DISERTASI
STRATEGI MATERNAL FEEDING PADA IBU BEKERJA DITINJAU
DARI EFIKASI DIRI IBU, SIKAP IBU, LINGKUNGAN MAKAN
TERSTRUKTUR, DAN DUKUNGAN SOSIAL MELALUI TUJUAN
MATERNAL FEEDING SEBAGAI VARIABEL MODERATOR
ROHMAH RIFANI
NIM 111317127306
PROGRAM STUDI DOKTOR PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
ii
DISERTASI
STRATEGI MATERNAL FEEDING PADA IBU BEKERJA DITINJAU
DARI EFIKASI DIRI IBU, SIKAP IBU, LINGKUNGAN MAKAN
TERSTRUKTUR, DAN DUKUNGAN SOSIAL MELALUI TUJUAN
MATERNAL FEEDING SEBAGAI VARIABEL MODERATOR
ROHMAH RIFANI
NIM 111317127306
PROGRAM STUDI DOKTOR PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
iii
STRATEGI MATERNAL FEEDING PADA IBU BEKERJA DITINJAU
DARI EFIKASI DIRI IBU, SIKAP IBU, LINGKUNGAN MAKAN
TERSTRUKTUR, DAN DUKUNGAN SOSIAL MELALUI TUJUAN
MATERNAL FEEDING SEBAGAI VARIABEL MODERATOR
DISERTASI
Untuk memperoleh Gelar Doktor
Dalam Program Studi Doktor Psikologi
Pada Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Telah dipertahankan di hadapan
Panitia Ujian Doktor Terbuka
Pada hari:
Tanggal: 15 Januari 2021
Pukul: 09.00-11.00 WIB
Oleh:
ROHMAH RIFANI
NIM 111317127306
vi
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah disertasi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjaaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis maupun diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surabaya, 1 Januari 2021
Rohmah Rifani
vii
Disertasi ini Telah Diuji pada Ujian Doktor Tahap I (Tertutup)
Tanggal 25 November 2020
Ketua: Prof. Dr. Suryanto, M.Si., Psikolog
Anggota: 1. Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si., Psikolog.
2. Prof. Dr. Mareyke M.W. Tairas, MA
3. Prof. Jatie K. Pudjibudojo, SU., Psikolog
4. Dr. Hamidah, M.Si., Psikolog
5. Dr. Nurul Hartini, M.Kes., Psikolog
6. Dr. Wiwin Hendriani, M.Si.
Ditetapkan dengan Surat Keputusan
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Aairlangga
No. 2596/UN3.1.9/PK/2020
Tanggal 25 November 2020
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Rasa syukur yang mendalam kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Perjalanan yang panjang menuntut ilmu
tiada akan berbatas waktu dan jarak. Sampai pada titik ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Prof. Dr. Suryanto, M.Si.,
Psikolog. Wakil Dekan I, Dr. Nur Ainy Fardana Nawangsari, M.Si., Psikolog.
Wakil Dekan II, Dimas Aryo Wicaksono, S.Psi., M.Sc. Wakil Dekan III, Endang
Retno Surjaningrum, S.Psi.,M.AppPsych., Ph.D., Psikolog. Koordinator Program
Studi Doktor Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Dr. Fitri Andriani, S.Psi.,
M.Si., Psikolog.
Bapak Prof. Dr. Suryanto, M.Si., Psikolog selaku promotor, terima kasih
banyak atas masukan, saran, diskusi, dan motivasi serta penerimaan selama proses
penelitian hingga hari ini. Kesabaran dan keikhlasan membimbing yang baik sekali
semoga menjadi amal jariyah beliau. Ko-Promotor Ibu Dr. Dewi Retno Suminar,
M.Si, Psikolog terima kasih banyak atas bimbingan, diskusi, masukan, dan
penerimaan yang baik sekali selama proses penyusunan disertasi hingga saat ini.
Beliau tak putus-putus memotivasi untuk terus berproses menyelesaikan studi.
Kesabaran dan keikhlasan membimbing semoga menjadi amal jariyah beliau.
Bapak dan Ibu dosen penguji sejak ujian prakualifikasi hingga saat ini, Prof.
Dr. Mareyke M.W. Tairas, MA, Dr. Hamidah, M.Si., Psikolog, Dr. Nurul Hartini,
M.Kes., Psikolog, Dr. Wiwin Hendriani, M.Si., Prof. Dr. Jatie K. Poedjibudojo, SU,
ix
Psikolog. Terima kasih banyak atas masukan dan saran yang kritis dan bermakna
untuk perbaikan kualitas disertasi ini. Bapak Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si
sebagai penguji eksternal pada ujian terbuka, terima kasih. Ibu Dr. Fajrianthi,
M.Psi., Psikolog yang telah memberi masukan yang kritis dan memberi pencerahan
pada saat seminar alat ukur, proses yang berharga pada saat berdiskusi dengan
beliau. Terima kasih banyak Ibu atas waktu dan usaha yang dilakukan untuk
perbaikan disertasi ini. Bapak/Ibu Staf Pengajar Program Doktor Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga, terima kasih telah memberikan ilmu pengetahuan
dan mengajarkan nilai-nilai hidup, semoga menjadi amal jariyah.
Bapak Dr. M. Daud, M.Si., Ibu Dr. Moerdiningsih, M.Si., Psikolog, Ibu Dr.
Asniar Khumas, M.Si., Ibu Dr. Sitti Murdiana, M.Si., Psikolog, Ibu Dr. Nurus
Sa’adah, M.Si., Psikolog, Ibu Dr. Dian Novita Siswanti, M.Si., Psikolog., Ibu Dr.
Haerani Nur, S.Psi., M.Si., dan Ibu Gilberta Permata Mahanani, M.Psi, Psikolog
terima kasih telah bersedia memenuhi undangan akademik pada ujian terbuka.
Experts review, Ibu Lely Lusmilasari, M.Nurs, Ph.D dan Dr.
Moordiningsih, M.Si., Psikolog yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran untuk berdiskusi dalam proses penyimpulan kategorisasi tema. Terima
kasih banyak atas saran dan masukan. Peer review, Sulasmi Sudirman, S.Psi., M.A.,
Dr. Haerani Nur, M.Si., Kurniati Zainuddin, S.Psi., M.A., Dr. Sri Aryanti, M.Si.,
Psikolog, dan Aniva Kartika, S.Psi. M.A, Psikolog. Terima kasih banyak telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan mendampingi dalam analisa data
mulai dari koding hingga menyimpulkan hasil.
x
Subject matter expert yang telah membantu penyusunan alat ukur Prof. Dr.
Fatah Hanurawan, M.Si, Srisiuni Sugoto, M.Si.,Ph.D., Aulia Iskandarsyah, S.Psi.,
M.Psi., Ph.D., Psikolog, Dr. Moordiningsih, M.Si., Psikolog., Lely Lusmilasari,
M.Nurs., Ph.D., Dr. Asniar Khumas, M.Si., Dr. Siti Murdiana, M.Si., Psikolog.
Terima kasih banyak telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran untuk
validasi isi alat ukur. Tak lupa, saya ucapkan terima kasih banyak untuk adik
Wahyu Widhiarso, S.Psi., MA., Ph.D. yang telah merelakan waktu, tenaga dan
pikiran untuk bertukar pendapat mengenai analisis statistik.
Bapak/Ibu Staf Tenaga kependidikan Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas pelayanan
yang baik selama ini. Ibu Reza Lidia Sari, S.Psi., M.Si. terima kasih banyak telah
membantu dalam pengurusan tiap tahapan ujian.
Dekan Fakultas Psikologi UNM, Dr. M. Daud, M.Si., Wakil Dekan I, Eva
Meizarra Puspita Dewi, S.Psi., M.Si.Psikolog, Wakil Dekan II, Lukman, S.Psi.,
M.App. Wakil Dekan III, Ahmad Razak, M.Si., Ph.D., Ketua Jurusan, Dr. Haerani
Nur., S.Psi., M.Si. Kaprodi, Ahmad Ridfah, S.Psi., M.Psi, Psikolog dan rekan-
rekan Staf Pengajar dan Tenaga Kependidikan Fakultas Psikologi UNM Makassar.
Terima kasih telah membantu kelancaran studi.
Ketua perhimpunan taman kanak-kanak se-kota Makassar, Ibu Parida, S.Pd.
selaku Ketua IGRA Sulawesi Selatan dan kepala sekolah TK & Kelompok Bermain
Al Ikhlas, Ibu Hj. Sri Putri M. Nadjamuddin, SE, sekalu Kepala Sekolah TK dan
Taman Bermain Melati, Ibu Dian Novita Siswanti, Ph.D., Psikolog selaku pemilik
TK dan Taman Bermain Adinda, Hj. A. Rosdiannah, S.Pd kepala sekolah TK dan
xi
Taman Bermain Adinda, Ananda Hajar yang telah membantu Peneliti
mengumpulkan data, para Kepala Sekolah dan para Guru taman kanak-kanak se-
kota Makassar yang pernah terlibat dalam pengambilan data penelitian.
