7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
1/28
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1 DEFINISI
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel
dan elemennnya yang ditandai dengan obsruksi aliran udara bersifat reversible dengan atau
tanpa pengobatan. Inflamasi kronik yang merupakan hasil interaksi antara banyak sel, elemen
seluler dan sitokin menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan
bronkospassme dengan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat
dan batuk-batuk terutama pada malam atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan
obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan biasanya terdapat atopi pada pasien dan atau
keluarganya.
Pedoman Nasional Asma Anak menggunakan batasan yang praktis dalam bentuk
batasan operasional yaitu mengi berulang dan atau batuk persisten dengan karakteristik
sebagai berikut: timbul seara episodik, enderung pada malam hari!dini hari "nokturnal#,
musiman, adanya faktor penetus diantaranya aktivitas fisis, dan bersifat reversibel baik
seara spontan maupun dengan pengobatan, serta adanya ri$ayat asma atau atopi lain pada
pasien!keluarganya.
1.2 EPIDEMIOLOGI
%ilaporkan bah$a sejak dua dekade terakhir prevalensi asma meningkat, baik
pada anak-anak maupun de$asa. %i negara-negara maju, peningkatan berkaitan dengan
polusi udara dari industri maupun otomotif, interior rumah, gaya hidup, kebiasaan merokok,
pola makanan, penggunaan susu botol dan paparan alergen dini. Asma mempunyai dampak
negatif pada kehidupan penderitanya termasuk untuk anak, seperti menyebabkan anak sering
tidak masuk sekolah dan total asma di dunia diperkirakan &,'( ")( pada de$asa dan *+(
pada anak#.
erdapat variasi prevalensi, angka pera$atan, dan mortalitas asma, baik regional
maupun lokal, perbedaaan tersebut belum jelas apakah prevalensi memang berbeda atau
karena perbedaan kriteria diagnosis. ntuk mengatasi hal tersebut telah dilaksanakan
penelitian multisenter di beberapa negara menggunakan definisi asma yang sama, dengan
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
2/28
menggunakan kuesioner standart. alah satu penelitian multisenter yang dilaksanakan yaitu
International Study of Asthma and Allergy in Children "IAA/#.
elah dilakukan penelitian IAA/ fase I pada tahun *00), yang dilanjutkan dengan
IAA/ fase III pada tahun '++'. Penelitian IAA/ fase I telah dilaksanakan di 1) negara,
meliputi *11 senter, pada anak usia ) - & tahun dan *2 - *3 tahun. Penelitian IAA/
menggunakan kuesioner standar dengan pertanyaan:4Have you "your child# had wheezing or
whistling in the chest in the last 12 months?4 ntuk mengelompokkan dalam diagnosis asma
bila ja$abannya 56a4. Pada anak usia *2 7 *3 tahun selain diminta mengisi kuesioner juga
diperlihatkan video asma. 8asilnya ternyata sangat bervariasi. ntuk usia *2 7 *3 tahun yang
terendah di Indonesia "*,)(# dan yang tertinggi di Inggris, sebesar 2),9(.
urvey mengenai prevalens asma di Eropa telah dilakukan di & negara "Asthma
insights & Reality in uro!e " AIR# meliputi &2.99+ rumah tangga, yang berjumlah
'*2.*19 orang. 8asil survei mendapatkan prevalensi populasi current asthma sebesar ',&(.
Penelitian mengenai prevalensi asma di Indonesia telah dilakukan di beberapa pusat
pendidikan, namun belum semuanya menggunakan kuesioner standar. Pada abel *. dapat
dilihat beberapa hasil survei prevalensi asma pada anak di Indonesia.
%i umah akit %r. oetomo urabaya kunjungan penderita asma diba$ah usia 1
tahun di Instalasi a$at %arurat pada tahun *00& adalah '20 anak dari 9003 anak " ',) (#,
pada tahun '++' adalah 3&' anak dari *3.0') anak " 2,* (# " %ata rekam medik I% %r.
oetomo urabaya#.
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
3/28
;erbagai faktor mempengaruhi tinggi rendahnya prevalens asma di suatu tempat, antara lain
umur, gender, ras, sosio-ekonomi dan faktor lingkungan.
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
4/28
penyebab dermatitis atopik. % tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, bahkan
dengan mikroskop pun sulit dilihat tanpa sinar dari samping. ntuk hidup, %
jenis$ermato!hagoides !teronyssinus diperlukan suhu sekitar '1-2+o/, dengan
kelembaban nisbi diatas 1+( dan untuk jenis$% farinaedapat bertahan hidup sampai
suhu *1o/ dan kelembaban nisbi 3+(. Populasi % banyak ditemukan pada
permukaan kasur baik dari kapuk maupun dari busa, sebab untuk makanan %
diperlukan serpihan kulit manusia.
