7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
1/23
Tuberkulosis Paru dalam Konsep Kedokteran Keluarga
Konsep Kedokteran Keluarga
a. Pengertian Dokter Keluarga
Pelaksana praktek dokter keluarga adalah dokter keluarga (family physician). Pada saat
ini rumusan tentang dokter keluarga banyak pula macamnya. Beberapa diantaranya adalah :
1. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga
dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau
keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982).
2. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh
yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan
apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak
mampu ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai
(The American Board of Family Practice, 1969).
3. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang
merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai kebutuhan kesehatan
total pasien dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran perseorangan dalam
satu atau beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ketempat pelayanan
lain yang tersedia sementara tetap menjaga kesinambungan pelayanan, mengembangkan
tanggung jawab untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan serta
bertindak sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk
perawatan total pasien termasuk konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan pasien
yakni keluarga atau unit sosial yang sebanding serta masyarakat (The American
Academic of General Practice, 1947).2, 3
b. Tujuan pelayanan dokter
1
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
2/23
Tujuan pelayanan dokter keluarga secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni :
1. Tujuan umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga pada dasarnya adalah sama dengan tujuan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan, yakni terwujud-nya keadaan sehat bagi setiap
anggota keluarga.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus pelayanan dokter keluarga erat hubungannya dengan sejarah
perkembangan pelayanan dokter keluarga di satu pihak serta ciri-ciri pelayanan dokter
keluarga dipihak lain.Tujuan khusus yang dimaksud adalah terpenuhinya kebutuhan
keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan efisien.
c. Ciri-Ciri Pelayanan Dokter Keluarga
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (1982)Ikatan Dokter Indonesia melalui Muktamar ke
19 yang dilaksanakan di Surakarta pada tahun 1982 telah pula merumuskan ciri-ciri pelayanan
dokter keluarga tersebut. Ciri-ciri yang dimaksud adalah :
Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang-perorang, melainkan sebagai anggota
satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.
Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian
kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan
keluhan yang disampaikan.
Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan
mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.
Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.
2
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
3/23
d. Bentuk Prakter Dokter Keluarga
Pada tahap awalnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Debra P. Hymovich bentuk
dan wadah praktek dokter keluarga ditentukan oleh pengalaman masing-masing dokter.
Tergantung dari pengalaman hubungan pasien dokter, bentuk dan wadah yang diselenggarakan
dapat berbeda-beda. Ada yang hanya menekankan pentingnya pelayanan berobat jalan yang
diselenggarakan di tempat praktek saja, ada pula yang juga sekaligus melakukan kunjungan
rumah serta ada yang menggabungkannya dengan pelayanan rawat nginap yang biasanya
dilakukan di rumah sakit.
Pada tahap selanjutnya, berkembangan bentuk dan wadah praktek dokter keluarga mulai
terarah. Disepakati bentuk dan wadah praktek dokter keluarga yang baik, seharusnya mencakup
ketiga macam pelayanan di atas.
Dokter keluarga harus mempunyai tempat praktek yang memenuhi syarat, tempat
dimana pelayanan yang menyeluruh dan berkesinambungan diselenggarakan.
Dokter keluarga harus mempunyai semacam sistim komunikasi yang meng-
hubungkan dokter dengan pasien, yang diwujudkan misalnya dengan meng-
ikutsertakan tenaga paramedis, terutama untuk pelayanan kunjungan rumah
yang bersifat tindak lanjut. Dokter keluarga harus mempunyai hubungan yang
baik dengan rumah sakit, tempat dimana dokter keluarga merawat sendiri para
pasiennya.
e. Pelayanan Dokter Keluarga
Dari kedua pengertian yang seperti ini, jelaslah bahwa pelayanan dokter keluarga
mempunyai beberapa ciri tersendiri. Ciri-ciri yang dimaksud adalah (McWhinney, 1981;
Carmichael, 1973; Hymovick and Barnards, 1973; IDI, 1982);
1. mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan, bukan pada disiplin ilmu
kedokteran, kelompok penyakit atau kiat kedokteran tertentu.
2. mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan pelbagai faktor yang
mempengaruhinya.
