MANDEEP SINGH MUKAND SINGH 04121401104
KLARIFIKASI ISTILAH
Halusinasi akustik: Halusinasi yang berupa suara-suara yang di dengar oleh
individu, dimana individu merasakan adanya suatu suara yang biasanya sangat familiar.
Discriminative insight: Pendapat tentang dirinya sendiri apakah dia sakit atau tidak.
Reality Testing Ability: Kemampuan untuk menilai realita yang terdiri dari 3 aspek;
alam pikiran, alam perasaan dan perbuatan.
ANALISIS MASALAH
Apa penyebab munculnya keinginan bunuh diri?
Implikasi dari etiologi bunuh diri dapat digolongkan menjadi sosial, psikologis, dan klinisI. Faktor Sosial
Disintegrasi sosial (bunuh diri anomik) Isolasi individu dari masyarakat Ketersediaan alat
II. Penyakit Jiwa Depresi berat Schizophrenia Etanol abuse/kecanduan alcohol Gangguan kepribadian borderline Antisosial Penyalahgunaan obat-obat terlarang Adanya riwayat keluarga yang bunuh diri
III. Penyakit Medis Penyakit-penyakit kronis Penyakit-penyakit dengan rasa nyeri yang tidak tertahankan
Apa arti gejala selalu sedih dan menangis tanpa sebab?
Episode Depresi mayor
Pasien dengan mood terdepresi merasakan hilangnya energi-energi dan minat, perasaan
beersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kematian
atau bunuh diri.
Etiologi:
Dasar umum untuk gangguan depresif berat tidak diketahui, namun faktor penyebab
dapat secara buatan dibagi menjadi:
1) Faktor biologis
Amin biogenik seperti 5 hydroxyindoleacetic acid (5HIAA), homovanilic acid
(HVA), dan 3-methoxy 4-hydoxyphenylglycol (MHPG) di dalam darah, urine,
dan cairan sebrospinal berkorelasi dengan gangguan mood. Neurotransmiter
seperti norepinefrin, serotonin, dopamin yang menurun, dan faktor neurokimiawi
lain serta regulasi neuroendokrin.4
2) Faktor genetika
3) Faktor psikososial
Stressor Penurunan neuro transmitter,norepineprin, dopamine penurunan
fungsi untuk rasa nyaman,bahagia sedih menangis tanpa sebab
Apa makna ia mulai mengisolasi diri dan kurang berinteraksi?
Ia mulai mengisolasi diri dan kurang berinteraksi. Kemudian kemunduran makin hebat,
kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas,
ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih dapat dimengerti ini menunjukkan bahwa
Ny. ATW sedang mengalami episode depresi berat. Yang sebelumnya telah terjadi
episode mania.
Apa makna bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi
masih bisa dimengerti?
Jawaban hanya sepatah dua patah kata saja, tidak begitu jelas dan kadang menolak untuk
bicara sama sekali merupakan ciri dari kelainan bicara. Hal ini termasuk dalam kelainan
bicara psikogenik yakni stammering/stuttering dan mutisme. Stammering ditandai dengan
terputusnya arus pembicaran karena istirahat yang pendek atau pengulangan sehingga
kata-kata yang keluar hanya sepatah dua patah kata saja. Mutisme adalah kehilangnan
bicara yang total atau membisu. Mutisme dapat berlangsung dari jam sampai berhari-hari
bahkan pertahun-tahun. Sehingga pasien menolak untuk bicara sama sekali.
Pasien yang terlihat diam, tidak banyak bergerak dan kadang menangis merupakan tanda
dari gangguan afektif dalam hal ini adalah episode depresi yang mana pasien memiliki
perasaan kecil hati, tak bahagia rendah diri tak ada harapan hilangnya gairah hidup,
hipoaktif kadang menangis.
Apa faktor risiko merasa banyak kesalahan dan berdosa?
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang
dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung
jawab akan hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang
menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk
Interpretasi dan makna GAF Scale pada kasus ini?
Global Assessment of Functioning (G.A.F) adalah skala penentuan dalam menilai derajat
kemampuan seseorang (overall level) yang sudah diakui secara luas. Dengan skala GAF
ini kita dapat mengukur derajat kemampuan fungsi sosial, pekerjaan dan psikologik.
Maka dengan skala itu kita dapat mengetahui: 1) angka tertinggi yang dapat dicapai oleh
seseorang penderita dalam waktu tertentu dan 2) angka terendah dari seseorang yang
tidak mempunyai disfungsi (angka normal terendah).
