REFLEKSI KASUS
Andy Khalida Lembah, S.Ked N 111 13 039Pembimbing Klinik: dr. Dewi Suryani, Sp.KJ
Nama : Ny. N Umur : 37 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jln. Tg. tururuka Agama : Kristen Status Pernikahan : Sudah Menikah Pekerjaan : IRT Pendidikan Terakhir : S1 Tanggal Pemeriksaan: 14 juli 2014
Identitas Pasien
Pasien perempuan berumur 37 tahun datang ke Poli Jiwa RSUD Undata dengan keluhan merasa gelisah dan cepat emosi, keluhan ini dirasakan sejak sebelum menikah ± 10 tahun lalu saat masih kuliah, keluhan ini semakin menjadi beberapa bulan terakhir dan dipicu bila ada permasalahan dengan keluarga ataupun lingkungannya. Pasien menceritakan bahwa ia sering marah marah dengan bapak, kakak, dan suaminya
Deskripsi Kasus
Saat ini kegiatan pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang beraktivitas mengantar dan menjemput anaknya sekolah dan mengurus rumah tangga, pasien juga saat ini tinggal bersama dengan orang tua dan adik dan kakaknya yang juga sudah berumah tangga dirumah orang tuanya. Pasien menceritakan bahwa keadaan emosi yang dialaminya timbul karena bapaknya sangat berantakan bila meletakan barang barang dirumah bila ia selesai membereskan rumah
emosinya juga timbul bila pasien bermasalah dengan adiknya bila pasien memarahi anak kakaknya bila ponakannya tidak mandi ataupun masalah kecil lainnya. Saat pasien marah, reaksi dari bapak dan adiknya adalah memarahi balik pasien dengan suara keras, dan keadaan ini yang semakin membuat pasien mudah bertambah emosi. Pasien juga menceritakan ia sering bermasalah dengan suaminya yang dapat memicu emosinya karena suaminya malas bekerja dirumah seusai pulang kerja, ia selalu mebandingkan suaminya dengan iparnya
Pasien mengakui bahwa ia tidak bisa mengendalikan emosinya dan setelah itu pasien merasakan gelisah terutama setelah selesai marah-marah.
Pasien mengatakan ia mulai susah mengendalikan emosinya dan merasa gelisah saat ia emosi pada waktu ia kuliah karena ada masalah dengan keluarganya pada waktu ia kuliah.
Pasien juga mengatakan bahwa beberapa bulan terakhir ini pasien merasa cepat capek, dan kehilangan minat serta jarang merasa gembira. Pasien mulai rutin berobat di Poli Jiwa sejak ± 6 bulan yang lalu .Cepat capek dirasakan apabila pasien mengantar jemput anaknya dan mengerjakan sedikit saja pekerjaan rumah tanggannya, hal ini tidak seperti biasanya dimana pasien dapat mengerjakan pekerjaan rumahnya lebih dari biasanya. Kehilangan kemauan dan jarang merasa gembira, dirasakan pasien akhir-akhir ini saat pasien sering emosi. Saat ini pasien tidak berminat untuk berhubungan dengan tetangganya dan anggota keluarga yang tidak serumah seperti mengikuti arisan atau pergi ke pesta.
Pasien mengatakan karena hal ini pasien sulit untuk fokus dan nafsu makannya berkurang kurang lebih 1 bulan ini, sehingga pasien mengalami penurunan berat badan. Pasien mengatakan bahwa bapaknya adalah seorang yang emosional dan bersuara keras bila sedang marah, begitu pula dengan adiknya yang sering bermasalah dengannya. Ia mengatakan bahwa ia mengikuti sifat bapaknya dan karena itu pasien sering marah-marah dan sulit mengendalikannya.
Riwayat gangguan sebelumnya Riwayat hipertensi dan DM tidak ada. Riwayat Kehidupan pribadi Riwayat perinatal Pasien dilahirkan dengan persalinan normal Riwayat masa kanak-kanak dan masa remaja
Pasien merasa tidak ada gangguan kesehatan yang berarti saat masa kanak-kanak maupun remaja. Pasien bermain dan bergaul layaknya anak normal lainnya dan tidak memiliki masalah dengan anak-anak lainnya.
Masa dewasa saat kuliah pasien mulai mengalami cepat emosi
dan sulit ia kendalikan.