3
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
4/23
3. berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan.
4. berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari unit keluarga, dan memandang keluarga
sebagai dasar dari suatu organisasi sosial dan atau suatu kelompok fungsional yang saling
terkait.
5. memanfaatkan pendekatan menyeluruh dan memperhatikan pasien secara lengkap dan
sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.
6. mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
7. melayani kepentingan pasien di tempat praktek, di rumah dan di rumah sakit.
Apabila pelayanan dokter keluarga yang seperti ini dapat diselenggarakan, memang akan
diperoleh banyak manfaat. Manfaat yang dimaksud antara lain (Cambridge Research Institute,
1976):
1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan
penanganan keluhan yang disampaikan saja,
2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dari"terjamin kesinambungan
pelayanan yang diselenggarakan.
3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, maka pengaturannya akan lebih baik dan terarah.
4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan satu
masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.
5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan tentang
keluarga tersebut dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang
dihadapi.
6. Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,
termasuk faktor sosial dan psikologis.
7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih
sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan. 2,3
4
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
5/23
Tuberkulosis dalam Keluarga
a. Pendahuluan
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang berbagai organ
atau jaringan tubuh. Tuberkulosis paru merupakan bentuk yang paling banyak dan paling
penting. Penyakit tuberkulosis sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Menurut hasil
penelitian, penyakit tuberkulosis sudah ada sejak zaman Mesir kuno yang dibuktikan dengan
penemuan mumi, dan penyakit ini juga sudah ada pada kitab pengobatan Cina pen tsao sekitar
5000 tahun yang lalu. Pada tahun 1882, ilmuwan Robert Koch berhasil menemukan kuman
tuberkulosis yang merupakan penyebab penyakit ini. Kuman ini berbentuk batang (basil) yang
dikenal dengan nama Mycobacterium Tuberkulosis. 1
b. Epidemiologi
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium
tuberkulosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB Paru dan 3 juta kematian akibat
TB diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi
pada negara-negara berkembang. Demikian juga, kematian wanita akibat TB lebih banyak dari
pada kematian karena kehamilan, persalinan, dan nifas. Penyakit ini menyerang semua golongan
umur dan jenis kelamin, serta mulai merambah tidak hanya pada golongan sosial ekonomi
rendah.
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-
50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatanya
sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya
secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
Gambar 1: Penyebaran TBC di dunia
5
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
6/23
Sumber: (http://infotbc.blogspot.com/2009/12/program-penanggulangan-tbc_13.html)
Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di
Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan China dengan jumlah pasien
sekitar 10% dan total jumlah pasien di dunia. Diperkirakan pada tahun 2005, setiap tahun ada
539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110 per
100.000 penduduk. 4,6
c. Etiologi 1,4
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium tuberkulosis dan
Mycobakterium bovis. Kuman tersebut mempunyai ukuran 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron
dengan bentuk batang tipis, lurus, atau agak bengkok, bergranular atau lipoid (terutama asam
mikolat).
Bakteri ini mempunyai sifat istimewa yaitu dapat bertahan terhadap pencucian warna
dengan asam dan alcohol, sehingga disebut basil tahan asam (BTA) serta tahan terhadap zat
kimia dan fisik. Kuman tuberkulosis juga tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifat
dorman dan aerob.
Gambar 2: Bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC
6
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
7/23
Sumber: (http://getfreeartikel.wordpress.com/2011/05/15/tuberculosis-tbc/)
Bakteri tuberkulosis ini mati pada pemanasan 1000 C selama 5-10 menit atau pada
pemanasan 600 C selama 30 menit, dan dengan alcohol 70-95% selama 15-30 detik. Bakteri ini
tahan selama 1-2 jam di udara terutama di tempat lembab dan gelap (bisa berbulan-bulan),
namun tidak tahan terhadap sinar atau aliran udara. Data pada tahun 1993 melaporkan bahwa
untuk mendapatkan 90% udara bersih dari kontaminasi bakteri memerlukan 40 kali pertukaran
udara per jam.
d. Penularan
Penularan :
o Cara Penularan
- Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
- Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak.
- Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalamwaktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar
matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama
beberapa jam dalam keadaan gelap dan lembab.
7
http://getfreeartikel.wordpress.com/2011/05/15/tuberculosis-tbc/http://getfreeartikel.wordpress.com/2011/05/15/tuberculosis-tbc/7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
8/23
- Daya penularan seorang pasein dapat ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan
dahak, makin menular pasien tersebut.
- Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB adalah ditentukan
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
o Resiko Penularan
- Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB
paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar
dari pasien TB paru dengan BTA negatif.
- Risiko penularan setiap tahunnya juga ditunjukan dengan Annual Risk of
Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi
TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1% berarti 10 diantara 1000 penduduk
terinfeksi setiap tahunnya.
- ARTI di Indonesia bervariasi 1-3%.
- Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberculin negatif menjadi positif.
o Resiko Menjadi sakit TB:
- Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB.
- Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 1000
terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap
tahun. Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif.
- Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi TB adalah day tahan
tubuh rendah, diantaranya karena HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk).
- HIV merupakan faktor resiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB menjadi
sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh
seluler (celluer immunity), sehingga terjadi infeksi penyerta (oportunistic), seperti
tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan
mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka
8
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
9/23
jumlah pasein TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB di masyarakat
meningkat pula. 4
e. Gejala dan Tanda
Untuk mengetahui tentang penderita tuberkulosis dengan baik harus dikenali tanda dan
gejalanya. Seseorang ditetapkan sebagai pengidap tuberkulosis apabila ditemukan gejala klinis
utama yaitu:
Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
Batuk diikuti dengan gejala tambahan yaitu batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada,
badan lemas, nafsu makan turun, BB turun, malaise, keringat pada malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. 6
f. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan konjungktiva
pada mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam (subfebris), badan kurus atau berat
badan menurun.
Pada pemeriksaan fisis pasien sering tidak menunjukan suatu kelainan pun terutama pada
kasus dini atau yang sudah terinfiltrasi secara asimptomatik.Secara anamnesis dan pemeriksaan
fisik, Tb paru sulit dibedakan dengan pneumonia biasa.
Tempat kelainan lesi TB paru yang paling dicurigai adalah bagian apeks (puncak) paru.
Bila dicurigai adanya infiltrate maka didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi suara napas
bronchial. Tetapi infiltrate diliputi penebalan pleura, suara napasnya menjadi vesikuler melemah.
Bila terdapat kavitas cukup besar, perkusi memberikan suara hipersonor atau timpani dan
auskultasi memberikan suara amforik. 1,6
g. Diagnosis Tuberkulosis 4,5,6
9
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
10/23
Diagnosis tuberkulosis pada orang dewasa
Diagnosis TBC Paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA
pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila
sedikitnya dua dari tiga spesimen SPS BTAhasilnya positif.
Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto
rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang
Kalau hasil rontgen mendukung TBC, maka penderita didiagnosis sebagai
penderita TBC positif
Kalau hasil rontgen tidak mendukung TBC maka pemeriksaan dahak SPS
diulangi
Apabila fasilitas memungkinkan maka dilakukan pemeriksaan lain misalnya biakan.
Bila ketiga spemen dahak hasilnya negatif diberikan antibiotik spektrum luas ( misalnya
kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1-2 minggu bila tida ada perubahan namun gejala klinis
tetap mencurigakan TBC ulangi pemeriksaan dahak SPS.
Kalau hasil SPS positif diagnosis sebagai penderita TBC BTA positif.
Kalau hasil SPS tetap negatif lakukan pemeriksaan foto rontgen dada untuk
mendukung diagnosis TBC.
Bila hasil rontgen mendukung TBC didiagnosis sebagai penderita TBC BTA
negatif rontgen positif.
Bila hasil rontgen tidak di dukung TBC penderitatersebutbukan TBC.
UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen penderita dapat dirujuk untuk foto rontgen
dada.
