7/23/2019 Tetanus Edit
1/17
TETANUS
PENDAHULUAN
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai
gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan kuman secara langsung, tetapi sebagai
dampak eksotoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan oleh kuman pada sinaps ganglion
sambungan sumsum tulang belakang, sambungan neuromuskular (neuromuskular junction)
dan saraf otonom. Kuman C.tetanii menginfeksi tubuh melalui luka, gigitan serangga, infeksi
gigi, infeksi telinga, bekas suntikan dan pemotongan tali pusat. Dalam tubuh manusia, kuman
ini akan berkembang biak dan menghasilkan eksotoksin, antara lain tetanospasmin yang
dapat menyebabkan kekauan (spasme) dari otot bergaris. Kekakuan tonus otot ini selalu
tampak pada otot masseter dan otototot rangka!,".
Etiologi
#enyebab penyakit ini adalah kuman yang menghasilkan toksin Clostridium tetani yang
berbentuk batang dengan sifat !,"$
%asil Grampositif dengan spora pada ujungnya sehingga berbentuk seperti pemukul
genderang.
&bligat anaerob (berbentuk 'egetatif apabila berada dalam lingkungan anaerob) dan
dapat bergerak dengan menggunakan flagela
enghasilkan eksotoksin yang kuat
ampu membentuk spora (terminal spore) yang mampu bertahan dalam suhu tinggi,
kekeringan dan desinfektan.
%akteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia dan
hean peliharaan serta di daerah pertanian. %akteri ini peka terhadap panas dan tidak dapat
bertahan dalam lingkungan yang terdapat oksigen. *ebaliknya, dalam bentuk spora sangat
resisten terhadap panas dan antiseptik. *pora mampu bertahan dalam keadaan yang tidak
menguntungkan selama bertahuntahun dalam lingkungan yang anaerob. *pora dapat
bertahan dalam autoklaf pada suhu "+,- / (!"!C) selama !0!1 menit. *pora juga relatif
resisten terhadap fenol dan agen kimia lainnya. *pora dapat menyebar kemanamana,
mencemari lingkungan secara fisik dan biologik".
7/23/2019 Tetanus Edit
2/17
Clostridium tetani biasanya masuk ke dalam tubuh melalui luka. 2danya luka
mungkin dapat tidak disadari, dan seringkali tidak dilakukan pengobatan. Tetanus juga dapat
terjadi akibat beberapa komplikasi kronik seperti ulkus dekubitus, abses dan gangren. Dapat
juga terjadi akibat frost bite, infeksi telinga tengah, pembedahan, persalinan, dan pemakaian
obatobatan intra'ena atau subkutan. Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka
yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing
atau sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang
terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah
tulang jari dan luka pada pembedahan".
Epidemiologi
Tetanus tersebar di seluruh dunia dengan angka kejadian tergantung pada jumlah
populasi masyarakat yang tidak kebal, tingkat pencemaran biologik lingkungan
peternakan3pertanian, dan adanya luka pada kulit atau mukosa. Tetanus pada anak tersebar
diseluruh dunia, terutama pada daerah risiko tinggi dengan cakupan imunisasi D#T yang
rendah. 2ngka kejadian pada anak lakilaki lebih tinggi, akibat perbedaan akti'itas fisiknya.
Tetanus tidak menular dari manusia ke manusia.Tetanus merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang terjadi di seluruh dunia. Diperkirakan angka kejadian pertahunnya sekitar
satu juta kasus dengan tingkat mortalitas yang berkisar dari 45 hingga 405. *elama 60
tahun terakhir, hanya terdapat sembilan penelitian 7CT (randomi8ed controlled trials)
mengenai pencegahan dan tata laksana tetanus6,+.
#ada tahun "000, hanya !-.-66 kasus tetanus yang dilaporkan ke 9:&. *ekitar ;4
negara, termasuk didalamnya negara yang berisiko tinggi, tidak memiliki data serta seringkali
tidak memiliki informasi yang lengkap. :asil sur'ey menyatakan baha hanya sekitar 65
tetanus neonatorum yang dilaporkan. %erdasarkan data dari 9:&, penelitian yang dilakukan
oleh *tanfield dan Gala8ka, dan data dari
7/23/2019 Tetanus Edit
3/17
serta orang deasa menjadi lebih berisiko mengalami tetanus. eskipun demikian, di
negara dengan program imunisasi yang sudah baik sekalipun, orang tua masih rentan,
karena 'aksinasi primer yang tidak lengkap ataupun karena kadar antibodinya yang telah
menurun seiring berjalannya aktu. Di 2merika *erikat, tetanus sudah jarang ditemukan.