Responden yang telah berpartisipasi pada penelitian ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Responden yang telah berpartisipasi mulai dari
preliminary study hingga penelitian yang tidak bisa saya sebut satu per satu, terima
kasih banyak. Asisten Peneliti dalam pengambilan data dan olah data Tri Sugiharti,
Hasniar, Ibu Andi Nasmi, Adinda Hajar, dan yang tidak bisa saya sebutkan satu per
satu. Terima kasih banyak atas bantuannya,
Teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi Doktor Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga angkatan 2013, Mbak Aniva, Mbak Kris, Mbak
Iffah, Mbak Luvy, Mbak Warih, Mbak Moes, Pak Daliman, Pak Sulis, Pak Irfan,
dan Pak Anon. Terima kasih banyak atas kebersamaan yang kompak dan berbagi
ilmu serta pengalaman hidup. Akan menjadi kenangan yang indah dan smoga tali
silaturahmi kekeluargaan terus terbina.
Teriring doa yang tiada putus dari keluarga, penulis mengucapkan terima
kasih banyak atas dukungan selama proses studi kepada A. Nasvar Jaya yang telah
mendampingi penulis dalam suka dan duka. Ananda Nashirah Syadza Rafifah yang
selalu menumbuhkan semangat untuk terus menyelesaikan studi. Ibu mohon maaf
atas ketidakbersamaan selama ini. Bapak M. Mardjuni dan Ibu Siti Arifah, terima
kasih yang tiada terkira atas doa yang tiada putus dan kasih sayang yang berlimpah
sejak lahir hingga saat ini. Bapak Andi Hamid, BA dan Ibu Andi Siti Nurjanah. Ibu
A. Nuraini dan Ibu A. Eceng dan Bapak Dr. Kamaluddin Tadjibu terima kasih
xii
banyak dukungan moral yang tiada henti. Kakak dan adik-adikku tercinta,
kemenakan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu terima kasih atas
dukungannya selama ini. Terima kasih banyak atas doa dan dorongan untuk terus
berproses menyelesaikan studi.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan pada karya tulis yang
sederhana ini. Kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada karya ini
Penulis harapkan dari berbagai pihak. Besar harapan Penulis hasil penelitian ini
dapat bermanfaat untuk kesejahteraan bersama.
Penulis
Rohmah Rifani
xiii
RINGKASAN
STRATEGI MATERNAL FEEDING
PADA IBU BEKERJA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI IBU, SIKAP IBU,
LINGKUNGAN MAKAN TERSTRUKTUR, DAN DUKUNGAN SOSIAL
MELALUI TUJUAN MATERNAL FEEDING
SEBAGAI VARIABEL MODERATOR
Ibu merupakan pemegang kunci utama dalam pembentukan pola perilaku
makan sehat pada anak (Ogden, 2014). Strategi memberi makan anak merupakan
prediktor yang dominan terhadap pola perilaku makan anak. Strategi memberi
makan anak yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu strategi maternal feeding.
Strategi maternal feeding didefinisikan sebagai cara memberi makan anak yang
sifatnya berubah-ubah mulai dari merencanakan, menyediakan makan, memberi
makan anak, hingga memikirkan dampaknya (Savage, Fisher, & Birch, 2008). Anak
mengkonsumsi makanan bergizi yang menunjang perkembangan fisik dan
kesehatannya sangat dipengaruhi oleh praktik pemberian makanan sehat yang
dilakukan oleh ibu sejak dilahirkan. Sebaliknya, kebiasaan anak mengkonsumsi
makanan dengan kandungan gizi yang tidak seimbang merupakan pencerminan
strategi maternal feeding yang belum dipahami sehingga tidak dijalankan ibu
sebagaimana mestinya.
Kendala apa saja yang dihadapi ibu sehingga kurang memahami dan
menghayati perannya dalam memberi makan anak akan dijelaskan sebagi berikut.
Ibu, khususnya ibu bekerja menghadapi kendala waktu (time constraint) dalam
membentuk pola perilaku makan sehat pada anak. Ibu bekerja harus mengelola
urusan rumah tangga dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas di tempat kerja.
Ibu dihadapkan pada ketatnya jadwal kerja dan target yang harus dicapai. Kendala
waktu menyebabkan ibu bekerja mengalami kesulitan untuk mengelola
ketersediaan makanan sehat dan strategi memberi makan pada anak (Morin,
Demers, Turcote, & Mongeau, 2013). Keterbatasan ibu terkait kendala waktu
menyebabkan ibu cenderung memilih cara-cara yang praktis, mudah dan nyaman
dalam menyiapkan makanan dan kecenderungan menggunakan strategi yang
sifatnya negatif. Konsekuensi dari tindakan tersebut adalah terbentuknya pola
perilaku makan yang tidak sehat (Hoffman, Marx, & Burmeister, 2016).
Pembentukan dan pembiasan pola perilaku makan pada anak sebaiknya
dimulai sejak usia dini. Tugas orang tua terkait dengan tugas perkembangan yang
spesifik pada perilaku makan diantaranya menyediakan struktur, ketersediaan
kecukupan nutrisi, stimulasi, monitoring, mengajarkan disiplin, dan memfasilitasi
anak untuk dapat meregulasi diri (Bradley 2007, dalam Holden 2014). Peran
penting orang tua terutama ibu yaitu membantu mensosialisasikan anak agar dapat
memenuhi tugas pertumbuhan fisik maupun perkembangan mental. Masih
banyaknya kasus malnutrisi menandakan anak belum mampu mandiri dan
meregulasi diri dengan baik. Ibu memiliki andil dalam kasus ini. Kasus obesitas
dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan di berbagai negara (Jacson, 2014).
Indonesia masih termasuk sepuluh besar negara dengan angka obesitas yang
xiv
tergolong tinggi. Selain kasus obesitas, kasus gizi buruk dan gizi kurang juga masih
menunjukkan angka yang tergolong tinggi 22% (Riskesdas, 2018)
Malnutrisi menimbulkan dampak bagi kesehatan baik kesehatan jasmani
maupun mental pada saat ini maupun dalam jangka panjang. Tingginya angka
obesitas diprediksi akan meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti diabetes,
jantung, stroke, dan kanker. Obesitas pada masa anak-anak memiliki hubungan
yang kuat pada kehidupan dewasa (Ogden, 2014). Masalah obesitas dapat
menimbulkan konsekuensi psikologis yaitu marginalisasi dan stigmatisasi yang
berdampak pada timbulnya masalah seperti depresi, harga diri, dan kualitas hidup
yang rendah (Gray, Janicke, Wistedt & Dumont-Driscoll, 2010). Masalah gizi
kurang dapat mengakibatkan penyakit anemia. Penyakit anemia berdampak pada
kesehatan anak maupun perkembangan mental. Anemia dapat memengaruhi
prestasi belajar anak (Adriani & Wirjatman, 2014).
Pola pengasuhan yang dilakukan ibu memiliki pengaruh yang penting
terhadap kasus malnutrisi. Sebagian besar ibu mengalami kesulitan menghadapi
anak yang mengalami problem perilaku makan. Ibu bekerja dengan peran ganda
mengalami kendala waktu dalam memberi makan anak (Savage, Fisher, & Birch,
2007). Ibu dengan beban kerja berlebih mengalami stress sehingga kurang sensitif
terhadap nafsu makan anak (Berk, 2006). Selain mengalami kendala waktu, ibu
merasa stres dan tidak tahu bagaimana cara memberi makan yang baik (Rifani,
Suryanto, & Suminar, 2015). Oleh karena itu, hal penting yang perlu dilakukan
yaitu memahami cara atau strategi memberi makan anak dan faktor-faktor yang
memengaruhinya pada ibu bekerja. Feeding strategies dalam hal ini strategi
maternal feeding merupakan prediktor yang dominan terhadap perilaku makan anak
(Scaoglioni, 2018).
Berdasarkan hasil kajian literatur terkait strategi maternal feeding hampir
sebagian peneliti merujuk pada teori parenting dalam menentukan faktor yang
memengaruhi. Strategi maternal feeding diderivasi dari teori parenting yaitu
feeding practices (Bornstein, 2002; Holden, 2014). Merujuk Maccoby (1992);
Darling & Steinberg, (1993) mempelajari feeding practices, dalam hal ini strategi
maternal feeding harus melibatkan konteks keyakinan (belief), nilai (value/norm),
dan sikap (attitude). Berikut dipaparkan riset terdahulu terkait faktor-fakor yang
memengaruhi strategi maternal feeding. Efikasi diri ibu merupakan prediktor
terbaik terhadap praktek parenting (Sanders & Woolley, 2005; Doaei dkk., 2015;
Morin dkk., 2013; Ernawati dkk., 2016; Mitchell dkk., 2009). Mitchell dkk., (2009)
meninjau faktor maternal psychosocial terhadap strategi memberi makan anak.