Pada saat ini uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam menentukan diagnosis TBC pada
orang dewasa sebab sebagian besar masyarakat sudah terinfeksi dengan Mycobacterium
tuberculosis karena tingginya prevalensi TBC. Suatu uji tuberkulin positif hanya menunjukkan
bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan mycobacterium tuberculosis dilain pihak hasil
10
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
11/23
uji tuberkulin positif hanya menunjukan bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan
mycobacterium tuberculosis dilain pihak hasil ujituberkulin dapat negatif meskipu orang
tersebut menderita tuberkulosis misalnya pada penderita HIV/AIDS malnutrisi berat TBC miller
dan morbili.
Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu pagi
sewaktu (SPS
Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB.
Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksan dahak mikroskopis
merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji
kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjan sesuai dengan
indikasinya.
Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja.
Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga
sering terjadi overdiagnosis. Gambaran kelainan radiologik paru tidak selalu
menunjukan aktifitas penyakit.
Gambar 4: Gambaran pemeriksaan Rontgen dada pasien TBC
Sumber: (http://getfreeartikel.wordpress.com/2011/05/15/tuberculosis-tbc/)
Diagnosis Tuberkulosis pada anak
11
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
12/23
Diagnosis paling tepat adalah dengan ditemukan kuman TBC dari bahan yang diambil
dari penderita misalnya dahak, bilasan lambung, biopsi dll. Tetapi pada anak hal ini sulit dan
jarang didapat sehingga sebagian besar diagnosis TBC anak didasarkan atas gambar klinis
gambar foto rontgen dada dan uji tuberkulin. Untuk itu penting memikirkan adanya TBC pada
anak kalau terdapat tanda tanda yang mencurigakan atau gejala gejala seperti dibawah ini :
1) Seorang anak harus dicurugai menderita tuberkulosis kalau
Mempunyai sejarah kontak erat ( serumah ) dengan penderita TBC BTA positif
Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG ( dalam 37 hari )
Terdapat gejalaumum TBC
2) Gejala umum TBC pada anak
Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik
dalam 1 bulan meskipunsudahdenganpenanganangizi yang baik (failure to thrive).
Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik
(failure to thrive) dengan adekuat.
Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran
nafas akut) dapat disertai keringat malam.
Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit biasanya multipel paling sering
di daerah leher ketiak dan lipatan paha (inguinal).
Gejalagejaladari saluran nafas misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah
disingkirkan sebab lain daribatuk) tandacairandidadadan nyeri dada.
Gejala-gejala dari saluran cerna misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan
pengobatan di are benjolan (masa) di abdomen dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.
3) Gejala spesifik
Gejala-gejala ini biasanya tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang misalnya :
TBC Kulit/skrofuloderma
12
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
13/23
TBC tulang dan sendi :
o Tulang punggung ( spondilitis ) : gibbus
o Tulang panggul ( koksitis ) : pincang pembengkakan dipinggul
o Tulang lutut : pincangdan / ataubengkakTulang kaki dantangan
TBC Otak dan Saraf:
o Meningitis : dengangejala iritabel kaku kuduk muntah-
muntahdankesadaranmenurunGejalamata
Konjungtivitis flikten ularis
Tuberkel koroid ( hanya terlihat dengan funduskopi )
4). Uji Tuberkulin ( Mantoux )
Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux ( pernyuntikan intrakutan ) dengan
semprit tuberkulin 1 cc jarum nomor 26. Tuberkulin yang dipakai adalah tuberkulin PPD RT 23
kekuatan 2 TU. Pembacaandilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan. Diukur diameter transveral
dari indurasi yang terjadi. Ukuran dinyatakan dalam milimeter, uji tuberkulin positif bila indurasi
>10 mm ( pada gizi baik ), atau >5 mm pada gizi buruk.
Bila uji tuberkulin positif, menunjukkan adanya infeksi TBC dan kemungkinan ada TBC
aktif pada anak. Namun uji tuberkulin dapat negatif pada anak TBC dengan anergi ( malnutrisi ,
penyakit sangat berat pemberian imunosupresif, dll ).Jika uji tuberkulin meragukan dilakukan uji
ulang.
5) Reaksi Cepat BCG
Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat ( dalam 3-7 hari ) berupa kemerahan
dan indurasi > 5 mm, maka anak tersebut dicurigai telah terinfeksi Mycobacterium tubercolosis.