Tetanus neonatorum menyebabkan 105 kematian perinatal dan menyumbangkan "05
kematian bayi. 2ngka kejadian 4;3!00 kelahiran hidup di perkotaan dan !!"63!00 kelahiran
hidup di pedesaan. *edangkan angka kejadian tetanus pada anak di rumah sakit ;+0
kasus3tahun, 105 terjadi pada kelompok 1 tahun, 605 kelompok !+ tahun, !-5 kelompok
@!0 tahun, dan sisanya pada bayi A!" bulan +.
Di Bndonesia, tetanus masih menjadi salah satu dari sepuluh besar penyebab kematian
pada anak. eskipun insidens tetanus saat ini sudah menurun, namun kisaran tertinggiangka kematian dapat mencapai angka 405. *elain itu, meskipun angka kejadiannya telah
menurun setiap tahunnya, namun penyakit ini masih belum dapat dimusnahkan meskipun
pencegahan dengan imunisasi sudah diterapkan secara luas di seluruh dunia6.
Tabel. ! Data Bnsiden Tetanus menurut 9:&
Patogenesis
#ada dasarnya tetanus adalah penyakit yang terjadi akibat pencemaran lingkungan
oleh bahan biologis (spora) sehingga upaya kausal menurunkan attack rateadalah dengan
cara mengubah lingkungan fisik atau biologik. Port dentree tak selalu dapat diketahui
dengan pasti, namun diduga melalui!$
1. uka tusuk, patah tulang, komplikasi kecelakaan, gigitan binatang, luka bakar yang luas.
2. uka operasi, luka yang tidak dibersihkan (debridement) dengan baik.
3. &titis media, karies gigi, luka kronik.
7/23/2019 Tetanus Edit
4/17
4. #emotongan tali pusat yang tidak steril, pembubuhan puntung tali pusat dengan kotoran
binatang, bubuk kopi, bubuk ramuan, dan daundaunan merupakan penyebab utama
masuknya spora pada puntung tali pusat yang menyebabkan terjadinya kasus tetanus
neonatorum.
*pora C. tetanimasuk ke dalam tubuh melalui luka. *pora yang masuk ke dalam tubuh
tidak berbahaya sampai dirangsang oleh beberapa faktor (kondisi anaerob), sehingga
berubah menjadi bentuk 'egetatif dan berbiak dengan cepat tetapi hal ini tidak mencetuskan
reaksi inflamasi. Gejala klinis sepenuhnya disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh sel
'egetatif yang sedang tumbuh. C. tetanimenghasilkan dua eksotoksin, yaitu tetanospasmin
dan tetanolisin. Tetanolisin menyebabkan hemolisis tetapi tidak berperan dalam penyakit ini.
Gejala klinis tetanus disebabkan oleh tetanospasmin. Tetanospasmin melepaskanpengaruhnya di keempat sistem saraf$ (!) motor end plate di otot rangka, (") medula
spinalis, (6) otak, dan (+) pada beberapa kasus, pada sistem saraf simpatis. Diperkirakan
dosis letal minimum pada manusia sebesar ",1 nanogram per kilogram berat badan (satu
nanogram satu milyar gram), atau !;1 nanogram pada orang dengan berat badan ;0 kg1.
:ipotesis baha toksin pada aalnya merambat dari tempat luka leat motor end plate
dan aksis silinder saraf tepi ke kornu anterior sumsum tulang belakang dan menyebar ke
susunan saraf pusat lebih banyak dianut daripada leat pembuluh limfe dan darah.
#engangkutan toksin ini meleati saraf motorik, terutama serabut motorik. 7eseptor khusus
pada ganglion menyebabkan fragmen C toksin tetanus menempel erat dan kemudian melalui
proses perlekatan dan internalisasi, toksin diangkut ke arah sel secara ekstra aksional dan
menimbulkan perubahan potensial membran dan gangguan en8im yang menyebabkan kolin
esterase tidak aktif, sehingga kadar asetilkolin menjadi sangat tinggi pada sinaps yang
terkena. Toksin menyebabkan blokade pada simpul yang menyalurkan impuls pada tonus
otot, sehingga tonus otot meningkat dan menimbulkan kekakuan. %ila tonus makin
meningkat akan menimbulkan spasme terutama pada otot yang besar.Dampak toksin antara
lain1$
!. Dampak pada ganglion pra sumsum tulang belakang disebabkan karena eksotoksin
memblok sinaps jalur antagonis, mengubah keseimbangan dan koordinasi impuls
sehingga tonus otot meningkat dan otot menjadi kaku.
