RENCANA STRATEGIS TERHADAP UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS DARUSSALAM
Diajukan sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Seniorpada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
disusun oleh :
Fitri Meutia DonytasariMuhammad IqbalPutri RahmiRiska FirdariniUswatul Khaira
Pembimbing:drg. Saifuddin Ishak, M. Kes., PKK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH2015
I. Latar Belakang
Provinsi Aceh terletak di ujung Barat Laut Sumatera (2o00’00”- 6o04’30”
Lintang Utara dan 94o58’34”-98o15’03” Bujur Timur) dengan Ibukota Banda
Aceh, memiliki luas wilayah 56.758,85 km2 atau 5.675.850 Ha (12,26 persen dari
luas pulau Sumatera), wilayah lautan sejauh 12 mil seluas 7.479.802 Ha dengan
garis pantai 2.666,27 km2. Secara administratif pada tahun 2009, Provinsi Aceh
memiliki 23 kabupaten/kota yang terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota, 276
kecamatan, 755 mukim dan 6.423 gampong atau desa. Total penduduk Provinsi
Aceh secara keseluruhan adalah 5,2 juta jiwa.
Provinsi Aceh memiliki topografi datar hingga bergunung. Wilayah dengan
topografi daerah datar dan landai sekitar 32 persen dari luas wilayah, sedangkan
berbukit hingga bergunung mencapai sekitar 68 persen dari luas wilayah. Daerah
dengan topografi bergunung terdapat dibagian tengah Aceh yang merupakan
gugusan pegunungan bukit barisan dan daerah dengan topografi berbukit dan
landai terdapat dibagian utara dan timur Aceh.
Masyarakat Aceh mengahadapi persoalan ganda di bidang kesehatan. Pada
satu sisi penduduk Aceh rentan terhadap serangan berbagai penyakit menular
akibat kondisi lingkungan dan fasilitas sanitasi yang belum memadai. Pada sisi
yang lain, kasus-kasus penyakit degeneratif pun meningkat tajam. Transisi
epidemiologi ini sejalan dengan gaya hidup masyarakat Aceh yang mulai berubah.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh berada pada urutan 18 dari 33 provinsi
di Indonesia.
Fasilitas kesehatan yang dimiliki Provinsi Aceh adalah rumah sakit
sejumlah 64 unit, dimana RS tipe A berjumlah 1 unit, RS tipe B sebanyak 5 unit.
RS pemerintah 27 unit dan RS swasta 37 unit. Jumlah puskesmas yang dimiliki
oleh Provinsi Aceh saat ini adalah 336 Puskesmas meliputi puskemas rawat dan
unit puskesmas non-rawat yang tersebar di 23 kabupaten/kota.
Rumah Sakit Umum Dr. Zainal Abidin merupakan rumah sakit negeri kelas
A yang sekarang dipimpin oleh dr. Fachrul Jamal, Sp. An-KIC. Rumah sakit ini
mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan sub-spesialis yang luas
dan oleh pemerintah ditetapkan sebagai rujukan tertinggi atau disebut pula sebagai
rumah sakit pusat provinsi. Luas rumah sakit adalah 215.193 m2 dengan luas
bangunan 445.104 m2.
Rumah Sakit Umum Dr. Zainal Abidin menyediakan 506 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut VIP 20 unit, Kelas I 90 unit, Kelas II 92 unit,
Kelas III 211 unit, ICU 8 unit, PICU 4 unit, NICU 20 unit, TT Bayi Baru lahir 10
unit, HCU 4 unit, ICCU 6 unit, kamar bersalin 10 unit, ruang operasi 8unit, dan
ruang isolasi 20 tempat tidur. RSU Dr. Zainal Abidin juga menyediakan dokter
spesialis berjumlah 221 orang, dokter umum 79 orang, dokter gigi 9 orang dengan
perawat dan non perawat berjumlah 1.060 orang.Dokter spesialis penyakit dalam
berjumlah 22 orang, dokter spesialis jantung 9 orang, dokter spesialis mata 14
orang, dokter spesialis paru 6 orang, dokter spesialis anak 19 orang, dokter
spesialis kulit kelamin 6 orang dan dokter spesialis saraf 10 orang.
