1. Survey Tinjau (Reconnaissence)
Tahapan ini merupakan tahapan paling awal dalam kegiatan eksplorasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral secara geologi atau daerah anomali yang prospektif untuk penyelidikan lebih lanjut.
Dalam tahapan ini, penyelidikan dilakukan pada daerah yang sangat luas dengan pengamatan dilakukan tidak berpola dan pada lokasi-lokasi yang dianggap menarik. Awal dari tahapan ini biasanya berupa pengumpulan data skunder dan primer. Pengumpulan data skunder berupa studi kepustakaan, survey foto udara dan analisa peta geologi regional. Pengumpulan data primer berupa pemetaan geologi regional dengan skala 1 : 250.000 atau 1 : 100.000, peninjauan pada lokasi-lokasi yang dianggap menarik yang biasanya diikuti dengan pengambilan contoh geokimia batuan dan sedimen sungai secara acak juga didukung dengan pengambilan conto konsentrat dulang.
Tabel 1. Hubungan antara Tahapan Eksplorasi dengan Metoda Penyelidikan, Kerapatan Titik Pengamatan dan Kalasifikasi Sumber Daya (Cadangan) Bahan Galian
Tahapan
Eksplorasi PengembanganPenyelidikan Umum Eksplorasi Studi
Kelayakan
KonstruksiSurvey
TinjauProspeksi
Eksplorasi Umum
Eksplorasi Rinci
Metoda Eksplorasi
(Penyelidikan)
Kepustakaan, Survey udara/foto udara, Pemetaan Geologi Regional skala 1 :250.000 – 1:100.000, Geokimia
Pemetaan geologi semi rinci, 1:100.000 – 1:10.000, penyelidikan geokimia dan geofisika
Pemetaan geologi rinci skala 1:10.000–1:2.000, penyelidikan geokimia dan geofisika, parit /sumur uji, pemboran geologi
Pemetaan geologi rinci skala 1:2.000–1:5.00, prit / sumur uji, pemboran geologi, terowongan, uji pengolahan
Luas Wilayah
Sangat luas Sampai beberapa ratus km2
Terbatas (beberapa puluh km2)
Sangat terbatas (beberapa km2)
Kerapatan Titik
Pengamatan
Tidak terpola, pada lokasi-lokasi yang menarik
Terplola, 1-10 km2
perconto endapan sungai aktif
Terpola (grid), interval 100-25 m conto tanah
Makin rapat, pemboran dilakukan makin rapat
Klasifikasi Sumber Daya
dan Cadangan
Sumber daya
hipotetik
Sumber daya terreka
Sumber daya
terunjuk
Sumber daya
terukur
Cadangan terkira atau
terbukti
Cadangan
2. Prospeksi (Prospecting)
Tahapan eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran mineral dengan cara mempersempit daerah yang mengandung sebaran endapan mineral yang potensial, luas daerahnya biasanya sampai beberapa ratus km2. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, penyelidikan geokimia dan geofisika. Pada tahapan ini pengamatan dan pengambilan conto geokimia dilakukan lebih terpola. Conto yang diambil biasanya berupa endapan
sungai aktif dan batuan dimana setiap conto mewakili daerah seluas 1 – 10 km 2. Penyelidikan geofisika mulai dilakukan pada tahapan ini, tujuannya untuk mengetahui kondisi geologi/mineralisasi bawah permukaan baik menyangkut keberadaan/posisi dan dimensi mineralisasi dengan metoda geofisika. Metoda ini sebagai pendukung data geokimia dan pemetaan. Selain kedua metoda tersebut dilakukan juga uji paritan, uji sumuran dan pemboran geologi. Dalam tahapan ini estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpetasi geologi, geokimia dan geofisika.
3. Eksplorasi Umum (General Exploration)
Tahapan eksplorasi ini dimaksud untuk mendeliniasi suatu endapan atau untuk mengetahui gambaran awal bentuk tiga dimensi endapan mineral. Luas daerah yang diselidiki biasanya terbatas dalam beberapa puluh km2. Metoda yang digunakan dalam tahapan ini adalah pemetaan geologi rinci pada skala 1 : 10.000 – 1 : 2.000, pencontohan batuan/tanah pada jarak yang lebih rapat dengan menggunakan grid dengan interval tertentu. Metoda pendukung lain adalah geofisika, pembuatan uji paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan mineral. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui gambaran geologi suatu endapan berdasarkan sebarannya, perkiraan awal bentuk tiga dimensinya, ukuran, sebarannya, kuantitas dan kualitasnya. Hasil analisis dan evaluasi dari tahapan ini untuk menentukan apakah eksplorasi rinci dan studi kelayakan tambang diperlukan.
