STRATEGI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN
KONTEKSTUAL PADA MATERI ALJABAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
PINGKAN LAILATUL ZAHRA
A 410 130 226
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
ii
iii
1
STRATEGI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN
KONTEKSTUAL PADA MATERI ALJABAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi mahasiswa dalam memecahkan
permasalahan kontekstual dalam materi aljabar sebelum dan sesudah diberikan modul
pembelajaran berbasis pemecahan masalah.Jenis penelitian merupakan penelitian
kualitatif.Waktu penelitian pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.Subjek
penelitian adalah mahasiswa semester I Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang menempuh mata kuliah
Matematika Dasar.Teknik pengumpulan data observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi.
Tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pretest dan postest, pretest dilakukan sebelum
diberikan modul pembelajaran berbasis pemecahan masalah sedangkan postest diberikan
sesudah diberikan modul pembelajaran berbasis pemecahan masalah.Teknik analisis data
menggunakan metode tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menyatakan
(1) Strategi mahasiswa dalam memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan
SPL adalah strategi permisalan, strategi mahasiswa dalam memecahkan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan bilangan pangkat adalah permisalan, coba-coba,
langsung jawab, perbandingan, dan deret geometri, Strategi mahasiswa dalam
memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan persamaan kuadrat dan bangun
datar adalah dengan menggambar dan langsung jawab. (2) Strategi pemecahan masalah
mahasiswa sebelum diberikan modul belum memenuhi secara utuh langkah-langkah
pemecahan masalah, sedangkan strategi pemecahan masalah mahasiswa sesudah diberikan
modul sudah memenuhi langkah-langkah pemecahan masalah.
Kata kunci :aljabar, kontekstual, pemecahan masalah, strategi.
Abstract
The purpose of this study is to describe strategy of the student in solving algebra
contextual problems before and after given problem-solving based learning module. This
type of research is a qualitative research, held in the first semester year of 2016/2017.
Subjects were first semester students of Mathematics Education, Faculty of Teaching and
Education, Universitay of Muhamadiyah Surakarta who take Basic Mathematics courses.
Data collections are based on observation, test, interview, and documentation. The tests in
which consist of pretest and posttest were done twice. The pre-test was done before the
students were given the problem-solving based learning module. While posttest was done
after the students were given the problem-solving based learning module. The method of
analysis data uses three flows: reduction, data presentation, and conclusion. Data validity
uses triangulation technic. The study states: (1) Strategy of students in solving contextual
problems related to SPL is a trial strategy. While strategy to solve contextual problems
related to numbers ranksis a trial, trial and errordirect answer, comparison, and geometric
series. Strategy to solve a contextual problem related quadratic equation and plane are by
drawing and direct answer. (2) The problem-solving strategy of students before given the
2
module did not fulfill problem-solving steps comprehensively. While the strategy of
students to solve the problem after given module has fulfilled problem-solving steps.
Key Words :Algebra, Contextual, problem solving, strategy.
1. PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang mempunyai beberapa jenis
permasalahan didalamnya.Salah satu jenis permasalahan matematika ialah dapat disajikan dalam
bentuk permasalahan kontekstual.Permasalahan kontekstual adalah permasalahan yang isinya atau
materinya terkait dengan kehidupan sehari-hari, baik yang aktual maupun yang tidak aktual, namun
dapat dibayangkan oleh siswa karena pernah dialami olehnya (Wardhani:2004). Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual dibutuhkan kemampuan
khusus dalam mengupayakan segenap pengetahuan yang dimiliki.Seperti penelitian yang dilakukan
oleh Anggo (2011) yang mempunyai kesimpulan bahwa pemecahan masalah matematika
kontekstualmenuntut subjek untuk mengoptimalkan pelibatan berbagai pengetahuan yang
dimilikinya berkaitan dengan masalah yang dipecahkan. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan
formal dan pengetahuan informal yang mesti terorganisir dengan baik agar dapat digunakan dalam
proses pemecahan masalah. Pelibatan pengetahuan yang telah ada dan mengaturnya untuk dapat
memecahkan masalah ini mesti telah dilakukan subjek sejak awal berusaha memahami masalah,
sampai dengan diperoleh hasil pemecahan.
