TESIS
AKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis KOMBINASI (-)-
EPIGALLOCATECHIN-GALLATE (EGCG) DAN OBAT
ANTITUBERKULOSIS LINI PERTAMA
ANGGITA MIRZAUTIKA
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
TESIS
AKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis KOMBINASI (-)-
EPIGALLOCATECHIN-GALLATE (EGCG) DAN OBAT
ANTITUBERKULOSIS LINI PERTAMA
ANGGITA MIRZAUTIKA
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
ii
Prasyarat Gelar Magister
AKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis KOMBINASI (-)-
EPIGALLOCATECHIN-GALLATE (EGCG) DAN OBAT
ANTITUBERKULOSIS LINI PERTAMA
TESIS
Untuk mempeoleh Gelar Magister
dalam Program Magister Program Studi Ilmu Farmasi
pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Oleh :
ANGGITA MIRZAUTIKA
NIM 051314153027
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
Tanggal 12 Februari 2016
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
iv
Penetapan Panitia Penguji Tesis
Telah Diuji pada
Tanggal 11 Januari 2016
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Noor Erma Nasution, MS., Apt.
Anggota :
1. Dr. Isnaeni, MS., Apt.
2. Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, M.Si., Apt.
3. Prof. Dr. Mangestuti Agil, MS., Apt.
4. Dr. Riesta Primaharinastiti, M.Si., Apt.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga tesis yang berjudul “AKTIVITAS ANTI-
Mycobacterium tuberculosis KOMBINASI (-)-EPIGALLOCATECHIN-
GALLATE (EGCG) DAN OBAT ANTITUBERKULOSIS LINI PERTAMA”
dapat terselesaikan.
Tersusunnya tesis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara
moral dan material. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tak lupa peneliti
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran
selama proses pengerjaan tesis ini
2. Ayahanda dan Ibunda tercinta, adik, kakak, serta keluarga yang senantiasa
memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, serta doa pada peneliti
3. Dr. Isnaeni, MS., Apt. selaku pembimbing utama dan Prof. Dr. Djoko Agus
Purwanto, M.Si., Apt. selaku pembimbing serta atas segala waktu, kesabaran,
ketelitian, bimbingan serta masukan selama peneliti menyelesaikan tesis ini
4. Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak. selaku Rektor Universitas
Airlangga yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan program
pendidikan pascasarjana di Universitas Airlangga
5. Dr. Umi Athiyah, Dra., MS., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan program
pendidikan pascasarjana prodi Ilmu Farmasi
6. Prof. Dr. Bambang P.E.W., M.S., Apt. selaku Ketua Prodi Ilmu Farmasi,
Program Pascasarjana Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan program pendidikan
pascasarjana prodi Ilmu Farmasi
7. Prof. Dr. Sudjarwo, Apt., MS. selaku Ketua Minat Analisis Farmasi, Prodi
Ilmu Farmasi, Program Pascasarjana, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama masa pendidikan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
vii
8. Prof. Dr. Noor Erma Nasution, MS., Apt., Dr. Riesta Primaharinastiti, M.Si.,
Apt., dan Prof. Dr. Mangestuti Agil, MS., Apt. selaku dosen penguji yang
telah memberikan saran dan masukan hingga terselesaikan tesis ini
9. Penanggung jawab Laboratorium Tuberkulosis, Institute of Tropical Disease,
Universitas Airlangga, Prof., Dr. Ni Made Mertaniasih, dr., MS., Sp.MK. dan
Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga, Febri Annuryanti, S.Farm., Apt. yang telah
memberikan ijin, kesempatan dan fasilitas untuk bekerja di laboratorium serta
segala bantuan selama penelitian
10. Karyawan Prodi Ilmu Farmasi, Mas Arie, serta karyawan Departemen Kimia
Farmasi dan Laboratorium Tuberkulosis di ITD Universitas Airlangga, Bu
Wati, Pak Bakir, Pak Kusairi, Pak Sugeng, Mba Agnes, Desak, serta staf-staf
yang lain atas semua bantuan waktu dan tenaga selama penyelesaian tesis ini
11. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga atas segala bimbingan
dan bekal ilmu yang diberikan selama masa pendidikan
12. Sahabat dan teman seperjuangan di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga,
Ranny, Ita, Mba Engrid, Putri, tempat berbagi suka dan duka, terima kasih
atas dukungan dan semangatnya.