Skala GAF adalah skala yang digunakan pada aksis V DSM-IV-TR yang digunakan
untuk melaporkan penilaian seorang dokter terhadap tingkat kemampuan seorang pasien
untuk berfungsi secara keseluruhan. Informasi ini digunakan untuk memutuskan rencana
terapi dan di kemudian hari untuk mengukur efek rencana tersebut. (Untuk menentukan
terapi dan prognosis).
Kemampuan untuk berfungsi dianggap merupakan gabungan tiga area mayor: berfungsi
secara social, berfungsi secara okupasional, dan berfungsi secara psikologis. Skala GAF,
berdasarkan kesinambungan antara kesehatan mental dengan penyakit mental, merupakan
skala nilai dari 0-100, 100 menggambarkan tingkat tertinggi kemampuan berfungsi
semua area. (Kaplan dan Sadock halaman 46).
Interpretasi GAF Scale saat pemeriksaan
• 31 – 40 : kerusakan Beberapa dalam pengujian realitas atau komunikasi (misalnya,
bicara pada waktu yang tidak logis, jelas, atau tidak relevan) ATAU penurunan besar di
beberapa daerah, seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan keluarga, penilaian, berpikir,
atau suasana hati (misalnya, depresi menghindari teman pria, mengabaikan keluarga, dan
tidak mampu bekerja; anak sering memukuli anak-anak muda, adalah pemberontak di
rumah, dan gagal di sekolah).
• GAF Scale saat upaya bunuh diri 10-01: bahaya persisten mencederai diri/orang
lain (contohnya kekerasan rekuren), disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
mengurus diri secara persisten ATAU tindakan bunuh diri yang serius dengan harapan
yang jelas akan kematian.
Apa arti gangguan asosiasi:
1. Autism: Autisme adalah gangguan dalam perkembangan neurologis berat yang
mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi (berhubungan)
dengan orang lain di sekitarnya secara wajar (Sutadi, 2002). Sedangkan menurut
Sasanti (2004). [Saya tidak pasti…]
TEMPLATE
Cara menegakkan diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka harus ada gejala utama dan gejala
penyerta lainnya, lama gejala yang muncul, dan ada tidaknya episode depresi ulang.
Sebagaimana tersebut berikut ini :
3.1 Gangguan Depresi :
3.1.1. Episode Depresi
- Gejala
- Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ) :
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegebiraan.
- Rasa cepat lelah dan menurunnya aktivitas.
- Gejala lain :
- Konsentrasi berkurang
- Kepercayaan berkurang
- Merasa bersalah dan tidak berguna
- Pesimistik
- Memiliki ide membahayakan diri sendiri (bunuh diri)
- Tidak ada nafsu makan
- Gangguan tidur
- Derajat :
- Episode depresif ringan
- Minimal harus ada 2-3 gejala utama depresi dan 2 gejala lain.
- Lamanya episode minimal berlangsung selama 2 minggu
- Tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-harinya
- Episode depresif sedang
- Minimal harus ada 2-3 gejala utama dan 3 gejala lain
- Lamanya episode minimal berlangsung 2 minggu.
- Mulai mengganggu aktivitas
- Episode depresi berat tanpa gejala psikotik :
- Semua gejala utama dan disertai 4 gejala tambahan.
- ketidak mampuan pasien untuk menceritakan secara rinci, misalnya adanya agitasi atau
retardari psikomotor yang mencolok.
- Lamanya berlangsung harus minimal 2 minggu tetapi apabila onsetnya sangat cepat maka dapat
dilakukan diagnosis sebelum 2 minggu.
- Pasien sudah tidak mungkin melakukan aktivitas.
- Episode depresif dengan gejala psikotik :
- Memenuhi criteria episode berat.
- waham dan halusinasi positif. Waham berupa kemiskinan, malapetaka yang mengancam dan
pasien merasa bertanggung jawab akan hal tsb. Halusinasi berupa auditorik atau olfatorik,
halusinasi auditorik berupa suara yang menghina atau menuduh, sedangkan halusinasi olfaktorik
berupa pasien mencium bau kotoran atau daging busuk.
- Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju stupor.
3.1.2. Gangguan depresif berulang
Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari :
- Gangguan depresif berulang episode kini ringan
kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dena episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan.
- Gangguan depresif berulang episode kini sedang
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif sedang.
- Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik
- Gangguan depresif berulang episode kini berat dengan gejala psikotik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik.
- Gangguan depresif berulang kini dalam remisi
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus pernah dipenuhi masa lampau tetapi keadaan
sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif dengan derajat keparahan
apapun atau gangguan lain apapun.