6) Foto Rontgen dada
13
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
14/23
Gambar rontgen TBC paru pada anak tidak khas dan interpretasi foto biasanya sulit,
harus hati-hati kemungkinan bisa overdiagnosis atau underdiagnosis. Paling mungkin kalau
ditemukan infiltrat dengan pembesar kelenjar hilu atau kelenjar paratrakeal.
Foto rontgen dada sebaiknya dilakukan PA ( postero- Anterior ) dan lateral, tetapi kalau
tidak mungkin PA saja.
7) Pemeriksaan mikrobiologi dan serologi
Pemeriksaan BTA secara mikroskopis langsung pada anak biasanya dilakukan dari
bilasan lambung karena dahak sulit didapat pada anak. Pemeriksaan BTA secara biakan ( kultur )
memerlukan waktu yang lama cara baru untuk mendeteksi kuman TBC dengan cara PCR
( Polymery chain Reaction ) atau Bactec masih belum dapat dipakai dalam klinis praktis.
Demikian juga pemeriksaan serologis seperti Elisa, Pap, Mycodot dan lain-lain masih
memerlukan penelitian lebih lanjut untuk pemakaian dalam klinis praktis. 1,4,6
Upaya Pencegahan
Adapun tingkat pencegahan umum terdiri dari:
1. Primordial
Usaha pencegahan primordial TB ialah dengan memperbaiki kondisi lingkungan.
Lingkungan adalah segala sesuatu baik fisik, biologis, maupun sosial yang berada di sekitar
manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
manusia. Unsur-unsur lingkungan adalah sebagai berikut:
Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang bersifat tidak
bernyawa, misalnya air, tanah, kelembaban udara, suhu, angin, rumah dan benda mati
lainnya.
Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis adalah segala sesuatu yang bersifat hidup seperti tumbuh tumbuhan,
hewan, termasuk mikroorganisme.
14
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
15/23
Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah segala sesuatu tindakan yang mengatur kehidupan manusia dan
usaha-usahanya untuk mempertahankan kehidupan, seperti pendidikan pada tiap individu,
rasa tanggung jawab, pengetahuan keluarga, jenis pekerjaan, jumlah penghuni dan
keadaan ekonomi.
Lingkungan Rumah
Lingkungan rumah adalah segala sesuatu yang berada di dalam rumah. Lingkungan
rumah terdiri dari lingkungan fisik yaitu ventilasi, suhu, kelembaban, lantai, dinding serta
lingkungan sosial yaitu kepadatan penghuni.
Lingkungan rumah menurut WHO adalah suatu struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat berlindung. Lingkungan dari struktur tersebut juga semua
fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani
dan rohani serta keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu.
Lingkungan rumah yang sehat dapat diartikan sebagai lingkungan yang dapat
memberikan tempat untuk berlindung atau bernaung dan tempat untuk bersitirahat serta dapat
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, psikologis maupun sosial Menurut APHA
(American Public Health Assosiation), lingkungan rumah yang sehat harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis
Suhu ruangan, yaitu dalam pembuatan rumah harus diusahakan agar kontruksinya
sedemikian rupa sehingga suhu ruangan tidak berubah banyak dan agar
kelembaban udara dapat dijaga jangan sampai terlalu tinggi dan terlalu rendah.
Untuk ini harus diusahakan agar perbedaan suhu antara dinding, lantai, atap dan
permukaan jendela tidak terlalu banyak.
Harus cukup mendapatkan pencahayaan baik siang maupun malam. Suatu
ruangan mendapat penerangan pagi dan siang hari yang cukup yaitu jika luasventilasi minimal 10 % dari jumlah luas lantai.
Ruangan harus segar dan tidak berbau, untuk ini diperlukan ventilasi yang cukup
untuk proses pergantian udara.
Harus cukup mempunyai isolasi suara sehingga tenang dan tidak terganggu oleh
suara-suara yang berasal dari dalam maupun dari luar rumah.
15
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
16/23
Harus ada variasi ruangan, misalnya ruangan untuk anak-anak bermain, ruang
makan, ruang tidur, dll.