13. Teman-teman kos di Jl. Gubeng Kertajaya 7E/34 Surabaya, tempat berkeluh
kesah selama ini, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
14. Rekan kerja di Apotek Farmasi Airlangga, Ayek, Ishma, Endah, Bu Anik,
Mba Vita, Mas Andik, Pak Tanto, dan Mas Budi, terima kasih atas dukungan
dan semangatnya.
15. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu
terselesaikannya tugas akhir ini.
Tidak ada satupun kebenaran dan kesempurnaan kecuali milik Allah SWT.
Akhirnya, tesis yang masih banyak kekurangan ini peneliti persembahkan kepada
almamater Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dengan harapan semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Surabaya, Februari 2016
Peneliti
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
viii
RINGKASAN
AKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis KOMBINASI (-)-
EPIGALLOCATECHIN-GALLATE (EGCG) DAN OBAT
ANTITUBERKULOSIS LINI PERTAMA
Anggita Mirzautika
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Jutaan orang di dunia terserang
infeksi TB tiap tahun. Estimasi terakhir menunjukkan terdapat 8,6 juta kasus TB
baru pada tahun 2012 dan 1,3 juta meninggal dunia (WHO1, 2013).
Durasi pengobatan TB minimal enam bulan. Regimen fase inisiasi selama
dua bulan yaitu pemberian Isoniazid (INH), Rifampicin (RIF), Pyrazinamid
(PZA), dan Ethambutol (EMB) setiap hari. Walaupun regimen selama enam bulan
(fase inisiasi dua bulan dengan fase kontinuasi INH dan RIF selama empat bulan)
merupakan pilihan yang banyak digunakan, regimen fase kontinuasi alternatif
juga dapat digunakan. Fase kontinuasi alternatif yaitu pemberian INH dan EMB
selama enam bulan, sehingga durasi pengobatan keseluruhan menjadi delapan
bulan (Tuberculosis Coalition for Technical Assistance, 2006).
Mekanisme penghambatan M. tuberculosis oleh RIF yaitu menghambat
DNA-dependent RNA polymerase dari mikobakteria dengan menekan mula
terbentuknya rantai dalam sintesis RNA, sehingga M. tuberculosis tidak bisa
memperbanyak diri (Sulistia, 2007). Mekanisme penghambatan M. tuberculosis
oleh INH yaitu setelah diaktivasi oleh enzim catalase/peroxidase, INH dapat
mengganggu sintesis asam mikolat penting dengan menghambat enzim NADH-
dependent enoyl-ACP reductase, sehingga tidak terbentuk dinding sel M.
tuberculosis (Silva dan Palomino, 2011). Mekanisme penghambatan M.
tuberculosis oleh PZA yaitu setelah diubah menjadi bentuk aktifnya, pyrazinoic
acid, oleh enzim pyrazinamidase/nicotinamidase (PZase), PZA mengganggu
pembentukan membran bakteri dan menghambat transportasi membran (Silva dan
Palomino, 2011). Selanjutnya mekanisme penghambatan M. tuberculosis EMB
yaitu mengganggu biosintesis arabinogalactan pada dinding sel (Silva dan
Palomino, 2011).