Riwayat Kehidupan KeluargaPasien adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara,
dengan hubungan antara saudaranya, ayah dan suaminya terdapat masalah.
Pasien dibesarkan di keluarga yang cepat emosi. Pasien mempunyai seorang suami dengan mempunyai 1 orang anak kelas 2 SD. Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tua dan 2 saudaranya yang telah meikah dan memiliki anak.
kegiatan sehari hari pasien yatu mengantar jemput anaknya dan megerjakan pekerjaan rumah.
Situasi Sekarang Pasien mengaku sering emosi atas
tingkah laku dan sikap orang dirumah orangtuanya. Dan bilas pasien emosi sulit untuk dikendalikan.
Sekarang pasien menjadi cepat capek bila melakukan kegiatan yang ringan, dan mengalami penurunan nafsu makan, serta tidak mempunyai banyak keinginan.
Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/90 mmHg Nadi : 76 x/menit Pernapasan : 18 x/menit Suhu : 36,7ºC
pemeriksaan lain dalam batas normal tidak ditemukan kelainan.
STATUS INTERNUS
Emosi Yang TerlibatSelain itu pasien merasa cepat marah dan gelisah
akibat keadaan keluarganya saat ini Evaluasi
Pengalaman baik : koopertifPengalaman buruk : pasien kurang terbuka saat
ditanya mengenai masalah pada keluarga saat ia kuliah sebagai penyebab ia tidak bisa mengendalikan emosinya
Kekurangan Penanganan
Pada kasus ini kurang terbukanya pasien dalam mengemukakan/ menceritakan soal pekerjaan. Sehingga diperlukan tehnik wawancara serta pendekatan pada pasien agar pasien lebih terbuka.
Jika dikaitkan dengan kasus:Pada kasus ini, salah satu kemungkinan sulit tidur yang dialami oleh pasien disebabkan oleh permasalahan dengan rekan sekerjanya. Tahap tidur restoratif pada penderita ini berkurang sehingga penderita merasa tidurnya tidak pulas. Hal ini menyebabkan penderita sering mengantuk pada waktu bekerja.
Gangguan tidur dapat dibagi menjadi gangguan instrinsik dan ekstrinsik. Gangguan ekstrinsik meliputi higiene tidur, penggunaan narkoba, dan stres situasional. Gangguan intrinsik meliputi insomnia psikofisiologik, insomnia primer atau idiopatik, apnea obstruktif saat tidur, gangguan tidur akibat rotasi kerja, dan gangguan irama sirkardian. Insomnia pada penderita ini dapat digolongkan sebagai insomnia ekstrinsik karena gangguan tidurnya disebabkan oleh stres situasional. Hipertensi yang terjadi pada penderita ini merupakan hipertensi tipe ringan. Hal ini mungkin disebabkan oleh insomnia sehingga untuk mengatasi hipertensinya yang perlu dilakukan adalah mengatasi insomnianya terlebih dahulu.
Sisi Pasien Kemungkinan kesulitan tidur dikarenakan konflik dengan rekan kerja.
Untuk dapat mengatasi hal tersebut maka pasien dapat diberikan
konseling.
Edukasi higiene tidur
Segi terapist Menerapkan Tehnik wawancara psikiatri
Kesimpulan
KONSELING:
Merupakan proses membantu seseorang untuk belajar menyelesaikan masalah
interpersonal, emosional dan atau memutuskan hal tertentu.
KRITERIA KONSELING
◦ Fokus pada masalah klien.
◦ Percakapan dua arah.
◦ Terstruktur: menyambut, membahas, membantu menetapkan pilihan,
mengingatkan.
◦ Bertujuan membantu klien untuk mengenal dirinya, memahami
permasalahannya, melihat peluang dan mencari alternatif penyelesaiannya.
◦ Memerlukan kemampuan melakukan komunikasi interpersonal.
◦ Dilakukan dalam suasana yang menjamin rasa aman dan nyaman.
Edukasi Higiene tidur
Yang harus dilakukan:
Tidur pada waktu yang sama setiap harinya.
Bangun tidur pada waktu yang sama setiap harinya.
Berolah raga teratur setiap harinya, terutama pada pagi hari.
Biarkan terpapar dengan lampu yang terang, terutama pada senja hari.
