UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) PADA TEBAL LIPAT KULIT PUNGGUNG
MENCIT TERINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Progam Studi Farmasi
Disusun oleh :
Veronika Lauren Christiani
NIM : 138114058
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) PADA TEBAL LIPAT KULIT PUNGGUNG
MENCIT TERINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Progam Studi Farmasi
Disusun oleh :
Veronika Lauren Christiani
NIM : 138114058
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Not all of us cant do great things. But we can do small thing with great love.
Together we can do great things.
Mother Teresa
Karya ini ku persembahkan untuk Tuhan Yesus sumber kehidupan dan kekuatanku
Keluarga tercinta atas doa dan kasih yang tulus
Sahabat-sahabatku terkasih atas semangat, dukungan dan penawar letihku
Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma
-Without you i am nothing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, cinta kasih dan
penyertaan-Nya penulis dapat menyeleasikan penelitian dan penyususnan naskah skripsi
yang berjudul “Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera
Cordiofolia (Ten.) Steenis) pada Tebal Lipat Kulit Punggung Mencit Terinduksi
Karagenin”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Univeritas Sanata Dharma. Penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Aris Widayanti, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph. D. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing dan mendampingi dengan sangat baik selama proses
pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian ini.
4. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian ini.
5. Pak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing
Akademik atas bimbingannya selama ini.
6. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan
semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.
7. Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Sigit, Pak Kunto, selaku
laboran yang telah membantu selama penelitian.
8. Keluarga tercinta Papa Seto Vrstivisala, Ibu Lucia Anggrey S., Monika Vresti
Christiani, Aurelius Jonathan Christianto, dan Ignatius Kresna Christianto yang
selalu memberikan doa, kasih sayang dan semangat pada penulis.
9. Sahabat-sahabat “Galaxy Team”, Albertin Gilang Kristanti, Emerentio Renola,
Clara Wina, Dian Pratiwi, Liana Yudomulyono, dan Amanda Anggraini. Kalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
adalah sahabat perjuangan yang luar biasa, terimakasih atas semangat dan
kerjasama selama ini.
10. Sahabatku tercinta “Kos 16 C” Vania Jessica Ongkers, Bella Fitria Tami, Tri
Pina Putri, Mba Yudish, dan Cece Prilly terimakasih atas semangat canda tawa,
dan dukungan selama ini.
11. Teman-teman “Urut NIM” tercinta Meliana, Emerentio Renola, A.A.I. Oka
W.A., Caecillia Desi, Millatina Jasmine terimaksih atas pertemanan dan
kerjasama yang luar biasa.
12. Sahabat-sahabat penulis kelompok praktikum B1 terimakasih atas semangat
canda tawa, dan dukungan selama ini.
13. Agustinus Budiawan atas doa, dukungan, semangat, kasih dan bantuan yang
diberikan hingga skripsi ini tersusun.
14. Teman-teman FSM B 2013, FKK B 2013 dan Keluarga Besar Farmasi 2013,
terimaksih atas kebahagiaan dan kebersamaan selama ini.
15. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
naskah skripsi ini, namun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik san saran yang
membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu Farmasi.
Yogyakarta, 25 November 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Tanaman Binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis diketahui memiliki banyak
efek farmakologis, salah satunya adalah sebagai antiinflamasi. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui efek antiinflamasi topikal dan persen (%) penghambatan inflamasi dari
ekstrak etanol daun Binahong pada mencit betina galur Swiss yang diinduksi karagenin.
Penelitian ini merupakan eksperimental murni rancangan acak lengkap pola searah. Hewan
uji dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (karagenin 3%), kelompok
kontrol basis Biocream®, dan kelompok ekstrak etanol daun Binahong dengan tiga
konsentrasi yaitu 10; 20; dan 40%. Krim ekstrak etanol daun Binahong dioleskan secara
topikal setelah punggung hewan uji diinduksi 0,2 mL karagenin 3%. Kemudian dilakukan
pengukuran tebal lipat kulit punggung mencit tiap jam selama 6 jam pengamatan. Data
tebal lipat kulit dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk dilanjutkan dengan analisis One
Way Anova. Persen penghambatan inflamasi (%PI) ekstrak etanol daun Binahong dengan
konsentrasi 10; 20; dan 40% berturut-turut yaitu sebesar 23,99; 47,25; dan 52,19%.
Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Binahong
memiliki efek antiinflamasi topikal terhadap tebal lipat kulit punggung mencit betina galur
Swiss yang diinduksi karagenin.
Kata kunci: antiinflamasi, topikal, daun Binahong, ekstrak etanol, tebal lipat kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) is a plant that antiinflamation activity. The
aim of this study is to examine topical anti-inflammatory effect and find out the percent
(%) inhibition of inflammation of ethanolic extract Binahong leaves (Anredera cordifolia
(Ten.) Steenis) against skin fold of female Swiss strains mice induced by carrageenan. This
research was purely experimental with completely randomized design direction. Animals
were divided into 5 groups, the negative control group (carragenan 3%), the base control
group Biocream®, and treatment group ethanolic extract of Binahong leaves with 3
concentration 10; 20; and 40%. Ethanolic extract of Binahong leaves cream applied
topicaly after administration with 0,2 mL of 3% carrageenan. Subsequently, middorsal skin
folds thickness was measured every hour over 6 hour observation. Skin folds thickness
data were analyzed using Shapiro-Wilk test, continued by One Way Anova. Inhibiton
percentages of ethanolic extract Binahong leaves at concentration 10; 20; dan 40% were
23,99; 47,25; dan 52,19%. The result above showed that ethanolic extract Binahong leaves
has topical antiinflammatory effect of female Swiss strains mice induced by carrageenan.