2. In&eks' sauran na(as
ekitar 3'( eksaserbasi asma dihubungkan dengan infeksi virus, terbanyakres!iratory
syncytial virus "?# pada masa bayi dan anak keil dan!arainfluenza viruspada anak
yang lebih besar. Akibat infeksi virus terjadi erusaan sel epitel saluran napas dan
pajanan alergen pada reseptor aferen nervus vagus dan berakibat suatu bronkospasme
dan serangan asma. =engi pertama pada bayi perlu dipertimbangkan antara bronkiolitis
atau sebagai serangan pertama asma. @eduanya bisa disebabkan oleh ? dan sulit
dibedakan satu dengan yang lain. %emikian pula pada perjalanan penyakit selanjutnya,
dimana penderita dengan bronkiolitis mempunyai kemungkinan 2 kali lebih besar untuk
berlanjut dengan mengi di kemudian hari dibandingkan anak normal. Infeksi bakteri
umumnya jarang ada hubungannya dengan serangan asma.
3. E$os'
Emosi dapat meningkatkan aktivitas saraf parasimpatikus, sehingga terjadi pelepasan
asetilkolin dan mengakibatkan serangan asma.
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
5/28
a# Bahan iritan
Iritan sebagai penetus asma menakup bau at, hair s!ray#parfum, udara dan air
dingin, juga oon dan bahan industri kimia yang dapat menimbulkan hiperreaktivitas
bronkus dan inflamasi.
b# Asap rokok
Asap rokok mengandung beberapa partikel yang dapat dihirup, seperti hidrokarbon
polisiklik, karbonmonoksida, nikotin, nitrogen dioksida, dan akrolein. Asap rokok
atau asap obat nyamuk bakar dapat menyebabkan kerusakan epitel bersilia,
menurunkan klirens mukosiliar, dan menghambat aktivasi fagosit serta efek bakterisid
makrofag, sehingga terjadi hiperreaktivitas bronkus.
# Refluks gastroesofagus
efluks isi lambung ke saluran napas dapat memperberat asma pada anak dan
merupakan salah satu penyebab asma nokturnal.
d# Obat dan bahan kimia
Aspirin dapat sebagai penetus serangan asma melalui proses alergi dan non alergi.
Angka kejadiannya pada orang de$asa adalah antara 3-'9(, tetapi jarang pada anak.
Bbat lain yang perlu diperhatikan sebagai penetus serangan asma adalah obat
antiiflamasi seperti indometasin, ibuprofen, fenilbutason, asam mefenamat, dan b-
bloker.;agi penderita yang alergi terhadap aspirin, mempunyai kemungkinan besar
juga alergi terhadap bahan-bahan kimia seperti tartrain "pe$arna kuning untuk
kapsul obat# dan sodium benoat sebagai penga$et makanan atau minuman.
e# Hormon
Asma dapat timbul atau diperberat oleh menstruasi, segera sebelum atau setelah
menstruasi. Pemakaian pil @;, terkadang dapat memperberat asma.
1.*PATOGENESIS ASMA
Asma merupakan suatu proses inflamasi kronik yang khas, melibatkan dinding
saluran respiratorik, menyebabkan terbatasnya aliran udara dan peningkatan reaktivitas
saluran napas. Cambaran khas adanya inflamasi saluran respiratorik adalah aktivasi eosinofil,
sel mast, makrofag, dan sel limfosit. pada mukosa dan lumen saluran respiratorik. Proses
inflamasi ini terjadi meskipun asmanya ringan atau tidak bergejala.
Pada banyak kasus terutama pada anak dan de$asa muda, asma dihubungkan dengan
manifestasi atopi melalui mekanisme IgE-de!endent. Pada populasi diperkirakan faktor atopi
memberikan kontribusi pada 3+ ( penderita asma anak dan de$asa.
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
6/28
eaksi imunologik yang timbul akibat paparan dengan alergen pada a$alnya
menimbulkan fase sensitisasi. Akibatnya terbentuk Ig E spesifik oleh sel plasma. Ig E
melekat pada
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
7/28
Ga$#ar.1 Pato!enes's As$a
Re$o"e'n! Sauran Na(as
Proses inflamasi kronik pada asma akan menimbulkan kerusakan jaringan yang seara
fisiologis kan diikuti oleh proses penyembuhan "healing proess# yang menghasilkan
perbaikan "repair# dan pergantian sel-sel mati atau rusak dengan sel-sel yang baru. Proses
penyembuhan tersebut melibatkan regenerasi atau perbaikan jaringan yang rusak dengan jenis
sel parenkim yang sama dan pergantian jaringan yang rusak dengan jaringan penyambung
yang menghasilkan skar. Pada asma, kedua proses tersebut berkontribusi dalam proses
penyembuhan dan inflamasi yang kemudian akan menghasilkan perubahan struktur yang
mempunyai mekanisme sangat kompleks dan belum banyak diktahui yang dikenal dengn
airway remodeling.=ekanisme tersebut sangat heterogen dengan proses yang sangat dinamis
dari diferensiasi, migrasi, maturasi, dediferensiasi sel sebagaimana deposit jaringan
penyambung dengan diikuti oleh pergantian atau perubahan struktur dan fungsi yang
dipahami sebagai fibrosis dan peningkatan otot polos dan kelenjar muus.@erusakan epitel
bronkus adalah akibat dilepaskannya sitokin dari sel inflamasi seperti eosinofil. @ini
dibuktikan bah$a otot polos saluran napas juga memproduksi sitokin dan kemokin seperti
eotaFin, ANE, C=-/< dan ID-1, juga faktor pertumbuhan dan mediator lipid, sehingga
mengakibatkan penumpukan kolagen di lamina propia.