Episode rata-rata berlangsung sekitar 6 bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang daripada
gangguan afektif bipolar. Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peningkatan afek dan
hieraktivitas yang memenuhi kriteria mania. Namun kategori ini tetep harus digunakan jika
ternyata ada episode singkat dari peninggian afek dan hipersensitivitas ringan yang memenuhi
kriteria hipomania segera sesudah suatu periide depresif (kadang-kadang tampaknya dicetuskan
oleh pengobatan depresi ).
Tingkat pemuliahan pada gangguan depresi sangat sempurna, namun sebagian kecil pasien
pemulihan tidak terjadi secara sempurna dan akhirnya menetap biasanya terutama terjadi pada
usia lanjut ( untuk keadaan ini, kategori harus tetap digunakan).
Masing- masing episode dalam berbagai tingkat keparahannya, sering kali dicetuskan oleh
peristiwa kehidupan, misalnya stress atau trauma mental lainnya ( adanya stress bukan menjadi
alasan untuk penegakan diagnosis).
Pada semua episode, sekurang-kurangnya ada dua episode yang telah berlangsung masing-
masing selama 2 minggu dengan ada waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang
bermakna.
3.2. Gangguan Bipolar 1
Gangguan ini ditandai oleh adanya episode depresif dan episode manik yang berlangsung secara
berulang, dan pada keadaan tersebut afek dan aktivitas dari pasien sangat terganggu, sebagai
contoh pasien dalam waktu tertentu mengalami peningkatan afek disertai dengan penambahan
energi serta aktivitas yaitu mania atau hipomania, dan dalam keadaan lain pasien bisa mengalami
penurunan afek disertai dengan pengurangan energi dan aktivitas yaitu depresi. Yang khas dari
bipolar adalah adanya waktu dimana dia sembuh atau tanpa gejala apa-apa di antara dua episode.
Kita lihat dari waktunya, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama yaitu kurang lebih
selama 6 bulan dan jarang sampai terjadi selama 1 tahun, kecuali apabila terjadi pada orang yang
lanjut usia. Sedangkan pada episode mania, waktu terjadinya tiba-tiba dan berlangsung antara 2
bulan hingga 4-5 bulan. Dua macam episode tersebut diatas biasanya terjadi setelah pasien
mengalami stressor yang berat atau adanya trauma mental lainnya.
3.2.1. Macam-macam gangguan afek bipolar :
- Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik, episode kini harus memenuhi kriteria
hipomania.
- Gangguan afektif bipolar, episode kini manic tanpa gejala psikotik, episode sekarang
harus memenuhi kriteria episode kini tanpa gejala psikotik.
- Gangguan afektif bipolar, episode kini manic dengan gejala psikotik, episode sekarang
harus memenuhi kriteria episode kini dengan gejala manic.
- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang, episode yang
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan atau sedang.
- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik atau dengan
gejala psikotik, episode kini harus memenuhi kriteria depresif berat dengan atau tanpa gejala
psikotik.
- Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran, episode yang sekarang menunjukkan
gejala-gejala campuran ( mania, hipomania, depresif) yang terjadi bergantian secara cepat dan
terjadi sekurang-kurangnya 2 minggu.
- Gangguan afektif bipolar, episode kini dalam remisi, pasien sekarang tidak menderita
gangguan afektif apapun tetapi pada masa lalu pernah mengalami minimal 1 episode afektif.
Pada semua episode harus ada sekurang-kurangnya 1 episode lain, yaitu hipomanik, manic,
depresif atau campuran, yang semua itu terjadi di masa lampau.
3.3. Gangguan Afektif menetap
3.3.1. Siklotimia
Siklotiamia merupakan ketidakstabilan yang menetap dari afek, dimana meliputi banyanya
episode depresi ringan dan hipomania ringan serta tidak adanya episode yang berat atau yang
terjadi dalam waktu cukup lama, sehingga tidak dapat dikatagorikan dalam gangguan depresi
berulang atau gangguan afektif bipolar.
3.3.2. Distimia
Distimia memiliki ciri yaitu dimana terjadi afek depresif yang berlangsung dalam waktu yang
sangat lama tetapi jarang atau tidak pernah mencapai episode berat. Oleh karena itu Distimia
tidak dapat dikatagorikan dalam gangguan depresif berulang ringan atau sedang.
3.4. Episode Manik
Manik adalah dimana keadaan afek yang meningkat, serta diikuti oleh peningkatan dalam
jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai macam derajat keparahan.
