ANTIINFLAMASI Analgetik

57
OBAT ANTIINFLAMASI ANALGETIK FELA ANGGIA S P (G1F011071) ZIDNA AKMALA D (G1F014019) DIVA FATHARANI A (G1F014021)

description

antiinflamasi analgetik

Transcript of ANTIINFLAMASI Analgetik

Slide 1

OBAT ANTIINFLAMASI ANALGETIKFELA ANGGIA S P (G1F011071)ZIDNA AKMALA D (G1F014019)DIVA FATHARANI A (G1F014021)

INFLAMASIINFLAMASIMerupakan respon dari suatu organisme terhadap pathogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksiMerupakan bentuk protektif organisme untuk menghilangkan stimulus yang berbahaya.Infeksi disebabkan oleh patogen eksogen

KLASIFIKASIINFLAMASI AKUTMerupakan respon awal tubuh terhadap stimulus yang berbahayaDitandai dengan adanya peningkatan pergerakan plasma dan leukosit dari darah ke jaringan yang rusakTerjadi peningkatan permeabilitas kapiler

KLASIFIKASI2. INFLAMASI KRONISMerupakan Inflamasi yang terus berlanjutTerjadi perubahan tipe sel yang ditemukan pada inflamasiDitandai dengan kerusakan yang terus terjadi dan pemulihan jaringan dari proses inflamasi.

MEKANISME

GEJALA KLINIKrubor ( redness ) = KEMERAHANcalor (increased heat) = PANAStumor ( swelling ) = BENGKAKdolor ( pain ) = NYERIfunctio laesa (loss of function) = HILANGNYA FUNGSI

PENYAKIT YANG TERKAITINFLAMASI AKUT-penyakit bronkitis akut-usus buntu akut-tonsilitis akut-infeksi meningitis akut-sinusitis akut-tumbuh kuku terinfeksi-sakit tenggorokan dari pilek atau flu-goresan/luka di kulit, -latihan sangat intens atau pukulan.PENYAKIT YANG TERKAIT2. INFLAMASI KRONIK-asma-ulkus peptikum kronik-TB-rheumatoid arthritis-periodontitis kronik-ulcerative colitis dan penyakit Crohn-sinusitis kronikPENGOBATANANTIINFLAMASIMerupakan obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi)

PENGGOLONGANKORTIKOSTEROIDGolongan obat ini merupakan antiinflamasi yang sangat kuatObat ini menghambat enzim phospholipase A2 sehingga tidak terbentuk asam arakidonat

KORTIKOSTEROIDKORTIKOSTEROIDKORTIKOSTEROIDBerdasarkan masa kerjanya golongan kortikosteroid dibagi menjadi :Kortikosteroid kerja singkat dengan masa paruh < 12 jam( kortisol/hidrokortison, kortison. Kortikosteron, fludrokortison)

KORTIKOSTEROID2. Kortikosteroid kerja sedang dengan masa paruh 12-36 jam(metilprednisolon, prednison, prednisolon, dantriamsinolon)3. Kortikosteroid kerja lama dengan masa paruh >36 jam(parametason, betametason, dekametason)KORTIKOSTEROIDMetilprednisolonEfek samping yang mungkin timbul yaitu gangguan cairan & elektrolit, kelemahan otot, osteonekrosis aseptik, osteoporosis, ulkus peptikum dengan perlubangan, perdarahan, peregangan perut, gangguan penyembuhan luka, peningkatan tekanan dalam mata, pertumbuhan terhambat, haid tidak teratur, katarak subkapsular posteriorDosis untuk dewasa 10-40mg/perhari untuk 3-4kali dosis bagi diberikan secara i.m atau i.v

ANTIINFLAMASI NON STEROID (AINS)Merupakan kelompok obat yang banyak dikonsumsi untuk mendapatkan efek analgetik, antipiretika, dan antiinflamasiMerupakan pengobatan dasar untuk mengatasi peradanganANTIINFLAMASI NON STEROID (AINS)Pertimbangan farmakologi dalam pemilihan AINS yaitu:Kerja awal (onset) cepatMasa kerja (durasi) panjangBahan aktif bukan resemikEfek samping minimalANTIINFLAMASI NON STEROID (AINS)ANTIINFLAMASI NON STEROID (AINS)ASAM ASETATASAM FENILASETAT 1. DIKLOFENAKefek sampingnya yaitu dapat mengalami gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, vertigo, ruam kulit dan peningkatan serum transaminasedosis untuk dewasa 75-100mg/perharidosis untuk anak 0,5-2 mg/KGBB untuk sehari yang dibagi menjadi 2-3 pemberian

Contoh obat lain : fenklofenakASAM ASETATDERIVAT ASAM ASETAT1. INDOMETASINKhasiat mampu meredakan nyeri sedang sampai berat, pembengkakan dan kekakuan yang disebabkan oleh rematikEfek samping dapat menyebakan sakit kepala, muntah, diare, sembelit, iritasi rektumDosis untuk penggunaan oral yaitu 50-200mg/perhari dapat diberikan 2-3 kali