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
8/28
Pada proses remodeling yang berperan adalah sitokin ID3, C< beta dan Eosinophil
Cro$th
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
9/28
Inflamasi saluran napas yang ditemukan pada pasien asma diyakini merupakan hal
yang mendasari gangguan fungsi saluran pernapasan berupa obstruksi saluran napas yang
menyebabkan hambatan aliran udara yang dapat kembali seara spontan atau setelah
pengobatan. Perubahan fungsional yang dihubungkan dengan gejala khas pada asma > batuk,
sesak dan wheezing dan disertai hipereaktivitas saluran respiratorik terhadap berbagai
rangsangan. ;atuk sangat mungkin disebabkan oleh stimulasi saraf sensoris pada saluran
respiratorik oleh mediator inflamasi dan terutama pada anak, batuk berulang bisa jadi
merupakan satu-satunya gejala asma yang ditemukan.
Proses patologi pada serangan asma termasuk adanya konstriksi bronkus, udema
mukosa dan infiltrasi dengan sel-sel inflamasi "eosinofil, netrofil, basofil, makrofag# dan
deskuamasi sel-sel epitel. %ilepaskannya berbagai mediator inflamasi seperti histamin,
lekotriene /3, %3 dan E3, P.A.< yang mengakibatkan adanya konstriksi bronkus, edema
mukosa dan penumpukan mukus yang kental dalam lumen saluran nafas. umbatan yang
terjadi tidak seragam!merata di seluruh paru. Atelektasis segmental atau subsegmental dapat
terjadi. umbatan jalan nafas menyebabkan peningkatan tahanan jalan nafas yang tidak
merata di seluruh jaringan bronkus, menyebabkan tidak padu padannya ventilasi dengan
perfusi (ventilation+!erfusion mismatch)% 8iperinflasi paru yang merupakan kompensasi
kaibat obstruksi saluran napas menyebabkan penurunan com!lianceparu, sehingga terjadi
peningkatan kerja nafas. Peningkatan tekanan intrapulmonal yang diperlukan untuk ekspirasi
melalui saluran nafas yang menyempit, dapat makin mempersempit atau menyebabkan
penutupan dini saluran nafas, sehingga meningkatkan resiko terjadinya pneumotoraks.
Peningkatan tekanan intratorakal mungkin mempengaruhi arus balik vena dan mengurangi
urah jantung yang bermanisfestasi sebagai pulsus paradoksus.
?entilasi perfusi yang tidak padu padan, hipoventilasi alveolar, dan peningkatan kerja nafas
menyebabkan perubahan dalam gas darah. Pada a$al serangan, untuk mengkompensasi
hipoksia terjadi hiperventilasi sehingga kadar Pa/B'yang akan turun dan dijumpai alkalosis
respiratorik. elanjutnya pada obstruksi jalan nafas yang berat, akan terjadi kelelahan otot
nafas dan hipoventilasi alveolar yang berakibat terjadinya hiperkapnia dan asidosis
respiratorik. @arena itu jika dijumpai kadar Pa/B'yang enderung naik $alau nilainya masih
dalam rentang normal, harus di$aspadai sebagai tanda kelelahan dan anaman gagal nafas.
elain itu dapat terjadi pula asidosis metabolik akibat hipoksia jaringan dan produksi laktat
oleh otot nafas. 8ipoksia dan asidosis dapat menyebabkan vasokontriksi pulmonal, namun
jarang terjadi komplikasi cor !ulmonale. 8ipoksia dan vasokontriksi dapat merusak sel
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
10/28
alveoli sehingga produksi surfaktan berkurang atau tidak ada, dan meningkatkan resiko
terjadinya atelektasis.
1., DIAGNOSIS
Man'&estas' k'n's "an D'a!nos's
%iagnosis asma didasarkan oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk,
sesak napas, mengi, rasa berat di dada dan variability yang berkaitan dengan uaa.
Anamnesis yang baik ukup untuk menegakkan diagnosis ditambah dengan pemeriksaan
jasmani dan pengukuran faal paru terutama reversibiliti kelainan faal paru, akan lebih
meningkatkan nilai diagnostik.
i$ayat penyakit atau gejala :
;ersifat episodik, seringkali reversible dengan atau tanpa pengobatan
Cejala berupa batuk, sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
Cejala timbul atau memburuk terutama malam atau dini hari
%ia$ali oleh faktor penetus yang bersifat individu
espons terhadap pemberian bronkodilator
8al lain yang perlu dipertimbangkan dalam ri$ayat penyakit :
i$ayat keluarga "atopi#
i$ayat alergi "atopi#
Penyakit lain yang memberatkan
Perkembangan penyakit dan pengobatan
Cejala asma bervariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan jasmani dapat normal.