Menurut Zain (2010) strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dengan adanya strategi akan mempermudah siswa
dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, karena dalam strategi siswa akan
melaksanakan pemecahan masalah sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang telah
ditentukan terlebih dahulu. Menurut Shadiq (2014) strategi pemecahan masalah adalah cara yang
sering digunakan dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah. Strategi pemecahan masalah
yang sering digunakan salah satunya ialah teori strategi pemecahan masalah menurut polya.Polya
(1957) berpendapat bahwa dalam memecahkan suatu permasalahan dapat dilakukan strategi
pemecahan masalah dengan 4 langkah yaitu memahami masalah, merencanakan strategi,
melaksanakan strategi, dan mengecek kembali jawaban.
Materi aljbar dalam ilmu matematika merupakan materi yang sangat luas, maka dari itu
permasalahan aljabar juga dapat disajikan dalan bentuk permasalahan kontekatual. Berdasarkan
data pretest yang diberikan dosen pada pertemuan pertaman perkuliahan menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah kontekstual mahasiswa dalam materi aljabar masih rendah. Hal
3
tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai skor kemampuan pemecahan masalah mahasiswa yang
hanya mencapai nilai 59,9 %.
Strategi yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan strategi pemecahan masalah yang
digunakan mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual pada materi aljabar pada saat
pretest dan postest. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agustina, Musdi, dan fauzan
(2014) menunjukkan bahwa strategi pemecahan masalah berpengaruh positif terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa terutama pada aspek memahami masalah dan merencanakan
penyelesaian.Khotimah dan Masduki (2016) juga mengahasilkan kesimpulan dari penelitiannya
bahwa kemampuan dosen dalam menyusun rencana pembelajaran kontekstual berbasis penemuan,
menyajikan permasalahan nyata dalam pembelajaran, merencanakan strategi pembelajaran, serta
menyusun instrumen penilaian kemampuan pemecahan masalah mengalami peningkatan.
Kemampuan pemecahan masalah mahasiswa selama proses pembelajaran juga meningkat.Secara
umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrisikan strategi pemecahan masalaha mahasiswa
sebelum dan sesudah diberikan modul pemebelajaran berbasis pemecahan masalah.
2. METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2008)
penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Waktu penelitian
selama semester ganjil 2016/2017.Subjek penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa Pendidikan
Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta.Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah metode observasi, metode tes, metode wawancara, dan metode dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan analisis selama di lapangan Model Miles dan Huberman
yang memiliki tiga tahap analisis data, diantaranya ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Moloeng (2009) mendefinisikan
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengajukan berbagai macam variasi
pertanyaan, mengeceknya dengan berbagai sumber data, dan memanfaatkan berbagai metode agar
pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pretest
4
Pada saat ujian pretest mahasiswa menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan
tidak hanya dengan menggunakan satu jenis strategi melainkan menggunakan berbagai macam
jenis strategi. Hal tersebut ditunjukkan dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang
berkaitan dengan materi deret geometri mahasiswa menggunakan 4 jenis stratgei yang berbeda
yaitu permisalan, coba-coba, langsung jawaban, maupun dengan deret geometri. Dalam
menyelesaikan permasalahan kontektual yang berkatan dengan materi Sistem Persamaan Linier
(SPL) semua mahasiswa menggunakan strategi permisalan.Sedangkan dalam menyelesaikan
permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan materi persamaan kuadrat dan bangun ruang,
mahasiswa menggunakan strategi langsung jawaban dan menggambarkannya.Dalam ujian
pretest ini sebagian besar mahasiswa langsung melaksanakan strategi tanpa mengidentifikasi
yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal terlebih dahulu, dan tidak juga membuat
kesimpulan dari hasil yang diperoleh dari perhitungan yang dilakukan.Mahasiswa beranggapan
bahwa yang penting adalah jawaban yang diperoleh benar tanpa memperhatikan langkah-
langkah pemecahan masalah.Berikut merupakan contoh lembar jawab pretest mahasiswa pada
permasalahan kontekstual.
