bagi para pengelola pasar, dan 3)
Program pendidikan vokasional (keahlian) manajemen pengelolaan pasar.
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
30
31
BAB III . Metode Pengkajian
3.1. Gambaran Umum Metode Pengkajian
Untuk dapat memberikan dampak dan manfaat bagi pengelola pasar, ruang
lingkup kajian secara garis besar idealnya memenuhi tahapan sebagai berikut
(Gambar 3.1.):
Gambar 3.5. Kerangka Besar Ruang Lingkup Kajian Pengembangan Pelatihan Bagi Pengelola Pasar Rakyat
Meskipun demikian, sebagaimana disampaikan sebelumnya ruang lingkup
atau cakupan kegiatan kajian manajemen pengelolaan pasar kali ini ditekankan
pada training need analysis dan training development (Gambar 3.2.).
Gambar 3.6. Cakupan Kegiatan
Training Needs Analysis (TNA) adalah analisa kebutuhan
pelatihan/pendidikan yang dibutuhkan untuk mengelola pasar. Analisa juga akan
dilakukan untuk mengidentikasi jenjang keahlian yang dibutuhkan untuk
mengelola pasar rakyat. Jenjang keahlian tersebut dapat dikategorikan seperti
misalnya: keahlian dasar, menengah, dan ahli/profesional. TNA harus dilakukan
Traning Needs Analysis
Training Development
Training Pilot Project
TraningImplementation
Kondisi saat ini ttgpengelolaan pasar
rakyat
Ekspektasipengelolaan pasar
rakyatGap Analysis
Training Development
Training Needs Analysis
Program Pelatihan Modul Pelatihan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
32
terlebih dahulu sebelum dilakukan Training Development yaitu penyusunan
program pelatihan dan modul pelatihan terkait dengan manajemen pengelolaan
pasar rakyat. Setelah itu, pilot project pelatihan dapat dilakukan sebagai upaya
persiapan dan evaluasi sebelum dilakukan program pelatihan yang akan
diimplementasikan secara menyeluruh untuk seluruh pengelola pasar rakyat.
Dalam pelaksanaannya, Training Needs Analysis (TNA) bertujuan untuk
menganalisa kebutuhan pelatihan yang dibutuhkan dalam tiap jenjang keahlian
yang dibutuhkan untuk mengelola pasar rakyat (dasar, menengah, ahli). Indikator
perihal aspek knowledge, skill dan ability yang dibutuhkan untuk mengelola pasar
rakyat diterjemahkan berdasarkan kajian sebelumnya (i.e. gambaran dan paparan
kondisi eksisting pasar rakyat sebelum dan sesudah revitalisasi, serta SOP
pelaksanaan tugas pokok harian pengelola pasar). Dengan dilakukan TNA
diharapkan dapat diidentifikasi kesenjangan (gap) antara kondisi pengelolaan
pasar rakyat saat ini dengan standar pengelolaan pasar rakyat yang diharapkan.
Permasalahan yang mungkin muncul dari gap tersebut akan diidentifikasi
mana yang membutuhkan solusi melalui pelatihan ataupun non pelatihan.
Seandainya solusi yang dibutuhkan adalah melalui pelatihan maka akan
ditentukan area atau isu apa yang perlu dikembangkan melalui pelatihan, sasaran
peserta pelatihan serta output dari pelatihan. Selain itu dengan mengidentifikasi
topik dan sasaran peserta pelatihan dapat diidentifikasi alternatif metode pelatihan
yang sesuai.
Setelah mendapat informasi dari TNA, berikutnya akan dikembangkan
program pelatihan serta modul pelatihan manajemen pengelolaan pasar rakyat
pada level kompetensi dasar. Dalam program pelatihan akan tercantum learning
outcome yaitu tujuan dari pelatihan yang akan diberikan, modul pelatihan yang
disesuaikan dengan topik dan sasaran peserta, serta metode pengajaran yang
disesuaikan dengan topik dan sasaran peserta.
Untuk menganalisa kesenjangan antara kondisi saat ini dan ekspektasi atas
kemampuan pengelolaan pasar, dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti
kajian literatur, menyebarkan kuesioner, wawancara survei kepada stakeholderdan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
33
pengelola pasar. Mengingat jumlah pasar rakyat yang sangat banyak maka TNA
akan dilakukan dengan menganalisa 3 pasar rakyat sebagai responden. Setelah
draft program dan modul pelatihan selesai disusun, selanjutnya draft tersebut
didiskusikan kembali dengan 3 pasar rakyat yang berbeda untuk memberikan
masukan untuk penyempurnaan program dan modul pelatihan.
Selain aspek pengelolaan pasar rakyat harus diperhatikan juga aspek
pengelola pasar rakyat. Aspek pengelolaan pasar rakyat meliputi aspek
manajemen perusahaan, proses bisnis (potensi pendapatan), pertumbuhan,
stakeholder, dan negosiasi. Sedangkan aspek pengelola pasar dapat meliputi
diantaranya pasar rakyat yang berada di bawah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan
Masyarakat/pasar desa.
3.2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan utama yang akan dijalankan dalam penelitian ini adalah
paradigma kuantitatif atau paradigma positivistik (Denzin, 2003), dan paradigma
kualitatif atau paradigma interpretivistik (Denzin dan Lincoln, 1994 dalam
Wahyuni, 2015).
Dalam pendekatan kuantitatif peneliti melakukan suatu rangkaian
penelitian yang berawal dari sejumlah teori, yang kemudian dideduksikan menjadi
suatu hipotesa/asumsi-asumsi/suatu kerangka pemikiran yang terjabarkan dalam
sebuah model analisa, yang terdiri dari variabel-variabel yang akan mengarah
kepada operasionalisasi konsep. Sehingga reliabilitas atau konsistensi merupakan
kunci dari penelitian kuantitatif, selain harus bebas nilai (value free) atau obyektif
dan bebas dari konteks situasional (Neuman, 2006).
Pendekatan kuantitatif pada kajian ini menggunakan cross sectional design
yaitu disain penelitian yang berupa pengumpulan data dari sampel tertentu yang
hanya dilakukan satu kali dalam suatu periode waktu tertentu (Malhotra, 2007).
Jika dilihat dari jenis penelitiannya, maka penelitian yang digunakan adalah
penelitian dikategorikan ke dalam dalam penelitian deskriptif (descriptive
research).
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
34
Penelitian deskriptif pada prinsipnya memiliki 7 (tujuh) tujuan yaitu:
menyediakan profil atau gambaran yang tepat tentang suatu kelompok;
menggambarkan suatu proses, mekanisme serta hubungan; memberikan gambaran
verbal dan numerik misalnya persentase dari responden; menemukan informasi
untuk merangsang penjelasan-penjelasan baru (new explanations); menampilkan
latar belakang yang bersifat dasar dari sebuah informasi atau kejadian; membuat
serangkaian kategori atau jenis-jenis pengklasifikasian dan menjelaskan bagian
serta langkah-langkah dalam penelitian (Neuman, 2006).
Berdasarkan deskripsi prinsip penelitian deskriptif di atas, maka tujuan
pendekatan kuantitatif dalam kajian ini adalah untuk: mengetahui profil atau
gambaran riil tentang proses manajemen pengelolaan pasar rakyat di mata
pedagang pasar, memberikan gambaran mekanisme pengelolaan pasar menurut
pengelola pasar, menemukan informasi keahlian yang sudah dan atau seharusnya
dimiliki oleh pedagang pasar, untuk kemudian membuat klasifikasi tingkat
keahlian berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan di masing-masing unit
operasionalisasi manajemen pengelolaan pasar.
Selain pendekatan kuantitatif, kajian ini juga menggunakan pendekatan
kualitatif menggunakan paradigma interpretivism, yang melibatkan analisis
komprehensif, kontekstual dan multi level analisis dalam upaya memperoleh
pengayaan, kedalaman studi, dan mengidentifikasi kompleksitas suatu fenomena,
dimana prosesnya tidak didasarkan pada prosedur statistik maupun quantifikasi
data (Strauss dan Corbin, 1990 dalam Wahyuni, 2015). Dengan demikian,
pendekatan kualitatif dipercaya mampu memberikan gambaran tentang suatu
fenomena secara lebih tajam. Meskipun dalam hal ini peneliti harus open minded
dalam melihat semua hal yang berpotensi menjadi petunjuk penting tersebut
(Denzin dan Lincoln, 1994 dalam Wahyuni, 2015).
Pendekatan kualitatif dalam kajian ini bertujuan untuk melakukan
eksplorasi dan pendalaman terkait kondisi riil keahlian dan skill para pengelola
pasar rakyat. Selain itu pendekatan ini diharapkan dapat mengkonfirmasi temuan
deksriptif yang diperoleh melalui pendekatan kuantitaif, sehingga hasil penelitian
dapat lebih valid dan reliabel.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
35
3.3. Metode Analisis
Teknik dan pengolahan yang dilakukan untuk menerangkan dan
menganalisis data yang diperoleh dalam kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis distribusi frekuensi untuk melihat susunan data dalam suatu tabel
yang telah diklasifikasikan menurut kategori-kategori tertentu (Neuman,
2006). Hal ini dilakukan untuk menyimpulkan informasi tentang suatu
indikator melalui penghitungan data mentah atau persentase dari distribusi
frekuensi. Pada penelitian yang menggunakan skala interval dan likert juga
dapat dilakukan pengukuran tendensi sentral yaitu nilai rata-rata (mean)
dan modus atau nilai yang sering muncul (frequently occuring number)
maupun median atau nilai tengah.
2. Analisa kebijakan (policy review) akan menggunakan teknik analisis
susbtansi dan perbandingan konsep ideal dengan realitas terhadap
peraturan perundang-undangan dan produk kebijakan yang menjadi
subyek penelitian.
3. Untuk analisis terhadap hasil wawancara mendalam dilakukan analisis
sebagai berikut:
a. Analisis terhadap catatan lapangan, catatan atau transkrip
wawancara, dan berbagai dokumen data sekunder yang dikumpulkan
sebelum, saat penelitian, maupun setelah hasil lapangan dikumpulkan.
Data ini dikumpulkan sebagai data sekunder untuk mendukung
penelitian ini.
b. Uji validitas, dalam pendekatan penelitian kualitatif uji validitas
meliputi diantaranya: Construct validity merupakan keabsahan yang
diukur berdasarkan konstruk/alat ukur yang akan digunakan. Content
validity merupakan keabsahan yang diukur berdasarkan
operasionalisasi konsep yang diterjemahkan pada masing-masing
konstruk/alat ukur yang digunakan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
36
Dalam melakukan pemeriksaan keabsahan data maka kajian ini
menggunakan teknik triangulasi yang terdiri dari: yaitu terdiri
dari: 1) triangulasi teori, yaitu konfirmasi antara dukungan teori
yang relevan dengan temuan kebijakan terkait dengan
manajemen pengelolaan pasar rakyat. 2) triangulasi data, yaitu
pemeriksaan keabsahan data melalui sumber yang berbeda (survey
dan wawancara mendalam), dan 3) triangulasi metode meliputi
perlakuan beberapa metode yang berbeda (wawancara, observasi,
catatan lapangan dan lainnya) dalam proses pengumpulan data.
c. Pereduksiaan data mentah menjadi data yang bermakna dan
dapat diinterpretasikan, dalam format tabulasi maupun deskriptif
berupa pemaparan dengan kalimat.
d. Uji reliabilitas, Untuk memenuhi kriteria reliabilitas, umumnya
dilakukan inter-rater reliability, yaitu dengan meminta pendapat ahli
(expert) untuk me-review hasil kajian dalam upaya menyimpulkan
temuan awal, memberikan masukan dan evaluasi terhadap kecukupan
temuan data, serta memberikan masukan dalam upaya mempertajam
hasil analisis kajian (Wahyuni, 2015).
3.4. Data
3.4.1. Metode Pengumpulan Data
Kajian ini melakukan teknik pengumpulan data dengan dua pendekatan
kuantitatif (survey) dan kualitatif (literatur review, wawancara mendalam)
sebagai berikut:
1) Literatur Review
Studi literatur dilakukan pada produk hukum terkait penataan dan
pengelolaan pasar rakyat yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia. Studi literatur juga dilakukan pada kajian terdahulu
yang fokus pada pembahasan mengenai pasar tradisional/pasar rakyat.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
37
Literatur lainnya adalah indikator persyaratan pengelolaan berdasarkan
SNI Pasar Rakyat yang kemudian akan menjadi dasar perumusan indikator
pada penelitian dekriptif.
2) Survei
Dalam penelitian ini digunakan metode survei dengan membagikan
kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis untuk mendapatkan
informasi dari responden (Malhotra, 2007). Pada umumnya yang
merupakan unit analisa dalam penelitian survei adalah individu. Hal ini
sesuai dengan pernyatan bahwa penting bagi peneliti untuk menggunakan
within methods yaitu metode yang digunakan berasal dari satu pendekatan,
misalnya dalam satu penelitian kuantitatif digunakan metode survei dan
penggunaan kuesioner, serta analisis statistik (Neuman, 2006).
3) Wawancara mendalam
Dalam rangka memperkuat dan mengkonfirmasi hasil-hasil temuan yang
diperoleh dari literatur review dan survey, maka akan dilakukan
wawancara mendalam kepada beberapa narasumber sebagai alat utama
dalam mengumpulkan berbagai data yang diperlukan, meliputi data awal
dan juga pendalaman.
Proses wawancara dibantu dengan alat perekam untuk memudahkan dan
memastikan agar data dan informasi yang diperoleh dapat dicatat secara
utuh. Selain itu wawancara mendalam juga akan dilakukan secara
terstruktur, dimana pewawancara dilengkapi dengan pedoman wawancara
yang baku sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan metode ini,
pewawancara dapat memiliki kebebasan dalam cara merumuskan dan
menggali lebih banyak informasi yang dibutuhkan, tanpa khawatir keluar
atau melebar dari tujuan penelitian (Wahyuni, 2015). Sehingga dapat
mengurangi bias jika wawancara dilakukan oleh lebih dari satu peneliti.
Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, wawancara mendalam dapat
dilakukan sebagai data awal, maupun pendalaman hasil kajian. Dengan demikian,
untuk dapat merumuskan kuesioner yang akan digunakan sebagai instrumen
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
38
pengukuran dalam survey mengenai manajemen pengelolaan pasar rakyat, berikut
(Tabel 3.1.) adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dipertimbangkan dalam
wawancara mendalam kepada informan kunci yang meliputi unsur yang terlibat
dalam pelaksanaan pasar rakyat yang menjadi target penelitian, diantaranya:
pedagang pasar, pengelola pasar, pemerintah daerah dan asosiasi pengelola pasar.
Tabel 3.2. Daftar Pertanyaan Kunci untuk Wawancara Mendalam
Konteks Daftar Pertanyaan
Umum 1. Dari seluruh prinsip pengelolaan pasar yang harus dimiliki dalam mengelola pasar (efisien, efektif, produktif, akuntabel), prinsip apa yang saat ini masih belum dimiliki atau oleh pengelola pasar?
2. Faktor apa yang paling menghambat pengelola pasar untuk dapat mengelola pasar dengan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, produktif dan akuntabel?
Efisiensi
1. Apakah sumber daya yang dimiliki pasar rakyat saat ini sudah digunakan secara terukur, terkendali, rasional dan wajar?
2. Faktor apa yang mempengaruhi pengelolaan pasar agar lebih efisien?
Efektifitas
1. Apakah pelaksanaan kegiatan operasional pasar rakyat sudah sesuai dengan tujuan pendirian pasar rakyat?
2. Faktor apa yang menjadi penghambat pelaksanaan kegiatan operasional pasar dapat dilakukan sesuai tujuan awalnya?
Produktif
1. Apakah saat ini pengelola pasar memiliki kemampuan untuk mengelola pasar sehingga pendapatan pedagang bisa meningkat?
2. Faktor apa yang harus dimiliki pengelola pasar agar dapat membantu peningkatan pendapatan pedagang?
Akuntabel
1. Apakah pengelola pasar saat ini sudah memiliki laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan pasar rakyat?
2. Apakah pengelola pasar saat ini memiliki kemampuan yang baik sehingga dapat menyajikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan pasar?
Metode pelatihan
1. Metode pelatihan yang bagaimana yang sesuai untuk pengelola pasar?
2. Berapa lama pelatihan yang efektif bagi pengelola pasar?
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
39
3.4.2. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi sasaran adalah sekumpulan data atau elemen yang memiliki
informasi yang dibutuhkan untuk dapat dianalisa dan ditarik kesimpulannya
(Malhotra, 2007). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah pasar rakyat yang
ada di seluruh Indonesia. Sampel adalah salah satu elemen yang terpilih dari suatu
populasi dengan karakteristik/ sifat dan ciri yang sama dengan populasinya. Pada
penelitian ini metode penarikan sampel yang digunakan adalah non-probability
sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling (Malhotra, 2007).
Teknik tersebut memudahkan peneliti untuk mengambil sampel secara
convenience, namun meningkatkan validitasnya dengan menambahkan
kriteria/syarat tertentu yang wajib dipenuhi oleh sampel terpilih.
Dengan demikian, maka pasar rakyat yang menjadi sampel dalam kajian
ini akan dipilih secara proporsional dengan menambahkan kriteria/syarat utama
yaitu pasar rakyat yang mendapatkan dana perbantuan revitalisasi pemerintah,
khususnya dana APBN Kementerian Perdagangan. Adapun kriteria/syarat
tambahan untuk memperkuat pemilihan sampel dalam kajian ini adalah sebagai
berikut:
1. Keterwakilan Wilayah, agar hasil kajian dapat mewakili seluruh kategori
wilayah Indonesia, maka pasar rakyat terpilih harus mewakili wilayah
Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
2. Kepemilikan dan pengelola pasar Rakyat yang terbagi atas:
a. Pasar Rakyat milik pemerintah daerah yang dikelola SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) seperti Dinas Perdagangan, Dinas
Pengelola Pasar, Dinas UMKM dan Koperasi, UPT Pasar dan Desa
Adat.
b. Pasar Rakyat milik BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang
dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD), Perseroan Terbatas (PT),
dan jenis lembaga lainnya.