@elainan pemeriksaan jasmani yang paling sering ditemukan adalah mengi pada auskultasi.Pada sebagian penderita auskultasi dapat terdengar normal $alaupun pada pengukuran
objektif "faal paru# terdapat penyempitan jalan napas.
ehubungan dengan kesulitan mendiagnosis asma pada anak keil., khususnya anak di
ba$ah 2 tahun, respons yang baik terhadap obat bronkodilator dan steroid sistemik "1 hari#
dan dengan penyingkiran penyakit lain diagnosis asma menjadi lebih definitif. ntuk anak
yang sudah besar "H) tahun# pemeriksaan faal paru sebaiknya dilakukan. ji fungsi paru yang
sederhana dengan!ea flow meter, atau yang lebih lengkap dengan spirometer. ji provokasi
bronkus dengan histamin, metakolin, latihan "e'ercise)# udara kering dan dingin atau dengan
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
11/28
Na/l hipertonis, sangat menunjang diagnosis. Pemeriksaan ini berguna untuk mendukung
diagnosis asma anak melalui 2 ara yaitu didapatkannya :
*. ?ariabilitas pada P
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
12/28
dilakukan baik pada kelompok yang patut diduga asma maupun yang bukan asma "lihat alur
diagnosis asma, #. %engan ara tersebut di atas, maka penyakit tuberkulosis yang mungkin
bersamaan dengan asma akan terdiagnosis dan diterapi. Pasien ; yang memerlukan steroid
untuk pengobatan asmanya, steroid sistemik jangka pendek atau steroid inhalasi tidak akan
memperburuk tuberkulosisnya karena sudah dilindungi dengan obat ;. =enurut
pengamatan di lapangan,sering terjadi overdiagnosis ; dan underdiagnosis asma, karena
pada pasien anak dengan batuk kronik berulang sering kali yang pertama kali dipikirkan
adalah ;, bukan asma.
;erdasakan alur diagnosis asma anak, setiap anak yang menunjukkan gejala batuk dan
! atau wheezing maka diagnosis akhirnya dapat berupa :
*. Asma
'. Asma dengan penyakit lain
2. ;ukan asma
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
13/28
Ga$#ar +. Aur D'a!nos's As$a Pa"a Anak
Pada anak dengan gejala dan tanda asma yang jelas, serta respons terhadappemberian obat bronkodilator
baik sekali, maka tidak perlu pemeriksaan iagnostik lebih lanjut. ;ila respons terhadap obat
asma tidak baik, sebelummemikirkan diagnosis lain, maka perlu dinilai dahulu beberapa hal.
8al yangperlu dievaluasi adalah apakah penghindaran terhadap penetus sudah
dilakukan,apakah dosis obat sudah adekuat, ara dan $aktu pemberiannya sudah benar,
sertaketaatan pasien baik. ;ila semua aspek tersebut sudah dilakukan dengan baik danbenar.
=aka perlu dipikirkan kemungkinan diagnosis bukan asma.
Pada pasien dengan batuk produktif, infeksi respiratorik berulang, gejalarespiratorik
sejak masa neonatus, muntah dan tersedak, gagal tumbuh, ataukelainan fokal paru dan
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan yangperlu dilakukan adalah foto ontgen
paru, uji fungsi paru, dan uji provokasi.elain itu mungkin juga perlu diperiksa foto ontgen
sinus paranasalis, ujikeringat, uji imunologis, uji defisiensi imun, pemeriksaan refluks, uji
mukosilier,bahkan tindakan bronkoskopi.
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
14/28
1.- KLASIFIKASI
Kas'&'kas'
@lasifkasi asma sangat diperlukan karena berhubungan dengan tatalaksana lanjutan
"jangka panjang#. CINA membagi asma menjadi 3 klasifikasi yaitu asma intermiten, asma
persisten ringan, asma persisten sedang, dan asma persisten berat.' ;erbeda dengan CINA,
PNAA membagi asma menjadi 2 yaitu asma episodik ringan, asma episodik sedang, dan
asma persisten. %asar pembagian ini karena pada asma anak kejadian episodik lebih sering
dibanding persisten "kronisitas#. %asar pembagian atau klasifikasi asma pada anak adalah
frekuensi serangan, lamanya serangan, aktivitas diluar serangan dan beberapa pemeriksaan
penunjang .
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
15/28
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
16/28
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
17/28
1. PENATALAKSANAAN
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
18/28
Penataaksanaan
*. Edukasi terhadap pasien dan keluarga
6ang paling penting pada penatalaksanaan asma yaitu edukasi pada pasien dan orang
tuanya mengenai penyakit, pilihan pengobatan, identifikasi dan penghindaran alergen,
pengertian tentang kegunaan obat yang dipakai, ketaatan dan pemantauan, dan yang paling
utama adalah menguasai ara penggunaan obat hirup dengan benar. Edukasi sebaiknya
diberikan seara individual seaa bertahap. Pada a$al konsultasi perlu dijelaskan diagnosis
dan informasi sederhana tentang maam pengobatan, alasan pemilihan obat, ara
menghindari penetus bila sudah dapat diidentifikasi maamnya. @emudian perlu
diperagakan penggunaan alat inhalasi yang diikuti dengan anak diberi kesempatan menoba
sampai dapat menggunakan dengan teknik yang benar.
;erikut beberapa hal yang mendasar tentang edukasi asma yang dapat diberikan pada pasien
dan keluarganya:
- Asma adalah penyakit inflamasi kronik yang sering kambuh
- @ekambuhan dapat diegah dengan obat anti inflamasi dan mengurangi paparan terhadap
faktor penetus
- Ada dua maam obat yaitu reliever dan controller
- Pemantauan mandiri gejala dan PE< dapat membantu penderita dan keluarganya mengenali
kekambuhan dan segera mengambil tindakan guna menegah asma menjadi lebih berat.