Gambar 3.1
(pretestmateri SPL)
Berdasarkan Gambar 3.1 mahasiswa tidak mengidentifikasi yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam soal.mahasiswa langsung memisalkan x = pakaian pria dan y = pakaian
wanita. Setelah memisalkan kedalam sebuah variabel, mahasiswa membuat dua buah
persamaan dengan 2 variabel didalamnya yang kemudian akan dicari nilai x dan y dengan
konsep eliminasi subtitusi. Untuk mencari nilai variabel y mahasiswa mengeliminasi variabel x,
sedangkan untuk mencari nilai variabel x mahasiswa mensubtitusi nilai y kedalam salah satu
persamaan.Mahasiswa tidak membuat kesimpulan dari hasil akhir yang diperoleh.
5
Gambar 3.2
(pretestmateri Deret Geometri)
Berdasarkan Gambar 3.2, mahasiswa tidak mengidentifikasi yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam soal. Mahasiswa langsung melakukan perhitungan dengan membuat sebuah
deret. Setelah merasa menemukan jawaban, mahasiswa langsung menuliskan hasil akhir
menjadi sebuah kesimpulan. Untuk mencari t = n jam, mahasiswa menggunakan cara yang
sama namun tidak diketahui sampai waktu keberapa, sehingga mahasiswa tidak menemukan
jawaban dari pertanyaan tersebut. Mahasiswa tersebut sudah membuat kesimpulan dari
pertanyaan poin a, tapi belum membuat kesimpulan dari poin b.
Gambar 3.3
(pretestmateri Persamaan Kuadrat dan Bangun Ruang)
Berdasarkan Gambar 3.3, mahasiswa telah mengidentifikasi yang diketahui dalam soal
dengan menggambarkannya namun tidak mengidentifikasi yang ditanyakan dalam soal.
Mahasiswa membuat 2 buah persegi panjang dimana salah satu persegi panjang lebih kecil dari
yang lainnya. Persegi panjang kecil berada didalam persegi panjang besar, diantara kedua
persegi tersebut terdapat kerikil yang merupakan jalan yang ditanyakan luasnya dengan lebar x
m. Mahasiswa mencari persamaan kuadrat dengan cara luas persegi panjang besar dikurangi
luas persegi panjang kecil. Setelah mendapatkan persamaan kuadrat, mahasiswa
mensubtitusikan x = 1 kedalam persamaan kuadrat sehingga diperoleh luas jalan yang
ditanyakan. Mahasiswa tidak membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
Setelah ujian prestest diberikan, selama perkuliahan berlangsung dosen menerapkan modul
pembelajaran berbasis pemecahan masalah.Dalam pembelajaran dosen hanya sebagai fasilitator
dengan memberikan permasalahan kepada mahasiswa untuk diselesaikan secara diskusi dengan
teman sekelompok kemudian salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya kedepan
kelas untuk didiskusikan bersama dengan teman sekelas dan dosen.
6
b. Postest
Pada ujian postest mahasiswa menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan tidak
hanya dengan menggunakan satu jenis strategi melainkan menggunakan berbagai macam jenis
strategi. Hal tersebut ditunjukkan dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang
berkaitan dengan materi deret geometri mahasiswa menggunakan stratregi yang berbeda yaitu
coba-coba, langsung jawaban, perbandingan, dan deret geometri. Dalam menyelesaikan
permasalahan kontektual yang berkatan dengan materi Sistem Persamaan Linier (SPL) semua
mahasiswa menggunakan strategi permisalan. Dalam ujian postest ini sebagian besar mahasiswa
sudah menyelesaikan masalah yang diberikan sesuai dengan langkah-langkah pemecahan
masalah menurut ahli. Berikut merupakan contoh lembar jawab postest mahasiswa mengenai
permasalahan kontekstual setelah diberikan modul pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Gambar 3.4
(postestmateri SPL)
7
Berdasarkan Gambar 3.4 dapat diketahui bahwa mahasiswa dalam memecahkan masalah
kontekstual diberikan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah polya.Mahasiswa
memahami masalah dengan mengidentifikasi yang diketahui dan yang ditanyakan dalam
soal.Mahasiswa merencanakan strategi dengan memisalkan yang diketahui menjadi sebuah
variabel dan membuat suatu sistem persamaan linier.Mahasiswa melaksanakan strategi dengan
menggunakan konsep eliminasi subtitusi.Mahasiswa mengecek kembali dengan
mensubtitusikan nilai variabel kedalam sebuah persamaan yang telah dibuatnya.