3. Program Pendampingan (Pasar percontohan) dari Kementerian
Perdagangan. Pasar percontohan merupakan pasar rakyat yang ditetapkan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
40
dan direvitalisasi langsung oleh bantuan pemerintah pusat melalui
Kementerian Perdagangan. Pasar ini bisa dibangun baru ataupun pasar
yang ada dilakukan tambahan revitalisasi agar mencapai syarat syarat
menjadi pasar percontohan.
4. Kategori tambahan yang menjadi pertimbangan adalah terkait performa
manajemen pengelolaan pasar setelah mendapatkan anggaran revitalisasi
dari Kementerian Perdagangan. Kategori tambahan ini akan merujuk pada
hasil kajian sebelumnya sebagai sumber pengukuran. Pasar yang terpilih
akan mewakili pasar dengan kisah sukses ataupun yang tidak terlalu
sukses.
Berdasarkan syarat yang telah ditentukan maka pasar rakyat yang terpilih
sebagai sampel dalam kajian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Daftar Lokasi Kegiatan
No. Nama Pasar Lokasi Jenis Pengelolaan
1 Pasar Sepuluh Ulu Kota Palembang PD Pasar
2 Pasar Tanggul Kota Surakarta Dinas Pengelola Pasar
3 Pasar Oro Oro Dowo Kota Malang Dinas Pasar
4 Pasar Segiri Kota Samarinda Dinas Pengelola Pasar
5 Pasar Agung Kota Denpasar Desa Adat
6 Pasar Pabaeng-baeng Kota Makassar PD Pasar
Jumlah sampling yang diambil dalam kajian ini adalah sebesar 50
pedagang pasar di setiap pasarnya. Jumlah sampling ini sebagaimana yang
dijelaskan oleh Lind, Maechal, dan Wathen (2013) bahwa jumlah sampling
sebanyak 30 sudah memenuhi kaedah Central Limit Theorem. Central Limit
Theorem menjelaskan bahwa bahwa data akan terdistribusi secara normal apabila
jumlah sampel yang diambil setidaknya sebanyak 30 sampel. Sementara itu,
pengelola pasar yang diambil adalah sebanyak 5 di setiap pasarnya. Sebanyak
lima (5) pengelola pasar diambil sebagai sampel untuk dilakukan in depth
interview melakukan pendalaman terkait kebutuhan materi dari pengelola pasar .
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
41
3.4.3. Unit Analisis
Unit analisis adalah partisipan/responden yang menjadi bagian dari
sampel, dan atau objek dari kajian yang dilakukan. Dengan demikian, maka unit
analisis dalam kajian ini adalah pengelola pasar dengan informan kunci yang
meliputi unsur yang terlibat dalam pelaksanaan manajemen pasar rakyat,
diantaranya: pedagang pasar, pengelola pasar, pemerintah daerah, asosiasi
pengelola pasar dan stakeholder terkait. Pemilihan responden dapat dilakukan
dengan metode purposive sampling, dimana responden akan dipilih berdasarkan
kualitas bukan sekedar kuantitas.
42
BAB IV. Hasil Penelitian: Profil Pasar
4.1. Gambaran Umum Lokasi Pasar
Terdapat enam pasar yang dijadikan sebagai objek Kajian Manajemen
Pengelolaan Pasar Rakyat Tahun 2017, yaitu Pasar Agung Kota Denpasar, Pasar
Pa’baeng-baeng Kota Makassar, Pasar Segiri Kota Samarinda, Pasar Sepuluh Ulu
Kota Palembang, Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang, dan Pasar Tanggul Kota
Surakarta.
Pasar Agung terletak di Desa Adat Peninjoan Peguyangan Kangin,
Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Pasar ini merupakan
pasar umum yang dibangun pada tanggal 2 Januari 1997. Pasar Agung ini
berfungsi sebagai pasar penunjang. Lokasi Pasar Agung mudah dijangkau oleh
masyarakat sekitar karena jarak pasar dengan pemukiman hanya sejauh 0,1 km
dan jarak pasar dengan pasar lokal sekitar 0,01 km. Jarak Pasar Agung dengan
pasar lain yang terdekat hanya sejauh 2 km. Letak Pasar Agung dengan pusat
perbelanjaan berjarak 6 km dan sejauh 1 km dari Pasar Agung terdapat toko
modern. Jarak terdekat Pasar Agung dengan terminal bus sejauh 10 km, sementara
terhadap kantor pemerintahan berjarak sekitar 8 km. Di sekitar Pasar Agung
terdapat ruko dan perkantoran. Pasar Agung mudah diakses masyarakat karena
sarana jalan menuju pasar tersebut sudah baik. Jalan yang digunakan sebagai
sarana menuju Pasar Agung memiliki lebar 6 m2 dengan kualitas jalan beraspal.
Selain itu, terdapat tiga akses jalan yang dapat digunakan dalam menjangkau
Pasar Agung. Akan tetapi, tidak terdapat angkutan umum yang dapat digunakan
untuk menjangkau Pasar Agung, Bali. Jumlah perkiraan penduduk sekitar Pasar
Agung dalam radius 1 km sebanyak 10.000 orang. Jangkauan pembeli pasar
adalah desa dengan jumlah desa yang menggunakan pasar sebanyak 6
desa/kelurahan atau sekitar 60 banjar.
Pasar Pa’Baeng-Baeng berlokasi di Kelurahan Pa’ Baeng-Baeng,
Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan. Pasar Pa’ Baeng-Baeng
tergolong pasar umum yang memiliki fungsi sebagai pasar eceran. Pasar ini
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
43
mudah dijangkau karena sarana atau jalan untuk menjangkaunya sudah baik.
Kualitas jalan untuk menjangkau Pasar Pa’ Baeng-Baeng sudah beraspal dengan
lebar jalan sekitar 8 sampai 10 m. Selain itu, terdapat tiga akses jalan yang dapat
dipakai untuk menjangkaunya. Tersedia pula angkutan umum dengan bentuk
pemberhentian berupa shelter. Terdapat lima macam trayek angkutan umum untuk
menjangkau Pasar Pa’ Baeng-Baeng. Dari aspek kestrategisan, Pasar Pa’ Baeng-
Baeng hanya berjarak 1,2 km dari kantor pemerintahan. Sekitar 2 km dari pasar
ini juga terdapat terminal bus. Sementara jarak pasar terhadap pemukiman
penduduk hanya sekitar satu sampai lima meter. Sekitar satu sampai lima meter
dari pasar ini terdapat jalan lokal. Pasar Pa’ Baeng-Baeng juga dekat dengan pusat
perbelanjaan lainnya, seperti toko modern yang jaraknya hanya sekitar 500 meter,
pusat perbelanjaan sekitar satu km, dan pasar rakyat lain yang berjarak sekitar
lima km dari Pasar Pa’ Baeng-Baeng.
Pasar Segiri Samarinda berlokasi di Kelurahan Samarinda Ulu Kecamatan
Sidodadi, Kota Samarinda Propinsi Kalimantan Timur. Pasar Segiri merupakan
pasar rakyat yang diperuntukan sebagai pasar induk dan menjadi pasar rakyat
terbesar di Kota Samarinda. Pasar Segiri merupakan salat satu unit pasar yang
berada di bawah kendali Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Segiri
Samarinda Dinas Perdagangan Kota Samarinda yang menaungi 6 (enam) unit
pasar yakni: Pasar Segiri, Pasar Ijabah, Pasar Merdeka, Pasar Kedondong, Pasar
Bengkuriang dan Pasar Lok Bahu. Pasar Segiri berada di pusat Kota Samarinda
dan persis di tepian Sungai Mahakam yang menjadi urat nadi perekonomian
warga Samarinda sejak ratusan tahun silam. Bahkan pemukiman penduduk juga
berhimitan langsung dengan lokasi pasar di sisi tepian Sungai Mahakam. Karena
berada di pusat kota, maka pasar ini sangat mudah dijangkau dan banyak rute
angkutan umum yang melewati lokasi pasar ini. Selain itu, pasar hanya berjarak
sekitar 5 km dengan kantor Pemerintah Kota Samarinda, dan persis di depan pasar
ini juga tersedia toko modern.
Pasar Sepuluh Ulu berlokasi di Kelurahan 9/10 Ulu, Kecamatan Seberang
Ulu I, Palembang, Sumatera Selatan. Pasar 10 Ulu terletak di Desa 9/10 Ulu,
Kecamatan Seberang Ulu I (SU I), Kabupaten Palembang, Sumatera Selatan.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
44
Pasar 10 Ulu merupakan pasar umum yang berfungsi sebagai pasar penunjang..
Terdapat 200 pedagang pasar yang berjualan di Pasar 10 Ulu. Selain pedagang
pasar, terdapat pula pedagang kaki lima/temporer yang berjualan di pasar ini.
Jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di Pasar 10 Ulu sebanyak 10 orang.
Pasar 10 Ulu memiliki jangkauan pembeli tidak hanya dari lingkup desa,
melainkan lingkup kabupaten/kota. Pasar yang berada di Desa 9/10 Ulu ini tidak
memiliki petugas pemasaran. Disamping itu, sarana prasarana dan promosi yang
digunakan oleh pengelola pasar juga belum bervariasi, salah satunya adalah tidak
terdapatnya arena atau tempat hiburan di area lingkungan pasar. Pengelola Pasar
10 Ulu ikut mengatur dan menentukan sistem pemasaran guna menarik
pengunjung pasar. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menjual
produk unggulan di pasar tersebut. Pasar 10 Ulu mudah diakses oleh warga sekitar
karena kondisi jalan yang sudah diaspal dan tersedianya angkutan umum untuk
menuju pasar. Letak pasar dapat dikatakan strategis karena disekitar pasar
terdapat ruko dan perkantoran.
Pasar Oro-oro Dowo berlokasi di Kecamatan Klojen, Kelurahan Oro-oro
Dowo, Kota Malang. Pasar Oro-oro Dowo termasuk jenis pasar umum yang
berfungsi sebagai pasar eceran. Pada tahun 2015, pasar ini mendapat dana bantuan
revitalisasi pasar dari Kementerian Perdagangan sebesar 7 miliar rupiah. Sejak
saat itu, fisik pasar sedikit mengalami perubahan, dan fasilitas umum mulai
bertambah. Berada di area pemukiman penduduk, membuat Pasar Oro-oro Dowo
mudah diakses karena kondisi jalan baik dan kualitas jalan yang sudah diaspal.
Pasar Oro-oro Dowo berjarak kurang lebih 3 Km dari pasar rakyat dan pusat
perbelanjaan lain. Terdapat lima jalan yang dapat digunakan untuk mengakses
Pasar Oro-oro Dowo, yaitu jalan guntur, muria, merbabu, kunir, dan BS Priadi.
Terkait sarana transportasi untuk mengakses Pasar Rakyat Tanggul, tersedia 3
trayek angkutan umum yang dapat digunakan, diantaranya GL, ADL, dan GDL.
Pasar Rakyat Tanggul, Surakarta berlokasi di Desa Sewu, Kecamatan
Jebres, Surakarta, Jawa Tengah. Pasar Rakyat Tanggul termasuk jenis pasar
umum yang berfungsi sebagai pasar penunjang. Pasar ini dibangun pada tahun
1941, direvitalisasi pada bulan Maret tahun 2014 dan diresmikan pada tanggal 1
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
45
Juni 2015. Pasar Rakyat Tanggul berlokasi di Kota Surakarta, kota yang memiliki
luas wilayah 4.404,0593 Ha dengan total jumlah penduduk pada tahun 2017
sebanyak 545.338 jiwa dan kepadatan penduduk rata-rata sebesar 12.000 jiwa per
km2. Pasar ini lokasinya hanya sekitar 0,5 km dari kantor pemerintahan. Selain
itu, terdapat pula pasar lain yang jaraknya hanya sekitar 1,5 km dari Pasar Rakyat
Tanggul. Pasar Rakyat Tanggul juga dekat dengan pusat perbelanjaan, yaitu
sejauh 1 km. Sementara toko modern yang terdekat berjarak sekitar 0,1 km. Pasar
Rakyat Tanggul mudah dijangkau karena lokasinya dekat dengan stasiun kereta
api yang hanya berjarak 2 km dan terminal bus terdekat berjarak sekitar 2,5 km.
Sementara kantor bank terdekat hanya berjarak sebesar 100 m. Di sekitar pasar
tidak terdapat ruko dan perkantoran. Pasar Rakyat Tanggul mudah diakses karena
kondisi jalan baik dengan lebar jalan 8 m dan kualitas jalan yang sudah diaspal.
Selain itu, terdapat dua jalan yang dapat digunakan untuk mengakses Pasar
Rakyat Tanggul. Terkait sarana transportasi untuk mengakses Pasar Rakyat
Tanggul, tersedia angkutan umum dan taksi yang dapat digunakan.
4.2. Profil Pasar
4.2.1. Status Kepemilikan Pasar (BUMD, Pemerintah, Desa)
Ke-enam pasar yang menjadi objek Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar
Rakyat Tahun 2017 merupakan representasi dari kepemilikan pasar oleh
Pemerintah, BUMD, dan Desa Adat. Pasar Segiri, Pasar Oro-oro Dowo, dan Pasar
Tanggul adalah pasar yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah melalui Dinas
Perdagangan, dalam bentuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pola
pengelolaan pasar diatur oleh pemerintah kab/kota. Status kepemilikan lahan
pasar adalah hak pakai dengan pemegang hak sertifikat tanah adalah pemerintah
kab/kota.
Dua pasar selanjutnya yaitu Pasar Pa’baeng-baeng, dan Pasar Sepuluh Ulu,
adalah pasar yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu PD
Makassar Raya dan PD Pasar Palembang Jaya. Pola pengelolaan dalam bentuk
BUMD ini diatur oleh pemerintah kab/kota. Selain itu, status kepemilikan lahan
pasar ini berupa hak pengolahan dengan pemegang hak atas sertifikat tanah ada
pada Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
46
Terakhir adalah Pasar Agung Kota Denpasar yang merupakan contoh
pasar yang dimiliki oleh desa adat. Bentuk badan usaha yang ada di Pasar Agung
adalah pasar desa yang dikelola oleh Desa Pakraman Peninjoan sebagai instansi
induk pengelolanya. Desa Agung dikelola oleh masyarakat desa dan masyarakat
adat dari Desa Adat Peninjoan Pegungah Kangin, Denpasar. Status kepemilikan
lahan pasar dari Pasar Agung adalah hak pengelolaan dan pemegang hak sertifikat
tanah adalah desa adat.
4.2.2. Infrastruktur Pasar
Pasar Agung dibangun di atas tanah seluas 8.390 m2 dengan luas bangunan
pasar sebesar 3.375,44 m2. Lebar koridor utama yang tersedia sebesar 3.295 m2
dan luas pertamanan sebesar 821 m2. Terdapat sebanyak 85 lapak (24%) yang
tersedia di Pasar Agung, 175 los (50%), dan 93 kios (26%) dengan ukuran kios 12
m2 dan lebar lorong sebesar 3 m2. Selain itu, Pasar Agung juga menyediakan area
pedagang kaki lima di dalam pasar dengan ukuran 2000 m2. Kepemilikan atas
kios, los, dan lapak adalah hak guna usaha. Kios yang tersedia di Pasar Agung
disewakan dengan biaya tertinggi seharga Rp1.500.000 per tahun dan biaya
terendah seharga Rp2.325.000 per tahun. Sementara los disewakan dengan harga
Rp400.000 per tahun dan lapak dengan harga tertinggi Rp110.000 per tahun dan
harga terendah Rp150.000 per tahun. Periode pembayaran sewa kios, los, dan
lapak minimal satu tahun sekali dengan jangka waktu satu tahun. Luas area
pedagang kaki lima yang tersedia di dalam area pasar sebesar 2000 m2.
Sementara luas kantor pengelola Pasar Agung sebesar 190 m2. Pasar Agung
dibangun sesuai dengan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah). Terdapat
sebanyak 351 orang pedagang pasar (81%) dan sebanyak 80 pedagang (19%)
yang tergolong pedagang kaki lima atau pedagang temporer. Pasar ini beroperasi
setiap hari, yaitu Senin sampai Minggu dengan waktu operasional dari pukul
02.00 sampai 01.00 WITA. Sementara waktu sibuk pasar dalam satu hari adalah
pukul 04.00 sampai 09.00 WITA.
Selanjutnya adalah Pasar Pa’Baeng-Baeng. Pasar yang berada di Makassar
ini dibangun di atas tanah seluas 21.600 m2 dengan luas bangunan sebesar
4.308,77 m2. Pasar Pa’ Baeng-Baeng memiliki lapak sejumlah 349 unit (47%)
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
47
dengan luas 1x2 m2 sampai 2x2 m2 dan lebar lorong 1,5 m, los sebanyak 356 unit
(48%) yang ukurannya 2x2 m2 dan lebar lorong 120 m, dan kios sebanyak 33 unit
(5%) dengan ukuran 4x4 m2 dan lebar lorong 120 m. Pasar Pa’ Baeng-Baeng juga
menyediakan area pedagang kaki lima dengan luas 4x50 m2. Terdapat pula kantor
pengelola pasar dengan luas 6x8 m2. Pedagang pasar yang berjualan di Pasar Pa’
Baeng-Baeng berjumlah 389 orang (53%) dan terdapat 349 orang (47%) yang
tergolong pedagang kaki lima atau pedagang temporer. Pasar ini beroperasi setiap
hari dengan waktu operasionalnya pukul 04.00 sampai dengan 19.00 WITA.
Sementara dari waktu operasional tersebut, waktu sibuk pasar adalah pukul 04.00
sampai dengan 10.00 WITA. Harga sewa kios seharga Rp50.000 per bulan dan los
sebesar Rp20.000 per bulan.