". Dampak pada otak, diakibatkan oleh toksin yang menempel pada gangliosida serebri
diduga menyebabkan kekakuan dan spasme yang khas pada tetanus.
7/23/2019 Tetanus Edit
5/17
6. Dampak pada saraf otonom, terutama mengenai saraf simpatis dan menimbulkan
gejala keringat yang berlebihan, hipertermia, hipotensi, hipertensi, aritmia, heart
block, atau takikardia.
Gejala Klinis
asa inkubasi tetanus umumnya 6"! hari, tetapi bisa lebih pendek (! hari atau
hingga beberapa bulan). :al ini secara langsung berhubungan dengan jarak dari tempat
masuknya kuman C. tetani (tempat luka) ke *usunan *araf #usat (**#)E secara umum
semakin besar jarak antara tempat luka dengan **#, masa inkubasi akan semakin lama.
*emakin pendek masa inkubasi, akan semakin tinggi kemungkinan terjadinya kematian. 2da
empat bentuk tetanus yang dikenal secara klinis, yakni !,"$
!. Generalized tetanus(Tetanus umum)
Tetanus umum merupakan bentuk yang sering ditemukan. Derajat luka ber'ariasi, mulai
dari luka yang tidak disadari hingga luka trauma yang terkontaminasi. asa inkubasi
sekitar ;"! hari, sebagian besar tergantung dari jarak luka dengan **#. #enyakit ini
biasanya memiliki pola yang desendens. Tanda pertama berupa trismus3lock jaw, diikuti
dengan kekakuan pada leher, kesulitan menelan, dan spasme pada otot abdomen.
Gejala utama berupa trismus terjadi sekitar ;15 kasus, seringkali ditemukan oleh
dokter gigi dan dokter bedah mulut. Gambaran klinis lainnya meliputi iritabilitas,
gelisah, hiperhidrosis dan disfagia dengan hidrofobia, hipersali'asi dan spasme otot
punggung. anifestasi dini ini merefleksikan otot bulbar dan paraspinal, mungkin karena
dipersarafi oleh akson pendek. *pasme dapat terjadi berulang kali dan berlangsung
hingga beberapa menit. *pasme dapat berlangsung hingga 6+ minggu. #emulihan
sempurna memerlukan aktu hingga beberapa bulan.
". Localized tetanus(Tetanus lokal)Tetanus lokal terjadi pada ektremitas dengan luka yang terkontaminasi serta memiliki
derajat yang ber'ariasi. %entuk ini merupakan tetanus yang tidak umum dan memiliki
prognosis yang baik. *pasme dapat terjadi hingga beberapa minggu sebelum akhirnya
menghilang secara bertahap. Tetanus lokal dapat mendahului tetanus umum tetapi
dengan derajat yang lebih ringan. :anya sekitar !5 kasus yang menyebabkan kematian.
6. Cephalic tetanus(Tetanus sefalik)
Tetanus sefalik umumnya terjadi setelah trauma kepala atau terjadi setelah infeksi
telinga tengah. Gejala terdiri dari disfungsi saraf kranialis motorik (seringkali pada saraf
7/23/2019 Tetanus Edit
6/17
fasialis). Gejala dapat berupa tetanus lokal hingga tetanus umum. %entuk tetanus ini
memiliki masa inkubasi !" hari. #rognosis biasanya buruk.
+. Tetanus neonatorum
%entuk tetanus ini terjadi pada neonatus. Tetanus neonatorum terjadi pada negara yang
belum berkembang dan menyumbang sekitar setengah kematian neonatus. #enyebab
yang sering adalah penggunaan alatalat yang terkontaminasi untuk memotong tali
pusat pada ibu yang belum diimunisasi. asa inkubasi sekitar 6!0 hari. >eonatus
biasanya gelisah, reel, sulit minum 2*B, mulut mencucu dan spasme berat. 2ngka
mortalitas dapat melebihi ;05. *elain berdasarkan gejala klinis, berdasarkan derajat
beratnya penyakit, tetanus dapat dibagi menjadi empat (+) tingkatan$
Tabel ". Klasifikasi 2blett untuk Derajat anifestasi Klinis Tetanus
Penegaan Diagnosis
Diagnosis tetanus sepenuhnya didasarkan pada temuan klinis, karena pemeriksaan
laboratorium tidak spesifik. Fadi, penegakan diagnosis sepenuhnya didasarkan pada
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Fangan menyingkirkan diagnosis tetanus meskipun orang
tersebut telah diimunisasi secara lengkap. Diperkirakan terdapat +!00 juta kasus tetanus
pada orang yang telah di'aksinasi (imunokompeten)".