Adapun kategorinya yaitu :
- Hipomania
o Hipomania memiliki derajat gangguan yang lebih ringan dibandingkan mania, afek yan
meninggi atau berubah-ubah disertai dengan peningkatan aktivitas, dan menetap selama minimal
beberapa hari berturut-turut dalam suatu derajat, serta melebihi apa yang ada pada siklotimia,
dan perlu diingat pada hipomania tidak disertai halusinasi atau waham.
o Pada Hipomania gangguan mulai terlihat dengan adanya kekacauan dalam pekerjaan dan
aktivitas sosial. Perlu diingat apabila kekacauan berat atau sudah menyeluruh maka diagnosis
mania harus ditegakkan.
- Mania tanpa gejala psikotik
o Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya selama 1 minggu, dan episode cukup berat
sehingga mengacaukan pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
o Perubahan afek yang terjadi harus diikuti oleh peningkatan energi sehingga dapat terjadi
aktivitas yang berlebih, serta percepatan dari berbicara dan kebutuhan tidur yang berkuran, lalu
adanya ide-ide yang berhubungan dengan kebesaran dan pasien terlalu optimistic.
- Mania dengan gejala psikotik
o Gambaran klinisnya lebih berat dari mania tanpa gejala psikotik
o Pada mania dengan gejala psikotik waham mulai muncul. Seperti pada keadaan pasien yang
memiliki harga diri yang tinggi dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham kejar,
contoh lain pasien dengan kecurigaan juga akan muncul waham kejar. Waham dan halusinasi
yang muncul sesuai dengan keadaan afek pasien.
Etiologi
Faktor Biologis
Dari penelitian yang ada didapatkan hipotesis bahwa gangguan mood adalah
berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik. Norepinefrin dan
serotonin dari amin biogenik merupakan dua transmitter yang paling berperan dalam
patofisiologi mood. Penuruan serotonin merupakan salah satu pencetus depresi, seperti
penelitian yang dilakukan pada orang yang bunuh diri, didalam cairan serebrospinal
mereka ditemukan kadar serotonin yang rendah.
Faktor Genetika
Dari data penelitian pada faktor genetic dinyatakan bahwa perkembangan
gangguan mood sangat dipengaruhi oleh genetik. Peran dari faktor genetik pada bipolar
lebih besar dari depresi. Penelitian yang dilakukan dalam keluarga, apabila satu orang
dari orang tua penderita gangguan mood memiliki gangguan mood maka anak mereka
memiliki faktor resiko 50%. Contoh lain pada anak kembar monozigotik, presentasi
untuk bipolar sekitar 33%-90% sedangkan pada depresi memiliki presentasi sekitar 50%,
tetapi untuk anak kembar dizigotik memiliki presentasi hanya 25%.
Faktor Psikosisoal
Dari pengamatan klinis yang diamati, peristiwa kehidupan sangatlah
memainkan peran dalam gangguan mood terutama depresi. Seperti adanya penelitian
anak yang kehilangan orang tuanya pada saat mereka berusia kurang dari 11 tahun atau
kehilangan pasangan merupakan stressor terbesar pada gangguan mood terutama depresi.
Komplikasi
1. Komplikasi dari gangguan ini antara lain bunuh diri, pembunuhan dan adiksi.
2. Skizofrennia
LEARNING ISSUE
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
1. DEFINISI
Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi
otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana 2 perasaan, dan proses
berfikir. Disebut Bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodik dua
kutub, yakni kondisi manik (bergairah tinggi yang tidak terkendali) dan depresi.
2. EPIDEMIOLOGI
Episode ini bisa timbul dari masa kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan kasus terjadi
pada usia dewasa muda 20-30 tahun.
Angka kejadian tidak terlalu tinggi 0,3% - 1,5%
Gangguan ini pada kelompok pria dan wanita sama yaitu 5 dari 1000 orang.
Risiko bunuh diri meningkat pada penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5 per 1000
pasien
1. ETIOLOGI
Dahulu virus sempat dianggap sebagai penyebab penyakit ini. Serangan virus pada otak
berlangsung pada masa janin dalam kandungan atau tahun pertama sesudah kelahiran. Namun,
gangguan bipolar bermanifestasi 15-20 tahun kemudian. Telatnya manifestasi itu timbul karena
diduga pada usia 15 tahun kelenjar timus dan pineal yang memproduksi hormon yang mampu
mencegah gangguan psikiatrik sudahberkurang 50%.