Pasar Segiri Samarinda berdiri di atas lahan sekitar 4 hektare dengan
proporsi area dagang yakni: (1) ruko/toko sebanyak 149 unit; (2) kios/petak/los
sebanyak 683 unit, terbagi atas 607 unit aktif dan 76 unit tidak aktif; (3) PKL
sebanyak 574 pedagang, terbagi atas 550 pedagang aktif dan 24 pedagang tidak
aktif. Total jumlah unit area dagang adalah sebanyak 1.406 unit. Kepemilikan atas
unit dagang di pasar ini adalah hak guna usaha. Sumber pendapatan Pasar Segiri
berasal dari retribusi bulanan, retribusi harian, retribusi parkir, promosi dan jasa
sewa fasilitas mandi, cuci dan kakus. Merujuk pada Peraturan Daerah Kota
Samarinda Nomor 2 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, disebutkan bahwa Pasar
Segiri termasuk dalam klasifikasi Pasar Kelas A 1 dengan besaran tarif retribusi
pelayanan pasar sebagai berikut:
Table 4.1. Tarif Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Segiri Samarinda
No Jenis Fasilitas Tarif per m2 (rupiah) Keterangan Lantai I (dasar)
Lantai II
Lantai III
1 Ruko dan Toko 150 125 100 Per hari/ m2 2 Kios/petak/los 3.000 3.000 2.000 Per hari
(max 1,5 m x 2 m) 3 Emperan/PKL 2.000 2.000 1.500 Per hari
(max 1 m x 1,5 m)
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
48
Merujuk pada ketentuan tarif retribusi tersebut, dan potensi jumlah
pedagang menyewa unit dagang, maka total pendapatan Pasar Segiri selama kurun
waktu tahun 2016 adalah sebesar Rp 1.106.459.000.
Pasar Sepuluh Ulu memiliki luas bangunan sebesar 2.160 m2 dengan
komposisi area dagang terdiri atas lapak sebanyak 86 lapak (20%) dan los
sebanyak 336 los (80%). Kepemilikan los, kios, dan lapak adalah hak guna usaha
dengan biaya sewa yang belum serah terima. Hal ini terjadi karena Pasar Sepuluh
Ulu merupakan pasar yang tergolong masih baru. Pasar ini memiliki komposisi
pedagang tetap sebanyak 200 pedagang (95%) dan 10 pedagang temporer (5%).
Pasar ini beroperasi setiap hari, yaitu Senin sampai Minggu dengan waktu
operasional dalam satu hari dimulai dari 05.00 WIB sampai dengan pukul 17.00
WIB.
Pasar Oro-oro Dowo dibangun di atas lahan seluas 3.407 m2 dengan luas
bangunan sebesar 3.407 m2. Lebar koridor utama pasar sebesar 2 m2 dan luas
kantor pengelols sebesar 30 m2. Pasar Oro-oro Dowo, telah sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah. Pasar beroperasi selama tujuh hari dengan waktu operasional
per hari pukul 06.00 sampai dengan 17.00 WIB. Sementara waktu sibuk pasar per
hari pada pukul 06.00 sampai dengan 12.00 WIB. Pasar Oro-oro Dowo memiliki
los sebanyak 169 unit dengan luas 1,5 x 1,74 m2, dan kios sebanyak 83 unit
dengan luas 3 x 3 m2 dan 3 x 4 m2. Harga sewa yang ditawarkan untuk los
Rp.2.000.000,- per m2 sampai dengan Rp.3.000.000,- per m2 per tahun.
Sedangkan untuk kios seharga Rp.10.000.000,- per m2 sampai dengan
Rp.12.000.000,- per m2 per tahun. Dengan jumlah kepemilikan los dan kios
tersebut, tercatat 180 pedagang yang terdaftar sebagai pedagang tetap di Pasar
Oro-oro Dowo.
Terakhir adalah Pasar Tanggul, Surakarta. Pasar ini dibangun di atas tanah
seluas 2.400 m2 dengan luas bangunan sebesar 3.400 m2. Lebar koridor utama
pasar sebesar 2 m2 dan luas kantor pengelols sebesar 16 m2. Pasar Rakyat
Tanggul, Surakarta telah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Pasar
beroperasi selama tujuh hari dengan waktu operasional per hari pukul 04.00
sampai dengan 18.00 WIB. Sementara waktu sibuk pasar per hari pada pukul
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
49
06.00 sampai dengan 10.00 WIB. Pasar Rakyat Tanggul memiliki kios sebanyak
45 unit (17%) dengan ukuran 12 m2 dan los sebanyak 223 unit (83%) dengan
ukuran 3 m2. Harga sewa yang ditawarkan untuk kios seharga Rp2.900.000 per m2
dan los seharga Rp1.800.000 per m2. Pasar Tanggul memiliki komposisi pedagang
tetap sebanyak 356 orang.
4.2.3. Fasilitas Umum dan Sosial
Pasar Agung memiliki fasilitas umum dan sosial yang terdiri atas lahan
parkir, area bongkar muat, area hijau, area ibadah, area kuliner, area MCK dan
pos pelayanan kesehatan serta P3K. Luas lahan parkir yang tersedia di Pasar
Agung sebesar 3.295 m2 dengan adanya sistem pengelompokan kendaraan. Lahan
parkir yang tersedia tersebut mampu menampung sekitar 25 mobil dan 250 motor.
Di lahan parkir tersebut juga disediakan area bongkar muat barang dengan luas
area bongkar muat sebesar 500 m2. Selain itu, Pasar Agung juga menyediakan
area penghijauan sebesar 821 m2. Tersedia pula tempat ibadah dengan luas 200 m2
dan toilet umum seluas 16 m2. Fasilitas lainnya yang tersedia di Pasar Agung, Bali
adalah fasilitas MCK, tempat makan atau pujasera yang memadai pos pelayanan
kesehatan dan P3K. Adapun fasilitas umum dan sosial yang tidak dimiliki oleh
Pasar Agung adalah tempat bermain atau penitipan anak, dan gudang pasar.
Pasang Pa’baeng-baeng memiliki fasilitas umum dan sosial diantaranya:
lahan parkir seluas 4x30 m2. Pada area lahan parkir tersebut terdapat area bongkar
muat dengan luas 10x20 m2. Terdapat sistem pengelompokkan kendaraan pada
area parkir dengan daya tampung 20 unit mobil dengan ukuran lahan 50x4 m2 dan
60-100 unit motor. Pada Pasar Pa’ Baeng-Baeng juga tersedia area penghijauan
dengan luas lahan 3x2 m2, toilet umum dengan luas 4x2 m2, tempat ibadah dengan
luas 4x5 m2, pos keamanan dengan luas 1x2 m2, dan area pedagang kaki lima di
dalam area pasar dengan luas 2000 m2. Tersedia pula warung makan atau pujasera
yang memadai di Pasar Pa’ Baeng-Baeng.
Pasang Segiri memiliki fasilitas umum dan sosial diantaranya: lahan parkir
seluas 800 m2. Pada area lahan parkir tersebut terdapat area bongkar muat dengan
luas 10x20 m2. Jumlah armada bongkat buat adalah sebanyak 20 unit gerobak.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
50
Tersedia juga fasilitas gudang sebanyak 6 (enam) unit gudang dengan luas rata-
rata 4x8 m2. Terdapat sistem pengelompokkan kendaraan pada area parkir dengan
daya tampung 30 unit mobil dengan ukuran lahan 50x4 m2 dan 60-100 unit motor.
Pada Pasar Segiri juga tersedia area penghijauan dengan luas lahan 5x4 m2, toilet
umum dengan luas 4x2 m2, tempat ibadah dengan luas 4x5 m2, dan pos keamanan
dengan luas 4x5 m2. Tersedia pula warung makan atau pujasera di Pasar Segiri.
Pasar Sepuluh Ulu memiliki fasilitas umum dan sosial diantaranya: lahan
parkir yang memadai namun sistem yang diterapkan dalam kegiatan parkir di
pasar ini belum dapat dikatakan baik karena pihak pengelola pasar belum
menerapkan pola pengelompokan kendaraan di lahan parkir. Lahan parkir tersebut
mampu menampung mobil sekitar 10 unit dengan luas lahan diperkirakan 1000
m2. Selain lahan parkir, Pasar Sepuluh Ulu juga memiliki beberapa warung makan
atau pujasera yang biasa dikunjungi oleh pedagang dan para pengunjung pasar,
tetapi kondisi warung makan tersebut masih kurang memadai. Fasilitas umum
yang tersedia di Pasar Sepuluh Ulu memang belum banyak, bahkan tenpat
bermain dan penitipan anak pun tidak tersedia di pasar ini. Selain tidak
tersedianya tempat penitipan anak, di Pasar Sepuluh Ulu juga tidak tersedia pos
pelayanan kesehatan dan P3K.
Pasar Oro-oro Dowo memiliki fasilitas umum dan sosial diantaranya:
menyediakan lahan parkir seluas 25 m2 dan menerapkan sistem pengelompokan
kendaraan di lahan parkir. Lahan parkir tersebut memiliki daya tampung sebanyak
kurang lebih 40 unit mobil, dan 30 unit motor. Pasar Oro-oro Dowo memiliki area
bogkar muat seluas 25 m2, area penghijauan dengan luas area sebesar 25 m2, dan
tempat pembuangan sementara seluas 6 m2. Fasilitas lainnya yang disediakan oleh
Pasar Oro-oro Dowo meliputi: toilet umum seluas 6 m2, dan tempat ibadah seluas
24 m2.
Pasar Tanggul memiliki fasilitas umum dan sosial diantaranya:
menyediakan lahan parkir seluas 390 m2 dan menerapkan sistem pengelompokan
kendaraan di lahan parkir. Lahan parkir tersebut memiliki daya tampung sebanyak
7 unit mobil dengan ukuran lahan 80 m2, 200 unit motor dengan ukuran lahan
seluas 160 m2, dan becak sebanyak 8 unit dengan ukuran lahan 20 m2. Pasar
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
51
Rakyat Tanggul memiliki area penghijauan dengan luas area sebesar 100 m2.
Fasilitas lainnya yang disediakan oleh Pasar Rakyat Tanggul meliputi:toilet umum
seluas 32 m2, tempat ibadah seluas 12 m2, warung makan yang memadai, tempat
penitipan anak/bermain yang memadai, dan pos pelayanan kesehatan dan P3K.
4.2.4. Aspek K3 (Kebersihan, Ketertiban, dan Keamanan)
Aspek kebersihan, ketertiban, dan keamanan pasar di Pasar Agung
dikelola sendiri oleh pasar adat. Terkait aspek kebersihan pasar, Pasar Agung
menyediakan tempat pembuangan sementara seluas 200 m2. Petugas kebersihan
membersihkan Pasar Agung sebanyak 3 kali sehari dengan jumlah petugas
kebersihan sebanyak sebelas orang. Sampah pasar dari TPS ke TPA dilakukan
pengangkutan berdasarkan swadaya sendiri. Sampah diangkut dari TPS ke TPA
sebanyak dua kali dalam sehari, sementara jarak TPA terdekat adalah 20 km.
Pasar Agung telah memiliki alat pengolah limbah padat. Terdapat pemisahan
sampah organik dan nonorganik dalam mekanisme kerja pengolahan limbah
padat. Selain itu juga tersedia mesin pencacah sampah. Pasar Agung juga
memiliki alat pengolah limbah cair. Mekanisme kerja pengolahan limbah cair
dilakukan dengan Ipal. Sementara terkait keamanan pasar, tersedia pos keamanan
pasar seluas 6 m2 dan terdapat sebanyak 8 orang petugas keamanan yang bertugas.
Sistem ketertiban dan keamanan pasar telah diatur, seperti tidak diperbolehkan
ada pedagang sementara yang berada di luar bangunan pasar. Selain itu juga
terdapat peraturan yang mengatur ketertiban dan keamanan Pasar Agung. Dampak
adanya usaha dalam mewujudkan ketertiban dan keamanan pasar adalah tidak
pernah terjadi kerusuhan di Pasar Agung. Pasar Agung menerapkan standar
ukuran, timbangan, dan takaran dengan frekuensi peneraan satu kali dalam satu
tahun. Peneraan dilakukan oleh Deperindag Kota dan dilakukan di kantor pasar.
Alat yang digunakan untuk melakukan peneraan dianggap cukup memadai.
Aktivitas ini penting supaya alat dapat bekerja dengan baik.
Pasar Pa’baeng-baeng pada dasarnya telah memiliki ketentuan terkait
kebersihan, ketertiban, dan keamanan. Pasar Pa’ Baeng-Baeng memiliki panduan
kerja terkait pemeliharaan sarana dan prasarana. Akan tetapi, di Pasar Pa’ Baeng-
Baeng belum tersedia tempat pembuangan sementara yang permanen. Tempat
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
52
pembuangan sampah sementara masih berupa karung. Meskipun demikian, Pasar
Pa’ Baeng-Baeng menyediakan petugas kebersihan yang bertugas membersihkan
sampah pasar satu kali dalam sehari atau terkadang dua kali apabila sedang
melaksanakan kerja bakti. Jumlah petugas kebersihan yang tersedia sebanyak 6
orang, tetapi jumlah ini dirasa belum mencukupi karena menurut pengelola,
jumlah petugas kebersihan yang ideal sebanyak 10 orang. Sampah dipindahkan
dari TPS ke TPA sebanyak satu kali dalam sehari. Sementara jarak TPA terdekat
dari Pasar Pa’ Baeng-Baeng sejauh 10 km. Pasar Pa’ Baeng-Baeng belum
memiliki alat pengolah limbah padat. Mekanisme kerja pengolahan limbah padat
yang diterapkan sampai saat ini berupa pemisahan sampah organik dan
nonorganik. Pasar ini juga belum memiliki alat pengolah limbah cair. Hal yang
dilakukan dalam menangani permasalahan limbah cair pasar adalah dengan
mengolah sampah organik melalui sistem komposter aerob. Terkait menjaga
ketertiban dan keamanan pasar, pedagang kaki lima atau pedagang sementara
tidak diperbolehkan berada di luar pasar. Pasar Pa’ Baeng-Baeng juga sudah
menyediakan petugas keamanan sebanyak 6 orang. Namun, menurut pengelola
pasar jumlah yang ideal sebanyak 8 orang. Rata-rata kerusuhan terjadi di pasar
sekitar satu per bulan, tetapi terkadang tidak terdapat laporan kerusuhan selama
sekitar dua sampai tiga bulan. Pasar Pa’ Baeng-Baeng juga rutin melakukan
peneraan dengan frekuensi sebanyak satu kali per tahun. Proses peneraan tersebut
dilakukan oleh pihak luar pasar, yaitu badan metrologi. Menurut pengelola pasar,
adanya peneraan penting untuk menjaga kejujuran pedagang.
Penanganan aspek kebersihan di Pasar Segiri belum ditangani secara
mandiri oleh Dinas Perdagangan, tetapi masih melakukan koordinasi kerja dengan
Dinas Kebersihan. Khusus untuk UPTD Pasar Segiri, tersedia 6 (enam) unit
kendaraan pengangkut sampah yang beroperasi dua kali di siang dan malam untuk
mengangkut sampah. Jumlah tenaga kebersihan yang aktif bekerja di bidang
kebersihan, terutama penanganan limbah Pasar Segiri sebanyak 42 orang. Mereka
terbagi untuk bekerja dalam dua shift. Untuk shift malam, mereka bekerja mulai
pukul 19.00 WITA untuk mengumpulkan sampah yang akan dikumpulkan di
tempat pembuangan sementara (TPS) maksimal pada pukul 07.00 WITA.
Selanjutnya, di pagi hari sampah yang sudah terkumpul di TPS tersebut akan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
53
diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Untuk shift siang, mereka bekerja
untuk mengumpulkan sampah pada pukul 12.00 – 14.00 WITA dan langsung
mengirimkan sampah ke TPA.
Penanganan sampah atau limbah di Pasar Segiri masih belum memisahkan
antara limbah organik dan an-organik. Kepala Pasar Segiri sejatinya berkeinginan
untuk memiliki mesin pengolah kompos sendiri. Pertimbangannya agar tidak
seluruh sampah dikirimkan ke TPS/TPA tetapi sebagian bisa didaur ulang dan
digunakan kembali oleh pemangku kepentingan di Pasar Segiri. Hingga saat ini
keinginan tersebut belum terwujud karena keterbatasan lahan dan anggaran.
Perihal pola atau sistem penanganan keamanan di Pasar Segiri juga terbagi dalam
dua shift atau tim kerja, yakni siang dan malam. Latar belakang Kepala Pasar
Segiri yang berasal dari Militer (TNI) memunculkan kesan bahwa strategi
penciptaan ketertiban dan kestabilan keamanan di pasar ini memang menjadi
target Pemerintah Kota Samarinda. Sebelum kehadiran Kepala Pasar yang
sekarang menjabat, kondisi keamanan Pasar Segiri memang sangat rawan dan
kerap kali menjadi lokasi tindak kriminalitas, terutama peredaran dan
penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba). Tetapi kondisi
rawan tersebut berang-angsur hilang seiring kehadiran Kepala Pasar Segiri yang
sekarang bertugas karena beliau intensif melakukan koordinasi dengan lembaga
penegak hukum terutama Kepolisian RI dan Badan Narkotika Nasional (BNN)
dan melakukan upaya penindakan hukum secara bersama-sama terhadap para
pelanggar hukum di Pasar Segiri. Penciptaan kondisi aman dan tertib di pasar
rakyat memang tidak bisa serta merta hanya menjadi tanggung jawab pengelola
pasar (kepala pasar) tetapi juga harus melibatkan peran serta aktif pemangku
kepentingan lain terutama lembaga penegak hukum.
Pasar Sepuluh Ulu memiliki petugas kebersihan sebanyak 7 orang. Pasar
ini menerapkan sistem kebersihan dengan cara mengangkut sampah sehari sekali
dari TPS (Tempat Pembuangan Sementara) ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Sistem ini diterapkan agar kebersihan pasar dapat terjaga. Proses pengangkutan
sampah dari TPS ke TPA dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kabupaten
Palembang. Jarak TPS dengan TPA terdekat sekitar 10 km. Selain pengangkutan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
54
sampah dari TPS ke TPA, Pasar Sepuluh Ulu juga memiliki alat pengolah limbah
padat. Mekanisme kerja pengolahan limbah padat yang diterapkan oleh Pasar
Sepuluh Ulu berupa adanya pemisahan antara sampah organik dan sampah non
organik. Tujuan dari pemisahan sampah ini adalah memungkinkan adanya daur
ulang, baik terhadap sampah organik maupun sampah non organik. Berbeda
dengan limbah padat dimana Pasar 10 Ulu memiliki alat pengolah limbahnya,
untuk limbah cair pasar ini tidak memiliki alat pengolah limbahnya. Mekanisme
kerja pengolahan limbah cair yang diterapkan di pasar ini berupa adanya
penampungan sementara terhadap limbah cair. Untuk menangani masalah yang
muncul terkait sampah dan limbah cair, Pasar Sepuluh Ulu bekerja sama dengan
pihak ketiga untuk pengelolaan limbanya. Terkait keamanan dan ketertiban di
Pasar 10 Ulu, pihak pengelola pasar tidak memperbolehkan pedagang sementara
untuk beroperasi di luar bangunan pasar. Terdapat peraturan yang mengatur
ketertiban dan keamanan di Pasar Sepuluh Ulu. Selain peraturan, Pasar Sepuluh
Ulu juga memiliki petugas keamanan sebanyak 8 orang yang bertugas menjaga
keamanan dan ketertiban di pasar ini. Dampak nyata dari adanya peraturan yang
mengatur keamanan dan ketertiban serta adanya petugas keamanan tidak
terjadinya kerusuhan di Pasar Sepuluh Ulu.