Keyword: antiinflammatory, Binahong leaves, ethanolic extract, skin fold thickness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vi
PRAKATA ................................................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................................ ix
ABSTRACT .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
METODE PENELITIAN .......................................................................................... 3
Bahan dan alat .................................................................................................... 3
Penyiapan daun Binahong .................................................................................. 4
Pembuatan ekstrak etanol daun Binahong .......................................................... 4
Penentuan peringkat konsentrasi ekstrak ........................................................... 4
Perlakuan hewan uji ........................................................................................... 4
Pengujian aktivitas antiinflamasi ........................................................................ 5
Analisis statistik. ............................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 6
KESIMPULAN ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13
LAMPIRAN .............................................................................................................. 15
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rata-rata AUC total dan persen PI pada kelompok
uji antiinflamasi ............................................................................... 9
Tabel II. Hasil uji Tamhane AUC total (mm.jam) dan persen PI
pada kelompok uji antiinflamasi...................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kurva rata-rata tebal lipat kulit uji pendahuluan
karagenin konsentrasi 1,5% dan 3% ................................................ 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat determinasi tanaman Binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis................................................. 15
Lampiran 2. Surat Ethical Clearance ................................................................... 16
Lampiran 3. Surat Keterangan Analisis Data ....................................................... 17
Lampiran 4. Serbuk daun Binahong beserta
ekstrak etanol daun Binahong.......................................................... 18
Lampiran 5. Hewan uji yang digunakan beserta
cara pengukuran edema ................................................................... 19
Lampiran 6. Kontrol yang digunakan dalam penelitian ....................................... 20
Lampiran 7. Alat spuit injeksi dan jangka sorong digital .................................... 20
Lampiran 8. Alat yang digunakan dalam proses penguapan ekstrak cair
daun Binahong ................................................................................. 21
Lampiran 9. Uji statistik Area Under Curve (AUC) ............................................ 21
Lampiran 10. Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk AUC ........................ 25
Lampiran 11. Hasil uji Tamhane AUC .................................................................. 25
Lampiran 12. Uji statistik persen penghambatan inflamasi (%PI) ........................ 28
Lampiran 13. Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk %PI ......................... 31
Lampiran 14. Hasil uji Tamhane %PI .................................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi sehingga
masyarakat sudah terbiasa memanfaatkan tanaman untuk digunakan sebagai obat.
Tanaman obat telah digunakan untuk menanggulangi masalah kesehatan di Indonesia.
WHO juga mendukung upaya dalam meningkatkan keamanan dan khasiat dari obat
tradisional (WHO, 2003).
Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap infeksi, iritasi, atau cedera jaringan
yang dipertimbangkan oleh adanya respon imun non spesifik yang bertujuan untuk
menetralkan agen penyerang dan untuk memperbaiki kerusakan jaringan (Gomes dkk.,
2008). Tanda- tanda terjadinya inflamasi adalah kemerahan, nyeri, panas, bengkak, serta
kehilangan fungsi tubuh. Keadaan ini dapat mengganggu aktivitas penderita dan membuat
penderita tidak nyaman sehingga membuat penderita segera mengatasi atau mengurangi
gejala inflamasi yang terjadi.
Obat yang digunakan untuk mengobati inflamasi dapat berupa sediaan oral
maupun topikal. Pemberian sediaan secara topikal bertujuan untuk menghasilkan efek
lokal bukan sistemik (Syamsuni, 2005). Pemberian sediaan secara topikal menghasilkan
efek yang lebih cepat dibandingkan secara per oral karena obat langsung dioleskan pada
daerah yang mengalami inflamasi sehingga bersifat lokal serta mudah cara aplikasinya
(Yanhendri dan Yenny, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ekaviantiwi dkk. (2013) daun
Binahong memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, tanin galat, saponin, streoid, dan
triterpen. Selawa dkk. (2013) melaporkan jenis flavonoid yang diperoleh dari hasil isolasi
serta identifikasi serbuk segar dan serbuk kering ekstrak etanol daun Binahong adalah
flavonol serta adanya aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol daun Binahong dengan
metode ferric reducing antioxidant power (FRAP). Senyawa antioksidan berperan dalam
menghambat inflamasi dengan mekanisme penangkapan radikal bebas dan penghambatan
enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin menjadi terhambat.
Metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas antiinflamasi dalam
penelitian ini adalah metode induksi edema pada kulit punggung mencit yang diinduksi
karagenin 3%. Metode induksi edema dipilih karena metode ini cukup sederhana, mudah
dalam pelaksanaannya, pengukuran lebih akurat dan objektif. Karagenin dipilih karena
tidak menimbulkan kerusakan jaringan, tidak menimbulkan bekas serta memberikan
respon yang lebih peka terhadap obat antiinflamasi (Vogel, 2002). Pengukuran tebal lipat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kulit dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Jangka sorong dipilih karena cara
pengukuran mudah, objektif, dan dapat dilakukan secara berulang, sehingga data yang
didapatkan akan lebih akurat.
Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi, maserasi merupakan prosedur
sederhana untuk mendapatkan ekstrak. Ekstrak yang didapatkan akan dicampurkan dengan
basis krim yang kemudian akan dioleskan pada kulit punggung mencit yang diinduksi
karagenin.
Kurniawan dkk. (2014) melakukan uji efektivitas ekstrak daun Binahong terhadap
tikus jantan galur Sprague Dawley yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok
1 merupakan kontrol negatif (akuades), kelompok 2 merupakan kontrol positif (asam
mefenamat), kelompok 3, 4, dan 5 diberi ekstrak daun Binahong dengan dosis masing-
masing 25,2; 50,4; dan 100,8 mg/200g BB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas pemberian ekstrak daun Binahong terhadap asam mefenamat sebagai
antiinflamasi. Tikus dibuat edema dengan cara diinduksi karagenin 1% pada telapak kaki.
Edema pada telapak kaki dihitung dengan cara volumemetrik. Ekstrak daun Binahong
diberikan secara oral. Kemudian diamati penghambatan edema pada telapak kaki tikus
yang diinduksi oleh karagenin. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa ekstrak daun
Binahong memiliki efek antiinflamasi yang ditunjukkan melalui persentase daya
antiinflamasi. Kesimpulan hasil penelitian tersebut adalah dosis ekstrak daun Binahong
yang efektif sebagai antiinflamasi adalah 50,4mg/200g BB, namun penelitian tersebut
menyatakan bahwa efektivitas antiinflamasi daun Binahong masih lebih rendah
dibandingkan dengan asam mefenamat. Perbedaan uji yang akan dilakukan oleh peneliti
dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Kurniawan dkk. (2014) adalah
peneliti melakukan uji efek antiinflamasi ekstrak etanol daun Binahong secara topikal.
Miladiyah dan Prabowo (2012) melakukan uji ekstrak etanol daun Binahong yang
mampu memperbaiki penyembuhan luka eksisi buatan pada marmut. Sebanyak 30 ekor
marmut dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok 1
diberi olesan akuades (kontrol negatif), kelompok 2 diberi povidone iodine 10% (kontrol
positif), kelompok 3-5 diberi ekstrak etanol daun Binahong dengan konsentrasi masing-
masing 10; 20; dan 40%. Ekstrak etanol daun Binahong dibuat dengan cara mengambil 1,5
kg daun, dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan dikeringkan dalam oven pada siuhu
38℃ selama 4 hari. Serbuk daun Binahong yang telah kering dimasukkan ke dalam 500
mL etanol 70%. Studi menunjukkan ekstrak etanol daun Binahong mampu menyembuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
luka mulai konsentrasi 20%. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ekstrak etanol daun
Binahong mampu menyembuhkan luka lebih baik dari pada povidone iodine.