Penyebab gangguan Bipolar multifaktor. Mencakup aspek bio-psikososial. Secara biologis
dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial
dikaitkan dengan pola asuh masa kana-kanak, stres yang menyakitkan, stres kehidupan yang
berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya. Didapatkan fakta bahwa gangguan
alam perasaan (mood) tipe bipolar (adanya episode manik dan depresi) memiliki kecenderungan
menurun kepada generasinya, berdasar etiologi biologik. 50% pasien bipolar mimiliki satu
orangtua dengan gangguan alam perasaan/gangguan afektif, yang tersering unipolar (depresi
saja). Jika seorang orang tua mengidap gangguan bipolar maka 27% anaknya memiliki resiko
mengidap gangguan alam perasaan. Bila kedua orangtua mengidap gangguan bipolar maka 75%
anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan. Keturunan pertama dari seseorang
yang menderita gangguan bipolar berisiko menderita gangguan serupa sebesar 7 kali. Bahkan
risiko pada anak kembar sangat tinggi terutama pada kembar monozigot (40-80%), sedangkan
kembar dizigot lebih rendah, yakni 10-20%. Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan
antara gangguan bipolar dengan kromosom 18 dan 22, namun masih belum dapat diselidiki lokus
mana dari kromosom tersebut yang benar-benar terlibat. Beberapa diantaranya yang telah 3
diselidiki adalah 4p16, 12q23-q24, 18 sentromer, 18q22, 18q22-q23, dan 21q22.Yang menarik
dari studi kromosom ini, ternyata penderita sindrom Down (trisomi 21) berisiko rendah
menderita gangguan bipolar. Sejak ditemukannya beberapa obat yang berhasil meringankan
gejala bipolar, peneliti mulai menduga adanya hubungan neurotransmiter dengan gangguan
bipolar. Neurotransmiter tersebut adalah dopamine, serotonin, dan noradrenalin. Gen-gen yang
berhubungan dengan neurotransmiter tersebut pun mulai diteliti seperti gen yang mengkode
monoamine oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase, catechol-Ometiltransferase (COMT), dan
serotonin transporter (5HTT). Penelitian terbaru menemukan gen lain yang berhubungan dengan
penyakit ini yaitu gen yang mengekspresi brain derived neurotrophic factor (BDNF). BDNF
adalah neurotropin yang berperan dalam regulasi plastisitas sinaps, neurogenesis dan
perlindungan neuron otak. BDNF diduga ikut terlibat dalam mood. Gen yang mengatur BDNF
terletak pada kromosom 11p13. Terdapat 3 penelitian yang mencari tahu hubungan antara BDNF
dengan gangguan bipolar dan hasilnya positif. Kelainan pada otak juga dianggap dapat menjadi
penyebab penyakit ini. Terdapat perbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan
penderita bipolar. Melalui pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) dan positron-emission
tomography (PET), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang berkurang pada
korteks prefrontal subgenual. Tak hanya itu, Blumberg dkk dalam Arch Gen Psychiatry 2003
pun menemukan volume yang kecil pada amygdala dan hipokampus.
Korteks prefrontal, amygdala dan hipokampus merupakan bagian dari otak yang terlibat
dalam respon emosi (mood dan afek). Penelitian lain menunjukkan ekspresi oligodendrosit-
myelin berkurang pada otak penderita bipolar. Seperti diketahui, oligodendrosit menghasilkan
membran myelin yang membungkus akson sehingga mampu mempercepat hantaran konduksi
antar saraf. Bila jumlah oligodendrosit berkurang, maka dapat dipastikan komunikasi antar saraf
tidak berjalan lancar
2. FAKTOR RESIKO
Faktor Genetika
Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari penderita gangguan depresi
berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama
subyek kontrol untuk penderita gangguan.
Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan angka kesesuaian pada kembar monozigotik
adalah kira-kira 50 %, sedangkan pada kembar dizigotik mencapai 10 sampai 25 %.
Faktor psikososial
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan klinis yang telah lama direplikasi
bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode pertama
gangguan mood daripada episode selanjutnya, hubungan tersebut telah dilaporkan untuk pasien
dengan gangguan depresi berat.
Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kehidupan paling berhubungan
dengan perkembangan depresi selanjutnya adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun.
Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset satu episode depresi adalah
kehilangan pasangan.
Beberapa artikel teoritik dan dari banyak laporan, mempermasalahkan hubungan fungsi keluarga
dan onset dalam perjalanan gangguan depresi berat. Selain itu, derajat psikopatologi didalam
keluarga mungkin mempengaruhi kecepatan pemulihan, kembalinya gejala dan penyesuaian
pasca pemulihan.
3. MANIFESTASI KLINIS
Suatu mood depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang
menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)
dan menurunnya aktivitas merupakan tiga gejala utama depresi.
Gejala lainnya dapat berupa :
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang.
Gejala-gejala diatas dialami oleh pasien hampir setiap hari dan di nilai berdasarkan ungkapan
pribadi atau hasil pengamatan orang lain misalnya keluarga pasien.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan
menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II. Perbedaannya adalah pada gangguan bipolar I
memiliki episode manik sedangkan pada gangguan bipolar II mempunyai episode hipomanik.