Anamnesis
2namnesis yang dapat membantu diagnosis antara lain$
7/23/2019 Tetanus Edit
7/17
- 2pakah dijumpai luka tusuk, luka kecelakaan3patah tulang terbuka, luka dengan
nanah atau gigitan binatang
- 2pakah pernah keluar nanah dari telinga
- 2pakah pernah menderita gigi berlubang
-
2pakah sudah pernah mendapat imunisasi DT atau TT, kapan imunisasi yangterakhir
- *elang aktu antara timbulnya gejala klinis pertama (trismus atau spasme lokal)
dengan spasme yang pertama (period of onset)
Pemeriksaan Fisik
#ada pemeriksaaan fisik dapat ditemukan $
- Trismus adalah kekakuan otot mengunyah (otot maseter) sehingga sukar untuk
membuka mulut. #ada neonatus kekakuan mulut ini menyebabkan mulut mencucu
seperti mulut ikan sehingga bayi tidak dapat menetek. *ecara klinis untuk menilai
kemajuan kesembuhan, lebar bukaan mulut diukur setiap hari.
- 7isus sardonikus, terjadi sebagai akibat kekakuan otot mimik sehingga tampak dahi
mengkerut, mata agak tertutup dan sudut mulut tertarik keluar dan kebaah.
- &pistotonus adalah kekakuan otot yang menunjang tubuh seperti$ otot punggung, otot
leher, otot badan dan trunk muscle. Kekakuan yang sangat berat dapat menyebabkan
tubuh melengkung seperti busur.
-&tot dinding perut kaku sehingga dinding perut seperti papan.
- %ila kekakuan makin berat, akan timbul spasme umum yang aalnya hanya terjadi
setelah dirangsang misalnya dicubit, digerakkan secara kasar, atau terkena sinar yang
kuat. asa istirahat spasme makin pendek sehingga anak jatuh dalam status
kon'ulsi'us.
- #ada tetanus neonatorum aalnya bayi tampak sulit untuk menghisap dan cenderung
terus menangis. *etelah itu, rahang menjadi kaku sehingga bayi tidak bisa menghisap
dan sulit menelan. %eberapa saat sesudahnya, badan menjadi kaku serta terdapat
spasme intermiten.
- #ada tetanus yang berat akan terjadi gangguan pernapasan sebagai akibat spasme
yang terusmenerus atau oleh karena kekakuan otot laring yang dapat menimbulkan
anoksia dan kematianE pengaruh toksin pada saraf otonom menyebabkan gangguan
sirkulasi (gangguan irama jantung atau kelainan pembuluh darah), dapat pula
menyebabkan suhu badan yang tinggi atau berkeringat banyakE kekakuan otot sfingter
dan otot polos lain sehingga terjadi retentio al'i atau retentio urinae atau spasme
laringE patah tulang panjang dan kompresi tulang belakang.
7/23/2019 Tetanus Edit
8/17
- Hji spatula dilakukan dengan menyentuh dinding posterior faring dengan
menggunakan alat dengan ujung yang lembut dan steril. :asil tes positif, jika terjadi
kontraksi rahang in'olunter (menggigit spatula) dan hasil negatif berupa refleks
muntah. Dalam laporan singkat The American Journal of Tropical edicine and
!"#iene menyatakan baha pada penelitian, uji spatula memiliki spesifitas yang
tinggi (tidak ada hasil positif palsu) dan sensiti'itas yang tinggi (+5 pasien yang
terinfeksi menunjukkan hasil yang positif).
Pemeriksaan Penunjan#
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang khas untuk tetanus.
- #emeriksaan biakan pada luka perlu dilakukan pada kasus tersangka tetanus. >amun
demikian, kuman C. tetani dapat ditemukan di luka orang yang tidak mengalami tetanus,
dan seringkali tidak dapat dikultur pada pasien tetanus. %iakan kuman memerlukan
prosedur khusus untuk kuman anaerobik. *elain mahal, hasil biakan yang positif tanpa
gejala klinis tidak mempunyai arti. :anya sekitar 605 kasus C. tetani yang ditemukan
pada luka dan dapat diisolasi dari pasien yang tidak mengalami tetanus.