Jumlah kamar tidur dan pengaturannya disesuaikan dengan umur dan jenis
kelaminnya.
2. Perlindungan terhadap penularan penyakit
Harus ada sumber air yang memenuhi syarat, baik secara kualitas maupun
kuantitas, sehingga selain kebutuhan untuk makan dan minum terpenuhi, juga
cukup tersedia air untuk memelihara kebersihan rumah, pakaian dan penghuninya.
Harus ada tempat menyimpan sampah dan WC yang baik dan memenuhi syarat,
juga air pembuangan harus bisa dialirkan dengan baik.
Pembuangan kotoran manusia dan limbah harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu
harus dapat mencegah agar limbah tidak meresap dan mengkontaminasi
permukaan sumber air bersih.
Tempat memasak dan tempat makan hendaknya bebas dari pencemaran dan
gangguan binatang serangga dan debu.
Harus ada pencegahan agar vektor penyakit tidak bisa hidup dan berkembang biak
di dalam rumah, jadi rumah dalam kontruksinya harus rat proof, fly fight,
mosquito fight.
Harus ada ruangan udara (air space) yang cukup.
Luas kamar tidur minimal 8,5 m per orang dan tinggi langit-langit minimal 2.75
meter5
2. Primer
Health Promotion
Upaya promotif dilakukan dengan beberapa cara:
a. Peningkatan pengetahuan pekerja tentang penanggulangan TBC di tempat kerja
melalui pendidikan & pelatihan petugas pemberi pelayanan kesehatan di tempat kerja.
b. Penyuluhan
16
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
17/23
Materi penyuluhan terdiri dari:
- Pengertian TB
- Penyebab TB
- Tanda dan gejala TB
- Cara penularan TB
- Cara mencegah penularan TB
- Pengobatan TB
- Prognosis penyakit TB
- Penyebarluasan informasi
- Peningkatan kebugaran jasmani
- Peningkatan kepuasan kerja
- Peningkatan gizi kerja
Spesific Protection
Pencegahan primer merupakan upaya yang dilaksanakan untuk mencegah timbulnya
penyakit pada populasi yang sehat. Dalam hal ini dapat diberikan vaksin.
Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan (bakteri,
virus, atau riketsia) yang diberikan untuk mencegah, meringankan, atau mengobati penyakit yang
menular.
Vaksin BCG merupakan serbuk yang dikering-bekukan untuk injeksi berupa suspensi.
Sebelum digunakan serbuk vaksin BCG harus dilarutkan dalam pelarut khusus yang telah
disediakan secara terpisah. Penyimpanan sediaan vaksin BCG diletakkan pada ruang atau tempat
bersuhu 2 8 0 C serta terlindung dari cahaya.
Pemberian vaksin BCG biasanya dilakukan secara injeksi intradermal/intrakutan (tidak
secara subkutan) pada lengan bagian atas atau injeksi perkutan sebagai alternatif bagi bayi usia
muda yang mungkin sulit menerima injeksi intradermal.
17
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
18/23
Selain pemberian vaksin, upaya mencegah penularan penyakit TBC, antara lain:
1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4. Menghindari udara dingin
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat
tidur
6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan
tidak boleh digunakan oleh orang lain
8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
9. Meningkatkan ventilasi rumah
10. Sterilisasi dahak,seprai, sarung bantal,dll dengan menggunakan sinar matahari
langsung atau sodium hipoklorit 1%
3. Sekunder
Early diagnosis and promt treatment 1,4,6
Pada pencegahan sekunder, sasaran kepada penderita TBC agar tidak menyebar kepada
orang-orang di sekitar. Diagnosis dini TB paru dengan mengeathui bahwa ciri-ciri atau gejala
pasien yaitu
- Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
- Batuk diikuti dengan gejala tambahan yaitu batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada,
badan lemas, nafsu makan turun, BB turun, malaise, keringat pada malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita
TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak
18
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
19/23
ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan
pemberian INH 510 mg/kgbb/hari.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
Obat primer: INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian
besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
Obat sekunder: Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan
Kanamisin.
Tabel Dosis obat antituberkulosis (OAT)
Pengobatan TBC pada orang dewasa
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari
(tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam
seminggu (tahap lanjutan).