Maternal psychosocial yaitu kepuasan ibu, efikasi diri, kecemasan dan stres, dan
depresi. Emosi ibu, temperamen anak, dan persepsi ibu terhadap pengalaman
memberi makan anak merupakan faktor yang memengaruhi strategi maternal
feeding (Hughes & Shewchuk, 2009). Faktor sikap berpengaruh terhadap strategi
maternal feeding (Faith dkk., 2004; Wright & Jeanfreau, 2019; Swanson, 2011);
Darling & Steinberg (1993)). Swanson menggunakan pendekatan teori kognisi
sosial dalam menjelaskan pengaruh sikap terhadap perilaku makan anak. Pengaruh
tujuan maternal feeding merupakan faktor yang memiliki kaitan erat dengan
strategi maternal feeding dijelaskan oleh Hoffman dkk., (2016); Kiefner-
Burmeister dkk., 2014; Darling & Steinberg, 1993). Tujuan maternal feeding dan
xv
strategi maternal feeding dalam satu model membuktikan bahwa tujuan maternal
feeding memiliki hubungan yang sifatnya langsung (proximal) terhadap strategi
maternal feeding melalui pendekatan teori TPB (Hoffman dkk., 2016).
Faktor lingkungan dan budaya juga memengaruhi ibu dalam memberi
makan anak. Tugas dan fungsi ibu diantaranya menyediakan lingkungan makan
yang terstruktur serta memfasilitasi agar anak merasa kompeten (Solchany, dalam
Borstein, 2002). Lingkungan makan terstruktur menjadikan aturan terkait pola
makan menjadi jelas dan terstandar (Farkas & Grolnick, 2010). Adanya kendala
waktu menyebabkan ibu membutuhkan dukungan sosial dari orang-orang terdekat
untuk membantu menggantikan perannya dalam memberi makan anak pada saat
jam kerja. Dukungan sosial dapat mengurangi beban ibu sehingga mengurangi
stress dan merasa nyaman dalam bekerja. Dukungan dapat berupa dukungan
emosional, instrumental seperti menyediakan makanan anak, menyuapi anak, dan
lain-lain. Lingkungan makan terstruktur dan dukungan sosial dapat dijelaskan
menggunakan pendekatan teori self-determination yang merupakan derivasi teori
ecological system Brofenbrenner (Holden, 2014).
Faktor budaya dan status sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap strategi
maternal feeding. Pengaruh budaya tercemin pada nilai-nilai atau aturan yang
berlaku pada suatu masyarakat. Aturan atau norma yang berlaku memengaruhi ibu
dalam mengorganisir dan mengelola struktur lingkungan makan. Ibu menjadikan
nenek sebagai sumber referensi dalam memberi makan anak (Savage, Fisher, &
Birch, 2007). Norma yang berlaku di masyarakat dapat bersifat subjektif ketika
diterapkan dalam keluarga. Norma subjektif tersebut dijelaskan dengan
menggunakan pendekatan teori planned behavior (TPB). TPB menjelaskan
keyakinan terhadap kemampuan mengontrol perilaku makan, sikap, dan norma
subjektif (Azjen, 2005). Faktor status sosial ekonomi seperti tingkat pendidikan
orang tua, status pekerjaan, pendapatan berpengaruh terhadap strategi maternal
feeding (Holden, 2014; Liu 2013, Ogden, 2010).
Berdasarkan paparan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi strategi
maternal feeding di atas yaitu efikasi diri ibu, sikap ibu, tujuan dalam memberi
makan, dukungan sosial, emosi ibu, dan kepuasan ibu, faktor lingkungan seperti
lingkungan makan terstruktur, dukungan sosial, dan budaya serta status sosial
ekonomi. Peneliti belum menemukan literatur yang secara khusus membahas
faktor-faktor yang memengaruhi strategi maternal feeding khususnya pada ibu
bekerja yang memiliki anak usia dini secara komprehensif berdasarkan determinan
parenting.
Strategi yang digunakan ibu dalam memberi makan anak dipengaruhi oleh
budaya dan petunjuk memberi makan yang beragam pada berbagai negara maupun
etnik. Para ahli menyarankan pentingnya mempertimbangkan faktor budaya ketika
meneliti perilaku memberi makan anak (Synnot, 2007). Hasil riset secara kualitatif
yang mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi strategi maternal feeding
dengan latar belakang budaya makassar yaitu efikasi diri ibu, sikap ibu, lingkungan
makan terstruktur, dukungan sosial, dan tujuan maternal feeding. Variabel-variabel
tersebut di atas dapat dijelaskan melalui beberapa pendekatan teori diantaranya
parental cognition, self-determinism theory dan planned behavior theory.
Pendekatan ini mengintegrasikan pendapat Maccoby (1992); Darling & Steinberg
xvi
(1993) yang menjelaskan feeding practices harus meliputi belief (efikasi diri),
sikap, dan nilai dengan konsep Grolnick & Farkas (2010); Solchany, dalam
Borstein, 2002).
Peneliti ingin membuktikan secara empiris apakah variabel efikasi diri ibu,
sikap ibu, lingkungan makan terstrukutur, dan dukungan sosial memiliki pengaruh
terhadap strategi maternal feeding dengan melalui variabel moderator tujuan
maternal feeding.
Metode
Penelitian ini bersifat survey cross-sectional. Pengambilan data dilakukan
di Kota Makassar. Karakteristik responden yaitu ibu bekerja, memiliki anak usia
dini, anak normal (tidak ada diagnosa klinis terkait perilaku makan) tinggal di
wilayah kota Makassar. Sebanyak 318 responden telah mengisi lima skala yang
menjadi alat ukur penelitian ini dan hanya 295 yang mengisi secara komplit.
Pengambilan data dilakukan di lima sekolah taman kanak-kanak (TK) dan PAUD
pada tiga kecamatan secara cluster random sampling.
Instrumen yang digunakan yaitu skala strategi maternal feeding, skala
tujuan maternal feeding, skala efikasi diri ibu, skala lingkungan makan terstruktur,
dan skala dukungan sosial. Skala dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan
hasil riset pendahuluan. Riset pendahuluan menggunakan metode survei dengan
pertanyaan terbuka. Riset ini merupakan eksplorasi konstrak berdasar latar
belakang budaya Makassar. Skala menggunakan metode Likert yang terdiri dari
empat pilihan alternatif jawaban (selalu, sering, jarang, dan jarang sekali). Validasi
isi dilakukan oleh tujuh orang pakar. Hasil analisis Aiken’s V menyatakan kelima
skala memenuhi kaidah batas minimal sehingga semua aitem dinyatakan valid.
Validasi internal konstrak dilakukan melalui dua tahap yaitu; exploratory
factors analysis (EFA) dan confirmatory factors analysis (CFA). Hasil analisis
faktor eksploratori kelima skala memenuhi kriteria statistik. Langkah berikutnya
yaitu masih merupakan proses validasi struktur internal dengan menggunakan
confirmatory factors analysis (CFA). Hasil analisis menunjukkan keenam skala
memenuhi uji properti psikometrik sehingga skala siap digunakan.
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan status sosial ekonomi
responden dan analisis deskriptif variabel penelitian. Status sosial ekonomi
meliputi; tingkat pendidikan, status pekerjaan, fleksibilitas waktu kerja,
pendapatan keluarga dan status kesehatan anak. Data penelitian dianalisis untuk
membuktikan hipotesis dengan bantuan teknik statistik Part Least Square (PLS3)
melalui program komputer untuk menguji hipotesis.
Hasil
Pada tahap analisis awal, model struktural tidak memenuhi uji outer model.
Efikasi diri ibu, sikap ibu, lingkungan makan terstruktur, dan dukungan sosial
dengan dimoderasi tujuan maternal feeding tidak berpengaruh terhadap strategi
maternal feeding. Hipotesis mayor ditolak. Setelah dilakukan respesifikasi model
struktural dengan mereduksi variabel sikap ibu, dimensi memaksa dan keterlibatan
maka didapat model persamaan struktural yang baru. Reduksi dilakukan karena
xvii
tidak memenuhi outer model. Model struktural setelah direspesifikasi yaitu strategi
maternal feeding dipengaruhi oleh efikasi diri ibu, lingkungan makan terstruktur,
dan dukungan sosial dengan tujuan maternal feeding sebagai variabel moderator.
Hasil analisis outer loading menunjukkan nilai factor loading bergerak dari
0,561-0,930 sehingga validitas konvergen terpenuhi. Validitas diskriminan
ditunjukkan dengan reliabilitas masing-masing variabel dengan nilai > 0,7.
Validitas diskriminan memenuhi kriteria penilaian PLS dengan nilai average
variance extracted (AVE) > 0,5. Dua variabel yaitu efikasi diri ibu dan lingkungan
makan terstruktur menunjukkan nilai AVE < 0,5 (tidak memenuhi standar kriteria).
Hal ini dapat diterima karena nilai composite reliability > 0,7 (Ghozali, 2014). Nilai
composite reliability masing-masing variabel yaitu efikasi diri ibu sebesar 0,839
dan lingkungan makan terstruktur sebesar 0,842. Berdasarkan hasil analisis outer
model dapat disimpulkan validitas semua skala tergolong baik. Skala strategi
maternal feeding, skala tujuan maternal feeding, skala efikasi diri ibu, skala
lingkungan makan terstruktur, dan skala dukungan sosial memiliki validitas yang
baik sehingga dapat dianalisis lebih lanjut.
Evaluasi inner model, nilai R-square merupakan uji goodness of fit model.