- >ilai hitung leukosit dapat tinggi.
- #emeriksaan cairan serebrospinal dapat menunjukkan hasil yang normal.
- Kadar antitoksin di dalam darah 0,0! H3m atau lebih, dianggap sebagai imunisasi dan
bukan tetanus.
- Kadar en8im otot (kreatin kinase, aldolase) di dalam darah dapat meningkat.
- IG dapat menunjukkan pelepasan subunit motorik yang terusmenerus dan
pemendekan atau tidak adanya inter'al tenang yang normal yang diamati setelah
potensial aksi.
- Dapat ditemukan perubahan yang tidak spesifik pada IKG.
-
Diagnosis !anding
Diagnosis banding tergantung dari manifestasi klinis utama dari penyakit. Diagnosis
bandingnya adalah sebagai berikut!,"$
!. eningitis, meningoensefalitis, ensefalitis. #ada ketiga diagnosis tersebut tidak dijumpai
trismus, risus sardonikus. >amun dijumpai gangguan kesadaran dan terdapat kelainan
likuor serebrospinal.
". Tetani disebabkan oleh hipokalsemia. *ecara klinis dijumpai adanya spasme karpopedal.
6. Keracunan striknin $ minum tonikum terlalu banyak (pada anak).
7/23/2019 Tetanus Edit
9/17
+. 7abies $dijumpai gejala hidrofobia dan kesukaran menelan, sedangkan pada anamnesis
terdapat riayat digigit binatang pada aktu epidemi.
1. Trismus akibat proses lokal yang disebabkan oleh mastoiditis, otitis media supuratif
kronis (&*K) dan abses peritonsilar. %iasanya asimetris.
Kompliasi Tetan"s2#3#$
*istem tubuh Komplikasi
Falan napas 2spirasiJ
aringospasme3obstruksiJ
*edasi dihubungkan dengan obstruksiJ
7espirasi 2pneaJ
:ipoksia
Tipe BJ (ateletaksis, aspirasi, pneumonia) dan tipe
BBJ gagal napas (spasme laring, pemanjangan
spasme batang tubuh, sedasi berlebihan)
27D*J
Komplikasi dari pemanjangan bantuan 'entilasi
(contoh $ pneumonia)
Komplikasi trakeostomi (contoh $ stenosis trakea)
Imboli paru
Imfisema mediastinum
#enumotoraks
*pasme diafragma
Kardio'askular TakikardiaJ, hipertensiJ, iskemiaJ
:ipotensiJ, bradikardiaJ
Takiaritmia, bradiaritmiaJ
2sistolJ
Gagal jantungJ
Ginjal Gagal ginjal $ fase oligouria dan poliuria
*tasis urin dan infeksi
Gastrointestinal *tasis lambung
Bleus
Diare
#erdarahanJ
ainlain *tatus kon'ulsi'us
Dehidrasi
7/23/2019 Tetanus Edit
10/17
#enurunan berat badanJ
TromboemboliJ
*epsis dan gagal organ multipelJ
/raktur 'ertebra selama spasme
2'ulsi tendon selama spasme
J Komplikasi jangka panjang
Penatalasanaan
Tujuan penatalaksanaan pada tetanus adalah sebagai berikut6$
!. #enanganan spasme.
". #encegahan komplikasi gangguan napas dan metabolik.
6. >etralisasi toksin yang masih terdapat di dalam darah yang belum berikatan dengan
sistem saraf. #emberian antitoksin dilakukan secepatnya setelah diagnosis tetanus
dikonfirmasi. >amun, tidak ada bukti kuat yang menyatakan baha toksin tetanus
dapat diinaktifkan dengan antitoksin setelah toksin berikatan di jaringan. %ahkan pada
kenyataannya, efekti'itas antitoksin dalam dosis yang sangat besar dalam
menurunkan angka kematian masih dipertanyakan.
+. Fika memungkinkan, melakukan pembersihan luka di tempat masuknya kuman, untuk
memusnahkan pabrik penghasil tetanospasmin. #ada tetanus neonatorum eksisi luas
tunggul umbilikus tidak diindikasikan.1. akukan pemantauan cairan, elektrolit dan keseimbangan kalori (karena biasanya
terganggu), terutama pada pasien yang mengalami demam dan spasme berulang, juga
pada pasien yang tidak mampu makan atau minum akibat trismus yang berat, disfagia
atau hidrofobia.