Penerapan aspek pelaksanaan K3 di Pasar Oro-oro Dowo adalah sebagai
berikut. Kebersihan di Pasar Oro-oro Dowo ditangani oleh petugas pasar secara
bergantian. Kepala pasar menerapkan sistem kebersihan seperti di Mal, yaitu
petugas setiap saat siaga dengan alat kebersihan mulai saat pedagang bersiap-siap
berdagang dipagi hari, sampai dengan pedagang berkemas untuk pulang dan tutup
disore harinya. Untuk aspek keamanan, Pasar Oro-oro Dowo melibatkan
paguyuban pedagang. Hal ini dilakukan untuk memunculkan rasa saling memiliki.
Dengan terlibatnya pedagang dalam sistem pengamanan, secara otomatis setiap
pedagang menjadi satuan pengamanan. Untuk menunjang sistem keamanan pasar,
pengelola tetap menyediakan fasilitas APAR dan Hidran yang dikontrol setiap 3
bulan dan diganti per tahunnya. Pengelola pasar juga melakukan pelatihan
penggunaan APAR secara rutin, dan beberapa kali melakukan sosialisasi
penanggulangan kebakaran. Sedangkan untuk aspek ketertiban, pengelola pasar
melakukan penertiban khususnya untuk PKL yang berada di bibir pasar. Selain
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
55
itu, untuk kenyamanan pedagang, maka pengelola pasar juga menyediakan alat
timbang ulang untuk menjaga ketertiban ukur.
Pada Pasar Rakyat Tanggul, petugas kebersihan membersihkan sampah
tergantung pada kebutuhannya dan tetap sesuai dengan motto yang ditekankan di
Pasar Rakyat Tanggul, yaitu “Bersih Setiap Saat”. Jumlah petugas kebersihan
yang ada sebanyak 5 orang. Sistem pengangkutan sampah dari TPS ke TPA yang
diterapkan di Pasar Rakyat Tanggul dilakukan sendiri oleh pihak pasar dan Dinas
Perdagangan. Sampah diangkut setiap harinya sekali dari TPS ke TPA dengan
jarak TPA terdekat sejauh 3 km. Pasar Rakyat Tanggul telah memiliki alat
pengolah limbah padat dan menerapkan mekanisme pemisahan sampah organik
dan nonorganik dan komposter. Pasar Rakyat Tanggul juga telah memiliki alat
pengolah limbah cair sederhana, yaitu menggunakan bak/kolam kontrol. Terkait
aspek ketertiban dan keamanan, di Pasar Rakyat Tanggul tidak terdapat pedagang
sementara yang diperbolehkan berada di luar bangunan pasar. Selain itu, Pasar
Rakyat Tanggul juga memiliki peraturan berlaku terkait keamanan dan ketertiban.
Sampai saat ini terdapat 3 orang petugas keamanan yang ada. Akan tetapi, jumlah
petugas keamanan yang dianggap ideal berjumlah 6 orang. Sampai saat ini tidak
ada kerusuhan yang terjadi di Pasar Rakyat Tanggul. Pasar Rakyat Tanggul juga
menerapkan standar ukuran, timbangan, dan takaran. Frekuensi pelaksanaan
peneraan sebanyak satu kali per tahun yang dilakukan oleh pihak pengelola pasar,
yaitu bidang metrologi. Aktivitas ini dilakukan di Bidang Peneraan, Dinas
Perdagangan. Adanya peneraan penting dilakukan supaya alat dapat bekerja
dengan baik. Selain itu, dengan adanya peneraan pedagang bisa jujur dalam
berdagang sehingga pembeli percaya dan bisa berlangganan.
4.2.5. Peraturan Pengelolaan Pasar (SOP)
Dalam prakteknya Pasar Agung tidak mengacu pada SOP tertentu,
melainkan membuat sendiri job description atau deskripsi kerja yang mengatur
diantaranya tugas kepala pasar, tugas sekretaris pasar, tugas bendahara, tugas
satpam, tugas juru parkir, juru tagih, juru sapu, listrik, dan tugas pengawas.
Meskipun demikian, hampir seluruh pedagang di Pasar Agung setuju bahwa
jobdesc tersebut sudah dijalankan dengan baik.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
56
Tabel 4.4. Uraian Fungsi dan Tugas Pasar Agung
Petugas Pasar Fungsi dan Tugas
Kepala Pasar 1. Mengadakan hubungan / pendekatan kepada Instansi
Pemerintah dalam rangka pembinaan administrasi
usaha maupun pembukuan.
2. Melakukan koordinasi dan pengawasan secara umum
dalam pelaksanaan Policy Pasar
3. Menetapkan dan merumuskan usulan rencana kerja
jangka pendek, menengah dan jangka panjang melalui
kesepakatan bersama pengurus lainnya dalam forum
RAT (Rapat Akhir Tahun).
4. Mengkoordinir dan mempersiapkan Rencana
Anggaran dan Belanja Pasar yang akan diajukan /
disahkan dalam RAT.
5. Bertanggung jawab memberikan penjelasan tentang
Rencana dan Realisasi Program Kerja (RABK) pada
RAT.
6. Menampung dan menjebatani informasi serta
menginvertaarisir permasalahan yang menghambat
pasar.
7. Mengadakan hubungan pendekatan kepada pihak
swasta dalam rangka kerja sama antara Pasar dan
Swasta.
8. Memberi petunjuk pelaksana tugas kepada karyawan
pada masing-masing bagian.
Sekretaris Pasar 1. Menerima dan menindak lanjuti surat-surat masuk dan
keluar.
2. Mengadakan pengawasan atas arsip-arsip dan surat-
surat penting.
3. Memelihara, menyimpan dan memanfaatkan buku-
buku perlengkapan Pasar secara baik dan efektif.
4. Mengatur jadwal rapat-rapat yang menyangkut rapat
rutin dan rapat tahunan, mempersiapkan tempat dan
sarana yang diperlukan.
5. Membantu Kepala Pasar mempersiapkan penyusunan
Rencana Kerja yang bersifat ekstern yang akan
diajukan dalam rapat-rapat pembahasan.
6. Melaksanakan perjanjian-perjanjian dengan pihak luar
dimana harus mendapat persetujuan Kepala Pasar yang
diketahui oleh Bendesa Adat.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
57
Tabel 4.4. Uraian Fungsi dan Tugas Pasar Agung
Petugas Pasar Fungsi dan Tugas
7. Mengadakan penyuluhan dan bimbingan kepada
karyawan, pedagang, menerima saran dan informasi
dari karyawan, pedagang, pengawas dan masyarakat
Desa Peninjoan.
8. Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan peran aktif
karyawan dan pedagang maka sekretaris
mengkoordinir pelaksanaan pembinaan kepada
karyawan, pedagang untuk perencanaan
pengembangan dan perolehan pendapatan pasar.
9. Melaporkan kegiatan sesuai dengan tugas-tugas
dimaksud dalam rapat Pengurus Pasar dan Desa Adat.
10. Meneliti perlengkapan dan kebenaran bukti-bukti
pembukuan dan melaksanakan pembukuan sesuai
dengan prosedur dan sistem yang telah ada /
ditetapkan berdasarkan bukti-bukti pembukuan yang
lengkap dan sah.
11. Menyimpan dan memelihara dokumen dan bukti-bukti
pembukuan secara teratur sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
12. Menyiapkan data-data keuangan berupa laporan neraca
dan perhitungan hasil usaha, lengkap dengan
penjelasannya serta lampiran yang dibutuhkan.
Bendahara 1. Melakukan pengawasan langsung secara rutin dalam
bidang keuangan pasar.
2. Melakukan pengawasan dan pengamanan milik Pasar
baik harta bergerak maupun tak bergerak.
3. Berperan aktif atas pengawasan serta penagihan
piutang pasar, baik piutang pasar yang belum waktu
maupun yang lewat waktu jatuh tempo.
4. Memberikan arah sasaran yang tepat serta pencairan /
penggunaan dana-dana Pasar sesuai program.
5. Mengambil langkah-langkah pengawasan
kebijaksanaan dalam penggalian sumber-sumber dana.
6. Melaksanakan / mengesahkan transaksi / pengeluaran
kas.
7. Menyiapkan bukti yang lengkap sehubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran uang Kas sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
58
Tabel 4.4. Uraian Fungsi dan Tugas Pasar Agung
Petugas Pasar Fungsi dan Tugas
8. Menerima, menyiapkan uang serta melaksanakan
administrasi Kas yang tepat waktu.
9. Melaksanakan pembayaran atas perintah / persetujuan
pengurus sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati mengenai pelaksanaan sistem pengendalian
intern (SPI).
10. Bertanggung jawab atas ketepatan jumlah penerima
/pengeluaran uang kas.
11. Memberikan laporan saldo kas kepada pengurus
melalui cabang administrasi / keuangan menurut tertib
waktu yang ditetapkan.
12. Menutup kas setiap hari dan segera mencocokan
dengan keadaan uang tunai yang tersimpan dalam
brangkas.
Satpam 1. Menjaga keamanan keberadaan pasar.
2. Mengawasi keberadaan pasar demi keselamatan
konsumen, pedagang, dan inventaris pasar.
3. Membantu kelancaran lalu lintas parkir di areal pasar
dan luar pasar sepanjang radius berkisar 100 meter dari
Pasar Agung.
4. Menindak dan melaporkan segala kejahatan baik yang
terjadi di intern pengurus maupun terjadi diekstern
(pengunjung/konsumen, dan pedagang) kedapa Kepala
Pasar maupun kepihak berwajib (Kepolisian)
5. Menjaga keselamatan petugas juru tagih, parkir, juru
sapu, petugas listrik pasar dan pengurus bilamana
terjadi perselisihan dalam pelaksanaan tugas serta
menengahi sengketa yang terjadi dan menggiring
untuk diadakan sidang kehadapan Kepala Pasar dan
atau Pengurus Pasar Agung guna mendapatkan
keputusan penyelesaian permasalahan.
Juru Parkir 1. Memarkir kendaraan roda dua dan roda empat di areal
parkir yang telah ditentukan.
2. Mengawasi keselamatan kendaraan yang berada di
areal parkir.
3. Memungut distribusi parkir sesuai dengan peraturan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
59
Tabel 4.4. Uraian Fungsi dan Tugas Pasar Agung
Petugas Pasar Fungsi dan Tugas
yang berlaku.
4. Memberikan servis kelancaran terhadap kendaraan
yang telah dipungut distribusi parkir.
5. Bertanggung jawab atas keteledoran yang dilakukan
oleh pihak parkir sendiri.
6. Menyetorkan hasil distribusi setiap hari baik itu yang
tugas pagi dan sore kepada bendahara dengan bukti
yang sah.
Juru Tagih 1. Menagih atau memungut setiap hari dan atau diadakan
satu bulan sekali pemungutan distribusi kepada
pedagang Toko, Los, Pedesaran, dan kaki lima yang
berada di areal Pasar Agung.
2. Menyetorkan hasil pungutan distribusi sesuai dengan
yang telah ditentukan pada kebijaksanaan peraturan
Desa Adat Peninjoan kepada Bendahara Pasar.
3. Melaporkan segala yang dianggap merugikan pasar
dibidang tugasnya kepada pengaman pasar agar segera
dilanjutkan kepada pengurus Pasar untuk mendapat
penyelesaian, bilamana tidak agar segera dilaporkan
pada yang berwajib (kepolisian).
4. Bertanggung jawab atas segala kelalaiannya didalam
melaksanakan tugas yang telah ditetapkan.
Juru Sapu 1. Melaksanakan tugasnya setiap hari kerja yang telah
ditentukan sehingga memang benar dalam keadaan
bersih sampah.
2. Semua sampah yang telah disapu dikumpulkan pada
tempat sampah yang telah ditentukan.
3. Segala kelalaian terhadap pelaksaan tugasnya wajib
dipertanggungjawabkan.
4. Bilamana terdapat kekurangan peralatan yang
menyangkut juru sapu segera melaporkan pada
pengurus pasar bersamaan dengan bukti agar segera
dapat ditindak lanjuti oleh pengurus pasar..
5. Kebersihan yang terdapat di areal pasar dan depan
pasar / jalan timur pasar menjadi tanggung jawab juru
sapu.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
60
Tabel 4.4. Uraian Fungsi dan Tugas Pasar Agung
Petugas Pasar Fungsi dan Tugas
Petugas Listrik 1. Segala yang berhubungan dengan pelistrikan menjadi
tanggung jawabnya seperti : Pemasangan lampu/nion,
stop kontak, penggantian lampu/balon yang mati dan
perawatan terhadap kabel-kabel yang ada pada areal
pasar.
2. Perawatan instalasi listrik diantaranya kabel,
penyambungan kabel, pengurangan sambungan dan
yang berhubungan dengan listrik menjadi urusan
petugas listrik.
3. Bilamana petugas listrik lalai terhadap tugasnya atau
bekerja dengan asal-asalan wajib
dipertanggungjawabkannya.
Pengawas 1. Melakukan pemeriksaan sewaktu-waktu, diminta atau
tidak diminta oleh pengurus maupun anggota terhadap
perkembangan/pengelolaan uang minimal tiga bulan
sekali.
2. Meneliti catatan yang ada pada pasar serta mengawasi
arus perputaran uang dalam periode tertentu dengan
sistem membandingkan antara rencana dengan
realisasi.
3. Pengawas dapat memberikan saran kepada pengurus
secara tertulis pada buku saran pengawas terhadap
temuan-temuan yang dianggap penting untuk
mendapat solusi.
4. Selanjutnya apabila tidak mendapatkan tanggapan /
tindak lanjut maka pengawas dapat melaporkan hal
tersebut pada RAT maupun Parum Desa Adat
Peninjoan.
Sedangkan pada Pasar Pa’baeng-baeng, pada dasarnya peraturan
pelaksanaan pasar mengacu pada SOP PD Pasar Makassar Raya. Namun pada
praktiknya, mayoritas pedagang menyatakan bahwa SOP yang terkait dengan
pengelolaan pasar, seperti SOP yang terkait dengan kebersihan pasar, SOP terkait
keamanan, SOP pemeliharaan, dan lainnya tidak dijalankan dengan baik oleh
pengelola pasar. Seperti misalnya, petugas kebersihan yang tidak menjalankan
SOP untuk aspek kebersihan dengan baik, petugas keamanan yang tidak secara
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
61
rutin memeriksa jika masih ada pedagang di pelataran yang masih berjualan
menjelang tutupnya pasar, sampai dengan petugas parkir yang tidak pernah
mencatat nomor polisi kendaraan yang masuk, dan memeriksa karcis parkir,
STNK, dan no plat kendaraan saat keluar.
Tabel 4.5. SOP PD Pasar Makassar Raya
No Nomor SOP Nama SOP 1 SOP-PDP-UNT-01 Jasa Penerimaan Harian 2 SOP-PDP-UNT-02 Pelaksanaan Ketertiban dan Kebersihan 3 SOP-PDP-UNT-03 Pengajuan Kartu Ijin Berjualan 4 SOP-PDP-UNT-04 Jasa Rekomendasi 5 SOP-PDP-UMU-08 Penghapusan Aset 6 SOP-PDP-UMU-06 Pengadaan Barang 7 SOP-PDP-UMU-07 Investarisasi Aset 8 SOP-PDP-UMU-04 Peningkatan Kompetensi 9 SOP-PDP-UMU-01 Penerimaan Pegawai 10 SOP-PDP-UMU-05 Pembinaan Pegawai 11 SOP-PDP-UMU-02 Absensi Pegawai 12 SOP-PDP-UMU-13 Pengendalian Surat Masuk 13 SOP-PDP-UMU-12 Pembuatan Surat Keluar 14 SOP-PDP-UMU-11 Rapat Manajemen 15 SOP-PDP-UMU-10 Penanganan Keluhan Pelanggan/Masyarakat 16 SOP-PDP-UMU-09 Humas 17 SOP-PDP-UMU-07 Penerimaan Setoran Unit 18 SOP-PDP-KEU-08 Penanganan Benda Berharga 19 SOP-PDP-KEU-05 Penagihan 20 SOP-PDP-KEU-02 Realisasi Penerimaan 21 SOP-PDP-KEU-03 Pengeluaran Kas 22 SOP-PDP-KEU-04 Investarisasi Aset 23 SOP-PDP-KEU-01 Penyusunan Anggaran 24 SOP-PDP-KBB-01 Ketertiban dan Kebersihan 25 SOP-PDP-FSR-02 Rehabilitasi 26 SOP-PDP-FSR-01 Perencanaan 27 SOP-PDP-FSR-03 Kemitraan
Di lain pihak, SOP yang diaplikasikan pada Pasar Sepuluh Ulu adalah
SOP yang dimiliki oleh PD Pasar Palembang Jaya, khususnya yang terkait dengan
sub bidang pemasaran, keuangan, keamanan dan ketertiban, serta perizinan. Pada
sub bidang pemasaran, pelaksanaan SOP sudah dilaksanakan berupa keterlibatan
pengelola pasar dalam kegiatan pemasaran di Pasar Sepuluh Ulu. Pada bidang
keuangan, pelaksanaan SOP berupa penetapan retribusi kepada pedagang serta
penetapan gaji SDM pengelola pasar sesuai dengan tingkatan jabatannya. Terkait
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
62
sub bidang perizinan, SOP yang dilaksanakan berupa menetapkan peraturan
kepada para pedagang untuk tidak berjualan di luar bangunan pasar. Selain itu,
pedagang juga harus mengikuti prosedur untuk bisa berdagang di Pasar Sepuluh
Ulu. Pelaksanaan SOP yang baik juga sudah cukup dirasakan oleh pedagang
pasar, khususnya yang berkaitan dengan petugas kebersihan yang sudah secara
rutin membersihkan tempat pembuangan sampah sementara, petugas parkir yang
tidak hanya mengatur penempatan kendaraan dengan baik, namun juga memeriksa
karcis parkir, STNK dan no plat yang masuk dan keluar. Demikian pula dengan
petugas kamar kecil yang sudah secara rutin memeriksa dan membersihkan
kondisi toilet.
