pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
TUGAS PATOLOGI KLINIK 2
“PEMERIKSAAN FISIK PADA : HEPAR, GINJAL, DAN
JANTUNG”
Disusun oleh :
NURRAHMI AISYAH
0931354P
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2010
1
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat NYA penulis dapat
menyelesaikan makalah “Pemeriksaan Fisik Hepar, Jantung, Ginjal“ yang merupakan
tugas mata kuliah patologi klinik 2.
Terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Zulfian, Sp.PK selaku dosen pembimbing
mata kuliah etika dan hukum kedokteran serta berbagai pihak ygang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa berguna dan menambah ilmu bagi pembaca dan
penulis mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih dan selmat membaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Bandar Lampung, Mei 2010
Penulis
2
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
Daftar Isi
Kata pengantar ......................................................................................... 2
Daftar isi .................................................................................................... 3
Pemeriksaan Hepar ................................................................................. 4
Pemeriksaan Jantung................................................................................ 8
Pemeriksaan Ginjal................................................................................... 17
Daftar pustaka............................................................................................. 18
3
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
PEMERIKSAAN HEPAR
Dalam klinik hampir selalu dimintakan pemeriksaan test fungsi hepar untuk melihat
kelainan fungsi hepar sekaligus untuk menegakkan diagnosa kelainan pathologik
hepar.
Akan tetapi test-test ini tidak dapat mengukur secara quantitative besarnya kelainan
fungsi hepar tersebut.
Hal tersebut dibuktikan oleh : GALAMBOS dan WILLS yang meneliti 242 penderi-
ta obesitas terhadap empat pemeriksaan fungsi hepar yang biasa dilakukan diikuti
dengan biopsy hepar. Pemeriksaan fungsi hepar yang dipakai adalah SGOT, alka-
line phosphatase, bilirubin dan albumin.
GALAMBOS dan WILLS mendapatkan bahwa 60--89% dari penderita dengan
kelainan biopsy hepar mempunyai satu atau lebih test fungsi hepar yang abnormal.
Makin berat kelainan test fungsi hepar juga didapatkan kelainan biopsy yang lebih
berat. Tetapi dari seluruh penderita didapatkan 12% pemeriksaan fungsi hepar
yang normal dengan hasil biopsy yang abnormal.
Pemeriksaan Diagnostik :
Skan/biopsy hati : Mendeteksi infiltrate lemak, fibrosis, kerusakan jaringan hati
Kolesistogrfai/kolangiografi : Memperlihatkan penyakit duktus empedu yang
mungkin sebagai factor predisposisi.
Esofagoskopi : Dapat melihat adanya varises esophagus
Portografi Transhepatik perkutaneus : Memperlihatkan sirkulasi system vena
portal
4
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
Pemeriksaan Laboratorium :
Bilirubin serum, AST(SGOT)/ALT(SPGT),LDH, Alkalin fosfotase, Albumin serum,
Globulin, Darh lengkap, masa prototrombin, Fibrinogen, BUN, Amonia serum,
Glukosa serum, Elektrolit, kalsium, Pemeriksaan nutrient, Urobilinogen urin,
Urobilinogen fekal.
Penjelasan Tes Fungsi Hati
Tes laboratorium sering kali digunakan untuk memastikan diagnosis (bersama-
sama dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan jasmani) serta untuk memantau
penyakit dan pengobatan. Banyak tes laboratorium untuk mengukur kadar enzim.
Ini karena bila jaringan rusak, sel mati dan enzim dilepas ke dalam darah. Kadar
enzim ini diukur, dan tes ini sering kali disebut tes fungsi hati. Sistem organ yang
serumit hati akan sering dinilai dengan menggunakan beberapa tes. Ini karena lebih
dari satu sistem dapatmelepaskan enzim yang sama bila jaringan rusak. Olekarena
itu, untuk menentukan bagaimana hati bekerja, dan apa yang mungki menyebabkan
masalah, ada beberapa tes yang mungkin dilakukan bersama dan secara kolektif
yang disebut “tes fungsi hati.”
Tes fungsi hati yang umum adalah AST (aspartate transaminase), yang di
Indonesia lebih sering disebut sebagai SGOT (serum glutamic-oxaloacetic
transaminase), dan ALT (alanine transaminase) yang biasanya di Indonesia
disebut sebagai SGPT (serum glutamic-pyruvic transaminase).
SGOT dan SGPT akan menunjukkan jika terjadi kerusakan atau radang pada
jaringan hati. SGPT lebih spesifik terhadap kerusakan hati dibanding SGOT. Adalah
hal yang biasa bila terjadi sedikit peningkatan (hingga dua kali angka normal) kadar
5
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
SGOT dan SGPT. Namun, kadar SGOT dan SGPT lebih dari dua kali angka
normal, umumnya dianggap bermakna dan membutuhkan pemeriksaan lebih jauh.
Alkaline phosphatase adalah tes lain yang mungkin dilakukan jika ada
perhatian mengenai hati, dan dapat menunjukkan sumbatan dalam sistem saluran
pembuangan dari empedu.LDH (lactic acid dehydrogenase) adalah enzim non-
spesifik yang dapat meningkat bila hati rusak. GGT (gamma glutamyl transferase)
adalah enzim yang kadarnya diukur untuk skrining penyakit hati dan untu
memantau sirosis (pengerasan atau parut/sikatrik pada hati, terutama akibat
kecanduan alkohol).