Nilai R-square pada masing-masing dimensi strategi maternal feeding tergolong
lemah sedangkan untuk tujuan maternal feeding tergolong moderat. Berdasarkan
hasil evaluasi outer loading dan inner model, disimpulkan model yang telah
dilakukan respesifikasi dapat diterima. Efikasi diri ibu, lingkungan makan
terstruktur, dan dukungan sosial melalui tujuan maternal feeding sebagai variabel
moderator berpengaruh terhadap strategi maternal feeding.
Estimasi jalur efikasi diri ibu secara langsung berpengaruh signifikan (p <
0.05) terhadap strategi maternal feeding. Pengaruh tidak langsung ketika melalui
tujuan maternal feeding hubungan keduanya hanya signifikan (p < 0,05) pada
hadiah dan mengalihkan perhatian. Pengaruh efikasi diri ibu terhadap strategi
maternal feeding ditunjukkan effect size sebesar 28,2%. Pengaruh efikasi diri ibu
secara langsung berpengaruh terhadap penyediaan makanan sehat, mengajarkan
manfaat nutrisi, variasi & kreativitas penyajian makanan, menggunakan hadiah dan
mengalihkan perhatian. Namun melalui tujuan, efikasi diri ibu hanya berpengaruh
terhadap menggunakan hadiah dan mengalihkan perhatian.
Sikap ibu tidak dapat diketahui pengaruhnya karena tidak memenuhi uji
outer model. Hipotesis pengaruh sikap ibu terhadap strategi maternal feeding tidak
terbukti. Variabel sikap ibu direduksi dari model struktural.
Estimasi jalur lingkungan makan terstrukur secara langsung berpengaruh
signifikan terhadap strategi maternal feeding yaitu penyediaan makanan sehat,
mengajarkan manfaat nutrisi, dan variasi & kreativitas penyajian makanan sehat.
Tujuan maternal feeding memoderasi keduanya. Lingkungan makan terstrukur
memiliki effect size sebesar 33,6% (moderat) terhadap strategi maternal feeding.
Lingkungan makan terstruktur secara langsung berpengaruh signifikan terhadap
strategi mengajarkan manfaat nutrisi, penyediaan makanan sehat, dan variasi &
kreativitas penyajian makanan. Tujuan ibu memberi makan anak memoderasi
lingkungan makan terstruktur terhadap strategi penyediaan makanan, mengajarkan
manfaat nutrisi, variasi & kreativitas penyajian makanan, menggunakan hadiah dan
mengalihkan perhatian.
xviii
Estimasi jalur dukungan sosial hanya berpengaruh signifikan terhadap
strategi penyediaan makanan sehat dan hadiah. Tujuan maternal feeding hanya
memoderasi mengalihkan perhatian. Dukungan sosial berkontribusi sebesar 12,4%
(lemah) terhadap strategi maternal feeding. Dukungan sosial secara langsung
berpengaruh terhadap penyediaan makanan dan menggunakan hadiah namun ketika
dimoderasi tujuan maternal feeding hanya berpengaruh pada mengalihkan
perhatian. Korelasi positif pada mengalihkan perhatian menunjukkan bahwa secara
norma subjektif mengalihkan perhatian merupakan strategi yang biasa digunakan
para ibu.
Hasil analisis terhadap faktor status sosial ekonomi menunjukkan tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap strategi variasi & kreativitas penyajian makanan
(t = -2,350, p = 0,19, signifikan). Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap strategi
variasi & kreativitas penyajian makanan. Responden dengan tingkat pendidikan
tinggi kurang variasi dan kreatif dalam menyajikan makanan dibanding dengan
responden dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Tingkat pendidikan tidak
berpengaruh terhadap penyediaan makanan, mengajarkan manfaat nutrisi,
mengalihkan perhatian, dan menggunakan hadiah nilai t < 1,96, p > 0,5, tidak
signifikan.
Pendapatan, status pekerjaan dan fleksibilitas waktu kerja tidak
berpengaruh terhadap strategi maternal feeding. Hasil analisis menunjukkan nilai t
< 1,96, p > 0,5, tidak signifikan. Kondisi anak berpengaruh terhadap menggunakan
hadiah nilai t = -2,02, p = 0,045, signifikan. Terdapat perbedaan antara anak dengan
problem perilaku dengan anak tanpa problem perilaku makan terhadap strategi
menggunakan hadiah. Ibu yang memiliki anak yang mengalami problem perilaku
makan cenderung menggunakan hadiah untuk membujuk anak agar bersedia
makan. Kondisi anak tidak berpengaruh terhadap strategi penyediaan makanan,
mengajarkan manfaat makanan, variasi dan kreativitas penyajian makanan, dan
mengalihkan perhatian.
Pembahasan
Hipotesis mayor yang menyatakan strategi maternal feeding dipengaruhi
oleh efikasi diri ibu, sikap ibu, lingkungan makan terstruktur, dan dukungan sosial
melalui tujuan maternal feeding sebagai variabel moderator ditolak. Variabel sikap
ibu, dimensi memaksa, dimensi keterlibatan direduksi dari model. Pengaruh sikap
ibu tidak konsisten terhadap perilaku merupakan kritik terhadap TPB. Hal ini
disebabkan karena pengukuran sikap kurang spesifik pada perilaku yang akan
diukur (Ramdhani, 2011). Peneliti telah membuat alat ukur yang spesifik mengukur
sikap ibu pada saat memberi makan anak. Hasil analisis faktor konfirmatori (CFA)
menunjukkan dimensi kognitif menunjukkan validitas diskriminan dan konvergen
yang rendah. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan dimensi kognitif
menunjukkan skor yang tinggi sedangkan dimensi afektif/pengalaman memiliki
skor yang tergolong lebih rendah. Dimensi kognitif dengan dimensi
afektif/experiential tidak konsisten mengukur sikap ibu. Hasil analisis outer model
menunjukkan variabel sikap ibu tidak fit terhadap model sehingga direduksi dari
model.
xix
Dimensi memaksa tidak fit dalam model kemungkinan hal ini disebabkan
para ibu di Makassar jarang menggunakan strategi memaksa agar anak bersedia
makan. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan hasil penelitian preliminary study
dimensi memaksa dan membatasi anak terhadap akses makanan menunjukkan
persentase yang rendah < 2%. Hal ini dapat diartikan para ibu di Makassar jarang
menggunakan kedua dimensi tersebut (Rifani dkk., 2018). Dimensi keterlibatan
direduksi karena tidak memenuhi factor loading (< 0,5).
Hasil analisis model struktural ini menguatkan pendekatan parental
cognition, self-determinism theory, planned behavior yang menjelaskan strategi
maternal feeding pada ibu bekerja yang memiliki anak usia dini. Hasil ini berbeda
dengan Maccoby (1992); Darling & Steinberg (1993) bahwa strategi memberi
makan meliputi keyakinan, nilai/norma, dan sikap. Variabel sikap bukan prediktor
yang dominan pada penelitian ini. Keyakinan dan norma merupakan prediktor yang
signifikan terhadap strategi maternal feeding. Hal ini dijelaskan oleh variabel
efikasi diri ibu, tujuan maternal feeding, lingkungan makan terstruktur yang
dipengaruhi oleh faktor budaya (norma yang berlaku di masyarakat).
Penjelasan pengaruh masing-masing variabel dijelaskan pada koefisien
estimasi jalur. Lingkungan makan terstruktur merupakan prediktor terkuat yang
memengaruhi strategi maternal feeding, diikuti oleh efikasi diri ibu, dan dukungan
sosial. Meskipun dukungan sosial pengaruhnya tergolong lemah namun dukungan
sosial dalam (SEM) memiliki kontribusi dalam mengestimasi model. Dukungan
sosial mengurangi stress dan meningkatkan perasaan nyaman ibu ketika bekerja
karena tugas memberi makan anak telah ada yang menangani.
Efikasi diri ibu berpengaruh sebesar 28,2% terhadap strategi maternal
feeding. Efikasi diri ibu secara langsung memengaruhi strategi maternal feeding.
Ibu yang memiliki keyakinan yang kuat cenderung menggunakan strategi yang
efektif meskipun tanpa melalui tujuan maternal feeding. Efikasi diri ibu memiliki
kontribusi terhadap mengajarkan manfaat nutrisi dan variasi & kreativitas penyajian
makanan. Hasil ini sejalan dengan hasil riset terdahulu (Vancouver & Thompson,
William dkk., 2008; Morin dkk., 2013; Ernawati, Sudargo, & Lusmilasari, 2016).
Pengaruh secara tidak langsung hanya terjadi pada strategi maternal feeding yang
sifatnya negatif (menggunakan hadiah dan mengalihkan perhatian). Artinya ibu
yang memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu mengontrol anak dengan
mengaitkan tujuan memberi makan maka kecenderungan menggunakan hadiah dan
mengalihkan perhatian akan semakin jarang dilakukan. Efikasi diri ibu
berkontribusi terhadap mengalihkan perhatian dan hadiah. Sebagai contoh ibu
mengalami kesulitan dalam memberi sarapan pagi. Anak lama mengunyah
sementara ibu sudah harus pergi ke kantor sehingga cara yang ditempuh ibu yaitu
dengan memotivasi anak dikaitkan dengan cita-citanya. Contoh cara memotivasi,
jika anak ingin menjadi tentara harus makan yang banyak agar badan cepat besar
dan kuat.