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
Tahapan ini dilakukan untuk mendeliniasi secara rinci dalam bentuk 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan,sumuran, pemboran, terowongan. Luas daerah yang diselidiki biasanya sangat terbatas dalam beberapa km2 dengan titik pengamatan yang makin rapat. Dengan jarak titik pencontohan/pengamatan yang semakin rapat, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan biasanya berupa pemetaan geologi rinci dengan skala 1 : 2.000 – 1 : 500, pembuatan parit uji/sumur uji, pemboran, terowongan dan mulai dilakukan uji pengolahan.
Laporan eksplorasi adalah dokumentasi mutahir dari setiap tahapan eksplorasi yang menggambarkan keberadaan endapan mineral baik secara bentuk, ukuran, sebaran, kualitas dan kuantitas. Laporan tersebut memberikan status mutahir sumberdaya mineral yang dapat digunakan untuk menentukan tahapan-tahapan berikutnya yang akan dilakukan.
Tipe 2
1. Survei tinjauTahap survei tinjau mulai dilakukan pembuatan peta geologi berskala kecil ( 1 :100.000 – 1: 200.000), selain itu terkadang dilakukan pula pengambilan sampel streamsediment dan survei aeromagnetic/airborne radiometric.Data yang didapat pada survei tinjau masih bersifat umum, hasil yang didapatdigunakan untuk menentukan daerah tertentu yang dianggap memiliki prospek.2. ProspeksiTahap prospeksi membutuhkan pembuatan peta geologi daerah prospek yanglebih terperinci, peta yang diperlukan berskala (1: 50.000 – 1 : 25.000). Pada tahap iniakan dikumpulkan data mengenai keadaan dan jenis batuan, struktur, stratigrafi(dilakukan MS sepanjang lintasan tertentu) dan pengumpulan sampel lapangan yangdilakukan secara lebih sistematik.Di tahap ini juga umumnya dilakukan land atau aero magnetic/radioactivity,survei seismik dan survei gravitasi, juga pengambilan sampel stream sediment. Seluruhdata di tahap ini akan digunakan untuk menentukan daerah sasaran.3. Eksplorasi umum
Tahap eksplorasi umum dilakukan pada peta berskala 1 : 10.000 – 1 : 5.000.Pemetaan yang dilakukan ditunjang pula dengan pekerjaan pembuatan paritan (trench),pembuatan sumur uji (test pit), pengukuran geofisika detail, pengambilan sampelgeokimia detail (soil sampling dan hidrokimia) serta pemboran dangkal.Data yang diharapkan dalam tahap eksplorasi ini adalah mengetahui penyebaranlateral dan vertikal secara umum endapan mineral, juga kualitas dan kuantitasnya.4. Eksplorasi rinci/detailEksplorasi rinci dilakukan pada peta dengan skala 1 : 2.000 – 1: 200. Pada tahapini juga dilakukan pula pemetaan geologi detail bawah permukaan (studi strukturgeologi tubuh deposit) juga program pemboran dan pengambilan sampel yang terperincidan sistematis untuk estimasi cadangan terukur dan perencanaan penambangan.
No 2
Nvr : adalah
NET PRESENT VALUE adalah selisih uang yang diterima dan uang yang dikeluarkan dengan memperhatikan time value of money. Rumus time value of money yang present value adalah untuk mengetahui nilai uang saat ini. Oleh karena uang tersebut akan diterima di masa depan, kita harus mengetahui berapa nilainya jika kita terima sekarang.
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain
merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan
pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi,
biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang
direncanakan.