Tes virus hepatitis (A, B, C dan D) dapat dilakukan untuk menyingkirkan infeksi
virus. Tes ini mencari virus dan antibodi dalam darah. Sementara tes laboratorium
melihat apa yang terjadi dalam sel, tes pemotretan digunakan untuk melihat
anatomi organ. Ultrasonografi (memotret dengan memakai getaran bunyi di atas
batas pendengaran manusia) sering kali digunakan untuk mencari batu empedu
dan radang hati dan kantung empedu. Ini juga dapat mendeteksi gumpalan yang
mungkin ada dalam atau di sekitar hati. Demikian pula, CT (computerize
tomography) memberikan gambaran di dalam tubuh.
Biopsi digunakan untuk memeriksa jaringan secara langsung dengan mengambil
potongan kecil dan memeriksanya dengan mikroskop
6
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
Penatalaksanaan
7
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
PEMERIKSAAN JANTUNG
Serangan jantung muncul ketika aliran darah ke otot jantung terhalang. Jika aliran
darah tidak cepat ditangani,
Bagian otot jantung akan rusak karena kurangnya oksigen dan mulai berhenti.
Serangan jantung umumnya muncul akibat suatu kondisi yang disebut Coronary
Artery Disease (CAD).
Materi lemak atau disebut plak selama bertahun-tahun terbangun di dinding dalam
arteri koroner (pembuluh darah yang menyalurkan darah dan oksigen ke jantung
Anda). Suatu area plak dapat pecah, menimbulkan penyumbatan darah di
permukaan plak. Ini dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah dan oksigen ke
bagian otot jantung .
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk secara rasional mengidentifkasi dan
mengelola faktor risiko Serangan Jantung.
Pemeriksaan yang bisa di lakukan yaitu :
1. USG (Ultra Sonography)
USG merupakan teknik pencitraan diagnosa menggunakan gelombang suara
(ultrasound) untuk memperlihatkan otot dan organ internal untuk menentukan
ukuran struktur dan kemungkinan patologi.
Risiko potensial USG : USG adalah pemeriksaan non invasif dan pencitraan
yang umum dan aman dilakukan karena tidak menggunakan radiasi.
Ekokardiografi
Adalah pemeriksaan noninvasive yang memperlihatkan ukuran dan
bentuk, dan gerakan struktur-struktur jantung.
8
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
Tujuan :
Untuk mendiagnosis dan mengevaluasi kelainan katup.
Untuk mengukur besar ruangan jantung.
Untuk mengevaluasi ruangan dan katup dan kelainan jantung
bawaan.
Untuk membantu diagnosis hipertrofi dan kardiomiopati
Untuk menditeksi tumor atrium
Mengevalasi fungsi jantung ateu gerakan dinding setelah infark
miokard
Untuk mengevaluasi efusi pericardium
Untuk mendeteksi thrombus mukal.
Teknik yang biasa digunakan pada ekokardiografi adalah mode-M (motion
mode, mode bergerak ), untuk merekam gerakan dan struktur-struktur di
dalam jantung, serta dua dimensi untuk merekam gerakan lateral dan
menyajikan hubungan spasial yang tepat antara struktur-struktur jantung.
9
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
2. CT scan
Merupakan prosedur x-ray yang menggabungkan beberapa pencitraan x-ray
(atau multiple slices) dengan bantuan komputer untuk menghasilkan gambar
cross sectional, dan bila diperlukan, pencitraan tiga dimensi dari organ internal
dan struktur tubuh.
Persiapan CT Scan :
Jika pasien memiliki sejarah alergi dengan materi kontras, staff medis dan
radiologis yang mendampingi harus diberitahu.
Dalam mempersiapkan CT Scan, pasien sering diminta untuk berpuasa
selama beberapa waktu (4-6 jam) terutama bila materi kontras akan
digunakan.
Materi kontras dapat dimasukkan melalui suntikan maupun dari mulut
Semua materi metal harus dilepaskan karena dapat mengganggu
kejelasan hasil scanning.
Saat menjalani CT Scan, sangat penting bagi pasien untuk berusaha tak
bergerak.
Sebelum prosedur ini, pasien harus memberitahu staff medis jika Anda sedang
menjalani pengobatan dan hindarilah kafein dan rokok sebelum pemeriksaan.
Beberapa pasien dapat merasa sedikit klaustrofobia (ketakutan berada di ruang
sempit), saat proses scanning.
10
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
Potensi Risiko CT Scan : Dapat timbul rasa gatal, kemerahan, demam, atau
rasa hangat di sekujur tubuh akibat materi kontras. Reaksi lebih serius terhadap
kontras disebut reaksi anaphylatic. Pasien mungkin mengalami beberapa ruam
dan atau kesulitan bernafas. Reaksi ini berpotensi membahayakan nyawa.