Jagalah suhu ruangan yang menyenangkan di kamar tidur anda.
Jagalah agar kamar tidur tenang ketika tidur.
Usahakan kamar tidur anda cukup gelap untuk memudahkan tidur.
Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur
Minum obat sesuai petunjuk. Minumlah obat tidur (jika diperlukan) satu jam sebelum tidur, sehingga
dapat menyebabkan rasa mengantuk ketika berbaring, atau 10 jam sebelum bangun tidur, untuk
mencegah rasa mengantuk pada siang hari.
Lakukan latihan relaksasi sesaat sebelum tidur a.l. relaksasi otot, pijatan, mandi dengan air hangat atau
bermeditasi.
Usahakan kaki dan tangan hangat. Gunakan kaos kaki dan/atau sarung tangan pada saat tidur.
Yang tidak boleh dilakukan:
Olah raga sesaat sebelum tidur.
Melakukan kegiatan yang membangkitkan semangat sesat sebelum tidur, seperti melakukan
permainan kompetitif, menonton acara televisi atau film, atau bercakap-cakap mengenai
masalah penting dengan pasangan anda.
Makan/minum yang mengandung kafein pada malam hari (kopi, teh, coklat, soda, dll).
Membaca buku atau menonton televisi di tempat tidur.
Minum alkohol untuk membantu tidur (Dianjurkan minum alkohol 4 jam sebelum tidur).
Tidur dengan perut lapar atau terlalu kenyang.
Minum obat tidur tidur tanpa sepengetahuan dokter. Toleransi (dosis obat harus ditingkatkan
untuk mencapai suatu efek) dapat terjadi secara cepat dengan dengan pengobatan ini.
Tidur sejenak pada senja hari.
TEKNIK WAWANCARA PSIKIATRI
Pendekatan wawancara
a. Kesan pertama berdampak pada relasi selanjutnya
b. Secara elektrik (rinci dan selektif)
c. Holistik (memandang manusia sebagai satu
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan
yaitu dari segi : organo-biologis, psiko-edukatif dan
sosio-kultural)
d. Tidak hanya mencari riwayat penyakit, tapi juga
memperhatian perasaan pasien dan membina
hubungan baik dengan pasien.
Bina hubungan baik dokter-pasien
1. Beri salam sambil tersenyum
2. Perkenalkan diri
3. Duduk berhadapan, ada kontak mata
4. Lingkungan nyaman, tidak bising dan tidak banyak intervensi (bunyi
telepone, orang lalu lalang dll)
5. Topik (isi pembicaraan ) harus sama antara terapis dengan pasien
6. Sesuaikan bahasa serta tingkat komunikasi dengan keadaan pasien
7. Hargai pasien & perhatikan perasaannya
8. Bila ingin bertanya kepada keluarga, minta izin terlebih dulu kepada
pasien.
Teknik memulai wawancara
◦ Bantu pasien agar merasa cukup nyaman
memberikan informasi
◦ Perhatikan komunikasi pasien, baik verbal
maupun nonverbal
◦ Pada awal wawancara biarkan pasien
mengemukakan keluhannya, yang membawa dia
mencari pertolongan
Perhatian secara nonverbal biarkan pasien menceritakan hal yang mereka
anggap penting . lakukan kontak mata, anggukan kepala untuk menunjukkan
bahwa anda tertarik
Fasilitasi komentar seperti ” Bisa anda cerita lebih lanjut tentang itu” akan
menolong pasien memusatkan pada ceritanya.
Menyimpulkan misalnya: Jadi anda mengalami sedih sejak 3 minggu ini,
sulit tidur dan berat badan menurun”. Hal ini membuat pasien merasa anda
mendengarkan dan dia dapat mengoreksi kesalahan
Klarifikasi untuk menyimpulkan dan menghubungkan satu sama lain.
Misalnya ” jadi anda merasa sedih dan susah tidur setelah anak dikeluarkan
dari sekolah?”
Cara mengakhiri Wawancara:
Setelah wawancara dilakukan dan pemeriksaan
merasa sudah cukup data-data menyimpulkan
hasil pemeriksaan, maka disampaikan
kesimpulan dari hasil wawancara pada keluarga
pasien serta rencana pertemuan selanjutnya
dan rencana pengobatan yang akan diberikan
pada pasien.
TERIMA KASIH
Top Related