Gambar 3.5
(postestmateri Deret Geometri)
Berdasarkan Gambar 3.5 dapat diketahui bahwa mahasiswa dalam memecahkan masalah
kontekstual yang diberikan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah
polya.Mahasiswa memahami masalah dengan mengidentifikasi yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam soal.Mahasiswa merencanakan strategi dengan memisalkan yang diketahui
menjadi sebuah variabel. Mahasiswa melaksanakan strategi dengan menggunakan konsep deret
geometri untuk menemukan solusinya. Mahasiswa mengecek kembali, namun belum selesai
dalam melakukan langkah mengecek kembali.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa strategi pemecahan masalah kontekstual
mahasiswa mengalami peningkatan. Mahasiswa pada ujian prestest tidak begitu
memperhatikan langkah-langkah yang ditempuh dalam pemecahan masalah. Namun sestelah
diberikan modul pembelajaran berbasis pemecahan masalah oleh dosen, strategi mahasiswa
menjadi lebih sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah menurut polya.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa mahasiswa, dapat diketahui bahwa
mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika khususnya permasalahan
kontekstual menggunakan strategi berbeda-beda, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemecahan
8
masalah kontekstual menjadikan mahasiswa berfikiran secara kritis dan berbeda-beda.Hal
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudiarta (2006) bahwa “Penerapan model
dan perangkat pembelajaran matematika berorientasi pemecahan masalah matematika
kontekatual Open-Ended pada sekolah-sekolah sampe secara meyakinkan dapat meningkatkan
kompetensi berpikir divergen dan kritis siswa”.
Dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual, mahasiswa menggunakan segala
pengetahuannya untuk memecahkan masalah kontekstual tersebut, hal ini terlihat dari perbedaan
beberapa penggunaan strategi yang digunakan mahasiswa yang menunjukkan bahwa mahasiswa
tidak monoton terhadap satu strartegi melainkan benar-benar menggunakan strategi yang ia
ketahui. Seperti penelitian yang dilakukan Anggo (2011) bahwa “Subjek dituntut untuk
mengoptimalkan pelibatan berbagai pengetahuan yang dimilikinya berkaitan dengan masalah
yang dipecahkan.Pelibatan pengetahuan yang telah ada dan mengaturnya untuk dapat
memecahkan masalah ini mesti telah dilakukan subjek sejak awal berusaha memahami masalah,
sampai dengan diperoleh hasil pemecahan”.
Strategi pemecahan masalah mahasiswa dari sebelum diberikan pembelajaran berbasis
pemecahan masalah hingga sesudah diberikan pembelajaran berbasis pemecahan masalah
mengalami peningkatan.Sebelum diberikan pembelajaran berbasis pemecahan masalah,
mahasiswa dalam memecahkan masalah menggunakan strategi yang tidak jelas dan belum
terkonsep bahkan terdapat beberapa mahasiswa yang tidak menggunakan strategi
tertentu.Sedangkan setelah diberikan pembelajaran berbasis pemecahan masalah, strategi
pemecahan masalah mahasiswa menjadi jelas setiap langkahnya dan terkonsep serta dalam hal
memahami masalah dan merencanakan penyelesaian mahasiswa menjadi lebih baik.Hal ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Agustina, Musdi dan Fauzan (2014) yang
menghasilkan kesimpulan bahwa “Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah
penerapan strategi pemecahan masalah lebih baik daripada sebelum diterapkan strategi
pemecahan masalah, dan strategi pemecahan masalah berpengaruh positif terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa terutama pada aspek memahami masalah dan
merencanakan penyelesaian”.