Masalah yang timbul berikutnya yaitu sebagian M. tuberculosis ternyata
telah resisten terhadap obat antituberkulosis (OAT) disebabkan oleh faktor-faktor
tertentu (WHO2, 2013). Pengobatan yang tidak adekuat merupakan salah satu
faktor resiko multidrug-resistance TB (MDR-TB). Jika M. tuberculosis menjadi
resisten terhadap OAT, akan sulit untuk menyembuhkan penyakit TB. Oleh
karena itu, diperlukan terapi yang lebih efektif untuk pengobatan TB. Terapi
tersebut diharapkan mampu mencegah dan menangani resistensi obat. Terapi
untuk mencegah dan menangani resistensi obat, salah satunya yaitu dengan
mengkombinasikan senyawa tertentu dengan OAT lini pertama (INH, RIF, PZA
dan EMB). Tujuan kombinasi tersebut adalah untuk meningkatkan aktivitas OAT,
sehingga efektivitas pengobatan TB meningkat dan resistensi dapat dicegah.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
ix
Pada penelitian ini digunakan senyawa polifenol yang telah diisolasi dari
ekstrak teh hijau (Camellia sinensis) untuk dikombinasikan dengan OAT yaitu (-)-
epigallocatechin-gallate (EGCG) yang merupakan senyawa polifenol dominan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anand et al. (2006), EGCG memiliki
kemampuan inheren untuk menurunkan aktivitas transkripsi gen host tryptophan-
aspartate containing coat protein (TACO) dalam makrofag manusia melalui
kemampuannya menghambat faktor transkripsi SP1. Penurunan ekspresi gen
TACO oleh EGCG dibarengi dengan penghambatan hidup mycobacterium dalam
makrofag, sehingga disarankan untuk menggunakan EGCG sebagai anti infeksi
tuberkulosis (Anand et al., 2006). Jika dikombinasikan dengan OAT lini pertama,
EGCG diharapkan memberikan peningkatan aktivitas antituberkulosis. Penentuan
minimum inhibitory concentration (MIC) masing-masing OAT lini pertama dan
kombinasinya dengan EGCG dilakukan untuk membuktikan bahwa EGCG dapat
meningkatkan potensi masing-masing OAT lini pertama (INH, RIF, PZA dan
EMB) terhadap M. tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis yang digunakan untuk penelitian ini adalah M.
tuberculosis strain H37Rv karena diharapkan hasil yang diperoleh dapat
menggambarkan aktivitas antituberkulosis kombinasi EGCG dengan OAT
terhadap M. tuberculosis yang sensitif. Penentuan MIC yang dilakukan pada
penelitian ini menggunakan metode broth dilution dengan medium cair
Middlebrook 7H9, setelah diinkubasi lalu dilihat angka kekeruhannya dengan alat
nephelometer pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28. Minimum inhibitory concentration
(MIC) masing-masing OAT sebelum dan setelah kombinasi yang telah ditentukan,
kemudian dibandingkan, sehingga dapat diamati bahwa penambahan EGCG dapat
menurunkan MIC masing-masing OAT lini pertama.
Hasil yang didapatkan dari penentuan MIC masing-masing OAT sebelum
dikombinasikan dan MIC EGCG yaitu 5 ppm, 0,5 ppm, 50 ppm, 5 ppm, dan 150
ppm,secara berurutan untuk RIF, INH, PZA, EMB dan EGCG. Nilai MIC EGCG
yaitu 150 ppm, selanjutnya merupakan konsentrasi yang dikombinasikan dengan
masing-masing OAT lini pertama.
Penentuan MIC OAT yang telah dikombinasikan dengan EGCG 150 ppm
memberikan hasil yaitu 0,5 ppm, 0,25 ppm, 20 ppm, dan 2 ppm, secara berurutan
untuk RIF, INH, PZA, dan EMB.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa MIC OAT setelah
dikombinasikan dengan EGCG menurun dibandingkan sebelum dikombinasikan,
dengan persentase penurunan MIC sebesar 90%, 50%, 60% dan 60%, secara
berurutan untuk RIF, INH, PZA, dan EMB. Hal ini disebabkan karena mekanisme
EGCG dalam menghambat pertumbuhan M. tuberculosis berbeda dengan
mekanisme OAT menghambat, sehingga memberikan efek sinergis.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu EGCG meningkatkan aktivitas OAT.