3. Tes Treadmill
Tes treadmill digunakan untuk memeriksa respon jantung atas kinerja fsik (atau
stress). Ini biasanya berupa berjalan di atas treadmill atau menggenjot sepeda
statis dengan berbagai level kesulitan. Saat itu detak jantung dan tekanan darah
Anda dimonitor melalui electrocardiogram.
Kontra indikasi Exercise Stress Testing :
• Myocardial infraction or unstable angina akut
• Pemanasan jantung akut
• Gagal jantung
• Arrhytmias tak terkontrol, atau high grade block
• Hemodinamis signifkan dengan stenosis aorta
• Hipertensi akut (tekanan sistolik >200 mmHg atau tekanan diastolic >110mmHg
Kondisi yang memerlukan pertimbagan khusus saat Exercise Stress
Testing :
11
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
• Menjalani pengobatan seperti Digoxin, agen Antiarrhytmic ( guanidine,
pro-cainamide, disopyramide), Tricyclic antidepressants, Vasodilators (nitrates,
alpha-adrenergic blockers, alcohol, other antihypertensive agents) dan Beta-
adrenergic blockers.
• Metabolisme abnormal, kelainan asam, kelainan thyroid, dan kalsium
abnormal, level magnesium atau potasium.
• Kelainan vasoregulatory
• Kondisi jantung lainnya seperti Mitral valve prolapse syndrome, Wolff-
Par-kinson-White syndrome, recurrent paroxysmal supraventricular dan
atrioventricular nodal tachyarrhythmia.
4. EKG (elektrokardiogram)
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik
otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang
diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan
oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG
direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.
Sensor EKG
Fungsi dasar dari elektroda adalah mendeteksi sinyal kelistrikan jantung. Fungsi
dari transducer adalah untuk mengkonversi informasi biologis menjadi sinyal
elektrik yang dapat diukur. Transducer ini dipakai dengan menggunakan
interface jelly electrode-electrolyte. Dengan menggunakan elektroda Ag/AgCl
mengurangi noise dengan frekuensi rendah pada sinyal EKG yang terjadi
12
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
karena pergerakan. Gambar di bawah memperlihatkan beberapa contoh sensor
EKG sedangkan gambar kedua memperlihatkan salah satu teknik monitoring
EKG dalam penempatan elektroda.
Teknik monitoring EKG
Saat ini 4 macam teknik monitoring EKG yang sering digunakan yaitu :
1. Teknik monitoring standar ekstremitas (metoda Einthoven) atau standard limb
leads
Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni
a. Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif
dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 0º
b. Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan
lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 60º
c. Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan
lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 120º
2. Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam
menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :
a. aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan
anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -30º
13
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
b. aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm) elektroda
positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut
orientasi -150º
c. aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan
anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi
+90º monitoring EKG prekordial/ dada atau standard chest leads monitoring
EKG
Karakteristik dan parameter- parameter dalam Elektrokardiogram
Sinyal EKG terdiri dari gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T
(diperlihatkan pada gambar di bawah ini digunakan untuk mendeteksi kelainan
jantung atau aritmia (arrythmia). Urutan terjadinya sinyal EKG yang dapat
14
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
menimbulkan gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T adalah sebagai
berikut :
1. Setiap siklus kontraksi dan relaksasi jantung dimulai dengan depolarisasi
spontan pada nodus. Peristiwa ini tidak tampak pada rekaman EKG
2. Gelombang P merekam peristiwa depolarisasi dan kontraksi atrium (atria
contract). Bagian pertama gelombang P menggambarkan aktivitas atrium
kanan; bagian kedua mencerminkan aktivitas at
Setelah mendapatkan sinyal EKG, denyut jantung (HR- heart rate) dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan di bawah ini :
15
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
Contoh gambar EKG :
16
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
PEMERIKSAAN GINJAL
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan
cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau
produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit
serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri.
Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih
pada kaum lanjut usia.
Penentuan Diagnosa Gagal Ginjal :
pemeriksaan laboratorium baik darah ataupun urine guna melihat kadar
elektrolit sodium dan potassium/kalium.
Pada kasus-kasus tertentu dilakukan pemasangan selang kateter
kedalam kantong urine (bladder) untuk mengeluarkan urine.
Bila diperlukan, pemeriksaan pengambilan gambar struktur ginjal dengan
metode Ultrasound, Computed tomography (CT) scans atau dengan cara
Magnetic Resonance Imaging (MRI) scans. Bahkan ada kemungkinan
dilakukannya tindakan biopsy, yaitu pengambilan contoh (sample)
jaringan ginjal.
17
pemeriksaan pada hepar,jantung, dan ginjal 2010
DAFTAR PUSTAKA
1. Uji Diagnostik. “Hand Book of Diagnostik tests”. edisi 3. EGC :Jakarta 2003.
2. http://wgshafiyyah.multiply.com/journal/item/26
3. id.wikipedia.org/wiki/ Ginjal –
4. http;//en. Wikipedia.org/wiki/electrocardiography
5. www.hrt.org/egchome.html
6. www.pdfound.com/pdf/cara-pemeriksaan-sgot-sgtp.htm
7. http://en.wikipedia.org/wiki/hepar
18
Top Related