Beberapa ahli menambahkan adanya bipolar III dan bipolar IV namun sementara ini yang 2
terakhir belum dijelaskan. Gangguan bipolar I dibagi lagi menjadi beberapa bagian menurut
perjalanan longitudinal gangguannya. Namun hal yang pokok adalah paling tidak terdapat 1
episode manik di sana. Walaupun hanya terdapat 1 episode manik tanpa episode depresi lengkap
maka tetap dikatakan gangguan bipolar I. Adapun episode-episode yang lain dapat berupa
episode depresi lengkap maupun episode campuran, dan episode tersebut bisa mendahului
ataupun didahului oleh episode manik.
Gangguan bipolar II mempunyai ciri adanya episode hipomanik. Gangguan bipolar II dibagi
menjadi 2 yaitu tipe hipomanik, bila sebelumnya didahului oleh episode depresi mayor dan
disebut tipe depresi bila sebelum episode depresi tersebut didahului oleh episode hipomanik
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, gangguan
ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya
jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan
serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa
penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah
terdapat penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba
dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, sedangkan depresi cenderung berlangsung
lebih lama. Episode pertama bisa timbul pada setiap usia dari masa kanak-kanak sampai tua.
Kebanyakan kasus terjadi pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang
menderita bipolar maka risiko penyakit akan lebih berat, kronik bahkan refrakter.
Episode manik dibagi menjadi 3 menurut derajat keparahannya yaitu hipomanik, manik
tanpa gejala psikotik, dan manik dengan gejala psikotik. Hipomanik dapat diidentikkan dengan
seorang perempuan yang sedang dalam masa ovulasi (’estrus’) atau seorang laki-laki yang
dimabuk cinta. Perasaan senang, sangat bersemangat untuk beraktivitas, dan dorongan seksual
yang meningkat adalah beberapa contoh gejala hipomanik. Derajat hipomanik lebih ringan
daripada manik karena gejalagejala tersebut tidak mengakibatkan disfungsi sosial.2
Pada manik, gejala-gejalanya sudah cukup berat hingga mengacaukan hampir seluruh
pekerjaan dan aktivitas sosial. Harga diri membumbung tinggi dan terlalu optimis. Perasaan
mudah tersinggung dan curiga lebih banyak daripada elasi. Tanda manik lainnya dapat berupa
hiperaktifitas motorik berupa kerja yang tak kenal lelah melebihi batas wajar dan cenderung non-
produktif, euphoria hingga logorrhea (banyak berbicara, dari yang isi bicara wajar hingga
menceracau dengan 'word salad'), dan biasanya disertai dengan waham kebesaran, waham
kebesaran ini bisa sistematik dalam artian berperilaku sesuai wahamnya, atau tidak sistematik,
berperilaku tidak sesuai dengan wahamnya. Bila gejala tersebut sudah berkembang menjadi
waham maka diagnosis mania dengan gejala psikotik perlu ditegakkan
4. KLASIFIKASI
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini hipomanik
Pedoman diagnostic
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania (F30.0) dan,
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik tanpa Gejala Psikotik
Pedoman diagnostic
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik (F30.1) dan,
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik
Pedoman diagnostic
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik (F30.2) dan,
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Depresif Ringan atau Sedang
Pedoman diagnostic
Untuk mendiagnosis pasti :
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan
(F32.0) ataupun sedang (F32.1), dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya gejala
somatic dalam episode depresif yang sedang berlangsung.
F31.30 Tanpa gejala somatik
F31.31 Dengan gejala somatic
(kemungkinan pada kasus)
F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat tanpa Gejala
Psikotik
Pedoman diagnostic
Untuk mendiagnosis pasti :
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik (F32.2), dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
Pedoman diagnostic
Untuk mendiagnosis pasti
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
dengan gejala psikotik (F32.3), dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
Jika dikehendaki, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau
tidak serasi dengan afeknya.