Pada pembuatan ekstrak etanol daun Binahong, penulis mengacu pada penelitian
Miladiyah dan Prabowo (2012) karena dalam proses penyembuhan luka terdapat 4 fase,
salah satunya adalah inflamasi. Peneliti bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi dan
persen penghambatan inflamasi ekstrak etanol daun Binahong terhadap tebal lipat kulit
punggung mencit betina galur Swiss yang diinduksi karagenin sedangkan Miladiyah dan
Prabowo (2012) bertujuan untuk menilai aktivitas penyembuhan luka ekstrak etanol daun
Binahong. Dalam pembuatan ekstrak etanol daun Binahong, penulis mengacu pada
penelitian Miladiyah dan Prabowo (2012) yaitu mengambil 150 gram serbuk kering daun
Binahong yang dimasukkan ke dalam 500 mL etanol 70%, konsentrasi krim ekstrak etanol
daun Binahong yang dipakai yaitu 10, 20, dan 40%. Perbedaan uji yang akan dilakukan
oleh peneliti dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Miladiyah dan
Prabowo (2012) adalah peneliti menambahkan basis krim ke dalam ekstrak etanol daun
Binahong serta hewan uji yang akan digunakan peneliti yaitu mencit betina. Krim ekstrak
etanol daun Binahong akan dioleskan pada bagian punggung mencit secara topikal.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Miladiyah dan Prabowo (2012) langsung
mengaplikasikan ekstrak etanol daun Binahong pada punggung marmut tanpa ada basis.
Penggunaan etanol 70% ini juga mengacu pada Harborne (1973) dimana flavonoid
merupakan senyawa yang larut air sehingga dapat digunakan etanol 70%.
Bagian yang digunakan pada penelitian ini yaitu bagian daun dari tanaman
Binahong karena biasanya daun memiliki ketersediaan material yang tinggi dan keragaman
metabolit sekunder di dalam daun bermacam-macam mulai dari non polar, semi polar
hingga senyawa polar (Saifudin, 2014). Selain itu, daun digunakan karena mudah dalam
pengambilan sampe dan tersedia dalam jumlah banyak.
METODE PENELITIAN
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit betina galur Swiss, daun
Binahong, etanol 70%, karagenin 3%, NaCl 0,9%, akuades, dan Biocream®. Alat yang
digunakan adalah timbangan analitik, oven, ayakan, moisture balance, stopwatch, alat
gelas, spuit injeksi, jangka sorong digital, dan alat pencukur bulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penyiapan daun Binahong
Daun Binahong diperoleh dari kebun obat Universitas Sanata Dharma pada bulan
Juli 2016. Daun Binahong harus dideterminasi terlebih dahulu untuk memastikan
kebenaran tanaman yang akan diteliti, apakah daun yang digunakan dalam penelitian
merupakan daun dari tanaman Anredera cordifolia (Ten.) Steenis. Daun Binahong yang
telah dikumpulkan kemudian disortasi basah, dicuci dengan air mengalir. Daun tersebut
dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 30-50˚C selama 3 hari. Daun Binahong yang
telah kering diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dan diayak dengan ayakan no.40
mesh.
Pembuatan ekstrak etanol daun Binahong
Estrak etanol daun Binahong diperoleh dengan mengambil 150 gram serbuk
kering daun Binahong dalam pelarut 500 mL etanol 70%. Maserasi dilakukan selama 3
hari, kemudian ampasnya diremaserasi dengan dilarutkan kembali dalam jumlah dan
volume pelarut yang sama selama 1 hari dan terlindung dari cahaya, selanjutnya disaring
untuk mendapatkan filtrat (Sarker dkk., 2006). Hasil filtrat maserasi dan remaserasi
disatukan, kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator dan dengan bantuan oven
hingga didapatkan ekstrak kental dengan bobot tetap.
Penentuan peringkat konsentrasi ekstrak
Pembuatan krim ekstrak etanol daun Binahong 10; 20; dan 40% dibuat dengan
cara menimbang ekstrak etanol daun Binahong seberat 1; 2; dan 4g kemudian dicampurkan
ke dalam 10 g basis Biocream®. Konsentrasi ekstrak etanol daun Binahong ini mengacu
pada penelitian yang dilakukan oleh Miladiyah and Prabowo (2012).
Perlakuan hewan uji
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari The Medical and Health Research
Ethics Committee (MHREC) Fac. of Medicine Gadjah Mada University. Pada penelitian
ini dilakukan uji pendahuluan dan pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun
Binahong Uji pendahuluan dilakukan untuk menetapkan konsentrasi karagenin yang
optimal sebelum peneliti melakukan uji efek antiinflamasi ekstrak etanol Daun Binahong.
Daun Binahong. Konsentrasi karagenin yang digunakan dalam uji pendahuluan ini adalah
1,5% dan 3%. Mencit yang digunakan sebanyak 3 ekor untuk tiap kelompok. Sebelum
diinjeksikan karagenin, kulit punggung mencit dicukur terlebih dahulu. Karagenin
diinjeksikan secara subkutan pada kulit punggung mencit kemudian diukur tebal lipat kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
ounggung mencit menggunakan menggunakan jangka sorong digital setiap 1 jam selama 6
jam.
Pada pengujian aktivitas antiinflamasi digunakan sebanyak 25 ekor mencit.
Kelompok perlakuan terdiri dari 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5
ekor mencit. Kelompok 1 merupakan kontrol negatif (karagenin), kelompok 2 merupakan
kontrol basis krim (Biocream®), kelompok 3-5 merupakan kelompok krim ekstrak etanol
daun Binahong dengan konsentrasi berturut-turut Binahong 10; 20; dan 40%. Kemudian
semua kelompok diinjeksikan karagenin 3% secara subkutan.