Sikap ibu terhadap strategi maternal feeding pada ibu bekerja yang memiliki
anak usia dini bukan prediktor yang dominan. Hasil penelitian terdahulu
menjelaskan faktor yang memengaruhi sikap ibu dalam memberi makan anak yaitu
karakteristik anak, umur, urutan kelahiran, dan status gizi (Birch & Fisher, 2000).
Penelitian ini tidak mengontrol faktor-faktor tersebut. Sebagian besar ibu memiliki
xx
persepsi positif terhadap aktivitas memberi makan secara kognitif. Bahkan tidak
ada ibu yang tidak menganggap penting memberi makan anak (Rifani, Suryanto, &
Suminar, 2015). Kemungkinan hal ini yang menyebabkan tidak bervariasinya sikap
sehingga tidak memenuhi analisis outer model.
Lingkungan makan terstruktur memiliki pengaruh yang cukup dominan
terhadap strategi maternal feeding (33,6%, moderat). Lingkungan makan
terstruktur secara langsung maupun melalui tujuan maternal feeding berpengaruh
terhadap strategi maternal feeding yang bersifat positif. Strategi yang sifatnya
positif adalah penyediaan makanan sehat, variasi & kreativitas penyajian makanan,
dan mengajarkan manfaat nutrisi. Strategi maternal feeding yang sifatnya negatif
(menggunakan hadiah dan mengalihkan perhatian) hanya berpengaruh dengan
melalui tujuan maternal feeding. Semakin ibu mampu mengorganisir dan mengatur
struktur lingkungan makan maka ibu cenderung menggunakan strategi maternal
feeding yang efektif.
Ibu menetapkan aturan makan pada anak tidak lepas dari pengaruh budaya.
Misalnya aturan budaya makan masyarakat Makassar yaitu makan bersama
keluarga, duduk bersila, tidak berdiri. Aturan tersebut pada saat ini sering
diabaikan. Hal ini nampak pada perilaku para ibu dalam memberi makan anak
dengan mengalihkan perhatian (sambil bercerita, berjalan-jalan, nonton TV/game).
Hal ini tidak sesuai dengan dimensi structured meals setting. Masyarakat tidak
memberi sanksi sosial dalam hal ini sehingga berlaku norma subjektif. Norma
subjektif dijelaskan menggunakan pendekatan TPB. Dukungan sosial merupakan
komponen lingkungan yang dijelaskan menggunakan pendekatan self-determinism
theory. Dukungan sosial bagi ibu bekerja merupakan self- autonomy. Ibu merasa
mandiri ketika menerima dukungan sosial dari keluarga. Perasaan kompeten dan
self-autonomy dalam memberi makan anak merupakan dua komponen yang
terhubung (relatedness). Hal ini memotivasi ibu dalam mencapai tujuan memberi
makan anak.
Kontribusi dukungan sosial terhadap strategi maternal feeding tergolong
kecil (12,4%). Dukungan sosial memiliki makna yang berarti bagi ibu pada saat
bekerja. Ibu merasa aman dan nyaman dalam bekerja tanpa memikirkan beban
tugas memberi makan anak. Dukungan sosial berpengaruh secara langsung
terhadap strategi penyediaan makanan sehat dan memberi hadiah. Nenek atau
anggota keluarga lainnya memiliki kecenderungan memberi hadiah dalam memberi
makan anak. Dukungan yang berupa penyediaan makanan sehat terkadang berbeda
perseptif antara ibu dengan nenek atau anggota keluarga lainnya yang mengasuh
anak. Perbedaan pendapat seperti memberi gula-gula, coklat, es krim yang sering
diberikan nenek pada anak (Eli dkk., 2018) Dukungan sosial hanya berpengaruh
terhadap strategi mengalihkan perhatian melalui tujuan maternal feeding. Korelasi
positif menunjukkan strategi tersebut sifatnya negatif namun para ibu masih sering
menggunakan strategi tersebut.
Analisis status sosial ekonomi menunjukkan income, status pekerjaan,
fleksiblitas waktu kerja tidak berpengaruh terhadap strategi maternal feeding.
Status pekerjaan responden belum memungkinkan dilakukan cluster sesuai dengan
pekerjaan yang spesifik. Misalnya pegawai bank, dokter, dan pekerjaan lainnya
yang menuntut ibu harus berada pada tempat kerja dengan disiplin yang tinggi.
xxi
Responden sebagian besar berprofesi sebagai pegawai pemerintah. Hal ini
menyebabkan hasil tidak berpengaruh secara signifikan meskipun peneliti telah
mengontrol status pekerjaan dan fleksibilitas waktu kerja. Temuan ini sejalan
Cardel dkk., (2012) bahwa status pekerjaan hanya berkorelasi dengan
meningkatnya pendapatan namun tidak berpengaruh terhadap variasi dalam
penyediaan makanan anak. Tingkat pendidikan hanya berpengaruh terhadap variasi
dan kreativitas penyajian makanan. Hasil ini mendukung Ansem dkk., (2014) yang
menyatakan pengaruh pendidikan terhadap strategi maternal feeding terutama pada
penyediaan makanan. Kondisi anak berpengaruh terhadap penggunaan hadiah.
Responden yang memiliki anak dengan problem perilaku makan cenderung
menggunakan hadiah dalam membujuk agar anak bersedia makan.
Temuan tambahan pada penelitian ini yaitu konstrak strategi maternal
feeding terdiri dari lima dimensi yaitu penyediaan makanan sehat, mengajarkan
manafaat nutrisi, variasi & kreativitas penyajian makanan, menggunakan hadiah
dan mengalihkan perhatian. Strategi memaksa anak untuk makan (pressure to eat)
dan membatasi terhadap akses makanan (restricition) dikeluarkan dari model
karena tidak memenuhi batas kriteria validitas dan reliabilitas. Hasil ini berbeda
dengan riset terdahulu strategi memaksa dan membatasi merupakan strategi yang
memiliki peran yang kuat dalam strategi maternal feeding (Lauzon-Gillain, 2012).
Responden jarang yang membatasi akses terhadap makanan tidak sehat maupun
membatasi untuk menjaga berat badan. Meskipun ibu mempersepsi berat badan
anak berlebih namun ibu tetap tidak membatasi asupan makanan anak. Hal ini
kemungkinan disebabkan adanya anggapan (subjective norm) anak yang gemuk
dipersepsi menggemaskan dan merupakan lambang kesejahteraan (Ibnu, Thaha, &
Jafar, 2013). Hal ini dapat memicu obesitas pada anak. Memaksa anak untuk makan
biasanya terjadi pada anak dengan problem perilaku makan. Anak yang dibiarkan
mengkonsumsi makanan ringan dengan porsi yang berlebihan dapat mengakibatkan
anak kehilangan selera pada saat jadwal makan utama. Ketika anak tidak memiliki
selera makan maka strategi yang sering digunakan yaitu memaksa atau
menggunakan hadiah. Penggunaan hadiah yang berupa makanan tidak sehat
mendukung anak mengkonsumsi junk food berlebih. Hal ini dapat berdampak pada
malnutrisi yang ditandai dengan berat badan kurang.
Keterbatasan penelitian terletak pada responden penelitian yang jumlahnya
masih terbatas, masih perlu jangkauan subjek yang lebih luas agar dapat dilakukan
klaster berdasarkan wilayah (kota, desa, pinggiran) dan etnik. Indonesia sangat luas
dan memiliki beragam budaya yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-
masing daerah. Responden penelitian ini belum mampu dilakukan cluster dari
berbagai profesi karena sebagian besar responden hanya menuliskan swasta dan
ASN. Kajian parenting terkait strategi memberi makan pada anak masih terbatas di
Makassar sehingga penting untuk mengkaji secara spesifik penataan budaya waktu
makan.
Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu memperluas responden penelitian
berdasar jumlah responden dan faktor demografik. Faktor demografik misalnya
daerah kota besar, daerah pinggiran, dan desa, budaya yang berbeda di Indonesia.
Mengkaji secara spesifik pengaruh beragam profesi ibu. Hal ini menarik untuk
diteliti lebih spesifik pengaruhnya terhadap strategi maternal feeding.
xxii
Penelitian terkait struktur lingkungan makan yang berbasis budaya
Makassar masih belum banyak dikaji sehingga masih relevan untuk diteliti lebih
spesifik. Lingkungan makan terstruktur masih perlu dikaji secara kualitatif khusus
pada anak yang mengalami problem perilaku makan, obesitas, maupun kekurangan
gizi. Selain itu, program pendidikan atau intervensi dapat dirancang untuk
menegakkan disiplin/aturan pada saat makan dengan metode experimental.
Problem perilaku makan pada anak berpengaruh terhadap strategi
menggunakan hadiah. Intervensi khusus untuk anak dengan problem perilaku
makan dengan menggunakan prinsip reinforcement/belajar asosiasi (contingency).