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
Pedoman diagnostic
a. Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanikdan
depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala
mania/hipomania dan depresi sama-sama mencolok selama masa terbesar dari
episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2
minggu) dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, Kini dalam Remisi
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurangkurangnya
satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran).7
F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya
F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT
5. TATALAKSANA
1. Tujuan pengobatan pasien dengan gangguan mood
a. keamanan pasien harus dijamin
b. pemeriksaan diagnostik yang lengkap pada pasien harus dilakukan
c. suatu rencana pengobatan harus dimulai yang menjawab bukan hanya gejala segera tetapi
juga kesehatan pasien selanjutnya
d. menurunkan jumlah dan keparahan stresor pada kehidupan pasien
2. Hospitalisasi/ rawat di rumah sakit
Indikasi :
a. perlunya prosedur diagnostik
b. risiko bunuh diri atau membunuh (membahayakan orang lain)
c. penurunan jelas kemampuan pasien untuk mendapatkan makanan atau tempat berlindung
(perawatan diri kurang)
d. gejala yang berkembang dengan cepat dan hancurnya sistem pendukung pasien
e. susah untuk tidur
3. Terapi psikososial
3 jenis psikoterapi jangka pendek :
a. Terapi kognitif
Memusatkan pada distorsi kognitif, termasuk perhatian selektif terhadap aspek negatif
keadaan dan tidak relistiknya kesimpulan morbid tentang akibat.
Tujuannya : menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya dengan
membantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif; mengembangkan cara
berpikir alternatif, fleksibel dan positif; melatih kembali respons kognitif dan perilaku
yang baru.
b. Terapi interpersonal
Memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami
sekarang, dengan menggunakan dua anggapan:
1) masalah interpersonal sekarang mungkin memiliki akar pada hubungan awal yang
disfungsional.
2) masalah interpersonal sekarang mungkin terlibat di dalam mencetuskan atau
memperberat gejala depresif sekarang
Program terapi interpersonal biasanya terdiri dari 12 sampai 16 sesion mingguan.
Terapi ditandai dengan pendekatan terapeutik aktif. Fenomena intrapsikis, seperti
mekanisme pertahanan dan konflik internal, tidak dijawab di dalam terapi. Perilaku yang
tersendiri- seperti tidak adanya ketegasan, gangguan keterampilan sosial, dan pikiran yan
terdistorsi- mungkin hanya terjawab di dalam konteks artinya atau efeknya pada
hubungan interpersonal.
a. Terapi perilaku
Memusatkan pada perilaku maladaptif di dalam terapi, pasien belajar untuk berfungsi di
dunia dengan cara tertentu dimana mereka mendapatkan dorongan positif.
d. Terapi berorientasi psikoanalitis
Tujuannya : untuk mendapatkan perubahan pada struktur atau karakter kepribadian
pasien, bukan semata-mata menghilangkan gejala. Perbaikan dalam kepercayaan pribadi,
keintiman, mekanisme mengatasi, kapasitas untuk berduka cita, dan kemampuan untuk
mengalami berbagai macam emosi. Pengobatan sering kali mengharuskan pasien
mengalami kecemasan dan penderitaan yang lebih banyak selama perjalanan terapi, yang
dapat berlangsung selama beberapa hari.
e. Terapi keluarga
Indikasi : jika gangguan membahayakan perkawinan atau fungsi keluarga pasien atau jika
gangguan mood adalah diperkembangkan atau dipertahankan oleh situasi keluarga.
Terapi keluarga memeriksa peranan anggota yang mengalami gangguan mood dalam
kesehatan psikologis keseluruhan keluarga; terapi ini juga memeriksa peranan keluarga di
dalam mempertahankan gejala pasien.
4. Farmakoterapi
Pengobatan yang tepat tergantung pada stadium gangguan bipolar yang dialami
penderita. Pilihan obat tergantung pada gejala yang tampak.
a. Mania
1) Lithium Carbonate 250-500 mg/hari.
2) Asam valproate (Depakene), Divalproex Na (Depakote) jika penderita tidak respon
terhadap Lithium Carbonate.
Kelebihan dari Asam valproate ini adalah dapat memberikan respon baik pada kelompok
rapid cycler (penderita bipolar yang dalam satu tahun mengalami empat atau lebih
episode manik atau depresi).
3) Carbamazepine 200-600 mg/hari. Dosis umum untuk mengobati mania adalah antara 600
dan 1.800 / hari. Terapi karbamazepin tingkat berkisar dari 4 sampai 12 mg /
mL. Umumnya dipandang sebagai lebih efektif dalam penyakit cepat-bersepeda,
carbamazepine tampaknya kurang efektif secara keseluruhan dari valproate lithium atau
natrium. Sebuah congener dari carbamazepine, oxcarbamazepine, juga tersedia, namun
dosis lebih tinggi mungkin diperlukan.
4) Antipsikotik atipikal: Clonazepine, Olanzepine, Quetiapine, Risperidone mengatasi
hiperaktivitas, impulsivitas dan iritabilitas.
- Risperidone: Dosis awal: 1 mg BID; Pemeliharaan: 2-8 mg BID. Kebanyakan efek
samping yang bermakna secara klinis: hipotensi orthostatik dan tachicardia refleks,
insomnia, dan gelisah. Long efek samping persyaratan: berat badan dan ketinggian
prolaktin.