Pengujian aktivitas antiinflamasi
Masing-masing krim ekstrak etanol daun Binahong dengan tiga seri konsentrasi
dan Biocream® dioleskan pada area suntikan karagenin dengan luas area 2,25 cm2
kemudian diukur tebal lipat kulit punggung mencit dengan jangka sorong digital setiap 1
jam selama 6 jam untuk melihat penghambatan inflamasinya. Sebelum digunakan untuk
penelitian, jangka sorong dikalibrasi terlebih dahulu untuk memastikan kelayakan, akurasi
dan presisi dari alat tersebut dalam melakukan pengukuran. Nilai selisih edema tiap jam
diukur dan dihitung nilai AUC total masing-masing perlakuan dengan rumus sebagai
berikut: 𝐴𝑈𝐶0−6 = (𝑦𝑛−1+ 𝑦𝑛 )(𝑥𝑛 + 𝑥𝑛−1)
2
6
0
Keterangan :
AUC0-6= area di bawah kurva dari jam ke-0 sampai jam ke-6 (mm.jam)
𝑦𝑛−1 = tebal lipatan kulit pada jam ke- (n-1) (mm)
𝑦𝑛 = tebal lipatan kulit pada jam ke- (n) (mm)
xn = jam ke-n (jam)
xn−1 = jam ke-(n-1) (jam)
Adanya aktivitas antiinflamasi dapat dilihat dari persen penghambatan inflamasi dan
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑚𝑎𝑠𝑖 % = 𝐴𝑈𝐶0−6 0 − 𝐴𝑈𝐶0−6 𝑛
𝐴𝑈𝐶0−6 0
Keterangan :
𝐴𝑈𝐶0−6 0 = rata-rata AUC total kontrol negatif (mm.jam)
𝐴𝑈𝐶0−6 𝑛 = nilai AUC total pada kelompok perlakuan replikasi (mm.jam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Analisis statistik
Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui
distribusi data. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa semua kelompok memiliki
distribusi normal (p>0,05). Dilanjutkan uji One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95%
dan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa paling
tidak terdapat perbedaan rerata AUC total yang bermakna pada dua kelompok. Kemudian
dilakukan analisis Post Hoc mengggunakan uji Tamhane.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil determinasi tanaman Binahong
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Binahong yang akan
dibuat menjadi ekstrak kental. Daun Binahong didapatkan dari kebun obat Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Determinasi dilaksanakan di Laboratorium Sistematika
Tumbuhan Fakultas Biologi UGM. Berdasarkan hasil determinasi terbukti bahwa tanaman
yang diuji adalah benar Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.
Penetapan kadar air daun Binahong
Penetapan kadar air dilakukan menggunakan alat moisture balance di
Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Padat Universitas Sanata Dharma. Penetapan
kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air yang terdapat dalam serbuk. Syarat
serbuk yang baik adalah memiliki kadar air kurang dari 10% (Agoes, 2009). Serbuk daun
Binahong diperoleh kadar air 7,17 %. Hal tersebut membuktikan bahwa serbuk daun
Binahong memenuhi persyaratan serbuk yang baik.
Ekstrak etanol daun Binahong
Maserasi merupakan proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan. Secara teknologi termasuk ekstraksi
dengan metode pencapaian konsentrasi. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan
penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian maserat pertama dan seterusnya
(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 2000).
Serbuk kering daun Binahong sebanyak 150 gram dimasukkan ke dalam
erlenmeyer yang berisi 500 mL etanol 70% kemudian diletakkan di atas mechanical
shaker. Pada tahap pengadukan (shaker) bertujuan untuk meningkatkan ekstraksi.
Ekstraksi akan berhenti saat mencapai titik keseimbangan konsentrasi metabolit dalam
ekstrak dan tanaman. Dilanjutkan tahap penyaringan (Sarker dkk., 2006). Penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
etanol 70% ini juga mengacu pada Harborne (1973) dimana flavonoid merupakan senyawa
yang larut air sehingga dapat digunakan etanol 70%. Hasil filtrat maserasi dan remaserasi
disatukan, kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator. Hasil ekstrak yang
didapatkan yaitu 28,01 gram. Ekstrak kental diperoleh dengan rendemen sebesar 18,67%.
Uji pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan untuk menetapkan konsentrasi karagenin yang optimal
sebelum peneliti melakukan uji efek antiinflamasi ekstrak etanol Daun Binahong.
Karagenin adalah nama generik untuk keluarga gel pembentuk polisakarida, yang
diperoleh dengan ekstraksi dari spesies tertentu dari rumput laut merah. Karagenin
dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama yaitu kappa, iota, dan lambda karagenin.
Nama karagenin berasal dari spesies rumput laut Chondrus crispus yang dikenal sebagai
Carrageen Moss atau Irish Moss di Inggris. Karagenin berasal dari sejumlah rumput laut
kelas Rhodophyceae (Necas dan Bartosikova, 2013). Karagenin dilaporkan dapat memicu
aktivasi jalur inflamasi pada manusia dan pada mencit (Borthakur dkk., 2012).
Konsentrasi karagenin yang digunakan dalam uji pendahuluan ini adalah 1,5%
dan 3%. Mencit yang digunakan sebanyak 3 ekor untuk tiap kelompok. Sebelum
diinjeksikan karagenin, kulit punggung mencit dicukur terlebih dahulu. Karagenin
diinjeksikan secara subkutan pada kulit punggung mencit. Injeksi karagenin akan
menyebabkan terbentuknya edema dan inflamasi secara cepat yaitu mencapai maksimal 3-
5 jam setelah pemberian karagenan (Utami dkk., 2011). Setelah diinjeksikan dengan
karagenin, mencit diamati dengan mengukur tebal lipat kulit punggung mencit
menggunakan jangka sorong digital setiap 1 jam selama 6 jam. Pengukuran 1 jam setelah
pemberian karagenin bertujuan untuk memberi waktu agar karagenin dapat meresap
dengan maksimal pada bagian punggung mencit sehingga cairan pembentukan edema
dapat terakumulasi dengan optimal. Hal ini juga berkaitan dengan mekanisme karagenin
menimbulkan edema.
Menurut Suleyman (2004) mekanisme pembentukan edema oleh karagenin
terbagi atas dua tahap. Fase awal berakhir pada menit ke 60 dan fase akhir terjadi antara
menit 60 hingga jam ke 3 setelah penginjeksian. Fase awal melibatkan pelepasan histamin,
serotonin, dan bradikinin, dilanjutkan dengan fase akhir berupa pelepasan pelepasan
prostaglandin, induksi COX-2 yang meningkatkan permeabilitas vaskular dan infiltrasi
neutrofil yang menghasilkan radikal bebas yang dapat menimbulkan edema.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Karagenin dipilih karena karagenin mampu menginduksi reaksi inflamasi yang
bersifat akut, non imunologis, dapat diamati dengan baik dan memiliki reprodubilitas yang
tinggi (Morris, 2003).Kurva rata-rata tebal lipat kulit karagenin 1,5 dan 3% dapat dilihat
pada gambar 1.
Gambar 1. Kurva rata-rata tebal lipat kulit uji pendahuluan karagenin konsentrasi 1,5% dan 3%
Pada konsentrasi 1,5% terjadi peningkatan tebal lipat kulit sebesar 2,25 kali pada
jam pertama sedangkan pada jam kedua terjadi peningkatan tebal lipat kulit sebesar 2,78
kali. Pada konsentrasi 3% terjadi peningkatan tebal lipat kulit sebesar 3,13 kali pada jam
pertama sedangkan pada jam kedua terjadi peningkatan tebal lipat kulit sebesar 2,97 kali.