NPV (net present value) merupakan nilai dari proyek yang bersangkutan yang diperoleh berdasarkan selisih antara cash flow yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan. NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan. NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan. NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value
IRR (internal rate of return) merupakan tingkat diskon rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Jika hasil perhitungan IRR lebih besar dari discount factor, maka dapat dikatakan investasi yang akan dilakukan layak untuk dilakukan. Jika sama dengan discount factor, dikatakan investasi yang ditanamkan akan balik modal, sedangkan jika IRR lebih kecil dari discount factor maka investasi yang ditanamkan tidak layak.
IRR adalah merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatuinvestasi. Suatu proyek/investasi
dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju
pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain
(bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain).
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.
Why npv?
Pada umumnya pengambilan kepu-tusan investasi berdasarkan NPV dan IRR akan
memberikan hasil yang sama, artinya “apabila suatu usulan investasi dinilai layak
berdasarkan NPV, maka usulan investasi tersebut juga dinilai layak berdasarkan IRR”.
Namun demikian, menurut kalangan akademisi, NPV dianggap lebih unggul dibandingkan
IRR, karena NPV dapat mengatasi fenomena multiple IRR dan conflict ranking projects,
sedangkan IRR tidak dapat mengatasi fenomena tersebut. Meskipun demikian, NPV juga
memiliki kelemahan, yaitu NPV tidak memiliki safety margin (sedangkan IRR memiliki
safety margin) dan NPV kalah populer dibandingkan dengan IRR (para investor pada
umumnya lebih tertarik menggunakan IRR, karena IRR dapat segera dibandingkan dengan
cost of capital).
(2)
NPV dan IRR sama-sama termasuk kelompok discounted cash flow, penganut nilai waktu
dan proceeds selama total usia proyek. Berdasarkan kesamaan demikian, NPV IRR akan
memberikan keputusan yang sama dalam menilai usul investasi. Andaikan berbasis NPV
usul investasi layak diterima maka demikian pula IRR.
NPV danIRR akan memberikan keputusan yang sama., tetapi sebenarnya terkandung
sebuah pengecualian di dalamnya. Pengecualian yang dimaksudkan berkaitan saat menilai
salah satu dari dua atau lebih usul investasi bersifat mutually exclusive. Untuk kondisi
seperti begitu NPV, IRR dapat bertolak belakang memberikan jawaban secara khusus
sering terjadi pada susunan peringkat usul investasi.
Hal tersebut, dikarenakan perbedaan asumsi yang melekat terkait tingkat reinvestasi dana
bebas. IRR berasumsi dana bebas diinvestasikan kembali dengan tingkat rate of returnnya
selama periode sisa usia. Sebaliknya NPV berpegang konsisten besarnya tingkat reinvestasi
adalah tetap sebesar tingkat diskonto yang ditetapkan sebelumnya.
Namun NPV pada umumnya dipandang unggul ketimbang IRR. Hal ini disebabkan NPV
konsisten, yaitu mempertimbangkan perbedaan skala investasi dari pernyataan secara
absolut dalam rupiah tidak seperti IRR yang memiliki pernyataan berbentuk persentase
sehingga skala investasi terabaikan.
(3)
Kenapa IRR didapat dari mencari discount rate yg membuat NPV = 0? Karena itu
menggambarkan ekspektasi investor akan tingkat pengembalian investasinya.
Jika IRR tinggi, artinya ruang utk ekspektasi thd tingkat pengembalian investasinya cukup
lebar. Jika IRR rendah, maka rentang tsb sempit.
(4)
Kelompok yang proNPV mengatakan bahwa “Cash is King”. NPV adalah indicator yang
sebenarnya dalam merefleksikan tujuan dari bisnis yaitu menghasilkan uang sebanyak-
banyak.. Selain itu disebutkan IRR punya kelemahan yaitu tidak bisa memberikan nilai IRR
yang sebenarnya apabila cashflow nya multi-signs dan tidak menggambarkan konsep Time
Value of Money.
Kelompok yang pro IRR mengatakan bahwa bahwa NPV tidak menggambarkan optimasi
dan efisiensi penggunaan sumber daya dana investasi dalam kaitannya dengan rate dari
pengembaliannya (rate of return).
Contohnya nilai NPV Proyek A sebesar Rp 100 juta dan Proyek B sebesar Rp 10 juta.