#enatalaksanaan pada tetanus terdiri dari tatalaksana umum yang terdiri dari
kebutuhan cairan dan nutrisi, menjaga kelancaran jalan napas, oksigenasi, mengatasi spasme,
peraatan luka atau portd entree lain yang diduga seperti karies dentis dan &*KE
sedangkan tatalaksana khusus terdiri dari pemberian antibiotik dan serum anti tetanus!.
Tatalasana Um"m 1#2
!. encukupi kebutuhan cairan dan nutrisi
#ada hari pertama perlu pemberian cairan secara intra'ena sekaligus pemberian obat
obatan, dan bila sampai hari ke6 infus belum dapat dilepas sebaiknya dipertimbangkan
pemberian nutrisi secara parenteral. *etelah spasme mereda dapat dipasang sonde
lambung untuk makanan dan obatobatan dengan perhatian khusus pada kemungkinan
terjadinya aspirasi.
7/23/2019 Tetanus Edit
11/17
". enjaga saluran napas tetap bebas, pada kasus yang berat perlu trakeostomi.
6. emberikan tambahan &" dengan sungkup (masker).
+. engurangi spasme dan mengatasi spasme.
Dia8epam efektif mengatasi spasme dan hipertonisitas tanpa menekan pusat kortikal.
Dosis dia8epam yang direkomendasikan adalah 0,!0,6 mg3kg%%3kali dengan inter'al "
+ jam sesuai gejala klinis atau dosis yang direkomendasikan untuk usia A" tahun adalah
-mg3kg%%3hari diberikan oral dalam dosis "6 mg setiap 6 jam. *pasme harus segera
dihentikan dengan pemberian dia8epam 1 mg per rektal untuk %%A!0 kg dan !0 mg per
rektal untuk anak dengan %% L!0 kg, atau dosis dia8epam intra'ena untuk anak 0,6
mg3kg%%3kali. *etelah spasme berhenti, pemberian dia8epam dilanjutkan dengan dosis
rumatan sesuai dengan keadaan klinis pasien. 2lternatif lain, untuk bayi (tetanus
neonatorum) diberikan dosis aitan 0,!0," mg3kg%% i' untuk menghilangkan spasme
akut, diikuti infus tetesan tetap !1+0 mg3kg%%3hari. *etelah 1; hari dosis dia8epam
diturunkan bertahap 1!0 mg3hari dan dapat diberikan melalui pipa orogastrik. Dosis
maksimal adalah +0 mg3kg%%3hari. Tanda klinis membaik bila tidak dijumpai spasme
spontan, badan masih kaku, kesadaran membaik (tidak koma), tidak dijumpai gangguan
pernapasan. %ila dosis dia8epam maksimal telah tercapai namun anak masih spasme atau
mengalami spasme laring, sebaiknya dipertimbangkan untuk diraat di ruang
peraatan intensif sehingga otot dapat dilumpuhkan dan mendapat bantuan pernapasan
mekanik. 2pabila dengan terapi antikon'ulsan dengan dosis rumatan telah memberikan
respons klinis yang diharapkan, dosis dipertahankan selama 61 hari. *elanjutnya
pengurangan dosis dilakukan secara bertahap (berkisar antara "05 dari dosis setiap dua
hari). ida8olam i' atau bolus, fenobarbital i' dan morfin dapat digunakan sebagai
terapi tambahan jika pasien diraat di BCH karena terdapat risiko depresi pernapasan.
1. Fika karies dentis atau &*K dicurigai sebagai port dentree, maka diperlukan
konsultasi dengan dokter gigi3T:T.
Tatalasana K%"s"s 1#2
!. 2nti serum atau :uman Tetanus Bmmunoglobuline (:TBG)
Dosis 2T* yang dianjurkan adalah !00.000 BH dengan 10.000 BH im dan 10.000 BH i'.
#emberian 2T* harus berhatihati akan reaksi anafilaksis. #ada tetanus anak, pemberian
anti serum dapat disertai dengan imunisasi aktif DT setelah anak pulang dari rumah sakit.
%ila fasilitas tersedia, dapat diberikan :TBG (6.0004.000 BH) secara intramuskular
(B) dalam dosis tunggal. Hntuk bayi, dosisnya adalah 100 BH B dosis tunggal.
*ebagian dari dosis tersebut diberikan secara infiltrasi di tempat sekitar luka. :TBG
hanya dapat menghilangkan toksin tetanus yang belum berikatan dengan ujung saraf.