Konsentrasi karagenin yang digunakan sebagai penginduksi inflamasi pada penelitian ini
adalah konsentrasi karagenin 3% karena pada konsentrasi karagenin 3% sudah
menunjukkan peningkatan peningkatan tebal kulit sebesar 2-3 kali dari tebal awal kulit dan
dapat mempertahankan edema selama 6 jam pengamatan.
Uji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun Binahong
Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas
antiinflamasi dan persen (%) penghambatan inflamasi ekstrak etanol daun Binahong.
Hewan uji yang digunakan adalah mencit betina galur Swiss. Hewan uji yang digunakan
mempunyai keseragaman pada berat badan yaitu 20-30 g dan umur 2-3 bulan. Hal ini
bertujuan untuk memperkecil variasi biologis antar hewan uji sehingga dapat memberikan
respon yang relatif seragam.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
0 2 4 6 8
Rat
a-ra
ta t
eb
al li
pat
ku
lit (
mm
)
Waktu (jam)
Karagenin 1.5%
Karagenin 3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Prinsip metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan
pengukuran tebal lipat kulit punggung mencit tiap 1 jam selama 6 jam pengamatan setelah
diinjeksikan karagenin 3% dengan menggunakan jangka sorong digital. Kontrol
Biocream® sebagai basis krim ekstrak etanol daun Binahong dilakukan untuk mengetahui
apakah Biocream® memiliki pengaruh terhadap efek antiinflamasi atau tidak.
Hasil pengujian efek antiinflamasi ekstrak etanol daun Binahong
Aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun Binahong dilihat dari kemampuan
ekstrak etanol daun Binahong dalam mengurangi edema pada kulit punggung mencit
akibat injeksi karagenin 3% secara subkutan yang digambarkan dari penurunan nilai AUC
total (mm.jam) dan dilihat dari besarnya persen penghambatan inflamasi dari masing-
masing perlakuan terhadap kontrol negatif. Rata-rata AUC total adalah luas daerah di
bawah kurva yang menunjukkan rata-rata selisih tebal lipat kulit punggung mencit yang
menunjukkan adanya edema dari jam ke-0 hingga jam ke-6. Senyawa yang diduga
memiliki aktivitas antiinflamasi diharapkan memiliki nilai rata-rata nilai AUC total yang
kecil dan berbeda bermakna secara statistik dengan kontrol negatif.
Hasil perhitungan AUC dari masing-masing kelompok kemudian digunakan untuk
menentukan persen penghambatan inflamasi pada masing-masing kelompok. Persen
penghambatan inflamasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan senyawa
uji dalam menurunkan tebal lipat kulit punggung mencit dibandingkan dengan kelompok
kontrol negatif. Hasil rata-rata AUC total dan persen PI pada masing-masing kelompok
dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Rata-rata AUC total dan persen PI pada kelompok uji antiinflamasi (n=5)
Kelompok Rerata AUC total ± SD
(mm.jam)
Rerata %PI ± SD
(mm.jam)
Kontrol negatif karagenin 3% 12,77 ± 1,23 0,04 ± 9,60
Kontrol Biocream® 14,13 ± 1,13 -10,65 ± 8,86
Ekstrak etanol daun Binahong
10% 9,71 ± 0,12 23,99 ± 0,91
Ekstrak etanol daun Binahong
20% 6,74 ± 0,39 47,25 ± 3,08
Ekstrak etanol daun Binahong
40% 6,11 ± 0,17 52,19 ± 1,36
Keterangan:
SD : Standar Deviation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tabel II. Hasil uji Tamhane AUC total (mm.jam) dan persen PI pada kelompok uji
antiinflamasi (n=5)
Kelompok I II III IV V
I - BTB BB BB BB
II BTB - BB BB BB
III BB BB - BB BB
IV BB BB BB - BTB
V BB BB BB BTB -
Keterangan:
Kelompok I : Kelompok kontrol negatif (karagenin 3%)
Kelompok II : Kelompok kontrol Biocream®
Kelompok III : Kelompok ekstrak etanol daun Binahong 10%
Kelompok IV : Kelompok ekstrak etanol daun Binahong 20%
Kelompok V : Kelompok ekstrak etanol daun Binahong 40%
SD : Standar Deviation
BB : Berbeda bermakna (p < 0,05)
BTB : Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)
Berdasarkan hasil uji Tamhane kelompok kontrol Biocream memiliki rata-rata
AUC total berbeda tidak bermakna (p>0,05) terhadap kelompok kontrol negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa Biocream® sebagai basis krim tidak memiliki aktivitas antiinflamasi.
Kemampuan ekstrak etanol daun Binahong sebagai antiinflamasi dapat dilihat dari
penurunan tebal lipat kulit punggung mencit yang ditunjukkan dengan adanya penurunan
rata-rata nilai AUC total. Kelompok perlakuan ekstrak etanol daun Binahong konsentrasi
10; 20; dan 40% memiliki nilai rata-rata AUC total berturut-turut yaitu 9,71 ± 0,12; 6,74 ±
0,39; dan 6,11 ± 0,17 yang menunjukkan bahwa ketiga peringkat konsentrasi ekstrak
etanol daun Binahong mampu memberikan efek antiinflamasi jika dibandingkan dengan
kontrol negatif dan kontrol Biocream. Pada tabel II memperlihatkan bahwa nilai rata-rata
AUC total ketiga peringkat konsentrasi ekstrak etanol daun Binahong memberikan
perbedaan bermakna terhadap kontrol negatif dan kontrol Biocream, yang artinya bahwa
ekstrak etanol daun Binahong konsentrasi 10; 20; dan 40% memiliki kemampuan
antiinflamasi.
Kelompok perlakuan ekstrak etanol daun Binahong 10% memiliki nilai rata-rata
AUC total sebesar 9,71 ± 0,12 dan persen PI sebesar 23,99 ± 0,91 dimana ekstrak etanol
daun Binahong 20% memiliki nilai rata-rata AUC total yang lebih rendah dan persen PI
yang lebih tinggi dengan nilai rata-rata AUC total sebesar 6,74 ± 0,39 dan persen PI
sebesar 47,25 ± 3,08. Pada hasil uji Tamhane tabel II, perbandingan nilai rata-rata AUC
total dan persen PI antara ekstrak etanol daun Binahong 10% dan 20% menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
perbedaan bermakna, yang artinya bahwa ekstrak etanol daun Binahong 20% memiliki
aktivitas inflamasi dan kemampuan PI yang lebih tinggi daripada ekstrak etanol daun
Binahong 10%.