Secara naluri mungkin kita akan memilih Proyek A karena nilainya 10x lebih besar. Tapi
kalau Proyek A membutuhkan investasi sebesar Rp 75 juta sedangkan Proyek B hanya
sebesar Rp 1 juta, Proyek B dapat dikatakan mempunyai nilai resiko yang lebih kecil
(exposure dana perusahaan dalam kegiatan investasi yang lebih kecil) dan tingkat
pengembalian yang lebih besar (IRR besar).
(4)
Terminology NPV & IRR, sebenarnya merupakan indicator kelaikan project, yg dapat
diproyeksi pada tahap feasibility studi. Secara umum, dapat disebutkan indikator2 dasar,
yaitu:
1. Net Present Worth/Value, adalah perbedaan antara nilai sekarang dari penerimaan total
dan nilai sekarang dari pengeluaran sepanjang umur proyek pada discount rate yang
diberikan. Pendekatannya adalah pada konsep cash flow (cash in/cash out), project
dikatakan laik apabila NPV>0.
2. Rate of Return (ROR) atau Return on Investment (ROI), adalah discount rate yang
memberikan harga NPV = 0. ROR merupakan perolehan per tahun dari investasi suatu
proyek. ROR sendiri ada dua macam, yaitu:
> Eksternal ROR, yaitu return yang diperoleh apabila investasi dilakukan di luar organisasi.
Contoh: suatu perusahaan menyimpan dananya di Bank atau membeli saham perusahaan
lain.
> Internal ROR (atau IRR), yaitu return yang diperoleh apabila investasi dilakukan di dalam
perusahaan sendiri. Contoh, suatu perusahaan melakukan pengeboran untuk menambah
kapasitas produksi, atau melakukan fracturing untuk meningkatkan produksi sumur.
(5)
Terdapat dua instrumen evaluasi investasi yang umum digunakan untuk menilai apakah
suatu investasi akan dilakukan atau tidak. Instrumen tersebut adalah Net Present Value
(NPV) dan yang kedua adalah Internal Rate of Return (IRR). Dalam melakukan investasi
tentunya harus dilakukan perbandingan antara investasi yang satu dengan yang lainnya
misalnya uangnya diinvestasikan di bank saja, karena bunganya lebih menarik. Investasi
terbaik akan didapat apabila NPV dan IRR sama-sama bernilai tinggi. Pada kasus tertentu
sering dinyatakan bahwa IRR dengan nilai yang tinggi akan lebih menguntungkan daripada
investasi dengan nilai IRR yang lebih rendah, walaupun tidak demikian, karena pada kondisi
tertentu IRR bisa menyesatkan.
Pada NPV, semua future cash flow dikonversikan menjadi suatu nilai ekuivalen pada waktu
tahun ke nol dengan menggunakan teknik diskounting. NPV merupakan penjumlahan dari
masing-masing present value dari net income yang diproyeksikan tiap tahun. Setiap future
income didiskon, artinya dibagi dengan bilangan yang merepresentasikan oppurtunity cost
dari memiliki modal mulai tahun ke nol hingga tahun dimana income diterima atau
dibelanjakan. Oppurtunity cost dapat berupa berapa banyak uang yang dapat diterima
apabila diinvestasikan di tempat lain atau berapa banyak bunga yang akan dibayar apabila
kita meminjam uang.
3 peasibility study
No 4Cut off grade (COG) mempunyai dua pengertian yaitu :
Kadar endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan ditambang (tidak diperlukan pencampuran endapan bahan galian)
Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan ditambang (diperlukan pencampuran: mixing/blending)
Cut off grade (COG) akan menentukan batas-batas cadangan sehingga dapat dihitung besar cadangan oleh karena itu akan berakibat umur cadangan makin lama.
Cut-off grade adalah satuan ukuran yang merupakan titik acuan tetap untuk diferensiasidari dua atau lebih jenis bahan. Karena kompleksitas Mineral Perkiraan cadangan,berbagai cut-off grade mungkin diperlukan untuk memperkirakan sebuah Mineral Reserve
Dilihat dari definisi cutoff grade sendiri, maka cuttof grade dapat berubah seiring dengan waktu bergantung pada perubahan berbagai faktor seperti misalnya harga komoditas, biaya operasi, dan pajak
Top Related