Selanjutnya adalah Pasar Tanggul. Dari ke-enam pasar rakyat yang
menjadi objek dalam kajian ini, hanya Pasar Tanggul, yang memiliki SOP yang
paling lengkap, seperti misalnya:
Terkait prosedur kebersihan dan penanganan sampah Pasar Tanggul
berpedoman pada Nomor SOP: SOP-01 edisi 1. SOP tersebut berpanduan
pada lampiran II Peraturan Walikota Surakarta No. 4 tanggal 21 April
2011 tentang Standar Operasional Pelayanan (SOP) Kebersihan,
Keamanan, Ketertiban, Pengawasan, Surat Hak Penempatan (SHP), dan
Balik Nama Hal Penempatan pada Pasar Tradisional Kota Surakarta dan
berpedoman pada SNI 8152:2015 tentang Pasar Rakyat.
Selanjutnya terkait prosedur keamanan dan ketertiban, SOP yang dijadikan
sebagai panduan bernomor SOP: SOP 2 edisi 1. SOP ini juga mengacu
pada lampiran II Peraturan Walikota Surakarta No. 4 tanggal 21 April
2011 tentang Standar Operasional Pelayanan (SOP) Kebersihan,
Keamanan, Ketertiban, Pengawasan, Surat Hak Penempatan (SHP), dan
Balik Nama Hal Penempatan pada Pasar Tradisional Kota Surakarta dan
berpedoman pada SNI 8152:2015 tentang Pasar Rakyat.
Selanjutnya mengenai prosedur penanggulangan kebakaran, Nomor SOP:
SOP-04 edisi 1 yang dijadikan sebagai pedomannya. SOP ini mengacu
pada: Perda Kota Surakarta No. 7 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
63
Penanggulangan Bencana; Permen PU No. 20/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Teknis Manajemen Proyeksi Kebakaran di Perkotaan; Permen
PU No. 25/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran; Permen PU No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan; dan
SNI 8152:2015 tentang Pasar Rakyat. Terkait penataan parkir, Pasar
Rakyat Tanggul menjalankan SOP dengan Nomor SOP: SOP-5 edisi 1.
SOP ini berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1
Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Perhubungan dan SNI 8152:2015
tentang Pasar Rakyat.
Berdasarkan hasil survey pun, hampir seluruh pedagang di Pasar Tanggul
setuju bahwa SOP tersebut sudah dijalankan dengan baik, khususnya pada aspek
kebersihan, keamanan, dan ketertiban.
Berbeda dengan pasar lainnya, Pasar Segiri dan Pasar Oro-Oro Dowo tidak
memiliki SOP maupun jobdesc yang menjadi acuan dalam menjalankan
manajemen pengelolaan pasar rakyat. Pasar Segiri menjalankan rutinitas
pengelolaan pasar hanya berdasarkan fungsi utama, yaitu mengumpulkan retribusi
sebagai pendapatan wajib pasar. Hal tersebut berkorelasi dengan temuan hasil
survey dari pedagang pasar yang menyatakan bahwa pengelola pasar belum
optimal dalam menjalankan pengelolaan pasar, khususnya pada aspek yang
berkaitan dengan kebersihan fasilitas umum pasar, keamanan dari kasus pencurian
dan konflik antar pedagang, serta parkir dan pemungutan retribusi. Demikian pula
dengan Pasar Oro-oro Dowo. Meskipun demikian, Kepala Pasar Oro-oro Dowo
mempraktikkan sedikit banyak pelatihan-pelatihan yang pernah diikutinya, atau
kunjungan yang pernah didatangi dalam pengelolaan pasar, seperti misalnya aspek
K3, bagaimana sebuah mal dapat terlihat selalu bersih. Sehingga meskipun
pedagang mengetahui bahwa Pasar Oro-oro Dowo tidak memiliki SOP yang
terkait dengan pengelolaan pasar, seperti SOP yang terkait dengan kebersihan
pasar, SOP terkait keamanan, SOP pemeliharaan, dll, namum mayoritas pedagang
sepakat bahwa pengelola pasar sudah menjalankan pekerjaannya dengan baik.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
64
4.2.6. Total Pendapatan Pasar
Pendapatan pasar yang diperoleh Pasar Agung dari retribusi pedagang
sebanyak Rp1.964.299.000 per tahun. Pendapatan tersebut berasal dari retribusi
kebersihan, keamanan, parkir, toilet, pemakaian air masing-masing sebesar
Rp2.500 sampai Rp3.000 per kios. Sementara retribusi yang dibebankan kepada
pedagang sebesar Rp20.000 sampai Rp50.000 per kios. Umumnya, penarikan
retribusi dilakukan pada pukul 07.00 sampai 08.00 WITA. Retribusi diterapkan
berdasarkan jenis atau volume atau hal lainnya dengan metode penentuan besaran
retribusi kepada pedagang berdasarkan luas lapak atau kios atau los. Total
pendapatan pasar per bulan sebesar Rp150.000.000 per bulan dan total
pengeluaran pasar per bulan sebanyak Rp120.000.000. Pada Pasar Agung juga
terdapat penyewaan kios, los, dan lapak. Harga sewa tertinggi untuk kios adalah
Rp2.325.000 per tahun dan harga terendah sebesar Rp1.500.000 per tahun.
Sementara untuk harga sewa los, harga sewa sebesar Rp400.000 per tahun. Pada
lapak, harga sewa tertinggi yang ditawarkan sebesar Rp150.000 per tahun dan
harga sewa terendah Rp110.000 per tahun.
Pasar Pa’baeng-baeng memiliki total pendapatan pasar per tahun sebesar
Rp100.000.000 sampai dengan Rp110.000.000. Pedagang di Pasar Pa’ Baeng-
Baeng juga dibebankan terkait retribusi atau jasa pengelolaan dan pelayanan
harian. Retribusi tersebut berupa kebersihan dan keamanan sebesar Rp2000 per
hari, parkir sebesar Rp240.000 per hari, dan toilet sebesar Rp10.000 per hari.
Penarikan retribusi umumnya dilakukan pada pukul 06.00 sampai dengan 17.00
WITA. Terdapat klasifikasi penerapan retribusi yang disesuaikan dengan jenis
atau volume hal lainnya. Penentuan retribusi tersebut dilakukan dengan metode
zona atau area tapak. Selain itu, ada juga penyewaan kios dan los dengan harga
sewa kios seharga Rp50.000 per bulan dan los sebesar Rp20.000 per bulan. Uang
sewa kios dan los tersebut melalui penghitungan pengelola atau rekapitulasi yang
kemudian diserahkan kepada PP. Pasar Pa’ Baeng-Baeng menyewakan kios
dengan harga Rp50.000 per bulan dan los dengan harga Rp20.000 per bulan.
Total income Pasar Segiri per tahun bisa mencapai Rp1.106.459.000,-
dengan rata-rata total pendapatan per bulan sebesar Rp. total pendapatan pasar per
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
65
bulan kurang lebih Rp.92.000.000,- sampai dengan Rp.97.000.000,-. Pendapatan
tersebut diperoleh diantaranya melalui retribusi bulanan sebesar +Rp.6.500.000,-
retribusi harian +Rp.83.000.000,-, retribusi parkir +Rp.8.000.000,- dan penapatan
lain-lain +Rp.300.000,-. Umumnya, pihak pengelola pasar melakukan penarikan
retribusi pada pukul 07.00 WIB s/d 10.00 WIB.
Total income Pasar Sepuluh Ulu sebesar Rp360.000.000,00 per tahun
dengan total pendapatan pasar per bulan sebesar Rp30.000.000. Selain pendapatan
pokok, terdapat pula pendapatan yang berasal dari retribusi yang dibebankan
kepada pedagang. Retribusi kebersihan, keamanan, parkir, toilet, pemakaian air,
dan pemakaian listrik merupakan sumber lain pendapatan Pasar Sepuluh Ulu.
Terkait besaran retribusi, retribusi kebersihan, keamanan, dan parkir memiliki
besaran yang sama yaitu sebesar Rp2.000,00 dengan frekuensi penarikan harian
yang dilakukan oleh pihak pengelola pasar. retribusi toilet memiliki besaran yang
berbeda yang dibebankan kepada pedagang maupun pengunjung pasar lainnya,
yaitu sebesar Rp1.000,00 dengan frekuensi penarikan harian. Umumnya, pihak
pengelola pasar melakukan penarikan retribusi pada pukul 07.00 WIB s/d 11.00
WIB. Mengenai pemakaian air di Pasar Sepuluh Ulu, beban pengeluaran langsung
dibebankan kepada pengelola pasar, sedangkan pemakaian listrik langsung
dibebankan kepada PLN. Pasar Sepuluh Ulu memiliki klasifikasi penerapan
retribusi bergantung pada jenis atau volume hal lainnya dengan metode penentuan
besaran retribusi rata-rata kepada pedagang.
Total income Pasar Oro-oro Dowo sebesar Rp107.136.000,00 per tahun
dengan total pendapatan pasar per bulan sebesar Rp8.928.000. Selain pendapatan
pokok, terdapat pula pendapatan yang berasal dari retribusi yang dibebankan
kepada pedagang diantaranya: (1) retribusi kebersihan Rp.2.000,- per bulan, (2)
retribusi keamanan Rp.5.000,- per bulan, (3) parkir roda dua Rp.2.000,- per hari
dan roda empat (mobil) Rp.3.000,- per hari, dan (4) toilet Rp.1.000 s.d. Rp.2.000,-
per hari. Umumnya, pihak pengelola pasar melakukan penarikan retribusi pada
pukul 07.00 WIB s/d 10.00 WIB. Mengenai pemakaian listri di Pasar Oro-oro
Dowo, pedagang diperkenankan untuk memasang instalasi listrik sendiri sekaligus
mengurus pembayarannya.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
66
Total pendapatan Pasar Tanggul mengalami peningkatan dalam tiga tahun
terakhir. Pada tahun 2014, pendapatan total Pasar Tanggul sebesar Rp18 juta yang
kemudian meningkat mencapai Rp139 juta pada tahun 2016. Angka tersebut
melebihi target penerimaan pasar yang ditetapkan oleh pemerintah. Pendapatan
tersebut berasal dari jasa pelayanan/pengelolaan harian yang didasarkan pada
letak kios/los/lapak yang dimiliki oleh pedagang. Selain itu, terdapat pendapatan
alternatif pasar yang berasal dari jasa uasaha. Retribusi juga menjadi salah satu
sumber pendapatan pasar. Pasar Tanggul ditargetkan akan menerapkan sistem e-
retribusi dalam sistem pembayaran retribusi hariannya. Umumnya, penarikan
retribusi di Pasar Tanggul dilakukan pada pukul 09.00 WIB sampai selesai.
Penerapan retribusi di dasarkan pada jenis atau volume atau hal lainnya dengan
metode penentuan retribusi berdasarkan per tapak kios, los, atau lapak. Pasar
Tanggul juga menyediakan penyewaan kios dan los dengan harga sewa sebesar
Rp2.900.000 per m2 untuk kios dan sebesar Rp1.800.000 per m2 untuk los.
67
BAB V. Identifikasi Jenjang Keahlian Pengelolaan Pasar Rakyat
Untuk dapat mengidentifikasi jenjang keahlian yang dibutuhkan di
masing-masing bidang, maka dilakukan tahapan diantaranya: (1) memetakan isu
permasalahan yang ditemukan di lapangan menggunakan analisis SWOT. (2)
memberikan solusi. (3) mengembangkan matriks kompetensi berdasarkan jenjang.
(4) merancang kebutuhan pelatihan dan mekanisme pelaksanaan pelatihan, dan (5)
modul pelatihan. Adapun ke-lima tahapan tersebut akan dijelaskan lebih lanjut
pada sub bab kompetensi bidang berikut.
5.1. Kompetensi bidang Keuangan
1. Isu Permasalahan
Berdasarkan hasil survey dan diskusi dengan pengelola pasar, maka isu
permasalahan terkait kompetensi pengelolaan pasar rakyat untuk bidang keuangan
adalah sebagai berikut:
Table 5.1. Analisis SWOT Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Keuangan
Strength Weaknesess
1. Mayoritas SDM di level
operasional dan managerial
memiliki latar belakang
akademik dan pengalaman
yang sesuai dengan bidang
keuangan.
2. Sarana prasarana keuangan
yang memadai untuk
kegiatan tertentu
1) Belum ada standardisasi format perencanaan
keuangan, pencatatan pendapatan, dan
pelaporan keuangan pasar.
2) SDM bidang keuangan pasar belum memiliki
keahlian untuk menyusun perencanaan
keuangan, pencatatan pendapatan, dan
pelaporan keuangan pasar.
3) Belum dilakukan analisa laporan keuangan
pasar dalam upaya meningkatkan efisiensi,
efektifitas, dan akuntabilitas.
4) Sistem Keuangan belum seragam khususnya
untuk sistem onlie dan terintegrasi
5) Sarana prasarana keuangan yang tidak
sebanding dengan kemajuan transaksi usaha
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
68
Table 5.1. Analisis SWOT Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Keuangan
Opportunity Threat
1) Potensi financial literacy (akses
pembiayaan lembaga keuangan,
contoh: bank, asuransi,
pegadaian)yang dapat
dimanfaatkan oleh pedagang
maupun pengelola pasar
2) Sedang berkembang gagasan
cashless society
1) Regulasi peraturan daerah yang tidak
mendukung proses bisnis pasar rakyat (contoh:
penentuan tarif, pemanfaatan ruang komersil
untuk meningkatkan pendapatan, dan lainnya).
2) Belum tersedia infrastruktur pendukung
(contoh:jaringan internet)
2. Solusi
Berdasarkan isu permasalahan tersebut, maka solusinya adalah perlu
dibuat pelatihan dengan modul terkait menyusun perencanaan keuangan
pencatatan pendapatan, pelaporan dan analisa keuangan pasar, serta negosiasi
dengan lembaga keuangan.
3. Matriks Kebutuhan Kompetensi Bidang Keuangan
Matriks kompetensi bidang keuangan untuk pengelola pasar rakyat dapat
dipetakan sebagai berikut (Tabel 5.2.):
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
69
Table 5.2. Matrik Kompetensi Bidang Keuangan
Kompetensi
Keuangan
Level (Pengelola Pasar Masyarakat, Pasar Dinas, dan PD Pasar)
Dasar* Pengelola pasar
setingkat:
1) Kepala Pasar,
2) Kepala Seksi di
Pasar
Menengah* Pengelola pasar
setingkat:
1) Kepala
Bidang/Kepala
Sub Bidang di
Dinas
Pasar/Dinas
Perdagangan
2) Kepala Bidang di
PD Pasar
3) Kepala Pasar
Ahli* Pengelola pasar
setingkat:
1) Kepala Dinas
2) Direksi PD Pasar
3) Kepala Bidang di
Dinas Pasar/Dinas
Perdagangan
4) Kepala Bidang di
PD Pasar
Perencanaan Keuangan (Anggaran)
Mampu melakukan perencanaan kebutuhan harian pengelolaan pasar
Mampu membuat perencanaan dengan pertimbangan target pendapatan pasar
Mampu melakukan perencanaan keuangan dengan mempertimbangkan aspek asumsi (inflasi, dan lainnya)
Pencatatan Keuangan
Mampu melakukan pencatatan penerimaan harian tetap pasar menggunakan aplikasi komputer sederhana.
Mampu melakukan pencatatan dan perhitungan penerimaan dan pengeluaran tetap menggunakan aplikasi komputer.
n.a.
Pelaporan Keuangan
Mampu membuat laporan keuangan sederhana menggunakan aplikasi komputer
Mampu membuat laporan keuangan dan perhitungan pencapaian target perolehan pendapatan pasar
Mampu membuat dan menganalisa laporan keuangan dengan mempertimbangan asumsi (efisiensi, efektifitas, laba-rugi, pemeliharaan, dan lainnya).
Financial Negotiation
Mampu mengidentifikasi lembaga keuangan (bank, koperasi, dan asuransi) yang berpotensi untuk dijadikan mitra pengelola pasar
Mampu melakukan negosiasi dengan lembaga keuangan (bank, koperasi, dan asuransi) sebagai mitra pengelola pasar sebagai upaya menyediakan sarana keuangan untuk pedagang pasar.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
70
Kompetensi bidang keuangan yang harus dimiliki pengelola pasar adalah
perencanaan keuangan (anggaran), pencatatan keuangan, pelaporan keuangan dan
negosiasi keuangan. Dari seluruh kompetensi tersebut, juga akan dibedakan
tingkatannya berdasarkan kompetensi tingkat dasar, menengah dan ahli.
Untuk tingkat dasar, diharapkan untuk diikuti oleh pengelola pasar setingkat
Kepala Pasar dan Kepala Seksi di Pasar. Kompetensi yang harus dimiliki
pengelola pasar di tingkat dasar ini adalah mampu melakukan perencanaan
kebutuhan harian di pasar, mampu melakukan pencatatan penerimaan harian
dengan menggunakan aplikasi komputer sederhana berikut laporan keuangannya,
serta mampu melakukan identifikasi lembaga keuangan yang berpotensi menjadi
mitra dalam mengelola pasar.