Contoh obat lain : sulindak, oksametasin

DERIVAT ASAM SALISILATASPIRIN Efek samping yang umum terjadi adalah meningkatnya kemungkinan terjadinya perdarahan spontan dan rasa tidak enak pada lambung,sesak napas, serangan asma, perdarahan menstruasi yang lebih banyak, perdarahan saluran cerna, mual, muntah, ulkus peptik, gangguan fungsi hati,biduran, gangguan fungsi ginjal dan keracunan salisilat.Dosis untuk dewasa yaitu 325-600mg tiap 4-6jam perhariDosis untuk anak yaitu 10-15mg/KGBB tiap 4-6jam perhari

Contoh obat lain : diflunisal, metil salisilat, salisilamidDERIVAT ASAM PROPINOATIBUPROFENEfek samping yang paling sering timbul adalah mual, muntah,diare, konstipasi, nyeri perut atau rasa terbakar pada perut bagian atas, ruam kulit, penurunan kadar trombosit, penurunan kadar limfosit darah, dan gangguan penglihatan. Dosis untuk dewasa yaitu 200-400mg/perhari dapat diberikan 3-4kaliDosis untuk anak yaitu 20mg/KGBB perhari

Contoh obat lain : naproksen, ketoprofen, fenbufenDERIVAT ASAM MEFENAMATASAM MEFENAMATEfek samping yang dapat terjadi yaitu terjadi gangguan saluran cerna (iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare), rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.Dosis untuk dewasa yaitu 500mg/perhari dapat diberikan 3kali

Contoh obat lain : asam flufenamat, asam tolfenamatDERIVAT PIRAZOLONFENILBUTAZONEfek samping yang mungkin timbul yaitu mual, muntah, rasa tidak nyaman pada ulu hati, diare, vertigo, insomnia (susah tidur), euforia (keadaan emosi yang gembira berlebihan), hematuria (kencing yang bercampur darah), dan pandangan buram.Dosis 300-600mg/perhari untuk 3-4kali dosis bagi

Contoh obat lain : amipron, metamizol, fenazonDERIVAT OKSIKAMPIROKSIKAMEfek yang mungkin timbul yaitu gangguan pada saluran cerna (ulkus peptik, perdarahan saluran cerna), sulit buang air besar, mual, muntah, nyeri perut, muntah dan buang air besar darah, reaksi hipersensitivitas, hipertensiDosis untuk dewasa yaitu 30-40mg/perahri untuk 3-4kali dosis bagi

Contoh obat lain : meloksikam, tenoksikamAINS SELEKTIF COX INHIBITORCELECOXIBEfek samping dapat meningkatkan risiko penyumbatan pada pembuluh darah jantung, meningkatkan kejadian serangan jantung yang dapat berakibat fatalDosis untuk dewasa 100-200 mg diminum 2 kali sehariDosis untuk anak 50-100mg/perhari untuk 2 kali

Contoh obat lain : etoricoxib, valdecoxibANALGETIKPatogenesisNyeri adalah suatu gejala yang berfungsi untuk melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan pada tubuh; seperti peradangan, infeksi-infeksi kuman, dan kejang otot.Penggolongan NyeriUmumnya nyeri digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :Nyeri akutNyeri yang tidak berlangsung lama. Berdasarkan sumber nyeri, umumnya nyeri ini dibagi menjadi 3:Nyeri permukaanNyeri somatis dalamNyeri viseral2. Nyeri kronisNyeri ini berlangsung sangat lama, bisa menahun, yang kadang sumbernya tidak diketahui. Nyeri kronis sering diasosiasikan dengan penyakit kanker dan arthritis.Patofisiologi Nyeri Transduksi Proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung syaraf. Rangsang ini dapat berupa stimulasi fisik, kimia ataupun panas.

Transmisi Proses penyaluran impuls saraf sensorik (listrik) yang dihasilkan oleh proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul dicelah sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron k neuron berikutnya.

Patofisiologi Nyeri Modulasi Proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini dapat terjadi pada sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke korteks serebri. Modifikasi ini dapat berupa augmentasi (peningkatan) ataupun inhibisi (penghambatan)Persepsi Proses ini merupakan tahap akhir dari semua proses yang sudah disebutkan diatas. Pada tahap ini akan dihasilkan suatu persepsi nyeri secara subjektif.

PENYAKIT TERKAIT ANALGETIKPenyakit terkait dengan analgetik antara lain nyeri ringan sampai sedang termasuk dysmenorrhea, sakit kepala; pereda nyeri pada osteoarthritis dan lesi jaringan lunak; demam termasuk demam setelah imunisasi; serangan migren akut, tension headache ; rheumatoid dan kanker, artritis rematoid, artritis gout.PENGGOLONGAN OBAT ANALGETIKAnalgetikaAnalgetika atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anastetika umum)

Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu:Analgetik perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.Analgetik narkotik, khusus digunakan untuk menghalau nyeri hebat seperti pada kanker.