Maka jika terapi penyakit TB menggunakan EGCG sebagai komplemen,
diharapkan dapat menurunkan dosis OAT serta meminimalkan efek samping dan
toksisitas OAT tersebut serta dapat mencegah terjadinya MDR-TB.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
x
ABSTRACT
Anti-Mycobacterium tuberculosis Activity of (-)-Epigallocatechin-gallate
(EGCG) and First-line Antituberculosis Drugs Combination
Tuberculosis (TB) is a global health issue, and moreover there are increasing
cases of multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) in the world. So the
researchers have been trying to find new tuberculosis therapy that is more
effective. In this study, the therapy that has been chosen is (-)-epigallocatechin-
gallate (EGCG), from tea leaves (Camellia sinensis), used in combination with
each of the first line antituberculosis drugs. The aim of this study is to find
whether EGCG can increase the activity of the first line antituberculosis drugs
against M. tuberculosis. If EGCG can increase their activity, it can be new
alternative tuberculosis treatment that is more effective. The minimum inhibitory
concentration (MIC) of each antituberculosis drug was determined by broth
dilution method using Middlebrook 7H9 medium, the MIC result was 5 ppm, 0.5
ppm, 50 ppm and 5 ppm for rifampicin, isoniazid, pyrazinamide and ethambutol,
respectively. Then the MIC of EGCG combination with each antituberculosis
drug was also determined by the same method. The MIC after combination was
0.5 ppm, 0.25 ppm, 20 ppm and 2 ppm for rifampicin, isoniazid, pyrazinamide
and ethambutol, respectively. The result shows that the MIC of each first line
antituberculosis drug was decreased due to the combination of EGCG. It shows
that EGCG gives synergism effect when combined with those drugs, so it can be
concluded that EGCG can be used as a complement of antituberculosis drugs for
more effective tuberculosis therapy.
Keywords: EGCG, First-line antituberculosis drugs, Anti-Mycobacterium
tuberculosis, synergism.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ........................................................................................... i
Prasyarat Gelar Magister ................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ........................................................................................... iii
Penetapan Panita Penguji Tesis ......................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH .................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................. vi
RINGKASAN ................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 9
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11
2.1 Penyakit Tuberkulosis (TB) ................................................................. 11
2.1.1 Patofisiologi Penyakit TB ......................................................... 11
2.1.2 Epidemiologi Penyakit TB ........................................................ 13
2.1.3 Drug-resistance Tuberculosis (DR-TB) ................................... 14
2.1.4 Terapi Penyakit TB ................................................................... 15
2.2 Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) ................................... 17
2.3 Obat Antituberkulosis (OAT) Lini Pertama ........................................ 21
2.3.1 Rifampicin (RIF) ....................................................................... 21
2.3.2 Isoniazid (INH) ......................................................................... 23
2.3.3 Pyrazinamid (PZA) ................................................................... 24
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
xii
2.3.4 Ethambutol (EMB) .................................................................... 26
2.4 (-)-Epigallocatechin-Gallate (EGCG) .................................................. 28
2.4.1 Sifat Fisikokimia EGCG ........................................................... 29
2.4.2 Mekanisme EGCG sebagai Antimikroba .................................. 29
2.5 Metode Penentuan Minimum Inhibitory Concentration (MIC) ........... 31
2.5.1 Metode Dilusi Agar (Agar Dilution) ......................................... 31
2.5.2 Metode Dilusi Cair (Broth Dilution) ......................................... 31
2.5.3 Metode Difusi Cakram (Disk Diffusion) ................................... 32
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ..... 33