Pemantauan mandiri juga memungkinkan penderita dan dokter menyesuaikan renana
pengelolaan asma guna menapai pengendalian asma jangka panjang dengan efek samping
minimal.
%okter harus menjelaskan tentang perilaku pokok guna membantu penderita
menerapkan anjuran penatalaksanaan asma dengan ara:
- penggunaan obat-obatan dengan benar
- pemantauan gejala, aktivitas dan PE
- segera menari pertolongan yang tepat dan berkomunikasi seara efektif dengan dokter
yang memeriksa>
- menjalankan strategi pengendalian lingkungan guna mengurangi paparan alergen dan iritan>
Edukasi yang baik memupuk kerja sama antara dokter dan penderita "dan
keluarganya# sehingga penderita dapat memperoleh keterampilan pengelolaan mandiri "self
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
19/28
management# untuk berperan-serta aktif. Penelitian yang dilakukan Cuevara menunjukkan
bah$a edukasi dapat meningkatkan fungsi paru dan perasaan mampu mengelola diri seara
mandiri, mengurangi hari absensi sekolah, mengurangi kunjungan ke C% dan berkurangnya
gangguan tidur pada malam hari sehingga sangat penting program edukasi sebagai salah satu
penatalaksanaan asma pada anak
'.-engevaluasi lasifiasi.e!arahan asma
@riteria asma terkontrol
- idak ada gejala asma atau minimal
- idak ada gejala asma malam
- idak ada keterbatasan aktivitas
- Nilai APE!?EP* normal
- Penggunaan obat pelega napas minimal
- idak ada kunjungan ke C%
@lasifikasi
- Asma terkontrol total: bila semua kriteria asma terkontrol dipenuhi
- Asma terkontrol sebagian: bila terdapat 2 kriteria asma terkontrol
- Asma tak terkontrol: bila kriteria asma terkontrol tidak menapai 2 buah
2.-enghindari !a/anan terhada! fator risio
atalaksana tentang penghindaran terhadap penetus memegang peran yang ukup.
erangan asma akan timbul apabila ada suatu faktor penetus yang menyebabkan terjadinya
rangsangan terhadap salur an respiratorik yang berakibat terjadi bronkokonstriksi, edema
mukosa, dan hipersekresi. Penghindaran terhadap penetus diharapkan dapat mengurangi
rangsangan terhadap saluran respiratorik
3% *atalasana asma /anga !an/ang0#
ujuan tatalaksana asma anak seara umum adalah untuk menjamin terapainya potensi
tumbuh kembang anak seara optimal. eara lebih rini tujuan yang ingin diapai adalah :2
*. Pasien dapat menjalani aktivitas normalnya, termasuk bermain dan berolahraga.'. esedikit mungkin angka absensi sekolah.
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
20/28
2. Cejala tidak timbul siang ataupun malam hari.
3. ji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada variasi diurnal yang menolok.
1. @ebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan.
). Efek samping obat dapat diegah agar tidak atau sesedikit mungkin timbul, terutama yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
As$a E('so"'k /aran!
Asma episodik jarang ukup diobati dengan obat pereda "reliever# seperti '-agonis
dan teofilin. Penggunaan '-agonis untuk meredakan serangan asma biasanya digunakan
dalam bentuk inhalasi. Namun, pemakaian obat inhalasi!hirupan "-etered $ose Inhaler atau
$ry owder Inhaler# ukup sulit untuk anak usia kurang dari 1 tahun dan biasanya hanya
diberikan pada anak yang sudah mulai besar "usia J1 tahun# dan inipun memerlukan teknik
penggunaan yang benar yang juga tidak selalu ada dan mahal harganya.2 ;ila obat hirupan
tidak ada!tidak dapat digunakan, maka -agonis diberikan per oral. Penggunaan teofilin
sebagai bronkodilator semakin kurang berperan dalam tatalaksana asma karena batas
keamanannya sempit. Namun mengingat di Indonesia obat -agonis oralpun tidak selalu ada
maka dapat digunakan teofilin dengan memperhatikan kemungkinan timbulnya efek
samping.0 %i samping itu penggunaan -agonis oral tunggal dengan dosis besar seringkali
menimbulkan efek samping berupa palpitasi, dan hal ini dapat dikurangi dengan mengurangidosisnya serta dikombinasikan dengan teofilin.
@onsensus Internasional III dan juga pedoman Nasional Asma Anak tidak
menganjurkan pemberian anti inflamasi sebagai obat pengendali untuk asma episodik
ringan.0 8al ini juga sesuai dengan CINA yang belum perlu memberikan obat controller
pada Asma Intermiten, dan baru memberikannya pada Asma Persisten ingan "derajat ' dari
3# berupa anti-inflamasi yaitu steroid hirupan dosis rendah, atau kromoglikat hirupan.2 Kika
dengan pemakaian '-agonis hirupan lebih dari 2F!minggu "tanpa menghitung penggunaan
pra-aktivitas fisik# atau serangn sedang!berat munul H*F!bulan atau pengobatan yang
diberikan sudah adekuat dalam $aktu 3-) minggu, namun tidak menunjukkan respon yang
baik maka tatalaksananya berpindah ke asma episodik sering.
As$a E('so"'k Ser'n!