Analgetika non narkotikBerdasarkan rumus kimianya analgesik perifer digolongkan menjadi :1. Golongan Salicylates AspirinMempunyai kemampuan menghambat biosintesis prostaglandinKerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara ireversibel, pada dosis yang tepat, obat ini akan menurunkan pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2, Efek sampingnya adalah gangguan lambungDosis utnuk dewasa (oral 3 X sehari 500 mg)

Analgetika non narkotikGolongan para AminophenolParacetamolmenghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti-inflamasi yang bermakna. Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri kepala,mialgia,nyeri pasca persalinan dan keadaan lain. Efek samping kadang kadang timbul peningkatan ringan enzim hati.Dosis untuk dewasa 500-1000mg/perhari dapat diberikan 3-4 kali dengan selang waktu 4-6 jamDosis untuk anak 120-500mg/perhari

Analgetika non narkotikGolongan Pyrazolone dan Derivatnya PiramidonObat ini berperan dalam penghambatan prostaglandin melalui penghambatan enzim COX. Efek samping dapat mengakibatkan agranulositosis (yaitu lenyapnya butir butir darah putih di dalam darah). Dosis untuk dewasa yaitu 3 x sehari 100 mg (oral)

AINS (ANALGESIK ANTIINFLAMASI NON STEROIDAINS adalah obat-obat analgesik yang selain memiliki efek analgesik juga memiliki efek anti inflamasi, sehingga obat-obat jenis ini digunakan dalam pengobatan rheumatik dan gout. Contohnya ibuprofen, indometasin, diklofenak, fenilbutazon dan piroxicam.

AINS (ANALGESIK ANTIINFLAMASI NON STEROID1. IBUPROFENAdalah turunan asam propionat yang berkhasiat anti inflamasi, analgesik dan anti piretik. Efek sampingnya kecil dibanding AINS yang lain, tetapi efek anti inflamasinya juga agak lemah sehingga kurang sesuai untuk peradangan sendi hebat seperti gout akut

AINS (ANALGESIK ANTIINFLAMASI NON STEROID2. Diklofenak Derivat fenilasetat ini termasuk AINS yang terkuat anti radangnya dengan efek samping yang kurang keras dibandingkan dengan obat lainnya seperti piroxicam dan indometasin. Obat ini sering digunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migrain dan encok.

AINS (ANALGESIK ANTIINFLAMASI NON STEROID3. Indometasin Daya analgetik dan anti radang sama kuat dengan asetosal, sering digunakan pada serangan encok akut. Efek samping berupa gangguan lambung usus, perdarahan tersembunyi (okult), pusing, tremor dan lain-lain.

AINS (ANALGESIK ANTIINFLAMASI NON STEROID4. Piroksikam Bekerja sebagai anti radang, analgetik dan antipiretik yang kuat. Digunakan untuk melawan encok. Efek samping berupa perdarahan dalam lambung usus.

Analgetik antipiretika1. Turunan anilin dan para aminofenol Acetaminofenmengurangi rasa nyeri kepala dan nyeri pada otot atau sendi, dan obat penurun panas yang cukup baik. Efek samping yang dittimbulkan antara lain adalah methoglobin dan hepatotoksikAnalgetik antipiretika2. Turunan 5-pirazolon Metampirondigunakan terutama sebagai antirematik.Senyawa dapat menimbulkan spasma pada otot bergaris dan penggunaannya sering di kombinasi dengan obat analgesik lain. Efek samping yang ditimbulkan adalah agranulositosisDosis untuk dewasa yaitu 500mg/perhari untuk 4 kali dosis bagi

Obat antipasmodikAlkaloida solanaceae dan turunannya Hiosin Br dapat menimbulkan efek narkootik atau sedatif dan bekerja sebagai penekan syaraf parasimpatik sebanding dengan atropindigunakan sebagai antikolinergik dapat diberikan secara parenteral setempat pada mata dan secara oraldosis larutan : 0,25%, 1 tetes 3dd. Dosis oral : 0,4-0,8 mg 1dd

Obat antipasmodik2. Senyawa amin tersier sintetik Heksahidro adifenin HClMekanisme kerja belum diketahui secara pasti. Tetapi mempengaruhi relaksasi otot polos endogen. Efek samping golongan ini antara lain adalah ketidaknyamanan abdominal, mual, diare, konstipasi, dan mengantuk

Analgetik narkotikaAgonis reseptor opioidMorfindengan mengurangi persepsi nyeri di otak (meningkatkan ambang nyeri), mengurangi respon psikologis terhadap nyeri (menimbulkan euforia), dan menyebabkan mengantuk/tidur (efek sedatif) walau adan nyeri.Efek samping : mual muntah Analgetik narkotika2. Antagonis reseptor opioidNaloksonberinteraksi dengan reseptor opioid namun tidak mberikan efekAnalgetik narkotika3. Campuran agonis dan antagonis reseptor opiodPentazosinantagonis pada reseptor opioid mu namun agonis parsial pada reseptor kappa dan delta. Penggunaan obat ini dapat menyebabkan disforia

Terimakasih