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ......................................................... 33
3.2 Hipotesis .............................................................................................. 37
BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN .......................................... 38
4.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 38
4.2 Sampel Penelitian ................................................................................ 38
4.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 39
4.4 Bahan Penelitian .................................................................................. 39
4.5 Instrumen Penelitian ............................................................................ 39
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 39
4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data .................................. 40
4.7.1 Pembuatan Inokulum Bakteri M. tuberculosis .......................... 40
4.7.2 Uji Identifikasi Bakteri M. tuberculosis dengan Uji BTA
Ziehl-Neelsen ............................................................................ 40
4.7.3 Pembuatan Larutan Baku Induk ................................................ 40
4.7.4 Pembuatan Larutan Baku Kerja ................................................ 41
4.7.4.1 Larutan Baku Kerja RIF ................................................ 41
4.7.4.2 Larutan Baku Kerja INH ............................................... 41
4.7.4.3 Larutan Baku Kerja PZA .............................................. 42
4.7.4.4 Larutan Baku Kerja EMB ............................................. 42
4.7.4.5 Larutan Uji EGCG ........................................................ 43
4.7.5 Tahap I: Penentuan MIC OAT Lini Pertama ............................ 43
4.7.6 Tahap II: Penentuan MIC Kombinasi OAT Lini Pertama dan
EGCG ......................................................................................... 44
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
xiii
4.8 Cara Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 45
BAB 5 HASIL PENELITIAN ......................................................................... 47
5.1 Penentuan MIC OAT Lini Pertama dan EGCG .................................. 47
5.2 Penentuan MIC Kombinasi OAT Lini Pertama dan EGCG ................. 50
5.3 Perbandingan MIC OAT Lini Pertama Sebelum dan Setelah
Kombinasi dengan EGCG ................................................................... 53
BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................. 58
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 65
7.1 Kesimpulan .......................................................................................... 65
7.2 Saran .................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 66
LAMPIRAN 1 ................................................................................................... 69
LAMPIRAN 2 ................................................................................................... 72
LAMPIRAN 3 ................................................................................................... 76
LAMPIRAN 4 ................................................................................................... 80
LAMPIRAN 5 ................................................................................................... 81
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Komposisi Senyawa Polifenol pada Daun Teh ............................... 28
Tabel 5.1 Rerata Angka Pertumbuhan dan Persentase Hambatan
Pertumbuhan M. tuberculosis pada Penentuan MIC RIF (n=2) ...... 48
Tabel 5.2 Rerata Angka Pertumbuhan dan Persentase Hambatan
Pertumbuhan M. tuberculosis pada Penentuan MIC INH (n=2) ..... 48
Tabel 5.3 Rerata Angka Pertumbuhan dan Persentase Hambatan
Pertumbuhan M. tuberculosis pada Penentuan MIC PZA (n=2) .... 49
Tabel 5.4 Rerata Angka Pertumbuhan dan Persentase Hambatan
Pertumbuhan M. tuberculosis pada Penentuan MIC EMB (n=2) ... 49
Tabel 5.5 Rerata Angka Pertumbuhan dan Persentase Hambatan
Pertumbuhan M. tuberculosis pada Penentuan MIC EGCG (n=2) . 50
Tabel 5.6 Rerata Angka Pertumbuhan dan Persentase Hambatan
Pertumbuhan M. tuberculosis pada Penentuan MIC Kombinasi
RIF dan EGCG 150 ppm (n=2) ....................................................... 51