Untuk kompetensi tingkat menengah diharapkan dimiliki oleh Kepala
Bidang / Kepala Sub Bidang di Dinas Pasar / Dinas Perdagangan, Kepala Bidang
di PD Pasar serta Kepala Pasar. Kompetensi untuk tingkat menengah ini akan
berbeda dengan kompetensi tingkat dasar yaitu mampu membuat perencanaan
dengan mempertimbangkan target pendapatan pasar, mampu melakukan
pencatatan baik penerimaan maupun pengeluaran dengan menggunakan aplikasi
komputer sederhana, mampu membuat laporan keuangan dengan perhitungan
pencapaian target pendapatan, serta mampu melakukan negosiasi dengan lembaga
keuangan yang diharapkan dapat menjadi mitra untuk memajukan pasar yang
dikelolanya.
Untuk kompetensi tingkat ahli diharapkan diikuti oleh pengelola pasar
setingkat Kepala Dinas, Direksi PD Pasar, Kepala Bidang di Dinas Pasar / Dinas
Perdagangan serta Kepala Bidang di PD Pasar. Untuk kompetensi tingkat ahli,
diharapkan mampu melakukan perencanaan dengan mempertimbangkan berbagai
faktor-faktor eskternal seperti inflasi dan daya beli masyarakat. Untuk kompetensi
dalam bidang laporan keuangan, diharapkan para pengelola pasar memiliki
kemampuan untuk membuat dan menganalisa laporan keuangan dengan
mempertimbangkan aspek efisiensi, efektifitas, pemeliharaan dan lainnya. Dan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
71
terakhir untuk tingkat ahli diharapkan mampu melakukan negosiasi dengan
lembaga keuangan yang dapat meningkatkan kinerja pasar.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
72
4. Rencana Implementasi Pelatihan Kompetensi Keuangan Dasar
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Sesi 1 08.00 - 09.00 Pembukaan Pencatatan keuangan Pelaporan keuangan Case Study
Field Trip ke Pasar
Percontohan
09.00 - 09.30 Pre-test Perhitungan transaksi keuangan
Penyusunan laporan keuangan
e-retribusi
09.30 - 10.00 Morning Break Sesi 2 10.00 - 11.30 Pengenalan aspek
keuangan Pencatatan keuangan Negosiasi keuangan Case Study
Pemahaman aspek keuangan dan alur keuangan dalam pengelolaan pasar
Pencatatan keuangan menggunakan aplikasi komputer sederhana
Pengantar negosiasi keuangan
Pelaporan keuangan terintegrasi
11.30 - 13.00 ISHOMA Sesi 3 13.00 - 14.30 Pencatatan Keuangan Pencatatan keuangan Negosiasi keuangan Case Study
Pengenalan pencatatan keuangan
Pencatatan keuangan menggunakan aplikasi komputer sederhana
Persiapan dan teknik negosiasi keuangan
Role play negosiasi keuangan
14.30 - 15.00 ISHOMA Sesi 4 15.00 - 16.30 Pencatatan Keuangan
Pemahaman transaksi keuangan dalam pengelolaan pasar
Pelaporan keuangan Pengenalan laporan keuangan
Negosiasi keuangan Persiapan dan teknik negosiasi keuangan
Post Test (15.00 - 15.30)
Closing Ceremony (15.30 - 16.30)
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
73
5. Modul Bidang Keuangan
Berikut tersaji ringkasan modul tingkat dasar manajemen pengelolaan pasar rakyat untuk bidang keuangan. Modul lengkap
terdapat dalam lampiran laporan ini
Tabel 5.3. Ringkasan Modul Tingkat Dasar Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Keuangan
No. Judul Modul Definisi Tujuan Sasaran
1. Pengenalan Aspek Keuangan
a) Memahami pengelolaan keuangan dalam pengelolaan pasar (45 menit)
b) Memahami alur keuangan dalam pengelolaan pasar (45 menit)
Memahamialur keuangan dalampengelolaan pasar
a) Memahami pengelolaan keuangan dalam pengelolaan pasar
b) Memahami alur keuangan dalam pengelolaan pasar
2. Pencatatan Keuangan
a) Pengenalan pencatatan keuangan (60 menit)
b) Pemahaman transaksi penerimaan harian yang harus dicatat dan pencatatan menggunakan aplikasi komputer sederhana (270 menit)
c) Pemahaman transaksi pengeluaran harian yang harus dicatat dan pencatatan menggunakan aplikasi komputer sederhana (90 menit)
Mampu melakukan pencatatan transaksi harian tetap pasar menggunakan aplikasi komputer sederhana
a) Memahami transaksi yang terjadi di pasar untuk dicatat
b) Mampu melakukan pencatatan transaksi menggunakan aplikasi komputer sederhana
3. Pelaporan Keuangan a) Pengenalan pelaporan keuangan (90 menit)
b) Menyusun laporan transaksi harian dan analisa dasar (90 menit)
Mampu menyusun laporan keuangan sederhana
a) Memahami tujuan laporan keuangan b) Memahami manfaat laporan
keuangan c) Mengetahui jenis-jenis laporan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
74
keuangan d) Mampu menyampaikan laporan
transaksi harian tetap pasar menggunakan aplikasi komputer sederhana
e) Mampu melakukan analisa dasar atas laporan keuangan.
5. Negosiasi Keuangan a) Pengantar negosiasi keuangan (90 menit)
b) Persiapan dan teknik negosiasi keuangan (90 menit)
c) Latihan dan ulasan negosiasi keuangan (90 menit)
Mampumengidentifikasi lembaga keuangan (bank, koperasi, dan asuransi) yang berpotensi untuk dijadikan mitra pengelola pasar
a) Memahami apa yang dimaksud dengan negosiasi keuangan
b) Memahami tahapan dan teknik dalam melakukan negosiasi
c) Berlatih negosiasi
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
75
5.2. Kompetensi bidang Administrasi
1. Isu Permasalahan
Berdasarkan hasil survey dan diskusi dengan pengelola pasar, maka isu
permasalahan terkait kompetensi pengelolaan pasar rakyat untuk bidang
administrasi adalah sebagai berikut:
Table 5.3. Analisis SWOT Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Admnistrasi
Strength Weaknesess
1. Memiliki ketersedian SDM
bidang administrasi
3. Kepemilikan
peraturan/tupoksi/SOP/juklak
juknis untuk setiap kegiatan
administrasi (umum,
kepegawaian, hukum, humas,
administrasi, dan pengadaan
barang jasa)
4. Sarana prasarana utama
kegiatan administrasi tersedia
untuk operasionalisasi
5. Terdapat program kerja dan
kegiatan yang periodik dan
insidental
6. Terdapat alokasi anggaran
untuk pelaksaan administrasi.
1) Standardisasi operasional administrasi yang
belum terintegrasi dan komprehensif
2) Belum adanya acaun sistem informasi
manajemen terpadu untuk bidang administrasi
3) Kompetensi SDM bidang administasi
terbatas, termasuk keahlian khusus untuk
subbid pengadaan barang jasa, humas dan
hukum
4) Peraturan dan sejenisnya belum sinergi dan
saling tumpang tindih termasuk pengadaan
barang dan jasa
5) Sarana prasarana penunjang bagi
operasionalisasi bidang adminitrasi belum
maksimal dan belum menggunakan online
6) Belum adanya sistem audit kinerja yang
terstandarisasi menilai operasionalisasi
administrasi
7) Program kerja dan kegiatan belum memiliki
inovasi
8) Pola rekruitmen pegawai belum sesuai dengan
ketentuan yg berlaku
Opportunity Threat
1) Isu Good Corporate Governance menjadi stimulator pengelolaan pasar untuk lebih transparans, akuntabilitas dan kinerja.
2) Perkembangan IT berdampak pada pengelolaan administrasi yang efesien dan efektif
3) Ketersedian dalam jumlah banyak para ahli bidang administrasi bisa mendorong pengelolaan pasar lebih baik melalui rekruitmen yang tepat
1) Regulasi peraturan pemerintah pusat dan daerah masih overlapp, termasuk subbid pengadaan barang jasa dan kepegawaian
2) Kesadaran hukum para stakeholder pasar dalam penyelesaian permasalahan hukum dipasar.
3) Belum tersedia infrastruktur pendukung (contoh:jaringan internet dan sistem informasi manajemen terpadu)
4) Kegiatan audit disetiap tahapan diberlakukan baik kinerja maupuan proses.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
76
Table 5.3. Analisis SWOT Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Admnistrasi
dan profesional
2. Solusi
Berdasarkan isu permasalahan tersebut, maka solusinya adalah perlu
dibuat pelatihan penyusunan kebijakan, sistem dan program bidang administrasi,
dengan materi dan modul terdiri dari administrasi kantor/perusahaan, umum,
pengadaan barang jasa, hukum, humas dan kepegawaian.
3. Matriks Kebutuhan Kompetensi Bidang Administrasi
Matriks kompetensi bidang administrasi untuk pengelola pasar rakyat
dapat dipetakan dalam tabel 5.4.berikut:
Table 5.4. Matrik Kompetensi Bidang Administrasi
Kompetensi
Administrasi
Level
(Pengelola Pasar Masyarakat, Pasar Dinas, dan PD Pasar)
Dasar*
Pengelola pasar
setingkat:
1) Kepala Pasar,
2) Kepala Seksi di
Pasar
Menengah*
Pengelola pasar
setingkat:
1) Kepala
Bidang/Kepala
Sub Bidang di
Dinas
Pasar/Dinas
Perdagangan
2) Kepala Bidang
di PD Pasar
3) Kepala Pasar
Ahli*
Pengelola pasar setingkat:
1) Kepala Dinas
2) Direksi PD Pasar
3) Kepala Bidang di Dinas
Pasar/Dinas Perdagangan
4) Kepala Bidang di PD Pasar
Mampu melakukan perencanaan dan kegiatan harian bidang administrasi dengan subbid administrasi kantor/perusahaan, umum, pengadaan
1. Melakukan kegiatan tingkat dasar
2. Melakukan supervisi kegiatan operasional bidang
1. Melakukan kegiatan tingkat dasar dan menengah
2. Menyusun kebijakan modernisasi bidang administrasi
3. Menyusun program kerja dan evaluasi tahunan bidang administrasi
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
77
Table 5.4. Matrik Kompetensi Bidang Administrasi
Kompetensi
Administrasi
Level
(Pengelola Pasar Masyarakat, Pasar Dinas, dan PD Pasar)
Dasar*
Pengelola pasar
setingkat:
1) Kepala Pasar,
2) Kepala Seksi di
Pasar
Menengah*
Pengelola pasar
setingkat:
1) Kepala
Bidang/Kepala
Sub Bidang di
Dinas
Pasar/Dinas
Perdagangan
2) Kepala Bidang
di PD Pasar
3) Kepala Pasar
Ahli*
Pengelola pasar setingkat:
1) Kepala Dinas
2) Direksi PD Pasar
3) Kepala Bidang di Dinas
Pasar/Dinas Perdagangan
4) Kepala Bidang di PD Pasar
barang jasa, hukum, humas dan kepegawaian
administrasi 3. Menyusun
laporan kinerja periodik mingguan dan bulanan
4. Menyusun program kerja perbaikan bidang administrasi
4. Menyusun konsep pengelolaan eksternalitas
5. Menyusun dan menerapkan audit kinerja diperusahaan berdasarkan profesionalisme dan GCG
6. Menyusun konsep pengelolaan eksternalitas
Kompetensi bidang administrasi yang harus dimiliki pengelola pasar akan
dibedakan untuk tiga tingkat kompetensi yaitu dasar, menengah dan ahli. Untuk
tingkat dasar, para pengelola pasar diharapkan mampu melakukan perencanaan
dan kegiatan harian di bidang administrasi dengan subbid administrasi kantor,
umum, pengadaan barang jasa, hukum, humas dan kepegawaian.
Untuk kompetensi tingkat menengah di bidang administrasi, pengelola
pasar diharapkan mampu melakukan kegiatan-kegiatan di pasar, melakukan
supervisi kegiatan operasional, menyusun laporan kinerja periodik serta
menyusun program kerja perbaikan bidang administrasi. Untuk tingkat ahli, para
pengelola pasar diharapkan mampu menyusun kebijakan modernisasi bidang
administrasi, program kerja dan evaluasi tahunan bidang administrasi, menyusun
konsep pengelolaan eksternalitas, menyusun dan menerapkan audit kinerja
berdasarkan profesionalisme dan GCG serta menyusun konsep pengelolaan
eksternalitas.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
78
4. Rencana Implementasi Pelatihan Kompetensi Administrasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Sesi 1 08.00 - 09.00 Pembukaan Kepegawaian Hukum dan Humas Case Study -1
Field Trip ke Pasar
Percontohan
09.00 - 09.30 Pre-test Analisa Beban Kerja Aspek hukum
pengelolaan pasar Tata persuratan on-line
09.30 - 10.00
Morning Break
Sesi 2 10.00 - 11.30 Administrasi Kepegawaian Humas Case Study
Pendataan aset pasar, tata persuratan, danLaporan harian
Penyusunan dan penilaian kinerja pegawai
Mengelola hubungan internal
Crisis Management
11.30 - 13.00
ISHOMA
Sesi 3 13.00 - 14.30 Administrasi Umum Humas Case Study
Pembuatan kearsipan
pasar Manajemen operasional pasar
Mengelola hubungan dengan eksternalitas
Service Excellence
14.30 - 15.00 ISHOMA
Sesi 4 15.00 - 16.30 Administrasi Umum Humas Post Test (15.00 - 15.30)
Latihan pembuatan laporan administratif pasar.
Latihan penyusunan format penilaian kinerja pegawai
Pelatihan service excellence
Closing Ceremony (15.30 - 16.30)
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
79
5. Modul Bidang Administrasi
Berikut tersaji ringkasan modul tingkat dasar manajemen pengelolaan pasar rakyat untuk bidang administrasi. Modul
lengkap terdapat dalam lampiran laporan ini
Tabel 5.5. Ringkasan Modul Tingkat Dasar Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Administrasi
No. Judul Modul Definisi Tujuan Sasaran
1. Administrasi a) Memahami cara pendataan aset pasar dengan baik (45 menit)
b) Mengetahui tata persuratan dan laporan harian (45 menit)
c) Memahami dan mampu membuat kearsipan (90 menit)
d) Latihan pembuatan laporan administrasi pasar
Memahami dan melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) dalam bidang administrasi seperti pendataan aset pasar rakyat, tata persuratan, kearsipan, dan pembuatan laporan dengan baik.
a) Mampu melakukan pendataan aset pasar rakyat
b) Memahami tata cara yang baik dalam persuratan
c) Memahami dan mampu menerapkan tata cara kearsipan dengan baik
d) Memiliki kompetensi dalam pembuatan laporan
2. Hukum dan Humas a) Mengantisipasi persoalan hukum (90 menit)
b) Pemahaman pengelolaan hubungan internal (90 menit)
c) Pemahaman pengelolaan hubungan dengan eksternalitas (90 menit)
d) Pelatihan service excellence (90 menit)
Memahami dan melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) hukum dan humas di pasar rakyat dengan baik
a) Memahami penerapan hukum dan humas yang baik berbasis SOP
b) Mengidentifikasi persoalan hukum dan humas di pasar rakyat
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
80
3. Operasional Umum a) Pemahaman terkait manajemen operasional pasar (45 menit)
b) Pemahaman tentang pengadaan barang dan jasa di pasar rakyat (45 menit)
Memahami dan melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) operasional umum pasar rakyat dengan baik
a) Memahami pengelolaan operasional umum yang baik berbasis SOP
b) Mengidentifikasi persoalan operasional umum di pasar rakyat
4. Case Study a) Case study tentang tata persuratan online (90 menit)
Mampu mengimplementasikan tata persuratan on-line dengan baik
a) Memahami materi pelatihan yang sudha diberikan
b) Mampu mengimplementasikan tata persuratan online dengan baik
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
81
5.3. Kompetensi bidang K3
1. Isu Permasalahan
Berdasarkan hasil survey dan diskusi dengan pengelola pasar, maka isu
permasalahan terkait kompetensi pengelolaan pasar rakyat untuk bidang K3
adalah sebagai berikut:
Table 5.6. Analisis SWOT Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang K3
Strength Weaknesess
1. Memiliki Peraturan Perusahaan/Peraturan
Direksi/SK Direksi/SK Dinas/SK
Pemerintah Daerah untuk Manajemen K3
2. Tersedianya Tupoksi dan SOP K3.
3. Sudah adanya komitmen dan kesadaran
pengelola pasar terhadap aspek K3.
4. Kepemilikan sarana dan prasarana utama
K3
5. Kerjasama dengan pihak luar/ketiga dalam
pelaksanaan manajemen K3 (aparat,
penegak hukum, organisasi non pemerintah,
perguruan tinggi)
6. Memiliki alokasi dana untuk pelaksanan
manajeman K3
7. Pernah ada pelatihan insidental terkait
pengelolaan K3, misalnya : penggunaan
APAR, Pengawasan barang barang
berbahaya, Terratimbang, Pengawasan dan
Keamanan wilayah, dll
1. Implementasi peraturan dan penerapan
sanksi yang belum dilaksanakan
2. Belum adanya standardisasi
pelaksanaan SOP K3.
3. Sumberdaya manusia belum sesuai
dengan kebutuhan dan keahlian dalam
manajemen pengelolaan K3.
4. SOP K3 belum tersosialisasi secara
merata baik di tingkat pengelola pasar
maupun pedagang.
5. Rendahnya pemahaman persepsi resiko
K3 di tingkat pengelola pasar maupun
pedagang.
6. Belum tercukupinya kebutuhan sarana
penunjang K3 yang layak (contoh:
toilet, tempat sampah, alat kebersihan,
alat keamanan-cctv, APAR).
7. Zonasi yang belum mendukung
terlaksananya SOP K3, khususnya jika
terjadi bencana.
Opportunity Threat
1. Mendapatkan bantuan atau kerjasama dalam
pemenuhan ketersediaan sarana dan
perasanan utama serta penunjang kegiatan
manajemen pegelolaan K3
2. Adanya pihak eksternal yang memiliki
inovasi dalam pengelolaan K3 (contoh:
pengelolaan sampah, pengelolaan keamanan
pasar, pengawasan produk produk pasar,
pendampingan dan pemberdayaan
pedagang, dll).
1. Masih kuatnya eksternalitis yang
menghambat terlaksananya K3 dengan
baik (contoh: premanisme, intervensi
pemerintah daerah).