19
Obat Dosis
harian (mg/kgbb/hari)
Dosis
2x/minggu (mg/kgbb/hari)
Dosis
3x/minggu(mg/kgbb/hari)
INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)
Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)
Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)
Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)
Streptomisi
n
15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
20/23
Diberikan kepada: Penderita baru TBC paru BTA positif. Penderita TBC ekstra paru
(TBC di luar paru-paru) berat.
Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada: penderita kambuh., penderita gagal terapi, penderita dengan
pengobatan setelah lalai minum obat.
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada: penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Pengobatan TBC pada anak
Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:
1. 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH
+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol
bila diduga ada resistensi terhadap INH).
2. 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama,
kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan
Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis
maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.
Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:
TB tidak berat: INH: 5 mg/kgbb/hari dan Rifampisin: 10 mg/kgbb/hari
TB berat (milier dan meningitis TBC): INH: 10 mg/kgbb/hari dan Rifampisin: 15
mg/kgbb/hari dan dosis prednison: 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)
Disablity Limitation
Pencegahan (profilaksis) primer
20
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
21/23
Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+). INH minimal 3 bulan
walaupun uji tuberkulin (-). Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang
menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah tidak ada.
Pencegahan (profilaksis) sekunder
Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit
TBC.Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.
Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem
pelayanan kesehatan masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi
penduduk dapat mengakses pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini diartikan sebagai
"pengawasan langsung menelan obat jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap
hari.
Indonesia adalah negara high burden, dan sedang memperluas strategi DOTS
dengan cepat, karenanya baseline drug susceptibility data (DST) akan menjadi alat
pemantau dan indikator program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa
wilayah, identifikasi dan pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari
kasus BTA positif, dan lebih banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja
sama dengan Puskesmas, maka banyak pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko
tinggi dalam kegagalan pengobatan, dan mungkin menimbulkan kekebalan obat.
Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TBC dan lemahnya
implementasi strategi DOTS. Penderita yang mengidap BTA yang resisten terhadap OAT
akan menyebarkan infeksi TBC dengan kuman yang bersifat MDR (Multi-drugs
Resistant). Untuk kasus MDR-TB dibutuhkan obat lain selain obat standard pengobatan
TBC yaitu obatfluorokuinolon seperti siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanyasangat disayangkan bahwa obat ini tidak dianjurkan pada anak dalam masa
pertumbuhan).
4. Tertier
21
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
22/23
Rehabilitation
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC, termasuk dalam
pencegahan tersier. Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan
usaha penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan
hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu.
Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk
mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi. 4
Kesimpulan
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita
sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti
secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter
Indonesia, 1982). Sehingga kasus penyakit yang dialami oleh keluarga, peran seorang dokter
keluarga dapat dijalankan dengan baik.
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang berbagai organatau jaringan tubuh. Tuberkulosis paru merupakan bentuk yang paling banyak dan paling
penting. Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium tuberkulosis dan
Mycobakterium bovis. Kuman tersebut mempunyai ukuran 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron
dengan bentuk batang tipis, lurus, atau agak bengkok, bergranular atau lipoid (terutama asam
mikolat). Untuk mengetahui tentang penderita tuberkulosis dengan baik harus dikenali tanda dan
gejalanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Widoyono. Tuberkulosis Paru. In: Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan,
dan Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008. hal: 13-21
2. Azwar Azrul. Praktek dokter keluarga. In: Menuju pelayanan kesehatan yang lebih
bermutu. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia; 1996. hal: 115-49
22
7/27/2019 tb dengan konsep kedokteran keluarga
23/23
3. Azwar Azrul. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa Aksara;
2006. hal:104-19
4. Aditama Tjandra et all. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi ke-2.
Cetakan ke-2. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008. hal: 3-37
5. Pohan Imbalo. Tuberkulosis Paru. In: Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. hal: 438-50
6. Amin Zulkifli dan Asril Bahar. Tuberkulosis Paru. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S. Ilmu penyakit dalam. Edisi 5. Jilid 3. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009. hal : 2230-9
23