Perbandingan nilai rata-rata AUC total dan persen PI antara ekstrak etanol daun
Binahong 20% dan 40% menunjukkan perbedaan tidak bermakna, yang artinya bahwa
ekstrak etanol daun Binahong 20% dan 40% memiliki kemampuan antiinflamasi yang
sebanding. Pada penelitian ini, pada tingkat konsentrasi 20% dan 40% memberikan efek
yang sebanding, diduga karena sebagian reseptor menentukan hubungan antara konsentrasi
atau dosis dengan efek farmakologis. Afinitas reseptor dalam mengikat obat ini akan
menentukan konsentrasi obat yang dibutuhkan untuk membentuk sejumlah kompleks obat-
reseptor, namun jumlah reseptor yang ada ini dapat membetasi efek maksimal yang
diproduksi suatu obat. Perubahan struktur kimia obat juga dapat meningkatkan atau
menurunkan afinitas obat pada reseptor, yang akan menghasilkan perubahan dalam efek
terapi maupun efek toksik (Katzung dkk., 2012). Ekstrak etanol daun Binahong 10% dan
20% menunjukkan peningkatan efek, pada konsentrasi 20% dan 30% hanya terjadi sedikit
peningkatan efek karena bisa saja telah terjadi kejenuhan reseptor (Bourne dan Zastrow,
2001). Setiap respon memiliki batasan maksimal, ketika sudah mendekati batasan
maksimal dan semua reseptor telah diduduki maka akan peningkatan respon yang
dihasilkan menjadi sedikit (Ronald, 2011).
Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder yang dimiliki oleh tanaman
Binahong. Flavonoid memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antiinflamasi (Gomes
dkk., 2008). Flavonoid menghambat jalur lipooksigenase yang nantinya akan melepaskan
mediator inflamasi. Selain itu senyawa flavonoid juga dapat menghambat jalur
siklooksigenase dengan cara menghambat pelepasan asam arakhidonat yang bersifat
kemotaksis (Winarsi, 2007). Flavonoid juga berfungsi sebagai antioksidan, dimana
antioksidan akan berikatan dengan radikal bebas yang tidak stabil yang dapat
menyebabkan kerusakan membran sel sehingga sel tidak berfungsi secara sempurna.
Dengan adanya ikatan ini, kerusakan membran sel dapat berkurang (Nijveldyt dkk., 2001).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Selawa dkk (2013), jenis flavonoid yang diperoleh
dari hasil isolasi dan identifikasi serbuk segar dan serbuk kering ekstrak etanol daun
binahong ialah flavonol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Renola (2017) telah melakukan uji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun
Binahong secara mikroskopik dimana efek antiinflamasi dilihat dari pengurangan jumlah
neutrofil dan ekspresi COX-2.
KESIMPULAN
Ekstrak etanol daun Binahong memiliki efek antiinflamasi terhadap tebal lipat kulit
punggung mencit betina galur Swiss yang diinduksi karagenin 3%. Persen penghambatan
inflamasi ekstrak etanol daun Binahong dengan konsentrasi 10; 20; dan 40% berturut-turut
adalah 23,99; 47,2; dan 52,19%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai reaksi
kimia kandungan senyawa dan bahan aktif apa saja yang ada di dalam ekstrak etanol daun
Binahong yang dapat mempengaruhi efek atau respon terapi yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009. Teknologi Bahan Alam.
Borthakur, A., Bhattacharyya, S., Natarajan, A.A., Kumar, A., Dudeja, P.K., dan
Tobacman, J.K., 2012. Prolongation of carrageenan-induced inflammation in
human colonic epithelial cells by activation of an NFκB-BCL10 loop. Biochim
Biophys Acta, 1822(8), 1300–1307.
Bouayed, J., dan Bohn, T., 2010. Exogenous Antioxidants-Double Edged Swords in
Cellular Redox State. Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 3(4), 228-237.
Bourne, H.R. dan Zastrow, M., 2001, Drug Receptors and Pharmacodynamics. In: B.G.
Katzung, ed. Basic and Clinical Pharmacology. New York: McGraw-Hill.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 2000. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat.
Ekaviantiwi, T.A., Fachriyah, E., dan Kusrini, D., 2013. Identifikasi Asan Fenolat Dari
Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Dan Uji
Aktivitas Antioksidan. Chem Info, 1 (1), 283-293.
Gomes, A., Fernandes, E., Lima, J.L.F.C., Mira, L., dan Corvo, M.L., 2008. Molecular
Mechanisms of Anti-Inflammatory Activity Mediated by Flavonoids. Current
Medicinal Chemistry, 15 (16), 1586-1605.
Harborne, J.B., 1973. Phytochemical Methods.
Katzung, B.G., Susan, B., dan Anthony, J.T., 2012. Basic & Clinical Pharmacology.
Kurniawan, B., Carolia, N., dan Pheilia, A., 2014. The Effectiveness of Binahong Leaf
Extract (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) and Mefenamic Acid as Anti
Inflamation to White Male Rat Induced by Carrageenan. JUKE, 4 (8), 151-157.
Miladiyah, I. dan Prabowo, B.R., 2012. Ethanolic extract of Anredera cordifolia (Ten.)
Steenis leaves improved wound healing in guinea pigs. Universa Medicina, 31
(1), 4-11.
Morris, C.J., 2003. Carragenan Induced Paw Edema in The Rat an Mouse Inflamation
Protocols. Method in Molecular Biology, 2, 115-122.
Necas, J. dan Bartosikova, L., 2013. Carrageenan: a review. Veterinarni Medicina, 58 (4),
187–205.
Nijveldyt, R.J., dkk., 2001. Flavonoids: a review of probable mechanisms of action and
potential applications. American Society for Clinical Nutrition, 4, 418–25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Ronald, M.D., 2011. Pharmacodynamics: The Study of Drug Action. In: Richard G.O. dan
Joseph A.J., eds. Pharmacology for Nurse Anesthesiology. UK: Jones & Bartlett
Learning International.
Saifudin, A., 2014. Senyawa Alam Metabolit Sekunder Teori, Konsep, Dan Teknik
Pemurnian.
Sarker, S.D., Latif, Z., dan Gray, A.I., 2006. Natural Products Isolation.
Selawa, W., Runtuwene, M.R.J., dan Citraningtyas, G., 2013. Kandungan Flavonoid Dan
Kapasitas Antioksidan Total Ekstrak Etanol Daun Binahong Anredera cordifolia
(Ten.) Steenis. Pharmacon, 2 (1), 18-22.
Suleyman, H., Demircan, B., Karaguz, Y., Oztasan, N., dan Suleyman, B., 2004. Anti-
Inflammatory Effects of Selective COX-2 Inhibitors. Polish Journal of
Pharmacology, 56, 775-780.