Poliklinik yang terdapat di RSU Dr. Zainal Abidin berjumlah 13 ruangan
dengan rincian sebagai berikut yaitu poli bedah, poli bedah ortopedi, poli
endokrin, poli kandungan, poli anak, poli saraf dan poli jantung yang terdapat di
lantai dasar, kemudian lantai atas terdapat poli kulit kelamin, poli paru, poli THT-
KL, poli mata, poli Penyakit dalam, poli Gabungan.
Dari data-data yang sudah ada tersebut, ternyata masih terdapat berbagai
macam masalah yang dihadapi oleh RSU dr. Zainoel Abidin. Oleh karenanya
perlu disusun sebuah Rencana Strategis (RENSTRA) dalam merumuskan
berbagai masalah tersebut yang kemudian akan dianalisa, sehingga nantinya ada
strategi-strategi serta program aksi yang dapat dijalankan dengan tujuan
menciptakan suatu sistem pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu dan
berkualitas.
II. Masalah
a. Sarana dan prasarana yang belum optimal
Fasilitas emergency tidak lengkap seperti obat-obatan emergency yang
kurang, ambu bag kurang, monitor rusak, EKG rusak, dan lain-lain di
ruangan rawat inap
Sistem peresepan dan rekam medis yang belum tertata dengan baik di
ruangan rawat inap dan poliklinik
Sistem transfer antar ruang yang tidak begitu baik
b. Kurangnya komunikasi antara tenaga kesehatan
Alur konsultasi antar bagian/subbagian yang tidak begitu baik
Kerjasama antaratenaga kesehatan yang belum maksimal (antara dokter ke
dokter, perawat, bidan, dll)
c. Distribusi dan efektifitas sumber daya manusia yang belum optimal
Jumlah tenaga kesehatan (perawat) belum memadai
Mutu dan kualitas tenaga kesehatan yang masih kurang
Tidak disiplinnyatenaga kesehatan
d. Kurang maksimalnya pelayanan kesehatan yang diperoleh pasien
Kebersihan dan kenyamanan ruangan rawat inap dan poliklinik yang
masih kurang
Keamanan ruangan rawat inap dan poliklinik yang tidak terjaga
Akses informasi yang kurang
Sistem administrasi yang tidak tertata rapi
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menciptakan suatu sistem pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu dan
berkualitas.
b. Tujuan Khusus
Agar mengoptimalkan sarana dan prasarana di ruangan rawat inap dan
poliklinik.
Agar komunikasi antara tenaga kesehatan menjadi lebih baik.
Agar meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada untuk
mencapai pelayanan kesehatan yang optimal
Agar meningkatkan keamanan dan kenyamanan yang diperoleh pasien
IV. Visi dan Misi
a. Visi
Mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu dan
berkualitas
b. Misi
Meningkatkan pemberdayaan sarana dan prasarana di ruangan rawat inap
dan poliklinik
Mengupayakan komunikasi antara tenaga kesehatan yang lebih baik
Mengupayakan kualitas sumber daya manusia yang ada untuk mencapai
pelayanan yang optimal.
Mengupayakan keamanan dan kenyamanan yang maksimal untuk pasien.
V. Strategi
a. Optimalisasi sarana dan prasarana di ruangan rawat inap dan poliklinik
Membuat pengadaan fasilitas emergency seperti obat-obatan emergency,
ambu bag, monitor, EKG, dan lain-lain di ruangan rawat inap.