Kika penggunaan '-agonis hirupan sudah lebih dari 2F perminggu "tanpa menghitung
penggunaan praaktivitas fisis# atau serangan sedang!berat terjadi lebih dari sekali dalam
sebulan, maka penggunaan anti-inflamasi sebagai pengendali sudah terindikasi.*,2 ahap
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
21/28
pertama obat pengendali pada asma episodi sering adalah pemberian steroid hirupan dosis
rendah. Bbat steroid hirupan yang sudah sering digunakan pada anak adalah budesonid,
sehingga digunakan sebagai standar. %osis rendah steroid hirupan adalah setara dengan *++-
'++ ug!hari budesonid "1+-*++ ug!hari flutikason# untuk anak berusia kurang dari *' tahun,
dan '++-3++ ug!hari budesonid "*++-'++ ug!hari flutikason# untuk anak berusia di atas *'
tahun. %alam penggunaan beklometason atau budesonid dengan dosis *++-'++ ug!hari, atau
setara flutikason 1+-*++ ug belum pernah dilaporkan adanya efek samping jangka panjang.
esuai dengan mekanisme dasar asma yaitu inflamasi kronik, obat pengendali berupa anti-
inflamasi membutuhkan $aktu untuk menimbulkan efek terapi. Bleh karena itu penilaian
efek terapi dilakukan setelah )-9 minggu, yaitu $aktu yang diperlukan untuk mengendalikan
inflamasinya. Kika setelah pengobatan selama )-9 minggu dengan steroid hirupan dosis
rendah tidak menunjukkan respons "masih terdapat gejala asma atau atau gangguan tidur atau
aktivitas sehari-hari#, maka dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu menaikkan dosis steroid
hirupan sampai dengan 3++ ug!hari yang termasuk dalam tatalaksana Asma Persisten. Kika
tatalaksana dalam suatu derajat penyakit asma sudah adekuat namun responsnya tetap tidak
baik dalam )-9 minggu, maka derajat tatalaksanya berpindah ke yang lebih berat "ste!+u!#.
ebaliknya jika asmanya terkendali dalam )-9 minggu, maka derajatnya beralih ke yang lebih
ringan "ste!+down#. ;ila memungkinkan steroid hirupan dihentikan penggunaannya.
ebelum melakukan ste!+u!, perlu dievaluasi pelaksanaan penghindaran penetus, ara
penggunaan obat, faktor komorbid yang mempersulit pengendalian asma seperti rintis dan
sinusitis.dan dengan penatalaksanaan rinitis dan sinusitis seara optimal dapat memperbaiki
asma yang terjadi seara bersamaan.
As$a Pers'sten
Pada penatalaksanaan asma persisten terdapat dua alternative yaitu dengan
menggunakan steroid hirupan dosis medium dengan memberikan budenoside '++-3++ ug!hari
budesonid "*++-'++ ug!hari flutikason# untuk anak berusia kurang dari *' tahun, 3++-)++
ug!hari budesonid "'++-2++ ug!hari flutikason# untuk anak berusia di atas *' tahun. elain
itu, dapat digunakan alternatif pengganti dengan menggunakan steroid hirupan dosis rendah
ditambah dengan DA;A "ong Acting +2 Agonist# atau ditambahkan *heo!hylline Slow
Release "# atau ditambahkanAnti+euotriane Rece!tor (A*R%)
Apabila dengan pengobatan tersebut selama )-9 minggu tetap terdapat gejala asma, maka
dapat diberikan alternatif lapis ketiga yaitu dapat meningkatkan dosis kortikosteroid sampai
dengan dosis tinggi pada pemberian H3++ ug!hari budesonid "H'++ ug!hari flutikason# untuk
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
22/28
anak berusia kurang dari *' tahun, dan H)++ ug!hari budesonid "H2++ ug!hari flutikason#
untuk anak berusia di atas *' tahun.3atau tetap dosis medium ditambahkan dengan DA;A,
atau , atau AD. Penambahan DA;A pada steroid hirupan telah banyak dibuktikan
keberhasilannya yaitu dapat memperbaiki
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
23/28
+. Pengobatan eksaserbasi akut
Eksaserbasi "serangan asma# adalah episode perburukan gejala-gejala asma seara
progresif. erangan akut biasanya munul akibat pajanan terhadap faktor penetus,
sedangkan serangan berupa perburukan bertahap menerminkan kegagalan pengobatan
jangka panjang. =enurut buku Pedoman Nasional Asma Anak @@ Pulmonologi I%AI
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
24/28
'++', penyakit asma dibagai dalam 2 kelompok berdasarkan frekuensi serangan dan
kebutuhan obat, yaitu asma ringan, sedang,dan berat.
elain klasifikasi derajat penyakit asma di atas, asma juga dapat dinilai berdasarkan
derajat serangannya, yaitu serangan ringan, sedang, dan berat. Kadi perlu dibedakan antara
derajat penyakit asma "aspek kronik# dengan derajat serangan asma "aspek akut#. eorang
penderita asma berat "persisten# dapat mengalami serangan ringan saja. ebaliknya seorang
penderita asma ringan "episodik!jarang# dapat mengalami serngan asma berat, atau bahkan
serangan anaman henti nafas yang dapat mengakibatkan kematian. erapi yang diberikan
bergantung pada beratnya derajat serangan asma.
atalaksana serangan asma dilakukan dengan tujuan untuk meredakan penyempitan
jalan nafas seepat mungkin, mengurangi hipoksemia, mengembalikan fungsi paru ke
keadaan normal seepatnya, dan merenaanakan tatalaksana menegah kekambuhan.