Syamsuni, H., 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi.
Utami, E.T., Kuncoro, R.A., Hutami, I.R., Sari, F.T., dan Handajani, J., 2011. Efek
Antiinflamasi Ekstrak Daun Sembukan (Paederia scandens) pada Tikus Wistar.
Majalah Obat Tradisional, 16 (2), 95-100.
Vogel, H.G., 2002. Drug Discovery and Evaluation: Pharmacological Assay.
Winarsi, H., 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas.
Yanhendri dan Yenny, S.W., 2012. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi.
CDK-194, 39 (6), 423-430.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat determinasi tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lampiran 2. Surat Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Lampiran 3. Surat Keterangan Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Lampiran 4. Tanaman Binahong beserta ekstrak etanol daun Binahong
Gambar 6. Tanaman Binahong
Gambar 7. Ekstral etanol daun Binahong
Gambar 8. Ekstrak yang dilarutkan dalam basis Biocream®
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 5. Hewan uji yang digunakan beserta cara pengukuran edema
Gambar 9. Mencit betina galur Swiss
Gambar 10. Kulit punggung mencit setelah injeksi karagenin
Gambar 11. Cara pengukuran edema (tebal lipat kulit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 6. Kontrol yang digunakan dalam penelitian
Gambar 12. Serbuk karagenin sebagai kontrol negatif
Gambar 13. Biocream® (basis ekstrak) sebagai kontrol Biocream®
Lampiran 7. Alat spuit injeksi dan jangka sorong digital
Gambar 14. Alat spuit injeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 15. Jangka sorong digital
Lampiran 8. Alat yang digunakan dalam proses penguapan ekstrak cair daun Binahong
Gambar 16. Alat rotary evaporator
Lampiran 9. Uji statistik Area Under Curve (AUC)
Case Processing Summary
PERLAKUA
N
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
AUC
KONTROL
KARAGENI
N
5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
KONTROL
BIOCREAM 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
EKSTRAK
ETANOL
BINAHONG
10%
5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
20%
5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
40%
5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Descriptives
PERLAKUAN Statistic Std. Error
AUC
KONTROL
KARAGENIN
Mean 12,7680 ,54890
95%
Confidence
Interval for
Mean
11,2440
14,2920
5% Trimmed Mean 12,7850
Median 13,2400
Variance 1,506
Std. Deviation 1,22738
Minimum 11,04
Maximum 14,19
Range 3,15
Interquartile Range 2,20
Skewness -,535 ,913
Kurtosis -,624 2,000
KONTROL Mean 14,1320 ,50637
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BIOCREAM 95%
Confidence
Interval for
Mean
12,7261
15,5379
5% Trimmed Mean 14,1006
Median 13,7300
Variance 1,282
Std. Deviation 1,13229
Minimum 13,01
Maximum 15,82
Range 2,81
Interquartile Range 2,05
Skewness ,896 ,913
Kurtosis -,303 2,000
EKSTRAK
ETANOL
BINAHONG
10%
Mean 9,7100 ,05273
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower Bound 9,5636
Upper Bound 9,8564
5% Trimmed Mean 9,7094
Median 9,7200
Variance ,014
Std. Deviation ,11790
Minimum 9,56
Maximum 9,87
Range ,31
Interquartile Range ,21
Skewness ,128 ,913
Kurtosis -,289 2,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
20%
Mean 6,7400 ,17507
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower Bound 6,2539
Upper Bound 7,2261
5% Trimmed Mean 6,7411
Median 6,6900
Variance ,153
Std. Deviation ,39147
Minimum 6,30
Maximum 7,16
Range ,86
Interquartile Range ,78
Skewness ,096 ,913
Kurtosis -2,747 2,000
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
40%
Mean 6,1060 ,07737
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower Bound 5,8912
Upper Bound 6,3208
5% Trimmed Mean 6,1117
Median 6,1100
Variance ,030
Std. Deviation ,17300
Minimum 5,83
Maximum 6,28
Range ,45
Interquartile Range ,29
Skewness -1,149 ,913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kurtosis 1,612 2,000
Lampiran 10. Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk AUC
Tests of Normality
PERLAKUAN Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
AUC
KONTROL
KARAGENIN ,250 5 ,200
* ,952 5 ,753
KONTROL
BIOCREAM ,239 5 ,200
* ,928 5 ,582
EKSTRAK
ETANOL
BINAHONG
10%
,136 5 ,200* ,993 5 ,990
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
20%
,234 5 ,200* ,889 5 ,351
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
40%
,263 5 ,200* ,912 5 ,481
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 11. Hasil uji Tamhane AUC
Test of Homogeneity of Variances
AUC
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
7,327 4 20 ,001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
ANOVA
AUC
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 252,755 4 63,189 105,822 ,000
Within Groups 11,942 20 ,597
Total 264,697 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC
Tamhane
(I)
PERLAKUA
N
(J)
PERLAKUA
N
Mean
Differenc
e (I-J)
Std.
Error Sig.