- Olanzepine: Dosis awal: 5-10 mg QD, biasanya pada waktu tidur; Pemeliharaan: 10-40
mg QHS. Kebanyakan klinis signifikan efek samping: mengantuk, mulut akatisia,
kering dan sedasi. Long efek samping persyaratan: berat badan dan lemak dan
perubahan metabolisme glukosa.
- Quetiapine: Dosis awal: 50 QHS mg; Pemeliharaan: 600-800 mg QD. Max: 1200 mg
QD. Kebanyakan klinis signifikan efek samping: hipotensi orthostatik, sedasi. Long
efek samping persyaratan: berat badan dan lemak dan perubahan metabolisme glukosa.
- Ziprazodone: Dosis awal: 20 mg BID; Pemeliharaan: 80 mg BID. Kebanyakan efek
samping yang bermakna secara klinis: prologation QTc.
- Aripiprazole: Dosis awal: 10-15 mg QAM; Pemeliharaan: 10-30 mg per hari.
Kebanyakan efek samping klinis signifikan: sakit kepala, mual dan muntah, biasanya
menyelesaikan dalam seminggu.
- Paloperidone: Dosis awal: 6 mg / hari. Dapat diberikan sekali sehari. Long efek
samping persyaratan: berat badan dan ketinggian prolaktin. Mirip dengan risperidone.
5) Antikonvulsan lainnya: Clonazepam, Lorazepam (Benzodiazepine) untuk pasien akut
mania dengan gejala gelisah akut.
6) ECT untuk mania persisten.
b. Mania akut
1) Lithium Carbonate dan antipsikotik atipikal.
2) Oral antipsikotik atau valproate semisodium.
3) Benzodiazepine dapat diberikan sebagai terapi adjuvan, dimana efek sedasi menjadi
prioritas.
4) Valproate (asam valproik atau divalproex) disetujui untuk pengobatan mania akut
saja. Dosis berkisar dari 750 sampai 2.500 mg / hari dan ada format rilis
diperpanjang. Terapi valproik tingkat berkisar 50-120 mg / mL.
c. Depresif
1) Pemakaian antidepresan trisiklik dapat memicu episode manik. Ex: SSRIs (Sertaline).
2) Lithium unipolar recurrent depression, mencegah kekambuhan sebagai mood
stabilizier. Dibutuhkan kadar lithium 0,4-0,8 mEq/L (profilaksis).
Lithium adalah mood stabilizer klasik. Ini adalah obat yang sangat terjangkau, namun
memiliki sejumlah efek samping klinis yang signifikan. Ketika merawat lithium manic
episode akut biasanya perlu dilengkapi dengan antipsikotik. Terapi tingkat lithium
berkisar 0,6-1,2 mEq / L.
3) Antikonvulsan: Lamotrigine adalah suatu antikonvulsan yang telah terbukti mempunyai
efektivitas beberapa episode dalam mengobati depresi. Seperti antikonvulsan lain,
pemantauan serum regalar diperlukan.
4) ECT
d. Depresif akut
1) Antidepresan dan obat antimanik (lithium/semisodium valproate/ antipsikotik) atau
lamotrigine untuk pasien depresif akut yang memiliki riwayat episode manik.
2) ECT dipertimbangkan pada pasien depresif akut yang berisiko bunuh diriatau melukai
dirinya sendiri.
e. Episode kini campuran belum ada penelitian yang cukup untuk merekomendasikan
pengobatan pada kasus campuran.
5. Profilaksis
a. lithium mencegah kekambuhan gangguan afektif bipolar, terutama mencegah relaps
episode manik atau hipomanik.
b. Carbamazepine dapat mencegah relaps lebih dari 6 minggu sampai dengan 3 tahun.
Digunakan sebagai alternatif dari lithium, terutama pada pasien dengan gangguan afektif
bipolar II atau pasien yang tidak dapat menggunakan lithium.
c. Asam valproate alternatif dari lithium.
d. Lemotrigine mencegah relaps gangguan afektif bipolar, khususnya episode depresif.
6. PROGNOSIS
Tergantung pada pengobatan. Episode depresif yang tidak diobati berlangsung 6 sampai 13
bulan; sebagian besar episode yang diobati berlangsung kira-kira tiga bulan. Menghentikan
depresan sebelum tiga bulan hamper selalu menyebabkan kembalinya gejala. Berikut ini
pertimbangan dalam memilih prognosis
Tanda prognostic baik adalah tidak ada gejala psikotik dan tinggal di rumah sakit dalam
waktu singkat, tidak adanya gangguan psikiatrik premorbid, tidak ada gangguan
kepribadian dll.