Transformasi sistem peresepan satu arah
Menambah tenaga transporter, dan vacuum container
b. Meningkatkan komunikasi antara tenaga kesehatan
Mengadakan pertemuan antara tenaga kesehatan
c. Meningkatkan distribusi dan efektivitas sumber daya manusia
Menambah jumlah tenaga kesehatan yang berkualitas di ruang rawat inap
sesuai dengan kebutuhan
Mengadakan pelatihan untuk tenaga kesehatan sesuai bidang terkait
Memberlakukan sistem reward and punishmentterhadap pelaku pelayanan
kesehatan
Monitoring dan evaluasi program kerja setiap bidang dan bagian
d. Memaksimalkan pelayanan kesehatan untuk pasien
Meningkatkan kebersihan ruangan rawat inap, poliklinik dan toilet di
RSUDZA
Meningkatkan keamanan ruang rawat inap dan poliklinik dengan
menambah jumlah security yang berkualitas
Memperbaiki sistem administrasi menjadi lebih mudah dan satu atap.
Membuat papan informasi dan publikasi mengenai sistem administrasi dan
jadwal dokter poliklinik tiap harinya.
VI. Program Aksi
No. Variabel Bentuk Kegiatan Waktu Budget Penanggun
g Jawab1. Optimalisasi
sarana dan prasarana di ruangan rawat inap dan poliklinik
1. Melengkapi fasilitas emergency (obat-obatan emergency, ambu bag, monitor, ekg, dll) di ruangan rawat inap
1 kali/6 bulan
1.500.000.000,00 Dirut RSKetua: dr. Putri Anggota: dr. Fitri Meutiadr. M. Iqbal
2. Melengkapi alat vacuum container untuk setiap ruangan rawat inap
Sesuai dengan kebutuhan
Dirut RSKetua: dr. RiskaAnggota: dr. Putridr. Fitri
3. Inventaris dan pemeliharaan alat-alat kesehatan
2 kali/ tahun 283.000.000,00 Dirut RSKetua:dr. M. IqbalAnggota:dr. Uswatuldr. Putri
4. Pengadaan dan instalasi software baru untuk sistem peresepan obat di RSUDZA
Sesuai dengan kebutuhan
1.500.000.000,00 Dirut RSKetua: dr. FitriAnggota: dr. Putridr. M. Iqbal
2. Meningkatkan komunikasi antara pelaku pelayanan kesehatan
1. Mengadakan pertemuan antara pelaku pelayanan kesehatan
1 kali/ bulan 14.000.000,00 Dirut RSKetua: dr. UswatulAnggota: dr. Riskadr. Fitri
3. Meningkatkan distribusi dan efektivitas sumber daya manusia
1. Melakukan pelatihan terhadap tenaga kesehatan di RSUDZA sesuai dengan bidang terkait
3 kali/ tahun 1.200.000.000,00 Dirut RSKetua: dr. FitriAnggota: dr. M. Iqbaldr. Uswatul
2. Penambahan jumlah tenaga kesehatan
Sesuai dengan kebutuhan
Dirut RSKetua: dr. UswatulAnggota: dr. Riskadr. Fitri
3. Memberlakukan sistem reward dan
2 kali/ tahun 600.000.000,00 Dirut RSKetua: dr. M. Iqbal
punishment terhadap kinerja
Anggota: dr. Riskadr. Fitri
4. Monitoring dan evaluasi program kerja setiap bidang dan bagian
1 kali/minggu
340.000.000,00 Dirut RSKetua: dr. RiskaAnggota: dr. M. Iqbaldr. Fitri
4. Memaksimalkan pelayanan kesehatan untuk pasien
1. Penambahan jumlah security
Sesuai dengan kebutuhan
Dirut RSKetua: dr. FitriAnggota: dr. M. Iqbaldr. Riska
2. Penambahan tenaga cleaning service
Sesuai dengan kebutuhan
Dirut RSKetua: dr. UswatulAnggota: dr. Putridr. Riska
3. Membuat dan memperbaiki sarana yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan
Dalam waktu 5 tahun
10.000.000.000,00
Dirut RSKetua: dr. PutriAnggota: dr. M. Iqbaldr. Fitri
4. Melengkapi sarana yang berhubungan dengan informasi rumah sakit
Dalam waktu 5 tahun
1.400.000.000,00 Dirut RSKetua: dr. RiskaAnggota: dr. Uswatuldr. Fitri
Top Related