7/23/2019 Tetanus Edit
12/17
Bntra'eneous Bmmunoglobuline (B
7/23/2019 Tetanus Edit
13/17
C.tetani. *ampai saat ini, pemberian penisilin G secara parenteral dengan dosis
!00.000 H3kg%%3hari secara i', setiap 4 jam selama !0 hari direkomendasikan pada
semua kasus tetanus. *ebuah penelitian menyatakan baha penisilin mungkin
berperan sebagai agonis terhadap tetanospasmin dengan menghambat pelepasan
asam aminobutirat gama (G2%2).
Tabel 6. #erbedaan #enisilin dan etronida8ol
#enisilin etronida8ol
*pektrum *pektrum luas, bakteri Gram
(M), anaerob
*pektrum sempit, obligat
anaerob (tidak dapat
menginduksi superinfeksi)
ekanisme kerja enghambat sintesis dinding
sel
enghambat sisntesis D>2
*tabilitas Tidak stabil *tabil
7eaksi alergi sering Farang
resistensi *ering Farang
*truktur *trukturnya menyerupai
G2%2 $ menginduksi spasme
#enetrasi ke abses 7endah %aik
2kses B &ral, 7ektal, B
b. Fika terjadi penyulit sepsis atau bronkopneumonia, diberikan antibiotik yang sesuai.
#emberian antibiotika bertujuan untuk memusnahkan klostridium di tempat luka yang
dapat memproduksi toksin.
P&ognosis'
7atarata angka kematian akibat tetanus berkisar antara "1;15, tetapi angka
mortalitas dapat diturunkan hingga !060 persen dengan peraatan kesehatan yang modern.
%anyak faktor yang berperan penting dalam prognosis tetanus. Diantaranya adalah masa
inkubasi, masa aitan, jenis luka, dan keadaan status imunitas pasien. *emakin pendek masa
inkubasi, prognosisnya menjadi semakin buruk. *emakin pendek masa aitan, semakin
buruk prognosis. etak, jenis luka dan luas kerusakan jaringan turut memegang peran dalam
menentukan prognosis. Fenis tetanus juga memengaruhi prognosis. Tetanus neonatorum dan
tetanus sefalik harus dianggap sebagai tetanus berat, karena mempunyai prognosis buruk.
*ebaliknya tetanus lokal yang memiliki prognosis baik. #emberian antitoksin profilaksis dini
meningkatkan angka kelangsungan hidup, meskipun terjadi tetanus.
7/23/2019 Tetanus Edit
14/17
%erikut ini adalah skala3derajat keparahan yang menentukan prognosis tetanus
menurut sistem skoring %leck$
*kor total menunjukkan derajat keparahan dan prognosis, seperti diuraikan
berikut ini$
Pen(ega%an
#encegahan sangat penting, mengingat peraatan kasus tetanus sulit dan mahal.
Hntuk pencegahan, perlu dilakukan4,;,-.$
!. Bmunisasi aktif
Bmunisasi dengan toksoid tetanus merupakan salah satu pencegahan yang sangat efektif.
2ngka kegagalannya relatif rendah. Toksoid tetanus pertama kali diproduksi pada tahun
!"+. Bmunisasi toksoid tetanus digunakan secara luas pada militer selama #erang Dunia
BB. Terdapat dua jenis toksoid tetanus yang tersedia =adsorbed (aluminium salt
precipitated) toNoid dan fluid toNoid. Toksoid tetanus tersedia dalam kemasan antigen
tunggal, atau dikombinasi dengan toksoid difteri sebagai DT atau dengan toksoid difteri
dan 'aksin pertusis aselular sebagai D#T. Kombinasi toksoid difteri dan tetanus (DT)
yang mengandung !0!" f dapat diberikan pada anak yang memiliki kontraindikasiterhadap 'aksin pertusis. Fenis imunisasi tergantung dari golongan umur dan jenis
7/23/2019 Tetanus Edit
15/17
kelamin. Hntuk mencegah tetanus neonatorum, salah satu pencegahan adalah dengan
pemberian imunisasi TT pada anita usia subur (9H*). &leh karena itu, setiap 9H*
yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan harus selalu ditanyakan status
imunisasi TT mereka dan bila diketahui yang bersangkutan belum mendapatkan
imunisasi TT harus diberi imunisasi TT minimal " kali dengan jadal sebagai berikut $
Dosis pertama diberikan segera pada saat 9H* kontak dengan pelayanan kesehatan atau
sendini mungkin saat yang bersangkutan hamil, dosis kedua diberikan + minggu setelah
dosis pertama. Dosis ketiga dapat diberikan 4 !" bulan setelah dosis kedua atau setiap
saat pada kehamilan berikutnya. Dosis tambahan sebanyak dua dosis dengan inter'al satu
tahun dapat diberikan pada saat 9H* tersebut kontak dengan fasilitas pelayanan
kesehatan atau diberikan pada saat kehamilan berikutnya. Total 1 dosis TT yang diterima
oleh 9H* akan memberi perlindungan seumur hidup. 9H* yang riayat imunisasinya
telah memperoleh 6 + dosis D#T3Da#T pada aktu anakanak, cukup diberikan " dosis
TT pada saat kehamilan pertama, ini akan memberi perlindungan terhadap seluruh bayi
yang akan dilahirkan. Bbu yang mendapat TT " atau 6 dosis ternyata memberikan
proteksi yang baik terhadap bayi baru lahir dari tetanus neonatal. Kadar ratarata
antitoksin 0,0! 2H3ml pada ibu cukup untuk memberi proteksi terhadap bayinya.