Tataaksana Seran!an
*. atalaksana di rumah
ntuk serangan ringan dapat digunakan obat oral golongan beta ' agonis atau teofilin.
;ila tersedia, lebih baik digunakan obat inhalasi karena onsetnya lebih epat dan efek
samping sistemiknya minimal. Bbat golongan beta ' agonis inhalasi yang dapat digunakan
yaitu =%I dengan atau tanpas!acer atau ne3ulizer.
;ila dalam $aktu 2+ menit setelah inhalasi tidak ada perbaikan atau bahkan terjadi
perburukan harus segera diba$a ke rumah sakit.
'. atalaksana di ruang emergeny
Penderita yang datang dalam keadaan serangan langsung dinilai derajat serangannya.
atalaksana a$al adalah pemberian beta agonis seara nebulisasi. Caram fisiologis dapat
ditambahkan dalam airan nebulisasi. Nebulisasi serupa dapat diulang dengan selang '+
menit. Pada pemberian ketiga dapat ditambahkan obat antikolinergik. atalaksana a$al ini
sekaligus berfungsi sebagai penapis yaitu untuk penentuan derajat serangan, karena penilaian
derajat seara klinis tidak selalu dapat dilakukan dengan epat dan jelas. ;erikut ini
pentalaksanaan serangan asma sesuai derajat serangan:
1% Serangan Asma ringan
Pada serangan asma ringan dengan sekali nebulisasi pasien dapat menunjukkan
respon yang baik. Pasien dengan derajat serangan asma ringan diobservasi *-' jam, jika
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
25/28
respon tersebut bertahan pasien dapat dipulangkan dan jika setelah observasi selama 'jam
gejala timbul kembali, pasien diperlakukan sebagai serangan asma derajat sedang.
ebelum pulang pasien dibekali obat L'-agonis "hirupan atau oral# yang harus diberikan tiap
3-) jam dan jika penetus serangannya adalah infeksi virus, dapat ditambahkan steroid oral
jangka pendek selama 2-1 hari. Pasien juga dianjurkan kontrol ulang ke klinik ra$at jalan
dalam $aktu '3-39 jam untuk evaluasi ulang tatalaksana dan jika sebelum serangan pasien
sudah mendapat obat pengendali, obat tersebut diteruskan hingga evaluasi ulang yang
dilakukan di klinik ra$at jalan.
2% Serangan Asma sedang
Pada serangan asma sedang dengan pemberian nebulisasi dua atau tiga kali pasien
hanya menunjukkan respon parsial "inomplete response# dan pasien perlu diobservasi di
ruang ra$at sehari "Bne day are# dan $alaupun belum tentu diperlukan, untuk persiapan
keadaan darurat, pasien yanga akan diobservasi di ruang ra$at sehari langsung dipasang jalur
parenteral sejak di unit ga$at darurat "C%#.
Pada serangan asma sedang diberikan kortikosteroid sistemik oral metilprednisolon dengan
dosis +,1-* mg!kgbb!hari selama 2-1 hari.
4% Serangan Asma 3erat
Pada serangan asma berat dengan 2 kali nebulisasi berturut-turut pasien tidak
menunjukkan respon yait gejala dan tanda serangan masih ada. Pada keadaan ini pasien harus
dira$at inap dan jika pasien menunjukkan gejala dan anaman henti napas pasien harus
langsung dira$at diruang intensif. Pasien diberikan oksigen '-3 D!menit sejak a$al termasuk
saat dilakukan nebulisasi, dipasang jalur parenteral dan dilakukan foto toraks. Kika ada
dehidrasi dan asidosis, diatasi dengan pemberian airan intravena dan koreksi terhadap
asidosis dan pada pasien dengan serangan berat dan anaman henti napas, foto toraks harus
langsung dibuat untuk mendeteksi kemungkinan pneumotoraks dan pneumomediastinum.
Pada anaman henti napas hipoksemia tetp terjadi $lupun sudah diberi oksigen "kadar
PaB'J)+ mm8g dan atau Pa/B'H31 mm8g#. Pada anaman henti napas diperlukan ventilsi
mekanik.
Nebulisasi dengan - agonisantikolinergik dengan oksigen dilanjutkan tiap *-' jam,
jika dengan 3-) kali pemberian mulai terjadi perbaikan klinis jarak pemberian dapat
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
26/28
diperlebar menjadi 3-) jam. Pasien juga diberikan kortikosteroid intravena +,1-*
mg!kg!;;!hari per bolus setiap )-9 jam dan aminofilin intravena dengan beberapa ketentuan
sebagai berikut:
Kika pasien belum mendapat minofilin sebelumnya, diberikan aminofilin dosis a$al sebesr )-
9 mg!kg;; dilarutkan dlam dekstros 1( atau gram fisiologis sebanyak '+ ml diberikan dalm
'+-2+ menit.
Kika pasien telah mendapat aminofilin sebelumnya "kurang dari 3 jam#, dosis yng diberikan
adalah setengah dari dosis inisial.
ebaiknya kadar aminofilin dalam darah diukur dan dipertahankan sebesar *+-'+M!ml.
elanjutnya, aminofilin dosis rumatan diberikan sebesar +,1-* mg!kg;;!jam.