Hal yang penting dilakukan mengubah mindset seperti mengubah norma subjektif
dengan menggunakan strategi maternal feeding yang efektif (penyediaan makanan
sehat, variasi & kreativitas, dan mengajarkan manfaat nutrisi).
Saran untuk responden, perlunya ibu meningkatkan efikasi diri dengan
membekali diri seperti keterampilan managemen waktu, memasak, merencanakan
menu, dan lain sebagainya. Sebaiknya ibu menyediakan makanan sehat dengan
beragam jenis makanan dan kreatif dalam menyajikannya sesuai petunjuk piramida
makanan. Hal ini penting agar anak mengkonsumsi makanan sesuai pola makan
gizi seimbang. Ibu berperan penting dalam pengorganisasian dan pengaturan
lingkungan makan untuk membentuk pola perilaku makan sehat pada anak.
Menegakkan aturan secara konsisten dan disiplin menjadi hal yang penting
dilakukan. Pemilihan makanan dan tata cara memberi makan hendaknya
menyesuaikan dengan norma yang berlaku. Dukungan sosial membantu ibu dalam
memberi makan anak, namun perlu menyamakan persepsi mengenai makanan sehat
dan strategi yang digunakan dalam memberi makan anak dengan sumber dukungan
(nenek, suami, dana anggota keluarga lainnya). Menghindari atau meminimalkan
menggunakan strategi mengalihkan perhatian dan menggunakan hadiah.
Saran ditujukan pada dinas kesehatan, kader PKK (posyandu), pengelola
sekolah, dan pengelola tempat penitipan anak. Hasil penelitian ini mendukung
program Indonesia sehat yaitu gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS).
Strategi penyediaan makanan sehat, variasi & kreativitas penyajian makanan, dan
mengajarkan manfaat nutrisi yang dilakukan para ibu menjadi kunci keberhasilan
gerakan makan buah dan sayur yang dicanangkan pemerintah. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memaparkan berbagai jenis makanan sehat termasuk buah
dan sayur. Ibu memberikan penjelasan manfaat buah dan sayur serta makanan
lainnya bagi tubuh dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Pengelola kantin
sekolah dan tempat penitipan anak hendaknya menyediakan makanan sehat yang
bervariatif. Ketersediaan buah di kantin sekolah hendaknya disajikan dengan cara-
cara yang menarik seperti ditampilkan dalam bentuk sate buah, jus buah, dan lain
sebagainya. Pengelola sekolah “fullday school” hendaknya memperhatikan
penyediaan makanan sehat apakah sudah memenuhi unsur nutrisi sesuai piramida
makanan. Pemberian snack hendaknya memperhatikan jenis makanan dan waktu
pemberian. Snack diberikan kurang lebih dua jam sebelum dan sesuah jadwal
makan siang. Jenis makanan ringan hendaknya memperhatikan unsur-unsur
kandungan nutrisi dan menghindari bahan pengawet, pemanis, pewarna, dan zat
yang berbahaya lainnya.
xxiii
SUMMARY
MATERNAL SELF-EFFICACY, MATERNAL ATTITUDE,
STRUCTURED MEALS ENVIRONMENT, AND SOSIAL SUPPORT AS
PREDICTORS OF MATERNAL FEEDING STRATEGIES ON WORKING
MOTHERS WITH MATERNAL FEEDING GOAL AS MODERATOR
The mother is the main key person in developing of healthy eating behavior
patterns in children (Ogden, 2014). The feeding strategi is a dominant predictor of
children's eating behavior (Scaoglioni, 2018). Feeding strategies means maternal
feeding strategies. The maternal feeding strategy is defined as a way of feeding
children that starting from planning, providing food, feeding the child, to thinking
about its impact (Savage, Fisher, & Birch, 2007). Children consume nutritious
foods that support their physical development and health, which is greatly
influenced by maternal feeding strategies.
Obstacles are faced by mothers so that they do not understand and
appreciate their role in feeding their children will be explained as follows. Mothers,
especially working mothers face time constraints in developing healthy eating
behavior patterns in children. Working mothers have to manage household affairs
and are responsible for completing tasks at work. Mother is faced with tight work
schedules and targets that must be achieved. Time constraints cause working
mothers to have difficulty managing the availability of healthy food and feeding
strategies for children (Morin, Demers, Turcote, & Mongeau, 2013). Maternal
limitations related to time constraints cause mothers to tend to choose practical,
easy and comfortable ways to prepare food and to use negative strategies.
The developing and habituating of eating behavior patterns in children
should start at an early age. Parents' tasks are related to specific developmental tasks
on eating behavior, including providing structure, availability of adequate nutrition,
stimulation, monitoring, teaching discipline, and facilitating children to be able to
self-regulate (Bradley 2007, in Holden 2014). The important role of mothers, is to
help socialize children so that they can fulfill the task of physical growth and mental
development. There are still many cases of malnutrition, indicating that the child is
not able to be independent and self-regulate properly. Mother has a hand in this
case. Obesity cases from year to year continue to increase in various countries
(Jacson, 2014). Indonesia is still among the top ten countries with high obesity rates.
Malnutrition has implications for both physical and mental health at present
and in the long term. The high rate of obesity is predicted to increase the risk of
degenerative diseases such as diabetes, heart disease, stroke and cancer. Obesity in
childhood has a strong relationship in adult life (Ogden, 2014). The problem of
obesity can have psychological consequences, namely marginalization and
stigmatization that have an impact on problems such as depression, self-esteem, and
low quality of life (Gray, Janicke, Wistedt & Dumont-Driscoll, 2010).
Undernutrition can lead to anemia. Anemia has an impact on children's health and
mental development. Anemia can affect children's learning achievement (Adriani
& Wirjatmadi, 2014).
xxiv
Maternal feeding strategies has an important influence on cases of
malnutrition. Most mothers have difficulty dealing with children who have
difficulty eating. Mothers working with multiple roles experience time constraints
in feeding their children (Savage, Fisher, & Birch, 2007). Mothers with excessive
workload experience stress so they are less sensitive to children's appetite (Berk,
2006). Apart from experiencing time constraints, mothers feel stressed and don't
know how to feed properly (Rifani, Suryanto, & Suminar, 2015). Therefore, It is
important to understand maternal feeding strategies and the factors that influence
working mothers.
Based on the results of a literature review regarding the maternal feeding
strategy, most researchers refer to parenting theory in determining the influencing
factors. The maternal feeding strategy is derived from parenting theory, namely
feeding practices (Bornstein, 2002; Holden, 2014). Referring to Maccoby (1992);
Darling & Steinberg, (1993) studied maternal feeding strategy shoud be studied in
the context of their belief, value / norms, and attitudes. The following describes
previous research related to factors that influence maternal feeding strategies.
Mother's self-efficacy is the best predictor of parenting practice (Sanders &
Woolley, 2005; Doaei et al., 2015; Morin, et al. 2013; Ernawati, et al., 2016;
Mitchell et al., 2009). Mitchell et al., (2009) reviewed maternal psychosocial factors
on child feeding strategies. Psychosocial maternal namely maternal satisfaction,
self-efficacy, anxiety and stress, and depression. Mother's emotion, child's
temperament, and mother's perception of the child's feeding experience are factors
that influence maternal feeding strategies (Hughes & Shewchuk, 2012). Attitude
factors influence maternal feeding strategies (Faith et al., 2004; Wright &
Jeanfreau, 2019; Swanson, 2011); Darling & Steinberg (1993)). Swanson uses a
social cognition theory approach in explaining the effect of attitudes on children's
eating behavior. The effect of maternal feeding goals is a factor that is closely
related to the maternal feeding strategy described by Hoffman et al., (2016);
Kiefner-Burmeister et al., 2014; Darling & Steinberg, 1993).
Environmental and cultural factors also influence mothers in feeding their
children. The duties and functions of mothers include providing a structured eating
environment and facilitating children to feel competent (Solchany, in Borstein,
2002). A structured eating environment makes the rules related to eating patterns
clear and standardized (Farkas & Grolnick, 2010). Time constraints cause mothers
to need social support from family to help them in feeding their children during
working hours. Social support can reduce the burden on the mother so that it reduces
stress and feels comfortable at work. Support can be in the form of emotional
support, instrumental such as providing children's food, feeding children, and so on.
Cultural factors and socioeconomic status also influence maternal feeding
strategies. The influence of culture is reflected in the values or rules that apply to a
society. The rules or norms that apply influence the mother in organizing and
managing the structure of the eating environment. Mothers make grandmothers as
a reference source in feeding their children (Savage, Fisher, & Birch, 2007). The
norms that apply in society can be subjective when applied in the family. This
subjective norm was explained using the planned behavior (TPB) theory approach.
TPB explains belief in the ability to control attitudes, behavior and subjective norms
xxv
(Azjen, 2005). Socioeconomic status factors such as parental education level,
employment status, income influence the maternal feeding strategy (Holden, 2014;
Based on the explanation regarding the factors that influence the maternal
feeding strategy above, namely the maternal self-efficacy, maternal attitudes,
maternal feeding goals, social support, emotions and satisfaction, environmental
factors such as a structured meals environment, social support, and culture and
socioeconomic status. Researchers have not found any literature that specifically
discusses the factors that influence maternal feeding strategies, especially for
working mothers who have early childhood in a comprehensive manner based on
parenting determinants.