Tabel 5.7 Rerata Angka Pertumbuhan dan Persentase Hambatan
Pertumbuhan M. tuberculosis pada Penentuan MIC Kombinasi
INH dan EGCG 150 ppm (n=2) ...................................................... 52
Tabel 5.8 Rerata Angka Pertumbuhan dan Persentase Hambatan
Pertumbuhan M. tuberculosis pada Penentuan MIC Kombinasi
PZA dan EGCG 150 ppm (n=2) ..................................................... 52
Tabel 5.9 Rerata Angka Pertumbuhan dan Persentase Hambatan
Pertumbuhan M. tuberculosis pada Penentuan MIC Kombinasi
EMB dan EGCG 150 ppm (n=2) .................................................... 53
Tabel 5.10 Hasil MIC OAT Lini Pertama Sebelum dan Setelah Kombinasi
dengan EGCG 150 ppm .................................................................. 56
Tabel 6.1 Perbedaan MIC OAT pada Penelitian ini dibandingkan dengan
Literatur ........................................................................................... 61
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 M. tuberculosis dengan Pewarnaan Ziehl-Neelsen ..................... 18
Gambar 2.2 M. tuberculosis pada Medium Lowenstein-Jensen ..................... 20
Gambar 2.3 Struktur RIF ................................................................................ 21
Gambar 2.4 Struktur INH ............................................................................... 23
Gambar 2.5 Struktur PZA ............................................................................... 24
Gambar 2.6 Struktur EMB HCl ...................................................................... 26
Gambar 2.7 Struktur EGCG ........................................................................... 29
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konseptual Penelitian ...................................... 36
Gambar 4.1 Bagan Kerangka Operasional Penelitian ..................................... 46
Gambar 5.1 Grafik Persentase Hambatan Pertumbuhan M. tuberculosis
pada Penentuan MIC RIF sebelum dan setelah kombinasi
dengan EGCG 150 ppm .............................................................. 54
Gambar 5.2 Grafik Persentase Hambatan Pertumbuhan M. tuberculosis
pada Penentuan MIC INH sebelum dan setelah kombinasi
dengan EGCG 150 ppm .............................................................. 54
Gambar 5.3 Grafik Persentase Hambatan Pertumbuhan M. tuberculosis
pada Penentuan MIC PZA sebelum dan setelah kombinasi
dengan EGCG 150 ppm .............................................................. 55
Gambar 5.4 Grafik Persentase Hambatan Pertumbuhan M. tuberculosis
pada Penentuan MIC EMB sebelum dan setelah kombinasi
dengan EGCG 150 ppm .............................................................. 55
Gambar 5.5 Grafik MIC OAT sebelum dan setelah kombinasi dengan
EGCG 150 ppm .......................................................................... 56
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Tabel Pengukuran Kekeruhan (Turbidity) ............................. 69
LAMPIRAN 2 Tabel Angka Pertumbuhan ..................................................... 72
LAMPIRAN 3 Spesifikasi Standar OAT ........................................................ 76
LAMPIRAN 4 Spesifikasi EGCG .................................................................. 80
LAMPIRAN 5 Komposisi Media Middlebrook 7H9 ..................................... 81
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
xvii
DAFTAR SINGKATAN
BSC : Bio Safety Cabinet
BTA : Bakteri tahan asam
DMF : Dimethyl Formamide
DMSO : Dimethyl Sulfoxide
DR-TB : Drug-resistance Tuberculosis
EC : epicatechin
ECG : epicatechin-gallate
EGC : epigallocatechin
EGCG : (-)-epigallocatechin-gallate
EMB : Ethambutol
FKUI : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
GC : gallocatechin
HIV : Human Immunodeficiency Virus
INH : Isoniazid
M. tuberculosis : Mycobacterium tuberculosis
MDR-TB : Multidrug-resistance Tuberculosis
MIC : Minimum Inhibitory Concentration
OADC : Oleic acid-albumin-dextrose-catalase
OAT : Obat Antituberkulosis
p.a. : Pro analisis
PAS : para-aminosalicylic acid
PCR : Polymerase Chain Reaction
PZA : Pyrazinamide
RIF : Rifampicin
TACO : Tryptophan-Aspartate containing Coat Protein
TB : Tuberkulosis
WHO : World Health Organization
WS : Working Standard
XDR-TB : Extensively drug-resistance Tuberculosis
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS ANGGITA MIRZAUTIKAAKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis
Top Related