2. Permasalahan hukum terkait
pelaksanaan manajemen pengelolaan
K3, contoh (razia kios/los, razia produk
yang dijual, kejahatan masyarakat, dll)
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
82
2. Solusi
Berdasarkan isu permasalahan tersebut, maka solusinya adalah perlu
dibuat pelatihan K3 sebagai berikut:
a) Untuk tahap dasar akan dipetakan terkait identifikasi kebutuhan dan
permasalahan K3, pelaksanan K3 yang bersifat rutin dan insidental,
penangangan pertama dampak K3, dan evaluasi harian K3 di lapangan.
b) Untuk tahap menengah terkait dengan pelakasanan dan monev tahap dasar,
pengelolaan dan optimalisasi sarana prasaran K3, Pembuatan jaringan
kerja dan kerjasama dengan berbagai pihak (pemerintah, dunia usaha,
aparat penegak hukum, organisasi non pemerintah, pedagang, masyarakat
sekitar), pengawasan (sistem monitoring dan shift) pelaksanaan K3, dan
penyelesaian permasalahan yang bersifat rutin dan insidental.
c) Untuk tahap ahli terkait dengan pelakasanan dan monev tahap dasar dan
tahap menangah, perencanaan sistem manajemen pengelolaan K3 secara
online dan konvensional, sistem kerjasama pengelolaan K3 yang
melibatkan pihak ketiga, monev kinerja pelaksanaan K3.
3. Matriks Kebutuhan Kompetensi Bidang K3
Matriks kompetensi bidang K3 untuk pengelola pasar rakyat dapat
dipetakan sebagai berikut (Tabel 5.7.):
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
83
Table 5.5. Matrik Kompetensi Bidang K3
Kompetensi K3
Level (Termasuk Pengelola Pasar Masyarakat, Pasar Dinas, dan PD Pasar)
Dasar* Pengelola pasar setingkat: 1) Kepala Pasar, 2) Kepala Seksi di
Pasar
Menengah* Pengelola pasar setingkat: 1) Kepala Bidang/Kepala
Sub Bidang di Dinas Pasar/Dinas Perdagangan
2) Kepala Bidang di PD Pasar
3) Kepala Pasar
Ahli* Pengelola pasar setingkat: 1) Kepala Dinas 2) Direksi PD Pasar 3) Kepala Bidang di
Dinas Pasar/Dinas Perdagangan
4) Kepala Bidang di PD Pasar
Kebersihan Mampu memahami
dan melaksanakan
kegiatan kebersihan
dipasar sesuai
Tupoksi, SOP dan
juklak juknis
dengan baik
1. Mampu melaksanakan
dan mengevaluasi K3
Tingkat Dasar
2. Mampu mengawasi
dan menyusun sistem
pengawasan
pelaksanaan kegiatan
kebersihan sesuai
peraturan
perusahaan/peraturan
direksi/SK dinas/SK
pemerintah daerah
3. Mampu melaksanakan
dan menjaga
eksternalitas
1. Mampu
melaksanakan dan
mengevaluasi K3
tingkat dasar dan
menengah
2. Mampu menyusun
sistem kebersihan
sesuai peraturan
daerah dan
perkembangan
pasar.
3. Mampu
melaksanakan
Monev pengeloaan
kebersihan
berdasarkan kinerja
Keamanan Mampu memahami
dan melaksanakan
kegiatan keamanan
di pasar sesuai
Tupoksi, SOP dan
juklak juknis
dengan baik
1. Mampu melaksanakan
dan mengevaluasi K3
Tingkat Dasar
2. Mampu mengawasi
dan menyusun sistem
pengawasan
pelaksanaan kegiatan
keamanan sesuai
peraturan
perusahaan/peraturan
direksi/SK dinas/SK
pemerintah daerah
3. Mampu melaksanakan
dan menjaga
eksternalitas
1. Mampu
melaksanakan dan
mengevaluasi K3
tingkat dasar dan
menengah
2. Mampu menyusun
sistem keamanan
sesuai peraturan
daerah dan
perkembangan
pasar.
3. Mampu
melaksanakan
Monev pengeloaan
keamanan
berdasarkan kinerja
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
84
Dalam bidang K3, pengelola pasar diharapkan memiliki kompetensi dalam
aspek kebersihan, keamanan dan ketertiban. Untuk tingkat dasar, pengelola pasar
diharapkan mampu memahami dan melaksanakan kegiatan kebersihan, keamanan dan
ketertiban sesuai dengan Tupoksi, SOP dan juklak juknis dengan baik.
Untuk tingkat menengah, pengelola pasar diharapkan mampu melaksanakan dan
mengevaluasi aspek K3 (kebersihan, keamanan dan ketertiban) dengan baik. Pengelola
pasar juga diharapkan mampu mengawasi dan menyusun sistem pengawasan
pelaksanaan kegiatan K3 sesuai peraturan perusahaan/peraturan direksi/SK dinas serta
SK Pemerintah daerah. Dan terakhir, untuk kompetensi tingkat menengah, para
pengelola pasar diharapkan mampu melaksanakan dan menjaga eksternalitas.
Untuk kompetensi tingkat ahli, para pengelola pasar diharapkan mampu
melaksanakan dan mengevaluasi aspek K3 baik tingkat dasar maupun menengah. Selain
itu juga diharapkan mampu menyusun sistem K3 (kebersihan, keamanan dan ketertiban)
sesuai peraturan daerah dan perkembangan pasar. Dan terakhir para pengelola pasar
juga harus mampu melaksanakan kegiatan monev pengelolaan K3 berdasarkan kinerja.
Ketertiban Mampu memahami
dan melaksanakan
kegiatan ketertiban
di pasar sesuai
Tupoksi, SOP dan
juklak juknis dengan baik
1. Mampu melaksanakan
dan mengevaluasi K3
Tingkat Dasar
2. Mampu mengawasi
dan menyusun sistem
pengawasan
pelaksanaan kegiatan
ketertiba sesuai
peraturan
perusahaan/peraturan
direksi/SK dinas/SK
pemerintah daerah
3. Mampu melaksanakan
dan menjaga
eksternalitas
1. Mampu
melaksanakan
dan
mengevaluasi K3
tingkat dasar dan
menengah
2. Mampu
menyusun sistem
ketertiban sesuai
peraturan daerah
dan
perkembangan
pasar.
3. Mampu
melaksanakan
Monev
pengeloaan
ketertiban
berdasarkan
kinerja
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
85
4. Rencana Implementasi Pelatihan Kompetensi Bidang Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Sesi 1 08.00 - 09.00 Pembukaan Keamanan Produk Perlindungan Konsumen
Ketersediaan alat keamanan - Bag 1.
Case Study Perlindungan Konsumen
Field Trip ke Pasar Percontohan
09.00 - 09.30 Pre-test
09.30 - 10.00 Morning Break
Sesi 2 10.00 - 11.30 Kebersihan 1 Keamanan Aset Pasar Perlindungan terhadap aset pasar
Ketersediaan alat keamanan - Bag 2.
Case Study Crisis Management
11.30 - 13.00 ISHOMA
Sesi 3 13.00 - 14.30 Kebersihan 2 Keamanan Fasos Fasum Ketertiban Pedagang Bag. 1
Case Study Service Excellence
14.30 - 15.00 ISHOMA
Sesi 4 15.00 - 16.30 Kebersihan 3 Keamanan Permasalahan Sosial Latihan penyusunan format penilaian kinerja pegawai
Ketertiban Pedagang Bag. 2
Post Test (15.00 - 15.30) Closing Ceremony (15.30 - 16.30)
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
86
5. ModulBidang Kebersihan Keamanan dan Ketertiban
Berikut tersaji ringkasan modul tingkat dasar manajemen pengelolaan pasar rakyat untuk bidang kebersihan, keamanan dan
ketertiban. Modul lengkap terdapat dalam lampiran laporan ini.
Tabel 5.8. Ringkasan Modul Tingkat Dasar Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban
No. Judul Modul Definisi Tujuan Sasaran
1. Aspek Kebersihan a) Memahami pengelolaan aspek kebersihan di pasar rakyat (90 menit)
b) Memahami SOP pengelolaan kebersihan (90 menit)
c) Mengidentifikasi persoalan pengelolaan aspek kebersihan di pasar rakyat (90 menit)
Memahami dan melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan kebersihan pasar rakyat dengan baik.
a) Memahami pengelolaan aspek kebersihan yang baik berbasis SOP
b) Mengidentifikasi persoalan pengelolaan aspek kebersihan di pasar rakyat.
2. Aspek Keamanan a) Pemahaman keamanan produk dan perlindungan konsumen (60 menit)
b) Pemahaman pengelolaan keamanan aset pasar dan perlindungan terhadap aset pasar (60 menit)
c) Pemahaman pengelolaan keamanan fasilitas sosial dan fasilitas umum di pasar rakyat (60 menit)
Memahami dan melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan keamanan pasar rakyat dengan baik
a) Memahami pengelolaan aspek keamanan yang baik berbasis SOP
b) Mengidentifikasi persoalan pengelolaan aspek keamanan di pasar rakyat.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
87
d) Permasalahan pengelolaan permasalahan sosial (60 menit)
e) Pemahaman pengelolaan alat keamanan di asar rakyat (120 menit)
3. Aspek Keamanan a) Pemahaman pengelolaan ketertiban pedagang (90 menit)
b) Identifikasi persoalan aspek ketertiban di pasar rakyat (90 menit)
Memahami dan melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan keamanan pasar rakyat dengan baik
a) Memahami pengelolaan aspek ketertiban yang baik berbasis SOP
b) Mengidentifikasi persoalan pengelolaan aspek ketertiban di pasar rakyat
4. Case Study a) Case study tentang perlindungan konsumen (90 menit)
b) Case study tentang crisis management (90 menit)
c) Case study tentang service excellence (90 menit)
Mampu mensimulasikan pengelolaan aspek K3 pasar rakyat dengan baik
a) Memahami materi pelatihan yang sudah diberikan
b) Mampu mensimulasikan pengelolaan K3 pasar rakyat dengan baik
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
88
5.4. Kompetensi bidang Usaha Jasa
1. Isu Permasalahan
Berdasarkan hasil survey dan diskusi dengan pengelola pasar, maka isu
permasalahan terkait kompetensi pengelolaan pasar rakyat untuk bidang Usaha
Jasa adalah sebagai berikut:
Table 5.6. Analisis SWOT Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Usaha Jasa
Strength Weaknesess
1. Aset pasar yang benilai komersial dan strategis
2. Penentuan uang jasa/tarif pasar lebih rendah dan kewenangan tersendiri (BUMD)
3. Ketersediaan yang cukup untuk peraturan, SDM, dan sarana prasana utam a usaha jasa
4. Kegiatan transaksi di areal pasar beroperasi 24 jam
5. Transaksi produk di areal pasar tidak terbatas
1. Pemasaran usaha terhadap aset pasar belum maksimal (kios, los, non kios – los, area komersial lainnya).
2. Belum maksimalnya kegiatan pemasaran dan pengembangan usaha di pasar dampak Belum adanya SDM dengan kompetensi di bidang pemasaran.
3. Adanya potential lost pendapatan pasar disebabkan pemakaian areal komersial utama (kios, los, dan nono kios non los) dan komersial penunjang yang tidak maksimal.
4. Penentuan tarif yang rendah dan murah 5. Keterbatasan jenis usaha yang
dijalankan 6. Sarana dan prasaran penunjang bagi
jasa usaha yang tidak memadai 7. Adanya aset pasar yang dikelola pihak
lain
Opportunity Threat
1. Kebijakan pemerintah pusat untuk mengajak berbelanja ke pasar rakyat
2. Pariwisata dan tingkat usaha lokal mulai meningkat.
3. Peminatan pihak ketiga (dunia usaha, untuk bekerjasama dengan pasar cukup besar (contoh: pemasangan reklame)
1. Regulasi peraturan daerah yang tidak
mendukung proses bisnis pasar rakyat 2. Menjamurnya bisnis retail sekitar pasar
dengan produk yang sama 3. Transaksi on line mencegah orang datang
ke pasar 4. 5. Faktor eksternalitis non usaha jasa yang
menghambat bisnis di areal pasar (premanisme)
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
89
2. Solusi
Berdasarkan isu permasalahan tersebut, maka solusinya adalah perlu
dibuat pelatihan Usaha Jasa sebagai berikut:
a) Untuk tahap dasar akan dikhususkan pada kompetensi untuk
mengidentifikasi potensi jasa usaha di pasar, termasuk di dalamnya
mengelola jasa usaha yang sudah dimiliki (contoh: jasa usaha parkir, toilet,
bongkar muat), pengadministrasian usaha jasa dan pembuatan laporan
harian.
b) Untuk tahap menengah akan melaksanakan kegiatan ditahap dasar,
kompetensi pengawasan pendapatan jasa usaha yang sudah dimiliki,
memunculkan kemampuan melakukan pemasaran dan pengembangan
usaha areal pasar, serta mengevaluasi potensi jasa usaha di pasar yang bisa
dikembangkan secara periodik, membuat proyeksi usaha jasa pasar seacara
periodik bulanan.
c) Untuk tahap ahli akan melaksanakan kegiatan tahap dasar dan tahap
menengah, merumuskan kebijakan pemasaran dan pengembangan usaha
jasa, proses transaksi yang adaptif (on line, efesien, efektif), dan
mengembangkan usaha jasa di pasar dengan berbagai pihak.
3. Matriks Kebutuhan Kompetensi Bidang Usaha Jasa
Matrikskompetensi bidang usaha jasa untuk pengelola pasar rakyat dapat
dipetakan sebagai berikut (Tabel 5.8):
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
90
Table 5.7. Matrik Kompetensi Bidang Usaha Jasa
Kompetensi
Jasa Usaha
Level (Termasuk Pengelola Pasar Masyarakat, Pasar Dinas, dan PD Pasar)
Dasar* Pengelola pasar
setingkat:
1) Kepala Pasar,
2) Kepala Seksi
di Pasar
Menengah* Pengelola pasar
setingkat:
1) Kepala
Bidang/Kepala Sub
Bidang di Dinas
Pasar/Dinas
Perdagangan
2) Kepala Bidang di
PD Pasar
3) Kepala Pasar
Ahli* Pengelola pasar
setingkat:
1) Kepala Dinas
2) Direksi PD Pasar
3) Kepala Bidang di
Dinas Pasar/Dinas
Perdagangan
4) Kepala Bidang di PD
Pasar
Mampu
memahami dan
melaksanakan
kegiatan usasha
jasa di pasar
sesuai Tupoksi,
SOP dan juklak
juknis dengan baik
1. Mampu
melaksanakan dan
mengevaluasi
tingkat dasar
2. Mampu melakukan
kegiatan
pengembangan dan
pemasaran usaha
pasar
3. Mampu menyusun
potensi usaha jasa
pasar
4. Mampu menyusun
monev usaha jasa di
pasar
1. Mampu
melaksanakan dan
mengevaluasi tingkat
dasar dan menengah
2. Mampu menyusun
kebijakan dan rencana
kerja pengembangan
usaha jasa pasar
3. Mampu
mengembangkan
kerjasama usaha jasa
pasar
Kompetensi bidang usaha jasa dibedakan menjadi kompetensi tingkat
dasar, menengah dan ahli. Untuk tingkat dasar, para pengelola pasar diharapkan
mampu memahami dan melaksanakan kegiatan usaha jasa di pasar sesuai
Tupoksi, SOP dan juklak serta juknis dengan baik. Untuk kompetensi tingkat
menengah, para pengelola pasar diharapkan mampu melaksanakan dan
mengevaluasi tingkat dasar, mampu melakukan kegiatan pengembangan dan
pemasaran usaha pasar, mampu menyusun potensi usaha jasa pasar serta mampu
menyusun monev usaha jasa di pasar. Untuk tingkat ahli, para pengelola pasar
diharapkan mampu melaksanakan dan mengevaluasi tingkat dasar dan menengah,
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
91
mampu menyusun kebijakan dan rencana kerja pengembangan usaha jasa pasar
serta mampu mengembangkan kerjasama usaha jasa pasar.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
92
4. Rencana Implementasi Pelatihan Kompetensi Usaha Jasa
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Sesi 1 08.00 - 09.00 Pembukaan Pemetaan Potensi Pendapatan Pasar - Bag 1
BOT/ BTO - Bag 1 Case Study -1
Field Trip ke Pasar
Percontohan
09.00 - 09.30 Pre-test Kerjasama pengelolaan pasar dengan pihak ke - 3
Pemasaran Usaha Melalui Promosi Online
09.30 - 10.00 Morning Break
Sesi 2 10.00 - 11.30 Aset - Bagian 1 Pemetaan Potensi Pendapatan Pasar - Bag 2
BOT/ BTO - Bag 2 Case Study
Kerjasama pengelolaan pasar dengan pihak ke - 3
Pemasaran Usaha Melalui Promosi Offline
11.30 - 13.00 ISHOMA
Sesi 3 13.00 - 14.30 Aset - Bagian 2 Pemasaran Usaha Online Lembaga Keuangan Case Study
Kerjasama dengan lembaga
pembiayaan Sistem Logistik Pasar.