Maternal feeding strategies are influenced by different cultures and feeding
guidelines in different countries and ethnicities. Experts suggest the importance of
considering cultural factors when studying feeding practices (Synnot, 2007).
Preliminary study that explore the factors of maternal feeding strategies with a
cultural background of Makassar, namely maternal self-efficacy, maternal attitudes,
structured meals environments, social support, and maternal feeding goals.The
variables mentioned above can be explained through several theoretical approaches
including parental cognition, self-determinism theory and planned behavior theory.
This approach integrates the concept of Maccoby (1992); Darling & Steinberg
(1993) which explains that maternal feeding strategies should study of beliefs
(maternal self-efficacy), maternal attitudes, and values with the concept of Grolnick
& Farkas (2010); Solchany, in Borstein, 2002).
Researchers want to examine empirically whether the variables of maternal
self-efficacy, maternal attitudes, structured meals environment, and social support
have an influence on the maternal feeding strategy through maternal feeding
feeding goals as moderator.
Method
This research is a cross-sectional survey. Data were collected in Makassar
City. The characteristics of the respondents are working mothers, having early
childhood, normal children (no clinical diagnosis eating disorder) living in the city
of Makassar. A total of 318 respondents have filled in the five scales that are the
measuring instrument of this study and only 295 have filled in them completely.
Data were collected in five kindergartens (TK) and PAUD in three districts using
cluster random sampling.
The instruments used were the scale of the maternal feeding strategy, the
scale of maternal feeding goals, the scale of maternal self-efficacy, the scale of the
structured meals environment, and the scale of social support. The scale was
developed by researchers themselves based on the results of preliminary research.
Preliminary research using the survey method with open questions. This research is
an exploration of constructs based on the Makassat cultural background. Indigenous
study conducted this research (Faturachman, et.al., 2017). The scale uses the Likert
method which consists of four alternative answer choices (always, often, rarely, and
rarely). The content validation was carried out by seven experts. The results of
xxvi
Aiken's V analysis show that the five scales meet the minimum limit rules so that
all items are declared valid.
The internal construct validation is carried out in two stages, namely;
exploratory factor analysis (EFA) and confirmatory factor analysis (CFA). The
results of the exploratory factor analysis of the five scales met the statistical criteria.
The next step is still the internal structure validation process using confirmatory
factor analysis (CFA). The results of the analysis show that the six scales meet the
psychometric property test so that the scale is ready to use.
Descriptive statistics are used to describe the socioeconomic status of the
respondents and descriptive analysis of the research variables. Socioeconomic
status includes; education level, employment status, flexibility in working time,
family income and children's health status. The research data were analyzed to
prove the hypothesis with the help of statistical techniques Part Least Square
(PLS3) through a computer program to test the hypothesis.
Result
In the initial analysis stage, the structural model does not meet the outer
model evaluation. Maternal self-efficacy, maternal attitudes, structured meals
environments, and social support with moderation of maternal feeding goals do not
affect the maternal feeding strategy. The major hypothesis is not proven. After re-
specifying the structural model by reducing the variables of maternal attitudes,
dimensions of pressure to eat and involvement, a new structural equation model is
proven. The reduction is done because it does not meet the outer model. The
structural model after being re-specified is that the maternal feeding strategy is
influenced by maternal self-efficacy, structured meals environment, and social
support with maternal feeding goals as the moderator.
The result of outer loading analysis shows that the factor loading value
moves from 0.561 to 0.930 so that the convergent validity is fulfilled. Discriminant
validity is indicated by the reliability of each variable with a value> 0.7.
Discriminant validity met the PLS assessment criteria with an average variance
extracted (AVE) value> 0.5. Two variables, namely maternal self-efficacy and
structured meals environment showed an AVE value <0.5 (not meeting the standard
criteria). This is acceptable because the composite reliability value is > 0.7
(Ghozali, 2014). The composite reliability value of each variable was maternal self-
efficacy of 0.839 and structured meals environment of 0.842. Based on the results
of the outer model analysis, it can be concluded that the validity of all scales is
good.
Inner model evaluation, R-square value is a goodness of fit model test. The
R-square value on each dimension of the maternal feeding strategy was classified
as weak, while for the maternal feeding goals it was classified as moderate. Based
on the results of the evaluation of the outer loading and inner model, it is concluded
that the model that has been respected is acceptable. Maternal self-efficacy,
structured meals environment, and social support through maternal feeding goal as
moderator affect the maternal feeding strategies.
Estimated maternal self-efficacy pathways had a significant direct effect (p
<0.05) on maternal feeding strategies. The indirect effect of maternal feeding on
xxvii
the relationship between the two was only significant (p <0.05) on reward and divert
attiontion. The effect of mother's self-efficacy on the maternal feeding strategy is
shown by an effect size of 28.2% (moderate). The effect of maternal self-efficacy
directly affects the providing of healthy food, teaches about nutrition, variety &
creativity in serving food, uses reward and divert attention. However, through
maternal feeding goals, the maternal self-efficacy only affects the use of reward and
divert attention.
The effect of the maternal attitude cannot be known because it does not meet
the outer model evaluation. The hypothesis of the effect of maternal attitudes on
maternal feeding strategies is not proven. Maternal attitude variables were reduced
from structural models.
Estimation of a structured meals environment directly has a significant
effect on maternal feeding strategies, namely providing healthy food, teaching
about nutrition, and variety & creativity. The maternal feeding goals moderates
both. A structured meals environment has an effect size of 33.6% (moderate) on the
maternal feeding strategy. A structured meals environment directly influences
strategies for teaching about nutrition, providing healthy food, and variety &
creativity. The maternal feeding goal is to moderate the structured eating
environment towards feeding strategies, teach about nutrition, variety & creativity,
use rewards and divert attantion.
Estimates of social support pathways only have a significant effect on
strategies for providing healthy food and reward. The maternal feeding goal is only
to moderate on divert attantion. Social support contributed 12.4% (weak) to the
maternal feeding strategy. Social support directly affects providing healthy food
and reward. However, maternal feeding goal were moderated, social support only
had an effect on diverting attention. The positive correlation on diverting attantion
shows that subjectively the norm of diverting attation is a strategy commonly used
by mothers.
The results of the analysis of the socioeconomic status factors showed the
level of education had an effect on the variation & creativity (t = -2,350, p = 0.19,
significant). There is an influence of the level of education on the variation &
creativity. Respondents with higher education were less varied and creative in
serving food than respondents with lower levels. Education level has no effect on
providing healthy food, teaching about nutrition, diverting attation, and reward
value t <1.96, p> 0.5, not significant.
Income, job status and working time flexibility have no effect on maternal
feeding strategies (providing healthy food, teaching about nutrition, variety &
creativity, diverting attention, and reward. The analysis results show the value of t
<1.96, p> 0.5, not significant. The child eating problem has an effect on using the
reward value t = -2.017, p = 0.045, significant. There is a difference in the strategy
of rewarding between children with behavior problems and children without eating
behavior problems. Mothers who have children who experience eating behavior
problems tend to use reward to persuade the child to be willing to eat. The child
eating problem does not affect the strategy of providing food, teaching about
nutrition, variety and creativity, and diverting attation.
xxviii
Discussion
Major hypothesis stating strategy maternal feeding influenced by maternal
self-efficacy, maternal attitudes, structured melas environment, and social support
through the maternal feeding goal as moderator were not proven. Maternal attitude,
the dimension of pressure to eat, the dimension of involvement are reduced from
the model. The influence of inconsistent maternal attitudes on behavior is a
criticism of TPB. This is because the attitude measurement is less specific to the
behavior to be measured (Ramdhani, 2011). Researchers have created a specific
measuring tool to measure construct of maternal attitude. The results of the
confirmatory factor analysis (CFA) show that the cognitive dimensions show low
discriminant and convergent validity. The cognitive dimension with the affective /
experiential dimension did not consistently measure maternal attitudes.
The pressure to eat dimension does not fit in the model. This is because
mothers in Makassar tend not to use strategies for pressure to eat. This can be
explained based on the results of preliminary study studies the dimensions of
pressuring to eat and restricting show a low percentage of <2%. This means that
mothers in Makassar rarely use these two strategies (Rifani et al., 2018). The
involvement dimension is reduced because it does not meet the loading factor
(<0.5).
The results of this structural model analysis reinforce the parental cognition
approach, self-determinism theory, planned behavior explaining the maternal
feeding strategy for working mothers who have early childhood. This result is
different from Maccoby (1992); Darling & Steinberg (1993) that the feeding
strategy conveys beliefs, values / norms, and attitudes. Attitude variable is not the
dominant predictor in this study. Beliefs and norms are significant predictors of
maternal feeding strategies. This is explained by the variables of maternal self-
efficacy, maternal feeding goal, structured meals environment that is influenced by
cultural factors (norms prevailing in society).
The explanation of the effect of each variable is explained in the path
estimation coefficient. A structured meals environment was the strongest predictor
that influenced maternal feeding strategies, followed by maternal self-efficacy and
social support. Although social support has a weak influence, deep social support
(SEM) has a contribution to estimate the model. Social support reduces stress and
increases the mother's feeling of comfort when working because the task of feeding
the child has been handled.