95%
Confidenc
e Interval
95%
Confidence
Interval
Lower
Bound
Lower
Bound
KONTROL
KARAGENI
N
KONTROL
BIOCREAM -1,36400 ,74680 ,672 -4,2204 1,4924
EKSTRAK
ETANOL
BINAHONG
10%
3,05800* ,55143 ,048 ,0358 6,0802
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
20%
6,02800* ,57615 ,002 3,2236 8,8324
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
40%
6,66200* ,55433 ,002 3,6729 9,6511
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
KONTROL
BIOCREAM
KONTROL
KARAGENI
N
1,36400 ,74680 ,672 -1,4924 4,2204
EKSTRAK
ETANOL
BINAHONG
10%
4,42200* ,50911 ,009 1,6387 7,2053
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
20%
7,39200* ,53578 ,000 4,8303 9,9537
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
40%
8,02600* ,51225 ,001 5,2780 10,7740
EKSTRAK
ETANOL
BINAHONG
10%
KONTROL
KARAGENI
N
-3,05800* ,55143 ,048 -6,0802 -,0358
KONTROL
BIOCREAM -4,42200
* ,50911 ,009 -7,2053 -1,6387
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
20%
2,97000* ,18284 ,000 2,0695 3,8705
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
40%
3,60400* ,09363 ,000 3,2296 3,9784
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
20%
KONTROL
KARAGENI
N
-6,02800* ,57615 ,002 -8,8324 -3,2236
KONTROL
BIOCREAM -7,39200
* ,53578 ,000 -9,9537 -4,8303
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
EKSTRAK
ETANOL
BINAHONG
10%
-2,97000* ,18284 ,000 -3,8705 -2,0695
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
40%
,63400 ,19141 ,169 -,2255 1,4935
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
40%
KONTROL
KARAGENI
N
-6,66200* ,55433 ,002 -9,6511 -3,6729
KONTROL
BIOCREAM -8,02600
* ,51225 ,001 -10,7740 -5,2780
EKSTRAK
ETANOL
BINAHONG
10%
-3,60400* ,09363 ,000 -3,9784 -3,2296
EKSTRAK
ETANOL
DAUN
BINAHONG
20%
-,63400 ,19141 ,169 -1,4935 ,2255
Lampiran 12. Uji statistik persen penghambatan inflamasi (%PI)
PERLAKUAN
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Persen_PI
KONTROL
KARAGENIN 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
KONTROL
BIOCREAM 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
DB 10% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
DB 20% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
DB 40% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Descriptives
PERLAKUAN Statistic Std. Error
Persen_PI
KONTROL
KARAGENIN
Mean ,0440 4,29516
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower
Bound -11,8813
Upper
Bound 11,9693
5% Trimmed Mean -,0872
Median -3,6400
Variance 92,242
Std. Deviation 9,60428
Minimum -11,10
Maximum 13,55
Range 24,65
Interquartile Range 17,22
Skewness ,529 ,913
Kurtosis -,632 2,000
KONTROL
BIOCREAM
Mean -10,6500 3,96244
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower
Bound -21,6515
Upper
Bound ,3515
5% Trimmed Mean -10,4039
Median -7,5200
Variance 78,505
Std. Deviation 8,86029
Minimum -23,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Maximum -1,88
Range 21,97
Interquartile Range 16,10
Skewness -,894 ,913
Kurtosis -,320 2,000
DB 10%
Mean 23,9940 ,40761
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower
Bound 22,8623
Upper
Bound 25,1257
5% Trimmed Mean 23,9994
Median 23,9200
Variance ,831
Std. Deviation ,91144
Minimum 22,75
Maximum 25,14
Range 2,39
Interquartile Range 1,66
Skewness -,168 ,913
Kurtosis -,326 2,000
DB 20%
Mean 47,2500 1,37585
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower
Bound 43,4300
Upper
Bound 51,0700
5% Trimmed Mean 47,2428
Median 47,6500
Variance 9,465
Std. Deviation 3,07650
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Minimum 43,93
Maximum 50,70
Range 6,77
Interquartile Range 6,09
Skewness -,102 ,913
Kurtosis -2,747 2,000
DB 40%
Mean 52,1860 ,60695
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower
Bound 50,5008
Upper
Bound 53,8712
5% Trimmed Mean 52,1417
Median 52,1600
Variance 1,842
Std. Deviation 1,35718
Minimum 50,82
Maximum 54,35
Range 3,53
Interquartile Range 2,27
Skewness 1,145 ,913
Kurtosis 1,600 2,000
Lampiran 13. Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk %PI
Tests of Normality
PERLAKUAN Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Persen_PI KONTROL
KARAGENIN ,249 5 ,200
* ,952 5 ,755
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
KONTROL
BIOCREAM ,238 5 ,200
* ,928 5 ,581
DB 10% ,137 5 ,200* ,992 5 ,985
DB 20% ,233 5 ,200* ,890 5 ,358
DB 40% ,264 5 ,200* ,912 5 ,481
Lampiran 14. Hasil uji Tamhane %PI
Test of Homogeneity of Variances
Persen_PI
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
7,340 4 20 ,001
ANOVA
Persen_PI
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 15496,133 4 3874,033 105,915 ,000
Within Groups 731,538 20 36,577
Total 16227,670 24
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Persen_PI
Tamhane
(I)
PERLAKUA
N
(J)
PERLAKUA
N
Mean
Differenc
e (I-J)
Std.
Error Sig.
95%
Confidenc
e Interval
95%
Confidenc
e Interval
Lower
Bound
Lower
Bound
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
KONTROL
KARAGENI
N
KONTROL
BIOCREAM 10,69400 5,84375 ,670 -11,6575 33,0455
DB 10%
-
23,95000*
4,31446 ,048 -47,6045 -,2955
DB 20%
-
47,20600*
4,51014 ,002 -69,1388 -25,2732
DB 40%
-
52,14200*
4,33783 ,002 -75,5294 -28,7546
KONTROL
BIOCREAM
KONTROL
KARAGENI
N
-
10,69400 5,84375 ,670 -33,0455 11,6575
DB 10%
-
34,64400*
3,98335 ,009 -56,4295 -12,8585
DB 20%
-
57,90000*
4,19451 ,000 -77,9354 -37,8646
DB 40%
-
62,83600*
4,00866 ,001 -84,3373 -41,3347
DB 10%
KONTROL
KARAGENI
N
23,95000*
4,31446 ,048 ,2955 47,6045
KONTROL
BIOCREAM
34,64400*
3,98335 ,009 12,8585 56,4295
DB 20%
-
23,25600*
1,43496 ,000 -30,3460 -16,1660
DB 40%
-
28,19200*
,73112 ,000 -31,1250 -25,2590
DB 20%
KONTROL
KARAGENI
N
47,20600*
4,51014 ,002 25,2732 69,1388
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
KONTROL
BIOCREAM
57,90000*
4,19451 ,000 37,8646 77,9354
DB 10% 23,25600
*
1,43496 ,000 16,1660 30,3460
DB 40% -4,93600 1,50378 ,175 -11,6923 1,8203
DB 40%
KONTROL
KARAGENI
N
52,14200*
4,33783 ,002 28,7546 75,5294
KONTROL
BIOCREAM
62,83600*
4,00866 ,001 41,3347 84,3373
DB 10% 28,19200
*
,73112 ,000 25,2590 31,1250
DB 20% 4,93600 1,50378 ,175 -1,8203 11,6923
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “ Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak
Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Pada
Tebal Lipat Kulit Punggung Mencit Terinduksi Karagenin”
memiliki nama lengkap Veronika Lauren Christiani, merupakan
anak pertama dari pasangan Seto Vrstivisala dan Lucia Anggrey
Sugesti. Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 Februari
1995. Pendidikan formal yang telah ditempuh yaitu mengawali
masa pendidikannya di SD Strada Budi Luhur II (2001-2006),
kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Strada Bhakyi Wiyata
(2007-2009). Pendidikan Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMA Marsudirini (2010-
2012). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2013 di Fakultas Farmasi.
Semasa kuliah penulis cukup aktif dalam kegiatan fakultas, khususnya pada UKF Basket,
penulis menjadi anggota aktif (2013-2015). Penulis pernah menjadi Wakil Ketua dalam
kegiatan Farmasi 3 on 3 2015. Penulis juga pernah menjadi peserta beberapa seminar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related