14.30 - 15.00 ISHOMA
Sesi 4 15.00 - 16.30 Kerjasama Usaha Pemasaran Usaha Offline Manajemen Logistik Post Test (15.00 - 15.30)
Kerjasama usaha dengan pemasok
Manajemen pergudangan, tata kelola in and out barang
Closing Ceremony (15.30 - 16.30)
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
93
5. Modul Bidang Usaha Jasa
Berikut tersaji ringkasan modul tingkat dasar manajemen pengelolaan pasar rakyat untuk bidang usaha jasa. Modul lengkap
terdapat dalam lampiran laporan ini
Tabel 5.8. Ringkasan Modul Tingkat Dasar Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat Bidang Usaha Jasa
No. Judul Modul Definisi Tujuan Sasaran
1. Pengenalan Usaha Jasa a) Pengertian dan gambaran umum usaha jasa
b) Dasar hukum usaha jasa c) Diskusi dan pelatihan grup
Mampu mengetahui pengertian dna gambaran umum tentang usaha jasa di pasar serta dasar—dasar hukumnya agar dapat menyusun dan melakukan pengelolaan usaha jasa secara harian
a) Mengetahui dan memahami pengertian dan gambaran umum usaha jasa di pasar
b) Mengetahu dasar-dasar hukum usaha jasa di pasar
2. Jenis-Jenis Usaha Jasa Pasar
a) Pengenalan perbedaan kategori usaha jasa
b) Idenifikasi usaha jasa c) Pencatatan dan
penyusunan usaha jasa d) Diskusi dan pelatihan grup
Mampu mengidentifikasi dan menggolongkan usaha jasa pasar yang bersifat utama, pendukung usaha jasa yang melibatkan pihak ketiga
a) Memahami pengertian usaha jasa, usaha jasa endukung dan usaha jasa yang melibatkan pihak ketiga
b) Mampu melakukan penggolongan/pembagian usaha jasa pasar berdasarkan tiga kategori diatas
c) Mampu menyusun dan membuat format laporan untuk kegiatan operasional ketiga kategori tersebut
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
94
3. Pengelolaan Aset Usaha Jasa Pasar
a) Pengenalan pengelolaan aset usaha jasa pasar
b) Jenis-jenis aset usaha jasa pasar
c) Pencatatan dan pengawasan aset usaha jasa pasar
d) Diskusi dan pelatihan grup
Mampu menginventaris, mengelompokkan dan menyusun aset-aset usaha jasa pasar yang akan dijadikan modal operasional usaha jasa pasar untuk mendapatkan pendapatan
a) Memahami tujuan dan manfaat pengelolaan aset usaha jasa pasar
b) Mengetahui jenis-jenis aset usaha jasa pasar
c) Mampu menginventarisi, mengelompokkan dan menyusun aset usaha jasa pasar
d) Mampu melakukan pengawasan operasional aset usaha jasa pasar
4. Optimalisasi Potensi Pasar
a) Pengenalan dan identifikasi pengertian potensi pasar
b) Penyusunan perhitungan dan tarif potensi pasar
c) Perhitungan jasa pelayanan pasar
d) Diskusi dan pelatihan grup
Mampu mengidentifikasi potensi-potensi yang ada di pasar untuk dijadikan kegiatan usaha jasa dalam rangka peningkatan pendapatan
a) Memahami apa yang dimaksud dengan potensi pasar
b) Mampu mengidentifikasi potensi-potensi yang ada di pasar
c) Mampu menghitung potensi pasar d) Mampu menghitung tarif potensi
pasar secara sederhana e) Mampu membuat pencatatan dan
pelaporan potensi pasar 5. Pemasaran Usaha Jasa
Online a) Pengenalan pengertian
pemasaran usaha jasa secara online
b) Kegiatan-kegiatan pemasaran usaha jasa secara online
c) Diskusi dan pelatihan grup
Mampu menyusun rencana dan kegiatan pemasaran usaha jasa secara online baik internal perusahaan maupun eksternal perusahaan
a) Memahami pengertian pemasaran usaha jasa secara online
b) Mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pemasaran usaha jasa secara online
6. Pemasaran Usaha Jasa Offline
a) Pengenalan pengertian pemasaran usaha jasa secara offline
Mampu menyusun rencana dan kegiatan pemasaran usaha jasa secara offline baik untuk
a) Memahami pengertian pemasaran usaha jasa secara offline
b) Mampu mengidentifikasi kegiatan-
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
95
b) Kegiatan-kegiatan pemasran usaha jasa secara offline
c) Diskusi dan pelatihan grup
internal perusahaan maupun eksternal perusahaan
kegiatan pemasaran usaha jasa secara offline
7. Kerjasama Usaha a) Pengenalan pengertian kerjasama usaha di pasar
b) Bentuk-bentuk kerjasama di pasar
c) Diskusi dan pelatihan grup
Mampu mengidentifikasi dan melakukan kerjasama usaha dalam pemanfaatan aset dan potensi yang dimiliki oleh pasar
a) Memahami pengertian kerjasama usaha dalam pemanfaatan aset dan potensi yang dimiliki oleh pasar
b) Mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan kerjasama usaha yang ada di pasar
c) Mampu menentukan bentuk-bentuk kerjasama di pasar
8. Manajemen Logistik atau Gudang di Pasar
a) Pengenalan manajemen logistik atau gudang di pasar
b) Penyusunan rencana kerja manajemen logistik atau gudang
c) Penyusunan rencana laporan
Mampu menyusun rencana kerja pengelolaan logistik atua gudang yang terdapat di pasar guna menjaga ketersediaan barang di pasar
a) Memahami pengertian manajemen logistik atau gudang di pasar
b) Mampu menyusun rencana kerja pemeliharaan logistik atau gudang di pasar
c) Mampu menyusun laporan administrasi operasional logistik atau gudang di pasar
96
BAB VI. Simpulan Dan Rekomendasi
6.1 Simpulan
Terdapat empat kompetensi yang perlu dimiliki oleh pengelola pasar, meliputi:
kompetensi bidang keuangan, bidang administrasi, bidang K3, dan bidang usaha jasa.
Kompetensi bidang keuangan, meliputi: perencanaan keuangan (anggaran), pencatatan
keuangan, pelaporan keuangan, dan financial negotiation. Sementara kompetensi
bidang K3, meliputi: kebersihan, keamanan, dan ketertiban. Kompetensi tersebut dibagi
menjadi tiga tingkatan, yaitu: tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat ahli.
6.1.1 Kriteria Pengelola Pasar Tingkat Dasar
Pengelola pasar tingkat dasar, meliputi oleh pengelola pasar setingkat kepala
pasar dan kepala seksi di pasar. Terkait kompetensi keuangan, kriteria yang diharapkan
terpenuhi oleh pengelola pasar tingkat dasar, antara lain:
1. Mampu melakukan perencanaan kebutuhan harian pengelola pasar;
2. Mampu melakukan pencatatan penerimaan harian tetap pasar menggunakan
aplikasi komputer sederhana;
3. Mampu membuat laporan keuangan sederhana menggunakan aplikasi komputer;
4. Mampu mengidentifikasi lembaga keuangan (bank, koperasi, dan asuransi) yang
berpotensi untuk dijadikan mitra pengelola pasar.
Terkait kompetensi bidang administrasi, kriteria yang diharapkan terpenuhi oleh
pengelola pasar tingkat dasar, yaitu mampu melakukan perencanaan dan kegiatan harian
bidang administrasi dengan sub bidang adminstrasi kantor/perusahaan, umum,
pengadaan barang jasa, hukum, humas, dan kepegawaian. Sementara terkait kompetensi
bidang K3, kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh pengelola pasar tingkat dasar,
antara lain:
1. Mampu memahami dan melaksanakan kegiatan kebersihan di pasar sesuai
tupoksi, SOP, dan juklak juknis dengan baik;
2. Mampu memahami dan melaksanakan kegiatan keamanan di pasar sesuai
tupoksi, SOP, dan juklak juknis dengan baik;
3. Mampu memahami dan melaksanakan kegiatan ketertiban di pasar sesuai
tupoksi, SOP, dan juklak juknis dengan baik.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
97
Terkait kompetensi bidang usaha jasa, kriteria yang diharapkan dimiliki oleh
pengelola pasar tingkat dasar adalah mampu memahami dan melaksanakan kegiatan
usaha jasa di pasar sesuai tupoksi, SOP, dan juklak juknis dengan baik.
6.1.2 Kriteria Pengelola Pasar Tingkat Menengah
Pengelola pasar tingkat menengah, meliputi kepala bidang/kepala sub bidang di
dinas pasar/dinas perdagangan, kepala bidang di PD pasar, serta kepala pasar. Terkait
kompetensi keuangan, kriteria yang perlu dipenuhi oleh pengelola pasar tingkat
menengah, meliputi:
1. Mampu membuat perencanaan dengan pertimbangan target pendapatan pasar;
2. Mampu melakukan pencatatan dan perhitungan penerimaan dan pengeluaran
tetap menggunakan aplikasi komputer;
3. Mampu membuat laporan keuangan dan perhitungan pencapaian target
perolehan pendapatan pasar;
4. Mampu melakukan negosiasi dengan lembaga keuangan (bank, koperasi, dan
asuransi) sebagai mitra pengelola pasar sebagai upaya menyediakan sarana
keuangan untuk pedagang pasar.
Terkait kompetensi bidang administrasi , kriteria yang perlu dipenuhi oleh
pengelola pasar tingkat menengah, meliputi:
1. Mampu melakukan kegiatan tingkat dasar;
2. Mampu melakukan supervisi kegiatan operasional bidang administrasi;
3. Mampu menyusun laporan kinerja periodik mingguan dan bulanan;
4. Mampu u menyusun program kerja perbaikan bidang administrasi.
Kriteria kompetensi bidang K3 yang pelu dimiliki oleh pengelola pasar tingkat
menengah, meliputi:
1. Mampu melaksanakan dan mengevaluasi K3 tingkat dasar;
2. Mampu mengawasi dan menyusun sistem pengawasan pelaksanaan kegiatan
kebersihan sesuai peraturan perusahaan/peraturan direksi/SK dinas/SK
pemerintah daerah;
3. Mampu mengawasi dan menyusun sistem pengawasan pelaksanaan kegiatan
keamanan sesuai peraturan perusahaan/peraturan direksi/SK dinas/SK
pemerintah daerah;
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
98
4. Mampu mengawasi dan menyusun sistem pengawasan pelaksanaan kegiatan
ketertiban sesuai peraturan perusahaan/peraturan direksi/SK dinas/SK
pemerintah daerah;
5. Mampu melaksanakan dan menjaga eksternalitas.
Sementara terkait kompetensi bidang usaha jasa, kriteria yang diharapkan
dimiliki oleh pengelola pasar tingkat menengah, meliputi:
1. Mampu melaksanakan dan mengevaluasi tingkat dasar;
2. Mampu melakukan kegiatan pengembangan dan pemasaran usaha pasar;
3. Mampu menyusun potensi usaha jasa pasar;
4. Mampu menyusun monev usaha jasa di pasar.
6.1.3 Kriteria Pengelola Pasar Tingkat Ahli
Pengelola pasar tingkat ahli, meliputi pengelola pasar setingkat kepala dinas,
direksi PD pasar, kepala bidang di dinas pasar/dinas perdagangan, serta kepala bidang
di PD pasar. Terkait kompetensi keuangan, kriteria yang harus dimiliki oleh pengelola
pasar tingkat ahli, meliputi:
1. Mampu melakukan perencanaan keuangan dengan memertimbangkan aspek
asumsi (inflasi dan sebagainya);
2. Mampu membuat dan menganalisis laporan keuangan dengan
memertimbangkan asumsi (efisiensi, efektivitas, laba-rugi, pemeliharaan, dan
lainnya);
3. Mampu melakukan negosiasi dengan lembaga keuangan (bank, koperasi, dan
asuransi) sebagai mitra pengelola pasar sebagai upaya menyediakan sarana
keuangan untuk pedagang pasar.
Terkait kompetensi bidang administrasi, kriteria yang harus dimiliki oleh
pengelola pasar tingkat ahli, meliputi:
1. Mampu melakukan kegiatan tingkat dasar dan menengah;
2. Mampu menyusun kebijakan modernisasi bidang administrasi;
3. Mampu menyusun program kerja dan evaluasi tahunan bidang administrasi;
4. Mampu menyusun konsep pengelolaan eksternalitas;
5. Mampu menyusun dan menerapkan audit kinerja diperusahaan berdasarkan
profesionalisme dan GCG;
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
99
6. Mampu menyusun konsep pengelolaan eksternalitas.
Terkait kompetensi bidang K3, kriteria yang harus dimiliki oleh pengelola pasar
tingkat ahli, meliputi:
1. Mampu melaksanakan dan mengevaluasi K3 tingkat dasar dan menengah;
2. Mampu menyusun sistem kebersihan sesuai peraturan daerah dan perkembangan
pasar;
3. Mampu menyusun sistem keamanan sesuai peraturan daerah dan perkembangan
pasar;
4. Mampu menyusun sistem ketertiban sesuai peraturan daerah dan perkembangan
pasar;
5. Mampu melaksanakan Monev pengeloaan kebersihan berdasarkan kinerja.
Sementara terkait kompetensi bidang usaha jasa, kriteria yang diharapkan
dimiliki oleh pengelola pasar tingkat ahli, meliputi:
1. Mampu melaksanakan dan mengevaluasi tingkat dasar dan menengah;
2. Mampu u menyusun kebijakan dan rencana kerja pengembangan usaha jasa
pasar;
3. Mampu mengembangkan kerjasama usaha jasa pasar.
6.2 Rekomendasi
1. Perlu adanya sosialisasi kepada para pengelola pasar terkait pentingnya
manajemen pengelolaan pasar dan pentingnya melaksanakan program-program
yang diusulkan pada kajian ini. Sosialisasi juga terkait dibutuhkannya keseriusan
untuk merealisasikan manajemen pengelolaan pasar rakyat yang efisien, efektif,
dan akuntabel.
2. Empat modul awal yang dibutuhkan oleh pengelola pasar rakyatyaitu
administrasi, Keuangan, Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan (K3) serta
Usaha Jasa di pasarrakyat.Modul harus dibedakan antara staf pelaksana,
pengelola tingkat menengah dan atas. Untuk staf pelaksana, modul diarahkan
kepada bagaimana staf pelaksana dapat memiliki kemampuan teknis dan
melaksanakan peraturan serta SOP yang telah dimiliki oleh organisasi. Bagi
pengelola tingkat menengah dan atas diharapkan dapat memiliki kemampuan
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
100
analisa yang lebih mendalam serta memiliki inisiatif dan kreatifitas sehingga
pengelolaan pasar dapat lebih efektif dan efisien.
3. Pelatihan dilakukan menggunakan sistem regional atau provinsi untuk
mempermudah transfer pengalaman dan penyesuaian pola pengelolaan pasar
rakyat di daerah tersebut. Modul pelatihan dapat dimodifikasi dan atau
ditambahkan dengan materi lokal agar sesuai dengan kondisi daerah dimana
pasar rakyat berada.
4. Perlu ada kebijakan tertulis dari pemerintah daerah dan atau perusahaan daerah
pengelola pasar untuk peserta yang mengikuti pelatihan tidak diperbolehkan
berpindah tempat dan atau dipindahkan (mutasi) dalam kurun waktu 3-4 tahun
agar bisa mengimplementasikan materi materi yang diterima selama
pelatihan.Kegiatan pelatihan dilakukan sedikitnya 3 kali untuk setiap pasar
dengan peserta yang berbeda kecuali peserta yang akan mengikuti hingga
tingkat ahli
5. Peserta pelatihan harus memiliki status pegawai tetap dan memiliki potensi
untuk ditempatkan di struktur pemerintahan yang berkaitan dengan pasar dan
perusahan daerah pengelola pasar rakyat.
6. Jangka waktu pelatihan yang dilakukan baiknya untuk tidak mengambil waktu
yang sangat lama (kisaran 5 hari kerja) oleh karena keterbtasan SDM di tingkat
pengelola pasar sehingga ketika SDM yang diikutkan pelatihan tidak hadir
dalam waktu yang lama makan akan sulit untuuk mencarikan
penggantiaannya.Pelatihan harus diberikan secara spesifik pada topik tertentu
mengingat pelatihan yang bersifat general sudah sangat sering dilakukan oleh
pihak pemda. Namun kebutuhan yang mendasar bagi pengelola pasar saat ini
adalah pelatihan yang bersifat sangat spesifik.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
102
Daftar Pustaka
Badan Standardisasi Nasional. (2015). Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152:2015
tentang Pasar Rakyat.
Brinkerhoff, R. & Gill, S. (1994). The learning alliance. San Francisco, CA.: Jossey-
BassIPfeiffer.
Chen, H-M. and Hung, S-T (2012). The Utility of O-T-P Model in Taiwan Coast
Guard. Public Personnel Management; 41(1).
Danisworo, 2002 pengertian revitalisasi, (online)
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009.03/definisi-revitalisasi.html
Denbi, S. (2010). The Importance of Training Needs Analysis. Industrial and
Commercial Training. 42(3). 147 -150.
Denzin, N.K. (2003). Collecting & Interpreting Qualitative Materials (2nd, 03).
SAGE Publications, Inc.
Dirani, K.M. (2011). Professional training as a strategy for staff development A
study in training transfer in the Lebanese context. European Journal of
Training and Development. 36(2/3). 158-178
Goldstein, I.L. (1993) Training in organizations: Needs assessment, development,
and evaluation. 3rd edn, Thomson Brooks/Cole Publishing Co, CA, US.
Iqbal, MZ dan Khan, RA (2011). The Growing Concept and Uses of Training Needs
Assessment, A Review with Proposed Model. Journal of European Industrial
Training. 35(5). 439-466.
Hamza, Mo. (2012) Developing Training Material Guide. Swedish Civil
Contingencies Agency (MSB)
Kementerian Perdagangan Dalam Negeri. (2016). Standar Operasional Prosedur
(SOP). Direktorat Perdagangan Dalam Negeri.
Lind, Marchal, and Wathen. (2013). Statistical Techniques in Business and
Economics 15th edition. Mc Graw Hill International Edition.
Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research: An Applied Orientation 5th edition.
Pearson International Edition. Prentice Hall.
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat | Puska Dagri - BPPP
103
Miller, J.A. and Osinski, D.M. (2002) Training needs assessment, White Paper edn,
Society For Human Resource Management (SHRM), USA.
Moore, M.L. and Dutton, P. (1978). Training needs analysis: Review and critique,
Academy of Management Review. 3(3). 532-545.
Narasimhan, GV. And Ramanarayanan, CS. (2014). Analysis of Training Needs
Assessment and Implementation – A Comparative Study of Public and
Private Sector Banks. Indian Journal of Commerce & Management Studies.
V(3).
Neuman, W.L. (2006). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches. USA: Allyn and Bacon.
Purohit, SK (2015). Utilization of Training and Development to Increase Ability
and Skill of Employees in Organisations. The Internasional Journal of Business
and Management. 3(2).
Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, Badan Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Perdagangan, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. (2012).
Peran Revitalisasi Terhadap Kinerja Pasar Tradisional.
Stanley, T. (2002). Good Training Programs Don't Just Happen, Supervision, 63(6).
8-10.
Wahyuni, S. (2015). Qualitative Research Method: Theory and Practise (2nd
Edition). Penerbit Salemba Empat.