Kemampuan dosen dalam menerapkan strategi pembelajaran juga berpengaruh terhadap
kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah.Strategi yang diterapkan dosen adalah
strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Dosen telah merencanakan strategi
pembelajaran dengan baik, menyusun rencana pembelajaran kontekstual berbasis penemuan,
menyajikan permasalahan nyata dalam pembelajaran, merencanakan strategi pembelajaran, serta
menyusun instrumen penilaian kemampuan pemecahan masalah, sehingga kemampuan dosen
9
tersebut berpengaruh positif terhadap kemampuan mahasiswa dalam pemecahan masalah
kontekstual. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khotimah dan Masduki
(2016) yang mempuanyai kesimpulan bahwa “Kemampuan dosen dalam menyusun rencana
pembelajaran kontekstual berbasis penemuan, menyajikan permasalahan nyata dalam
pembelajaran, merencanakan strategi pembelajaran, serta menyusun instrumen penilaian
kemampuan pemecahan masalah mengalami peningkatan, maka kemampuan pemecahan
masalah mahasiswa selama proses pembelajaran juga meningkat”.
4. SIMPULAN
Strategi yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang berkaitan
dengan Sistem Persamaan Linier (SPL) sebelum dan sesudah diberikan modul pembelajaran
berbasis pemecahan masalah adalah strategi permisalan, perbedaan terletak pada cara memecahkan
masalah dan langkah-langkah yang dilakukan pada saat setelah diberikan modul lebih jelas dan
runtut. Strategi yang digunakan mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang
berkaitan dengan deret geometri sebelum diberikan modul adalah strategi permisalan, langsung
jawaban, coba-coba, dan deret geometri itu sendiri, sedangkan strategi sesudah diberikan modul
adalah strategi coba-coba, perbandingan, dan deret geometri. Strategi yang digunakan mahasiswa
dalam menyelesaikan permasalahan konstekstual yang berkaitan dengan persamaan kuadrat dan
bangun ruang adalah dengan strategi menggambarkannya dan langsung jawaban.
Strategi mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual pada materi aljabar
sebelum dan sesudah diberikan modul pembelajaran berbasis pemecahan masalah mengalami
perubahan.Sebelum diberikan modul pembelajaran berbasis pemecahan masalah, sebagian besar
mahasiswa tidak menggunakan strategi tertentu dalam memecahkan masalah.Mahasiswa juga tidak
mengidentifikasi yang diketahui dan yang ditanyakan terlebih dahulu melainkan langsung
melakukan perhitungan.Pada akhir jawaban, mahasiswa juga tidak membuat kesimpulan dari hasil
yang diperoleh.Setelah diberikan modul pembelajaran berbasis pemecahan masalah, mahasiswa
sudah menerapkan langkah-langkah strategi pemecahan masalah.Mahasiswa juga sudah
mengidentifikasi yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal, mahasiswa sudah menentukan
strategi yang digunakan untuk menyelesaikan soal, mahasiswa sudah melaksanakan strategi sesuai
dengan yang telah direncanakan, dan mahasiswa sudah mengecek kembali jawaban.
5. DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Musdi, fauzan. 2014. “Penerapan Strategi Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Padang”.
Dalam Jurnal Pendidikan Matematika 3(2):20-24
Anggo, Mustaqim. 2011.”Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual untuk Meningkatkan
Kemampuan Metakognitif Siswa”.Dalam Edumatica 1(2) : 35-36.
10
Khotimah, Masduki. 2016. “Improving Theaching Quality and Problem Solving Ability Through
Contextual Teaching and Learning in Differential Equations : A Lesson Study Approach”.
Journal of Research and Advances in Mathematics Education 1(1) : ISSN 2503-3697
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Polya, G. 1957. How To Solve It. Peinceton University Press
Shadiq, Fajar. 2014. Belajar Memecahkan Masalah Matematika.Yogyakarta : Graha Ilmu
Sudiarta, I Gusti Putu.(2006). Pengembangan dan Implementasi Pembelajaran Matematika
Berorientasi Pemecahan Masalah Kontekstual Open-Ended untuk Siswa Sekolah
Dasar.Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSAISSN 0215 - 8250
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Wardhani, Sri. 2004. Permasalahan Kontekstual Mengenalkan Bentuk Aljabar Di SMP.Yogyakarta
: Departemen Pendidikan Nasional .
Zain, Aswan dan Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Top Related