". #eraatan luka
#eraatan luka harus segera dilakukan terutama pada luka tusuk, luka kotor atau luka
yang diduga tercemar dengan spora tetanus. #eraatan luka dilakukan guna mencegah
timbulnya jaringan anaerob. Faringan nekrotik dan benda asing harus dibuang. Hntuk
pencegahan kasus tetanus neonatorum sangat bergantung pada penghindaran persalinan
yang tidak aman, aborsi serta peraatan tali pusat selain dari imunisasi ibu. #ada
peraatan tali pusat, penting diperhatikan halhal berikut ini $
- Fangan membungkus punting tali pusat3mengoleskan cairan3bahan apapun ke dalam
punting tali pusat
-
engoleskan alkohol3po'idon iodine masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskankarena menyebabkan tali pusat lembab
6. #emberian 2T* dan :TBG profilaksis
#rofilaksis dengan pemberian 2T* hanya efektif pada luka baru (A 4 jam) dan harus
segera dilanjutkan dengan imunisasi aktif. Dosis 2T* profilaksis 6000 BH.:TBG juga
dapat diberikan sebagai profilaksis luka. Dosis untuk anak A ; tahun $ + H3kg B dosis
tunggal, sedangkan dosis untuk anak L ; tahun $ "10 H B dosis tunggal. %erikut ini
adalah pedoman pemberian profilaksis terhadap tetanus.
7/23/2019 Tetanus Edit
16/17
!. 2ntara lain (tidak terbatas hanya)$ luka yang terkontaminasi oleh kotoran3feses, tanah,
dan air liurE tusukanE a'ulsiE dan luka akibat tembakan, tabrakan, luka bakar, dan
frostbite
". Tda# lebih baik dibandingkan Td untuk remaja yang belum pernah mendapat
imunisasi Tda#. Td lebih baik dibandingkan TT untuk remaja yang telah diimunisasi
Tda# atau Tda# memang tidak tersedia di Bndonesia.
6. Bmun globulin i.'. Diberikan bilamana TBG tidak tersedia. TBG$ "10 H i.m. di sisi
ekstremitas lain dari pemberian tetanus toksoid
+. %ilamana telah diberikan 6 dosis toNoid fluid, dosis keempat tetap diberikan dan
sebaiknya berupa adsorbed toNoid
1. Oa, jika @!0 tahun mendapat imunisasi yang mengandung tetanus4. Oa, jika @1 tahun mendapat imunisasi yang mengandung tetanus dan tidak diperlukan
booster lagi.
D2/T27 #H*T2K2
!. *umarmo *#*, Garna :, :adinegoro *7, *atari :B. %uku 2jar Bnfeksi dan
#enyakit Tropis $ Tetanus. Idisi ". BD2B. "00-. :al 6++611.
". #usponegoro :D, :adinegoro 27*, /irmanda D, Tridjaja 22#, et al. Tetanus.
*tandar #elayanan edis Kesehatan 2nak. Idisi B "00+. hal !0-
6. Departemen Kesehatan 7epublik Bndonesia. #enatalaksanaan Tetanus pada 2nak.
"00-. :al. -66.
+. %adan #enelitian dan #engembangan Kesehatan. aporan 7iskesdas tahun "00;.
Kementerian Kesehatan republik Bndonesia tahun "0!".:al.
7/23/2019 Tetanus Edit
17/17
1. Cherry FD, :arrison 7I. Tetanus in TeNtbook of #ediatric Bnfections Diseases, 1th
ed.,