Kika terjadi perbaikan klinis nebulisasi diteruskan tiap ) jam hingga '3 jam dan pemberian
aminofilin dan kortikosteroid diganti oral, jika dalam '3 jam stabil pasien dapat dipulangkan
dengan dibekali '-agonis "hirupan atau oral# yang diberikan tiap 3-) jam selama *-' hari.
elain itu, steroid oral dilanjutkan hingga pasien kontrol ke klinik ra$at jalan dalam *-' hari
untuk evalasi ulang tatalaksana.
1.0 PENEGAAN
Preent'& "an Interens' D'n'
Penegahan dan tindakan dini harus menjadi tujuan utama dokter, khususnya spesialis
anak dalam menangani anak asma. Pengendalian lingkungan, pemberian AI eksklusif
minimal 3 bulan, penghindaran makanan berpotensi alergenik, pengurangan pajanan terhadap
tungau debu rumah dan rontokan bulu binatang, telah terbukti mengurangi manifestasi alergi
makanan dan prevalens asma jangka panjang diduga ada tetapi masih dalam penelitian.
Penggunaan antihistamin non-sedatif seperti ketotifen dan setiriin jangka panjang
dilaporkan dapat menegah terjadinya asma pada anak dengan dermatitis atopik. Bbat-obat di
atas tidak bermanfaat sebagai obat pengendali asma "controller#. indakan dini pada asma
anak berdasarkan pendapat bah$a keterlambatan pemberian obat pengendali akan berakibat
penyempitan jalan napas yang ireversibel "airway remodeling#.
Faktor Aer!' "an L'n!kun!an
aat ini telah banyak bukti bah$a alergi merupakan salah satu faktor penting
berkembangnya asma. Paling tidak &1-0+( anak asma balita terbukti mengidap alergi, baik
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
27/28
di negara berkembang maupun negara maju. Atopi merupakan faktor risiko yang nyata untuk
menetapnya hiperreaktivitas bronkus dan gejala asma. %erajat asma yang lebih berat dapat
diperkirakan dengan adanya dermatitis atopik. erdapat hubungan antara pajanan alergen
dengan sensitisasi. Pajanan yang tinggi berhubungan dengan peningkatan gejala asma pada
anak."vidence A#
Pengendalian lingkungan harus dilakukan untuk setiap anak asma. Penghindaran
terhadap asap rokok merupakan rekomendasi penting. @eluarga dengan anak asma dianjurkan
tidak tidak memelihara binatang berbulu, seperti kuing, anjing, burung. Perbaikan ventilasi
ruangan, dan penghindaran kelembaban kamar perlu untuk anak yang sensitif terhadap debu
rumah dan tungaunya."vidence A#
Perlu ditekankan bah$a anak asma sering kali menderita rinitis alergika dan!atau
sinusitis yang membuat asmanya sukar dikendalikan. %eteksi dan diagnosis kedua kelainan
itu diikuti dengan terapi yang adekuat akan memperbaiki gejala asmanya.
PROGNOSIS
Prognosis untuk anak muda biasanya baik. ebagian penyembuhan akhir tergantung
pada pertumbuhan diameter jalan napas. Penelitian longitudinal menunjukkan bah$a sekitar
1+( dari semua anak asma bebas gejala dalam *+-'+ tahun, tetapi sering terjadi kekambuhan
pada masa kanak-kanak. Pada anak penderita asma ringan yang timbul antara umur ' tahun
hingga pubertas, angka kesembuhan 1+(, dan hanya 1( yang mengalami penyakit berat.
ebaliknya, anak dengan asma berat dengan ketergantungan steroid dengan ri$ayat sering
ra$at inap di rumah sakit dan jarang membaik, 01( menjadi de$asa yang asmatis.
;eberapa studi kohort menemukan bah$a banyak bayi dengan wheezing tidak
berlanjut menjadi asma pada masa anak dan remajanya. Proporsi kelompok tersebut berkisarantara 31 hingga 91(, tergantung besarnya sampel studi, tipe studi kohort, dan lamanya
pemantauan. Adanya asma pada orang tua dan dermatitis atopik pada anak dengan wheezing
merupakan salah satu indikator penting untuk terjadinya asma dikemudian hari. Apabila
terdapat kedua hal tersebut maka kemungkinan menjadi asma lebih besar atau terdapat salah
satu di atas disertai dengan ' dari 2 keadaan berikut yaitu eosinofia, rinitis alergika, dan
wheezing yang menetap pada keadaan bukan flu.
7/23/2019 referat asma tugas dr Nila.docx
28/28
DAFTAR P4STAKA
*. =angunnegoro,dkk. Asma : Pedoman %iagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia.Kakarta : Penerbit edisi ke *. =artin %unit Dtd,
Dondon'++*>*0-22.
2. CINA. Clobal trategy for Asthma =anagement and Prevention.'++)
3. @@ Pulmonologi PP I%AI. Pedoman Nasional Asma Anak. Kakarta> '++3
1. etia$ati,landia, = =akmuri. atalaksana Asma Kangka Panjang pada Anak. %ivisi
Pulmonologi ;agian Ilmu @esehatan Anak