The efficacy has an effect of 28.2% on the maternal feeding strategy.
Maternal self-efficacy directly influences maternal feeding strategies. Mothers who
have strong beliefs tend to use effective strategies even without going through
maternal feeding goals. Maternal self-efficacy has contributed to teaching about
nutrition and variety & creativity. This result is in line with the results of previous
research (Vancouver & Thompson, William, 2001; Morin, et al. 2013; Ernawati,
Sudargo, & Lusmilasari, 2016). The indirect effect only occurs in the maternal
feeding strategy which is negative in nature (reward and diverting attention). This
means that mothers who believe that they are able to control their children by
relating maternal feeding goal will tend to use reward and divert attantion. Maternal
xxix
self-efficacy contributes to disvert attation and reward. For example, mothers have
difficulty feeding their children. The child chews slowly while the mother has to go
to the office. The way the mother takes is by motivating the child in relation to his
goals. If you want to be a soldier you have to eat a lot so that your body quickly
gets big and strong. The way the mother takes is by motivating the child in relation
to his goals. If you want to be a soldier you have to eat a lot so that your body
quickly gets big and strong.
Maternal attitudes towards maternal feeding strategies for working mothers
with early childhood are not the dominant predictors. The results of previous studies
explain the factors that influence the attitude of mothers in feeding their children,
namely child characteristics, age, birth order, and nutritional status (Birch & Fisher,
2000). This study did not control for these factors. Most mothers have a positive
perception of cognitive feeding activity. In fact, there are no mothers who do not
consider it important to feed their children (Rifani, Suryanto, & Suminar, 2015).
The possibility of this is the reason why attitudes do not vary so that it does not
meet the outer model analysis.
The structured meals environment has a fairly dominant influence on the
maternal feeding strategy (33.6%, moderate). A structured eating environment
directly or through maternal feeding goal has a positive effect on the maternal
feeding strategy. Positive strategies include providing healthy food, variety &
creativity, and teaching about nutrition. Maternal feeding strategies that are
negative in nature (reward and diverting attention) only have an effect through
maternal feeding goal. The more mothers are able to organize and manage the
structure of the eating environment, the more likely they are to use effective
maternal feeding strategies.
The mother determines the dietary rules for children due to cultural
influences. For example, the cultural rules of eating for the people of Makassar,
namely eating with family, sitting cross-legged, not standing. These rules are
currently often ignored (Sohrah, 2016). This can be seen in the behavior of mothers
in feeding their children by distracting them (while telling stories, taking walks,
watching TV / games). Society does not give social sanctions in this case so that
subjective norms apply. Subjective norms are explained using the TPB approach.
Social support is an environmental component that is described using a self-
determinism theory approach. Social support for working mothers is self-autonomy.
Mother feels independent when receiving social support from family. Feelings of
competence and self-autonomy in feeding children are two components that are
connected (relatedness). This motivates the mother to achieve feeding goals.
The contribution of social support to the maternal feeding strategy was
relatively weak (12.4%). Social support has meaningful meaning for mothers at
work. Mothers feel safe and comfortable at work without thinking about the burden
of feeding their children. Social support directly influences strategies for providing
healthy food and rewards. Grandmothers or other family members have a tendency
to give reward in feeding children. Support in the form of providing healthy food is
sometimes perceptive different between mothers and grandmothers or other family
members who care for children. Differences in opinion such as giving sweets,
chocolate, ice cream that are often given by grandmothers to children (Eli et al.,
xxx
2018) Social support only affects strategies to divert attention through maternal
feeding goals.
Analysis of socioeconomic status shows that income, employment status,
flexibility in working time do not affect the maternal feeding strategy. Respondents'
job status has not been clustered according to specific jobs, for example bank
employees, doctors, and other jobs that require mothers to be in a highly disciplined
workplace. Most of the respondents work as government employees. This causes
the results not to have a significant effect even though the researcher has controlled
for job status and work time flexibility. This finding is in line with Cardel et al.
(2012) that employment status only correlates with increased income but does not
affect variety and providing healthy food. The level of education only affects
variety and creativity. These results support Ansem, et al (2014) which states the
effect of education on maternal feeding strategies, especially in providing healthy
food. The child's condition affects reward. Respondents who have children with
eating behavior problems tend to use reward to persuade children to eat.
Additional findings in this study are that the maternal feeding strategy
construct consists of five dimensions, namely providing healthy food, teaching
about nutrition, variety & creativity, reward and diverting attention. Strategies for
pressuring to eat and restricition were excluded from the model because they did
not meet the criteria for validity and reliability. This result is different from previous
research that pressure to eat and restriction is a strategy that has a strong role in the
maternal feeding strategy (Lauzon-Gillain, 2012). Respondents rarely limit access
to unhealthy foods or limit their body weight. Even though the mother perceives
the child's excess weight, the mother still does not limit the child's food intake. This
is probably due to the opinion (subjective norm) that obese children are perceived
as adorable and are a symbol of welfare (Ibnu, Thaha, & Jafar, 2013). This can lead
to obesity in children. Children who consume snacks without restrictions may result
in excessive consumption of low-fiber foods. Pressuring to eat usually occurs in
children with eating behavior problems. Children who are allowed to consume
excessive portions of snacks can cause them to lose their appetite during the main
meal schedule. When children do not have an appetite, the strategy that is often
used is to pressure to eat or reaward. The use of reward in the form of unhealthy
food encourages children to consume excess junk food.
The limitations of the research are that the research respondents are still
small number, they still need a wider range of subjects so that clusters can be done
based on regions (city, village, suburb) and ethnicity. Indonesia is very broad and
has a variety of different cultures and has the characteristics of each region.
Respondents of this study have not been able to do clusters from various professions
because most respondents only write private and civil servants. Parenting studies
related to the strategy of feeding children are still limited in Makassar so it is
important to specifically examine the cultural arrangement of meal times.
Suggestions for further researchers are to expand research respondents
based on the number of respondents and demographic factors. Demographic factors
such as large urban areas, suburbs and villages, different cultures in Indonesia.
Assess specifically the influence of the various maternal professions. It is
interesting to study more specifically its effect on maternal feeding strategies.
xxxi
Research related to the structured meals environment based on the Makassar
culture has not been widely studied so it is still relevant to be studied more
specifically. Structured meals environments still need to be studied qualitatively,
especially in children who experience problems with eating behavior, obesity and
malnutrition. In addition, educational or intervention programs can be designed to
enforce discipline / rules when eating with experimental methods.
The problem of eating behavior in children affects the strategy of using
rewards. Special interventions for children with eating behavior problems using the
principle of reinforcement / learning association (contingency using reward). It is
important to change the mindset such as changing subjective norms by using
effective maternal feeding strategies (providing healthy food, variety & creativity,
and teaching about nutrition).
Suggestions for respondents are that mothers need to increase self-efficacy
by providing themselves with skills such as time management, cooking, menu
planning, and so on. It is recommended that mothers provide healthy food with
various types of food and be creative in serving them according to the directions of
the food pyramid. This is important so that children consume foods with a balanced
nutritional diet. The importance of the role of mothers in organizing and regulating
the eating environment to shape healthy eating behavior patterns in children. It is
important to enforce the rules consistently and discipline. Food selection and
feeding procedures should conform to the prevailing norms. Social support helps
mothers in feeding their children, however, it is necessary to equalize perceptions
about healthy food and the strategies used in feeding children with sources of
support (grandmother, husband, funds from other family members). Avoid or
minimize using distraction strategies and use rewards.
Suggestions are addressed to the health office, PKK cadres (posyandu),
school managers, managers and daycare centers. The results of this study support
the Healthy Indonesia program, namely gerakan masyarakat hidup (GERMAS).
Strategies for providing healthy food, variety & creativity, and teaching about
nutrition by mothers are the keys to the success of the government's fruit and
vegetable eating movement. This can be done by exposing various types of healthy
foods including fruits and vegetables. The mother explained the benefits of fruits
and vegetables and other foods for the body using simple language. Managers of
school canteens and child care centers should provide a variety of healthy foods.
The availability of fruit in the school canteen should be presented in interesting
ways, such as being displayed in the form of fruit satay, fruit juices, and so on. Full-
day school management should pay attention to the provision of healthy food,
whether it meets the nutritional elements according to the food pyramid. Giving
snacks should pay attention to the type of food and the time of giving. Snack is
given approximately two hours before and according to the lunch schedule. Types
of snacks should pay attention to the elements of nutritional content and avoid
preservatives, sweeteners, dyes, and other harmful substances. Giving snacks
should pay attention to the type of food and the time of giving. Snack is given
approximately two hours before and according to the lunch schedule. Types of
snacks should pay attention to the elements of nutritional content and avoid
preservatives, sweeteners, dyes, and other harmful substances. Giving snacks
xxxii
should pay attention to the type of food and the time of giving. Snack is given
approximately two hours before and according to the lunch schedule. Types of
snacks should pay attention to the elements of nutritional content and avoid
preservatives, sweeteners, dyes, and other harmful substances.
Top Related